Tumgik
qiftiyaa · 1 month
Text
mulai diri sendiri
sejujurnya, ada perasaan berat, malu, & hina saat mau menulis prompt kali ini; yang Allah ingin lihat. apa ya? hmm. mungkin karena diri sendiri merasa pendosa dan banyak sekali kekurangan yang Allah tutupi, padahal Allah jelas Maha Mengetahui apa yang tampak dan tidak tampak.
jadi, sudah seberapa besar effort (daya juang) yang kita keluarkan untuk meraih surga? apa kabar penyakit hati yang kemarin muncul? salatmu bagaimana? yakin sudah beres?
@prawitamutia
3 notes · View notes
qiftiyaa · 1 month
Text
(masih) aman
percaya bahwa Allah sebaik-baik penolong? tentu saja! bentuknya? jadi gini ceritanya.
suatu hari sekitar pukul 6 pagi, ada 2 orang laki-laki tidak dikenal bertamu masuk ke rumah. ada ayah sedang duduk berjemur di teras. kebetulan kondisi pagar terbuka sedikit. satu orang berpakaian pegawai kantoran (maksudnya kemeja putih rapi bersepatu) sedang ngobrol di teras. satu lagi berpakaian seperti pekerja kelistrikan/konstruksi, nyelonong masuk ke kamar utama.
karena stranger yang di teras suaranya kencang sekali, sampe terdengar di kamar saya. saya pun melihat keluar ada apa. karena ayah bicaranya terbata-bata. udah curiga; gak enak duluan. belum sampai di teras, saat melihat kamar utama terbuka lebar, loh kok ada stranger masuk sok-sok melihat langit-langit kamar. TANPA lepas sepatu. woelaah. SIAPA ANDA MASUK RUMAH ORANG GADA SOPAN-SOPANNYA 😭. sebal sekali. langsung saja, saya tegur. "loh, pak. ada apa?" "gak, kok, mbak. lihat-lihat aja." "bapak siapa? darimana?" "ini, mbak. mau ada kabel listrik." APASIH PAK. GAK JELAS BANGET INI NGOMONGNYA. MENCURIGAKAN. GAK MASUK AKAL.
lagian, umumnya mulai jam kerja kisaran 7-8 pagi. lah, mereka ini jam 6 udah main nyelonong rumah orang. mana ada kabel listrik umum, lihatnya dari dalam kamar!? gamau su'udhon tapi udah jelas banget mau berbuat jahat😡.
orangnya gak menatap mata. orang kalo berkomunikasi dengan kontak mata. ini tuh, gaaakk😭. memalingkan wajah sambil nunjuk langit-langit. kayak mandor yang sedang merencanakan sesuatu gitulo. saya mencari ibuk yang sedang prepare sayur. lah, beliau juga gak tau ada stranger masuk rumah.
saya samperin lagi bapak yang tadi di kamar, tapi sudah gaada. berjalan ke teras.
"bapak siapa? dari mana?" saya tanya tanpa celah kepada bapak-bapak yang berbaju kantoran. "ini mbak, lihat-lihat kabel listrik." "lho, memangnya kenapa?" "mau diganti mbak." "bapak namanya siapa?" gak ngaku juga si bapak. saya makin kesal.
akhirnya mereka keluar rumah melewati pagar. orang normal akan parkir di halaman atau depan pagar. mereka berdua, gak. parkir jauhan dekat jalan raya😭.
alhamdulillah, gak ada yang disakiti, dimaling atau dirampok. masih Allah jaga, lindungi, dan selamatkan. setelah kejadian itu, orang rumah diperingatkan berkali-kali untuk selalu menutup dan mengunci pagar setiap keluar-masuk rumah. bukan rumah besar-megah-mentereng, tapi sifat kehati-hatiannya yang perlu menjadi waspada.
