Tumgik
purplecandytuft · 14 days
Text
bayangkan
bayangkan sebuah pernikahan
yang masing-masingnya tidak perlu khawatir yang lainnya tidak setia. karena kuat agamanya, kokoh komitmennya.
bayangkan sebuah pernikahan
yang jarak separuh bumi pun tidak akan membuat jauh apalagi terpisah. karena rindunya diwujudkan dalam bentuk menjaga. karena hatinya sudah selalu bisa ditata.
bayangkan sebuah pernikahan
yang keduanya tidak perlu khawatir akan hari yang belum datang. karena kesadaran bahwa semuanya adalah titipan. karena keyakinan bahwa rezeki selalu tepat takaran. karena keimanan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan.
bayangkan sebuah pernikahan
yang pasangannya tidak perlu khawatir menjadi tua, diuji kesehatannya, menjadi lupa, atau tidak lagi elok rupa. karena cintanya jauh lebih dalam dari yang terlihat, jauh lebih besar dari yang memikat.
bayangkan sebuah pernikahan
yang orang-orangnya hanya khawatir akan perpisahan. khawatir bilamana kehidupan yang selanjutnya tidak mempertemukan mereka. khawatir bilamana bekal mereka belum cukup. sehingga mereka pun berupaya bersama, mencukupkan semua perbekalan.
pernikahan itu bisa saja adalah pernikahan kita.
961 notes · View notes
purplecandytuft · 4 months
Text
A boy on these nights (4)
Hari ini saya menulis surat. Rasanya malas mengakui, tapi saya mau jujur sedikit, saya bosan. Bosan sekali. Dan benci. Benci yang agak banyak. Benci jadi orang dewasa. Saya juga mau terus terang, nanti.
Dari jendela kamar saya, yang terhalang plafon gypsum, suatu kali saya mengintip langit. Saya kangen main petak umpat di semenanjung merkurius, bersama tikus penyedot meteoroid dan tentu saja orang itu juga hadir. Pernah sekali waktu hujan lebat dan bintang tak satupun nampak, saya membayangkan ia mengendap-endap menuju jendela kamar saya lalu merengek meminta selimut sebab selimutnya yang berlubang tak cukup menghangatkan badannya yang besar.
Saya mau memberinya selimut, tapi ia tak akan bisa menemukan jendela kamar saya. 
Hari terakhir kami bermain seluncur di permukaan bulan, sebelum diusir oleh Kapten Kelinci yang tengah menumbuk mochi —kami memanggilnya begitu karna dia yang ingin— saya bilang mau membagi setengah porsi nasi lemak buatnya. Ia kelaparan, kebetulan sore tadi saya mencuri bekal yang disiapkan ibu untuk anak gadisnya tersayang. Baca: kakak saya.
Ada Kapten Kelinci terbahak-bahak padahal saya tidak sedang melucu. Buruknya lagi adalah dia ternyata menguping? Sedari tadi? Huh!! Memang kupingnya panjang, tapi ia tetap berdosa dan lancang dan kurang ajar. Tongkat kayu yang dipegangnya erat-erat tak bisa menyelamatkannya.
Atau menyelamatkan kami lebih tepatnya. Kapten tak punya adab itu menyeret kami dengan tongkat jeleknya —menyeret keluar dari rumahnya. Dia menganggap bulan ini kepunyaannya karna Sang Kapten membayar pajak tiap Desember. 
"Sebenarnya siapa yang tak punya adab?" dia bertanya sepuas saya menggerutu.
"Kapten sinting itu tentu saja!" Oh ayolah. Saya sedang butuh pembelaan dari tingkah tak beradab Kapten Kuping Panjang. Benar kan? Harusnya sepatu converse saya lah yang mendarat sempurna ke pantat sang Kapten, bukan sebaliknya.
Ia menghela napas setelah menatap saya lama sekali. 
Hari itu ia tak senyum sama sekali. Saya tak akan menduga ia sedang kedatangan bulan sebab itu tak mungkin kan. Saya cuma sedikit menduga barangkali ia tahu saya mau pergi.
