Kesempatan sangat langka buat kami, dapat mendokumentasikan sakramen pernikahan dengan 12 Romo yang hadir dari beberapa negara. From the wedding day of @jessicaclorindaa & @fidel.adhyaksa. Pemberkatan pernikahan / sakramen perkawinan di Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta. photographer: @ownerpoetrafoto videographer: @sandyasumma wedding photos: @poetrafoto wedding job: @makapictures MUA: @jessibenitamua @jessicabenitamua @clarabellesantosomua hairdo: @yani_wiwied gown: @cintamimeidina For more info & pricelist, please send us DM to @poetrafoto or WA: https://wa.me/6281328749391. Thank you. #pemberkatanpernikahan #pemberkatannikah #pemberkatanmakeup #pemberkatanajadulu #pemberkatan #pemberkatangereja #pemberkatanwedding #sakramen #sakramenpernikahan #sakramenperkawinan #sakrament #weddingindonesia #weddinginspiration #weddingideas #inspirasiwedding #weddingjogja #jogjawedding #weddingyogyakarta #weddingyogya #jwphotography #jwp #jogjaweddingphotographer #jogjaweddingnet #jogjaweddingplanner #weddingphotographerjogja #weddingjakarta #weddingsemarang #weddingsolo #weddingsurabaya #weddingbandung (at Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung) https://www.instagram.com/p/CpL2XHRvc-F/?igshid=NGJjMDIxMWI=
Menurut gue komitmen dalam hubungan itu nggak semudah membalikkan telapak tangan. Ketika lo sepakat untuk berada di suatu hubungan, godaan dari dunia luar akan semakin bikin lo ketar-ketir ketika lo menganggap kalau komitmen hanya sekedar ikatan nggak berarti.
Well, gue emang nggak pernah dalam sebuah komitmen sebelumnya, karena itu gue selalu bilang ke Alessia untuk terus mengedukasi gue ketika ada hal-hal yang melenceng ditengah komitmen yang kita jalanin.
Pacaran tuh komitmen nggak sih? Tergantung. Iya, tergantung— ketika lo mengharapkan hubungan itu akan berlanjut kearah pernikahan maka bisa dibilang hal itu adalah sebuah komitmen. Tapi kalau lo berada di suatu hubungan dan hanya sekedar untuk memuaskan nafsu belaka maka hal itu bukanlah komitmen.
Diumur segini gue paham betul kalau orang-orang akan bertanya kapan gue akan lanjut ke hubungan yang lebih serius. Nggak salah, cuma kadang memang lama kelamaan bikin gue risih. Kayak hari ini contohnya waktu selesai pemberkatan Mas Theo sama istrinya, gue dicecar habis-habisan sama pertanyaan yang sama dari umur gue dua puluh empat tahun hingga sekarang yang mau menginjak dua puluh delapan. Sebenarnya gue lumayan udah kebal, cuma kayaknya hal ini nggak berlaku buat cewek di samping gue yang tiba-tiba jadi diam.
"You good?" tanya gue ketika akhirnya kita berdua berhasil bebas dari kerumunan keluarga besar gue.
Dia kelihatan lumayan kaget karena tahu kalau gue mengikutinya sampai toilet. Sejak pacaran sama dia, gue jadi hafal kalau Alessia emang bukan tipe orang yang banyak bicara. Dia lebih banyak mendengarkan daripada berujar karena selalu ada keraguan dalam hatinya untuk mengutarakan isi kepalanya yang berakhir menyakiti orang lain. Dia akan berbicara ketika dia benar-benar ingin.
"Lo kenapa di sini? Bukannya tadi masih ngobrol sama Mas Dani?" Lagi-lagi dia akan selalu mengalihkan topik ketika mencoba menutupi sesuatu.
"I'm looking for you."
Gue menyandarkan tubuh gue pada pintu kamar mandi sambil menyilangkan tangan didepan dada. Menunggunya dengan sendiri menjelaskan apa yang dia rasakan.
"Sorry, gue cuma agak sensitif sama pertanyaan-pertanyaan tadi."
Pernikahan Mas Theo bakal di adain di dua tempat yang berbeda. Pertama Jakarta yang mana itu hari ini, lalu lusa di Bali yang rencananya bakal di gelar sedikit tertutup karena memang dikhususkan untuk kerabat dekat aja.
Dan gue semakin bingung ketika dia juga jadi salah satu orang yang paling sibuk dengan persiapan pernikahan Mas Theo bareng Nyokap dan Ellen istrinya Erland. Kalau dipikir-pikir juga selama persiapan itu dia pasti udah dicecar pertanyaan yang sama secara berulang hingga sampai bikin dia bete kayak gini.
"You want to talk about it?" Dia menggeleng yang kemudian hanya gue balas dengan senyuman. Gue menarik tangannya untuk kembali ke ballroom hotel mengikuti serangkaian acara yang masih berlangsung. Bedanya gue memiliki untuk mengajak dia bergabung bersama Alex dan juga teman-temannya karena gue tahu mereka nggak akan bikin moodnya tambah jelek.
...
Alessia
Gue selalu ngerasa impresif ketika melihat orang hebat yang pernah gue temui. Apalagi ketika orang tersebut memberikan impact yang luar biasa terhadap orang lain. Nadine Halderman adalah salah satunya. Waktu pertama kali dengar siapa orang yang akan dinikahi oleh Pak Direktur, mulut gue menganga lebar karena nggak percaya. Gue cuma kagum gimana sosok Pak Direktur bisa kenal mantan Puteri Indonesia yang notabene levelnya luar biasa. Tapi setelah dipikir-pikir mereka juga berada di level yang sama karena Pak Direktur juga orang yang cukup berpengaruh di dunia medis.
