Tumgik
#16112012
naninganing-blog · 11 years
Text
JADIKAN AKU MOZAIK ITU PART II,,,
Dini tadi aku bertanya pada Tuhan,,,
Kenapa aku berada di sini?
Di satu tempat yang asing, jauh dari semuanya,,,
Bukan hanya dari kedua orangtua, keluarga, tetapi juga jauh dari hampir semua orang yang pernah kukenal di masa yang telah lewat,,,
Ya,,,
Percaya atau tidak itu adalah pertanyaan yang sama yang terucap hampir setiap hari,,,
  Mungkin banyak yang menyangsikan apa yang kulakukan saat ini,,,
Berada di tempat ini, serasa sendiri,,,
Padahal jika aku mau, aku bisa saja berada di belahan lain dari tempatku sekarang,,,
Menikmati matahari dan bulan yang berbeda,,,
Menghirup udara yang tak sama,,,
Menapaki jalan yang juga tidak serupa dengan yang kulalui saat ini,,,
  Tetapi ajaibnya, aku tetap berdiri di sini sekarang,,,
Bangun setiap dini, mendengarkan alunan merdu dari masjid di bawah rumah,,,
Meneteskan air mata yang tak ku tahu apa maksudnya,,,
Mengambil air wudhu dan sujud dalam diam,,,
Membuka jendela kamar dan menghirup aroma pagi yang khas,,,
Tanahnya, pucuk daun basahnya, rumput liarnya,,,
Tentu saja tanyaku masih tetap tersimpan dalam kepala,,,
Belum terjawab bahkan hingga aku sudah tak berada di rumah lagi,,,
  Keluar kompleks sambil menyapa tetangga,,,
Mengendarai matic pelan melewati macet di antara antrean kendaraan,,,
Masuk ke area kampus dan mulai bertemu dengan wajah-wajah yang tak asing lagi,,,
Pak satpam, Bu arsiparis, Bu dosen, Mas-mas cleaning service, teman-teman,,,
Naik lift atau tangga menuju kelas,,,
Ikut kuliah sampai akhir,,,
Diskusi, mencatat, mendengarkan, presentasi, bertanya, berceloteh dengan mereka, bersitegang,,,
Dan tanyaku belum juga menemui jawabnya,,,
  Kenapa aku ada di sini?
  2012,,,
Kata orang kiamat akan terjadi,,,
Dan itulah yang terjadi dalam hidupku,,,
Bukan kiamat memang, tapi menyerupai itu,,,
Jika hidup dianalogikan sama dengan jalan,,,
Maka ini adalah jalan paling berliku, paling terjal, dan paling banyak batu runcing pertama yang harus kulewati,,,
Satu episode terberat yang pernah kualami sepanjang rentang usiaku,,,
Yang bahkan tak pernah terbayangkan akan terjadi,,,
Mungkin bukan hanya aku, semua manusia di atas bumi pasti tak ingin ini terjadi,,,
Tapi toh apa yang bisa kubuat?
  Dia Yang Maha Agung memilihku untuk semuanya,,,
Merasakan dan melewati satu demi satu duri tak kasat mata yang semakin hari semakin menyiksa,,,
Membuat tubuhku semakin mengecil,,,
Pipi tirus, mata cekung, lingkaran hitam yang semakin terlihat,,,
Psikis yang terkuras untuk berjuang melawan keinginan untuk mengkhatamkan hidup,,,
Semua tugas terbengkalai,,,
Banyak hal-hal kecil yang terlupa,,,
Informasi dari buku yang kubaca hanya lewat begitu saja tanpa ada sedikitpun yang masuk ke otak,,,
Hingga aku yang semula cheetah tak lebih hanya seperti kura-kura,,,
Merasa kecil, kerdil, tak berharga, tak mampu menjalani hidup senormal semestinya,,,
  Padahal aku ingin,,,
Aku ingin seperti mereka yang cantik, segar, wangi, bersemangat untuk hidup,,,
Aku iri melihat teman-teman lain yang bisa bagus melakukan presentasi, menyelesaikan tugas mereka tepat waktu dan benar,,,
Aku bingung kenapa aku tak bisa seperti perempuan kebanyakan yang riang bercerita tentang kencan semalamnya dengan pujaan,,,
Aku mencoba mencari diriku yang dulu,,,
Yang pantang dikalahkan,,,
Yang selalu berada di urutan paling depan,,,
Yang selalu bisa menjadi terbaik dan membanggakan,,,
Yang senantiasa bangun ketika jatuh dan terlihat kuat,,,
