Tumgik
#Kaltim Green
firstavina · 8 months
Text
Kaltim Green
May you find this post useful
Ngobrol bareng (ex) Tim NSUP-Program Kotaku Ini adalah artikel pertama dari serial “Bursa Karbon dan Mangrove” – Ngobrol bareng (ex) Tim NSUP-Program Kotaku. Dalam tulisan ini, yang akan saya bahas adalah soal “Kaltim Green“. Berdasarkan berita di website Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) didapatkan bahwa Kaltim sudah memulai pembangunan hijau sejak 2010, ditandai dengan Deklarasi…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
intrenid · 2 years
Text
Dukung Smart Forest City IKN Nusantara, Siang Geah Akan Jelaskan Cara Masyarakat Adat Lindungi Hutan Wehea
Dukung Smart Forest City IKN Nusantara, Siang Geah Akan Jelaskan Cara Masyarakat Adat Lindungi Hutan Wehea
INTREN.ID, SANGATTA – Setelah sukses menjadi salah satu pembicara dalam Conference of Party (COP) 24 Kotawice di Polandia pada 12 November 2018 lalu, dan konferensi perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-25 di Kota Madrid 11 Desember 2019 lalu terkait pengelolaan hutan Wehea, kini Ketua Lembaga Adat Wehea, Desa Nehas Liah Bing, Siang Geah akan kembali menjadi salah satu narasumber…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
cakrawalaindo-news · 1 year
Text
0 notes
publikkaltim · 2 years
Text
Di Hadapan Peserta Jambore Nasional Green Generation, Isran Noor Ungkap Alasan Pemindahan IKN ke Kaltim
Di Hadapan Peserta Jambore Nasional Green Generation, Isran Noor Ungkap Alasan Pemindahan IKN ke Kaltim
PUBLIKKALTIM.COM – Gubernur Kaltim, Isran Noor mengungkap latar belakang pemindahan IKN ke Kaltim tepatnya di wilayah Sepaku, Penajam Paser Utara. Isran Noor mengatakan pemindahan IKN ke Kaltim agar terjadi pemerataan ekonomi. Hal ini disampaikan Isran Noor saat membuka Jambore Nasional Green Generation di Hotel Royal Suite Balikpapan, Senin (3/10/2022) malam. “Salah satu alasan pemindahan IKN ke…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com – Sobat Turisian yang selama ini lebih sering liburan ke laut dan pantai, sesekali coba sensasi wisata susur sungai. Banyak objek wisata sungai di Indonesia yang menarik buat kalian jelajahi saat liburan nanti. Wisata sungai menjadi salah satu opsi liburan anti-mainstream yang sayang Sobat Turisian lewatkan. Tidak hanya sekadar melamun dan menenangkan pikiran, saat ini banyak objek wisata sungai di Indonesia yang menawarkan wisata minat khusus yang menarik untuk kalian coba, seperti arung jeram atau rafting. Nah berikut ini ada 6 objek wisata sungai di Indonesia yang menarik untuk Sobat Turisian rasakan sensasinya biar menambah pengalaman, di antaranya: 1. Sungai Mahakam Kaltim Objek wisata sungai di Indonesia yang pertama dan menjadi incaran wisatawan adalah Sungai Mahakam di Kalimantan Timur. Sungai terpanjang kedua di Indonesia ini menawarkan pengalaman liburan wisata sungai yang menyenangkan. Mahakam yang memiliki panjang hingga 920 km ini merupakan rumah bagi hewan langka, yaitu lumba-lumba air tawar atau terkenal dengan sebutan Pesut Mahakam. Selain itu, Sobat Turisian bisa bertemu langsung dengan raja udang, burung enggang, bangau, lutung, hingga berang-berang di Sungai Mahakam. 2. Sungai Asahan, Sumut Asahan menjadi salah satu primadona destinasi wisata sungai di Sumatera Utara. Tidak hanya menjadi destinasi wisata andalan masyarakat lokal, Sungai Asahan juga menjadi incaran pecinta wisata arung jeram karena termasuk wisata spot arung jeram terbaik ketiga di dunia. Bagi Sobat Turisian yang masih pemula jangan khawatir, karena Sungai Asahan memiliki beberapa spot dan level jeram yang bisa kalian pilih. Sambil bermain arung jeram, Sobat Turisian akan disuguhi dengan pemandangan tebing dan air terjun yang indah. 