Tumgik
rekamdiksi · 28 days
Text
Setiap maksiat/dosa yang kita lakukan itu sejatinya akan menghambat kita dalam melakukan kebaikan.
Jika kita masih malas sholat maka itu tanda masih ada dosa yang kita lakukan, jika kita masih sulit dalam memahami suatu ilmu maka itu tanda masih ada maksiat yang kita lakukan. Jika kita masih belum bisa sholat tepat waktu maka itu pertanda masih ada maksiat yang kita lakukan. Dan keburukan lainnya pasti akan menyesakkan dada kita.
Maka ada satu nasihat penting yang aku dapatkan, yaitu: ketika kamu sedang berproses menjadi lebih baik dalam hal apapun, entah itu karir, pendidikan, maka jauhilah maksiat, maka disitu Allah akan mudahkan semua prosesnya.
Ingat selalu apa kata Allah di dalam Al-Quran:
وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS.Al-Isra:32).
Semoga aku, kamu, kita semua bisa istiqomah selalu di jalan Allah ya. Dan semoga dengan keistiqomahan kita dalam menjaga diri, semoga Allah datangkan kebaikan yang banyak di dalam hidup kita.
-rekamdiksi
22 notes · View notes
rekamdiksi · 2 months
Text
Menurutku ada satu hal yang sulit kita jaga jika kita tidak benar bersungguh-sungguh dalam menjaganya yaitu istiqomah.
Maka, kenapa Allah mewajibkan kita membaca Al-Fatihah di setiap sholat karena disitu ada doa permohonan kita kepada Allah agar memberikan nikmat keistiqomahan yaitu ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
Ayat ke 6 surah Al-Fatihah ini memiliki arti tunjukilah kami jalan yang lurus (istiqomah). Kita membaca ayat ini minimal sehari 17 kali di dalam setiap sholat wajib sehari penuh.
Karena menjaga istiqomah itu sulit, maka kita selalu berdoa meminta di jaga keistiqomahan kita lewat doa-doa yang kita selalu panjatkan setiap hari.
Terkadang kita hanya sekedar membaca saja, tanpa menghayati dengan hati makna ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
Padahal ayat itu adalah ayat yang mulia, permohonan seorang hamba kepada yang penciptanya.
Istiqomah itu sepenuhnya adalah milik Allah, Allah lah yang akan menaruh keistiqomahan itu ke dalam hati setiap hambanya yang ia kehendaki.
Maka, mohonlah selalu pada Allah, di setiap sholat yang kita lakukan, bahwa semoga Allah selalu menaruh keistiqomahan itu di dalam hati kita semua.
-rekamdiksi
2 notes · View notes
rekamdiksi · 2 months
Text
Aku memahami satu hal dalam hidup ini bahwa tidak ada yang namanya gagal.
Setiap ikhtiar yang kita lakukan sejatinya akan berujung pada dua hal yaitu berhasil atau belajar.
Jika belum berhasil berarti kita sedang belajar untuk berhasil di kesempatan berikutnya.
Dengan menanamkan mindset "belajar" ketika di terpa ketidakberhasilan maka hati kita akan tenang, tidak merasa gagal, tidak merasa tertinggal, tidak akan merasa bahwa dunia begitu jahat pada kita.
Ketika kita menanamkan mindset "belajar" dalam hidup, sejatinya kita sedang membentuk mental pemenang dalam diri kita.
-rekamdiksi
1 note · View note
rekamdiksi · 3 months
Text
Bertingkat.
Layaknya pohon, yang awalnya berbentuk biji kemudian tumbuh menjulang tinggi menuju langit.
Layaknya pohon, yang tumbuh kokoh menjulang, lama kelamaan lapuk termakan usia kemudian merebah jatuh, lalu mati dan menyatu dengan tanah.
Begitulah juga manusia, yang awalnya berupa tetesan, kemudian Allah berikan nyawa, lalu dihidupkannya, dan terlahirlah ke dunia. Tumbuh seiring dengan berjalannya waktu. Sampai pada fase tua, lalu meninggalkan dunia, kemudian kembali menyatu dengan tanah.
