Tumgik
kulikcerita · 2 years
Text
Dia bilamg aku harus kerja agar kebutuhan rumah tangga kami terpenuhi. Padahal aku tak pernah menuntut macam". Aku tak pernah protes ketika kami tak punya uang. Aku tak pernah protes walaupun kami tidak memiliki yang orang lain miliki.
Dia bilang aku tidak bisa mengelola uang. Uang yang diberikan kepadaku seringkali khilaf digunakan. Padahal nafkah yang dia berikan seringkali hanya cukup untuk kebutihan primer kami, untuk anak dan untuk dirinya. Untukku? Seringkali terabaikan.
Apa salah ketika memang nafkah yang dia berkkan belum cukup untuk menenangkan kehidupan kami. Tak pernah aku protes. Seringkali aku terima berapapun yang dia berikan. Salah siapa kalau memang kenutuhan hidup sekarang makin tinggi? Mau irit bagaimanapun caranya, kalau memang nafkah belum mencukupi ya tidak usah menyalahkan orang lain. Cari lebih banyak, atau bersabar saja. Mencari nafkah itu tugas suami, bukannya memaksa istri untuk ikut bekerja.
Kalau nanti istrimu sudah bekerja lagi, mandiri secara finansial. Tak lagi bergantung seutuhnya pada suami. Jangan harap perlakuannya tetap sama seperti ketika dia full time untuk keluargamu. Lihat saja ketika nanti perempuan mandiri, ketika kau tidak menghargainya lagi, dia tak segan" pergi.
4 notes · View notes
kulikcerita · 3 years
Text
Kita. Dan apa yang terlahir dari kita hadir sebagai anugerah sekaligus cobaan. Hidup pada dasarnya terdiri dari monokrom hitam putih. Benar dan salah. Senang dan sedih. Semua hal hadir disertai dengan opposite.
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Cerita menjelang #Akad
Rewang adalah cara sempurna untuk nge'ghibah..
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Miss him already..
Tumblr media
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Iseng membuka linimasa yang memuat foto tentang dirinya. Tersenyum. Senyum lekat yang tak habis kupandangi ketika ia terlelap..
Huwaaa... Rindu
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Up and Down
Ya salaam.. Ditengah kegalauan ini kadang gw mikir, apa gw sebegitu buruknya ya sampe allah ngirim orang yang sebegitu menguras kesabaran.
Apa gw terlalu sombong, sampe allah ngirim orang yang minim hal yang bisa dibanggakan dalam dirinya.
Secara kriteria, ini melenceng jauh. Beda punggungan istilahnya kalo dalam ilmu navigasi. Baik secara fisik, secara intelektual, value, dan banyak hal lainnya yang membuat kami begitu berjarak.
ibaratkan, yang satu harus fight buat upgrade, sementara yang satu harus ngalahin ego buat downgrade. Sama" berat. Mau maju kok pontang panting. Mau mundur kok ya udah gak bisa, karena menyangkut keluarga.
Pingin nangis kadang, kenapa gw yang dikasih ujian ky gini, padahal babak baru pun belum dimulai. Kekhawatiran berlebih, ketika nanti beriringan dengan orang yang dimata gw banyak minus.
Karena value gw di intelektual, dulu saking kepinginnya minimal bisa partneran sm orang yang kadar pintar dan wawasannya diatas gw, jadi kalo gw ada kesulitan kan bisa bantu. Toh, ilmu gw jg bakalan nambah. Lha ini, masa iya gw yg kudu ngajarin. Gw gak mau dominan, tapi kalo kek gini gw bakal makin sombong dan gak punya penghormatan. Dosa lagi. Tapi ya gimana, orangnya gak mau diajak maju. Terlalu pasrah dengan ke stuck'an-nya.
