Tumgik
dot-and-comma · 7 months
Text
As always, the Irish speak nothing but facts.
How many more innocent civilians have to be killed by Israel before you condemn that for it?
That is a genocide.
That this is a crime on all accounts.
And deserves to be punished to the full extent off the law.
101K notes · View notes
dot-and-comma · 7 months
Text
Untuk Adik
Kendati sering iri hati dengan kebebasan Sang Mesa,
dalam kegelapan paling jauh dalam hati,
aku bersyukur,
bahwa tak ada beban seberat dunia yang harus dipikul oleh bahu
dan punggung ringkihnya.
Walau cibir dan kata yang keluar tak selalu hangat,
cenderung menusuk,
masih dengan tulus hati aku harapkan,
kehidupan penuh bunga dan nihil perang
untuk dicecapinya.
Lantas terobati sudah segala angkara murka tertahan,
atas sindiran tak disengaja,
semoga dan ada baiknya,
kekudusanmu terjaga,
dan terjalin semakin mesra dengan Tuhan semesta alam
𝒗.𝒔
Oktober, 2023
3 notes · View notes
dot-and-comma · 7 months
Text
Tumblr media
Palestine will be free; from river to the sea.
1K notes · View notes
dot-and-comma · 8 months
Text
Mencampakkan Kesialan
Selalu ada air mata dalam setiap perjalanan hidup dan entah sudah berapa ember yang harus aku siapkan untuk menangisi setiap pikiran intrusif dan bodoh yang aku miliki. Parahnya, aku membiarkan setan negatifku untuk menang, melampaui kekuatan kesadaranku dan menguasai tutur dan tindakku. Memang kalau sudah begini, aku malah menyalahkan setan. Tapi memang setan itu ada dalam diriku, setan yang merusak diriku adalah aku sendiri. Aku memang yang harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan yang terjadi.
Bisa-bisanya aku juga menarik seseorang ke dalam segala kerusakan hidupku. Seseorang yang dalam pikirannya hanya sibuk untuk mencari cara agar aku bahagia dan tercukupi. Betapa aku harus sayang dan mengayomi seseorang ini, namun tindakanku malah sebaliknya. Menindas, menyalahi, menuntut, padanya yang sudah berusaha sekuat tenaga menemaniku dari awal hingga akhir kehancuranku.
Aku paham, jika ia lelah dan akhirnya memilih pergi. Dan aku sadar, betapa aku malah semakin menyakitinya untuk dapat ditinggalkan. Lalu ketika segalanya sudah mencapai titik dan usai, aku malah menangis dan mengemis untuk ia kembali, hanya agar terbukti bahwa seberapa hancurnya aku (aku masih pantas untuk dicintai).
Harusnya, dia campakkan aku seperti sekarang ini. Seperti diam yang kini tengah membentang di antara kami. Pantas memang, mencampakkan sesuatu yang tak berguna dan hanya sebabkan sial.
𝒗.𝒔
October 14th 2023
6 notes · View notes
dot-and-comma · 9 months
Text
Kegaduhan Malam
kepalaku sedikit bertanya:
“apakah ini akan jadi malam panjang tanpa tidur?”
hatiku lalu merutuk tak setuju,
tanda benci akan pertanyaan sarkastik tersebut
namun kepalaku masih sekeras batu
tak menyerah, ditanyanya sekali lagi:
“apakah kau akan berpura-pura membaca Madilog lagi?”
kini gantian egoku yang kesal,
“jangan kau bawa ideologi di sini!”
seolah tak mengenal insaf dan lelah,
kepala kembali gaduh:
“apakah akan ada lagi sungai yang kau ciptakan?”
mataku mendelik malas, tapi dengan tenang ia menjawab:
“setidaknya air mataku pada akhirnya berhasil membungkam bisingmu.”
𝒂.𝒓 // 𝒗.𝒔
𝟐𝟎𝟐𝟐
4 notes · View notes
dot-and-comma · 9 months
Note
Kak, are you still there?
Hello, iya masih di sini. Who's this again? Sorry 😔
3 notes · View notes
dot-and-comma · 10 months
Text
Mendamba, 2022
Kalau sudah capai, seperti ini, hanya peluk cumbumu yang kurindu.
Yang mengisi relung dan benak, tinggal menetap.
Setiap sudut kerutan baju yang tergantung di pintu kamar, seolah mewangikan tubuhmu.
Mengingatkan sukma akan malam-malam hangat berkawan rengkuhan kokohmu.
Bintang di langit nun jauh di sana pun membisik iri,
katanya, walaupun jauh, kita tak butuh jutaan tahun cahaya untuk bersua.
Namun peduli setan dengan bintang, aku kini sudah kehausan akan hadirmu
dan memang betul,
Kalau sudah capai, seperti ini, hanya peluk cumbumu yang kurindu.
𝒂.𝒓 // 𝒗.𝒔
3 notes · View notes
dot-and-comma · 10 months
Text
Mendamba, 2022
Kalau sudah capai, seperti ini, hanya peluk cumbumu yang kurindu.
