Tumgik
jamtidur · 10 months
Text
Aku ingin mengutarakan tapi apa daya aku masih berada di selatan jauh disana.
Sementara untuk terus mengarungi samudera kebijaksanaan tak semudah mengarungi laut dangkal yang kaya akan terumbu karang, yang indah namun mudah pula melukai.
Ombaknya besar menggulung sampai ketepian hilir pantai, menjadi suara suara matahari terbenam kala senja.
Aku merenung sunyi, melukis cinta, mendengar nada nada tak beraturan, melantukan doa doa singkat, mengimani Tuhan, mencari cinta, dengan semboyan luka 🥀
2 notes · View notes
jamtidur · 2 years
Text
Rasa rasanya baru kemarin, tak terasa secepat ini.
Insyaalloh karena kenikmatan dariNya, atau justru karena terlena oleh keindahan keindahan yang telah dilalui.
Perasaan buru buru sering kali muncul, dan juga perasaan ragu ragu kerap kali muncul untuk urusan beda pintu. Pintunya tak kunjung terbuka.
Meski pada akhirnya kembali tenang.
Aku yang dari sisi pantai selatan menjadi seperti ombak dipantai utara, yang terlihat lebih tenang.
Berusaha tenang lalu kemudian menikmatinya.
Apapun yang kini ada didepan mata, bahkan apa yang sudah menjadi masa lalu. Bak harapan-harapan yang agung, yang pada waktu itu terpikirkan dan terencana. Menjadi bayang-bayang semu yang terbungkus karung goni dan dibopong tulang punggung. Menambah pikiran yang kesana kemari bertanya arah, kemana hendak pergi.
Jawabannya sama, hadapi yang didepan mata. Sembari berusaha tenang lalu kemudian menikmatinya.
24/7 terus menerus menghela nafas. Maafkan aku Tuhan, jika aku kufur nikmat.
Jepara, 20 September 2022
5 notes · View notes
jamtidur · 2 years
Text
time’s up. time can’t be paused.
the alarm goes off.
and the sound of weeping from the deepest ocean, sounds so loud.
waves rushing.
crashing into sharp coral reefs.
wound across the ocean. twists of the wound.
01/05/2022
Done
1 note · View note
jamtidur · 2 years
Text
Waktu terus berjalan, mi
sampai saat ini pun detik mili detik terus terhitung
dimana pun berada sudah pasti waktu pun ada
kadang penuh kenikmatan kadang pula harus dinikmati
Waktu terus berjalan, mi
perjalananku singkat dan penuh peluh keluh kesah
mungkin perasaanku saja atau kamu juga
dikejar ini dan itu
ini belum selesai itu datang mengejar
nyamuk berterbangan di samping telingaku
kipas anginku kurang kencang
hawa panas menemani
Waktu terus berjalan, mi
jenuh ditekan roda berlian kehidupan
kelap kelip putarannya sakit ditindasnya
roda emas kuning tai dari dunia maya yang teramat fana
mengalihkan kenyataan dari dunia yang nyata
Waktu terus berjalan, mi
namun, mengapa bunga tak kunjung mekar
ciri khas duri duri dibatangnya
aroma aroma murni dari tanah asmara
separuh jiwa dan nyawa
sigaraning nyowo kata orang jawa
Waktu terus berjalan, mi
perjalananku sendiri kian panjang kedepan
dari sudut pandang mataku
atau mungkin sok tahuku saja atau kamu juga?
bunga terompet yang tak pernah terdengar suaranya
kerabat dekat kecubung yang menerbangkan
Waktu terus berjalan, mi
Alarm berbunyi
Jepara, 15 Maret 2022
0 notes
jamtidur · 2 years
Text
Aku dengan semestaku, kamu pun begitu. semesta begitu luas, namun bukan hal yang tidak mungkin untuk kita bertemu. Yaitu, ketika kita berada dititik yang sama.
aku terima rindumu, jika iya.
aku rindu tanpa tapi.
tapinya ada di kamu, yang aku tak tahu.
huft.
Mloggo, 8 Maret 2022
22.00 WIB Halu
0 notes
jamtidur · 2 years
Text
Beberapa hal yang tak kasat mata, termasuk soal perasaan. apalagi perasaan orang lain.
seringkali memperhatikan lisan, tindak dan tingkah laku, untuk menjaga perasaan orang lain.
lalu lupa dengan perasaan sendiri.
diwaktu waktu tertentu, kepentingan sendiri tak bisa diganggu gugat. di waktu yang lain kepentingan sendiri dikesampingkan untuk kepentingan orang lain.
perasaan bangga itu ada ketika lebih mementingkan orang lain daripada mementingkan diri sendiri.
adakah yang salah, saat kuanggap kepentinganku bisa ku garap sendiri dan diwaktu yang lain.
tapi kadang tapi tapi, Istaghfiru robbakum innahu kaana ghoffaro…
0 notes
jamtidur · 2 years
Text
Setelah air panas kutuang ke racikan kopi didalam cangkir, tak mungkin aku langsung meminumnya. ketika langsung kuminum justru yang ada menyakitkan.