@prawitamutia
3 notes · View notes
qiftiyaa · 1 month
Text
alibi
permintaan maaf paling sulit itu saat teman dekat merayakan hari bahagianya tapi saya gak bisa datang. sebenarnya mudah saja, tinggal bilang "maaf ya, aku gak bisa datang. ada acara naninu." beres. iya, saya udah begitu. tapi, dampaknya kepikiran terus wkwkw.
bukan yang teman dekat banget, tapi secara emosi pernah bertaut wkwk. adalah rival saat sekolah dasar. dulu, karena sistem sekolah masih ranking, kami berdua kejar-kejaran nilai. seperti di Doctor Slump gitu, lah. bedanya, di drama mereka ketemu gede & happy ending. di realita saya, kita happy dengan jalan hidup masing-masing.
saya pernah minta bantuan dia untuk akses email domain kampus sebagai persyaratan skripsi. kalo mahasiswa lain mungkin akan menunggu hitungan hari, atau harus effort datang ke kantor bagian akademik. saya langsung bimsalabim dalam hitungan jam, karena mengetahui teman saya itu, sudah bekerja di sana.
saat saya diundang ke mantenannya, jujur, ada waswas banget haha. saya punya kenangan 'lucu' malu sekali kalo diingat. sehingga, kalo saya datang, saya gak berani lihat wajahnya 😂. akhirnya, saya menggunakan alibi ayah saya sakit. jadi menemani di rumah. dan minta maaf lewat aplikasi pesan sejuta umat.
I ended up sending a gift to his office after his wedding day. and ask apologize didn't attend. random sekali waktu itu. padahal, rumahnya bisa banget saya jangkau karena tetangga desa.
sejujurnya lagi, kalo dia tahu atau entah baca ini, akan malu sekali 😭. for the sake of make it clear, jadi gapapa. to my friend, if you read this, yang sebetulnya terjadi adalah:
selain "maaf, gabisa datang" adalah saya takut dan waswas ketemu langsung. keinget memori lama huhu. jadi sakitnya ayah adalah alibi saat itu. sekalian izin juga ya, naruh bunga nyekar di kuburan bapakmu. karena letaknya percis di samping keluargaku (cicit mbah buyut). tenang, gak ada maksud lain. semoga tulisan ini menjadikanmu tahu bahwa I'm not as bad friend as that.
@prawitamutia
2 notes · View notes
qiftiyaa · 1 month
Text
temporary
prompt ke-8 dari mbak Uti @prawitamutia; apa yang kamu lakukan saat merasa kesepian dalam kesendirian?
feeling lonely and alone, adalah saat saya pergi ke Malang naik bus umum. niatnya untuk menilik perpustakaan magister buat baca tesis keperluan skripsi saya. sekaligus bertemu teman kuliah yang saat itu magister di kampusnya.
itu adalah pertama kali saya naik bus agak jauh. sendirian. saat akan duduk di bangku penumpang, saya melihat sekeliling. tidak banyak penumpang, tapi tidak terlalu kosong juga. mungkin sepertiga bangkunya terisi. meskipun banyak orang, tetap saja rasanya kosong, sepi. belum tentu jika ada temannya, saya merasa tidak sepi lagi.
yang saya lakukan saat itu:
pertama. memeriksa apakah benar kita sendirian saat itu. kalau ada yang tinggal di rumah sendirian, tapi orang lain melihatnya kasihan karena yang mukim kesepian. padahal sebenarnya si mukim tidak merasa sepi. bisa jadi karena punya banyak teman atau ada piaraan sehingga tidak merasa kesepian.
kalau dalam perjalanan, bisa ajak mengobrol dengan teman perjalanan. siapa tahu nanti malah berkesan. saat di bus jurusan Malang-Surabaya, saya mendapati deskmate(?) yang juga mengurus perkuliahannya.
kedua. karena kesepian adalah perasaan, jadi kemungkinan untuk mengatasi rasa sepi, masih bisa diupayakan. di buku How to Stay Sane (the school of life) karya ibu Philipa Perry, beliau sangat merekomendasikan untuk menulis diary.
Whatever method you find works best, keeping a diary is a way of processing your feelings, and getting to know yourself better.
A few hint for starting a diary: be honest and keep it simple; it is just for you.
ketiga. do the things that makes you happy. setelah menyadari, kalau sendirian dan merasa kesepian, coba lakukan hal-hal yang membuat diri senang.
kalau saya waktu itu, selain pakai earphone untuk mendengar lagu-lagu sambil membayangkan apa yang akan saya lakukan saat tiba di tempat tujuan. bisa juga pergi ke tempat amusement. paling senang kalau main game yang menantang, sih. atau paling mujarab, biasanya pulang ke daerah, ketemu keluarga-bahkan bocil-bocil wkwk, lihat ijo-ijo, makan masakan rumah :)
keempat. paling penting. menyadari bahwa kesenangan yang didapat di dunia ini sifatnya sementara. ada masa kita pulang di tempat yang sesungguhnya. ada Allah dan malaikat yang selalu menemani.