Sepanjang malam, ia kerap melirik diam-diam. Dia pikir saya tak melihat. Sebagaimana saya juga melirik dia diam-diam. Dan kami memang betulan saling mendiamkan. 
Ia, dengan tangannya yang besar sedang bermain entah apa itu, mungkin squisy, atau ingus Kapten yang dicampurkannya ke adonan mochi.
Saya, menikmati episode pertama serial Gossip Girl dengan ditemani sekaleng cola dan dua toples pringles. 
Ia tak lagi marah kok. Sayapun demikian. Kami memang terkadang begini. Atau beginilah kami sebenarnya berhubungan.
"Kehidupan yang begini membuatmu nyaman?"
"Ya. Kau tidak?"
"Ya. Maksudku tidak, nyaman saja tak bisa menghidupiku kan?"
Ah tidak. Percakapan ini cuma terjadi di kepala saya. Malam itu, entah kami banyak bersua atau tidak, yang jelas kami tak lagi berbicara esoknya. Sebab saya pergi.
Dia tak bisa menemukan saya. Mungkin memang tak mencari. Mungkin mencari, tapi saya tak mau dicari.
Mungkin memang betulan mencari. Karna saya menemukan satu suratnya terselip di bawah kusen jendela. Surat yang saya baca sambil senyum kegirangan.
Mungkin ia betulan marah. Atau memutuskan menyerah. Karna saya tak menulis balasan apa-apa untuknya.
Saya mau, tapi terlambat. Sudah tak bisa lagi. 
Jangan tanya seberapa besar saya menyesal. Sebesar jerawat tak berpendidikan yang seenak jidat numpang hidup di dagu saya. Sebesar itu. Tapi tak apa. Menjadi dewasa berarti saya sudah berani mengaku.
Mungkin masih ada kesempatan. Tapi dia tak mau. Dan saya tak berani sebab saya payah. Tak apa. Saya akan menyesal lagi. Dan itu tak apa. Karna saya sudah dewasa. Dan menjadi dewasa itu membosankan. 
Dan saya mungkin akan mati bosan menemukan kenyataan bahwa saya bukan apa-apa dan tak pernah menjadi apa-apa dalam babak kehidupannya. Sebab saya memang bukan apa-apa. 
4 notes · View notes
purplecandytuft · 1 year
Text
Enggak kerasa 2023 udah jalan sepertiga.
Jujur, aku sangat nikmatin ritme hidupku yang gini-gini aja -maksudnya yang santai, engga bikin berkembang, enggak bikin pusing dan nggak menuntutku harus jadi manusia dewasa.
Oke. Aku seneng banget tahun kemaren dapet kesempatan buat ngubah hidupku biar gak cuma gini-gini aja. Ekspektasi demi ekspektasi kubikin, termasuk hal-hal remeh dan nggak penting.
Terus, seperti yang udah-udah, semuanya gak terealisasi. 
Yah, hidupku masih gini-gini aja ternyata.
Tapi aku happy....
0 notes
purplecandytuft · 1 year
Text
sekarang udah dipindah kantornya n all i can say is yesssss im way happier now!!
seminggu di cimahi.
rasanya kayak HIDUP lagi heheh. sampe pas udah balik lagi ke domisili jadi ngerasa lesu.
ku emang gak cocok sama lingkungan sini. atau kurang cocok. semoga cepet dipindah ya.
9 notes · View notes
purplecandytuft · 2 years
Text
seminggu di cimahi.
rasanya kayak HIDUP lagi heheh. sampe pas udah balik lagi ke domisili jadi ngerasa lesu.
ku emang gak cocok sama lingkungan sini. atau kurang cocok. semoga cepet dipindah ya.
