Tumgik
#faktor dampak jurnal psikologi
adiyanic · 4 years
Text
Kesehatan Psikologis sebagai Bagian dari Hidup Sehat
Setiap orang memiliki definisinya tersendiri dalam menjalani hidup sehat. Akan tetapi, tidak jarang dari mereka yang tidak “memasukkan” kesehatan mental dalam bagian hidup sehat. Ini tentu saja tidak benar. Hidup sehat akan tercapai apabila individu sehat secara fisik yang disertai kemampuan untuk mengatur emosi dan suasana hatinya dengan baik, seperti pepatah latin “Mens Sana In Corpore Sano” yang berarti di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Setiap individu memiliki daya tahan tubuh yang berbeda antar satu sama lain. Ini tidak hanya berlaku pada fisik individu tersebut, tetapi juga psikologis mereka. Seseorang dapat menderita gangguan pada psikologis mereka, tanpa melihat usia dan jenis kelamin. Gangguan psikologis merupakan gangguan yang mempengaruhi pikiran juga kemampuan seseorang untuk mengatur emosi dan suasana hati sehingga berdampak kepada perilakunya, yang disebabkan oleh berbagai macam faktor. Kondisi ini dapat tidak dapat disepelekan karena dapat berakibat fatal apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat dari ahlinya.
Meskipun memiliki peran yang sangat penting, masih banyak orang yang tidak mempedulikan kesehatan psikologis mereka. Bahkan menganggap gangguan psikologis sebagai hal yang nyata. Tak hanya itu, tak sedikit pula orang yang mengucilkan dan menganggap aneh seorang pasien yang mengalami gangguan psikologis. Hal ini yang membuat orang dengan gangguan psikologis untuk enggan mendapatkan pertolongan. Padahal, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, nyawa seseorang menjadi taruhan.
Terdapat beragam bentuk gangguan psikologis, diantaranya yang paling umum adalah:
1.      Depresi
Depresi merupakan salah satu gangguan psikologis yang ditandai dengan perasaan bersalah dan tertekan, kehilangan minat, gangguan makan dan tidur juga konsentrasi. (Aditomo & Retnowati, 2004, dikutip dari Pratiwi, 2020)
Gangguan ini memiliki dampak dalam melakukan kegiatan sehari-hari dan dapat menyerang siapa saja dari berbagai usia. Depresi dapat berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.
2.      Gangguan kecemasan
Kecemasan merupakan situasi perubahan fisiologis yang mempengaruhi perilaku berupa ketakutan atas sesuatu yang tidak diketahui atau tidak dapat diprediksi (Taufiq, 2006: 506, dalam Zaini, 2015).
Gangguan kecemasan ini meliputi kecemasan sosial, gangguan panik, juga gangguan stres pasca trauma.
3.      Bipolar
Bipolar merupakan kondisi dimana suasana hati (mood) berubah secara ekstrem, sehingga emosi pun menjadi tidak terkontrol.
4.      Eating disorder
Gangguan makan atau eating disorder adalah gangguan yang mempengaruhi pola makan seseorang. Gangguan makan ini mencakup anorexia nervosa, bulimia nervosa, binge eating, dan pica. Anoreksia dan bulimia biasanya dialami oleh remaja perempuan.
5.      ADHD
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah suatu kondisi dimana seseorang kesulitan dalam mengontrol impuls, sangat aktif (hiperaktif), dan konsentrasi mudah teralihkan. Gangguan ini umumnya terjadi pada anak-anak dan/atau remaja.
Gangguan-gangguan diatas merupakan sebagian kecil dari sekian banyaknya gangguan pada psikologis seorang individu. Setiap penderita gangguan psikologis dapat menunjukkan gejala yang berbeda sesuai dengan gangguan yang idapnya. Pada umumnya, gejala-gejala yang dapat dialami ketika mengalami gangguan psikologis antara lain:
·         Merasa sedih dan murung yang terjadi dalam kurun waktu cukup lama
·         Perubahan pada pola makan serta pola tidur
·         Menarik diri atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial
·         Mengalami mood swing, bahkan menunjukkan perubahan yang ekstrem
·         Memiliki masalah dengan konsentrasi dan daya ingat
·         Memiliki kekhawatiran atau kecemasan yang tidak wajar
·         Halusinasi
·         Melantur dalam berbicara
 Untuk dapat penanganan yang tepat, dibutuhkan diagnosa oleh ahlinya yang berprofesi sebagai psikologis ataupun psikiater. Keduanya memiliki posisi untuk membantu seseorang yang mengidap gangguan kejiwaan. Tidak jarang pula keduanya saling bekerjasama. Untuk mendapatkan diagnosa, biasanya mereka akan menanyakan beberapa pertanyaan mengenai perasaan dan gejala yang dialami penderita, juga riwayat kesehatan penderita.
Psikologis dan psikiater sama-sama menerapkan psikoterapi, merupakan terapi bicara dimana pasien diminta untuk menyampaikan perasaan. Psikiater adalah dokter spesialis, dimana ia dapat memberikan resep obat kepada pasiennya. Apapun langkah yang diambil profesional dalam rangka penyembuhan pasien, haruslah dijalankan dengan disiplin. Tidak hanya itu, dukungan dari orang terdekat pasien berperan besar dalam penyembuhan. Bantu pasien dengan selalu berada disampingnya ketika mereka membutuhkan juga dengan menghentikan stigma buruk mengenai pasien gangguan kejiwaan. Mereka juga berhak untuk sehat dan menjalani hidup normal seperti individu lainnya. Penderita gangguan kejiwaan sudah cukup menderita atas gangguan yang diidapnya, mereka tidak butuh penderitaan lainnya, terutama kucilan dari orang terdekatnya. Gangguan kejiwaan bukanlah hal yang tabu. Mari kita ubah pola pikir tersebut sehingga dapat menciptakan lingkungan yang baik bagi semua.
References:
Narti, W. (2017). Penanganan Kesulitan Belajar Anak dengan Adhd (Study  Kasus Pusat Layanan Psikologi Bismika Muara Bungo). Nur El-Islam, 4(1), 78-88.
Pratiwi, A. C. O., Palguna, I. B. N. A., Hulu, F., & Situmorang, D. D. B. (2020). Pengetahuan mengenai gangguan depresi dan stigma mengenai orang dengan gangguan depresi pada orang muda usia 15 sampai 25 tahun di Indonesia.
Zaini, Ahmad. (2015). Shalat Sebagai Terapi Bagi Pengidap Gangguan Kecemasan Dalam Perspektif Psikoterapi Islam. KONSELING RELIGI: Jurnal Bimbingan
Konseling Islam, 2(6), 319-334.
1 note · View note
dwiagnessetiani · 4 years
Text
BURNOUT ALERT
Bagi kalian yang sudah bekerja pernah nggk sih mengalami fase dimana kalian merasa capek baik secara fisik maupun psikis ? seperti tidak bergairah dalam bekerja, kehilangan energi, mudah sakit, tidak puas dalam pekerjaan, dan bahkan puncaknya, kalian pengen banget resign ?
Nah kalau iya, mungkin kalian terkena sindrom burnout.  Apa sih burnout itu ?
Menurut review jurnal yang aku baca burnout adalah sindrom psikologis yang ditandai dengan reaksi emosional yang negatif terhadap suatu pekerjaan sebagai konsekuensi atas tekanan lingkungan kerja yang terus menerus (Chowdhury, 2018). Selanjutnya mengacu pada Maslach dan Jackson (dalam Chowdhury, 2018) dijelaskan, terdapat 3 tipe/ dimensi burnout   yaitu keletihan, sinism, dan inefektif. Keletihan adalah perasaan yang sangat berat baik secara fisik maupun emosi; Sinism adalah sikap sinis atau dingin terhadap tanggungjawab pekerjaan; dan Inefektif adalah perasaan ketidak mampuan dalam melakukan pekerjaan. Pendapat pribadi aku, 3 dimensi ini bisa dipakai untuk mengenali ciri-ciri dari pekerja yang mengalami burnout.
               Nah, Mengapa sih kita perlu tahu tentang burnout ?
Banyaknya fenomena burnout yang terjadi pada para pekerja mulai dari bidang kesehatan, pendidikan, manufaktur, sampai pada bidang sosial namun banyak dari mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami burnout. Akibatnya  para pekerja ataupun perusahaan tidak menyadari dampak secara langsung dari burnout tersebut, yaitu produktivitas. Ya, Sebelum aku ulas tentang  dampak dari burnout secara detail, aku akan sajikan data penelitian mengenai burnout pekerja dari berbagai bidang pekerjaan :
1.       Penelitian oleh Indrilusiantari dan Milena (2015) menemukan bahwa 67,5 % pegawai direktorat bina kesehatan RI Jakarta selatan tahun 2015, mengalamai burnout
2.       Penelitian oleh Latifah dan Nu’man  (2017) menemukan bahwa 20 % Karyawan kantor pusat PLN mengalami burnout sangat tinggi, 20 % burnout tinggi dan 18 % sedang
3.       Penelitian oleh Wulan dan Sari (2015) terhadap guru honorer SD Swasta, 61 % mengalami tingkat burnout tinggi, dan 39 % rendah
4.       Penelitian oleh Putri (2009) terhadap relawan yang tergabung dalam pelayanan rehabilitasi medik untuk survivor gempa bumi Yogyakarta tgl 27 Mei 2006, yaitu Dokter, Fisioterapi, Perawat, dan Tenaga Umum, 54,54 % dari mereka mengalami burnout tinggi, 36,36 % burnout sedang, dan 9,1 % burnout rendah.
Cukup banyak bukan ? Itu belum semuanya, aku hanya mengambil contoh dari berbagai bidang pekerjaan aja. Nah sekarang aku akan paparkan, apa sih dampak dari burnout?