3 notes · View notes
qiftiyaa · 1 month
Text
falah
pernah di unggahan lalu, saya menyarankan sesekali untuk mencoba salat tarawih 1 juz. sendirinya, iya melakukan. tapi belum tentu khusyuk saat menjalani salatnya. rasa-rasanya salat khusyuk itu saat remaja. bawaannya ringan, senang, tenang, ga kepikiran apa-apa. mungkin karena masih usia muda, sehingga mudah saja melakukan salat (khusyuk).
mungkin akhir-akhir ini ada khusyuknya dan juga banyak ndliwarnya. seperti tiba-tiba bacaannya saya ucap berkali-kali, muter-muter. yang pernah mbulet baca surat alkafirun, cung! atau yang seharusnya bacaan untuk sujud terbaca di duduk iftirasy. atau bisa jadi tiba-tiba keinget ntar pake baju apa ya pas lebaran (ada banget ini, mah😭), dst.
saya tetiba ingin membuka kitab Mauidhotul Mukminin, karena ingat ada bahasan tentang salat, asroru-sholat (rahasia salat). sebuah kitab ringkasan dari kitab Ihya Ulumuddin. saya pikir saya akan paham maknanya setelah baca bagian tersebut. ternyata tidak semengerti itu juga. berikut yang saya tangkap sambil membaca artikel-artikel lain.
esensi salat adalah mengingat Allah. sesuai penggalan surat thoha ayat 14; wa aqiimush-sholata lidzikri. lebih lanjut lagi di surat almukminun ayat 1-2; qod aflahal mukminun. alladziinahum fii sholatihim khosyi'un. sungguh beruntung orang-orang mukmin. orang mukmin yang bagaimana? yang dalam salatnya mereka khusyuk.
kenapa menggunakan kata falah daripada kata fauza atau najah? karena falah memiliki makna beruntung/kemenangan orang mukmin di dunia dan di akhirat.
kalau dipikir lagi, sejatinya setelah salat, kita dijauhkan dari hal-hal munkar. kalau ternyata sepertinya masih dekat hal munkar, berarti mungkin salat(/sikap)nya kita perlu dibenahi.
jadikan falah sebagai tujuan salat.
wallahu a'lam bisshawab. semoga kita termasuk orang-orang yang falah :) @prawitamutia
sumber: kitab mauidhotul mukminin hal 23 Gus Baha bekas sujud falah, fauza, dan najah
1 note · View note
qiftiyaa · 2 months
Text
romantisasi follback
yang menyenangkan saat punya akun sosial media kecil adalah…
jeng jeng…
diikuti balik oleh penulis/publik figur yang kita ikuti :D kalau dilihat dari sisi pembuat karya rasanya tidak mungkin mengenali satu-persatu pengikutnya. saya jadi kepikiran, mereka yang mengikuti balik (yang tanpa kita minta) mungkin melihat akun kita menarik atau mungkin karena kasihan(?) wkwk.
semoga memang saat itu, beliau-beliau secara sadar follback akun kita yang kadang isinya banyakan curcol wkwk. hal-hal duniawi seperti ini saya anggap berguna untuk memantik semangat dan ajang belajar.
gak kebayang betapa girangnya saya saat difollback mbak Uti @prawitamutia di akun sebelah–bahkan kemaren direblog tuh, ya Allah saya debut di tumblr. kayak mimpi apa ya semalam😂. lalu difollback teman-teman SB & kontributor QIP (ditulis supaya tidak menyia-nyiakan kesempatan) meskipun ada yang memang mutual ya. terus difollback dokter—yang menangani ayah saat di rumah sakit, di akun sebelah. yang paling jauh, bulan lalu difollback bang Bernard Batubara/Bara.
kayak ga mungkin, akun kecil saya ini mendapat tempat di mata mereka hehe. out of nowhere aja gitu, tetap kejadian. saya juga meyakinkan diri bahwa ini tuh–follback, ga seistimewa itu. biar ekspektasi dan prasangka saya terhadap mereka ga ketinggian, and vice versa. akal–hati–jempol kita, mana tahu, jika bukan Allah yang menggerakkan.
