Tumgik
maysih04 · 4 years
Text
“Ketika Allah memberi kita rasa sakit, Dia tahu kita mampu untuk kuat. Ketika Allah memberi kita rasa sedih, Dia menyiapkan kita untuk rasa bahagia. Ketika Allah memberi kita rasa marah, Dia sedang melatih kita menjadi lebih sabar. Ah, Allah … cara-Mu memang unik, namun selalu menenangkan.” - Fu & Canun
Barangkali ada banyak yang terjadi dalam kehidupan yang kita menyalahkan orang lain atas hal tersebut. Sesuatu yang terjadi tak sesuai dengan keinginan, tetapi kita menyalahkan orang lain yang tak dapat mengerti.
Mungkin kita larut dalam masa lalu, energi-energi negatif yang mengungkung diri menjadi pribadi penuh dendam dan trauma. Kita yang merasa baik-baik saja ternyata telah menyimpan hal itu begitu kuat dalam alam bawah sadar kita. Oleh karena itu, kita perlu berdamai dengan diri sendiri, CLEANSING. Berikut adalah langkah-langkah yang perlu kita lakukan dalam rangka berdamai dengan diri sendiri menurut teh Fufu dan Canun.
TERIMA…
Itu adalah resep pertama yang disebutkan teh fufu dan canun. Bahwa kita harus menerima skenario hidup kita. Mungkin itu tak secerah kehidupan tetangga sebelah, tetapi kita harus belajar menerima. Menerima semuanya, segala hal baik dan yang kita anggap tidak baik yang pernah terjadi dalam hidup. Sebab itulah yang terbaik yang digariskan-Nya untuk kita.
Bahwa ‘aku’ memang memiliki masa lalu yang kelam tapi kini sedang berproses menuju titik terang.
SYUKURI
Seorang sahabat kemarin tiba-tiba bertanya kepadaku “pernahkah kamu merasa tidak tenang, takut dan gelisah tapi tak tahu penyebabnya?”. Jika pernah, itu adalah tanda bahwa kita kurang bersyukur kepada-Nya. 'Jleb momen’ dan aku hanya terdiam, Allah begitu baik mengirimkan seorang sahabat untuk saling mengingatkan.
Melewati segala sesuatunya dengan susah payah, lantas kini merasa semuanya tak bermakna. Lihatlah betapa kurang bersyukur diri ini. Padahal kesempatan menjalani semua hal yang tak menyenangkan itu telah membuat diri menjadi sekuat ini. Bahwa Ia telah mendidik diri menjadi pribadi yang kuat melalui masa lalu pahit itu.
MAAFKAN
Dan kita harus memaafkan masa lalu. Memaafkan penuh kesungguhan, semuanya. “Maafkan orangnya, maafkan peristiwanya, maafkan pengaruh dan dampaknya yang sudah terjadi pada hidup Anda” (Canun dan Fufu). Bahwa tak ada yang sempurna, tidak diri kita, tidak orang tua kita, tidak lingkungan kita.
LEPASKAN
Melepaskan semua beban yang telah mencokol terlalu lama di pundak dan hati. Bukan untuk diingat dan dilupakan, biarkan ia menempati setitik noktah dalam perjalanan kehidupan.
MELANGKAH KE DEPAN
Bahwa hidup terus berlanjut, tentunya harus ke arah yang lebih baik.
20 notes · View notes
maysih04 · 4 years
Text
“Bila fokusmu berubah,
Maka tujuanmu tak lagi Lillah”
•May🍁•
0 notes
maysih04 · 4 years
Text
MINIMAL SEPERTI AYAHKU
“Kamu itu maunya apa sih? Sama laki-laki yang itu gak mau, sama laki-laki yang itu juga gak mau. Mau yang gimana?”