Gw pinginnya punya partner yang bikin hidup gw lebih tenang. Minimal gak bingung besok mau makan apa. Tapi liat kerjaannya sekarang, gak bikin tenang. Pun gak ada kedewasaan dalam sikap. Pikirannya pendek, jadi ya gitu" aja. Ini juga yg bikin gw makin sombong karena karir gw lebih diatas.
Ya kalo kek gini jadinya, percuma gw punya mimpi tinggi", kalo semuanya gw usaha sendiri. Mending cari partner yang sefrekuensi dari awal, biar grow up bareng. Cem gini, fungsinya apa coba? Status doank? Setaun dua taun udah nyari yang lain lagi..
Hahahha.. Dasar anak sombong
1 note · View note
kulikcerita · 5 years
Text
Apakah setiap orang yang akan menikah pasti ngerasa kaya gini? Galau. Tiba" gak suka sama calon? Merasa seolah semua ini dipaksakan? Ngejalaninnya gak ikhlas..
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Teringat #Subuh di Rumahmu
Ingat kala itu, kala kita masih sering bersama. Menghabiskan malam dengan bercerita. Rasanya tak ingin usai, jika bukan karena esok hari harus bangun pagi dan bekerja.
Sebagai anak muda yang jarang nonton di cafe, sekalinya itu kita berdua nyari tempat ngobrol di cafe. pesananku tetap sama sejak dulu, chocolate ice dan segelas air putih. Dan kamu, sekalinya itu menikmati cappucino.
Boleh kupinjam satu saja telingamu? Dan kita tak pernah habis membicarakan rutinitas kehidupan. Diawali keluh kesah harian, bibirku tak henti-hentinya bicara. Kamu, selalu membalasku dengan sepatah dua patah kata dan seringai senyum di wajahmu. Cukup untuk bekal bicara kita semalam suntuk.
Kampus tutup pukul 12 malam, sementara aku tak punya tempat tidur selain di sekre. Berbeda denganmu yang punya rumah sewaan. Kalau aku ikut denganmu, apa kata tetangga nanti.
Konyolnya, malam sudah lewat pukul 12, gerbang utama sudah ditutup. Kita masih saja bercerita, tak sungkan pula makan lagi ketika lapar mendera.
Masjid kampus, menjadi tempat kita berdua merebahkan tubuh barang sejenak, sebelum pagi menjelang. Kau di bagian ikhwan dan aku di bagian akhwat. Subuh nanti kita janji bertemu di bawah tangga.
Setidaknya sudah subuh, sebentar lagi matahari terbit. Tak lama, tapi cukup untuk menyambung tidur, di rumahmu. Bukan sekali dua kali aku datang ke rumah sewamu. Tapi setelah kepindahanmu, ini kali pertama aku tidur disini. Tidak lebih dari dua jam terlelap, ketika kau menyiapkan tempat tidur untukku. Dan kau, tidur ruang depan beralaskan matras. Manis sekali.
Tidurku tak nyenyak, masih terbayang olehmu yang tak pernah jahat padaku. Suaramu lembut membangunkanku, mengingatkan untuk bersiap dan kembali menantang dunia.
Terimakasih untuk selalu menjadi yang termanis di hidupku..
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Ending Game of Thrones
Well, serial TV besutan HBO ini akhirnya berakhir. Season terpendek sejak starting 7 tahun lalu. Aku pribadi baru ngikutin serial ini maraton berkat rekomendasi seorang kawan. Season 1 s.d 7 di maraton dalam 2 bulan terakhir. Dan sangat seru, karena genre film yang kayak gini yang racun banget buat aku.
Ada banyak reaksi” dari season terakhir GOT ini. Ada yang happy karena happy ending, banyak pula yang gak puas karena dinilai kurang greget. Okay, aku mau bahas scene” yang menurut aku deep banget dan epic di season ini. Karena kalau di runtut dari season pertama, yakali banyak banget.