Chowdhur (2018) menjelaskan bahwa ada 2 konsekuensi berkesinambungan dari burnout yaitu konsekuensi individu dan konsekuensi terhadap produktivitas perusahaan. Sebagai konsekuensi individu, burnout bisa menimbulkan depresi; dan sebagai konsekuensi terhadap perusahaan burnout bisa mengakibatkan penurunan kinerja, ketidakpuasan kerja (maslach et all dalam Chowdhur, 2018); berkurangnya komitmen terhadap perusahaan (Meyer & Allen dalam Chowdhur, 2018), meningkatnya ketidakhadiran pekerja dan bahkan tingginya turnover pekerja (Goodman & Boss dalam Chowdhur, 2018). Sebagai tambahan burnout juga dapat menimbulkan konflik Work-Family atau konflik kerja-keluarga (Green dalam Chowdhur, 2018) yaitu konflik yang timbul akibat tuntutan pekerjaan mengganggu kemampuan tugas/peran dalam keluarga. Nah, konflik work-family inilah yang biasanya menimbulkan kelelahan, depresi bahkan penurunan kesehatan terhadap pekerja tersebut. Kesimpulannya dari semua paparan mengenai dampak burnout, ujung-ujungnya dampaknya adalah pada produktivitas perusahaan atau instansi.
Jadi, menurut pendapat pribadiku burnout adalah salah satu isu yang perlu mendapatkan perhatian bagi perusahaan atau instansi, karena burnout ini dinilai mampu memprediksi  tingkat kepuasan pekerja, engagement pekerja terhadap perusahaan atau instansi sampai pada turnover pekerja. Tentu saja, perusahaan atau instansi diharapkan mampu mengevaluasi setiap beban kerja yang diberikan kepada pekerja supaya pekerja juga mampu memaksimalkan kinerjanya dan mengembangkan dirinya sehingga mendorong peningkatan produktivitas perusahaan atau instansi.
Bagi pekerja, burnout ini penting untuk disadari supaya kita mampu untuk memberikan preventif terhadap diri untuk mencegah sindrom burnout, atau kita mampu menangani secara pribadi/mandiri jika burnout itu terjadi pada kita. Satu hal yang menurutku penting, tubuh kita masing-masing punya kapasitas berbeda dalam merespon stress, jika tubuh sudah merasakan ketidaknyamana mungkin saatnya kita perlu rehat sejenak, piknik, me time untuk menetralisir hal-hal yang membuat kita stress. Bukan berarti kita melarikan diri dari tanggungjawab pekerjaan kita ya, tetapi lebih kepada merefresh pikiran kita supaya kita bisa kembali lagi mendapatkan energy positif untuk mengerjakan pekerjaan yang sudah menjadi tanggungjawab kita.
 DAFTAR PUSTAKA
Chowdhury, R. A. (2018). Burnout and its Organizational Effects: A Study on Literature Review. Journal of Business & Financial Affairs,  7, 4, 1-3
Indrilusiantari, V. RS & Meliana, I. A. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Burnout Syndrome pada pegawai di Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Jakarta Selatan Tahun 2015. Journal Kesehatan, 7, 1, 28-33
Latifah , A. & Nu’man, T.M. (2017). Hubungan Spiritual Well Being dan Burnout pada karyawan. Naskah Publikasi. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
Wulan, D. K. & Sari, N. (2015). Regulasi Emosi Dan Burnout Pada Guru Honorer Sekolah Dasar Swasta Menengah Ke Bawah. Journal Pengukuran dan Penelitian Psikologi, 4, 2, 74-82
Putri, I. SK. (2009). Burnout Pada Relawan Kesehatan Palang Merah Indonesia yang Tergabung dalam Pelayanan Rehabilitas Medik untuk Survivor Gempa Bumi Yogyakarta & Jawa Tengah 27 Mei 2006.Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
1 note · View note
kurangdarahblog9 · 2 years
Text
ANEMIA
Tumblr media
Kesehatan mental yang memburuk tidak cuma disebabkan oleh faktor lingkungan layaknya stres dan banyak tekanan. Menurut para pakar kekurangan asupan zat besi juga dapat sebabkan situasi kesegaran mental mengalami penurunan lebih-lebih parahnya kembali bisa memburuk.
Zat besi adalah mineral yang berperan perlu untuk memproduksi hemoglobin pada sel darah merah. Hemoglobin dikenal sebagai protein yang mempunyai oksigen berasal dari paru-paru ke semua tubuh. Zat besi terhitung mempunyai lebih dari satu peran mutlak lainnya menjadi berasal dari tingkatkan kesehatan tulang, otot, otak, hingga jantung. KURANG DARAH
Dalam banyak kasus, kekurangan zat besi didalam tubuh sanggup membuat seseorang rentan mengalami persoalan kesegaran layaknya kekebalan tubuh berkurang, kehilangan massa tulang, keram otot, kelelahan, penyakit jantung, paru-paru, dan hati.
Dilansir berasal dari Healthshots, kekurangan zat besi juga dapat memengaruhi kesehatan mental. Kurangnya asupan zat besi bisa menambah risiko mengalamni kecemasan, depresi, paranoia, dan juga menurunnya fungsi kognitif otak.
Jurnal Psychiatry and Clinical Neurosciences udah mengutarakan fakta berdasarkan studi penelitian bahwa kekurangan zat besi sanggup dikaitkan bersama dengan tekanan psikologis yang benar-benar tinggi.
Deepti Khatuja selaku pakar gizi klinis mengatakan, zat besi mempunyai kunci dan peran perlu di dalam pembentukan sel darah merah. Hal ini dapat mendukung tubuh untuk menegaskan bahwa oksigen menggapai semua bagian tubuh. Dalam jangka panjang, kekurangan zat besi tidak cuma pengaruhi kesegaran fisik semata, tetapi terhitung amat merubah pikiran apalagi kesehatan mental Anda.
Penurunan konsentrasi juga kerap dikaitkan bersama kekurangan zat besi. Selain itu, disaat tubuh tidak mendapat pasokan oksigen yang memadai dikarenakan kekurangan asupan zat besi, seseorang bakal terasa sukar untuk menjaga kekuatan fokus dan konsentrasi kala laksanakan tugas ataupun kesibukan sehari-hari. Penurunan konsentrasi tersebut disebabkan gara-gara ada tanda-tanda anemia layaknya sakit kepala dan pusing. Tidak cuma itu, kekurangan zat besi bisa memicu kondisi hati beralih bersama dengan terlalu cepat.
Mulai berasal dari perubahan keadaan hati suka hingga enteng marah ataupun sebaliknya. Seiring bersama berjalannya waktu, sebagian masalah kekurangan zat besi sanggup membawa dampak kegalauan dan depresi, sebab semua persoalan ini saling berkaitan satu mirip lain.
Risiko berasal dari kekurangan zat besi terhitung dapat mengakibatkan tubuh kelelahan. Lelah yang disebabkan dikarenakan kekurangan zat besi, tidak serupa bersama dengan penat yang dialami dikala menekuni aktivitas yang berat gara-gara sebab capek akibat kekurangan zat besi disertai bersama tanda-tanda lain, layaknya lemas, susah berkonsentrasi, dan mudah marah. Seiring waktu, kelelahan secara fisik bisa memengaruhi kesibukan seseorang, lebih-lebih perihal ini sanggup sebabkan produktivitas condong menurun.
Sebuah studi yang dilaksanakan oleh Journal of Nutritional Science di awalnya juga mengamati lebih dari satu peserta yang mengalami kekurangan zat besi bersama dengan diberikan suplemen zat besi. Dilaporkan, bahwa mereka yang mengkonsumsi suplemen selanjutnya tunjukkan terdapatnya peningkatan kesegaran mental yang positif.
Referensi Anemia https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
0 notes
bitchybreadsandwich · 4 years
Text
Pernah Dengar Istilah Stunting? Yuk Kenali Cara Pencegahannya
Tumblr media
Di kalangan masyarakat, kita sering menganggap anak-anak bertubuh pendek sebatas faktor keturunan saja. Namun, hasil studi membuktikan bahwa pengaruh faktor keturunan hanya berkontribusi sebesar 15 persen, sementara faktor terbesar adalah terkait masalah asupan zat gizi, hormon pertumbuhan, dan terjadinya penyakit infeksi berulang.
Adalah stunting, sebuah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (tubuh dan otak), akibat anak kekurangan gizi dalam waktu lama. Kondisi ini membuat anak berperawakan lebih pendek dari anak normal seusianya, serta mengalami keterlambatan dalam berpikir. Umumnya, stunting disebabkan oleh asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Dalam sudut pandang kesehatan, kondisi stunting membuat anak jadi lebih berisiko mempunyai masalah kesehatan jangka panjang yang tidak bisa dianggap remeh. Apa saja dan bagaimana pencegahannya? 
1. Apa itu stunting?
Tumblr media
Berdasarkan keterangan sebuah laporan dalam Jurnal Kesehatan Komunitas tahun 2005, stunting merupakan masalah gizi kronis. Indikator seorang anak mengalami stunting adalah berdasarkan tinggi badan menurut umur (Z-score TB/U), di mana pertumbuhan anak tidak sejalan seiring bertambahnya usia.
Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama, mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, terdapat perbaikan status gizi buruk pada balita di Indonesia. Proporsi status gizi sangat pendek turun dari 37,2 persen (Riskesdas 2013) menjadi 30,8 persen (Riskesdas 2018). Demikian juga pada proporsi status gizi kurang, turun menjadi 17,7 persen (Riskesdas 2018), dari 19,6 persen (Riskesdas 2013).
Walaupun tercatat penurunan, tetapi itu masih kurang signifikan. Pasalnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas prevalensi 20 persen untuk gizi buruk alias stunting.
2. Penyebab stunting
Tumblr media
Mencuplik dari Jurnal Gizi Klinik Indonesia tahun 2016, ada banyak faktor yang menyebabkan kejadian stunting. Asupan energi dan zat gizi yang tidak memadai serta penyakit infeksi merupakan faktor yang paling berperan terhadap stunting.