3. Sungai Maron, Jawa Timur Selanjutnya, objek wisata sungai di Indonesia yang satu ini hampir tidak pernah sepi pengunjung. Pasalnya sungai yang terletak di Pacitan, Jawa Timur ini menawarkan pemandangan dan suasana layaknya di Sungai Amazon. Baca juga: Inilah 5 Destinasi Wisata Olahraga di Indonesia yang Wajib Dicoba Keseruannya Walau harus melewati medan yang cukup menanjak dan curam untuk menuju Sungai Maron, namun Sobat Turisian jamin tidak akan menyesal. Karena pemandangan air Sungai Maron ini sangat indah. Airnya berwarna hijau kebiruan dan sekelilingnya tumbuh pepohonan rindang yang asri. 4. Sungai Ayung, Bali Bergeser ke Pulau Dewata, Sobat Turisian bisa mengunjungi destinasi wisata sungai yang menarik, yaitu Sungai Ayung. Sungai terpanjang di Bali yang berlokasi di Kedewatan Ubud ini terkenal sebagai tempat arung jeram yang menurut “Skala Kesulitan Sungai Internasional” dengan enam tingkat kesulitan. Di Sungai Ayung, Sobat Turisian juga akan terpukau dengan airnya yang jernih, udara sejuk, dan pemandangan indah. Saking indahnya, panjang arung jeram di Sungai Ayung yang mencapai 10 km terasa sangat ringan dan lebih menyenangkan. 5. Sungai Cukang Taneuh, Jawa Barat Objek wisata sungai di Indonesia yang tidak kalah menarik untuk Sobat Turisian jelajahi berikutnya ada di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Namanya Sungai Cukang Taneuh atau lebih populer dengan sebutan Green Canyon. Dalam bahasa setempat, Cukang Taneuh berarti “Jembatan Tanah”. Pemilihan nama ini berdasar pada jembatan alami yang berasal dari tanah dan melintang di atas Sungai Cijulang. Salah satu aktivitas yang menarik untuk Sobat Turisian coba di sungai ini, yaitu naik perahu sambil telusur Sungai Cijulang. Sepanjang perjalanan, kalian akan terkagum-kagum dengan keindahan alam yang masih alami. Lalu spot menariknya saat melintasi gua yang penuhi stalaktit dan stalakmit. 6. Sungai Musi, Sumsel Terakhir, destinasi wisata sungai di Indonesia yang sangat populer, yaitu Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Musi ini mendapat gelar sebagai sungai terpanjang di Sumatera dengan ikon Jembatan Ampera. Tempat ini menawarkan aktivitas serta pengalaman berlibur yang menyenangkan dan tidak terlupakan.
Baca juga: 5 Atraksi Wisata Ikonik Indonesia yang Bikin Takjub Saat Melihatnya Ketika mengunjungi Sungai Musi, Sobat Turisia jangan lupa sempatkan waktu mampir ke Pulau Kemaro yang lokasinya berada di tengah sungai ini. Di Pulau Kemaro kalian bisa mengunjungi berbagai objek wisata yang menarik, seperti Pagoda, Klenteng Hok Tjing Rio, atau Pohon Cinta.*       Sumber: Kemenparekraf
0 notes
kaltimtaraid · 2 years
Text
Wujudkan Kaltim Stay Green, KPHP Berau Barat Rutin Berikan Bibit Pohon
Wujudkan Kaltim Stay Green, KPHP Berau Barat Rutin Berikan Bibit Pohon
KALTIMTARA.ID, TANJUNG REDEB – Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Berau Barat Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Timur menyediakan 5.000 bibit pohon untuk disebarkan kepada masyarakat. Agenda rutin yang baru dilaksanakan pada tahun ini bertujuan sebagai upaya untuk mewujudkan Kaltim termasuk Kabupaten Berau, tetap dalam wilayah hijau atau stay green. Kepala Seksi Perlindungan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Tumblr media
Pulau Kumala, Tenggarong, Indonesia
1 note · View note
klikhijau-blog · 5 years
Text
Unmul Resmi Melarang Penggunaan Plastik di Lingkungan Kampus, Kampus Lain Kapan?
Unmul Resmi Melarang Penggunaan Plastik di Lingkungan Kampus, Kampus Lain Kapan?
Klikhijau. com – Dua hari lalu, Dahri Dahlan memposting dua gambar di akun facebooknya. Gambar tersebut sepertinya kurang menarik bagi pengguna facebook, sebab hanya disukai 30 orang. Memang gambarnya bukan pemandangan atau makanan cepat saji, hanya gambar hitam putih berupa kertas yang berisi tulisan.