Yang paling epic dan berkesan bagiku adalah di episode 2, The Long Night. Mengalahkan episode 5 The Bells is ringing. Deg”an banget pas nonton klan manusia berhadapan dengan White Walker. Nah, yang paling deep itu waktu Lyana Mormont yang maju ke medan perang dan berhasil bunuh raksasa zombie, walau akhirnya dia mati digencet sama raksasa. Lyana ini masi kecil, pewaris terakhir Klan Mormont. Dengan gagah berani maju ke medan perang. Epic.
Terus, apa lagi ya??
Nah, bagi gw, kematian Cersei itu yang paling gak greget. Tokoh antagonis dari jaman season 1, yakali matinya masa cuma tertimbun reruntuhan. Padahal pingin tu orang matinya sama Jamie atau Arya Stark. Kenapa Jamie? Kenapa Arya Stark? Kalo Jamie yang bunuh, biar si Cersei tuh ngerasain nyesek karena dibunuh sama orang yang paling dicintai. Nah, Kalo Arya, siapapun tau lah,Cersei udah masuk daftar Arya sejak ayahnya dieksekusi masti pas di Season 1 dulu. Mengingat, banyaknya dosa Cersei teradap keluarga Stark. But, This is GOT. Apapun bisa terjadi
Terus, waktu Drogon gerakkin badan mamaknya yang udha mati di tusuk Jon. Yang pada akhirnya Drogon gak bunuh Jon, tapi malah bakar Iron Thrones. Sediih. Setelah kehilangan 2 saudara naganya Rhegal dan Viserys. Sekarang kehilangan mamaknya.Huhuhu
GOT is a GOT. Walaupun bagi gw Season 8 ini anti klimaks di ending. But, GOT udah finish. Beruntung, gw kecanduannya gak dari dulu. Jadi gak merasakkan letihnya menunggu season berikutnya. Masih berdoa menunggu keajaiban sii, moga aja surprisingly muncul episode 7-10. Tapi yaa, mustahil.
Ahsudahlah. Yang penting Bran tetep ganteng..wkwkkw
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Teringat, #Ngaji
Ingat ketika dulu masi kecil, masi SD.. Ketika bulan ramadhan tiba, lagu Tarawih Yok Tarawih selalu menggema setiap ba'da maghrib. Dan hingga sekarang aku ndak tau siapa yang menyanyikannya.. yang aku ingat, bapak" pemilik Toa itu sudah meninggal sekarang. Ah, sudah tua ternyata aku..
Demi tugas sekolah, seusai tarawih kami bocah" cilik selalu ngantri di dekat imam untuk minta tanda tangan. Bukti otentik yang kudu tercantum di buku ramadhan. Demi baiknya nilai PAI.. Tak lupa kami berbondong" mendekat di ibu" untuk menerima jaburan. Sejenis snack" ringan seusai tarawih. Biasanya setiap rumah diberi giliran untuk sumbangan itu. Kadang roti, kadang es lilin, kadang kue" basah. Macam" lah. Dan aku paling suka kalau dapat nagasari. Sejenis kue basah yang dikukus dalam daun pisang, dan isinya pisang.. Enak
Well, seusai tarawih biasanya anak" yg sudah iqra jilid 4 keatas, atau yang sudah bisa membaca al quran, duduk melingkar untuk tadarus. ada anak", ada ibu", embak" juga ada. Sebenarnya waktu itu aku masih belum pede untuk membaca al quran di depan umum. Walaupun kelompok kecil begitu. Karena aku sadar, bacaanku belum lancar. Untuk anak seusiaku saat itu memang tergolong terlambat dalam BTA. Bahkan sampai sekarang tajwid'ku masih amburadul.
Aku punya teman sebaya, satu SD denganku, satu kelas, bangkunya deketan, rankingnya juga atas bawah, satu RT, tarawihnya baregan. Beruntungnya, dia dibesarkan di keluarga yang taat agama, bacaannya tartil. Berbeda sekali denganku, yang keluarganya islam moderat.