Yang menyerupai manusia tanpa masalah,,,
Tapi jalan yang harus kulewati benar-benar seperti sarang laba-laba,,,
Semakin bergerak untuk terlepas, semakin kuat pula terjebak di dalamnya,,,
Dan semakin lama hanya ada lelah dan menyerah,,,
Tak bisa bangkit dan semakin terpuruk,,,
  Seperti orang buta kehilangan tongkat,,,
Akupun kehilangan arah,,,
Tak tahu harus kemana berjalan,,,
Tak mengerti harus di mana berhenti,,,
Tak ada yang bisa kulakukan untuk setidaknya ‘lebih baik’,,,
Diam atau melawan sama saja,,,
Hidup seakan mati,,,
Hanya ada raga bukan jiwa,,,
Sakitnya tak terperi,,,
Perihnya tak terlukis,,,
Dan buruknya, orang di luar tak bisa merasakan itu semua,,,
Tak pernah bisa,,,
Tak ada yang bisa merasakan seperti apa sakit dan perih yang kucerita,,,
Kecuali satu orang saja,,,
  Dia,,,
  Aku masih ingat persis kapan sesuatu yang kusebut bencana itu datang,,,
Beberapa hari setelah kuhadiahkan satu set jaket couple untuk kami,,,
Dia adalah orang pertama yang tahu tentang bencana itu,,,
Masih segar dalam kepala, betapa pilu yang kurasa seakan menusuk, meluluh lantakkan semua asa, mencabik semua rencana,,,
Hari itu di tempatku mencoba berdiri tegar,,,
Aku tahu dia di sana juga merasakan sakitku,,,
Tapi sekali lagi,,,
Dia yang selama ini selalu bisa memelukku, menenangkan, membuatku selalu nyaman pun tak mampu berbuat satu apa,,,
Selain membiarkan aku dan dia berada di tempat yang tak lagi sama,,,
  Kami adalah dua pribadi yang tak tahu satu sama lain pada mulanya,,,
Dipertemukan dalam satu keadaan yang tak terduga,,,
Hanya bertemu saja,,,
Bertukar tatap, menyungging senyum, tersipu tertahan, hingga akhirnya mulai bertukar cerita,,,
Menaut hati, merajut kisah, membingkai canda, tawa, dan tangis menjadi satu kerangka yang kusebut cinta,,,
Hingga aku dan dia selalu bersama meski begitu banyak beda,,,
Menghabiskan banyak waktu kami berdua saja,,, Menjalani hari dengan ringan,,, Membiarkannya mengalir dan berhembus sebagaimana adanya,,,
Mengguratkan bahagia tiada tara,,,
Melambungkan kami hingga puncak tertinggi,,,
Dan begitu kami sedang berada di awan, semuanya harus terhapus begitu saja,,,
Hilang,,,
Lenyap,,,
Tak tersisa lagi sukacita yang semula begitu nyata,,,
Hamparan harapan pun musnah menjadi puing sangat kecil layaknya debu,,,
Dan kami hanya bisa melihat kehancuran itu pelan-pelan,,,
Seperti penderita kanker stadium akhir,,,
Kematian semakin dekat,,,
Meski bukan berarti tak ada setitik pun harapan untuk hidup,,,
  Saat semuanya harus berakhir,,,
Hanya satu yang kujadikan pegangan selain Dia,,,
“Kita akan kembali seperti ini,,,” Kata-katanya,,, Kuingat betul, kusimpan baik-baik, kukunci di dasar hatiku yang paling dalam,,, Bahwa aku tak harus pergi dan dia pun demikian,,,
Kalimat itu yang menguatkanku,,,
Menjadi tongkat paling kuat untukku berpijak,,,
Setiap terlintas untuk menyerah, kuputar lagi kalimat itu berulang,,, Tak bosan, tak lelah,,,
Dan akupun bangkit lagi,,,
Selalu seperti itu,,,
  Jika aku dan dia pernah melalui waktu, di mana kami bisa senantiasa bersama,,,
Maka saat aku dan dia harus berada dalam ruang yang terpisah,,,
Hanya tinggal segenggam kepercayaan yang mampu membuatku bertahan,,,
Bahwa dengan segala mampunya, dia akan juga bertahan,,,
Menungguku hingga entah kapan,,,
Namun hidup ini unik, segala luka memang tak pernah datang sendirian, dia pasti datang membawa teman,,,
Saat episode yang kulewati semakin meruncing,,,
Dia yang kucinta pun mulai menyerah,,,