Yang mengisi relung dan benak, tinggal menetap.
Setiap sudut kerutan baju yang tergantung di pintu kamar, seolah mewangikan tubuhmu.
Mengingatkan sukma akan malam-malam hangat berkawan rengkuhan kokohmu.
Bintang di langit nun jauh di sana pun membisik iri,
katanya, walaupun jauh, kita tak butuh jutaan tahun cahaya untuk bersua.
Namun peduli setan dengan bintang, aku kini sudah kehausan akan hadirmu
dan memang betul,
Kalau sudah capai, seperti ini, hanya peluk cumbumu yang kurindu.
𝒂.𝒓 // 𝒗.𝒔
3 notes · View notes
dot-and-comma · 1 year
Text
Usai
dan untuk kesekian kalinya,
aku akan tetap berterima kasih
kepadamu yang pernah singgah
dan mengasihi raga ini dengan sepenuh hati
dan walaupun untuk keseribu kalinya,
aku temukan napas memburu
terbakar api cemburu
aku akan tetap diam dalam hening
karena masa sudah lalu
karena kita sudah terberai menjadi kau dan aku
karena mata sudah lelah mencari celah
karena jalan sudah tertutup untuk kembali
cerita akhirnya usai
cerita akhirnya tamat
cerita akhirnya menemui titik
yang tak mungkin lagi bersua dengan koma
(walaupun sekeras apapun aku cari)
𝒗.𝒔
September 18th 2022
14 notes · View notes
dot-and-comma · 1 year
Text
Jakarta and It's Story
To every inch of Sudirman street, where I hold my tears and anger.
To every inch of Transjakarta stops, where I listen to "I Love You but I'm Letting Go".
To each minutes I spent to wait for you in Starbucks Ratu Plaza.
To each Sampoerna Mild Menthol I smoked and threw away carelessly on pedastrian street in Senayan
I am free,
I am not holding back any feelings,
I will never regret any decision to walk away,
I am ready to fall in love again.
𝒗.𝒔 // 𝒂.𝒕.𝒔
12 notes · View notes
dot-and-comma · 1 year
Text
Wisata Masa Lalu
mataku menangkap pijaran pelita
memicing karena terangnya menyilaukan di ruang gelap
pikiranku melalang buana tak ada arah, liar
tak sengaja berhenti pada masa kelam
teringat akan tubuh telanjang dan napas memburu
sedang menunduk di ujung ranjang,
merutuk kebiasaan berburu
pertanyaan-pertanyaan penuh sesal bermunculan
jika satu malam saja sudah cukup,
mengapa relung hati masih teriakan sepi?
jika memang hanya cumbu yang dirindu,
mengapa tangis tanpa suara masih jadi guruh?
jika memang ingin senangkan raga,
mengapa tinju tembok masih jadi kebiasaan?
jika memang ingin puaskan hasrat,
mengapa birahi tak kunjung terpenuhi?
tepukan ringan ibu di pundak menyadarkan,
" ayo sembahyang," ujarnya.
dengan patuh, aku tanggalkan lagi kenangan
untuk bersiap meminta ampun
kepada Sang Khalik
𝒗.𝒔
11 Oktober 2022
5 notes · View notes
dot-and-comma · 1 year
Text
3 am thoughts
My thoughts is loaded gun
My feeling is a sick stomach
trying to hold everything inside
before tired and give up all the acid
One trigger is all it needs
A burning bullet my hand trying
to put away from my own head
And the moment you defend yourself
by saying it's just one mistake
then I know that's the moment
I have to go
𝒗.𝒔 // 𝒂.𝒕.𝒔
April 17th 2023
5 notes · View notes
dot-and-comma · 1 year
Text
Kiblat untuk Merindu
...𝒓𝒖𝒑𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒎𝒂𝒕𝒊 𝒓𝒂𝒔𝒂 (𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌) 𝒔𝒆𝒖𝒕𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂.
Aku terduduk di depan meja, cukup lama terdiam karena harus meramu diksi tentang cinta. Jelas sekali hati dan pikiran tak saling bekerja sama, karena entah sudah berapa kali jarum pendek jam dinding menyusuri angka-angka yang berbeda. Rupanya aku sudah menjadi mati rasa (hampir) seutuhnya.
Padahal dulu, jari jemari ini seolah memang sudah terukir untuk merapalkan bahasa cinta di atas kertas kosong. Padahal dulu, tersenyum sembari mengutarakan perasaan kasih dengan pena hitam legam sudah jadi makanan setiap hari. Seolah kehilangan percikan tintanya, pena untuk menulis tentang cinta serasa habis dikuras oleh emosi buruk lain yang kutemui seiring bertambahnya usia.
Dengan sedikit marah, aku lemparkan saja pena di tangan sembarangan. Terlalu kesal dengan tubuh tak bercinta ini. Bunyi gemeletak pena yang rusak terdengar dari bawah lantai, alamat aku harus sekali lagi membeli pena baru. Sedikit menunduk, aku meraih pena yang sudah tak bisa gunakan ini. Namun sudut mataku menangkap hal lain.