Kalau tarawih gitu, dia pasti deket ibu dan embaknya. Sementara aku dan bocil" lainnya pasti di barisan belakang cekikikan dan bolong" solatnya. Dari 23 rakaat, paling dapet 12-16 rakaat saja. Itupun sujud dan rukuknya sambil main". Maklumlah, masih bocil. Mau diajak tarawih saja sudah senang yekan..
Entah kenapa, malam itu aku ujug" ikut tadarusan. Walaupun aku sadar bacaanku belum lancar. Aku malu kalo nanti pas giliranku, ketauan bacaanku acak"an. Apalagi aku sendiri, ibuku sudah pulang lebih dulu. Jadilah aku tadarusan sama si temenku itu, sama ibunya dan embak" lainnya..
Ternyata benar, pas giliranku acak adul lah bacaanku, tersendat" gitu. Sementara yang lain lajunya cepat kek kereta. Cuma, yang bikin aku kecil hati itu pas ibunya temenku itu nge judge kalo belajar al quranku telat, gak lancar, gak diajarin sm orang tua, dna blablabla.. Padahal embak" yang lain maklumi dan biasa aja. Langsung lah mengkeret aku digituin. Secara, masih bocil, masih tahap belajar, malah dipatahin semangatnya kek gitu. Padahal, mau ikut tadarusan aja sudah prestasi..
Ya gitu, itu pertama dan terakhir kalinya aku ikut tadarusan di kampung. Dan sampai sekarang aku ndak pernah khatam iqra jilid 6. Langsung lompat aja ke al quran. Dengan tajwid yang masi amburadul. Minimal tau tanda waqaf dan qolqolah.. Hehe.. Jangan di contoh ya
Teaching point'y adalah, selambat apapun progress seseorang, jangan patahkan semangatnya dengan penilaianmu. Kamu ndak tau seberapa keras dia berusaha untuk bisa mengejar ketertinggalannya. Apalagi sama anak kecil, jangan samakan dia dengan yang lain. Pola asuh dan lingkungan tentu saja sangat berpengaruh. But, progress is still a progress. Walaupun slowly.. Nyatanya dia tetep berusaha lho. judgemental waktu kecil itu, masih terekam sempurna sampai dewasa lho. Dan itu merusak semangatnya. Please, don't do that. Be wise
Teringat, sampai sekarang
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Life style
Arus informasi di era globalisasi yang udah susah kali di bendung, gak semuanya berefek negatif. Misalkan nih, gaya hidup yang lagi happening seputar zero waste dan minimalist living. Bagi gw, ini merupakan sebuah langkah yang baik untuk lebih memaknai hidup..
Pada akhirnya kita kembali pada esensi. Minimalis mengajarkan kita untuk tidak gila dalam menumpuk harta. Kembali pada hakikat manusia ketika baru terlahir kedunia. No things.
Zero waste mengajarkan kita untuk lebih aware dalam kelangsungan hidup kita satu dua dekade, hingga satu abad ke depan. Apa yang kita gunakan hari ini, belum tentu bisa terurai baik hingga kita mati nanti. Belajar untuk peduli pada bumi yang akan kita wariskan ke anak cucu kita kelak..
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Sesama manusia. Dan saling menguji satu sama lain..
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
When my sister have a bad mood
Gw suka jengkel juga kalo adek gw lagi jengkel yang entah kenapa selalu ngeluarin kata "bebeh" kalo disuruh.. Paaaling eneg
Well, sudah ada 4 harian gw numpang di kos adek gw karena ada kerjaan kantor di semarang. Selama itu pula gw berusaha kasi adek gw makanan yang enak". Gw beliin apa yang dia butuh. Ya karena gw yg udah kerja dan punya duid sendiri. Paham lah, sebagai mahasiswa yang duidnya tipis pasti jarang banget makan makanan enak. Makanya selama gw disini, gw kasi apa yang dia mau apa yg dia butuhin.
