Tumgik
octobersemut-blog · 7 years
Text
Tamu yang Memunggungiku
Aku akan bercerita tentang seorang tamu, tamu yang singgah dirumahku. entah untuk sementara waktu atau tuk sedikit lebih lama hingga izrail menjemputku. Aku tak tahu.
Tamu itu hanya duduk di tepian pintu. Terkadang ia menoleh kearahku mengucap beberapa kata dan lalu tersenyum. Entah kenapa itu membuatku sedikit bahagia. Tapi lebih banyak ia memandang kearah luar rumah, berdiam diri di sana untuk waktu yang cukup lama. Aku mengamatinya, setiap waktu. Entah kenapa aku bahkan tidak bisa menebak apa yang ada dipikirnya, apa tujuannya dan apa maksudnya. Bagaimana bisa? dia selalu menoleh kearah luar aku tak bisa melihat raut mukanya apalagi matanya. Yang terlihat olehku hanya punggungnya. Iya, dia lebih banyak memunggungiku. Bukankah dia tamu yang sangat tidak sopan? Geram juga aku di buatnya. Ketika aku bertanya pun dia selalu menanggapinya dengan respon yang sama, hanya menoleh beberapa saat dan kemudian tersenyum, namun aku sedikit lega dan juga bahagia, lalu ia memunggungiku lagi, lagi dan lagi dan lagi dan lagi begitu seterusnya hingga hampir lima tahun sudah ia ada disana. Aku tak bisa mengusirnya. Bagaimanapun inginnya  aku untuk mengusirnya aku tidak akan pernah bisa. kecuali hanya jika tiba-tiba dia melenggang pergi dari rumahku ataskemauannya sendiri. Mungkin saat ketika dia menemukan rumah baru yang akan dia singgahi lagi.
Begitu ceritanya, dan saat ini tamu itu masih saja dirumahku dengan gaya khasnya yang selalu memunggungiku. Dan aku tak bisa berbuat apa-apa.
Dimana aku adalah aku, rumah itulah hatiku dan tamu itu adalah sesorang yang kucintai yang hingga kini tak kutemukan alasan apa aku mencintainya bahkan ketika dia selalu memunggungiku, itu sebabnya aku tak bisa mengusirnya.
#semut
0 notes
octobersemut-blog · 7 years
Text
Aku hanya akan kehilangan orang tidak mencintaiku
Hati siapa tak sedih kehilangan hal yang amat didamba, terlebih jika itu tentang orang terkasih. Dia yang selama ini aku yakini akan berlabuh bersama hingga akhir hayat, dia yang selalu ada di rinduku dan yang namanya ada pada tiap doaku, memilih pergi. Pergi dengan perlahan dan amat hati-hati, mungkin tujuannya agar tak melukaiku tapi justru ini sangat menyiksaku. Tanyakan saja pada tiap wanita seperti apa rasanya digantung? Mungkin sebagian dari mereka memilih melenggang pergi karena tau betapa perihnya menjalani hubungan yang menggantung. Tapi aku masih ingin menjalani saja hubungan yang tergantung ini. Meski artinya itu melukai perasaanku sendiri, perih dan penuh sesak didada ini, sungguh mengerikan. Aku terima, dengan harapan kau masih berkenan memalingkan wajahmu kearahku dan kau bisa melihat betapa aku wanita yang tak pernah berhenti untuk mencintaimu. Cinta yang alami terbentuk apa adanya. Aku harap kau hanya bosan, bosan yang menurutku wajar dialami setiap manusia. Dan nanti kau akan kembali mencintaiku lagi. Iya, jatih cinta lagi, lagi dan lagi seterusnya hingga di negeri akhirat kelak. Kenyataan bahwa aku dicampakkan selalu berusaha ku elak, itu teramat menyedihkan untuk mengakuinya. Tapi, kenyataan tetaplah realita yang harus aku terima. Aku sebenarnya hanya akan kehilangan orang yang sudah tak mencintaiku lagi, sedang dia kehilangan orang yang begitu mencintainya. Didepan sana tak mungkin ada lagi wanita seperti aku yang sedalam ini mencintainya. Dia yang harusnya bersedih. Tapi fakta bahwa aku yang bersedih akan aku akui, aku yang menangis tersedu-sedu ketika memikirkan hal ini, aku yang dadanya terasa begitu sesak ketika mendadak teringat bahwa aku dicampakkan dan aku pula yang berharap agar dia mencintaiku lagi. Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan padanya. (Bagaimana kau bisa dengan mudah berhenti begitu saja mencintaiku?) padahal aku susah payah berusaha tapi masih belum bisa hingga detik ini dan pertanyaan terakhir (apa ada wanita lain?). . . . Backsound: (tangga-ajari aku) (rio febrian-aku bertahan) (didi kempot- cintaku tak terbatas waktu) (marcell-jangan pernah berubah) dan (dewi lestari-malaikat juga tau) . . . Tertanda: semut
0 notes
octobersemut-blog · 7 years
Text
Aku ingin berhenti Tuhan...