1 note · View note
qiftiyaa · 2 months
Text
tipis
*baru juga mulai menulis prompt 4, sudah akan menyerah saja. padahal promptnya memantik untuk introspeksi diri :)
biasanya kita (terutama saya sendiri) akan bersyukur jika mendapat sesuatu saja. kalau hari berjalan tidak menyenangkan, rasanya wujud syukur beralih menjadi ladang mengeluh.
mungkin tiap selesai salat, kita sebenarnya sudah bersyukur dengan merapal wirid. tapi, tidak menyadari bahwa kita sedang bersyukur dengan khidmat.
itu sebabnya bersyukur perlu latihan. supaya terus mengingat Allah, yang Maha Menciptakan. supaya diri dan hati tidak terlampau tinggi. supaya Allah paring welas asih. @prawitamutia
0 notes
qiftiyaa · 2 months
Text
ridho
berat, yaa, kalau bicara konsep ridho wkwk. karena ternyata saya sering bias dengan ikhlas. sewaktu kecil diajari guru sebuah hadis, yang artinya ridho Allah terletak di ridho orang tua dan murkanya Allah terletak di murkanya orang tua.
prakteknya? luar biasa susah :)
lagi-lagi saya diingatkan melalui tulisan mbak Uti tentang ridhonya Allah. (literally the whole pharagraph inginku print besar-besar wkwk). "Kita harus ikhlas memperjuangkan keridhoan diri kita sendiri. Selanjutnya, kita harus ikhlas memperjuangkan keridhoan dari orang-orang terkasih kita, yang dari sanalah kasih dan sayangnya Allah akan tersulur. Terakhir, kasih dan sayang Allah itulah yang kita cari. Semoga kita mendapatkannya." –@prawitamutia
jika dipikir lagi, mungkin, datangnya ridho bersumber dari hati seseorang yang paling dalam, yang tidak keruh. sehingga ia lebih mudah menerima takdir dan rela menjalankan keputusan Allah di hidupnya. ridho dengan diri sendiri.
0 notes
qiftiyaa · 2 months
Text
slice of life
saya pernah mengalami perundungan di waktu sekolah dasar. maksudnya saya yang menjadi korban perundungan. jenisnya? ah, sudahlah. saya kurang nyaman menulisnya. saya pikir saya "istimewa" karena cuman saya yang di-gitu-in. tapi ternyata kok membekas ya?
awal masuk MTs, saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya adalah korban. termasuk self-claimed ga, ya? dulu tidak berani bilang ke orangtua. pasalnya saya takut gimana cara ngomongnya, takut mereka tidak percaya. ternyata lagi, pas di MTs, saya juga dirundung. karena menurut mereka, saya caper dengan kating, tidak murah hati berbagi camilan alias pelit, sering mendengkur saat tidur, dst. sampai-sampai saya mendapat "julukan" oleh beberapa teman, yang membuat saya risih, bingung, merendah.
lantas gimana? masih takut ngomong sama orangtua? hmm. sewaktu disambang itu, saya memberanikan diri bilang ke ibuk. masih ada takutnya sih, tapi yaa akhirnya tidak apa wkwk.
am I healed? gatau juga karena sibuk mengurus (((hidup)))😂. karena ternyata lagi-lagi, di kuliah pun ada kejadian "ah-embuh" yang akhirnya saya dibawa periksa ke dokter. intinya, saya depresi (saya tahu setelah menanyakan ke ipar yang ikut mendampingi periksa).
kalau ditarik mundur, rasanya tiap fase di atas adaa aja "sakit"-nya. tapi saya tidak menyadari kapan "sembuh"-nya. yang biasa (akhir-akhir ini & beberapa yang saya ingat) saya lakukan kalau tiba-tiba stress adalah menangis wkwk. kadang saat terpantik mendengar doa, suara merdu, di jalan, bahkan saat nonton kdrama, bisa brebesmili tiba-tiba wkwk.