Setelah resepsi di Jakarta dan hari ini di Bali, akhirnya rasa kangen gue sama tempat ini bisa terobati. Mungkin sekitar dua bulan lebih gue nggak singgah karena kesibukan gue yang nggak bisa di tinggal, apalagi Damian juga mulai aktif kesana-kemari karena Grand Prix yang udah dimulai lagi.
"Lo sama Damian udah jalan berapa tahun sih, Al?" Gue menoleh singkat kearah Ellen sambil ngambil makanan. Gue reflek mengalihkan pemandangan kearah sekeliling setelahnya untuk mencari sosok Damian yang entah pergi kemana.
"Dua tahun bulan kemarin sih. Lo sendiri dulu sama Erland pacaran berapa lama sebelum nikah?"
Kita kembali ke tempat duduk semula sambil melanjutkan obrolan dan juga menikmati suara indah penyanyi plus pemandangan pantai Seminyak di malam ini. Gue suka konsep pernikahan Mas Theo yang terkesan sederhana tapi begitu sakral. Dan mengenai vibesnya yang kekinian abis menambah nilai plus.
"Lumayan singkat sih, enam bulan." jawabnya yang bikin beneran kaget. Enam bulan langsung nikah?
Umur pernikahan Erland dan Ellen menurut gue cukuplah lama. Tapi herannya di empat tahun umurnya itu mereka belum punya momongan. "El, sorry banget kalau pertanyaan gue cukup menyinggung lo. Kalau boleh tahu kenapa kalian belum mau punya anak?"
Dia nggak tersinggung dengan pertanyaan gue dan malah justru tertawa. "Apaan sih lo? Mana ada menyinggung, gue udah biasa ditanyain beginian." katanya sembari mengusapkan makanannya kedalam mulut.
"Erland sama gue emang belum mau program hamil aja. Kayak yang gue bilang tadi karena kita pacarannya singkat, akhirnya kita mutusin buat memahami satu sama lain dulu, ngabisin waktu berdua. Intinya nggak ada hal yang harus dikhawatirin, we're fine. Dan good news nya adalah kita mulai bahas program anak akhir-akhir ini." jelasnya yang membuat gue pun bernafas dengan lega.
"You know what, ketika lo belum siap dalam suatu hal dan lo terus memaksakan keadaan dengan meyakini diri bahwa lo telah siap menjalani itu, sebenarnya itu yang akan menghancurkan lo nantinya." Dia menjeda ucapannya yang membuat gue penasaran setengah mati dengan apa yang akan Ellen katakan selanjutnya.
Ellen menatap gue sejenak lalu tersenyum tipis yang gue nggak tahu artinya apa.
"Gue tahu kok sekarang lo lagi nunggu kepastian dari Damian. Cuma lo juga harus paham kalau sebenarnya dia juga lagi nunggu kesiapan lo. He's ready to fight as long as you told him that you're ready."
...
"Heh," Alessia sedikit terperanjat kaget ketika tiba-tiba Damian muncul dari balik pintu kamar miliknya dengan senyum tanpa dosa yang terlihat begitu menyebalkan di mata gadis itu.
Acara malam ini berjalan begitu lancar. Semua orang senang dan berbahagia karena pernikahan anak tertua di keluarga ini. Terlebih kedua orang tua dan juga dua saudara Theodore yang tak henti mengumbar senyum.
"Lo pasti udah gila jam segini datang ke kamar gue." celetuk Alessia dengan tatapan penuh selidik begitu sosok Damian berjalan masuk kedalam kamar gadis itu. Bagaimana tidak, jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari tapi Damian malam memilih kelayapan.
Tentu saja kali ini mereka tidur di tempat yang terpisah. Damian sempat ingin melayangkan protes kepada Kakak Theodore karena tidak membuatnya dan Alessia berada di satu villa yang sama dan justru menempatkannya bersama Alex.
Laki-laki itu berjalan dengan santai menuju sofa lalu mendudukkan dirinya di sana hingga posisi mereka pun saling berhadapan dengan Alessia yang masih enggan untuk beranjak dari kasur miliknya.
"I miss you." ujar Damian yang membuat Alessia pun berdecak sebal. Damian yang melihatnya pun hanya mampu terkikik geli karena ia sudah hafal dengan tanggapan kekasihnya itu.
Gadis itu beranjak dari tidurnya untuk kemudian duduk mendekat di samping Damian. "Lo kenapa belum tidur hmm?" tanya Damian sambil mengusap rambut milik Alessia dengan lembut.
"I have a lot of thought in my head." Alessia memposisikan kepalanya untuk tidur di atas pangkuan Damian yang langsung disambut baik oleh laki-laki itu.
Tangan Damian bermain-main di area rambut Alessia ketika gadis itu mulai membicarakan harinya. Ia beberapa kali tersenyum menanggapi cerita Alessia yang sering kali membuatnya merasa terhibur. Damian merasa harinya tidaklah lengkap ketika belum mendengar cerita keseharian Alessia yang selalu ada saja yang meresahkan gadis itu.
Alessia tiba-tiba kembali beranjak yang membuat Damian pun menghentikan aktivitasnya. "Kak Nadine cantik banget nggak sih? Udah baik, pintar, cantik, apa lagi coba kurangnya dia?"
Damian sangat setuju dengan pernyataan Alessia barusan. Sebenarnya laki-laki itu lumayan kaget ketika Kakak dan juga Kakak iparnya dulu menjalin hubungan cukup lama hingga akhirnya menikah. Mungkin yang menyebabkan Damian dan Alex terkejut adalah karena Theodore baru memperlihatkannya di publik beberapa bulan sebelum memutuskan untuk meminta restu dari orang tua mereka. Bahkan bodohnya Damian pernah berpikir jika Kakaknya itu tidak normal karena terlalu lama melajang hingga umur tiga puluh dua tahun.