Di sisi lain, faktor seperti pengetahuan ibu terhadap pemenuhan nutrisi selama hamil, sosial ekonomi keluarga, serta pengaruh paparan asap rokok maupun polusi asap juga turut berpengaruh.
3. Dampak stunting pada anak
Tumblr media
Berdasarkan laporan dalam Jurnal Kesehatan tahun 2019 yang diterbitkan oleh Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, konsekuensi akibat stunting dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada masa balita, rendahnya fungsi kognitif, dan fungsi psikologis pada masa sekolah.
Melansir dari  https://vancehester.com/  .Anak yang tumbuh pendek pada usia dini (0-2 tahun) dan tetap pendek pada usia 4-6 tahun memiliki risiko 27 kali untuk tetap pendek sebelum memasuki usia pubertas.
Stunting juga dapat merugikan kesehatan jangka panjang seperti menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.
Bila masalah kesehatan yang bersifat kronis ini terus berlanjut, maka akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia.
4. Upaya pencegahan stunting
Tumblr media
Sesuai dengan yang tertulis dengan laporan dalam Buletin Penelitian Kesehatan tahun 2017, periode 1.000 hari pertama kehidupan (1.000 HPK) merupakan simpul kritis sebagai awal pencegahan terjadinya stunting, mulai dari hamil, hingga anak berusia 24 bulan. Pemenuhan nutrisi tetap perlu dilanjutkan hingga masa remaja, agar anak dapat tumbuh optimal.
Status kesehatan dan gizi ibu hamil berperan penting dalam mencegah stunting. Pemenuhan zat gizi yang adekuat, baik gizi makro maupun gizi mikro, sangat dibutuhkan. Kualitas dan kuantitas MPASI yang baik merupakan komponen penting dalam makanan, karena mengandung sumber gizi makro dan mikro yang berperan dalam pertumbuhan linear.
5. Peran gizi dalam penanganan stunting
Tumblr media
Pemberian makanan yang tinggi protein, kalsium, vitamin A, dan zink dapat memacu pertumbuhan tinggi badan anak.  
Sebuah studi yang dimuat dalam Jurnal Gizi Klinik Indonesia tahun 2016 menunjukkan bahwa asupan protein, kalsium, dan fosfor signifikan lebih rendah pada anak dengan stunting daripada anak yang tidak mengalami stunting.
Selama pertumbuhan, tuntutan terhadap mineralisasi tulang sangat tinggi. Rendahnya asupan kalsium dapat mengakibatkan rendahnya mineralisasi matriks deposit tulang baru dan disfungsi osteoblas.
Studi lain dalam Jurnal Gizi Indonesia tahun 2017 menunjukkan suplementasi zink terbukti efektif dalam meningkatkan Z-score TB/U pada balita stunting. Jadi, zink ini berperan penting pada banyak fungsi tubuh seperti pertumbuhan sel, pembelahan sel, metabolisme tubuh, fungsi imunitas, dan perkembangan.
0 notes
rmolid · 4 years
Text
0 notes
sponsorqq · 5 years
Text
Penggunaan Media Sosial Bisa Sebabkan Masalah Mental pada Anak dan Remaja
Tumblr media
Media sosial telah lama diketahui bisa menyebabkan masalah bagi seseorang. Beragam dampak mulai gangguan psikologi hingga masalah fisik bisa terjadi ketika kamu terlalu banyak bermain media sosial.
Sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa ternyata terdapat bahaya lebih banyak dari penggunaan media sosial ini dibanding yang selama ini diketahui. Dilansir dari Medical Daily, peneliti menyebut bahwa keberadaan remaja secara daring (online) bisa membuat mereka terpapar sejumlah faktor yang bisa secara signifikan mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Hasil penelitian ini dipublikasikan pada jurnal The Lancet Child & Adolescent Health. Diketahui bahwa media sosial menyakiti pola tidur seseorang, aktivitas fisik, serta meningkatkan paparan mereka terhadap bullying.
Masalah yang muncul pada pengguna media sosial ini ketika dilakukan cukup sering bisa menyebabkan masalah mental. Bullying yang diamali oleh anak dan remaja di dunia maya ini juga bisa berdampak pada kesehatan mental mereka.
"Hasil temuan kami menyatakan bahwa media sosial sendiri sesungguhnya tidak menyebabkan masalah. Namun penggunaannya secara sering bisa mengganggu aktivitas yang memiliki dampak positif pada kesehatan mental seperti tidur dan berolahraga. Selain itu, hal ini juga meningkatkan paparan anak muda pada konten berbahaya, terutama pengalaman negatif dari bullying di dunia siber," ungkap Russel Viner, peneliti dari UCL Great Ormond Street Institute of Child Health.
Peneliti menganalisis data sekitar 10.000 anak dengan usia antara 13 hingga 16 tahun di Inggris. Peneliti mewawancarai partisipan mulai tahun 2014 hingga 2015 dan menanyai mereka mengenai kepuasan hidup, kebahagiaan, kecemasan dan media sosial, meliputi Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter and Snapchat.
Diketahui bahwa dibanding anak laki-laki, anak perempuan cenderung mengalami efek buruk dari penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental. Peneliti mengungkap bahwa anak perempuan mengalami tekanan psikologis muncul karena kualitas tidur yang buruk dan tingginya paparan bullying di dunia maya.
Semakin lama waktu yang dihabiskan di media sosial, semakin besar tekanan yang mereka alami. Pada anak laki-laki, kesehatan mental mereka cenderung lebih sedikit mengalami dampak ini.
Hasil penelitian ini mengungkap berbagai hal yang perlu dipahami dari masalah di media sosial ini. Perlu dipikirkan bagaimana anak dan remaja ini mengatasi dampak bullying dunia maya. Selain itu penting juga meningkatkan kualitas tidur dan mendorong mereka untuk aktif secara fisik.
Sejumlah perubahan ini mungkin mengurangi dampak fisik dan psikologis dari media sosial. Jika sejumlah dampak negatif ini mampu diatasi, maka dampak positif media sosial bagi perkembangan dan kesehatan mental anak mungkin muncul
http://cam551.info/index.html http://pkv-games.website/
0 notes
langkahsenyap-blog · 7 years
Text
Ke-(Manusia)-an ?
Akhir pekan lalu menjadi salah satu moment yang istimewa bagi kehdupan saya. Selain karena hari berkumpul dengan keluarga serta sahabat, ada sebuah peristiwa yang membuka lagi hasrat keingintahuan saya dengan bidang ilmu yang telah geluti selama 4,5 tahun lalu. Yapp Psikologi. Dua topik utama yang dengan segera membuat saya bergegas untuk membuka lagi arsip jurnal pribadi yang tidak lain dan tidak bukan adalah LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) serta HAM (hak asasi manusia).
Bagi saya kedua isu ini sangat menarik untuk dibahas dengan merujuk pada kacamata realita serta dikaji secara holistik agar dapat menemukan batas-batas yang kita cari sebagai sebuah konklusi. 
LGBT bagi saya bukan sebuah proses perilaku yang natural, semua tersetting melibatkan kognisi, afeksi hingga emosi. Ada beberapa penyebab utama seseorang menjadi bagian dari LGBT. Kaplan, Sadock dan Grebb (1994), Dancey (1990) Kinsey (dalam Nugraha, 2002), Nugraha (2008) menyebutkan penyebab LGBT dapat dipengaruhi faktor biologis, faktor psikososial (keluarga), lingkungan serta trauma. Faktanya hampir semua kasus LGBT yang ter-blow up dimedia massa berlindung dibalik dinding trauma. Trauma masa kecil, atau trauma ketika memiliki hubungan dengan pengidap LGBT. Bagi saya pribadi, perilaku tersebut tidak dapat sepenuhnya dibendung melalui tindakan preventif yang bersumber dari keluarga saja. Turut serta pemerintah sebagai pembuat kebijakan agar bagi siapapun pengidap LGBT tidak berusaha untuk menularkan perilaku tersebut kepada orang lain. 
Siklus pengidap LGBT hingga terjadi proses “penularan” baik melalui komunikasi atau apapun bisa diakibatkan dari kurangnya perhatian pemerintah dalam memberikan program konseling atau penyembuhan, sehingga yang dilakukan pengidap LGBT kebanyakan adalah curhat. Sayangnya kebanyakan dari LGBT akan curhat dengan sesama LGBT, karena secara tidak langsung stigma negatif yang terbentuk di masyarakat terkait LGBT akan membuat mereka membentuk sebuah komunitas atau koloni untuk saling menguatkan. Memprihatinkan ketika pengidap LGBT yang dengan kesadaran penuh merusak generasi muda melalui tindakan-tindakan amoral. Sodomi hingga bisnis esek-esek khusus LGBT merupakan salah satu media bagi penularan LGBT. 
Data dari Kementerian Kesehatan, jumlah gay di tahun 2012 saja ada 1 juta orang, dan sangat berpotensi sekali terus merangsek naik hingga ada perkiraan data permukaan bahwa jumlahnya kini sebesar 3 persen dari total populasi masyarakat indonesia, http://www.jawapos.com/read/2017/05/23. Ironis bahwa dengan jumlah sebanyak itu berarti pengidap LGBT ada disekitar kita. Sangat mengancam ? iya ! tidak semua pengidap LGBT yang memiliki pemahaman HAM yang baik. Ketika pengidap LGBT mengetahui sedikit tentang HAM maka proses penyembuhan baginya akan sangat sulit. Ketakutan saya adalah banyak dari pengidap LGBT yang bertransformasi menjadi predator ganas demi melampiaskan rasa trauma, rasa candu untuk terus berhubungan badan ataupun hanya untuk membuat orang lain mengerti apa yang dia rasakan. Sekali lagi saya sangat berharap bahwa pendekatan oleh pemerintah bagi kaum LGBT dapat terus ditingkatkan, melalui seminar, penyuluhan, atau memberikan program khusus bagi pengidap LGBT yang secara sukarela ingin untuk disembuhkan. Seperti pepatah mengatakan, jika kita bergaul dengan penjual parfum maka aroma wangi akan menempel ditubuh kita, sama halnya ketika pengidap LGBT bergaul dengan sesamanya maka proses pembentukan perilaku menyimpang akan menjadi semakin kuat.