Begitulah kehidupan, kita akan menapaki tingkat demi tingkat. Sampai pada akhirnya kita sampai pada tingkatan paling tinggi yaitu kembali kepada sang pencipta manusia yaitu Allah SWT.
لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَن طَبَقٍ
"Sungguh, kamu benar-benar akan menjalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)." (QS.Al-Insyiqaq:19)
-rekamdiksi
2 notes · View notes
rekamdiksi · 4 months
Text
Pertolongan Allah
Setelah bergantinya tahun, ada satu hal yang aku pelajari dan menjadi refleksi diri bahwa pertolongan Allah dalam hidup kita itu memang nyata adanya.
Buktinya aku, kita semua, bisa melewati setiap tahunnya dengan baik, melewati berbagai sulit, melewati berbagai sedih dan tangis, melewati berbagai ujian yang datang. Nyatanya kita masih bisa berdiri kokoh sampai saat ini, sampai detik ini.
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”
(QS. Al-Baqarah : 214)
Mari mengawali awal tahun, dengan bersyukur atas semua hal sudah terjadi di masa lampau, baik dan buruk, jatuh dan bangkit, sehat dan sakit, pertemuan dan perpisahan, jadikan itu semua sebagai pelajaran terbaik bagi hidup kita.
Dan mulailah menatap kedepan, dengan menyakinkan diri bahwa pertolongan Allah akan selalu menyertai kita. Berprasangka baiklah selalu kepada Allah, bahwa setiap ujian yang datang adalah cara Allah untuk memastikan kadar keimanan kita. Maka, teruslah bersujud, berdoa dan dekatkan diri kita selalu kepada Allah.
-rekamdiksi
6 notes · View notes
rekamdiksi · 4 months
Text
Evaluasi Diri
Penghujung tahun jadi momen yang tepat banget buat kita muhasabah diri, mengevaluasi diri, tentang apa saja yang sudah kita lewati selama setahun ini, entah itu tentang target yang sudah berhasil tercapai, target yang masih belum tercapai, atau tentang sejauh mana kualitas ibadah-ibadah kita selama ini.
Di dalam Al-Quran, Allah sangat menganjurkan kita untuk sering mengevaluasi diri kita, memperhatikan setiap hal yang sudah kita lakukan selama hidup.
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS.Al-Hasyr : 18)
Dari ayat di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa Allah sangat menganjurkan kita untuk senantiasa memperhatikan apa yang saja sudah kita lakukan di hidup kita, memperhatikan apakah setiap kegiatan yang kita lakukan adalah kegiatan yang penuh kebaikan, yang berguna bagi akhirat kita. Dan memperhatikan apakah kita sudah selalu melibatkan Allah di setiap hal yang kita kerjakan di dunia ini.
Di dalam Al-Quran, Allah juga menjelaskan akan pentingnya mengevaluasi diri,
"Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, namun mereka tidak (juga) bertobat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?" (QS. At-Taubah : 126)
Allah mengingatkan kita tentang beberapa ujian yang datang dalam hidup, tentang peringatan Allah bagi kita, apakah darinya kita bisa mengambil pelajaran, lalu bertaubat kepada Allah atas setiap kesalahan yang kita lakukan.
Semoga momen pergantian tahun kali ini bukan hanya menjadi momen yang terlewat begitu saja, tapi juga menjadi momen terbaik bagi kita untuk mengevaluasi diri kita, mengeliminasi setiap hal yang kurang baik, mempertahankan setiap hal baik di hidup kita, dan mulai merancang rencana-rencana baik kedepan yang akan berguna bagi hidup kita sekarang dan di masa yang akan datang.
-rekamdiksi
2 notes · View notes
rekamdiksi · 6 months
Text
Belajar Mengikhlaskan Takdir
Ada yang bertanya kepada saya tentang ini, dan relate dengan bahasan di kajian yang aku ikutin kemarin.
Poin penting ketika kita tidak ikhlas menerima sesuatu takdir itu adalah karena kita kurang mengenal Allah, kita tidak paham makna dari takdir Allah seperti apa.