"Mhmm, also don't you think she's hot?" ujar Damian dengan jahil yang sukses mendapatkan hadiah cubitan di bagian pinggang miliknya yang membuatnya mengaduh kesakitan.
"Sakit!" serunya sambil menahan pergelangan tangan Alessia yang hendak melayangkan cubitan lainnya. "Kebiasaan banget sih suka nyubit!" Protes Damian yang membuat Alessia semakin dibuat sebal.
"Ya abisnya apa coba maksud kata-kata lo barusan?!"
Damian semakin tersenyum menang ketika gadis disampingnya ini dilanda rasa cemburu. Ia begitu senang ketika Alessia mulai menunjukkan sifat aslinya. Sifat akan takut merasa tersaingi dalam suatu hal ataupun sifat egois miliknya yang tidak ingin kehilangan sesuatu. Menurut Damian hal-hal seperti itu membuat Alessia terlihat begitu sexy dan semakin menarik.
Laki-laki itu berdehem singkat lalu kemudian memiringkan tubuhnya hingga menghadap sepenuhnya pada Alessia. Damian menyanggahkan tangannya pada kepala kursi agar ia bisa mengamati wajah Alessia yang sedang cemberut.
"Heh," Alessia tidak menggubrisnya dan justru malah mengalihkan pandangannya ke arah lain agar tatapan mereka tidak saling bertemu.
"Should I go now?" tanya Damian sambil berancang-ancang akan beranjak dari duduknya yang buru-buru ditahan oleh gadis itu, "Hiihhhh, ya udah sana pergi! Nggak usah ke sini lagi." katanya tapi dengan tangan yang masih setia meremas ujung kaos milik Damian yang membuat laki-laki itu sukses terbahak.
Damian kembali duduk pada posisi semula dengan perasaan yang luar biasa senang. Tidak sampai di situ, Damian tiba-tiba menarik tubuh Alessia untuk duduk di atas pangkuannya yang membuat gadis itu sukses dibuat terkejut. "Damian, what—"
"Shtttt..."
Bibir Alessia seketika bungkam ketika atmosfer di ruangan ini perlahan berubah. Tatapan mata laki-laki didepannya ini juga menjadi berbeda yang membuat nyalinya tiba-tiba menciut.
"Look at me." Damian mengangkat dagu milik Alessia dengan jemarinya hingga tatapan mereka pun akhirnya beradu.
Alessia menggigit bibir bawahnya dengan gugup ketika sisi lain Damian mulai mendominasi. Jantungnya berdegup dengan kencang sampai-sampai ia berpikir jika laki-laki didepannya ini mampu mendengarnya.
Damian mulai mendekat, mengikis jarak diantara mereka. Menarik tengkuk Alessia untuk semakin dekat dengan wajahnya lalu kemudian menyatukan bibir mereka. Laki-laki itu tidak langsung bergerak agresif karena ia masih sibuk menyecap bibir ranum Alessia dengan hati-hati.
Tangannya bergerak untuk melepas kaos polos miliknya sendiri hingga menampakkan tato berukuran kecil dibagian collarbone miliknya yang terlihat begitu cantik di mata Alessia.
Jari-jemari lentik milik gadis itu berjalan untuk menyentuh tato bergambar capung itu dengan penuh hati-hati seolah ia takut sentuhannya akan menyakiti Damian. "May I ask you something?" tanya Alessia.
"Go ahead."
"Why dragonfly?" lanjut Alessia yang sampai sekarang masih tidak paham dengan arti daripada tato milik Damian.
Damian mengusap pipi Alessia lembut lalu kemudian tersenyum sebelum akhirnya menjawab rasa penasaran gadis itu.
"Happiness, purity and speed. Three hopes that I wish will not leave me."
Ia tidak semena-mena memilih gambar apa yang akan terlukis di bagian tubuhnya. Damian memilih Dragonfly karena menurutnya hewan kecil itu memiliki tiga poin yang menggambarkan dirinya selama ini.
Kebahagiaan, ia berharap setelah apa yang terjadi dengan hidupnya belakang ini hanya kebahagiaan lah yang akan mendominasi. Kemurnian, ia ingin selalu dikenal oleh orang lain sebagai Damian yang terlahir murni untuk mewujudkan cita-citanya. Kecepatan, ia berharap bisa melaju secepat capung di atas lintasan suatu saat nanti.
Jari-jemari Alessia kembali menyentuh tato itu yang membuat mereka berdua pun kembali terdiam. Gadis itu menatap wajah Damian cukup lama, mengamati setiap bentuk wajah laki-laki itu yang terlihat begitu sempurna. Mulai dari alis, mata, hidung hingga bibir ranumnya. Dengan berani Alessia menyentuh bibir bawah Damian dengan ibu jari miliknya yang membuat mata laki-laki itu seketika menggelap.
Alessia mencium Damian lebih dahulu yang kemudian dengan senang hati dibalas oleh Damian. Bibir Damian menyunggingkan senyum kecil ketika melihat keberanian Alessia yang membuatnya hampir menggila.
Lidah laki-laki itu bermain dengan sedikit lebih egois dengan membelit milik Alessia hingga membuat gadis itu kewalahan. Gadis itu mengalungkan tangannya pada leher Damian hingga posisi mereka terlihat semakin intim.
"Hnghh..."