9 notes · View notes
purplecandytuft · 2 years
Text
2022. kayaknya selama ini hidupku cuma diisi sama twitter, kpop, kdrama, terus udah. ngomongin kdrama, hahah, sekarang cuma mau nonton genre slice of life. soalnya hidupku isinya comedy. butuh asupan yang bikin makin ngetawain diri sendiri.
quarter life crisis. capek ya masuk dunia kerja. tau sih gak boleh ngeluh, karna ada banyak orang yang mau ada di posisiku. tapi tuh, haha, lucu aja sama hidup.
berapa hari yang lalu abis curhat sama bestie-ku. tumpah deh semua unek-unek. di akhir 3 jam obrolan itu, kita ngobrolin soal bestie kita yang lain. sebut aja dia suzy. tentang suzy yang beda —maksudnya, dibanding dulu waktu pertama kita bertiga kenal.
suzy yang sekarang jadi jauuuuuuuh lebih tertutup. terus, berbanding terbalik dari itu, dia juga yang paling sering nulis/cerita/curhat di sosmed. walo bukan tentang personal juga sih.
anggap aja ku bloon (emang lagi bloon), tapi... bestie-ku bilang gini, "sadar gak sih def, dia sering posting kayak gitu karna gak punya tempat cerita"
oh iya, terlalu terpaku sama hidupku dan mental anak SD-ku yang belom naik kelas ini, sampe lupa sama lingkungan sekitarku. kacau kan.
yah, emang udah terlahir jadi manusia yang kurang peka padahal ya.
terus ternyata emang ku agak egois. udah tau harus merhatiin orang lain, gak cuma diri sendiri, tapi ternyata belom bisa. buat suzy, maaf ya, setelah obrolan bareng krystal malem itu, rasanya pengen banget gantian telfon dikau, terus mau maksa u buat gantian yang cerita.
hehe cuma ternyata sel yang ngurus masalah per-mental-an-ku butuh treatment segera, biar gak tepar lagi kaya hari selasa.
정말 미안해 🙏
terus, buka lagi tumblr setelah sekian taun, karna mungkin si empunya mental anak SD ini juga lagi gak punya tempat cerita.
.
.
.
note: tau sih ini nonsense, dan gak akan bisa dipahami kecuali sama yang nulis
0 notes
purplecandytuft · 4 years
Text
Random post
Jerman.
Dulu banget, pernah terinspirasi dari cerita my beloved biological science teacher tentang putrinya yang lanjut kuliah ke Jerman. Kurang melongo apa coba kalo tiap hari diberi stimulus tentang betapa kerennya kuliah ke Jerman.
Di Jerman kuliah gratis, bro. Kerja part time juga gak dipotong pajak khusus buat mahasiswa. Ditambah, kalo mau bisa sekalian wisata keliling Europe.
Terus kami jadi kebanyakan berandai-andai. Kita juga mau.
Meskipun ternyata, yah, rejeki hampir kebanyakan kami di PTN lokal.
Ngomong-omong, dari 33 siswa sekelas, ada satu teman saya yang (((ternyata))) tekadnya buat kuliah di Jerman sama besar dengan kapasitas otaknya. Singkat cerita, setelah les bahasa, budaya dll akhirnya dia berangkat juga.
Jerman, bro. Impiannya kita semua.
Asdfghjklzxcvbnmqwertyuiop.
Beberapa hari yang lalu, reuni kecil-kecilan membuat saya dan dua teman saya kumpul bareng. Ngobrol panjang, termasuk ngobrolin teman kami yang sampai saat ini masih berjuang di Jerman.
Dan kami menyadari satu hal.
Kuliah di Jerman ternyata gak seasik yang dibilang guru biologi kami. Serius. Apalagi kalo beasiswanya cuma dari BI alias Bapak-Ibu.
Meskipun, yah, kuliahnya gratis, tapi full pake bahasa Jerman. Bahasa Jerman, bukan bahasa inggris. Bisa dibayangin gimana mumetnya otak. Biaya hidup juga mahal. Harus part-time sana sini biar bisa cukup.
Tapi saya salut sama teman saya itu.
Last
But
Not
Least,
"Semoga suatu hari nanti perjuanganmu membuahkan hasil ya, Mut!"
1 note · View note
purplecandytuft · 4 years
Text
Day 6: single and happy
Saya belum pernah pacaran. Jadi, tema ini bikin saya mikir agak lama.