Allah menciptakan takdir itu dengan penuhan takaran, Allah menyiapkan takdir dengan sebaik mungkin buat kita. Kalo kita liat di al-quran itu ada di surah Ar-rum ayat 6 "Allah tidak akan pernah mengingkari janjinya, tapi terkadang manusia tidak mengetahuinya".
Allah itu selalu menepati janjinya dengan membawa alur kehidupan bagi kita itu yang terbaik untuk kita.
Kembali ke poin "mengenal Allah", ustadz pernah berkata jika kita tidak mengenal Allah dalam hidup kita, maka hidup kita akan berantakan, tidak akan tau arah, dan hanya akan di penuhi hawa nafsu.
Makanya banyak kasus bunuh diri, karena dia kurang mengenal Allah, dia kurang paham hakikat Allah yang selalu ada bersama kita, yang selalu memberi jalan keluar.
Ustadz menyarankan kita, agar kita bisa ikhlas coba mulai sedikit demi sedikit mengenal Allah, pahami sifat allah, pahami nama nama Allah. Allah itu punya nama Al-Hakim, yang artinya Allah memberikan kepada kita sesuatu yang selalu benar, artinya setiap takdir yang kita dapatkan itu adalah sesuatu yang terbaik untuk kita, walaupun kita rasa itu sangat menyakitkan. Tapi rasa sakit itu buatan pikiran kita saja kan? Kita gak tau maksud Allah memberikan untuk kita, pasti selalu ada hal baik yang kita dapatkan setelahnya.
Saat kita sedang jatuh, percayalah Allah selalu ada untuk kita, menunggu kita bercerita. Terkadang hal pertama yang kita lakukan adalah bercerita ke temen, bukannya ke Allah. Padahal setiap manusia punya masalahnya sendiri-sendiri.
Mulai sekarang, pupuklah rasa ikhlas itu, mulai tanamkan rasa menerima atas takdir Allah, karena ketika kita berbaik sangka kepada Allah maka Allah juga akan berbaik sangka pada kita. Karena Allah adalah sesuai prasangka hambanya kan?
Maka, mari lebih kenali Allah, karena ketika kita semakin dekat dengan Allah maka kita akan semakin ikhlas dalam menjalani kehidupan.
-rekamdiksi
9 notes · View notes
rekamdiksi · 6 months
Text
Meraih Surga-Nya
Muara akhir dari kehidupan ini adalah antara syurga atau neraka. Dan pasti setiap dari kita umat muslim ingin mendapatkan syurga sebagai pemberhentian akhir kita.
Lantas sudah sejauh mana kita memperjuangkannya?
Di al-quran, Allah memberi tahu kita cara agar kita cepat mendapat ampunan dari Allah sekaligus mendapat syurga. Cara itu bisa kita liat di surah ali-imron 134-135, rangkumannya seperti ini:
1. Bersedekah di waktu lapang maupun sulit
2. Bisa menahan amarahnya
3. Memaafkan kesalahan orang lain
4. Selalu berbuat kebaikan
5. Jika melakukan dosa segera bertaubat dan kembali mengingat Allah
Semoga kelima hal diatas selalu kita ingat dan selalu kita perjuangankan, ibarat sebuah kisi-kisi, allah sudah memberi tahu kita cara cepat untuk mendapat tiket menuju syurga.
Semoga kita tidak menyia-yiakan kesempatan itu ya. Dan semoga hidup kita semua bisa berakhir happy ending, bersama-sama berkumpul di syurga Allah swt.
-rekamdiksi
12 notes · View notes
rekamdiksi · 6 months
Text
Uji-an Kehidupan
"Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali). Mereka itu mendapat keberkatan dari Tuhannya dan rahmat. Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah : 155-156).
Aku selalu mengingat ayat ini ketika aku sedang di uji oleh Allah. Pasti rasa kecewa, rasa tidak menerima itu akan terpercik dalam diri, karena ya namanya juga kita manusia punya perasaan dan hawa nafsu.
Tapi, kalo kita coba pahami hakikat kita hidup, yaitu setiap apa saja yang kita terima di hidup ini sebenernya hanya pinjeman dari Allah aja, dan sewaktu-waktu bisa saja Allah mengambil hak miliknya. Dari situ juga kita paham kalo kita di dunia ini sebenernya gak pernah memiliki apapun secara kekal.