Bahkan ketika mulai hangat, aku meminumnya sedikit demi sedikit. aku menikmatinya bersama rokok ditangan kananku, ataupun disela sela rutinitas paruh waktu. apalagi saat saat sendiri, dengan suasana mendung yang selalu memberi kesempatan untuk merenung. sejuk akan udara yang bercampur embun, mendinginkan separuh yang panas. meski lebih cepat juga mendinginkan wedang kopiku. tapi tak apa, mungkin sebagian kebahagiaanku adalah kehangatan secangkir kopi dan komponen komponen yang masih berhubungan dengan kopi. meski sebentar, tapi berulang ulang. Semoga selalu bahagia serta mulia.
Setelah kopiku habis, kucuci cangkir yang kupakai sampai tak ada endapan ampas kopi yang tertinggal. untuk diisi lagi dengan yang baru.
Jepara, 27 Februari 2022
Kehangatan kopiku kuteguk
0 notes
jamtidur · 3 years
Text
Sedikit demi sedikit membuat sketsa. Pelan-pelan, karena bukan bakatku untuk menggambar. Sedikit demi sedikit dimulai dari garis tepi di lembar kertas lama yang sudah kusut dan sedikit robek di sebelah kiri. Pelan-pelan, dimulai dengan titik-titik, berupaya untuk mempermudah langkah berikutnya.
Terkesan lama. Berharap tenang.
Dengan ditemani waktu yang ada di telepon genggam, yang berpotensi akan berdering jika alarm sampai pada waktunya.
Masih berharap tenang.
Karena perihal waktu yang lama, tak lagi jadi penolakan. Jalani saja katanya, selagi ada kemauan, kesempatan dan kemampuan.
Toh, pada akhirnya keberuntungan adalah ketika kemampuan bertemu dengan kesempatan. Tinggal mencari titik temunya dimana. Usaha tentunya, dan dibumbui dengan doa agar lebih terasa kedalam hidangan yang akan tersaji dimeja makan famili.
Selain itu, waktu yang lama bukan berarti tak bisa menyesuaikan dengan waktu. Mungkin lebih kepada banyaknya kesempatan yang telah dicoba, sembari menjalani aktivitas yang diprioritaskan sehari-hari, kecuali sabtu dan minggu bisa libur bisa lembur.
Lagi dan lagi, masih di kertas yang sama. Masih saja meninggalkan bekas coretan lama. Namun, tak apa. Biar ditutup dengan coretan yang baru, yang lebih tebal, berkesan, dan tak sekedar hitam putih.
Tetap berusaha untuk lebih cepat dari sebelumnya. Sedikit demi sedikit, pelan-pelan. Memperpanjang asa.
Jepara, 11 September 2021
0 notes
jamtidur · 3 years
Text
Tulisanku, yang berbuah dari lamunan dan malam.
Tentang wajahmu yang penuh dengan aroma bijaksana.Tentu menurutku menjadi anugerah Tuhan yang menyertai kemuliaan bagimu.
Dan anugerah Tuhan pula tentang perasaanku pada waktu itu yang ku olah sesuai dengan takaran ala kadarnya, agar tak terlalu, terlalu dan terlalu. Terlalu rindu misalnya.
0 notes
jamtidur · 3 years
Text
Waktu yang cepat berlalu setiap harinya hingga tahun berganti tahun.
Angkatlah sekelubung ketidaksadaran dari dalam diri, supaya lebih bermakna dan mudah memaknainya.
Tuntunlah aku kejalan yang benar, titahlah menuju kemuliaan, Yang Mulia. Ya Allohu Ya Majiid.
0 notes
jamtidur · 3 years
Text
cita, cerita kita? bukan.
ceritaku, bagiku,
engkau, tempat dimana aku tak punya ruang berdialog, aku hanya bisa bermonolog
dikata orang mengheningkan cinta
padahal aku mensiasatinya
Meski kakiku menapak ditanah
Asaku lebih tinggi daripada bulan yang bersemayam di antara langit 7 laras.
Asaku kupasrahkan kepada Raja dari segala raja.
0 notes
jamtidur · 3 years
Text
Kehadiranmu dalam malamku,
Setiaku memejamkan mata,
kau dihadapanku,
wajah yang jernih,
mata yang berkilau,
dan senyuman yang tak jemu jemu.