Em. Gini. Saya itu termasuk satu dari sedikit orang yang gampang mengagumi orang lain. Entah orang betulan, tokoh manga, tokoh novel, tokoh film, tokoh drama ataupun oppa korea.
Mpret dan cinta platonisnya, misalnya.
Hanbin dan kejeniusan bermusiknya.
Jaemin and how he treats people.
Jaehyun dengan boyfriend materialnya.
GD dan karismanya.
Beberapa orang yang betulan hidup tapi gak bisa disebut namanya.
Bermula dari kagum, berakhir jadi kagum. Udah sampe situ aja.
Gak pernah lebih.
Tapi saya pernah kok suka sama cowo. I used to love him for years. Kemudian kita pisah sekolah dan yaudah. Gak ada kelanjutannya.
Yang lebih penting dari itu semua adalah "i'm single and very happy (ini saya ngetiknya sambil nyanyi)".
0 notes
purplecandytuft · 4 years
Text
Day 5: your parents
Ibu:
Beliau adalah sesosok ekstrovert yang berhati pisces. Ibu saya kadang alay, tapi ibu selalu jadi tempat penampung segala unek-unek bagi keluarga dan tetangga.
Bapak:
Bapak saya adalah orang yang pendiam, kaku, garang, tidak peka tapi sayang keluarga. Enggak heran kalo keponakan saya lengket sama beliau.
1 note · View note
purplecandytuft · 4 years
Text
Day 4: places you want to visit
1. Batu
Pernah liburan ke Batu, berdua sama kawan semasa KKN. Cuma dua hari. Habis 700 ribu. Seneng sih sama suasana Batu yang masih adem. Cuma, 700 ribu bagi mahasiswi kere macam saya sebenernya teramat berharga. Lain kali saya mau ke sana lagi. Setelah belajar ilmu berhemat dan backpacker, tentunya.
2. Paris
Berbekal dari memori semasa sekolah. Saya dan teman sebangku pernah bermimpi suatu hari nanti mau mengunjungi Menara Eiffel. Bersama keluarga masing-masing.
3. Korea
Berkat kpop dan kdrama. Rencananya saya mau borong album punya exo, nct dan red velvet. Mau belanja skincare juga (soalnya udah dua kali ketinggalan pre-order skincare waktu temen-temen visit ke South Korea).
1 note · View note
purplecandytuft · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
“we cried, laughed, met, parted, and ached. we had different memories, different connections, different loves, but we were in the same time and the same place together, like a miracle.”  - or, friendship in dramas by shin PD
3K notes · View notes
purplecandytuft · 4 years
Text
Day 3: a memory
Bentar. Bentar.
Peristiwa ini terjadi di penghujung tahun 2012. Ada kelas olahraga di jam pertama dan kedua. Untuk mengefisienkan waktu, saya pakai baju olahraga sedari berangkat ke sekolah. Itu lumrah, sebab teman-teman saya juga demikian.
Menjadi aneh ketika saya teringat sesuatu: seragam sekolah saya belum terbawa. Masih di lemari. Belum diseterika. Padahal perjalanan sudah dilewati setengah. Dan saya cuma nebeng motor teman.
Kami tetap olahraga seperti biasa: cowo main basket, cewe duduk-duduk di pinggir lapangan. Orang tua saya sudah diberi kabar kalau seragam sekolah saya tertinggal.
Masalah terselesaikan. Pikir saya sambil melangkah setengah berlari menuju pos satpam. Disana, seragam sekolah saya sudah diantar.
Saya membuka isinya dan cumal bisa tercengang sekian lama. Ternyata ibu saya lupa kalau si bungsu sudah bukan lagi anak SMP.
Putih - biru dongker.
Saya ingat betul gimana tawa teman-teman berhamburan melihat warna rok yang saya bawa ke ruang ganti.
0 notes
purplecandytuft · 4 years
Text
Tumblr media
0 notes
purplecandytuft · 4 years
Text
Day 2: things that make you happy
Saya senang ketika abang saya beliin laptop saat tugas sekolah sudah tak mampu dicover oleh biaya nge-warnet.
Saya senang ketika untuk pertama kalinya ditembak sama temen saya.