“Hmm, minimal seperti ayahku.” —
Sudah beberapa kali, teman-temanku memintaku mencoba menjodohkanku dengan laki-laki, tapi jujur saja, tak satupun yang cocok denganku. Mereka bilang, “kriteria”ku ketinggian, namun bagiku tidak, kriteriaku cukup mudah, cukup minimal seperti ayahku.
Ayahku, kamu tahu ayahku? Ayahku itu luar biasa, sosok yang seharusnya semua laki-laki seperti itu.
Sejak kecil, ayah menyayangiku dan juga ibuku. Ayah selalu membuatku dan ibuku tersenyum dengan berbagai caranya, mulai dari melakukan hal konyol, atau menceritakan hal-hal lucu.
Ayah juga orang yang tidak pernah kenal lelah, setiap kali dia pulang dari kantornya, dia hanya beristirahat sebentar untuk lanjut bermain lagi denganku. 
Ayah juga teman cerita  yang baik, ia selalu mendengarkanku setiap aku punya masalah, bahkan kadang ketika ku tidak bercerita, ia selalu datang dan menanyakan apakah aku baik saja atau tidak. Tahukah kamu? Dengan bertanya saja, itu sudah membuatku lebih tenang.
Ayah juga orang yang romantis, ia senang tiba-tiba memberiku hadiah, bukan karena itu hari ulang tahun ataupun perayaan spesial, kadang ia memberiku hadiah hanya karena aku sudah berjuang melewati masalah yang menurutku berat. Itu pula kenapa aku tak pernah terkesima dengan berbagai hadiah yang diberikan laki-laki lain untuk mendekatiku, karena ayahku sudah pernah memberikannya.
Ayah jarang marah, tapi aku pernah melihat ia marah, yaitu ketika aku mencoba berbohong padanya. Aku tahu ayah berhak marah, karena ia tahu jika ia tidak marah, anaknya akan terbiasa berbohong. Tapi selain itu, aku tak pernah melihatnya marah, bahkan selalu membantuku jika aku melakukan kesalahan.
Itulah ayahku, laki-laki pertama yang ada dalam hidupku, cinta pertamaku. Maka, jika ada orang yang datang untuk memintaku untuk memberikan cinta dan juga hidupku, maka setidaknya ia harus seperti cinta pertamaku.
Ada yang mau denganku? Boleh, tapi minimal seperti ayahku ya.
MINIMAL SEPERTI AYAHKU Bandung, 11 Februari 2020 @choqi-isyraqi
295 notes · View notes
maysih04 · 5 years
Text
Apresiasi
Dear my dear self,
Enggak apa-apa. Silahkan sesenggukan dipojokan kamar nggak apa-apa. Sudah sejauh ini melangkah. Kamu kini hanya perlu tau satu hal, bahwa proses lebih berharga daripada hasil. Bukankah kamu sudah tahu bahwa dunia kini memang seganas itu? Kamu sekarang sudah kuat, kan? Kamu sekarang sudah paham betul kan cara menghadapinya? Setidaknya kamu sekarang sudah tak banyak ngerepotin orang lain lagi. Sudah mau belajar mandiri dan berani. Sudah mau mencoba berdiri diatas kaki sendiri. Sebab katanya mau tak mau, menjadi kuat adalah tanggung jawab pribadi.
Bersyukurlah. Ini bisa menjadi cerita hebat dan menarik untuk anak-anakmu kelak. Maka ketika mereka kamu ceritakan tentang hal-hal seperti ini, mereka akan dengan bangga menjadikanmu sebagai guru besarnya. Sebagai teladan terdekatnya. Sebagai cahaya didalam hatinya. Bahwa kamu adalah perempuan hebat dan kuat untuk mereka.
Ini tentang sebuah apresiasi untukmu. Agar kamu tak mudah lagi untuk mengeluh dan menyerah. Agar kamu tidak pesimis lagi dalam mencoba suatu hal. Agar kamu tau bahwa kamu superhebat. Agar kamu bisa lebih mudah memperbaiki masa lalumu yang sering sekali kamu permasalahkan. Dan kamu besar-besarkan. Agar kamu memiliki banyak alasan bersyukur dan mengikhlaskan. Menerima dan melepaskan.