Hak asasi manusia khususnya terkait LGBT akhir-akhir ini sangat sering disuarakan, bahkan setelah amerika melegalkan perkawinan sesama jenis ditahun 2015 silam, banyak dari negara-negara yang memiliki komunitas LGBT semakin berani untuk menyuarakan suaranya. Ini tidak semerta-merta terjadi, ada campur tangan dari amerika sebagai poros negara dunia khususnya kepada indonesia. Melalui program UNDP (united nations development program) amerika menggelontorkan dana sekitar 108 miliar rupiah untuk mendanai penelitian yang menitik beratkan pada advokasi HAM bagi LGBT hingga  pembangunan kapasitas komunitas LGBT.  Inisiatif yang diberikan itu untuk memajukan kesejahteraan komunitas LGBT sekaligus mengurangi marginalisasi. Proyek dikerjakan hingga September 2017 nanti, http://berita.suaramerdeka.com. Ini gila, tidak masuk akal dan sangat tidak memanusiakan manusia. Saya anggap proyek UNDP ini adalah ajang percobaan amerika serikat untuk melihat seperti ada dampak kemanusiaan yang terjadi jika perkawinan sesama jenis menjadi bagian dari sistem kultur sosial. 
lanjut ke bagian 2 :)
1 note · View note
nadiyayuvitarizki · 3 years
Text
Analisis Dampak Populasi dan Mobilitas Perkotaan Terhadap Penyebaran Pandemi Covid-19 di Jakarta
Nama Mahasiswa : Nadiya Yuvita Rizki
NIM                       : 1908541057
Nama Dosen         : Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si.
Fakultas                : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi       : Matematika Universitas Udayana
 Karya Ilmiah Popular ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Populasi, Program Studi Matematika, Universitas Udayana.
 Dalam karya tulis ini dijelaskan apakah populasi dan mobilitas perkotaan mempengaruhi penyebaran pandemi covid-19 di Jakarta
 Universitas Udayana (https://www.unud.ac.id/)
Program Studi Matematika Universitas Udayana (https://math.unud.ac.id/)
Matematika Populasi (https://oase.unud.ac.id/course/view.php?id=6)
 #unud #matematikaunud #matematikapopulasi #universitasudayana
 Analisis Dampak Populasi dan Mobilitas Perkotaan Terhadap Penyebaran Pandemi Covid-19 di Jakarta
Nadiya Yuvita Rizki/1908541057
 Wabah penyakit Covid-19 telah menyebar ke lebih dari 200 negara, termasuk Indonesia. Pandemi COVID-19 dimulai di Indonesia sejak teridentifikasi kasus konfirmasi positif pertama dan kedua pada tanggal 3 Maret 2020. Berdasarkan Riono dalam Detikcom, (2020), kasus penularan pertama di Indonesia diperkirakan terjadi sekitar akhir januari – awal februari, hal ini mengacu pada data jumlah pasien gejala COVID-19 di beberapa fasilitas kesehatan, tingginya jumlah penerbangan dari dan ke Wuhan, serta belum tersedianya pemeriksaan kesehatan yang memadai di bandara, sehingga masih memungkinkan lolosnya orang tanpa gejala atapun yang masih dalam masa inkubasi virus. Sehingga kita perlu mengetahui seberapa pengaruh faktor-faktor populasi dan mobilitas penduduk terhadap tingkat penyebaran wabah penyakit COVID-19 di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
 Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta menempati urutan pertama sebagai kota terpadat di Indonesia, dengan kepadatan rata-rata 18.191,65 Jiwa/Km2. Konsentrasi penduduk yang tinggi,  dapat menjadi episentrum penularan penyakit dan mempercepat penyebaran patogen dalam fase transmisi lokal (Neiderud, 2015). Kesenjangan sosial dan kemiskinan juga dapat meningkatkan kerentanan individu terhadap infeksi. Selain kepadatan penduduk, variabel lain yang diukur sebagai karakteristik populasi adalah rasio jenis kelamin, persentase penduduk usia rentan, persentase penduduk miskin, dan indeks pembangunan manusia (Sands dkk., 2016). Namun, karena jumlah penduduk miskin relatif rendah, dan jumlah penduduk usia rentan relatif tinggi, maka tindakan perlindungan terhadap penduduk usia rentan sangat diperlukan untuk mencegah melonjaknya jumlah positif.
 Selain itu, sejak diumumkannya kasus pertama di Indonesia pada tanggal 3 Maret 2020, telah terjadi penurunan aktivitas perjalanan masyarakat di perkotaan. Anjuran Physical Distancing Di DKI Jakarta telah mulai diterapkan sejak tanggal 14 Maret 2020, dibuktikan melalui data mobilitas penduduk di beberapa fasilitas umum seperti fasilitas perdagangan dan jasa, fasilitas transportasi, perkantoran, dan rekreasi. Diidentifikasi bahwa penurunan lonjakan konfirmasi positif  karena mobilitas penduduk jauh lebih tinggi dibandingkan saat penerapan PSBB. Diasumsikan, dampak psikologis dari peningkatan kasus konfirmasi positif yang signifikan lebih berpengaruh terhadap perilaku penduduk dalam menghindari perjalanan dan kerumunan.
 Jika dilakukan analisis korelasi, dimana variabel-variabel independen dari faktor populasi dan mobilitas penduduk yang diujikan dengan variabel dependen berupa jumlah kasus positif per seribu jumlah penduduk didapatkan hasil uji korelasi yaitu, jumlah penduduk berkorelasi negatif terhadap penyebaran Covid-19 yang menunjukkan bahwa banyaknya jumlah penduduk dalam suatu kawasan tidak menjadi faktor utama yang mempengaruhi meluasnya pandemi ini. Melainkan variabel-variabel yang dianalisis yaitu mobilitas internal maupun mobilitas masuk dari luar kota menjadi salah satu solusi pengendalian pandemi Covid-19 karena menunjukkan hubungan yang positif terhadap penambahan jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19.
 Lalu indeks pembangunan manusia yang berkorelasi lemah. Hal itu juga perlu diperhatikan dalam menghadapi bencana non alam sejenis di masa depan. Variabel ini juga memiliki pengaruh terhadap penyebaran wabah penyakit Covid-19, yaitu penduduk pada permukiman terpinggirkan, termasuk orang-orang yang tinggal di daerah kumuh perkotaan dan permukiman informal, kemungkinan menghadapi risiko yang tinggi terhadap mordibilitas dan mortalitas selama pandemi. Sementara standar kelayakan hidup yang rendah seperti kurangnya air bersih dan sanitasi yang memadai, juga akan memperkuat tingkat penularan, meningkatkan mordibitas dan mortalitas. (Toole & Waldman, 1990).
 Sehingga penyebaran penyakit COVID-19 di Kota Jakarta lebih banyak dipengaruhi oleh faktor mobilitas penduduk, terutama mobilitas di dalam Kota Jakarta sendiri, dari salah satu bagian kota ke bagian kota yang lain. Hal ini disebabkan oleh tahapan penyebaran penyakit ini yang telah berlangsung melalui transmisi lokal, dimana banyak orang tanpa gejala yang masih terus menularkan virus di tengah-tengah masyarakat. Selain itu mobilitas penduduk dari luar Jakarta juga mempengaruhi tingkat infeksi, terutama yang berasal dari daerah yang telah terkonfirmasi memiliki kasus transmisi lokal.
     Referensi
 Detikcom. (2020). Ungkap Corona Masuk RI Sejak Januari , Pakar UI : Pemerintah Menyangkal Terus. Diakses pada 4 Juni 2021, dari https://news.detik.com/berita/d-4983470/ungkap-corona-masuk-ri-sejak-januari-pakar-ui-pemerintah-menyangkal-terus
Neiderud, C. J. (2015). Bagaimana Urbanisasi Mempengaruhi Epidemiologi Penyakit Menular yang Muncul. Jurnal Afrika Disabilitas, 5(1), 1–9. https://doi.org/10.3402/iee.v5.27060
Sands, P., El Turabi, A., Saynisch, P. A., & Dzau, V. J. (2016). Penilaian Kerentanan Ekonomi terhadap Krisis Penyakit Menular. The Lancet, 388(10058), 2443–2448. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)30594-3
Toole, M. J., & Waldman, R. J. (1990). Pencegahan Kelebihan Kematian pada Populasi Pengungsi dan Terlantar di Negara Berkembang. Jurnal Asosiasi Medis Amerika, 263(24), 3296–3302. https://doi.org/10.1001/jama.1990.03440240086021
1 note · View note
safscool · 4 years
Text
Pengalaman vs Teori
Ba'da menyelesaikan jamuan ilmu hingga perguruan tinggi sekarang ini, kemudian memutuskan untuk bekerja dilapangan, menghasilkan beberapa insight tersendiri. Pertama berilmu itu membuka wawasan, kedua menangani kasus secara langsung adalah dunia sesungguhnya.
Sudah banyak terdengar ditelinga bahwa teori tak selamanya akan sama dengan kondisi lapangan. "Ah beda bangetlah, gak bisa teori ini dijadikan solusi dalam kasus ini"
kok bisa yaa ? 🤔
Harusnya ilmu itu berfungsi memahami dan melahirkan solusi yang pas, masa udah belajar berbuku-buku terus gak dipake gitu ?
I think ya, pertama teori ilmu pengetahuan umum ya, dilahirkan dari penelitian-penelitian manusia dalam memahami keadaan dimasanya. Sedangkan dunia berputar, dunia ini berkembang sedemikian rupa, yang artinya boleh jadi teori 10 tahun lalu gabisa dipakai lagi, yang ada bahwa kita harus memahami keadaan baru sehingga lahirlah teori baru pemahaman baru.