baru kadang coret-coret atau menulis di kertas. atau pura-pura sibuk dengan beberes–tapi ini pegel sih cuman yaa kelihatan hasilnya🤣. emosi marah keluar, keringat keluar, tempat jadi bersih & rapi, energi tersalurkan wkwk. diam-diam saya juga menyukai ngosek kamar mandi wkwk.
kalau menilik makna healing versi mbak Uti @prawitamutia adalah perjalanan hati—memaafkan, maka saya sepertinya masih belum utuh memaafkan. masih terasa ada yang mengganjal. masih ada denial-nya. masih sering mempertanyakan why-nya tanpa mencari solusinya. masih belum menerima sepenuhnya. jangan-jangan saya-nya yang belum menyayangi diri sendiri(?).
3 notes · View notes
qiftiyaa · 2 months
Text
apa yang dikejar di Ramadan?
apa ya? (mikir keras)
sepertinya saya kurang menghayati aktivitas di bulan Ramadan. kalaupun diperhatikan, ibadah yang paling kelihatan mencolok adalah mengaji alquran— khataman, dengan teman kuliah secara daring.
teknisnya kami memilih juz yang ingin dibaca melalui daftar secara improptu di aplikasi obrolan sejuta umat. tidak ada ketentuan tiap orang harus ikut atau harus berapa juz yang dibaca. yang penting selama Ramadan, terbaca ke-30 juz. ide ini datang dari teman-teman kuliah. sebenarnya ritme khatam ini tergolong lama sekali (versiku😂🙏) untuk ukuran ngaji bandrek. tapi tidak apa. cause it's easy to maintain—slow pace. semoga ajek.
saya jadi berpikir. grup obrolan ini akan hidup jika ada khataman Ramadan atau ada yang sebar undangan, yang artinya pasti ada orang yang memang willing to make time mengaji alquran khataman bareng di sela-sela kesibukan masing-masing. sehingga beberapa amalan terjalani. mengaji alquran—khataman iya, saling interaksi daring juga iya, dan tidak memberatkan yang punya rutinan sendiri.
selain mengaji, mungkin sesekali kamu bisa coba salat tarawih 1 juz, kalau ada & tidak memberatkan. karena bisa jadi ajang murojaah jika kamu punya hafalan. tidak apa kalau tidak rutin pergi ke masjid yang menyelenggarakan tarawih 1 juz itu.
tidak bermaksud merendahkan siapa khatam berapa kali, siapa paling banyak mengaji, siapa sering itikaf, siapa dapat apa, siapa hafal berapa, dst. yang paling tahu ya diri kita sendiri (kadang saya juga menganut keep it secret untuk urusan amalan). punya capaian amalan pribadi tertentu di Ramadan juga bagus. supaya menjadi kebiasaan setelah Ramadan meninggalkan kita.
sejujurnya, sepengetahuan saya yang bodoh ini, ibadah itu banyak sekali macamnya. ada niat yang tulus, kuat, benar di tiap hal yang kita lakukan. bekerja jika diniatkan ibadah juga bernilai pahala(?) makan jika diniatkan ibadah juga bernilai kebaikan(?). bukan berarti lantas menghakimi oh ini pasti dapat pahala, itu pasti berdosa. siapa kita? malaikat juga bukan. let's be better from time to time (based on our version). seperti ajakan mbak Uti, "jadikan menghayati setiap amalan sebagai ibadah andalan." —termasuk akhlak yang baik @prawitamutia.
2 notes · View notes
qiftiyaa · 2 months
Text
morning walk
gak kebayang sebelumnya akan menyenangkan bisa rutin jalan pagi. saat masih di sekolah dasar, beberapa kali saya diajak ayah jalan-jalan (tanpa jajan) pagi. lokasinya dekat rumah. karena jalan raya yang dekat rumah saat itu belum seramai sekarang dan memang banyak orang yang jalan pagi di jalur tersebut.
tapi sejujurnya saya kadang ikut karena bisa meminta beli jajan wkwkw. ada penjual blendung di dekat jembatan. suatu kali, saat mengikuti jalan pagi bareng ayah, saya pernah terjatuh. berdarah wkwk. ada batu kerikil yang tertancap (tapi ga terlalu dalam) di lutut. sakit luar biasa untuk ukuran anak SD. beruntung bisa dikeluarkan ayah. waktu itu kayaknya ngikutin ayah lari. tapi aku yang ngotot ikutan lari tanpa pake sepatu wkwk. pake sandal apa yah? lupa.