Sudah setahun lebih seperti ini. Aku diabaikan, disepelekan dan bukanlah prioritas. aku bingung ini kesabaran? Cinta? Ketangguhan? Atau kebodohan? Secuil harapan saja yang membuatku bertahan selama dan sejauh ini, ternyata itu menyakitkan. Sembilu yang kau cipta dihati sungguh aku tak sanggup lagi, namun lagi-lagi aku memaksakan hatiku menikamnya terus-memerus agar terlihat baik-baik saja. Namun siapa yang tau acap kali aku menangis dipojokan seperti meratapi nasib hati. Bagitukah? Aku harus berhenti pikirku, tapi selalu ku tahan masih dan masih ada takut kehilanganmu. Sungguh bodohnya sebenarnya apa yang ditakutkan dari kehilangan orang yang tidak mencintaiku? Jangankan mencintaiku, peduli denganku saja tidak. Namun lagi-lagi harapan secuil bahwa kau akan berubah dan menyadari perjuanganku ada suatu hari nanti. Iya hanya itu yg membuatku yakin untuk bertahan. Tapi Tuhan, sesungguhnya aku ingin berhenti saja mencintainya, agar tak usah lagi kurasakan perih ini dan supaya aku bisa yakin untuk berhenti dari ini semua. Wahai Sang Maha Membolak-balikkan Hati aku mohon tunjukilah yang terbaik bagiku dan hatiku.
#semut
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Video
Apalah arti wisudaa
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Right rightt
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Text
Dulu kita bersembunyi dari orangtuaku. Sekarang mereka mengijikan namun tetap saja kita bersembunyi, hanya saja sekarang kau bersembunyi dari rasa malumu. Malu memiliki seorang seperti diriku, anehnya aku masih tetap ingin bertahan disini diruang yang penuh duri ini, perih. Oh bukan ternyataaaa ada hati dan mata org lain yang harus kau jagaa
#semut
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
Jadi apa bedanya make up dengan munafik??