Saya mengunduh gambar tersebut sejak dua hari lalu, membacanya sekilas saja. Dan siang ini,…
View On WordPress
0 notes
cendananews · 7 years
Text
Kaltim dalam Kondisi Darurat Lingkungan
Kaltim dalam Kondisi Darurat Lingkungan
BALIKPAPAN – Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan (AMDAL) Provinsi Kalimantan Timur menyebutkan bahwa Provinsi Kaltim dalam kondisi darurat lingkungan menyusul dengan kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini.
Aksi dilaksanakan di Taman Bekapai Kota Balikpapan berdekatan dengan lokasi dilaksanakannya pertemuan tahunan Governors Climate and Forest (GCF) 2017 pada Rabu siang (27/9/2017). Aksi…
View On WordPress
0 notes
kaospoloskaltim · 4 years
Photo
Tumblr media
Kaos Polos Polo Papajeans Lacost CVC - Abu Misty - Tersedia dalam 11 warna lainnya : * White * Black * Sport Grey * Royal Blue * Red * Navy * Irish Green * Orange * Maroon * Daisy * Forest Green - Kaos polo tersedia dalam 5 ukuran : * S ( Lebar 48 x Tinggi 68 ) cm * M ( Lebar 52 x Tinggi 72 ) cm * L ( Lebar 54 x Tinggi 73 ) cm * XL ( Lebar 57 x Tinggi 76 ) cm * XXL ( Lebar 60 x Tinggi 77) cm - Polo Shirt - Bahan lembut dan sangat nyaman untuk dipakai sehari-hari - Cocok untuk disablon kembali - Bahan, jahitan dan ukuran stabil - Made in Indonesia NB : - Barang yang sudah diterima tidak dapat ditukar atau dikembalikan. - Untuk pemesanan jangan lupa di tulis warna nya. - Untuk keterangan lebih lanjut, boleh tinggalkan pesan dan akan dibalas secepat mungkin. - Mohon ditanyakan stock nya terlebih dahulu sebelum order. * Jika pengambilan dalam quantity banyak bisa langsung Chat Penjual TERIMA KASIH HAPPY SHOPPING (di KAOS POLOS KALTIM) https://www.instagram.com/p/CGHx017pORuFb_dg7hpoabZNeYcGuVd5IjZ1uU0/?igshid=ebkva0m80c2a
0 notes
mhabib1997 · 5 years
Photo
Tumblr media
Happy weekend 😁😁 Warga Green City 😁😁 . . Taken by @saipul4755 . . . @kabarpaserku @penajam_terkini @anakmudapenajam @anakmudabpp @info_kaltim . #balikpapan #infobalikpapan #penajamterkini #penajam #kampungbaru #kaltim #anakmudabpp #paser #tanahgrogot #penajam #longikishitskekinian #longkali #kuaro #tanjunglesung #holiday #tanapaser #batukajang #infokaltim #waru #simpangpait #paser (di Pinggiran Ibu Kota) https://www.instagram.com/p/B44d9gglmw0/?igshid=8v27xil3zv1p
0 notes
kaltimtaraid · 3 years
Text
Menteri LHK Pastikan IKN Miliki Kawasan Ramah Lingkungan
Menteri LHK Pastikan IKN Miliki Kawasan Ramah Lingkungan
KALTIMTARA.ID, PENAJAM – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Bappenas RI memastikan penataan dan pengelolaan ibu kota negara (IKN) baru Republik Indonesia di Kaltim tidak mengganggu kawasan konservasi hutan lindung, sebab bernuansa lingkungan yang hijau dan modern (Green  Smart City). Menteri LHK RI Siti Nurbaya Bakar didampingi Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor dan Deputi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
satukanal · 5 years
Text
Dikukuhkan Menjadi Guru Besar UB, Pitojo Soroti Ketersediaan Air di Ibu Kota Baru Kaltim
https://www.satukanal.com/dikukuhkan-menjadi-guru-besar-ub-pitojo-soroti-ketersediaan-air-di-ibu-kota-baru-kaltim/
Dikukuhkan Menjadi Guru Besar UB, Pitojo Soroti Ketersediaan Air di Ibu Kota Baru Kaltim
Tumblr media
Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan Prof Dr Ir Pitojo Tri Juwono MT sebagai Profesor Bidang Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air, Rabu (13/11/2019) di Gedung Widyaloka. Pitojo merupakan profesor ke-14 di Fakultas Teknik (FT) dan ke-252 di UB.