Tapi ya gw kesel aja, giliran dimintai tolong buat kembalinya buat dia sendiri kok jawabannya ogah"an gitu.
Gw bisa maintenance hidup gw, setidaknya beli makan kalo laper, ngantuk kalo tidur, berbagi kalo berlebih. Bisa keluar sendiri, dan gak gensi buat minta tolong.
Adek gw ni, enggak kek gitu. Alih" udah deket buka puasa nih ya, bukannya gercep cari makanan buat buka, malahan bingung sendiri mau beli apa. Kalaupun belum ada planning mo makan apa, Kan ya tinggal jalan aja, nnti di sepanjang jalan kali aja nemu ide.. Padahal buat dia sendiri lho ya.. Susah banget diarahin kalo dianya gak suka. Tapi ya kembali lagi, gw kek gini juga buat kebaikan dia kedepan. Sifat kita memang beda. Tapi gw udah pernah berada di fase dia sekarang.
Kesel sendiri..
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
My life is my life
My dream is my dream
Kalau kamu ndak bisa ngimbangi, biar aku usaha sendiri..
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Menyederhanakan masalah..
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Uring-uringan
Duh, beberapa hari belakangan badan rasanya sakit" semua gegara emosi. Entah ya, banyak sekali printilan" masalah yang naik ke ubun" hingga rasanya ingin menangis karena jengkel. Padahal sudah sholat dan ngaji, tapi hati masih kemrungsung..
Kita mulai dari hutang piutang. Masalah yang super sensitif. Salah dikit bisa jadi emosi semua. Whahhaha
Karena momen habis gajian nih, aku mulai menghitung aset dan calon aset, kebutuhan harian, tabungan hingga dana darurat. Prediksi tentang piutang nih. Selalu maju mundur, gak pasti. Bisa langsung dibayar, dibayar nanti atau gak dibayar. Aku masih belum siap sama yang terakhir tuh.. Bukan karena aku hamba uang, tapi itu hak yang harus aku perjuangkan macam perang badar. Haha.
Harusnya, kalo orang yang paham dan belajar masalah ini, legowo kalo ditagih. Karena membayar hutang menyelamatkan kedua belah pihak dari api neraka. Kalaupun mungkin belum "selo" minimal ada "tembung"nya, dan kasih tenggat waktu sampai kapan.
Satu" orang yang berhutang padaku, aku tagih. Pun ketika aku punya hutang ke orang lain, ya secepatnya aku bayar.
Sudah macam debt collector aja akutu.
Pertama, nagih dana RAB dari kantor yang tak kunjung cair. Padahal kalo operasional mau jalan, butuh duit. Nah, kek gini mau gak mau aku yang nalangi. Sekali dua kali, nalangi terus. Kalo gak ditalangi dulu gak jalan soalnya. Tapi hal itu gak berimbang sama respon kantor. Nanti, nanti. Padahal operasional menuntut kudu cepet jalan. Nah, kalau nunggu dana yang tak kunjung cair, sampe batas waktunya barang belum jadi, muring" dah tuh.
Kedua, nagih temen nitip transfer. Lagu lama. Tetep dibayar sih, tapi gak sesuai janji. Molor. Males dah kalo sm orang kek gitu. Mau gak dipinjemin, gak enak juga. Serba salah kadang.