Terimakasih. Terimakasih karena kamu sudah bersedia mencoba berkali-kali dalam banyak hal. Terimakasih sudah memutuskan bangun lagi dari jatuh. Terimakasih sudah mencoba bangkit dari rasa hampir menyerah. Terimakasih sudah menghapus kata lelah untuk menghadapi semuanya. Pada setiap waktu, setiap detik, setiap keadaan dan setiap musim.  Ah, ternyata kamu sekuat itu bukan?
Terimakasih sudah mau belajar sejak taman kanak-kanak hingga diperguruan tinggi. Terimakasih sudah mau menjalaninya dengan sabar. Meski terkadang masih suka ngeluh, sesekali putus asa. Tapi kamu hebat, setidaknya hingga kini kamu tidak menyerah. Kamu masih ingin terus belajar.
Terimakasih sudah mau nurut orang tua dengan belajar ilmu statistika. Dengan belajar ilmu yang menurutmu bukan passionmu. Sudah mau memahami bahwa perkataan, saran dan nasihat dari seorang ibu adalah yang utama. Meski kadang juga masih bertanya-tanya, kenapa harus belajar ini dan itu?
Terimakasih sudah berusaha ta’dzim, hormat dan berakhlak baik kepada mamah bapak, kepada guru-guru, kyai, ustadz dan ustadzah. Kepada orang-orang yang lebih tua darimu. Terimakasih sudah mau belajar menyayangi kakak, menyayangi adik, menyayangi sepupu-sepupumu. Walaupun terkadang masih suka ngerepotin.
Terimakasih sudah mau mencoba berteman dan berbuat baik kepada teman. Semoga kamu hanya akan selalu mengingat kebaikan-kebaikannya dan cepat melupakan keburukan-keburukannya dimatamu—kepadamu.
Terimakasih sudah mau nurut sama Allah, sudah menjadikan Rosul sebagai panutan meski belum sepenuhnya, tapi setidaknya sepenuhnya kamu telah mencoba. Terimakasih sudah mau belajar hidup sederhana dipondok pesantren, semoga kamu selalu istiqomah dan tidak tenggelam dalam kehidupan yang serba mewah dizaman milenial seperti ini. Terus dan seterusnya.
Terimakasih sudah mau mencoba menyelami, menghadapi kemudian memaknai lingkungan yang serba heterogen seperti ini. Dimana warna abu-abu selalu ada setiap saat. Dimana baik dan buruk bisa saja berkumpul dalam satu badan. Meski kadang merasa tidak cocok, merasa risih, merasa takut dan merasa tidak mampu, setidaknya kamu masih bertahan sampai sekarang, bukan?
Terimakasih telah memutuskan keputusan yang paling besar di dunia ini. Terimakasih sudah dengan mantap dan yakin telah menceburkan diri ke dalam dunia Al-Qur’an. Terimakasih untuk tetap bertahan hingga kini. Meski kamu tau bahwa menghafal itu konsekuensinya sangat berat jika tidak diperjuangkan hanya karena Dia. Meski jalannya terjal, curam dan berbatu. Tapi kamu yakin, jalannya pasti lurus. Semoga kamu tetap bisa bertahan sampai 30 juz. Semoga teman-teman seperjuanganmupun bisa bertahan sampai selesai juga. Dan bisa menjaganya dengan baik sampai nafas tak dikandung badan lagi.
Terimakasih sudah mau makan apapun asal halal. Tidak memilih-milih. Ah, dunia memang restoran terbaik dengan menu apapun! Tapi jangan banyak-banyak makan, ya. Nanti hatinya mati. Jadi ilmunya susah masuk.
