Tumgik
rickamaa · 1 year
Text
hari ini, usiaku genap 28th. banyak sudah doa yg kupanjatkan beserta untaian-untaian harapan. terima kasih Aku, sudah mau berjalan sejauh ini. terima kasih Aku, sudah banyak bersabar selama ini. terima kasih Aku, sudah menjadi kuat walaupun bebannya semakin berat. benar, tahun ini mungkin tahun terberat. terlalu banyak air mata dan juga luka yg harus kulalui. mungkin saja, jalan cerita hidupku tak seindah teman-temanku, mungkin saja kesuksesanku tak secepat teman-temanku. entah langkahku lebih lambat dari orang lain, atau mungkin doaku yg tak sekencang orang lain.
selamat ulang tahun aku, terima kasih sudah tumbuh menjadi anak perempuan yang bahunya selalu dipaksa untuk kuat. 
6 notes · View notes
rickamaa · 4 years
Text
waktu itu, turun hujan dibulan september. dari awan yang pucat, ada sapa yang hangat. kau yang sudah tak sendiri, tapi ingin kumiliki. saat kita duduk berdampingan, ku bilang semoga nanti kita tak hanya menjadi kenangan. kau pun mengatakan, kita akan saling menguatkan. tapi, waktu merubah segalanya. dan jarak pun ikut ambil alih. diantara kita yang sama-sama tak bisa memilih.
barangkali kau lupa, bahwa apa-apa tak bisa jika hanya dengan kata-kata. yang aku punya saat ini hanya sebuah tanya, akankah kita bisa untuk saling melupa?
merelakan tawa untuk dirubah menjadi duka, dari kumpulan asa yang hanya akan menjadi luka.
0 notes
rickamaa · 4 years
Text
tiba sudah kita, diujung cerita. mungkin aku yang terlalu dalam mencinta, sampai aku lupa, pada akhirnya kita hanya saling memberi luka.
sudah terlalu lama kita saling berdiam diri. pun, kau tidak pernah menyadari. sedangkan waktu, semakin memaksa untuk pergi.
perihal mimpi yang kita rangkai berdua, mungkin baiknya diakhiri saja. tak akan pernah ada kesempatan dari semesta. meskipun aku memaksa, kau tak akan bahagia.
sampai kapanpun, pamit akan selalu jadi bagian paling sulit.
0 notes
rickamaa · 4 years
Text
dari hujan yang turun sore ini, ada seuntai harap yang aku ucapkan pelan tanpa suara. semoga kau baik-baik saja, entah dengan siapa.
dari hujan yang turun sore ini, ada setumpuk rindu yang menggebu, ku peluk diriku sendiri, menutup mata sebentar saja dan ku ingat kembali bagaimana pelukmu yang pernah ada untukku.
1 note · View note
rickamaa · 4 years
Text
barangkali, angin mampu menyampaikan. apa yang kurasakan, yang tak terungkapkan. pelukmu yang menghangatkan dan juga menenangkan. raga dan hati yang selalu kuharapkan. walau waktu pasti akan mengusaikan.
masih tetap sama, seperti waktu pertama. kau yang mampu membuka. meski aku tak tau bagaimana nantinya, aku masih ingin kau ada. diantara rindu yang tertahan, dan hatiku yang kian bimbang.
0 notes
rickamaa · 4 years
Text
dengan segala keterbatasan, kita masih saja tak bisa dipisahkan. kau selalu tiba tiba datang, lalu menghilang lagi kemudian. tidakkah kau sadar, seberapa mahir aku dalam menunggu. dari hari ke hari, hingga minggu ke minggu. kini rasaku makin bertumbuh kian subur, dalam asa yang seharusnya dikubur. banyak hal yang ingin kuceritakan, aku ingin kau dengarkan. berdiam saling menatap, mendekatlah lalu mendekap. binar matamu yang memikat, membuat hatiku semakin terikat. dan disanalah aku ingin menetap.