Cecapan demi cecapan yang beradu membuat Alessia semakin tidak paham dengan dirinya sendiri. Ia merasa ada dorongan lain dalam benaknya yang selalu menginginkan lebih ketika Damian mulai bermain sedikit lebih kasar dari biasanya. Ia beberapa kali mengutuk dirinya sendiri karena ikut hanyut dalam ciuman itu.
Darah Damian terasa begitu berdesir ketika tangan Alessia mulai meremas rambut miliknya ketika bibirnya mulai bermain dengan bibir bawah milik gadis itu.
Tangan Damian bergerak kebawah untuk membuka tiga kancing baju tidur milik Alessia. Ciuman mereka semakin memanas ketika Damian mulai bergerak kearah leher gadis itu, lalu semakin turun hingga dada milik Alessia.
"Damian—" Alessia membekap mulutnya ketika laki-laki itu meninggalkan bercak-bercak kemerahan di area dada miliknya.
Damian menghentikan aktivitasnya sejenak untuk melihat kondisi Alessia yang kini terlihat begitu berantakan di atas pangkuannya dengan kancing baju yang hampir terlepas sepenuhnya serta tanda-tanda kepemilikan miliknya yang mulai memerah.
"Can i marry you?" ujar Damian dengan tiba-tiba yang membuat gerakan Alessia yang hendak turun dari pangkuan laki-laki itupun terhenti.
"Pardon me?"
Laki-laki itu tidak langsung mengulangi pertanyaannya karena masih sibuk mengulangi pertanyaannya yang sama pada dirinya sendiri mengenai keputusan yang barusan ia ambil.
"It's not funny, Damian." ujar Alessia dengan tatapan seperti hendak menangis.
Damian menahan pergelangan tangan gadis itu ketika Alessia hendak kembali beranjak dari pangkuannya.
"I'm not joking. I've been thinking about this long time ago. And until the end my decision can not be changed. I want to marry you, Al. Only you."
Alessia menutup wajahnya dengan tangan ketika air matanya tiba-tiba terjun bebas.
"Loh, kok nangis?" Gadis itu mulai terisak ketika Damian menarik tubuhnya masuk kedalam pelukan laki-laki itu. Damian mengusap punggung Alessia perlahan ketika suara tangisnya semakin kencang.
"I thought you'll not gonna say that..."
Senyum laki-laki itu mengembang ketika mendengarnya. Tangan Damian berjalan untuk mengusap air mata Alessia lalu mengancingkan kembali baju milik gadis itu kemudian mencium kening dan kembali memeluknya.
Ketika Alessia selalu menganggap jika ialah yang membutuhkan Damian, maka laki-laki itulah yang paling membutuhkannya. Sejak hari dimana gadis itu kembali datang di dalam hidupnya, Damian berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak akan lagi meninggalkannya.
Alessia selalu diibaratkan segalanya bagi Damian. Kepercayaan dirinya yang telah hancur secara perlahan-lahan mulai dibangun kembali olehnya berkata kehadiran gadis itu. Ketika dirinya merasa tidak layak untuk kembali merasakan kebahagiaan setelah hari itu, disitulah Alessia datang padanya dan menyadarkan dirinya bahwa ia tetaplah manusia biasa. Ia tetaplah manusia yang sering berburuk sangka, berbuat kesalahan dan masih mengharapkan kebahagiaan dengan semestinya.
"I'm not gonna promise to give you everything, because I don't know what's gonna happened to us in the future. But I promise to give you the best of myself and ask of you no more than I can give. I promise to respect you as your own person and to realize that your interests, desires and needs are no less important than my own. I promise to love you in good times and in bad. Completely and forever."
MC akan berdiskusi mengenai isi jalannya acara setelah EC telah memberikan Rundown yang telah fix. Setelahnya, MC akan membuat drafting berupa plotting/imagine sesuai dengan yang klien minta.
MC juga yang akan memimpin jalannya acara pada saat hari H.
Priest
Aktif ketika ada jadwal acara pernikahan, mengesahkan kedua belah mempelai dan memberikan sertifikat sebagai wujud resminya pernikahan tersebut. Sebelum acara puncak, membuat draft bersama kedua calon mempelai dan MC sesuai dengan rundown di draft yang akan disediakan nantinya. Priest akan berdiskusi mengenai alur ijab kabul / pemberkatan dengan klien. Ketika acara berlangsung, priest akan memimpin prosesi pemberkatan/ijab kabul.
Editor
Mengedit kebutuhan base dan acara yang akan berlangsung. Media yang biasa digunakan seperti Canva, Ibis Paint, Photoshop, ataupun media lain yang bisa dikuasai. Editor yang bertugas pada acara tersebut memberikan preview mengenai poster acara, twibbon, sertifikat (untuk pernikahan), dan hal-hal lainnya yang dibutuhkan untuk acara tersebut untuk menghindari adanya salah kepenulisan.
Admin
Merekap segala sesuatu yang berhubungan dengan EO, baik itu acara yang akan datang maupun mendata crew yang aktif bertugas. Selain itu pada kegiatan rapat akan menjadi notulensi yang mencatat segala pembahasan.
Dekorasi
Chef
Humas
Menerima dahulu proposal partnership yang diberikan oleh pihak lain jika base mencantumkan keterangan 'open for partnership', mengecek terlebih dahulu apakah pihak lainnya sudah mengikuti ketentuan kerjasama yang disebutkan oleh ACARAMOE, menjalankan kerjasama sesuai dengan isi proposal yang berlaku melalui sub-base.
EC
Membuat rundown yang sebelumnya telah didiskusikan oleh klien, dan crew lainnya yang bertugas pada hari H nantinya.
Membuat draft berupa docs dimana terdapat detail acara serta skrip jalannya acara.