Ketiga, nagih orang dari bulan lalu yang menghindar terus kalo ditagih, dan memiliki track record gak baik masalah pembayaran. Ini orang udah berumur, tapi kelakuannya gak patut dicontoh. Udah ditagih ada lebih dari 5x, nanti, nanti, nanti terus. Padahal tiap hari ketemu. Dan dia juga gak menyampaikan kalo semisal punya udzur, juga gak menyampaikan kapan mau bayar. Sampai aku terpaksa bilang, kalo itu pake duit kantor. Masih gak bergeming juga. Ujung"y bilang katanya ngirim anaknya kuliah. Yakali, aku getol nagih gini karena tau ini habis gajian. Dan harap dipahami, tiap orang punya kebutuhan masing". Gak seharusnya menyepelekan gitu. Belum lagi ini orang kalau makan di angkringan depan sering kagak bayar. Sama tukang nasi goreng juga. Getol nagih, tapi gak mau bayar. Malu kita mah, orang serumah. Mau bayarin, tapi kok tiap hari gitu. Tekor lah. Tur yo, minimal kalo dia emang mau ngutang kan ya bilang to. Ini malah ngluyur pergi, gak ada omong apa"..Tua, minta dihormati, tapi kelakuannya minus.
Keempat, desain yang berkali" revisi. Asli, ini bikin darah mendidih. Yang diskusi sana, yang tau konsep acara sana, yang suruh bikin desain sini. Udah gitu ngasih arahan dan compliament'y gak jelas pula. Ide buntu, revisi berkali" cuma buat satu desain. Dan lagi, aku bukan orang yang expert dibidang ini. Seolah kemampuan masih 2, dipaksa buat naik 10. Pingsan cuy. Kesel'y gak karuan. Akunya gak tau sana maunya gimana, kasih arahan gak jelas, dan menuntut perfect dari orang yang masih standar.
Mungkin sabarku masih dibawah nol. Kalo shalat pun selalu berdoa agar hati ini ditentramkan, diberikan kesabaran dan keikhlasan paripurna. Tapi entah, rasanya setan masih bergerumul di sekelilingku.
Take a deep breath.. Fiuuuh
0 notes
kulikcerita · 5 years
Text
Mylog : Lebih dari Sekedar Memilih
Aink dari kemaren gatel banget pengen ngeluarin ini, tapi apa daya kemarin mudik dan nyoblos, wkwk. Keinginan aink nulis muncul lagi ketika ada anak tumblr yang mengaku kaget aink blak-blakan dukung jokowi, padahal aink suka sharing tentang Islam, loh? Emang ada hubungannya?
Ada, meskipun konyol banget sebetulnya.
So, as we know kalo pihak 02 kan katanya hasil ijtima ulama tuh, jadi SEBAGIAN (uda aink kepslok nih ya) orang jadi ke-framing kalo misal umat muslim ya pilihannya harus ngikut ulama. Disini aink merasa prihatin karena setau aink ya umat Islam di kubu 01 juga ada.
Aink menyayangkan banget nih ada niat politik berkedok dakwah (ini pendapat aink aja ya) dalam kampanye kemarin. Aink ga ngefitnah kubu 02 ya, hanya sebagian simpatisannya mengajak untuk mendukung 02 dengan embel-embel dakwah dan jihad(?)
Eh, seriusan loh. Ada yang bilang kalo nyumbang ke kampanye 02 tuh sama dengan jihad. Ada yang menyampaikan kalo kampanye ini kayak perang badar. Itu loh, yang apa ya. Itu lah, aink juga heran orang itu ga muncul-muncul lagi. Diculik gitu? Wallahu alam.
Aink disini ga mau nyinggung prabowo dan sandiaga, toh mereka bagus kok pas debat. Aink suka sama pandangan mereka tentang berbagai topik yang diajukan dalam debat. Respect lah, aink ke mereka. Yang aink ga respect tuh ke simpatisannya.
Emang, aink mengakui kalo simpatisan di kedua kubu (katanya) emang sama aja, karena aink ga pernah berada di kubu 02. Jadi aink sebagai pendukung jokowi tentu membahas dari satu sisi doang.
Pilpres ini buat aink ga sesimpel ‘memilih’ atau mencoblos saja. Tapi, lebih dari itu. Kampanye kemarin ga sesederhana mendukung salah satu paslon tapi lebih parah dari itu.