0 notes
rickamaa · 4 years
Text
cinta punya batas, walau kau tak semudah itu aku lepas. berdiam diri, merenungi hari. rasanya aku tak mampu berdiri sendiri. tapi batinku ingin berlari, memahami kehidupan yang penuh dengan arti.
sisi lainku merintih, ia berkata ini terasa semakin perih. 
bertahan dengan asa, pun aku tau tak ada kesempatan dari semesta. bisakah nanti kita untuk saling melupa? berpura seolah tak terjadi apa-apa. mengapa harus sedalam ini aku mencinta? padahal ku tau, kita tak pernah benar-benar ada. 
mungkin kau pikir ini hanya sementara, tanpa kau tau aku bisa saja jatuh hati padamu selamanya. bolehkah aku meminta? mungkin dari beberapa waktu yang sedikit tersisa, aku mengharapkan kau selalu ada. tapi sayangnya dunia berkata, ini hanya harap belaka. apakah hanya aku saja yang merasa terluka?
jika saja mengusaikan bisa semudah membalikan telapak tangan, aku ingin sekali melupakan. tapi tetap saja, air mata tak bisa aku tahan. kau masih selalu ada dalam ingatan. melawan luka tanpa peduli soal kenyataan, aku masih punya banyak harapan. doa-doa yang selalu kuuntaikan dan selalu ku semogakan.
hadirmu hanya bayangan, ini semua buatku kesakitan, tapi tidak kau pedulikan. hanya rasa sakit yang bisa ku ungkapkan. apa ada yang ingin kau katakan? aku kembali bertanya pada diriku sendiri, apakah bisa kau aku lepaskan?
malam ini, aku menunggu lagi. kuucapkan, sampai nanti bertemu kembali.
0 notes
rickamaa · 4 years
Text
menunggu lagi. aku menunggumu. tapi kau tak datang, bahkan sekadar mengirimku pesan singkat pun tidak. pada kali keberapa aku harus setia menunggumu? adakah disana ruang untukku? beritahu aku.
kerap kali kecewa, tak sedikitpun membuatku jera. sejauh ini aku masih setia. kau perlu bukti apa? tidakkah bisa semesta merestui kita? haruskah aku terus berharap pada kata tanpa adanya pertanda?
aku ingin menyudahi perkara rasa ini. tapi jauh dilubuk hatiku berkata, aku tidak bisa. rasanya hampa, apakah hanya aku yang menunggu? atau kah kau merasa terganggu?
luka yang kurawat, sedang kau menikmati bahagia yang teramat. sudah kah kita sampai pada akhir cerita? walau nampaknya kau sama sekali tak terlihat sebegitu terluka. mungkin memang aku saja yang kelewat percaya, pada setia yang ada, aku selalu berharap kau datang walau hanya sekadar menyapa. dan kembali meninggalkanku tanpa rasa berdosa. 
bait cerita yang kuraingkai sendiri kala aku melihat kau merangkai ceritamu dengannya. tahukah kau sebanyak apa rasa cemburu yang kupunya?
berulang kali kulihat layar handphoneku, memastikan apakah ada notif pesan atau panggilan telepon. ketempelkan telapak tanganku pada dada, seolah ku dengar ada yang berteriak, memanggil namamu dengan hentak. 
0 notes
rickamaa · 4 years
Text
suatu hari nanti, jika kita tak sengaja bertemu kembali, apakah kau akan bertanya, bagaimana hidup yang selama ini aku jalani? atau justru kau akan lari berpura tak mengenali aku lagi?
1 note · View note
rickamaa · 4 years
Text
ada rasa bersalah yang kian menyerang pikiranku, sejak pertama aku memutuskan untuk menjatuhkan hatiku, kepadamu, laki-laki yang tak kan mungkin sepenuhnya kumiliki.
aku masih mampu mengingat beberapa lukaku dimasa lalu, dan kembali kuingatkan pada diriku sendiri, perihal rasa ini, aku harus siap menerima segala resiko yang nantinya akan menghantamku.
aku menikmati setiap detik yang kulewatkan bersamamu, sampai nanti pada satu masa aku harus melepaskanmu, dalam ketidakrelaan.
kau bilang semua ini wajar, tapi sayang, buatku ini sangat tidak wajar, aku yang nantinya akan menelan berbagai macam obat depresi, dan kau akan tetap diam disebuah sisi, yang tak akan mungkin aku isi.