Di ayat lain, di QS. Al-Anbiya ayat 35, Allah menegaskan juga, setiap manusia akan Allah ujia dengan kebaikan dan keburukan, agar mereka mengambil pelajaran.
Jadi, baik buruk, sedih senang, jatuh bangkit, itu akan selalu kita rasakan di dunia ini.
Dari sini kita paham cara kita memaknai hidup adalah menerima semua ketentuannya, dan bersyukur akan semua pemberian Allah dalam hidup kita.
-rekamdiksi
3 notes · View notes
rekamdiksi · 7 months
Text
Sudahkah kita muhasabah diri kita sendiri?
Sudahkah kita menyempatkan waktu dalam sehari untuk mengintropeksi diri kita sendiri?
Sudahkah sering kita mengevaluasi diri kita sendiri?
Sudahkah kita berpikir tentang sejauh mana kualitas ibadah kita?
Sudahkah kita berpikir tentang sudah cukupkah amal kita jika suatu saat Allah panggil kita untuk menghadap-Nya?
Apakah kita pernah memikirkan bahwa kita semua akan pulang? dan hanya amal yang akan kita bawa?
...Dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr:18)
Pada saat hari pertimbangan kelak, nasib kita di tentukan oleh sebarapa banyak amal yang kita perbuat selama hidup.
Pada hari itu kelak, amal kitalah yang akan menjadi pegangan dan penolong kita.
Pada hari itu kelak, kita tidak bisa berbohong tentang amal yang sudah kita lakukan, karena semua sudah tercatat rapih di buku amal.
Lantas sudahkah kamu bersiap akan hari itu?
Jika, merasa belum siap, mulai perbaiki kualitas amal kita. Selagi Allah masih memberikan kesempatan kita hidup, maka disitu pula Allah masih memberikan kesempatan untuk kita melakukan amal kebaikan sebanyak mungkin. Karena semakin banyak amal kebaikan yang kita lakukan, akan semakin tertolong kita  di akhirat kelak.
Semoga kita termasuk hamba Allah yang mendapat naungan kebaikan di akhirat kelak.
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.”. “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah).
-rekamdiksi
2 notes · View notes
rekamdiksi · 8 months
Text
Aku percaya bahwa Allah itu sangat adil dalam menentukan kadar rezeki bagi setiap hambanya.
Bahkan mahluk hidup seperti burung saja Allah sudah atur rezekinya.
"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah" (QS. An-Nahl: 79)
Atau hadist ini,
“Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang“ (HR. Tirmidzi).
Aku rasa makna rezeki Allah itu sangat luas, terkadang perspektif kita terlalu di persempit dengan batasan materi. Padahal ketika kita membuka sudut pandang lebih luas makna rezeki itu sangat luas.
Kita bernafas, kita bisa membuka mata kita setelah tidur, kita bisa sholat dengan tenang, kita bisa berkumpul dengan keluarga, kita bisa main bareng temen, kita bisa menuntut ilmu, kita bisa beli makanan kesukaan, kita bisa membaca buku, kita bisa dateng kajian, pergi ke tempat baru, kita bisa sembuh dari sakit, kita bisa selamat saat naik kendaraan, kita bisa pergi olahraga, kita bisa mendapatkan sinar matahari, kita masih bisa menghirup udara segar di pagi hari, dan banyak sekali kebaikan lainnya.
Satu hal yang pasti, setiap dari kita sudah Allah atur kadar rezekinya dengan tepat. Jangan pernah membandingkan rezeki kita dengan rezeki orang lain. Karena pasti kita akan menemukan perbedaannya. Karena terkadang yang terlihat mewah dimata kita belum tentu sesuai dengan kebutuhan kita. Karena Allah akan selalu memberi rezeki sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing.
Semoga aku, kamu, dan semua yang membaca ini, bisa selalu memaknai rezeki Allah dengan sudut pandang yang luas dan positif. Karena ketika kita bersyukur akan nikmat-nikmat pemberian Allah maka Allah akan tambahkan nikmat itu. Barakallahu fiikum.
"Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya." (QS. Hud: 6)
-rekamdiksi
7 notes · View notes
rekamdiksi · 9 months
Text
Hidup ini hanya tentang pergiliran dari senang dan sedih, lapang dan sulit, sehat dan sakit, pertemuan dan perpisahan.
Yang bertemu akan berpisah, yang saat ini sedang berbahagia pasti akan datang masa sedihnya.
Pastikan bahwa diri kita bisa menyikapi semuanya dengan sabar dan syukur. Hidup itu bukan berlomba soal dunia, tapi ia seni mengumpulkan kebaikan sebagai bekal menuju kematian.
"Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)." (QS. Ali-Imran: 140)
-rekamdiksi
5 notes · View notes
rekamdiksi · 9 months
Text
Di fase dewasa ini aku mulai bisa memaknai hidup ini sebagai tempat aku belajar.
Jika aku bisa analogikan hidup itu seperti kita lagi sekolah.
Di sekolah, ada berbagai pelajaran yang diajarkan pada kita, ada pelajaran yang sulit ada pelajaran yang mudah, tapi dari keduanya akan memberikan banyak ilmu dan pengalaman yang bermanfaat.
Layaknya kehidupan, kita setiap waktunya akan menemui banyak cobaan, ada cobaan yang sulit sekali untuk kita jalani dan ada juga cobaan yang mudah untuk kita selesaikan. Tapi dari keduanya kita akan mendapat banyak manfaat.
Disekolah, agar kita bisa naik kelas kita harus mengikuti ujian terlebih dahulu, materi ujiannya dari pelajaran yang sudah kita pelajari sebelumnya.
Layaknya hidup, akan ada ujian yang harus kita jalani agar kita naik kelas. Dan Allah selalu menguji kita sesuai kemampuan kita, sesuai pelajaran terdahulu yang Allah pernah Allah berikan.
Disekolah, jika nilai kita jelek dan tidak memenuhi standar, akan ada remedial yang bisa menjadi kesempatan kita untuk memperbaiki nilai.
Layaknya hidup, kita sebagai manusia pasti pernah berbuat salah dan khilaf, tapi Allah selalu memberikan kesempatan kita untuk memperbaiki diri, untuk kita bertaubat dan kembali kepada Allah.
Disekolah, kita selalu bersemangat untuk mencapai rangking tertinggi di kelas. Kita selalu mengejar nilai yang terbaik, agar nilai rapor kita bagus dan dinyatakan lulus sekolah.
Layaknya hidup, kita akan selalu berusaha untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, mengerjakan amal sholeh, berbuat baik, agar Allah memberikan nilai yang baik di rapor kita. Karena di akhir nanti akan ada pemeriksaan rapor di yaumil hisab oleh Allah dan dari situ akan ditentukan hasilnya apakah kita akan lulus atau tidak.
Aku harap, semoga kita bisa selalu memaknai kehidupan ini sebagai tempat belajar.
Jangan pernah kecewa dengan hasil yang di dapat, karena tugas kita hanya untuk mencoba. Ketika gagal, jangan pernah putus asa, karena ada rahmat Allah yang begitu luas bagi setiap hambanya.
"..... Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan." (QS. Al-Hasyr:2)
-rekamdiksi
1 note · View note
rekamdiksi · 10 months
Text
Hujan itu layaknya kita. Allah bisa saja mempertemukan kita dengan berbagai sifat manusia, ada yang menyukai kita lalu bersyukur bertemu kita dan ada yang tidak menyukai kita lalu membenci dan mengucilkan kita.
Layaknya hujan, ada yang bahagia akan kedatangannya dan ada yang membenci kedatangannya. Akhirnya Allah akan menilai seberapa besar rasa sabar dan rasa syukur kita dalam menghadapinya.
Jadilah seperti hujan, yang terkadang dibenci sebagian orang tapi tetap memberi banyak keberkahan bagi kehidupan banyak orang.
-rekamdiksi
7 notes · View notes
rekamdiksi · 10 months
Text
Menaruh Harapan
"Berharap kepada manusia adalah kecewa yang di sengaja"
Pernah gak kamu merasa kecewa karena sifat orang lain kepada kamu tidak sesuai dengan harapanmu?