Memastikan acara berjalan lancar sesuai dengan rundown.
Memastikan seluruh kesiapan acara sudah lengkap dari awal sampai akhir.
Mengawasi jalannya acara selama acara berlangsung.
Internal (Finance & HR)
On melalui akun office/sub ( @ SUB_ACARAMOE )
HR : kesejahteraan karyawanya pembagian jadwal kerja setiap acara, data rekap absensi karyawan perminggu,
Kamu tau—Semestaku mulanya tak bertuan. Ia hanya terdiri dari mimpi, angan dan tanda tanya yang tak kunjung terjawab. Aku dan rapalan doaku mulanya tak berTuhan. Harapan-harapan yang tersepah dari bilah bibirku bermuara menjadi abu.
Lalu, Malek datang ke dalam hidupku—menjadi Tuan dari Semestaku dan Tuhan dari doaku. Rashid Malek bukanlah lelaki dewasa yang tengah menikmati masa mudanya, ia adalah Semesta dan Tuhanku. Pemilikku, seutuhnya, seluruhnya.
Nimah Malar, 2017.
Satu hal yang perlu kamu ketahui ketika melintasi koridor terpencil: jangan biarkan hening menipumu. Bila kamu memasang telingamu betul-betul, mungkin kamu bisa beruntung (atau sebaliknya), mendengar suara rengekan perempuan disertai suara deru antara bibir bertemu kulit. Jika kamu berjalan lebih dekat lagi, kamu akan melihat tubuh seorang lelaki jangkung dengan bahu lebar, sepuntung rokok yang singgah manis di antara jemari tangan kirinya sedang jemari tangan kanannya ia gunakan untuk meraih kedua pipi gadis yang berada di hadapannya, memaksanya untuk menengadah.
Gadis malang itu—kedua manik cantiknya berkaca-kaca, tubuhnya tak lebih dari dada lelaki yang ada di hadapannya. Tengkuknya penuh dengan rona-rona merah—kamu tahu bukan hanya itu saja yang penuh dengan rona-rona merah. Kancing yang seharusnya mengaitkan kemejanya terlepas entah berapa banyak.
“Mala sayang, punya siapa?”
Gadis itu hanya membalas pertanyaan lelaki jangkung dengan bulir-bulir air mata dan hembusan napas berat. Tidak puas dengan reaksi si nona, jemari panjangnya meremas kasar wajah gadis hingga meninggalkan rona-rona merah. Sepasang manik berkaca-kaca milik nona kemudian menatap sepasang obsidian legam lelaki jangkung yang telah dikuasai erotika.
“Mala sayang, punya siapa? Jawab.”
“Punya Kakak—nnggh! Punya Kakak Malek!”
Lelaki jangkung itu terkekeh, merasa puas mendengar jawaban si nona mungil yang hampir tak jelas suaranya akibat setiap katanya terselip erangan. Sembari hidungnya sibuk menghirup aroma peluh yang mengucur dari sela leher sang nona (tak lupa ia cumbu hingga rona keunguan hidup!), jari malang dan manisnya menelusup kasar di antara lembaran kain yang menutup manis bagian bawah nona. Lalu entah ia selipkan kemana, nona itu kemudian mengerang begitu keras—begitu erotis. Percayalah betul dengan saya, siapapun yang mendengar erangan miliknya saya percayai langsung ejakulasi dini.
Semakin kamu lihat adegan demi adegan yang dilakukan keduanya, semakin kamu mafhum lelaki jangkung itu betul-betul sepenuhnya memegang kendali atas nona mungil, yang mungkin erangan demi erangan yang lolos dari bilah bibirnya adalah hantaran doa untuk Tuhannya.
Kamu lihat, Rashid Malek dapat mengendalikan Nimah Malar dengan jemari-jemarinya. Hanya dengan beberapa jari dan hentakan, Nimah Malar tanpa berlama langsung merundukkan jemala sembari meracau.
Mata itu tidak pernah bohong. Begitupula dengan kedua manik Nimah Malar ketika Rashid Malek tengah memberkatinya. Nimah Malar menatapnya penuh cinta bersama mata sayu yang bisa terpejam karena pemberkatan yang berlangsung saat itu menghantarkan kenikmatan dalam tubuhnya. Namun, jika ia perlu membuka kembali kedua matanya—cinta tersebut tidak hilang. Cinta kepada Tuhan.
Kamu lihat, Rashid Malek sejatinya ialah personifikasi Tuhan dan Semesta milik Nimah Malar. Seseorang yang membuat tubuh milik Nimah Malar bergerak di luar kehendaknya; terutama bagian pangkal paha yang seringkali merembes membasahi kain-kain yang membalut tubuhnya.
Profil Gereja Katedral Jakarta, Tempat pernikahan Jonatan Christie dan juga Shanju Eks JKT 48
merahbirunews.com – Jakarta – Atlet bulu tangkis Indonesia Jonatan Christie resmi menikahi Shania Junianatha mantan personil JKT 48 atau diukenal Shanju eks JKT 48. Upacara pemberkatan keduanya dilangsungkan di area Gereja Katedral Ibukota Indonesia pada 1 Desember 2023.