ternyata saya punya kenangan lucu-menyakitkan saat jalan pagi. fastforward di pesantren-kuliah. udah jarang dan hampir gak pernah jalan bareng ayah lagi. sampai beliau tiada :)
setahunan ini melihat mas Iqbal @academicus mengunggah aktivitas jalan pagi (lengkap pake sepatu), bikin saya kepancing. awalnya sih biasa saja kayak cuman like doang. tapi lama-kelamaan teringat momen jalan pagi bareng ayah.
akhirnya pelan-pelan saya coba jalan pagi. pakai kostum seadanya. maksudnya pakai kaos lengan panjang yang ada, celana training SMA, jilbab kaos blusukan dapat dari perlengkapan haji. sebenernya malu kalau pakai outfit olahraga bagus, tapi habitnya belum terbentuk wkwk. oh, saya juga membeli sepatu baru :D karena tidak punya sepatu untuk olahraga/bertali.
saya menggunakan aplikasi bawaan handphone, babystep to 5k, selama 10 minggu. karena saya pikir, jalan adalah olahraga paling murah & mudah versi saya yang banyak rebahannya. meskipun kadang dalam seminggu, ada yang ke-skip, yaa tidak apa-apa.
sejauh ini yang saya rasa, kalau saya duduk agak bungkuk lamaan dikit, berasa capek. sehingga mau gamau, kudu tegak. yaa memang harusnya begitu kan yaah kalau duduk :D saat di sekolah dasar pun, diajari guru duduk tegak. tapi yaa, siapa tahu di sekolah menengah wkwk.
halo, mbak Uti @prawitamutia count me in! hehe. semoga konsisten menulis di prompt 2, 3, 4 dst :D
18 notes · View notes
qiftiyaa · 7 months
Text
kesepuluh: books as my best friend
who is your best friend? absolutely, books!
my definitely answer. hehe. gak ada yang lebih setia dari buku. lol. maksudnya, kita gak akan dikhianati sama buku. meskipun buku adalah benda mati. sama halnya seperti bantal yang menjadi saksi bisu kalau pernah sesenggukan sebelum tidur.
seperti kata pepatah, khoiru jalisin fi kulli amalin kitabun. yang artinya sebaik-baik teman dalam setiap hal adalah buku. maaf kalau terkesan mengglorifikasi wkwkw.
saya bukan yang termasuk bookdragon, karena aktivitas membaca buku belakangan ini sering tidak konsisten. alias kalau sedang ingin saja huhu. rasanya bersalah karena masih punya banyak tumpukan buku yang belum dibaca haha. yaudalahya. kapan-kapan kita buka segelnya :D
kalau sedang penat, gak jelas ingin melakukan apa, coret-coret di kertas kosong adalah salah satu jalan ninjaku. baik kertas fisik maupun catatan digital. sesekali kalau rasanya ingin marah atau menangis tapi kudu diempet, notes hape adalah teman baikku :)
*yassalam. masih sepuluh, ya. rasanya mau nyerah aja haha. so, yeah this is my tenth (short) writing in #30dayswritingchallenge
1 note · View note
qiftiyaa · 8 months
Text
kesembilan: happiness
dahulu saya pernah berpikir bahwa akan menyenangkan jika bisa bersekolah di kampus kenamaan, jurusan populer, berparas cantik/tampan, punya teman baik-suportif, memakai pakaian-jilbab-jam tangan-tas-sepatu bagus (atau mungkin bisa dibilang mahal), pergi jalan-jalan, dan banyak hal materialistis lain.
yhaa ada benarnya. tapi nampaknya esensinya tidak semua ada di sana. bersekolah hingga kuliah sarjana dimanapun tempatnya adalah kemewahan. yang penting dikelilingi keluarga, teman dan lingkungan suportif-kooperatif.
membeli barang yang bukan merek kenamaan, bukan berarti turun status seseorang. meski kadang peribahasa “ada harga ada rupa” berlaku. tapi, ya belum tentu. yang penting saat memakai dan menggunakan ada rasa senang. minimal dibandingkan-dihitung dulu kemampuan beli dan karakteristik barangnya. dan kalau bisa banget, saat membeli tidak berhutang :D no more paylater. supaya rasa senang tidak diburu rasa waswas.     