Tak lagi setegar semula,,,
Tak lagi kuat seperti yang kuingin,,,
Dan memilih untuk menggantikanku dengan yang lain,,,
Mencoba menyamarkanku yang dulu pernah nyata dalam hidupnya,,,
Menghadirkan sosok lain yang mungkin lebih baik dari aku,,, Memberikan panggilan yang sama yang pernah dia beri untukku,,,
Memperlakukan dengan istimewa seperti aku dulu diistimewakan,,,
Mengantarnya pergi,,,
Menjempunya berangkat,,,
Mencoba menghapus aku yang bahkan masih berpegang teguh bahwa kami akan kembali bersama,,,
  Bukan,,,
Bukan hanya sakit yang kurasa,,,
:)
Terlepas dari adanya ingin atau tidak darinya untuk membagi rasa,,,
Bagiku segala buruk bergabung menjadi satu,,,
Menumbuhkan benci,,,
Mengendapkan kecewa,,,
Menyisakan lubang menganga yang tak terlihat,,,
Bukan pada dirinya,,,
Namun padaku sendiri, dan keadaan yang tak bersahabat,,,
  Seperti mimpi,,,
Semua terjadi begitu cepat,,,
Dan inilah akhirnya yang kuambil,,,
Mencoba untuk melepasnya meski aku berat,,,
Berusaha untuk membiarkan hidupnya terus berjalan meski tanpaku,,,
Tetapi sekuat apa aku mencoba,,,
Kata-kata mukjizat darinya tak pernah hilang,,,
Bahwa aku dan dia akan kembali bersama lagi,,,
  Aku memang tak pernah bisa membencinya,,,
Bagaimana mungkin?
Dia pergi bukan tanpa alasan,,,
Dan hanya semu meninggalkanku,,,
Ketika usahanya menggantikanku dengan yang lain sama sekali tidak membantu,,,
Pada akhirnya dia memutuskan untuk kembali,,,
Mencoba menambal sulam retak yang pernah dia buat,,,
Menyambung benang halus yang semula dia coba untuk dikoyak,,,
Mengasingkan diri dari jiwa-jiwa lain yang mencoba untuk masuk ke hidupnya,,,
Dia kembali mendekat,,,
Berusaha untuk ada,,,
Mendampingi sebisa yang mungkin untuk dia lakukan,,,
Merengkuh aku meski tak sepenuhnya membantu,,,
  Aku yang dulu sudah tak sama lagi ketika keputusan itu diambil,,,
Rasa percayaku memudar,,,
Seseorang yang kusebut cinta mulai ku pertanyakan,,,
Bahkan aku berpikir seperti orang kebanyakan,,,
Untuk apa mencinta jika ujungnya hanya sakit tak tergambarkan seperti itu?
Kuputuskan untuk mengabaikannya,,,
Menganggapnya hanya teman biasa sama seperti yang lain,,,
Mencoba tertatih menjalani hidup yang kurasa semakin sulit,,,
Tak lagi berpegang pada apa yang diucapnya,,,
Benar-benar berlatih untuk sendiri kali ini,,,
Tidak menaruh harapan pada dia,,,
Apalagi orang lain,,,
  Namun di penghujung episode pahitku,,,
Tidak sedetikpun dia pergi,,,
Dia selalu ada meski aku tak pernah bisa berikan apapun,,,
Selalu mampu membuatku tertawa tanpa kusadari,,,
Mencoba untuk memberikan tongkat yang semula terlepas,,,
Menuntunku untuk senantiasa ingat padaNya,,,
Mendampingiku dari tempatnya yang jauh,,,
Menyanyi untukku meski hanya lewat tulisan,,,
Menyanjungku meski kami tak pernah bertatap muka lagi,,,
Menguatkanku dengan hadirnya,,,
Membuatku tegar hingga disadari atau tidak, aku tak pernah merasa sendiri,,,
Membiarkan aku melampiaskan seluruh gumpalan amarah yang ada padanya,,,
Membuatku merasa ‘aku masih ada’,,, Memberikan nafas agar aku bisa berdiri, tegar, menyuarakan apa yang kurasa,,,
  Hingga bukan hanya aku yang mampu melihat luka tak terlukiskan yang sedang kurasa,,,
Sedikit demi sedikit semua mulai terkuak,,,
Berjalan pelan kembali ke rel yang seharusnya,,,
Mengembangkan kembali asa yang sempat pudar,,,
Menciptakan sekian syukur yang bahkan tak cukup untuk hanya diucap,,,
  Cinta,,,
  Hari ini aku tahu jawaban dari tanyaku,,,
Kenapa aku masih bertahan untuk tetap berada di sini?
