Tumgik
#ulfas alm
uwhe-arts · 9 days
Text
Tumblr media
. . . | uwhe-arts
2K notes · View notes
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Tak Betah Ngungsi, Ingin Balik, Trauma Badai
Baru sehari tinggal di pengungsian, Sijem, 70, sudah merasa ”tersiksa”. Karena dirinya saat ini sedang sakit diabetes. Namun, dia juga belum berani pulang teringat angin badai yang memorakporandakan rumahnya di Dusun Bon, Desa Sumber Brantas, Bumiaji, pada Sabtu pukul 23.3 (19/10).
ULFA AFRIAN
Tatapan Sijem tampak kosong. Entah apa yang sedang dia pandang. Namun, kelihatan dia sedang gelisah ketika ditemui di tempat pengungsian, di Pusdalop, Kota Batu. Sejak Minggu pagi (20/10), dia tinggal di penampungan itu bersama ratusan warga yang lain.
Kepada koran ini, Sijem menceritakan bagaimana paniknya saat angin kencang menerjang rumahnya. Waktu itu dia tinggal hanya bersama anak keempatnya. Dia kaget bukan kepalang. Apalagi, debu begitu cepat menerobos dinding rumahnya yang terbuat dari gedhek (anyaman bambu).
Saat itu, sekitar pukul 23.30, dirinya memang masih belum tidur. Dia langsung menjerit begitu ada terpaan angin kencang yang nyaris merobohkan rumahnya itu. ”Gedhek kan berlubang-lubang, jadi menyerap debu lebih banyak,” ucapnya.
Saat kejadian, dia hanya bisa berteriak. Karena dirinya sedang sakit diabetes sejak setahun lalu. Kakinya juga sering kesemutan. Sehingga untuk gerak saja terasa sakit. Karena keterbatasan ekonomi, dia tidak melakukan perawatan di rumah sakit. Dia hanya obat jalan saja. ”Apalagi suasana seperti sekarang ini, kondisi saya semakin tidak baik,” keluhnya.
Dia mengaku, meski baru sehari di penampungan, dia ingin pulang. Dia tidak betah hidup bersama banyak orang di pengungsian. Apalagi tidak banyak yang dia kenal. Selama ini dia juga tidak terbiasa dengan suasana keramaian. Hidupnya banyak dihabiskan di ladang untuk bertani. Sehingga ketika ada di suasana yang ramai dan banyak orang, dia terasa bising.
Dia tahu rumahnya sudah tidak bisa ditinggali, tapi dia ingin melihatnya.  Syukur kalau masih ada tempat seadanya untuknya tinggal.
Sijem sendiri tidak ingat seperti apa dia tiba-tiba berada di pengungsian. Yang dia tahu dirinya dibawa anak-anaknya untuk menghindari amukan angin kencang ke tempat yang aman. Namun, sejumlah pengungsi yang ada di samping Sijem langsung menimpali jika semua pengungsi dievakuasi mobil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu.
Sesekali menyeka air matanya yang menetes, ibu empat anak ini menyatakan tetap ingin pulang. Hanya saja, ketika mengingat kejadian angin badai itu, dia takut. ”Saya takut ada bencana lagi. Saya tidak punya nafsu makan,” ungkapnya.
Ketika ditanya ke mana anak-anaknya sekarang? Dia hanya menggeleng. ”Tidak tahu,” jawab dia sambil kembali menyeka air matanya.
Sementara suasana duka masih menyelimuti rumah keluarga Ngatini, 60, RT 03/RW 05 Dusun Talangrejo, Desa Gunungsari, Kecamatan Batu. Ini karena suaminya, Sadik, 66, menjadi korban meninggal akibat bencana angin badai. Dia tertimpa pohon di hutan Lemah Putih, Desa Gunungsari, pada Minggu (20/10).
Kepalanya retak bersimbah darah. ”Jadi Bapak sedang jalan pulang sendirian dari bertani, kemudian memang lokasi di hutan Lemah Putih itu lagi sepi sekitar pukul 2 siang. Lalu ada warga yang menemukan Bapak saya,” kata Supandik, anak kedua Alm. Sadik.
Sadik meninggalkan satu istri, tiga anak, dan empat cucu. Anak pertamanya bernama Hari Sulya, 42, dan anak terakhirnya Febriani, 28. Dia dimakamkan di TPU Gunungsari pada Minggu pukul 17.00.
Kesehariannya, korban bertani wortel dan mencari rumput untuk makanan delapan kambingnya. ”Dia sehari-hari, setelah salat Subuh langsung berangkat ke ladang untuk bertani. Lalu pukul 2 siang pulang dan kembali bekerja untuk mencari rumput,” ungkap Supandik.
Bapaknya itu libur, tidak bekerja hanya saat Jumat saja. Supandik menyatakan sebelum kejadian, dia tidak memiliki firasat apa-apa. ”Hanya saja adik ipar saya memimpikan pagar kandang sapinya yang terbuat dari bambu roboh semua,” kata Supandik.
Lain lagi dengan cerita dari anak pertamanya, Hari Sulya. Menurut dia, bapaknya merupakan sosok yang selalu mengajarkan pada anaknya untuk tidak bermalas-malasan. ”Orangnya itu tidak mau menganggur, jadi punya kegiatan, terus bekerja. Tetapi dia selalu bilang dari dulu bahwa hidup itu harus disyukuri dan jangan sampai merepotkan orang lain,” kata Sulya.
Selain itu, pesan yang disampaikan Sadik kepada anak pertamanya adalah untuk menjaga kakak sepupunya yang bernama Nurul Faridah, 41. ”Jadi Ida ini sama bapak sudah dianggap anak sendiri karena dia sudah tidak memiliki orang tua lagi. Jadi Bapak minta ke saya juga untuk menjaga Ida,” jelas Sulya.