lahir dengan wajah biasa (tidak cantik/jelek) membuat salah satu kerabat berseloroh, “kenapa wajahnya tidak seperti ayahnya, ya? ayahnya kan ganteng?” atau ada lagi, “kok gak perawatan suntik salmon, endabre endabre?! WKWKWKW. lah, dikira saya bisa memilih citra wajah mau niru siapa ha?! dikira punya uang banyak (amin) itu untuk saya gunakan pribadi?! kan tidak! ada alokasi-proporsinya :( kesel.
oh, oke. saya sedikit emosi.
ternyata, meskipun wajah saya biasa saja, selalu ada saja yang berkomentar wkwk. bersyukur atas apa-apa yang diberi Sang Pencipta adalah hal utama dan paling utama. dengan begitu akan kebal terhadap komentar (yang baik bahkan buruk oleh) orang wkwk.
pernah saya menulis tentang happines di sini. pada akhirnya, kalau sendirinya saja tidak senang, bagaimana akan berterima kasih/bersyukur? bukankah sudah diingatkan kalau bersyukur, Allah akan menambah nikmat kepada kita? bersenang dan berterima kasih. mugi Allah paring welas asih.
happiness comes from within.        
2 notes · View notes
qiftiyaa · 10 months
Text
kedelapan: consolation
*dikasih nomor biar tidak lupa wkwk.
I have no idea about music, btw. jadi saya menggunakan ide menulis di #qiftifor30hbc tahun 2020 yang pernah rilis di media sosial sebelah. lihat di sini.
mendengar musik/lagu saat melakukan kegiatan somehow membuat saya jadi semangat. terasa ada yang menemani, ada yang menghibur. lebih (agak) ramean aja gitu. daripada sendirian melamun di kamar. terutama denger radio, ya, kan? *cung, siapa yang masih denger radio? I'm with you, guys.
sebenernya saya biasa aja saat listening to any music genre. tapi saat momen kehilangan ayah lalu, music is becoming my comforter. terutama dengerin kover mutual nyanyi. feels like magic. karena lupa, saya tanya di dm. ternyata judulnya Fix You karya Coldplay :) rasanya pengin jabat tangan masnya kalau ketemu atau dinyanyiin secara live juga tidak nolak wkwkw. *brb fansign :D
semula, mendengar Fix You saat kuliah dulu, saya pikir adalah lagu romantis seseorang yang mau melamar pasangannya, tanpa tahu ada historikal lirik lagu tersebut. setelah terpapar lagu dari mutual saya itu, saya penasaran dengan makna & historikal di baliknya. dalem juga ya? iya, ada romantisnya, ada griefnya. yang penting ada ketenangan sih, menurut saya sendiri.
baca di web The Spark, bahwa lagu ini ditujukan untuk Gwyneth, yang sekarang menjadi istri Chris Martin. berduka atas kematian ayahnya, Bruce Paltrow. Chris juga memainkan keyboard yang dibeli ayah mertuanya sebelum meninggal. it was beautiful and tragic twist, menurut The Spark. baca lebih lanjut di sini.
bahkan, BTS, boyband hallyu asal Korea juga membuat kover Fix You di kanal MTV UK. I mean, how the magic, incredible the song is! :) kamu bisa baca juga di Wikipedia. tapi memang Coldplay bukan kaleng-kaleng wkwk. it's Coldplay!
after all, I wanna say thanks to D. to sing this song randomly on the internet during the grieving days.
3 notes · View notes
qiftiyaa · 1 year
Text
Kim Ji Yeong 1982
terakhir nonton film offline di bioskop sepertinya adalah judul Kim Ji Yeong 1982. ya ampun, lama juga! saya hampir tidak pernah keluar kandang wkwkw. meskipun untuk windows shopping atau thawaf di mall 😂. dalam setahun bisa dihitung dengan jari berapa kali pergi ke mall atau toserba. karena sudah pasti akan spending money wkwkw. seperti ada perasaan bersalah kalau uang yang saya keluarkan tidak bermanfaat. tapi, sekali-sekali gapapa dong, yaaa. asal bertanggung jawab.