Gereja Katedral DKI Jakarta merupakan salah satu ikon yang tersebut menggambarkan keberagaman agama di area Indonesia. Dikutip…
Menghadiri ibadah minggu setidaknya 1 bulan setiap minggunya secara rutin;
Mengisi formular keanggotaan;
Untuk jemaat dan pelayan pindahan dari gereja lain, dipersilahkan untuk berbicara terlebih dahulu dengan salah seorang dari pastoral team;
Wajib mengikuti 2 kelas SIJASSA – Siap Jalan Sama-Sama Antiokhia (Siap Datang, Siap Tumbuh)
Harus terlebih dahulu menjalani baptisan air selam (kecuali pindahan dari gereja lain)
Secara resmi bukan lagi anggota gereja lain dan menandatangani kesepakatan keanggotaan
Adapun yang didapatkan dari menjadi anggota gereja:
Kesempatan untuk dilibatkan dalam pelayanan dan masuk ke dalam kepengurusan/ kepemimpinan gereja;
Memiliki suara di dalam pengambil keputusan gereja dan juga mengikuti rapat-rapat tertutup tertentu yang diadakan sepanjang tahun;
Dilayani sakramen khusus seperti sakramen pernikahan, penghiburan dan penguburan, penyerahan anak dan even-even khusus lainnya;
Mendapatkan prioritas di dalam pelayanan khusus seperti konseling, pemberkatan rumah, besuk dan lain sebagainya.
Proses menjadi pelayan di dalam gereja:
Sudah menjadi anggota gereja setidaknya 3 bulan dan menghadiri ibadah setiap minggunya secara rutin;
Menyelesaikan 3 kelas SIJASSA (Siap Datang, Siap Tumbuh dan Siap Melayani);
Untuk jemaat dan pelayan pindahan dari gereja lain, dipersilahkan untuk berbicara terlebih dahulu dengan salah seorang dari pastoral team;
Mengikuti proses interview dan/atau audisi dengan koordinator departemen terkait;
Kesediaan untuk menandatangani kesepakatan pelayanan – termasuk di dalamnya aktif mengikuti setidaknya komsel dan kelas-kelas bible study.
Proses menjadi pemimpin di dalam gereja:
Sudah menjadi pelayan gereja setidaknya 1 tahun dan menghadiri ibadah setiap minggunya secara rutin;
Menyelesaikan 4 kelas SIJASSA (Siap Datang, Siap Tumbuh, Siap Melayani dan Siap Memimpin);
Mengikuti proses interview dan pemuridan langsung dengan pastoral team;
Referensi pribadi dari orang sekitar dan persetujuan dari sidang jemaat;
Kesediaan untuk menandatangani kesepakatan kepemimpinan GKB Antiokhia
Berbagai level keanggotaan di dalam GKB Antiokhia yang tidak memandang suku, ras, golongan dan latar belakang (di luar Advisory Council, Gembala Sidang, Executive Board)
Pengunjung – (pertama kali)
Simpatisan – (hadir beberapa kali namun belum menjadi anggota)
Anggota sidang jemaat – (sudah resmi menyatakan covenant dengan gereja)
Pelayan – (terlibat di dalam pelayanan gereja)
Pengerja – (termasuk di dalam struktur organisasi gereja)
h+1 .. happy 😁 wedding 💍💒 Ivan & Jesslyn .. 📍 Sheraton Hotel 🏨 Gandaria City GanCit .. paska agenda Peneguhan & Pemberkatan 🫰 Keluarga BESAR Bong & Ng ✓ (at Hotel Sheraton-Gandaria City) https://www.instagram.com/p/Cp-ep9WpBeI/?igshid=NGJjMDIxMWI=
Acara pernikahan seperti apa yang diinginkan? Apakah ada ekspektasi khusus untuk hari pernikahan? Terutama untuk Elprida sebagai perempuan.
Jawabanku: Aku tidak punya ekspektasi apapun, aku tidak punya harapan apapun, yang penting semurah dan sesederhana mungkin agar kehidupan setelah pernikahan yang adalah masa rawan bisa kita hadapi dengan baik terutama isu finansial.
Tentu terdengar klise, juga terdengar tidak wajar perempuan tidak punya harapan apapun. Tidak, saya tidak munafik. Saya hanya terbiasa hidup susah. Jadi orang susah sangat menyakitkan bukan? Saya hanya tidak ingin anak saya kelak merasakan hidup susah akibat ego saya terkait hal yang tidak esensial.
Acara pernikahan tidak esensial? Betulkah? Iya betul, jawabku. Hal yang esensial adalah pemberkatan pernikahan. Namun buntut lain-lainnya? Sekadar kewajiban dalam menjalankan adat, juga ego untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Saya terbiasa dianggap remeh orang lain, saya terbiasa dipandang sebelah mata. Saya juga terbiasa membalas orang lain dengan prestasi, dengan pencapaian saya dalam kesunyian. Nikmatnya berkali-kali!
Saya tidak butuh acara pernikahan yang menghabiskan uang sangat besar untuk mendapatkan pengakuan orang lain. Sudut pandang saya pun cukup unik dari wanita lain, jika teman-teman saya bahkan saudara saya berpikir "pernikahan sekali seumur hidup, harus pol-polan". Sudut pandang saya? Hahaha "pernikahan cuma sekali, sehari, seumur hidup. Untuk apa risking my whole life hanya untuk acara satu hari ini?" Toh, sebagus-bagusnya atau sejelek-jeleknya acara pernikahan, pasti akan diomongin juga kok. Tapi tenang, it will only last for 1 night. Setelah itu, orang juga udah lupa.
Jujur banyak cuap-cuap di belakang kami
"loh katanya dosen, suaminya konsultan, kok acara pernikahannya di Sopo? tanpa kursi?"
I don't have enough energy to hear that people, now we have our dream house before 2 years of our marriage. We can afford almost every best thing for our son.
Lagi-lagi, saya sangat senang dianggap sebelah mata. Saya juga sangat senang menyajikan bukti nyata kebaikan Tuhan pada saya, orang yang biasa dianggap sebelah mata. Karena, saya tidak punya kewajiban untuk memenuhi ekspektasi semua orang. Saya juga tidak punya kewajiban untuk membuat semua orang senang. Tidak perlu berkorban sebanyak itu untuk egomu. Berkorbanlah lebih banyak untuk kehidupanmu ke depan.