Berhubungan dengan sifat manusia yang growth up, dinamis demi tujuan manusia yang madani, berilmu juga harus sadar akan adanya faktor-faktor baru yang berpengaruh.
Dizaman yang serba multidisiplin ini, sesuatu hal terjadi karena keadaan yang kompleks sehingga penanganannya juga harus kompleks. Semakin rumit, bukan sekedar dia makan karena lapar, tapi banyak alasan. Mulai dari kebutuhan, gaya hidup, etc. Sehingga menggiring para pemikir memberikan solusi yang kompleks juga. Oh gimana caranya makan kenyang tapi juga keren.
Hal-hal tersebut sepertinya tidak ada dibuku teori, adanya data lapangan, penelitian lapangan yang merangkum sifat makan mayoritas orang.
Lapangan itu unik, komunitas manusia yang berkembang dengan pesat dalam segala aspek. Setiap super-efisiensi yang diciptakan akan memunculkan dampak baru. Gadget adalah niat efisiensi yang sangat bagus, tapi dampak jahatnya juga sangat terasa. Hal-hal baru seperti itu didapatnya dari kondisi lapangan secara langsung.
Kata dosen skripsi saya " Buku itu sudah puluhan tahun yang lalu, gunakan jurnal penelitian terbaru itu lebih bagus"
Iyasih lebih relate sama kondisi saat ini, pencarian faktor baru yang sesuai dengan keadaan saat ini.
So, ilmu pengetahuan dinamis seperti dan sesuai manusia yang growth up.
Jangan terlalu manut sama apa yang dikatakan ahli sebelumnya, terlalu idealis terhadap teori yang didapat. Just open dan kompleks dalam memahami sesuatu gelaja di individu atau masyarakat. Dan lahirkan solusi yang pas, sesuai dengan kasusnya.
Lalu, belajar dari pengalaman adalah guru terbaik katanya. Sebab secara source ilmunya bisa disense, bisa dirasakan, bisa dengarkan secara langsung. Ibarat kita bener-bener belajar dari sumbernya secara menyeluruh, menggunakan seluruh indra kita bahkan pake indra ke 6 dan ke 7. Jadi langsung paham, terjadi perubahan yang signifikan terhadap pemahaman kita. Trial and error setiap kali berusaha menangani kasus benar-benar memberikan pelajaran yang kompleks.
Beberapa saat lalu, berkenalan dengan partner yang sama sekali gak ada basic psikologi ataupun menerima perkuliahaan ABK, namun selama 2 tahun membersamai muridnya yang ABK menghasilkan ilmu yang luar biasa. Sangat paham terhadap kebutuha individu tersebut, gak selamanya pas dari teori yang dibaca.
Kemudian hasil tes yang membuat saya bertanya-tanya, kemudian kepala sekolah bilang "Hasil ini adalah tes 2 jam, banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi. Tidak sama dengan kita yang 5 jam bersama setiap hari dan memahaminya secara menyeluruh"
Owww begitupun kita sebagai pembimbing yang hanya 5 jam masih akan kalah dengan orangtuanya yang 24 jam bersama, yang dari lahir hingga puluhan tahun yang akan datang pasti lebih memahami anaknya.
MasyaAllah, dunia memang unpredictable dan uncertainty sifafnya. maka kita ini harus khusyuk dalam Al-Fatihah, " Ya Allah tunjukkanlah aku jalan yang benar, dan bukanlah jalan orang-orang yang tersesat". Allahlah yang menuntun kita dari setiap pengalaman yang diberikan kepada kita. Berawal dari kacamata tauhid semoga Allah ridhoi segala apa yang kita lakukan, diperpanjang niat kita dalam bermanfaat hingga lillah kepada Allah.
0 notes
rullyakira · 7 years
Text
Memahami dan Koping Perilaku Seksual Berisiko Remaja
Perilaku seksual berisiko remaja dan dampaknya menjadi salah satu fokus yang perlu diperhatikan pada saat ini. Hasil Survei yang dilakukan oleh Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2002 dan 2007, terjadi peningkatan hubungan seks pranikah pada remaja usia 15-24 tahun yang mana hubungan seksual terbanyak dilakukan pada remaja usia 20-24 tahun sebesar 9,9 persen, dan 2,7 persen pada usia 15-19 tahun (Rachmawati & Sandralina, 2015). Banun & Setyorogo (2013) mengungkap sebanyak 144 orang (55,2%) berperilaku seksual yang berisiko dan 117 orang (44,8 %) tidak berisiko pada mahasiswa X di Jakarta Timur. Perilaku seksual yang berisiko disini meliputi berciuman bibir, meraba-raba kelamin, menggesek-gesek alat kelamin dan melakukan hubungan seks sedangkan yang termasuk tidak berisiko seperti berpegangan tangan, berangkulan, berpelukan dan berciuman pipi. Perilaku seksual berisiko pada remaja bersifat meningkat berawal dari berciuman (kissing), berciuman sampai ke arah dada (necking), kemudian diikuti oleh petting, dan terakhir berhubungan intim. Dari perilaku seksual berisiko tersebut dapat berdampak buruk pada remaja seperti kehamilan di luar nikah yang berisiko pada aborsi dan atau pernikahan dini serta penyakit menular seksual. Perilaku seksual berisiko remaja disebabkan oleh rasa penasaran, terjadi begitu saja atau mungkin dipaksa pasangan, dapat dilihat bahwa sebenarnya remaja belum memiliki kemampuan kontrol diri yang baik dalam berperilaku. Goldfried dan Merbaum (dalam Ghufron, 2010) menjabarkan kontrol diri sebagai suatu kemampuan menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu ke arah konsekuensi positif. Dengan penanganan yang tepat, baik remaja dengan masalah perilaku seksual berisiko maupun remaja yang memiliki risiko melakukan perilaku seksual dapat belajar untuk menghargai diri mereka sendiri dan oranglain, dan menunjukkan perilaku sehat.
Faktor Risiko dan Protektif Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja
Banyak alasan kemungkinan mengapa remaja melakukan perilaku seksual berisiko. Pada umumnya, perilaku seksual berisiko remaja sering berkaitan dengan kesenangan seksual. Remaja yang tidak mampu mengontrol dorongan seksualnya berusaha untuk menyalurkan hasratnya dengan cara yang tidak tepat sehingga mereka berisiko melakukan perilaku seksual yang bebas. Suwarni & Selviana (2015) menjabarkan adapun faktor-faktor risiko yang mempengaruhi inisiasi perilaku seks bebas pada remaja antara lain:
·         Terpapar Media Pornografi
Remaja yang terpapar pornografi akan mempengaruhi sikapnya tentang gambaran seks pada dirinya, selanjutnya akan diwujudkan dalam bentuk perilaku meniru dengan pasangannya.
·         Pengawasan Orangtua yang Rendah
Pengawasan orangtua yang rendah berkaitan dengan komunikasi antara orangtua-remaja yang kurang baik, pengetahuan orangtua yang rendah terhadap keberadaan, aktfitas, dan teman-teman remaja serta dan kontrol psikologi orangtua yang rendah.
·         Norma Subjektif yang Permisif terhadap Perilaku Seksual Berisiko
Remaja yang memiliki pandangan yang mengikuti teman sebaya yang serba memperbolehkan seks bebas, maka kecenderungan remaja tersebut mempunyai pandangan yang sama dengan teman sebaya
·         Sikap Seksual Permisif terhadap Perilaku Seksual Berisiko
Remaja yang memiliki persepsi sikap seksual yang positif (perilaku seksual berisiko memberikan dampak positif) akan cenderung melakukan inisiasi seksual pranikah lebih besar daripada mereka yang memiliki persepsi sikap seksual yang negatif.
·         Memiliki Niat Melakukan Perilaku Seksual Berisiko
Niat menunjukkan seberapa keras seseorang mencoba dan berupaya menampilkan perilaku. Niat diasumsikan sebagai faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku.
Tumblr media
Berdasarkan faktor-faktor risiko tersebut, maka Rahyani (2014) menjabarkan faktor-faktor protektif yang mampu mencegah perilaku seks berisiko pada remaja antara lain:
·         Tekanan Normatif
Aturan yang dibuat di lingkungan serta pengawasan dari lingkungan masyarakat dapat mencegah perilaku seksual pra nikah pada remaja. Remaja melakukan hubungan seksual pra nikah dikarenakan adanya situasi atau kesempatan remaja berasama-sama di dalam ruangan pribadi.
·         Keyakinan Diri
Keyakinan diri membantu remaja mengendalikan perilaku sehingga remaja dengan kepercayaan diri yang baik pada domain tertentu, misalnya seksualitas, cenderung bertingkah berbeda dalam ranah aktivitas daripada remaja yang mengalami keraguan diri.
·         Komunikasi dengan Orangtua
Orangtua yang terbuka dalam menyampaikan aturan mengenai norma dan nilai masyarakat, sikap, pola pikir, dan perilaku dapat mencegah anak dalam perilaku seksual yang salah.
·         Rendahnya Paparan Media Pornografi
·         Pengaruh Teman Sebaya yang Baik
Dampak Perilaku Seksual Berisiko
Adapun dampak negatif dari perilaku seksual berisiko pada remaja antara lain:
·         Dampak Psikologis
Remaja mengalami perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, merasa bersalah dan berdosa.
·         Dampak Sosial
Konsekuensi sosial yang akan dihadapi remaja antara lain dikucilkan oleh masyarakat serta putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil dan perubahan peran menjadi ibu.
·         Dampak Fisiologis
Konsekuensi fisiologis yang ditimbulkan berupa kehamilan tidak diinginkan dan berkembangnya infeksi menular seks seperti HIV atau AIDS (Sarwono, 2016). Kehamilan tidak diinginkan pada remaja putri berakibat pada pernikahan dini dan atau pengambilan keputusan tindakan aborsi yang akan membahayakan diri remaja. Remaja yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan umumnya memperlihatkan persoalan psikologis seperti kecemasan, konflik dan depresi.