Dalam orasi ilmiahnya, Pitojo menyoroti ketersediaan air di ibu kota negara baru di Kalimantan Timur.
Seperti yang diketahui, pemindahan ibu kota negara di Kalimantan Timur sudah bukan teka-teki lagi alias sudah diputuskan oleh pemerintah.
Pitojo menyampaikan, diharapkan tahun 2024 800 ribu ASN sudah mulai dipindah ke sana. Maka dari itu, bertambahnya penduduk secara eksponensial cukup besar.
“Dari eksisting sekarang kurang lebih 1 juta mungkin akan menjadi naik sekitar 5 juta lima tahun ke depan ketika pemilihan ASN dan keluarganya sudah mulai dilakukan,” ujar Ketua Dewan Pengawas BUMN Perum Jasa Tirta I tahun 2017-2022 tersebut.
Selain itu, akan ada pengembangan infrastruktur sarana prasarana dan pengembangan wilayah dalam tahap pertama seluas 40 ribu hektar dengan total pengembangan wilayah 180 ribu hektar atau setara dengan 3 kali luas DKI Jakarta.
“Itu tentu akan terjadi alih fungsi lahan dari kondisi di Kalimantan yang mayoritas sekarang lahan terbuka hijau berupa hutan menjadi lahan terbangun,” timpalnya.
Aspek soal penduduk yang meningkat dan alih fungsi lahan inilah yang disoroti oleh Pitojo. Untuk itu, ia menyampaikan, harus ada kehati-hatian pemerintah ke depan.
Eksisting yang ada sekarang, Pitojo membeberkan, air yang sudah tereksploitasi di wilayah tersebut hanya sekitar 2,56 m3 per detik. 2,56 m3 per detik setara untuk 1 juta penduduk saja. Dengan satu orang saat ini membutuhkan air untuk keperluan air baku sebanyak 150 liter per orang per hari.
Nah, untuk kebutuhan 5 juta orang dalam 5 tahun ke depan di Kalimantan Timur, dibutuhkan air sebesar 10,94 m3 per detik.
“Artinya, kondisi eksisting saat ini, ketersediaan hanya 2,56 m3 per detik. 5 tahun lagi butuhnya 10,94 m3 per detik. Maka pemerintah dalam waktu 5 tahun harus mengejar ketersediaan tambahan 8,38 m3 per detik,” papar mantan Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya tahun 2014-2021 tersebut.
“Ini bukan angka yang kecil. Angka yang cukup besar yang harus dikejar disiapkan dalam waktu yang hanya 5 tahun,” imbuhnya.
Nah, perubahan hutan menjadi lahan terbuka dan terbangun tadi tentu menyebabkan siklus hidrologi yang terganggu.
“Yang semula secara natural hujan turun meresap, mengalir pelan ke laut, menguap lagi, turun lagi menjadi hujan, karena aktivitas manusia semakin besar siklusnya akan terganggu. Ritmenya tidak akan semulus itu. Ada space atau fase tertentu yang terganggu, terutama di limpasan permukaannya,” terang alumni SMAN 2 Madiun (1988) tersebut.
Untuk itu, akan ada peningkatan koefisien limpasan permukaan.
“Jadi kalau belum terbangun 70 persen meresap 30 persennya mengalir, kalau terbangun terbalik, 70 persen mengalir 30 persen menjadi meresap,” jelasnya.
Hal itulah yang menurut Pitojo harus diantisipasi. Selain itu, aktivitas di ibu kota nanti tentu menimbulkan timbulan berupa sampah maupun limbah.
“Ini juga mengkhawatirkan. Dalam jumlah besar bisa mencemarkan kondisi air tanah dan seterusnya,” ungkap nya.
Tak hanya itu, perubahan tata guna lahan berdampak pula pada adanya potensi erosi lahan dan sedimentasi.
“Akan mendatarkan waduk-waduk yang ada di sana. Sungai yang datar tentu kapasitas aliran airnya akan berkurang sehingga akan meluap dan seterusnya,” ucap alumni SMPN 5 Madiun (1985) tersebut.
Nah, Solusi yang Pitojo tawarkan adalah melibatkan peran manajemen dan rekayasa sumber daya air tersebut.
“Pertama, mengatasi defisit tadi, maka harus mulai sekarang dilakukan inventarisasi lokasi potensi baru yang layak secara teknis dan ekonomi,” ungkap nya.