  Kamu yang membuatku seperti ini,,,
  Hingga aku mampu bertahan sampai sekarang,,,
Hidup dengan sisa-sisa keceriaan yang ada,,,
Meski aku berusaha untuk menghapusmu dulu,,,
Menganggapmu bukan ‘lagi’ yang istimewa,,,
Memberi predikat yang sama dengan orang-orang yang pernah hadir dalam hidupku,,,
Tapi pada akhirnya aku harus mengaku,,,
Aku benci pada diri sendiri,,,
Yang tak pernah mampu seperti yang kuingini,,,
Pada nyatanya, aku tetap merasamu berbeda dari yang lain,,,
Kamu,,,
Satu hal indah yang tak bisa lepas dari hidupku,,,
Yang secara sadar atau tidak,,,
Meski aku berkoar untuk bisa berdiri sendiri,,,
Namun nyatanya tetap menjadi sandaran untukku,,,
Tempatku menaruh harap yang terkadang memang sangat tinggi,,,
  Cinta,,,
  Biarkan saja orang mengatakan apapun tentang kita,,,
Aku dan kamu,,,
Karena apa yang mereka lihat tentang kita hanyalah dari satu sisi yang mereka tahu saja,,,
Ada banyak hal yang tak tampak dan tak teramati oleh selain kita dan Dia,,,
Ada banyak perjalanan kita yang tak diketahui oleh mereka,,,
Jika ada tanya, kalimat, atau mungkin caci dan maki baik untukmu maupun untukku,,,
Dengarkan saja,,,
Catat dalam hati,,,
Ambil jika perlu untuk diambil,,,
Dan melangkahlah tanpa beban jika apa yang terdengar dan terasa adalah sesuatu yang tak tepat,,,
Kita akan tetap bersama,,,
  Kamu pernah pergi,,,
Dan akupun demikian,,,
Namun pada akhirnya kita kembali lagi,,,
Seperti katamu,,,
  Untuk yang kedua kalinya selama dua tahun terakhir ini,,,
Izinkan aku mengucap,,,
Terimakasih cinta,,,
Untuk semua indah dan sakit yang pernah kamu beri untukku,,,
Mungkin butuh waktu untuk kita menghapus sakit-sakit yang pernah tercipta,,,
Menggantikannya dengan segala indah yang ada,,,
Membangun lagi segalanya dari dasar,,,
  Terimakasih untuk tetap bertahan bersamaku dengan semua keadaan yang telah lalu,,,
Terimakasih untuk mau mengarungi tahun terberat ini dengan kelapangan,,,
Terimakasih untuk tidak meninggalkanku meski aku yang sekarang tak lagi sama dengan aku yang dulu,,,
Untuk mau menerima segala kurang yang sekarang mulai terlihat,,,
Untuk menjadi orang pertama yang akan membelaku ketika ada cacian datang,,,
Untuk mengajariku bagaimana menjalani ‘hidup’ yang sesungguhnya,,,
Terimakasih untuk tetap menyimpan tulip dan origami burung yang kuberi dua tahun lewat,,,
  Terimakasih untuk semua waktu yang terluang darimu,,,
Untuk membangunkanku dengan kata-kata yang tak pernah berubah dari dulu,,,
Menemaniku duduk di depan PC mengerjakan tugas akhir,,,
Membantuku membagi waktu,,,
Menolongku mengambil alih tugas yang tak lagi bisa kukerjakan,,,
Menungguku ribut memasak meski hanya makanan biasa yang bisa kusiapkan,,,
Membuatkanku cokelat hangat saat aku terlalu sibuk menghadapi kertas,,,
Mengajakku bertemu dengan komunitas barumu meski aku tak secantik dan se-menarik saat kamu mengenalku untuk pertama kalinya,,,
Menuruti inginku untuk berkeliling ke sana ke mari hanya karena bosan di rumah,,,
Mengantar atau menjemputku pulang asal kamu bisa,,,
Mengajakku naik ke sepeda tua yang kamu punya,,,
  Terimakasih untuk kesempatan yang masih kamu beri padaku,,,
Untuk tetap bisa memanggilmu dengan panggilan yang tak bisa diucap oleh orang lain,,,
Untuk tetap bisa membangunkanmu hanya dengan ucapan, “selamat pagi cinta,,,” hampir setiap paginya,,,
Atau mengucapkan, “mimpi indah cinta,,, sampai jumpa esok,,,” setiap malam menjelang kamu terlelap,,,