Pilihan Penanganan Untuk Remaja dengan Perilaku Seksual Berisiko
Keterlibatan yang aktif dari orangtua, guru dan anak remaja itu sendiri merupakan hal yang penting untuk memaksimalkan manfaat penanganan untuk remaja dengan perilaku seksual berisiko. Untuk anak remaja, perlu diberikan penanganan seperti berikut:
1.      Pendidikan Seks
Adapun materi-materi yang akan diberikan meliputi:
a.       Perkembangan manusia, yang mengajarkan tentang organ alat reproduksi, proses reproduksi, pubertas, citra tubuh dan identitas seksual dan orientasi seksual.
b.      Hubungan antara sesama manusia, yang mengajarkan tentang hubungan dengan keluarga, persahabatan, cinta, kencan, pernikahan dan komitmen serta pengasuhan anak.
c.       Kemampuan personal, yang mengajarkan tentang nilai-nilai yang dimiliki individu, keluarga dan lainnya, pengambilan keputusan, komunikasi yang baik, asertivitas, negosiasi dan mencari bantuan profesional.
d.      Perilaku seksual, yang mengajarkan tentang seksualitas, masturbasi, dan penundaan perilaku seksual.
e.       Kesehatan seksual, yang mengajarkan tentang kontrasepsi (kontradiksi dari segi agama, keuntungan dan kerugian penggunaan kontrasepsi), aborsi yang merupakan bukan metode kontrasepsi, dan penyakit menular seksual.
f.       Budaya dan masyarakat, yang mengajarkan tentang peran gender, seksualitas dan hukum, seksualitas dan seni serta seksualitas dan media.
g.      Agama, yang mengajarkan tentang mengatur larangan melakukan hubungan seksual pranikah dan mengatur masalah kesehatan seksual manusia.
 2.      Layanan Konseling Seksualitas, yang mana layanan ini dilakukan oleh profesional dengan pengetahuan spesifik tentang:
a.       Perkembangan anak-remaja (terutama perkembangan seksual)
b.      Hubungan antara lingkungan sosial dan perilaku seksual
c.       Riset ilmiah pada penanganan perilaku seksual risiko anak-remaja
d.      Variasi budaya dalam pengasuhan dan sikap tentang seksualitas
Konselor harus membicarakan tentang apa yang ia dapatkan dari evaluasi saat remaja berkonsultasi dengan konselor, yang meliputi:
a.       Kapan perilaku itu merupakan hal yang biasa atau mengindikasi dari masalah perilaku seksual
b.      Apa yang perlu diperhatikan atau isu yang perlu dipertimbangkan dalam penanganan
c.       Faktor pendukung dan pelindung apa yang ada di dalam keluarga dan komunitas
Selama penanganan konselor juga perlu mengajarkan orangtua atau pendamping remaja lainnya bagaimana cara untuk:
a.       Menerapkan aturan tentang bagian tubuh pribadi yang tidak boleh disentuh oranglain dan perilaku seksual
b.      Menggunakan strategi pengasuhan yang mencegah atau mengurangi perilaku seksual yang berisiko
c.       Berbicara mengenai topik pendidikan seks dengan remaja
d.      Meningkatkan kemampuan komuniasi dan kualitas hubungan dengan anak
 3.      Parental Monitoring: Talking Parents, Healthy Teens (Pendamping Cermat, Remaja Selamat)
Pada program ini, orang tua diajarkan pengetahuan dalam pengasuhan anak yang meliputi mengetahui keberadaan, aktivitas, dan teman-teman remaja, serta membangun hubungan orang tua dengan remaja yang diindikasikan dengan kepedulian orang tua, kepercayaan yang diberikan, atau frekuensi komunikasi di dalam keluarga. Selain itu, kontrol orangtua diberi pengetahuan terkait dengan pergaulan, jam malam, dan konsekuensi yang diterima remaja jika melanggar aturan/batasan yang sudah ditetapkan orang tua (Suwarni, 2016). Dapat disimpulkan, program ini mengajarkan orangtua untuk:
a.       Membangun komunikasi keluarga : keberadaan, kegiatan dan teman di waktu luang, seksualitas dan kesehatan reproduksi
b.      Membuat kesepakatan atau aturan dan konsekuensi
c.       Mengajarkan remaja untuk mengembangkan kemampuan kontrol diri dan pengambilan keputusan
 DAFTAR PUSTAKA
Banun, Fadila Oktavia Sari, Soedijono Setyorogo (2013) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Pranikah Pada Mahasiswa Semester V STIKes X Jakarta Timur 2012, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1)
Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S. (2010). Teori-Teori Psikologi. Ar-Ruzz media. Jogjakarta
Rachmawati, M., & Sandralina M. (2015). Perilaku seksual remaja di NTB. Artikel, diakses di http://ntb.bkkbn.go.id/_layouts/mobile/dispform.aspx?List=8c526a76-8b88-44fe-8f81-2085df5b7dc7&View=69dc083c-a8aa-496a-9eb7-b54836a53e40&ID=713
Rahyani, Ni Komang Yuni. (2014). Intensitas komunikasi tentang seks dengan teman sebaya sebagai faktor risiko perilaku inisiasi seks pranikah remaja di Bali. Disertasi. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Sarwono, Wirawan Sarlito.(2016). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali press
Suwarni, L., & Selviana, S. (2015). Inisiasi seks pranikah remaja dan faktor yang mempengaruhi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10(2), 169-177.
Suwarni, Linda (2016) Monitoring Parental Dan Sekolah Sebagai Prevensi Primer Terhadap Intensi Perilaku Seks Pranikah Remaja, Yogyakarta :  Universitas Gadjah Mada (Disertasi) Sarwono, Wirawan Sarlito – edisi revisi (2016). Psikologi Remaja. Jakarta : Rajawali press
The National Child Traumatic Stress Network. (2009). Understanding and coping with sexual behavior problems in children. Diakses di http://nctsn.org/nctsn_assets/pdfs/caring/sexualdevelopmentandbehavior.pdf.
ing/G���+
0 notes
vinatresna · 7 years
Text
Review Penulisan Ilmiah
Hubungan Konflik Peran Ganda dan Psychological Well Being pada Ibu yang Bekerja 
Disusun Oleh:
Vina Tresna Utami 
1C514062
4PA22
LATAR BELAKANG
Pada masa perkembangan zaman yang semakin modern dan bertambah kompleksnya kehidupan, bertambah pula intensitas peran yang dijalani oleh kaum wanita. Saat ini wanita tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga saja tetapi mempunyai peran lain di luar rumah yaitu sebagai wanita karir. Beberapa tahun terakhir di Indonesia peran kaum wanita di sektor publik terus meningkat.
Primastuti (dalam Permatasari, 2010) menjelaskan ada beberapa motif yang menyebabkan wanita bekerja yaitu menambah penghasilan keluarga, tidak tergantung secara ekonomi pada suami, mengisi waktu kosong di rumah, ketidakpuasan dalam pernikahan, mempunyai keahlian tertentu yang bisa dimanfaatkan, memperoleh status, pengembangan diri dan aktualisasi diri. Wanita bekerja menimbulkan beberapa dampak, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya yaitu wanita bekerja dapat mengaktualisasikan ilmu dan mengabdikan diri dengan masyarakat, memiliki banyak relasi dan pengalaman, serta membantu mencukupi kebutuhan keluarga (Setyawati, Wardana & Hidayah, 2014). Sedangkan dampak negatifnya adalah banyak hal yang harus diurus oleh seorang ibu dalam keluarga dan pekerjaan, sehingga menimbulkan beban psikis dan juga fisik. Stres merupakan akibat dari tuntutan bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga (lelah secara psikis), kesulitan dalam kemampuan manajemen waktu antara pekerjaan dan rumah tangga, pekerjaan di kantor sangat berat, suami dan anak-anak merasa kurang dapat perhatian (Andriyani, 2014).
Berbagai peran (multiple role) ibu sebagai karyawan atau ibu rumah tangga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi ibu dalam mengendalikan emosi dan jarang memiliki perasaan yang positif sehingga kesulitan mencapai kesejahteraan psikologis atau yang biasa disebut dengan psychological well being (Andryani, 2014).
Huppert (dalam Purwanto, 2015) mengatakan bahwa psychological well being adalah mengenai hidup yang berjalan dengan well (baik), yang merupakan gabungan dari perasaan baik dan bagaimana individu berfungsi secara efektif. Individu yang memiliki psychological well being yang tinggi adalah individu yang merasa puas dengan hidupnya, kondisi emosional yang positif, mampu melalui pengalaman-pengalaman buruk yang dapat menghasilkan kondisi negatif, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, mengontrol kondisi lingkungan sekitar, memiliki tujuan hidup yang jelas, dan mampu mengembangkan dirinya sendiri (Ryff, 1995). Individu yang memiliki psychological well being rendah akan kehilangan makna hidup, arah dan cita-cita yang tidak jelas, mengalami kesulitan dalam mengatur situasi sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah atau meningkatkan kualitas lingkungan sekitarnya serta tidak mampu dalam mengembangkan sikap dan tingkah laku yang baik (Ryff, 1995). Dalam hal ini, jika ibu memiliki psychological well being atau kesejahteraan psikologis yang rendah akan lebih mudah mengalami konflik peran ganda (Khoiroh, 2015).
Secara umum peran ganda wanita diartikan sebagai dua atau lebih peran yang harus dimainkan oleh seorang wanita dalam waktu yang bersamaan. Peran-peran tersebut umumnya mengenai peran domestik, sebagai ibu rumah tangga dan peran publik yang umumnya dalam pasar tenaga kerja (Rustiani dalam Iklima, 2014). Menurut Sekaran (dalam Almasitoh, 2011) ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya konflik peran ganda, yaitu pengasuhan anak dan bantuan pekerjaan rumah tangga, komunikasi dan interaksi dengan keluarga, waktu untuk keluarga, penentuan prioritas sebagai seorang istri, dan tekanan karir dan keluarga.