Saya senang ketika terpilih jadi finalis olimpiade penelitian.
Saya senang ketika akhirnya masuk salah satu ptn di jogja.
Saya senang ketika dosen pembimbing memberi kabar gembira: jadwal sidang saya sudah ditentukan.
Saya senang ketika bisa membawa orangtua menginjakkan kaki di gedung Grha Sabha Pramana.
Saya senang ketika Sheila on 7 hadir di depan kedua mata saya.
Saya senang ketika reuni dadakan mempertemukan 36 persen kawan smp.
Saya senang ketika mendengar suara tangis keponakan begitu ia keluar dari rahim ibunya.
Saya senang menyaksikan ia bertumbuh.
Saya senang memeluk keponakan saya yang kini berjumlah dua.
Saya senang ketika Miley Cyrus mengumumkan berita pernikahannya dengan Liam Hemsworth.
Saya senang mendengar demo musik Hanbin.
Saya senang ditraktir makan geprek.
Saya senang ada yang bersedia menemani saya lari pagi.
Saya senang ketika keluarga memberi doa-doa yang baik pada saya.
Saya senang menghirup uap dari brownies kukus yang dibuat kakak saya.
Saya senang diperhatikan oleh ibu.
Saya senang berselancar di dunia youtube.
Saya senang berkebun.
Saya senang menulis.
Saya senang menulis hal-hal yang membuat saya senang.
0 notes
purplecandytuft · 4 years
Text
Day 1: describe your personality
Saya suka makan. Semua jenis makanan. Pie susu, mochi, batagor, brownies, cilok, nastar, ayam bakar, rujak, risol mayo, geprek, seblak dan tentunya nasi goreng.
Dari sekian jenis tadi, cuma sup, tumis sayur, nasi goreng, telur dadar, plencing, gudeg dan cireng yang pernah saya bikin.
Ngomong-omong soal makanan, saya kepingin mendedikasikan sepuluh jari saya untuk menguleni adonan roti kemudian memasukkan dalam oven kemudian mengemas dalam kotak box yang lucu ---buka toko kue adalah salah satu impian saya saat masih jadi maba.
Betapa mengasyikkannya bisa membuka toko kue di rumah, sekaligus mengurus keluarga. Hnngggg.
Dulu, saya pikir saya punya bakat terpendam dan harus mengasah bakat saya itu agar tak lapuk dimakan kecoa.
It was all bullshit. Saya gak jago memasak.
Saya cuma hobi nanam bunga. Jadi, sekarang saya memutuskan alangkah lebih baik untuk berjualan terarium saja kalau suatu hari nanti umur saya sudah melebihi sepertiga abad.
Sayangnya, umur saya baru 20 lebih sedikit. Belum ada setahun pakai toga dan masih harus check up ke dokter bedah ortopedi.
Perjalanan masih panjang, dan pengandaian-pengandaian tentang seperti apa kehidupan saya 7 tahun mendatang masih sering wara-wiri di cerebrum.
Kepala saya gak bisa berhenti berkhayal. And yes, i'm an infp.
3 notes · View notes
purplecandytuft · 4 years
Text
Ha-lo.
1 note · View note
purplecandytuft · 4 years
Photo
Pertama: Ini dini hari. Masih terlalu pagi untuk mengunyah yupi dan pergi mandi. Kedua: Ucapan seribu terima kasih terlalu basi, but that's what i said to you, right about 32 hours ago. Dua hari yang lalu, si 'mas' muncul dimana-mana. Ukuran sepatunya nampak terlalu besar dan jarak yang tidak sampai lima belas langkah rupanya masih terlalu jauh. Jejak kakinya bertebaran dimana-mana. Sayangnya, tak ada satupun yang membawanya datang untuk mengucapkan selamat. But, i'm suprisingly ok. Pernah ingat gak Nggrit, waktu kita bermain tebak-tebak berhadiah tentang identitas si 'mas'. Kediri, awal tahun lalu, di tengah hamparan kopi sejauh mata memandang. Mungkin si 'mas' sudah tak lagi se-istimewa itu.
Tumblr media
867 notes · View notes