Atas meninggalnya Sadik akibat bencana itu, perhatian khusus diberikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Gubernur perempuan pertama di Jatim itu Senin kemarin (21/10) sekitar pukul 01.30, datang ke rumah duka. ”Beliau mengucapkan bela sungkawa sedalam-dalamnya, terus menanyakan perihal kejadian tersebut,” imbuh Sulya.
Selain itu, Sulya menyatakan, Kartu Keluarga juga sempat diminta pihak Pemerintah Kota dan pihak Perhutani. ”Katanya untuk administrasi ada bantuan uang tunai dari gubernur, wali kota, kapolres, tetapi belum diberitahu nominalnya,” katanya.
Copy Editor : Amalia Safitri Penyunting : Abdul Muntholib
Source : https://malangtoday.net/flash/nasional/tak-betah-ngungsi-ingin-balik-trauma-badai/
MalangTODAY
0 notes
POLRES MAJALENGKA – Kapolres Majalengka AKBP Mada Roostanto,SE,MH bersama Istri Ny. Ulfa Mada, Wakapolres Kompol Ijang Syafei,SPd,SH, Para Pejabat Utama dan Anggota Polres dan Polsek Panyingkiran bersama-sama di malam hari langsung bertakziah ke rumah duka Alm. AIPTU OOM SUMARINA, salah seorang anggota Kanit Binmas Polsek Panyungkiran Polres Majalengka dirumah duka yg terletak di Blok Lapang Cibogo Rt. 03/01 Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka, Senin malam (19/6/2017).
Tumblr media
Almarhum Aiptu Oom Sumarina meninggal dunia karena sakit di duga meninggal mendadak akibat serangan jantung pada Senin malam hari, 19 Juni 2017 sekira jam 18.00 di Rumah Sakit Cideres Kabupaten Majalengka, saat ini Jenazah di semayamkan dirumah duka yang terletak di Blok Lapang Cibogo Rt. 03/01 Desa Heuleut Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka.
Almarhum Aiptu Oom Sumarina merupakan Anggota Kanit Binmas Polsek Panyingkiran, Almarhum meninggal dunia pada usia 49 tahun dengan meninggalkan seorang istri dan satu orang putri. Almarhum rencananya akan dimakamkan di Pemakaman umum Garunggang Kelurahan Majalengka kulon Kecamatan dan Kabupaten Majalengka.
Kapolres Majalengka bersama Wakapolres tiba di rumah duka dan diterima oleh nyonya almarhun serta kerabat dan keluarga almarhum. Dalam suasana yang masih diliputi duka, Kapolres Majalengka turut menyolatkan dan doa bersama serta menyampaikan ucapan belangsukawa kepada keluarga almarhum sambil berharap semoga amal bakti Almarhum Aiptu Oom Sumarina diterima di sisi Allah dan keluarga yang ditinggal senantiasa tabah dan kuat serta ikhlas.
Sebelum meninggalkan rumah duka, Kapolres Majalengka bersama Istri Ny.Ulfa Mada di dampingi Kapolsek Panyingkiran Akp Rochani dan Kasat Binmas Akp Asep S.Fiqih,SH memberikan santunan kepada keluarga Almarhum sebagai ungkapan dan wujud kepedulian Kapolres Majalengka terhadap almarhum sebagai anggota Polsek Panyingkiran Polres Majalengka.
Takziah Dikediaman Anggota Polri Yang Meninggal Dunia POLRES MAJALENGKA - Kapolres Majalengka AKBP Mada Roostanto,SE,MH bersama Istri Ny. Ulfa Mada, Wakapolres Kompol Ijang Syafei,SPd,SH, Para Pejabat Utama dan Anggota Polres dan Polsek Panyingkiran bersama-sama di malam hari langsung bertakziah ke rumah duka Alm.
0 notes
Text
#Tribute Prof. Umar (Alm)
21/8/2017 "Terus terang itu lebih baik.." Kutipan kenangannya Prof. Yunahar Ilyas dengan Prof. Umar. ~~~ Hari ini jadi peserta Seminar Nasional "Membangun IPTEK Bermartabat: Etos, Etika, dan Strategi" Mengembangkan Pemikiran Keilmuan Prof. Dr. Umar Anggara Jenie, M.Sc., Apt Dimulai dari mengenang perjalanan beliau ketika kecil hingga ketika beliau dipanggil. Terharu, sangat. Dengan dedikasi dan kontribusi beliau diberbagai aspek, terutama pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Paparan gagasan dari orang ternama di dunia kefarmasian Indonesia turut memberikan kenangan indah yang terekam dalam memori masing-masing ketika mereka bersama dengan beliau, Prof Umar. Dan kesemuanya bukan pertemuan yang hanya sekejap namun pertemuan yang menghasilkan pemikiran tinggi, dengan kesederhanaan dan kegigihan sebagai keteladanan yang sudah melekat. Salut banget intinya, InsyaAllah jadi amal jariyah yang ilmunya selalu terbagikan dan berjalan secara kontinue. Menjadi pemberat kebaikan ketika di yaumul akhir. Salah satu keteladanan yang diambil dari beliau, bahwa selalu menekankan "Innamal a'malu binniyat" ~~~ #membukawawasan #with🙆farina🙆nia🙆ulfa🙆isni🙆pipit🙆milati🙆vica🙆anis
0 notes
uwhe-arts · 13 days
Text
Tumblr media
. . . | uwhe-arts
1K notes · View notes
uwhe-arts · 11 days
Text
Tumblr media
. . . | uwhe-arts
413 notes · View notes
uwhe-arts · 13 days
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
. . . | uwhe-arts
229 notes · View notes