Frone dkk (dalam Indriyani, 2009) mendefinisikan konflik peran ganda atau work-family conflict sebagai konflik peran yang terjadi pada karyawan, dimana disatu sisi harus melakukan pekerjaan di kantor dan di sisi lain harus memperhatikan keluarga secara utuh. Meskipun laki-laki juga dapat mengalami konflik peran ganda tetapi wanita tetap menjadi sorotan utamanya, karena berkaitan dengan tugas utama mereka sebagai ibu dan istri. Karyawan wanita yang sudah berkeluarga, lebih beresiko muncul konflik peran tersebut. Konflik peran ganda akan timbul ketika wanita mulai merasa ada ketegangan antara pekerjaan dan keluarga (Indriyani, 2009).
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konflik peran ganda dan psychological well being pada ibu yang bekerja.
 METODE PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
1.    Variabel Terikat (Y)      : Psychological Well Being
2.    Variabel Bebas (X)       : Konflik Peran Ganda
 POPULASI
Populasi adalah keseluruhan objek atau individu yang akan diteliti, memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap (Arifin, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang bekerja.
SAMPEL
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012).
Sampel yang akan diambil adalah ibu yang bekerja berjumlah 100 orang
Berstatus menikah
Sedang bekerja
Memiliki anak
Berdomisili di daerah Tangerang.
 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini memakai metode kuantitatif yang bersifat korelasi. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Isi dari kuesioner meliputi data diri responden, skala psychological well being dan skala konflik peran ganda.
 TEKNIK ANALISA DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji hubungan korelasi Bivariate selanjutnya akan dianalisa. Analisa data yang digunakan adalah teknik analisa data korelasi Product Moment Pearson dengan menggunakan software Statistical Product and Service Solution (SPSS) ver. 21 for Windows untuk menguji hubungan konflik peran ganda sebagai variabel X dan psychological well being sebagai variabel Y.
2.  Apakah dari PI tersebut, jika dibuat suatu sistem maka termasuk kedalam CBIS yang mana?
PI tersebut dapat masuk kedalam sistem CBIS sistem berbasis pengetahuan ( Knowledge Based System). Dimana sistem berbasis pengetahuan adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pengetahuan-pengetahuan dalam basis pengetahuan untuk menyelesaikan permasalahan.
3. Apakah terdapat potensi dilakukan penelitian terhadap sistem-sistem yang ada dengan topik PI anda?
Menurut saya, ada potensi untuk melalukan penelitian menggunakan CBIS dlam PI tersebut dan Sistem berbasis pengetahuan yang dipakai adalah sistem pakar dimana sistem pakar itu sendiri adalah sistem komputer yang dapat melakukan penalaran terhadap persoalan tertentu seperti penalaran yang dilakukan manusia (Michael P. Geografi). dan Sistem Pakar juga merupakan program komputer yang dimanfaatkan untuk meniru proses pengambilan keputusan seorang pakar dalam bidang tertentu (Michael W. Parks). Termasuk bisa digunakan dalam pengambilan data penelitian di bidang Psikologi.
DAFTAR PUSTAKA
Almasitoh, U.H. (2011). Stres kerja ditinjau dari konflik peran ganda dan dukungan sosial pada perawat. Jurnal Psikologi Islam, 8(1), 63-82.
Andriyani, J. (2014). Coping stress pada wanita karier yang berkeluarga. Jurnal Al-Bayan, 2(30), 35-47.
Arifin, Z. (2008). Metodologi penelitian pendidikan. Surabaya: Lentera Cendikia.
Indriyani, A. (2009). Pengaruh konflik peran ganda dan stress kerja terhadap kinerja perawat wanita rumah sakit (studi pada rumah sakit Roemani Muhammadiyah Semarang), Tesis pada Program Studi Magister Manajemen, program Pasca Sarjana, UNDIP, Semarang.
Khoiroh, M. (2015). Hubungan konflik peran ganda kerja keluarga dan psychological well being perawat perempuan di puskesmas Guruk-Guruk Sumenep Madura. Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Permatasari, A.I. (2010). Konflik peran ganda ibu bekerja ditinjau dari tingkat ketabahan. Skripsi. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranta Semarang.
Purwanto, E. (2015). Pengaruh bibliotherapy terhadap psychological well being perempuan lajang. Jurnal ilmiah mahasiswa universitas surabaya, 4(1), 1- 26
Ryff, C.D (1995). Psychological well being-being in adult life. Journal Current Direction In Psychological Science, 4(4), 99-104.
Setyawati, R., Wardana, A. & Hidayah, N. (2014). Hak dan kewajiban suami istri dalam keluarga muslim (studi pada perempuan karier di kecamatan Sanden Bantul Yogyakarta. E-societas, 3(5), 110-118.
Sugiyono. (2012). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta
Materi CBIS dari PPT Dosen.
0 notes
fariska · 7 years
Text
Menuju E-commerce Indonesia Lebih Berkembang
Dengan maraknya isu-isu pedagangan internasional di dunia, Indonesia pasti salah satunya (salah satu berarti bener 9) :D yang terkena dampak global tersebut. Apa sih kira-kira isu-isu perdagangan internesyenel itu? Contohnya sih banyak.... Sama seperti apa yang sekarang gue mau bahas, soal E-commerce. *pasti masih ada yang bingung deh*
E-commerce sendiri adalah dampak dari sebuah teknologi digital, yaitu proses mekanisme transaksi jual-beli melalui internet atau yang biasa di sebut Online Shopping. Yang notabennya internet sekarang dipake sama semua kalangan dari anak ABG sampe ATT (bukan ayu ting-ting sis tapi Angkatan Tua Tua club). Keuntungan e-commerce ini lumayan banyak untuk pasar di Indonesia yang super duper sibuk dan konsumtif ini, selain dapat mempermudah juga mengefisienkan waktu untuk berbelanja. Bisa sambil kerja, hangout, meeting (mungkin) atau sambil nongkrong di wc. Jadi gak ada alasan lagi tuh mandi gak punya gayung atau gak ada makanan dirumah, smua tinggal di order. Cara pembayaran pun tergolong mudah, pembayaran online bisa menggunakan kartu kredit atau debit, pembelian secara online ini lebih efisien dibanding harus memiliki banyak waktu untuk sekedar berbelanja. Ini juga karena faktor mobilitas yang sekarang makin padat dan sulitnya tidak bergantung pada perkembangan teknologi seperti ini.
Sistem e-commerce ini ngebantu banget para pelaku usaha, termasuk usaha mikro kecil dan menengah yang hanya bermodalkan gadget. Dibandingkan dulu UKM sulit mendapatkan perhatian yang penuh dari pemerintah, kini e-commerce menjadi wadah untuk pemasaran produk UKM. Konsepnya sendiri Open Marketplace yang mempertemukannya penjual dan pembeli untuk bertransaksi secara online dengan solusi pembayaran yang aman dalam sebuah platform situs belanja online terpercaya. Jadi gak takut atau ragu lagi tuh belanja online ketipu, di jamin aman! Karena kalian juga bisa liat review-review pembeli sebelumnya penjual tersebut Trust apa ngga.
Perdagangan digital ini juga gak hanya cuma di Indonesia, tapi di dunia. Para anak muda yang sudah merintis usaha lokal brand seperti di Jakarta dan Bandung sangat ngebantu dan seneng banget karena barang mereka gak cuma dibeli di negara sendiri tapi juga di ASEAN, Australia, dan juga sampai Korea Selatan dan lain-lain. Oh iya tau program Ridwan Kamil soal Little Bandung di Seoul? Nah, sejak itu produksi lokal brand Indonesia jadi meluas di Korea Selatan, barang yang ada di Little Bandung sendiri hampir ludes, gak nyangka peminatnya banyak yang antusias, akhirnya mau ngga mau peminat yang lain harus order via Website E-commerce semacam bobobobo.com atau elevenia.com (e-commerce indonesia dgn korsel)
Di ASEAN sendiri berkembang fashion hijab lagi booming dari kerudung simple sampe yang tumpuk 4 kaya tumpeng juga ada shayyy, salah satu e-commerce-nya yaitu fashionvalet.com BANYAK BANGETTTTTTT PRODUKSI INDONESIA YANG LAKU KERAS DI WEB ITU..... Kebayang gak dari cuma yang bikin web e-commerce, sampai akhirnya jadi buka store di Malaysia dan Singapore, kan keren banget designer Indonesia jadi gak diraguin lagi di mata negara lain. Semua berkat Tuhan juga sih *anaknya bersyukur bgt*
Ini jadi untung besar juga buat naikin GDP Indonesia, bangga dong baju yang kita pake dipake juga sama orang luar, malah beberapa ada yang jadi Trend Setter model baju tersebut. perintisnya semua orang Indonesia, yang jahit pun orang Indonesia, jadi rejeki perdagangan Internasional ini ngebantu peluang para buruh juga semakin punya skill pemasaran dan tau apa yang di mau oleh konsumennya. Bisa mengurangi tingkat pengangguran, dan yang terpenting produk Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara lain. Jangan lupa #SAYACINTAPRODUKINDONESIA!
Refensi : (1) Sadeh, E., Mousavi, L., Garkaz, M., & Sadeh, S. 2011. The Structural Model of E-service Quality, E-customer Satisfaction, Trust, Customer Perceived Value and E-loyalty. Australian: Journal of Basic and Applied Sciences, 5(3), 532-538. (2) Nuryanti. 2013. Peran E-Commerce Untuk Meningkatkan Daya Saing Usaha Kecil Dan Menengah (UKM). Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Riau: Jurnal Ekonomi Volume 21, Nomor 4 Desember. (3) Krisnawati, Elfina Yuke. 2010. Analisis Perbedaan Tingkat Intensi Membeli Melalui Media Internet (Online Shopping) Ditinjau dari Tipe Gaya Hidup pada Konsumen Pengguna Internet, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya: Insan Vol. 12 No. 03.