Saya dan Bang Eyrton adalah planner. Semuanya serba diplanning. Kami membuat rincian RAB pernikahan. Kami dengan santai menghapus pos yang tidak kami anggap esensial. Prewed, kami lakukan di kampus dan fotografernya teman S2 saya. Cincin, kami pilih yang sederhana dan affordable. Make up, saya percayakan pada salon lokal pilihan mama mertua tersayang yang biayanya 1/10 kali daripada MUA dari Kota Medan. Mobil pernikahan? Saya bahkan numpang sama mobil rombongan keluarga Sianturi, pakai Hi-ACE wkakaka. Acara pernikahan di Sopo samping Gereja, duduk di lantai. Wah luar biasa bahagia rasanya. Jika saja saat itu saya terpaksa memenuhi ekspektasi orang-orang, sepertinya wajah saya akan sangat cemberut. Memikirkan uang kami yang dengan susah payah kami kumpulkan, tapi harus terbuang percuma. Lebih baik kami masukkan Bibit (eaaa...)
Sudut pandang ini selain juga sudah biasa saya lakukan untuk setiap aspek hidup saya, juga terbangun dari kehidupan orang-orang di sekitar saya. Betapa berkorbannya dalam mewujudkan acara yang mewah, sampai harus berkorban hidup susah, mengorbankan hak anaknya, bahkan sampai berhutang. Memang, kita bisa makan dari pujian orang? Kecuali saya selebgram yang bisa dapat ad-sense atau endorse ya bisa makan dari pujian orang wkakak since saya hanyalah rakyat jelata, ya terimalah nasib ini ya gak bun wkwk
. PT. HELLO JAYA ABADI™ melayani : Pelayanan Catering & Paket Pernikahan All-In Silahkan WhatsApp kami : WA : 0822-6112-8468 TELP : 021-82599843 Klik Katalog kami : https://hellocateringnweddingpackage.catalog.to/s/pt-hello-jaya-abadi/hello-catering--wedding-package/l3d [email protected][email protected] Review Our Customers : https://g.co/kgs/qxRq7s https://g.co/kgs/QpjTgb https://g.co/kgs/WmfEJd Kami dipercaya karena : - Berdiri sejak tahun 2002; - Berlisensi PT (PT HELLO JAYA ABADI); - Catering bersetifikat Higienis dari Dinas Kesehatan; - Bahan Baku Terjamin Halal, Ber-BPOM dan MUI; - Berpengalaman Menangani Berbagai Acara; - Berpengalaman Menangani Acara di Gedung, Hotel maupun Outdoor; - Menangani Berbagai Pernikahan Adat maupun Internasional secara Lengkap; - Memiliki Crew lebih dari 100 orang dalam 10 Tim; - Mempunyai Tim Wedding Organizer (WO) sendiri; - Memiliki Gudang dan Properti Dekorasi sendiri yang selalu Up To Date, dan - Memiliki Gallery Busana sendiri, lengkap, kualitas premium dan bisa Custom. - Tim Rias Bersetifikat MUA dan Profesional; Disini, GARANSI makanan tidak akan kurang sampai akhir acara. HELLO CATERING offers : - Paket Catering - Paket Pernikahan - Paket Lamaran - Paket Khitanan - Paket Aqiqah - Paket Siraman Jawa - Paket Seserahan/ Hantaran - Dekorasi & Pelaminan - Make Up & Busana - Souvenir & Undangan - Entertainment Musik - Photo & Video - MC Harga Paket yang kami tawarkan terjangkau, dengan isi Paket yang sangat lengkap tanpa membuat Budget Anda melambung. #hellocatering #hellocatering_bekasi #catering #cateringmurah #cateringbekasi #cateringmurahbekasi #cateringjakarta #cateringmurahjakarta #cateringcibubur #cateringwedding #cateringlamaran #cateringpernikahan #paketpernikahanbekasi #paketpernikahanjakarta #paketpernikahanmurah #paketpernikahanmurahbekasi #resepsipernikahan #weddingorganizerjakarta #weddingorganizerbekasi #weddingorganizer #paketwedding #paketpernikahan #promopaketpernikahan #dekorasipelaminan #wojakarta #wobekasi #akadnikah #pemberkatan #weddingexpo #bridestory (di Bekasi) https://www.instagram.com/p/CpJg8YTpepf/?igshid=NGJjMDIxMWI=
This is 12 AM. I’m trying to sleep but I cannot because I do really want to share my thoughts on an issue. As my friends had different opinions, I thought sharing my opinion to them was not a good idea so let me share it here. Gonna use Bahasa Indonesia (((yes it’s not only bAhaSa))) because bro this one comes from the deepest of my heart.
Around 6 years ago (it;s a long time already!), I had been active doing service in a church in Bandung and there was this one woman priest. 2 years ago, my friend told me that this priest renounced her priesthood because she had divorced. It was a shock news to me. I knew she and her (let’s just said) ex-husband were not a lovey dovey couple like other priests. But having a divorce was still a shock to me because, you know, we didn’t really accept divorce in Christianity, right? There were so many speculations including they were divorced because they had no child after a long year marriage.
Well, after that we never talk about it until last end-of-month, the church hold the priest’s farewell event. As someone shared on IG story, I watched the re-run event posted on youtube and heard the explanation from the priest.
She said that she was “divorcced” because of abuse in her marriage. It was a BIG shock to me becasue it’s not only her, but her husband was also known in the church. I know, I know that nothing is impossible, a person can be an evil inside, but it was still a shock!