Dec, 24th '19
0 notes
rickamaa · 5 years
Text
kau datang, dalam mimpi yang panjang. aku ingin kau pulang, memutar kembali semua kenangan yang pernah kita ciptakan. ada sebuah senyuman yang aku rindukan, peluk aku agar aku tenang. wajahmu masih jelas terbayang, laki-laki yang paling ku sayang. belum sempat aku membuatmu senang, kau lebih memilih untuk pulang.
raut wajah yang semakin hari semakin pucat. tahukah kau, banyak pesan darimu yang aku catat. aku tau kau begitu lelah, membesarkan aku dan kedua kakakku. kau bilang hidup ini perih, tapi kau tak ingin terlihat sedih. aku selalu memanggilmu dalam lirih.
aku masih ingat betul caramu bicara, logat asli dari morowali utara. kampung yang selalu menjadi tempatmu untukmu pulang. aku masih ingat betul caramu tertawa, yang selalu membuatku juga ikut tertawa. aku tau kecewa, ketika kau memilih untuk menyebrangi lautan. kau bilang rindu padaku, kau pun tahu, aku juga rindu. pesan dan dering telfon yang selalu aku tunggu, kau yang meminta waktuku beberapa menit untuk berbincang, sekadar menanyakan kabarku, ibuku, dan juga kedua kakakku. kini, semua tak ada lagi. aku ingin kau kembali.
0 notes
rickamaa · 5 years
Text
air mata yang jatuh tanpa disengaja, membuat ku seakan tak berharga. dunia ini fana, lisanmu tak pernah kau jaga
aku bukan siapa siapa, berhentilah berteriak soal rasa yang semata membuatmu menjadi buta. orang tuaku saja tak pernah kasar menghina, lalu kau yang bukan siapa siapa, dengan bangga dan berani sampai sebegitunya menghina.
aku hanya manusia biasa, bukan anak dewa atau anak raja. aku bekerja, untukku dan juga orang tuaku. aku tidak pernah mengemis, apalagi meminta minta.
lalu, sesuci apa dirimu? sebaik apa ahkhlakmu? sesempurna apa hidupmu?
apapun alasannya, aku tak bisa mentolelirnya, ini sudah jauh dari batas yang sewajarnya. jika memang tak suka, sebaiknya tak usah sampai menghina.
katanya, aku yang menyakiti, tapi seolah olah aku yang menjadi korban, padahal aku pelakunya.
baik, beranggapanlah sesuai apa yang kau mau. toh, itu tak akan merubah apapun. aku tak peduli peranku sebagai korban atau pelaku. diantara keduanya, tetap tak pantas jika sampai berani menghina. lagi pula aku tidak pernah meminta untuk menjadi seseorang yang kau suka.
berhentilah menghina, mulailah berbenah. kita semua sama, hanya manusia biasa.
May, 29th
0 notes
rickamaa · 6 years
Text
sedang musim hujan dikotaku. hampir setiap hari sang awan meneteskan riuhan air. hujan yang beberapa hari ini menemani malamku. hujan yang kembali mengingatkanku, bahwa kamu tak lagi disampingku. harus ku akui, aku kesulitan melupakanmu. walau aku tau kau sudah mengubur ingatanmu tentangku jauh disimpang yang lalu. namun aku masih tetap disimpang yang sama, sejak kepergianmu, aku masih belum beranjak kemanapun. aku masih ingin tetap disini. menikmati semilir angin yang merasuk kedalam sendi-sendiku. 
ketahuilah, aku pernah ingin belajar setia, ketika kamu masih ada. karna pikirku, kau tak akan kemana-mana. dan nyatanya, kau justru pergi tanpa bicara. dan membuat duniaku kembali gelap gulita. tanpa pernah ka tahu betapa susahnya aku mencari cahaya.
aku mendapati hujan yang semakin deras sejak tadi. membuatku semakin menikmati kopiku yang sudah hampir habis. yang menemaniku mengingat beberapa kenangan manis. kuat-kuat aku menahan tangis. rasa ini semakin tak bisa ku kikis.