0 notes
kurangdarahblog9 · 2 years
Text
Waspadai Kesehatan Mental yang Menurun Karena Anemia
Tumblr media
Kesehatan mental yang memburuk tidak cuma disebabkan oleh faktor lingkungan layaknya stres dan banyak tekanan. Menurut para pakar kekurangan asupan zat besi juga dapat sebabkan situasi kesegaran mental mengalami penurunan lebih-lebih parahnya kembali bisa memburuk.
Zat besi adalah mineral yang berperan perlu untuk memproduksi hemoglobin pada sel darah merah. Hemoglobin dikenal sebagai protein yang mempunyai oksigen berasal dari paru-paru ke semua tubuh. Zat besi terhitung mempunyai lebih dari satu peran mutlak lainnya menjadi berasal dari tingkatkan kesehatan tulang, otot, otak, hingga jantung. KURANG DARAH
Dalam banyak kasus, kekurangan zat besi didalam tubuh sanggup membuat seseorang rentan mengalami persoalan kesegaran layaknya kekebalan tubuh berkurang, kehilangan massa tulang, keram otot, kelelahan, penyakit jantung, paru-paru, dan hati.
Dilansir berasal dari Healthshots, kekurangan zat besi juga dapat memengaruhi kesehatan mental. Kurangnya asupan zat besi bisa menambah risiko mengalamni kecemasan, depresi, paranoia, dan juga menurunnya fungsi kognitif otak.
Jurnal Psychiatry and Clinical Neurosciences udah mengutarakan fakta berdasarkan studi penelitian bahwa kekurangan zat besi sanggup dikaitkan bersama dengan tekanan psikologis yang benar-benar tinggi.
Deepti Khatuja selaku pakar gizi klinis mengatakan, zat besi mempunyai kunci dan peran perlu di dalam pembentukan sel darah merah. Hal ini dapat mendukung tubuh untuk menegaskan bahwa oksigen menggapai semua bagian tubuh. Dalam jangka panjang, kekurangan zat besi tidak cuma pengaruhi kesegaran fisik semata, tetapi terhitung amat merubah pikiran apalagi kesehatan mental Anda.
Penurunan konsentrasi juga kerap dikaitkan bersama kekurangan zat besi. Selain itu, disaat tubuh tidak mendapat pasokan oksigen yang memadai dikarenakan kekurangan asupan zat besi, seseorang bakal terasa sukar untuk menjaga kekuatan fokus dan konsentrasi kala laksanakan tugas ataupun kesibukan sehari-hari. Penurunan konsentrasi tersebut disebabkan gara-gara ada tanda-tanda anemia layaknya sakit kepala dan pusing. Tidak cuma itu, kekurangan zat besi bisa memicu kondisi hati beralih bersama dengan terlalu cepat.
Mulai berasal dari perubahan keadaan hati suka hingga enteng marah ataupun sebaliknya. Seiring bersama berjalannya waktu, sebagian masalah kekurangan zat besi sanggup membawa dampak kegalauan dan depresi, sebab semua persoalan ini saling berkaitan satu mirip lain.
Risiko berasal dari kekurangan zat besi terhitung dapat mengakibatkan tubuh kelelahan. Lelah yang disebabkan dikarenakan kekurangan zat besi, tidak serupa bersama dengan penat yang dialami dikala menekuni aktivitas yang berat gara-gara sebab capek akibat kekurangan zat besi disertai bersama tanda-tanda lain, layaknya lemas, susah berkonsentrasi, dan mudah marah. Seiring waktu, kelelahan secara fisik bisa memengaruhi kesibukan seseorang, lebih-lebih perihal ini sanggup sebabkan produktivitas condong menurun.
Sebuah studi yang dilaksanakan oleh Journal of Nutritional Science di awalnya juga mengamati lebih dari satu peserta yang mengalami kekurangan zat besi bersama dengan diberikan suplemen zat besi. Dilaporkan, bahwa mereka yang mengkonsumsi suplemen selanjutnya tunjukkan terdapatnya peningkatan kesegaran mental yang positif.
Referensi Anemia https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
1 note · View note
bitchybreadsandwich · 4 years
Text
Pantas Saja Mudah Marah, Ternyata Ini 5 Penyebabnya
Tumblr media
Melihat orang marah sering kali memang sangat mengganggu, apalagi hal tersebut terjadi dalam jangka waktu panjang. Bahkan, selain merugikan orang lain, seseorang yang mudah marah juga rentan terhadap stres.
Namun ternyata, ada beberapa faktor penyebab yang mungkin jarang diketahui. Nah, supaya kamu nggak penasaran, temukan jawabannya di bawah ini!
1. Kurang tidur
Tumblr media
Mulai sekarang, lebih baik kamu membuang kebiasaan begadangmu jika tidak perlu. Bagaimana tidak, kurang tidur adalah salah satu penyebab kenapa kamu mudah marah.
Sebuah penelitian dari Iowa State University, Amerika Serikat mengungkapkan, meskipun seseorang kurang tidur hanya beberapa jam pada malam hari, ini dapat menyebabkan mereka mudah marah, khususnya pada keadaan yang mudah membuat frustasi.
Hal senada juga disampaikan oleh Zlatan Krizan, profesor psikologi di Iowa State University, yakni kurang tidur telah terbukti dapat mengembangkan emosi negatif dan mengurangi emosi positif.
Disamping itu, penelitian dalam jurnal Cureus tahun 2018 telah membuktikan bahwa kurang tidur menyebabkan emosi atau mudah marah.
Bahkan, melansir https://lastmenandovermen.com/, tak hanya berdampak pada emosional, kurang tidur juga memberi dampak negatif terhadap gangguan fisik dan mental.
Lalu, berapa lamakah seharusnya durasi tidur seseorang? Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan, per-malamnya untuk orang dewasa setidaknya 7 jam, remaja 8 - 10 jam, sedangkan bayi hingga 16 jam.
Oh ya, selain itu perlu dicatat, jika kamu kurang tidur bukan karena begadang, mungkin saja kamu mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea atau insomnia. Dengan begitu, konsultasi ke dokter adalah pilihan yang tepat.
2. Overdosis kafein
Tumblr media
Meskipun minuman berkafein seperti kopi memiliki rasa yang nikmat dan dapat mencegah kantuk, bukan berarti kamu bisa mengonsumsinya secara berlebihan. Tentu saja, ada dampak buruk di baliknya, salah satunya yakni mudah marah.
Seperti dilansir Medical Daily, hal demikian bisa terjadi lantaran kafein dapat menstimulasi saraf pusat yang salah satunya adalah otak. Pada kasus ini, kafein juga menipu otak untuk melepaskan hormon dopamin, serotonin, adrenalin dan norepinefrin yang pada akhirnya menimbulkan respons melawan. Dari respons tersebut iritabilitas, agitasi, dan kecemasan dapat dirasakan.
Hal senada juga disampaikan oleh American Psychological Association, yakni konsumsi kafein berlebih dapat menyebabkan berbagai dampak buruk, salah satunya adalah mudah tersinggung.
Ini juga telah terbukti melalui penelitian dalam Korean Journal of Family Medicine tahun 2016 yang melaporkan jika overdosis kafein berkaitan dengan iritabilitas.
Seperti yang direkomendasikan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), untuk orang dewasa sehat batas konsumsi kafein adalah 400mg per-hari (setara dengan 4 - 5 cangkir kopi). Dengan begitu, pastikan konsumsi harian tak melebihi yang direkomendasikan.
3. Hormon tidak seimbang
Tumblr media
Diproduksi di endokrin, hormon memiliki peran penting untuk membantu mengendalikan proses tubuh, contohnya metabolisme dan reproduksi. Adapun penyebab yang memengaruhi keseimbangan hormon, beberapa di antaranya seperti :
Diabetes
Hipertiroidisme
Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Manupouse
Sindrom pramenstruasi (PMS), dan sebagainya
Selain itu, gaya hidup seperti kurang tidur, mengonsumsi makanan dengan gizi tidak seimbang serta mudah stres juga berkontribusi terhadap ketidakseimbangan hormon. Mengingat hormon memiliki peran penting terhadap kesehatan secara menyeluruh, dengan begitu banyak gejala yang ditimbulkan dari ketidakseimbangan hormon, contohnya seperti mudah lapar, mudah haus, berat badan bertambah dan tak terkecuali mudah marah.
4. Efek samping obat
Tumblr media
Siapa sangka, konsumsi obat tertentu dapat menyebabkan mudah marah. Mengutip healthgrades, ini dapat terjadi lantaran obat dan zat bisa secara langsung bisa memengaruhi sistem saraf.
Contohnya saja, seperti yang disampaikan oleh Dr. Deitz, kandungan prednison seperti yang terdapat pada obat alergi dan asma dapat menimbulkan efek samping iritabilitas. Nah, jika kamu atau orang terdekatmu mudah marah, lebih baik cek apakah ini efek samping dari obat atau tidak.
5. Depresi
Tumblr media
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang umum namun serius. Tak pandang bulu, gangguan satu ini dapat menyerang siapa saja.
Melansir laman Institut Kesehatan Nasional (NIH), adapun beberapa gejala yang disebutkan, seperti merasa sedih, kehilangan minat, merasa cemas hingga tak terkecuali mudah marah.
Jika kamu merasakan gejala depresi, konsultasi ke psikolog atau psikiater adalah pilihan yang tepat. Bagaimana tidak, jika dibiarkan terus menerus, depresi sendiri berisiko semakin parah dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Jika orang terdekatmu mudah marah, jangan lantas kamu juga ikut naik pitam. Cari tahu penyebabnya, dengan begitu masalah akan lebih mudah diatasi.
0 notes