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Quote
Perlu menjadi rantauan agar tau betapa berharganya dirumah. Pun perlu jadi pengangguran biar tau betapa menjengkelkannya rasa bosan itu
#Yukngrantau
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
The best ever :*
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Text
Sebuah perasaan aneh yang baru pernah kurasa
Aku.. Sungguh belum mengerti apa itu cinta. Terlepas dari apakah aku mencintainya atau tidak, yang ku tau aku selalu merindukannya tiap saat. Dan ketika aku tahu ada seorang yang lebih baik dari dia secara logika tapi aku tetap memilihnya. Jika wanita lain ketika bertemu orang yang membuatnya “sreg” mereka akan berpikir “kenapa tak dari dulu saja kita dipertemukan” tetapi aku berpikir “kenapa tidak dimasa depan saja kita dipertemukan?” karena aku takut perjalanan yang tidak sebentar ini hanya akan berakhir dengan kita yang tidak bersama. Aku ingin menghabiskan hidupku bersamamu.Aku bahkan tetap menyayangimu meski secara logika dari perlakuanmu terhadapku tidak lagi menyayangiku. Setidaknya kau masih mau bersamaku, menyedihkan bukan? Kenyataanya memang itu yang aku lakukan. Tak peduli kau masih mencintaiku atau tidak yang aku tau rasaku terhadapmu justru semakin dalam. Aku tidak takut ketika kau bosan atau ketika kau enggan untuk bertahan. karena aku tau, aku yang akan tetap mempertahankanmu. Hanya saja yang aku takutkan ketika aku yang enggan untuk bertahan, jika keadaanmu tetap seperti itu bukan tidak mungkin itu akan menjadi akhir cerita kita. Sejauh ini, aku baru pernah mencintai orang lain sedalam ini, sungguh. Meski aku tau semakin dalam aku mencintai seseorang jika dia meluka maka sakitnya sedalam aku mencintainya pula. Tapi bukan masalah, mencintainya sedalam ini biar saja akan tetap kulakukan jika terluka biarlah aku tanggung, aku terima risikonya. Aku bertanya lagi “apa ada seorang diluar sana yang mencintaiku sedalam ini?”. Dan malam ini, aku begitu merindukannya sampai tak terbendung air mataku sungguh aku ingin sekali berjumpa dengannya melihat senyumnya.
#semut
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Text
Nganggur sesaat
Semoga hanya sesaat, Ah repot sekali mencari pekerjaan. Ada banyak cambuk kudapati mulai dari kalimat orang rumah yang terus bertanya "kau mau jadi apa?" atau "kenapa dirumah saja?" sampai orang lain sekitar yang berkata "kerja ye :p". Wuah secara harfiah memang itu bukan hinaan, tapi bagi orang-orang yang sedang berusaha keras mencari-cari pekerjaan dan mulai risau dengan keadaan terlebih lagi wanita yang akan menghadapi masa periodenya. Kalimat itu akan terdengar seperti olokan. Ah.. lemah sekali hati ini. Entahlah tapi itu yang terasa, seperti ada yang mereka terdengar seperti mendesakku bukan menyemangati. Yang aku butuhkan saat ini adalah sebuah dukungan untuk meyakinkanku tetap semangat bahwa sebenarnya akan selalu ada jalan. Tapi nihil... Oh malangnya. Aku bertanya, apakah semua mahasiswa/i setelah yudisium mengalami hal ini? Sepertinya tidak wajah mereka berseri-seri dan begitu mendambakan wisuda. Aku bahkan tidak menginginkan ceremonial wisuda, yang aku minta adalah "cepat segera serahkan ijazahku". Kalo yang lain sudah jauh-jauh hari memikirkan kebaya, makeup, toga dkk sedang yang aku ingin kewisuda pakai kaos oblong dan celana jeans saja, meski pada akhirnya tetap harus mengikuti aturannya. Ahhhhh tapi dilubuk hatiku aku percaya Dia Akan berikan dan tunjukan yang terbaik untukku, hanya saja aku harus sedikit bersabar. Aku tau Kau yang Maha Kasih Sayang...
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Quote
Aku dan kamu seperti pantai dengan pasang surutnya, aku pantai yang selalu mencintai ombak, selalu berdiri sana meski laut sedang surut. Takkan berpindah dan takkan berubah. Hanya bisa setia. Dan ombak, kau tau sendiri lahh… #semut
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Text
Andai ini bisa ku katakan padamu
Disini bukan Taman tempat bermain, oh ya, Barang-barangmu sudah kukemas, silahkan keluar disana pintu keluarnya mari saya antar jika tak tau. Silahkan jangan kembali. Terimakasih
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Photo
Tumblr media
beda-beda karakter tapi tetap satu jua
0 notes
octobersemut-blog · 8 years
Quote
Jadilah dirimu sendiri, jangan jadi diri orang lain apa lagi jadi ular.
Anti ular
0 notes