And, of course, as expected, there was a debate about this. As we all know, abuse is a sensitive topic. But, wait, before we talk about the debate, I want to let you know that now the priest hasn’t renounced her priesthood. She is on probation in other church right now.
Okay, let’s talk about the debate. Here are two different opinon about the issue.
1. She is a priest. If a priest cannot do what God said, “let not man separate”, how can she be a model for others?
2. She is also a human who has a life. We cannot keep her in an abusive environment. It’s an acceptable reason to divorce so it’s also ok for her to keep being a priest. She can be a good priest by listening to other’s stories and giving advice as she already had the problem.
Well, I agree with both opinions BUT eventhough the second opinion is true and valid, that doesn’t mean she can keep being a priest. Let me just write in Bahasa Indonesia T_T
Setuju banget kalau dia adalah manusia yang hidupnya berharga. Kita juga harus inget kalau Tuhan mau kita berdamai dengan kehidupan kita sendiri. I’m not really sure about this, but I believe that divorce, or at least berpisah meski tidak bercerai secara legal, adalah salah satu cara terbaik untuk seseorang bisa berdamai dengan hidupnya setelah berada di dalam lingkungan yang abusive. Ketika seseorang bisa berdamai dengan hidupnya, ia bisa memuliakan Tuhan lebih lagi. Again, I don’t really know bagaimana Alkitab membahas ini, tapi I think it’s not a bad idea to separate the priest from her husband.
Now, should she keep being her priest? My opinion is no, at least not in that specific church. Again, sebenarnya Tuhan udah bilang kalau perceraian itu gak bisa. I know it can be interpreted differently but we should understand that the church had interpreted the verse kalau perceraian itu tidak diperbolehkan Allah. Karena ketika mereka menikah dengan pemberkatan, Tuhan yang sudah menyatukan mereka. Siapalah manusia yang bisa memisahkan mereka? Ya, terserah gitu ya kalau lo gak setuju dengan pendapat itu dan merasa terusik, ya gak osah beribadah di situ dan cari gereja yang sesuai dengan how you interpret BIble gitu. It’s actually ok kan. No church is 100% correct in interpreting Bible.
Kalau pendeta nya mau dan merasa dalam kondisi yang dia alami memang jalan terbaik adalah cerai kayak yang tadi gue sampein, it’s totally ok for her to have that personal view. But we need to understand that the church cannot accept that. Some people said harusnya ada kelonggaran karena ini kan tentang abuse. But, guys, hukum Tuhan itu gak abu-abu. Hukum Tuhan itu hitam dan putih. Selalu inget kalau Tuhan itu memang Maha Kasih, tapi Tuhan itu juga Maha Kudus. We can still love and accept each other, tapi apa yang salah itu ya salah. Gak ada T&C dalam menentukan itu melanggar hukum Tuhan atau gak. Jadi, kalau gereja menginterpretasikan sabda Tuhan itu sebagai “tidak boleh bercerai”, menurut gue, gereja TIDAK BISA mentoleransi itu. Sebagai pendeta yang seharusnya jadi teladan dalam melakukan hukum Tuhan, maka pendeta di gereja tersebut tidak bisa bercerai. Jadi, I totally agree with the church kalau mereka gak bisa menerima dia jadi pendeta lagi di gereja itu.
Tapi, kalau dengan itu, gereja langsung kayak no you need to renounce your priesthood right now, itu juga jahat. Gereja gak bisa seenaknya jadi hakim juga karena selain pernikahan, kependetaan itu kan juga perjanjian di hadapan Allah. Solusi yang ditawarkan saat ini ke pendeta itu menurut gue, sekali lagi gue tekenin kalau ini menurut gue, adalah solusi yang ter-aman. Gak bisa bilang ini terbaik, tapi setidaknya ter-aman. Kenapa? Karena gereja masih memberikan pilihan ke dia. Coba ayo kita cari dulu apa ada gereja lain yang bisa menerima kondisi di dan punya pemahaman yang berbeda dengan kita. It’s a good enough solution, right? Dia tetap bisa bercerai dan memiliki kehidupan yang dia rindukan, tapi dia tetap juga bisa melayani sebagai pendeta sesuai yang sudah dia komitmenkan.
Lagian, di dalam kehidupan, gak akan mungkin ada hidup tanpa pengorbanan. Gue jadi mikir, kenapa harus kecewa kalau misalpun memang pada akhirnya harus menanggalkan status kependetaannya ya? Apa melayani Tuhan, hidup sebagai hamba Tuhan, menjadi pendengar dan pemberi saran yang baik hanya bisa dilakukan jika sebagai pendeta? No. Kita bisa jadi orang biasa tapi memberikan hidup kita sepenuhnya untuk Tuhan, sama seperti yang dilakukan pendeta. Bedanya cuma kita gak punya kewenangan tertentu misal untuk melakukan baptis gitu. Ya gak sih?
Setelah dicek lagi ini udah panjang banget T_T jadi intinya menurut gue sih, pendeta ini memang sudah harus berpisah sama suaminya dan menjalani kehidupannya sebagai seorang yang bebas dari kekerasan. Tapi dia memang juga gak bisa lagi jadi pendeta di gereja yang sama karena tidak sesuai dengan biblical view yang gereja itu pegang. Dalam hal ini, menurut gue, kita gak perlu stand di salah satu side aja karena tidak ada yang 100% salah di antara mereka. Kita bisa terima keputusan keduanya dengan baik dan mendoakan keduanya, pendeta dan gereja, tetap bisa melayani Tuhan. That’s my two cents. God bless! xo