IN MY OPINION (kepslok lagi nih kk), dalam pemilu dan kampanye ini orang-orang ga sekedar memperjuangkan paslon 01 atau 02, tapi juga memperjuangkan pola pikir dan sudut pandang mereka.
Kampanye ini jadi terasa panas ketika ada orang-orang yang menyatakan kalo pilihan dia yang benar, dan pilihan lain itu salah. Tentu dengan segambreng alasan yang menyertainya. Pernyataan tersebut tentu disanggah oleh orang yang dinyatakan salah karena dia pun memilih karena punya pendapat sendiri.
Ini yang jadi akar masalah. Ketika seseorang ga bisa menerima dan menghargai pendapat orang lain yang ada cuma debat. 01 mah gini, 02 gitu, terus aja ga akan beres meskipun masa kampanye uda usai.
Orang-orang cenderung defensif dan malah ofensif ketika ada orang yang dengan sengaja mengkonfrontasi cara berpikirnya.
Misal, aink nih. Suka sama jokowi dan keluarganya karena alasan ini dan itu. Terlepas dari kekurangan dan kesalahan dia selama menjadi presiden ya aink tetap milih dia karena satu dan lain hal. Aink milih dia dalam keadaan sadar dan lewat hasil pertimbangan matang.
Sekarang bayangin, apa reaksi aink ketika ada yang nyebut jokowi bedebah? Atau brengsek? Atau hinaan lainnya. Aink bukan siapa-siapanya jokowi. Jokowi pasti ga kenal aink. Tapi aink memilih jokowi dan otomatis ketika ada orang yang ngata-ngatain jokowi aink pasti defensif atau malah ofensif.
Semua orang punya kebebasan untuk berpendapat di muka umum. Tapi ga usah ngimpi ada persatuan diantara kita ketika ada orang yang menunjukkan ketidaksukaannya pada pilihan orang lain di ranah publik. Yang terhina itu bukan cuma objeknya, tapi orang-orang yang berpihak pada objek tersebut pasti akan ikut merasa terhina.
Disini ada yang suka Messi? Ada yang Marah ga, kalo aink ngatain Messi itu (maaf ini misal aja dan tentu ga benar) homoan? Brengsek? Culun ga ada sekuku kakinya ronaldo? Sekali lagi, ini misal aja karena aink pribadi lebih suka Messi dari pada ronaldo.
Ini masalah. Gede. Ketika kita ga bisa ‘oh oke’ sama pilihan orang lain, sama pendapat orang lain dan menyatakan ketidaksukaan kita langsung di ranah publik.
Ini aink kasi contoh real
Tumblr media
Mungkin ada yang pernah baca tulisan yang aink skrinsut ini. Iyalah pasti, toh notesnya banyak banget. Nah di tulisan ini, beliau nyebut doi bedebah karena alasan ini dan itu. Aink sendiri berpendapat alasannya ga relevan, mungkin karena aink uda mihak ke jokowi kali ya. Aink disini ga akan menyanggah cara berpikir yang punya tulisan, toh itu hak- hak dia juga kan buat mikir gitu.
Aink hanya mau menggaris bawahi kata BEDEBAH yang dia pake.
Enak ga kalo bapakmu disebut bedebah?
Bisa ga, biasa aja, ketika orang yang kamu hormati disebut brengsek?
Selama ada orang yang bebas berkata-kata buruk tentang pilihan orang lain di ranah publik, jangan harap debat ini akan usai. Jangan harap pertikaian antar klub bola, simpatisan pilpres dan geng bubur diaduk- bubur ga diaduk akan usai.
Ga ada orang yang suka sudut pandangnya direndahkan, cara berpikirnya diremehkan dan pilihannya di-brengsek-an. Ga ada.
Anda ingin segala debat dan hujatan tentang  pilpres ini segera usai? Cukup hormati pilihan orang lain dan tahan lisan/tulisan kita dari menyudutkan pandangan orang lain yang berbeda dengan kita.
Sekian.
52 notes · View notes