Buku usang, berdebu, dan hampir kuning seluruhnya. Sebuah saksi bisu dari perjalanan cinta yang pernah aku dan dia jalani selama bertahun-tahun. Perjalanan melelahkan yang tak berbuah hasil apapun, yang hanya sisakan sesal dan amarah. Secarik kertas terlihat seperti hendak meloncat keluar dari tumpukan kertas buku itu, yang membuat jari penasaranku menarik kertas itu keluar.
Foto lama kita berdua, dengan senyuman lebar ala remaja, terpatri di sana. Di bawahnya tertulis sebuah kalimat: sebuah kiblat untuk merindu.
𝒗.𝒔
November 18th 2022
5 notes · View notes
dot-and-comma · 1 year
Text
You are each prayer and hope that humankind has whispered About love and all its wondrous beauty divine. You are each desire and yearning that the soul has dreamed Of a perfect and eternal love that will ever shine.
𝒗.𝒔
2 notes · View notes
dot-and-comma · 1 year
Text
Menulis Kesedihan
Hari ini aku memutuskan untuk tak menulis kebahagiaan. Bukannya tak ingin bahagia atau tak ingin memutar memori indah yang aku miliki, tapi minggu ini terlalu berat dan hatiku terlalu merasa bersalah untuk kembali membohongi diriku sendiri lalu menulis tentang kebahagiaan. Begitu banyak kewajiban dari orang sekitar yang menginginkanku untuk selalu bahagia, seolah lupa bahwa hidup terlalu luas dan besar untuk hanya merasakan satu perasaan. Pun tak ada salahnya menulis tentang kesedihan dan kemalangan. Tren saat ini adalah menjual tentang betapa menyedihkannya hidupmu, cerita cintamu, atau kegagalan yang dulunya hanya bisa disimpan sendiri. Kini sudah menjadi hal lumrah menunjukan kekecewaan. Orang-orang kini sudah lebih jujur terhadap diri mereka sendiri.
Jadi untuk apa lagi menulis tentang kebahagiaan ketika setiap harinya perasaanmu diporak-porandakan gundah? Akui saja bahwa dirimu sedih lalu pergi menangis di sudut gelap toilet. Tak akan ada yang menertawai, malah mungkin saja bisa kau temui kawan senasib yang juga sedang tangisi beratnya kehidupan ibu kota. Aku rasa untuk mencapai kebahagiaan, kita harus mengenal emosi negatif lainnya. Menulis tentang apapun selain kebahagiaan adalah caraku untuk mengenal emosi negatif yang lain.
Aku menolak menulis tentang kebahagiaan hari ini, karena aku sedang merasa sedih setengah hidup. Aku menolak menulis tentang kebahagiaan, agar diriku dapat dengan lapang dada merasakan ketenangan dalam kesedihanku. Aku menolak menulis tentang kebahagiaan, agar perasaanku dapat hidup dan jiwaku dapat terobati.
𝒗.𝒔
21 November 2022
9 notes · View notes
dot-and-comma · 1 year
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Instagram credit: __suzannah
2K notes · View notes
dot-and-comma · 1 year
Text
Book Review: The Gift of Everything by Lang Leav
Tumblr media
The Gift of Everything is another brilliant art from Lang Leav, which written in 247 pages long. It contained 236 poems and prose, which 35 of them are the newest poem collection and the rest are selected creation from previous books. The Gift of Everything, according to Lang Leav, is collection of her work during childhood where it evolves around schoolyard. Published in 2023, this book once again evoke a friendly yet nostalgic feeling within myself. The poems are still circulating around love, loss and self empowerment, which made it more easy to feel and read also very relatable.
I've read some title such as Crossroads, A Woman and Rogue Planets and remember them admirably as I found them first in the other books like The Universe of Us, Sea of Strangers and Love & Misadventure.
"So, make up your own rules. Don't be afraid to hurl, to fall, to get dirt on your face. Sweetheart, let this be your one glorious mess because in the end the only person you should answer to is yourself. After all, you are a woman, And long before they punish you for what you've done, they will punish you for what you are." — A Woman by Lang Leav
Nothing drastically change in term of her writing style, which I took note like to make parable to express her feeling in her writing. Her interesting way of thinking and write it down in parable engage the reader to get lost between each words.
"But since you, my life is less about attainment and more about holding to what I already have." — Attainment by Lang Leav
Lang Leav's strands of word are beautifully chose and arranged by her and it made her every poems are touching and successfully left me in awe although I've read it thousand of times. From this book, I crowned How Much Love on page 191 as my favorite title as this prose summarized this book in only two sentence.
"How much love is a person capable of giving? I thought I knew the answer until I met you." — How Much Love by Lang Leav
Reviewed by a.t.s // v.s on Goodreads
2 notes · View notes