Setiaku memejamkan mata,
kau dihadapanku,
lenggang tanganmu,
lenggok jalanmu,
tampak sangat keanggunan tingkah lakumu.
Setiaku memejamkan mata,
kau dihadapanku.
0 notes
jamtidur · 3 years
Text
Ada yang harus usai padahal belum dimulai. Tidurlah, begadang tidak bisa menyelesaikan masalah hati. Terimakasih untuk setiap percakapan sederhana kita.
Kukira dengan jeda akan berhenti dengan sendirinya, rupanya sama saja, tak ada bedanya.
Atau karena aku menyelaminya terlalu dalam, sehingga aku tak kunjung kembali ke permukaan, lalu lupa jalan pulang ke daratan.
0 notes
jamtidur · 3 years
Text
Sleep less coffee more. berisi racikan-racikan kenikmatan; kegalauan; lalu berisi harapan harapan yang agung didalam doa doa yang sama, yang terucap setelah sembahyang, yang tak bosan bosannya kulantunkan maupun ku isyaratkan dengan bahasa tubuhku kepadaNya; lalu juga berisi rindu yang entah sampai kapan akan berlalu atau kapan akan berujung temu, sehingga dapat bersua dengan penuh rasa khidmat didalamnya.
dan jika 'pesan' ku tak sampai setidaknya doaku sampai, tentangmu kepadaNya. Ragamu tanpa tau. Semoga ketenangan ada padaku. Kebahagiaan serta mulia, ada padamu.
Aamiin.
Singkatnya, Sleep Less Coffee More berisi lamunan.
Tangerang, 26 Maret 2021
0 notes
jamtidur · 3 years
Text
Ketika waktu telah sampai pada titik jenuh. sepertinya semuanya sudah selesai. seperti tak ada lagi yang harus dicapai. sepertinya ambisi dan obsesi telah bersaturasi. namun semuanya hanya sebatas seperti, yang pada kenyataanya masih banyak yang ingin dicapai, masih banyak yang dicita-citakan, dan masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.
Pikiranku terpengruhi oleh mataku yang seolah melihat puncak, namun hanya sebatas puncak bayangan, yang hanya sebatas bukit ataupun punggung gunung. padahal masih banyak lagi shelter shelter yang harus kulewati.
"Yah, pelan pelan, duduk dulu, meregangkan otot otot kaki, punggung dan bahu, yang lumayan berat membopong tas carrier."
Aku yang ingin segera sampai puncak. padahal yang ada masih dilembah terdalam yang diapit dua punggung gunung.
Aku yang sesekali menarik rambutku hanya untuk meregangkan otot otot dikepala.
Laa Ilaaha illa anta, subhanaka inni kuntu minadzdzolimiin.
0 notes
jamtidur · 3 years
Text
Menjelang qobla maghrib aku hendaknya pulang mandi seduh kopi lalu terserah mau apa lagi bisa jadi mendengarkan keluh kesah dari suara terlirih didalam benak atau bercerita di lembar lembar sunyi yang sudah tersedia dimeja makan burjo dibawah menu makanan yang tersedia yang berada ditengah tengah keramaian kota duduk berdua dengan kesepiannya sendiri yang mungkin untuk bermonolog membahas tentang apa saja yang sudah Tuhan perlihatkan hari ini disepanjang alur cerita dari anti klimaks klimaks dan kembali anti klimaks dan sebagainya atau untuk saling memaafkan segala salah yang telah diperbuat lalu besok coba lagi sampai benar benar benar bukan benar benar salah.
Menjelang qobla maghrib aku hendaknya pulang berkemas kemas dan jangan sampai ada yang tertinggal mengingat barang yang digunakan bukan milik sendiri dan setelah semuanya usai menjelang qobla maghrib aku hendaknya pulang lalu berjumpa dengan pengajar madrasah pertama didunia.
Atas perhatianNya, semoga RahmatNya selalu menyertai dan selalu dibawah belas kasihNya. Aamiin.
Indramayu, 28 Mei 2021
0 notes
jamtidur · 3 years
Text
Sendiri bersama fatwa hati, yang keluar dengan sendirinya fatwa fatwa dari hati pada saat waktu waktu sendiri.
Tentangmu masih sama seperti waktu yang terus berputar tiada henti mengiringi langkah langkah kakiku yang kecil, membayangi setiap denyut nadiku yang berpotensi berhenti.
Tentangmu yang selalu menemani perjalanan-perjalanan, dari mana dan akan menuju kemana aku berjalan. Bahkan ketika aku hendak menuju pulang ke tempat kediaman ibuku.
Tentangmu bagaikan tiada akhir, tak mengenal waktu, bahkan saat waktu tertidur dengan lelap. Atau bahkan sampai dunia hendak kiamat.
Tangerang, 1 Mei 2021
0 notes