Terimakasih sudah  bersyukur dilahirkan ditengah keluarga yang sederhana dengan caranya sendiri seperti ini. Meski kadang tak cocok dengan keputusan mamah, tak cocok dengan keputusan bapak. Tapi dengan kamu yang mencoba meruntuhkan ego-ego diri, kamu telah berhasil patuh kepada keduanya. Katanya anak boleh mikir, tapi orang tua lebih berpengalaman.
Terimakasih sudah mau bermimpi, memperjuangkan mimpi-mimpi juga meladeni mimpi-mimpi. Diluar sana banyak yang tidak berani bermimpi, banyak yang sudah menyerah dulu sebelum mencoba. Ingat, kamu memiliki Tuhan yang hebat sejagad semesta. Yang menggenggam mimpi-mimpimu, lalu akan dilepaskan pada saat yang tertepat. Tugasmu hanya berdo’a, berjuang dan butuh sedikit menunggu lagi.
Terimakasih sudah mau membaca banyak buku. Meski kadang tidak sepenuhnya paham, setidaknya kamu sudah sepenuhnya mau memahami. Suatu saat kamu pasti akan dipahamkan oleh-Nya. Semoga hasil membaca-baca sekarang tak hanya sekedar menjadi bacaan, tetapi akan bermanfaat dikemudian.
Terimakasih sudah mau menulis. Menuliskan cita-cita. Menuliskan cinta. Menuliskan semuanya—menuliskan kehidupan. Semoga arah penamu yang berisi jatuh-bangun, semangat-menyerah, senang-sedih, kecewa-bahagia, dan pembijakan untuk diri sendiri bisa menjadi amal baik yang tak putus hingga ke negeri akhirat kelak.
Terimakasih sudah bersedia patah hati, bersedia menikam setiap rindu yang merasuk kedalam diri, bersedia menyimpan rasa-rasa aneh yang terkadang menganggu pikiran. Terimakasih sudah  mempersiapkan diri menjadi perempuan yang lebih baik untuk untuk kelak ditemukan dengan yang tertepat diwaktu yang paling tepat.
Terimakasih sudah mencoba menjadi diri sendiri disaat yang lain memakai bermacam-macam topeng pada wajah mereka. Terimakasih sudah berusaha memaknai setiap kejadian, setiap peristiwa yang kamu alami dan mengambil hikmahnya. Karena tak semua orang diberi ilmu hikmah.
Terimakasih sekali lagi. Ah, kamu ternyata sehebat ini.
Sudah selesai sesenggukannya? Dihapus, ya, air matanya. Yuk ah, bangkit lagi! Ngaji lagi!
Sudah disuruh senyum sama Allaaaah. Senyuuuuum. :))
908 notes · View notes
maysih04 · 5 years
Text
Kepada Dia yang Telah Menginspirasi Hidupku
@edgarhamas
Ini kisah tentang anak muda yang begitu terinspirasi padanya, pada seorang pemimpin hebat yang memecah sunyi dan menyingkap gelap zaman di Negeri Para Nabi. Darinya, berbagai tulisan lahir, banyak ide terbit dan bara api inspirasi tercipta.
Apa yang kamu pikirkan tentang dunia ketika gelapnya mengancam cahaya, tetiba ada kesatria yang membawa harapan untuk Dunia Islam dengan Al Qur'an ada di hati dan kebijakannya. Wajahnya teduh dan gerak tangannya menunjuk-nunjuk arah kebenaran.
Pidatonya tentang kemerdekaan rakyat, kebebasan Suriah dan keberpihakannya pada perjuangan Palestina membuat siapapun yang rindu perubahan akan merasakan angin segar. Ia seperti Arsalan yang memberi kabar gembira kemenangan setelah lama Umat terdiam dalam kekalutan.
Tumblr media
Orasinya tak sekadar retorika. Dentum teriaknya menggetarkan zionis dan siapapun yang sakit hatinya. Namun dunia juga menghormatinya, Eropa menaruh hati padanya. Cerdasnya bukan buatan, secara, ia lulusan terbaik di satu kampus di Amerika.