Kita merasa telah buat baik kepada dia, tapi kok dia malah berbuat jahat kepada kita.
Pernah gak kamu menaruh harapan yang tinggi pada seseorang yang menurutmu sempurna, tapi ketika kamu melihat kekurangannya kamu merasa begitu kecewa?
Sifat manusia itu dinamis. Bagi Allah mudah sekali untuk membolak-balikkan hati manusia. Bisa saja orang yang kita anggap baik sekarang, tiba-tiba menjadi orang yang paling membenci kita esok hari.
Lantas harus kemana kita manaruh harap?
Jawabannya adalah hanya kepada Allah.
Di Al-Quran saja Allah menyebutkan dengan jelas kemana kita harus berharap,
"dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap" (QS. Al-Insyirah : 8).
Menaruh harap kepada Allah tidak akan membuat kita kecewa sedikitpun, yang ada hanya ketenangan hati yang kita rasakan.
Karena ketika harapan itu belum dikabulkan oleh Allah, berarti harapan itu belum baik untuk kita menurut Allah. Karena kita tau pilihan Allah adalah pilihan yang terbaik bagi setiap hambanya.
Semoga aku, kamu, kita semua, yang sedang membaca ini, Allah teguhkan hatinya untuk terus menaruh harap kepada Allah, bukan kepada manusia.
-rekamdiksi
6 notes · View notes
rekamdiksi · 10 months
Text
Hidup itu berbicara tentang prioritas. Kita harus punya skala prioritas agar hidup bisa lebih terarah.
Saat ini aku lebih memilih fokus melanjutkan pendidikan dan memperdalam ilmu agama, dibanding bermain-main atau kumpul nongkrong sampai larut malam.
Saat ini aku fokus memperbaiki diri sendiri dibanding mengurusi perkataan dan hidup orang lain yang tidak seharusnya aku pikirkan.
Saat ini aku fokus membahagiaakan orang tua, dibanding membahagiakan wanita yang belum tentu menjadi jodohku.
Setiap hal yang aku prioritaskan tujuannya agar diriku jadi lebih baik, dalam hal intelektual, emosional, dan spiritual. Karena semakin beranjak dewasa hidup akan penuh tantangan maka diri ini harus siap dalam segala hal.
Agar kelak, aku bisa menjaga, menuntun, menjadi tempat pulang yang nyaman untuk pendamping hidupku kelak.
Sampai berjumpa di waktu terbaik menurut Allah.
-rekamdiksi
6 notes · View notes
rekamdiksi · 10 months
Text
Pas sholat jumat kemarin Allah ngasih pelajaran dan pengingat penting tentang makna beribadah kepada Allah.
Jadi, tepat di depanku ada seorang bapak. Saat aku perhatikan pertama kali saat beliau masuk, ternyata beliau adalah seorang tunanetra atau ada masalah dalam pengeliahatannya, karena beliau berjalan menggunakan tongkat penujuk arah dan mulai berjalan meraba tembok samping menuju shaf sholat.
Memang betul ya, "Allah meletakkan kekuatan seorang mukmin itu pada hatinya, bukan fisiknya."
Dari sini aku mulai berpikir, Allah kasih aku kelengkapan dalam fisik, tapi suka males-malesan dalam beribadah, masih banyak futurnya daripada istiqomahnya.
Dari kejadian ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa diluar sana banyak orang yang Allah beri kekurangan, tapi mampu dengan istiqomah beribadah kepada Allah.
Apakah kita tidak malu?
Ketika Allah beri fisik kita yang lengkap tanpa kekurangan sedikitpun, tapi kita masih males-malesan dalam beribadah.
Bukankah setiap anggota tubuh kita akan bersaksi nanti di hari akhir?
Mereka akan bersaksi tentang apa saja yang pernah di lakukan oleh kita sebagai pemiliknya.
Jadi, untuk aku, kamu yang lagi baca ini, semoga melalui tulisan ini bisa jadi perantara hidayah Allah, semoga hati kita mulai terketuk, untuk selalu semangat dalam beribadah kepada Allah dalam kondisi apapun.
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat : 56)
-rekamdiksi
11 notes · View notes