Dari kajian-kajian yang ada, lanjutnya, sudah ada 5 lokasi yang potensinya sebesar kurang lebih 13 m3 per detik. Sehingga tambahan dengan 2,56 m3 per detik totalnya menjadi 15,71 m3 per detik. Dikurangi kebutuhan untuk 5 juta penduduk maka masih ada surplus 4,47 m3 per detik.
“Dan ingat, surplus ini hanya bertahan untuk mengcover jumlah penduduk kira-kira sampai 7,17 juta orang saja,” tegasnya.
Sebab, pemindahan ibu kota pasti juga diikuti perdagangan dan jasa. Untuk itu, Pitojo mengansumsikan pertumbuhan penduduk sebesar rata-rata 2 persen per tahun.
“Saya asumsikan kenaikannya 2 persen. Maka ini hanya bisa mengcover 7,17 juta potensi yang sudah teridentifikasi. Jadi hanya bertahan 45 sampai 50 tahun ke depan atau sampai tahun 2070 sampai 2075,” papar tamatan S3 ITS Surabaya (2010) tersebut.
Artinya, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR( harus terus menginventarisasi potensi-potensi baru tentang air yang harus bisa dimanfaatkan.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga harus menjaga atau mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
“Harus benar-benar dikendalikan. Jangan sampai ibu kotanya pindah orang Jakarta juga pindah semua,” tandas nya.
Permasalahan lain, saat ini dunia sedang berhadapan pada iklim yang tidak menentu atau climate change. Jadi kadang-kadang hujan, kadang-kadang tidak hujan.
“Maka kita pendekatannya harus berubah menjadi pendekatan yang sifatnya stokastik. Berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan,” ucap alumni dari SDN Panggogangan III Madiun (1982) tersebut.
Jadi, harus bisa memprediksi kapan hujan datang, tahun depan hujannya berapa, sehingga optimasi yang terjadi jauh lebih sesuai dengan kenyataan. Berikutnya tentu harus memanfaatkan air secara efisien dan optimal.
“Jadi inventarisasi harus dilakukan, pengendalian penduduk dilakukan, kemudian optimalisasi dan efisiensi kemanfaatan dilakukan, serta penerapan teori rekayasa,” tandas nya.
Yang juga menjadi catatan Pitojo, pembangunan di sana harus seminimal mungkin atau serendah mungkin menimbulkan deforestasi atau penggundulan hutan. Untuk itu ia menawarkan konsep Forest City.
“Konsep Forest City adalah konsep yang saya yakini mampu mempertahankan minimal 50 persen lahan hutan yang ada di sana, di samping mempertahankan elemen kota hijau, di antaranya adalah green design dan green planning, kemudian green building, kemudian green open space, green community, juga ada green water,” pungkas nya.
Pitojo berharap, mudah-mudahan ibu kota baru nantinya menjadi kebanggaan bangsa secara nasional.
0 notes
cendananews · 7 years
Text
SDN 015 Balikpapan Terapkan Pendidikan Karakter Berwawasan Lingkungan
SDN 015 Balikpapan Terapkan Pendidikan Karakter Berwawasan Lingkungan
BALIKPAPAN — Sejak diterapkan pendidikan karakter berwawasan lingkungan yang masuk dalam kurikulum pada muatan lokal daerah, SD Negeri 015 Kecamatan Balikpapan Kota Balikpapan, terus meraih penghargaan Adiwiyata dari tingkat kota hingga nasional.
Pada 2017 ini, SDN 015 memperoleh penghargaan Adiwiyata Mandiri untuk pertama kalinya, setelah sebelumnya memperoleh penghargaan Adiwiyata tingkat…
View On WordPress
0 notes
global-news-station · 5 years
Link
SEMBOJA: By day, the unforgiving sun glares off the road beside Ipah’s wooden home with blinding brightness as a passing motorbike stirs a swirl of dust.
By night, the beams of an occasional truck carrying coal or palm fruits pierce the darkness.
This remote corner of Indonesia is set to be transformed from a forest backwater on the island of Borneo to a global city – a new capital of a country whose 260 million people make it the world’s fourth most populous.
At her stall serving ice tea and instant noodles, Ipah, an 18-year-old single mother, worries about what the change will bring.
“Cities in Kalimantan are peaceful and safe,” said Ipah, who like many Indonesians uses only one name, referring to the Indonesian part of Borneo island.
“The capital is a city that never sleeps. Too much smoke, too much fuss.”