Tapi, begitukah cara mereka menghadapi pahlawan? Menggunakan makar dan pengkhianatan, kecurangan dan kejahatan. Ia difitnah suara miring media, diobrak-abrik nama baiknya dan dipisahkan dari keluarganya. Bukan karena apa-apa; hanya karena ia berdiri kokoh membela hak manusia untuk merdeka dari tirani.
Selamat jalan, wahai lelaki hebat yang tak perlu ku sebut namanya. Sebab hari ini dunia mengenangmu sebagai singa, singa yang berdiri tetap gagah walau di balik jeruji bertahun lamanya. Tanganmu ditahan dari menyentuh Al Qur'an, tapi hatimu mengkhatamkannya berkali-kali.
809 notes · View notes
maysih04 · 6 years
Text
“99 CAHAYA DI LANGIT EROPA”
“Menjadi agen muslim yang baik”
Sebuah kalimat yang menggambarkan kisah perjalanan mentadabburi makna peradaban islam di benua Eropa.
Mengungkap tabir yang tersembunyi,
Kala sebuah sejarah peradaban kian tersisih.
Kini aku ingin,
Menjadi satu diantara para agen muslim yang baik.
Semoga yang membacanya pun begitu :)
7 notes · View notes
maysih04 · 6 years
Text
Kadangkala langkah kaki ini pun terasa berat.
Melihat mereka yang memilih pergi satu persatu lantaran tak kuat menanggung beban dakwah.
Saat diri berada dipersimpangan jalan, keraguan pun mulai muncul.
Ingin meneruskan langkah walau terasa menyakitkan, atau
Menghentikan langkah dan pergi dari jalan ini demi meringankan beban.
Kulihat mereka yang tetap memilih bertahan pada jalan dakwah ini.
Mereka tetap tersenyum penuh ikhlas, walau beban amanah begitu berat di pundak mereka.
Sejenak hati ini mulai memahami,
Mereka pun pasti pernah berada pada keadaan ingin berhenti.
Namun mereka tetap memilih berada disana, merelakan pundak mereka untuk menanggung segalanya.
Hingga akhirnya diri ini pun menyadari,
Mereka butuh pundak yang lebih, tuk berbagi beban amanah yang begitu besar.
Tuk berbagi kebahagiaan ataupun tangis akan kesedihan lantaran jalan dakwah ini.
Dan aku akan memilih.... tetap berada disana, memberikan pundakku tuk berbagi beban dan kesedihan yang sama.
Ataupun berbagi kebahagiaan tatkala bersua dan berbagi cerita
Tumblr media
0 notes
maysih04 · 7 years
Text
Ini adalah sebuah perjalanan waktu, dimana ikhtiar telah berada pada garis batas. Disaat harapan penuh hanya tertuju pada sebuah doa. Tatkala sebuah doa menjuntai indah mengetuk pintu langit, disanalah terjadi perdebatan antara DOA dan TAKDIR. Takdir berkata "Aku adalah ketetapan yang telah digariskan oleh-Nya di Lauhul Mahfudz, bagaimana bisa doa seseorang mengubah segalanya"
Doa pun menjawab "Aku adalah pinta dari seorang hamba yang senantiasa bertahan dengan ikhtiarnya. Bukan doa yang mengubah takdir. Namun ketentuan-Nya lah yang mampu mengubah segalanya."
📝 Dwi Mayaningsih
Tarakan, 5 September 2017
0 notes
maysih04 · 7 years
Quote
Lelah? Pasti. Pasti ada saat dimana kau berada disuatu saat dimana kau ingin berhenti. Berhenti menjalani kehidupan yang memaksamu untuk terus merasakan rasa sakit. Berhenti menjalani kehidupan yang terus memaksamu untuk menangis Atau Berhenti menjalani kehidupan yang membuatmu jenuh dengan apa yang kau alami.
📝Dwi Mayaningsih
Tarakan, 13 Juli 2017
2 notes · View notes