**
bicara soal kehilangan, aku semakin tak mengerti arti kesetiaan yang sejak awal ada saat pengukuhan sebuah komitmen dan beberapa perjanjian. kau sempat bilang waktu itu, bahwa aku tak akan kehilanganmu. jujur saja, aku ragu. karna beberapa pelaku dimasa laluku hampir semua melakukan itu. dan pada akhirnya benar saja, kau pun melakukan hal yang sama. seperti mereka. lalu aku tertawa. mengingat kata-katamu kemarin, bak sebuah prosa. dengan alur yang sama. kau buatku tak bahagia. lalu aku kembali terluka. dan kau berlalu begitu saja. 
seperti doa, tak kulewatkan sehari pun tanpa merindukamu. mulutku masih rajin mengeja namamu. tak ada dendam, tak ada benci, hanya ada setupuk rinduku buatmu. 
aku masih mencintaimu.
0 notes
rickamaa · 6 years
Text
tanpa pernah kuduga, kau memberi duka, ketika aku sedang suka. lalu perlahan sepi mulai menyapa..
kepada nada, yang sejak kemarin tak lagi seirama. kugantungkan cemas pada rasa yang semakin memanas. kutunggalkan kata saat kau terbata. ku beri asa saat kau tak lagi mampu mengeja. kuseret paksa tiap rasa yang ada didada.
kemarilah, aku ingin kau datangi. dengar, bisakah kita ulangi?
kucoba eja, walau ku tak tahu ini apa. yang aku tau aku semakin tersiksa. pada setiap bait dan juga nada, terdapat pahit yang semakin tak terasa. kuyakin ini cinta. nyatanya aku rela, walau terus dibuat kecewa.
dalam harap yang tak selalu bisa diungkap, aku ingin sekali kau dekap. ada raga yang ingin berinteraksi, walau dunia tak lagi memberi simpati. nyatanya, kita tak ingin saling menyakiti.
0 notes
rickamaa · 6 years
Text
perihal hujan yang turun sejak pagi tadi, pun ia yang enggan mereda. seolah semesta merasakan hal yang sama, seperti apa yang baru saja ku rasa.
hari ini hujan turun lebih lama dari biasanya, aku yang terjebak hujan dipertengahan jalan menuju arah tempatku bekerja bergegas menepi, lalu mencoba menyelamatkan tubuhku dari riuhan air hujan yang sejak tadi nampaknya sudah ingin mengguyurku. namun, grey; nama yang kuberikan pada motorku, ia kebasahan, seolah aku tahu ia menjerit kedinginan. maaf grey, aku tak bisa memberikanmu tempat berteduh.
hujan disenin pagi ini nampaknya memang tak mau mereda, mungkin ia tak ingin melihat aspal jalanan mengering. aku yang dari setengah jam yang lalu menunggu mulai melirik ke arah jam tanganku yang kupakai dipergelangan tangan kiriku. jam tangan sport berwarna hitam dengan layar jarum jam berwarna putih yang sudah menemaniku kurang lebih satu tahun ini. aku mulai mengenakan jas hujan hitamku, mengenakannya dengan rapat agar tak ada celah untuk menembus kemejaku. lalu aku pun berusaha mengedarai grey dengan angin yang lumayan kencang, kaca helm yang semakin memburam yang beberapa kali tadi kucoba menyekanya dengan telapak tangan kiriku, dengan berbagai sorotan lampu dari kendaraan, jalanan yang penuh dengan genangan air dan puluhan orang yang menunggu giliran agar bisa menyalip satu kendaraan didepan. ini lah manusia-manusia pejuang pagi hari.