Untuk bisa berceloteh ramai hanya untuk menceritakan kegiatanku di kampus hari ini,,,
Untuk bisa berbagi pengalaman tentang komentar Profesor pada tugas akhirku,,,
Untuk bisa memelukmu erat saat aku rapuh,,,
Untuk bisa menangis sepuasnya,,,
Untuk dapat menggandengmu tanpa melepasnya di keramaian,,,
Untuk bisa memenuhi inbox hape mu tanpa takut ada yang marah,,,
Untuk kesempatan bisa teriak-teriak hanya karena kamu selalu menaruh handuk di sembarang tempat,,,
Untuk bisa memelukmu erat saat kamu membawaku berlari dengan motor,,,
Untuk bisa menikmati rinai hujan bersamamu,,,
  Cinta,,,
Aku tak pernah tahu apakah keputusan yang kuambil benar,,,
Keputusan paling besar selama aku kenal dengan dunia,,,
Hal paling menakjubkan yang pernah kubuat di antara hidupku yang datar,,,
Aku hanya ingin mencicipi bahagia seperti yang mungkin diimpikan oleh banyak orang,,,
Dan aku ingin mengarunginya bersamamu,,,
Kamu yang tak lelah menanti,,, Kamu yang selalu menenangkan,,, Kamu yang mampu membuat aku muncul sebagai aku yang sebenarnya,,,
Kamu yang selalu bisa mengajakku menjalani hidup seringan kapas,,,
  Sama seperti dulu,,,
Aku tak bisa menjanjikanmu apapun,,,
Tak mampu memberikan harapan sangat besar,,,
Yang ingin kuungkap hanyalah,,,
  Aku berbeda, cinta,,,
Aku tak sama seperti semula,,,
Aku mungkin tak bisa lagi sesering dulu menghabiskan waktu denganmu,,,
Menemanimu mengelilingi tempat terindah,,,
Menikmati hujan sambil bercengkerama,,,
Mungkin aku juga tak lagi bisa membuatmu bangga karena dulu orang katakan aku cantik, baik, dan segala yang indah lainnya, yang mungkin tak bisa kamu temui sekarang,,,
Aku yang sekarang adalah aku yang kerdil, kecil, bahkan bisa bertahan pun adalah keajaiban,,,
  Satu hal yang tak pernah berubah,,,
Bahwa aku masih tetap menyimpan rasaku untukmu,,,
Rasa yang sekarang jauh lebih berarti dari saat pertama aku mengenalmu,,,
Jika aku dan kamu pernah lalui masa-masa terjal ini,,,
Tidak menutup kemungkinan apa yang ada di depan nanti akan jauh lebih terjal lagi,,,
  Tapi cinta,,,
Meski hampir semua memandang tak mungkin,,,
Meski banyak kiasan yang mengungkap rasa tak suka,,, Meski saat aku dan kamu bersama, begitu banyak tanya dan pandang menyudutkan yang datang,,,
Izinkan aku untuk tetap berada di sisimu,,,
Tetap menjadi mozaik pelengkap ceritamu,,,
Mozaik yang tanpaku kamu bukan sosok yang utuh,,,
Biarkan selama mungkin aku tinggal di hatimu,,,
Menjadi perempuan penting dalam hidupmu,,,
Yang bisa mengajakmu berjalan seiring menggapai senja,,,
Melihat dunia bersama,,,
Menikmati damai dengan apa adanya kita,,,
  Mungkin kisah kita tak lagi sesederhana yang telah lewat,,,
Tapi bagiku semuanya tetap indah,,,
Bahkan setiap aku mengingat sakit yang pernah lalu,,,
Masih tetap ada indah yang melekat,,,
Dan semuanya bukan karena apa-apa selain,,,
Karena Tuhan memilih untuk mengirimmu menjadi yang terindah untukku,,,
  Dan kuharap,,,
Akupun bisa menjadi yang terindah dan terakhir untukmu,,,
:)
0 notes
wawatiramishu-blog · 12 years
Photo
Tumblr media
Sisters #siblings #tribal #rainyday #korean #pizzahut #16112012 (at PizzaHut)
1 note · View note
evolclub-blog · 12 years
Video
youtube
TONIGHT:
HIGHER THAN CHRIST
RAFI
ALL NIGHT LONG
R20 DOUBLE GIN AND TONIC
R20 DOUBLE VODKA TONIC
R22 DOUBLE WHISKEY 
ALL NIGHT LONG
R10 LOCAL BEER BETWEEN 10 AND 12
11PM | 69 HOPE STREET | R15
0 notes