beberapa hal yang saya ingat tentang film Kim Ji Yeong 1982:
menonton Ji Yeong adalah sebuah kebetulan. tidak ada rencana sebelumnya. waktu itu mungkin sedang hype tentang woman issue. jadinya saya tonton aja hehe. pun beli bukunya! haha. sebelum nonton, saya baca Kim Ji Yeong 1982 versi terjemahan. jadi, ini bukanlah film favorit, tapi film yang berkesan secara personal.
aktornya Gong Yoo! bukan penggemar berat Gong Yoo, sih. tapi siapa penikmat K-wave yang tidak tahu om Goblin, hayo!
setelah nonton film yang diangkat dari novel karangan Cho Nam Joo ini, seingatku KJY beberapa kali masuk nominasi penghargaan di Korea. meskipun bukan menang kategori film terbaik Baeksang Art Awards, tapi saya sangat senang. karena film yang saya tonton masuk banyak nominasi. yaa, setidaknya banyak yang melirik film satu ini, bukan?
isu yang diangkat relevan sekali. tidak hanya di negara asalnya saja. sangat kompleks. bagaimana peran perempuan selain menjadi ibu, istri, anak, dan individu. saya sendiri belum memahami betul atau bahkan memutuskan saya berada di pihak mana. tapi saya meyakini bahwa perempuan juga berhak menyuarakan pendapatnya dan komunikasi itu tidak lagi penting, tapi sangat-sangatlah penting di kehidupan sehari-hari apalagi di rumah tangga.
brebesmili di suatu scene. lupa dimana. sepertinya saya mudah terhanyut-terbawa perasaan. di film Habibie Ainun saja saya menangis :(((
hmm. apa lagi ya? saking lama tidak sambang bioskop, sampai saya lupa wkwkw. bahkan kemarin ancang-ancang nonton Buya Hamka pun gagal, pemirsa! sampai GotG 3 rilis hmm. apakah ini pertanda? atau mungkin kamu punya pengalaman serupa?
4 notes · View notes
qiftiyaa · 2 years
Note
isin dapat dihukumi mu'rob mu'rob adalah
hello. it's been a while since pesantren-life :D ga yakin pemahamanku masih jelas atau sudah kabur wkwkw. yg jelas mu'rob ini seperti sesuatu yang dapat mengubah/diubah (?)
ask your nahwu teacher for sure :D
4 notes · View notes
qiftiyaa · 2 years
Text
what matters the most
suatu petang, ada pesan masuk di aplikasi obrolan sejuta umat, WhatsApp. terlihat dari nama kontaknya adalah kerabat sendiri. hampir setiap hari kami bertemu, tapi jarang-jarang kami mengobrol lewat platform digital. sekalinya membalas story WhatsApp, obrolannya cukup membuat saya merasa bersemangat untuk menulis lagi (apapun jenis dan medianya). saya tidak menyangka bahwa akan ada yang mengatakan tulisan saya bagus. entah saya perlu validasi atau tidak.
anyway, tema cerita selanjutnya yang sebenarnya adalah single & happy (meskipun harapannya nanti akan berubah status menjadi married wqwq). saat saya menulis ini saya masih single hehe. single versi saya adalah menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. menjadi manusia yang bermanfaat tidak perlu menunggu married dulu, bukan? sering juga saya mendengar nasihat supaya memikirkan urusan jodoh before 30s 🙂.
being single means you can do a lot of things freely. bebas dalam koridor yang baik ya. yang paling utama sih, memiliki support system yang positif, yang saling mendukung, saling menghargai. what matters the most, either you're single or married is being happy. isn't it? bahagia itu kita yang hadirkan. asalnya? dari diri sendiri. caranya? kita sendiri yang tahu. simple things makes you happier, sometimes. senyum (tulus) kepada seseorang membuat diri sendiri senang, kan? bonusnya lawan bicara juga senang. siapa tahu dia juga sedang mendoakan kebaikan & kebahagiaan untuk kita.
saya rasa meskipun seseorang masih single di usia yang mature, mungkin sebenarnya dia juga sedang melangitkan doa-doa agar dipertemukan dengan pasangan/keluarga yang cocok, yang membuat dia semakin bersemangat di jalan Allah Ta'ala. let's just chill & be happy!
3 notes · View notes