The capital Jakarta’s reputation as a crowded, polluted mega city of more than 10 million people – one that is slowly sinking into the sea – is partly why Indonesia plans to move government offices to a “Forest City” in East Kalimantan province.
The logic of the plan, first mooted nearly 70 years ago, is also to escape Java’s earthquake risk and to swing Indonesia’s political centre nearer the middle of the archipelago and away from the politically dominant island.
“Within five years, we think there will be 200,000 to 300,000 people. Within 10 years, maybe the population will reach 1 million. And then after that 1.5 million,” Planning Minister Bambang Brodjonegoro told Reuters in Jakarta.
“We will manage the growth of the city so that it doesn’t wildly expand out of control,” he said.
The vision set out in glossy presentations for a $33 billion (26.9 billion pounds) city is inspired by the good management of Seoul, the greenness of Singapore and Washington’s separation of administration from business, he said.
The site of the new capital is about 1,300 km (800 miles) northeast of Jakarta.
Reuters reporters travelled more than 280 km (175 miles) across the designated area, the thinly populated forested region of North Penajam Paser and Kutai Kartanegara, between the existing cities of Balikpapan and Samarinda.
LONG-STANDING DREAM
By identifying the site for the yet-to-be-named capital last week, President Joko Widodo – known as Jokowi – got closer than ever to realising a move now set to start in 2024.
“Our people are grateful, Alhamdulilah (praise be to God),” said Abdul Gafur Mas’ud, regent of North Penajam Paser. “This regency has been considered undeveloped.”
The congratulatory bouquets arrayed at his office are as bright as the mood in town since the decision.
Many residents spoke of their hopes for better schools and paved roads, for clean, piped water and reliable electricity.
But after initial celebrations, worries are also surfacing that land speculation will drive up prices, and over an influx of outsiders competing for jobs and over environmental destruction.
The potential for massive corruption is also not lost on Indonesians given experiences with new capitals everywhere from Brazil’s Brasilia to Myanmar’s Naypyidaw with its vast projects and still largely empty highways.
“Our people must prepare quickly,” said Awang Yacoub Luthman, secretary of the Kutai Kartanegara Ing Martadipura Sultanate, who has migration at the top of his list of worries.
LAND WORRIES
The region’s Tribun Kaltim newspaper said asking prices for land surged four times after the announcement.
That said, Bagus Susetyo, local chairman of the Real Estate Indonesia property association, told Reuters major property companies were not acquiring land because they had large land banks in nearby Balikpapan.
While some would gain from the rise in land prices, many Indonesians don’t own the land they live on.
Among them is Ipah, who is already resigned to losing her dwelling, protected against bad luck by two diamond-shaped charms woven from young coconut leaves.
“Mr Jokowi, can you give me free land, even just a square metre or a free house?” she asked.
It is not only human homes at risk.
East Kalimantan is known for forests inhabited by orangutans, sun bears and long-nosed monkeys.
There will be no building in protected forest and the government plans to reforest abandoned mines and illegal palm oil plantations, Planning Minister Brodjonegoro said.
He floated the idea of an orangutan conservation centre similar to one for giant pandas in the Chinese city of Chengdu.
The fate of the apes is particularly sensitive in Indonesia given that they have become symbols for campaigners targeting the world’s biggest palm oil industry over the destruction of forests for plantations.
Conservationists said they were far from convinced that there would be no spillover effects from moving the capital to East Kalimantan.
“The city centre might be located quite far away,” said Aldrianto Priadjati, an executive of the Borneo Orangutan Survival Foundation, which is based in Kutai Kartanegara.
“But the development will be everywhere, just like – sorry to say it – Jakarta.”
The post Indonesia’s future capital is in a forest appeared first on ARYNEWS.
https://ift.tt/30YR1U3
0 notes
greengorga · 5 years
Text
Ibu Kota Baru di Kaltim, Perusahaan Tambang Batubara Terancam Berhenti Operasi, Begini Faktanya
Ibu Kota Baru di Kaltim, Perusahaan Tambang Batubara Terancam Berhenti Operasi, Begini Faktanya
Perusahaan tambang batubara PKP2B atau Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang masuk ke dalam wilayah Paser dan Kutai Kartanegara terancam berhenti operasi.
Sebab, ada wacana mereka tidak boleh lagi menambang di sana karena akan berdiri Ibukota baru dengan konsep Green City.
Menurut Ahmad Redi Pengamat Hukum Sumber Daya Universitas Tarumanegara mengatakan, bila memang konsep Go Green dalam…
View On WordPress
0 notes