beberapa menit kemudian aku tiba diparkiran, lalu aku bergegas lari ke arah loker, aku membuka jas hujanku, menggantungkannya digantungan yang sudah disediakan, aku melihat sudah banyak jas hujan yang terpampang disana, pertanda teman-teman kantorku sudah ada yang datang beberapa. laku aku merapihkan tasku dan mengeluarkan pouch yang berisi alat makeup, parfume, uang, charger, sisir, pop mie, happytos, sepatu boot, kompor gas portable, minyak goreng, susu coklat sachet. kok kaya mau naik gunung ya :(
aku memasuki ruangan kerjaku dengan pintu berwarna putih, aku segera berjalan menuju meja kerjaku, terdapat laptop sony yang juga berwarna putih diatas meja kerjaku. kulihat ke arah jendela, aku mendapati hujan yang masih belum juga mereda. nampaknya hujan disenin pagi ini terlalu setia
**
aku mulai kembali teringat. sabtu kemarin yang membuatku sempat pilu. aku yang sempat merasa kembali dikuatkan oleh beberapa harapan, kini aku mendapati diriku kembali dikecewakan. berawal dari pradugaku yang kupikir hanya angin lalu, lama kelamaan ia berubah menjadi ketakutanku seperti dulu. aku masih belum sadar, bahwa ini kenyataan. nyatanya beberapa hari kemarin aku masih mengantungkan harapan.
angin seolah membisikan, bahwa sahnya aku harus melupakan, yang belum sempat diperjuangankan, tetapi ada yang pergi meninggalkan. kamu tentu tak memahami ini, karna buatmu ini hanya sisi. sedang buatku ini adalah sudut, ada rasa yang berserakan yang harus dipungut.
aku yang dulu sempat dipatahkan, merasa terselamatkan ketika sosokmu datang. dengan suka yang kau bawa, aku bahagia. seolah tak kada segarispun kekurangan yang kulihat darimu. sesempurna itu kau buatku. pikirku, ini yang terakhir. yang tak kan mungkin berakhir. sosokmu yang kuanggap sempurna, ternyata sama. seperti mereka yang pernah ada. yang selalu buatku kecewa. aku yang sempat berkali kali kecewa, merasa tak ingin lagi untuk percaya. tapi sejak kau ada, aku kembali dikuatkan untuk percaya. lalu pada akhirya sama, kamu yang juga buatku kecewa. sekejam inikah cinta? sepahit inikah rasa? atau sebenarnya kita memang tidak pernah ada?
**
"aku ga bakal mungkin ninggalin kamu, kepikiran buat pergi dari kamu aja ga ada". itu katamu yang sempat buatku terpaku. lalu aku hanya mengiyakan setiap perkataammu. karna barangkali kau memang sungguh-sungguh, walau detik ini kutau itu hanya kebohongan yang kukuh.
rasa yang kupikir akan menyelamatkan, nampaknya hanya seperti arus yang menenggelamkan. aku ketakutan.
0 notes
rickamaa · 6 years
Text
Diam mu yang tak mau ditentang, nyatanya waktu terus berjalan. Dingin mu yang tak bisa diluluhkan, nyatanya membuatku kelelahan.
Sedihku yang terus merundung, nyatanya rasa ini masih ingin bertarung. Argumenku yang selalu kau sangkal, nyatanya buat rasamu semakin dangkal.
Dimana akan aku ceritakan, sedang logikamu tak bisa kuajak sejalan. Ada yang mulai menghilang, ialah rasa yang tak lagi mau pulang. Lalu aku semakin terlupakan.
Kekesalan yang selalu kutahan, karna tak ingin semakin menjadi beban. Kau yang buatku kesakitan, tetapi tidak kau pedulikan. Tumpukan janji yang kau utarakan, nyatanya buatmu hanya sebuah lembar-lembar harapan, yang kupikir akan jadi kenyataan, yang pada akhirnya hanya menjadi sebuah kebohongan.
0 notes
rickamaa · 6 years
Text
Ada ketidaknyamanan yang mulai meretas, yang entah dikarenakan situasi atau jiwa kita yang mungkin sedang tak berpotensi. Ada pilu yang aku tau ini akan berlalu. Lalu pada siapa aku harus mengadu? Sedang hati ini selalu diliputi sesuatu yang jemu.
Sebagaimana daun yang terbawa oleh angin, ia semakin jauh, semakin menghilang. Ia meninggalkan daun daun yang lainnya, lalu ia bertemu dengan daun daun yang baru. Apa kau ingin mendengarku berseru?
Ada ketidaknyamanan yang mulai merasuk, entah mengapa, seperti ada yang tertusuk. Bukan tertusuk oleh alat penusuk, tapi tertusuk oleh sesuatu yang dirasa busuk.
0 notes