Tumgik
rayhandiaz12 · 10 months
Text
Masalah Tujuan Hidup
Tadi pas lagi nyetir mobil, gue sama Papa ngomongin tentang... masalah perduitan di keluarga. In short, gue pengen banget beli kos-kosan yang ada di deket kosan yang sekarang punya keluarga gue dengan tujuan biar pendapatan pasif dari keluarga udah bisa buat nutupin biaya sehari-hari (currently yang dari kosan ini probably cuman nutupin sekitar 60% lah ya). Pengennya sih nambahin ini dulu biar udah hampir semuanya ketutup dan mungkin di masa depan akan nambah lagi (sebenernya ingin dalam waktu dekat sih, seandainya rumah di Lampung kejual bakal langsung gue beliin kosan pasti haha minimal 10 kamar). Boom, keluar dari rat race! Cuman ada hal-hal lain yang gue tangkep. Gue merasa, intinya adalah... gue udah semi dilepas sama keluarga gue. Intinya ya gue do something beneran gimana gue aja. Though sampe sekarang gue masih dikasih tambahan uang jajan dan masih bisa bergantung sama orang tua gue ya. Don't get me wrong, gue bukan orang yang suka hambur-hambur uang (malah sangat sebaliknya). Dan gue juga udah punya gaji sendiri. Tapi... the thought of it cukup scary aja. Sooner or later, my parents would leave me alone (walaupun gue udah sadar ini dari dulu). Cuman gue kayak merasa the time is near aja. Plus, walaupun gue gay (atau gue juga gatau tapi gue bukan hetero), gue sampe sekarang masih ingin buat berkeluarga dan punya anak. When the time comes, I'm ready to leave the gay world behind (Okay). But the whole point isn't this. Tapi... Jujur gue takut banget sama masalah finansial. Sebagai orang yang kerja di dunia Investment, gue tau persis kalau kondisi ekonomi dunia ini bener-bener engga baik-baik aja (apalagi buat yang bukan top 10%). Gue sebenernya harusnya masih dalam kondisi sangat aman karena keluarga gue tidak punya debt (ada sih tapi bisa langsung dibayar cuman udah gaboleh dibayar dari pihak sananya haha). Tapi sekarang, concern gue untuk anak adalah gue takut banget gabisa ngeprovide dia dengan apa yang seharusnya dia dapetin: pendidikan layak, kondisi rumah yang layak, orang tua yang present, dan lain-lain. Jujur gue setakut itu... secemas itu bahkan. Kayak, everything is on my shoulder now, gue nanti akan punya istri dan anak yang akan jadi tanggung jawab gue. Gimana kalo gue gabisa provide? Jujur takut banget dan udah sekarang, beneran pengen menangis
Pokoknya semuanya campur aduk. Gue merasa gue pengen explore dunia, tapi itu artinya gue mundur lagi dari perkorporatan ini. Gue juga kayak butuh berhemat tapi gue juga mau spend buat experience. Constraintnya banyak banget... sumpah gue bingung. Intinya banget, gue harus memilih. Udah, intinya itu. I simply can't have it all... dan sad aja sih. Gue juga banyak dosa. Gue sedih, gue bingung, dan jujur gue pengen marah. Banyak banget injustice di dunia ini, terlalu banyak hal yang engga ideal. Di satu sisi gue juga capek dan gue paham gue tidak dapat menolong semua orang. Tapi gue masih belum menyerah sih buat menggapai mimpi gue. Gue punya cita-cita setidaknya kalo gue kerja di bidang Investment, gue pengen jadi pihak yang tidak merugikan banyak pihak. Gue pengen jadi orang yang bermanfaat (aamiin kabulkan ya Allah). Walaupun duitnya tidak banyak, tapi gue pengen berguna buat orang lain... that's the only way. Intinya, bismillah deh. Gue akan coba buat jalan-jalanin satu-satu dan mencoba buat beprogress tiap harinya. Semoga akan ketemu dengan pekerjaan idaman, aamiin aamiiin.
0 notes
rayhandiaz12 · 10 months
Text
On Love?
Setelah dipikir-pikir, ini kayaknya bagian hidup yang jarang aku consider deh. Ngetik ini ditengah-tengah kepusingan aku akan efek obat btw. Tapi setelah aku pikir-pikir, R adalah orang yang sempurna aja sih bagi aku. Dia... punya semuanya. Sejauh ini bener-bener tidak ada kelluhan, hanya ada kompromi yang yasudah bisa aku tolerir. Apakah ini bener-bener ya? I don't know actually aku bukan merasa deg-degan tapi sekarang lebih ke... nyaman? He's too good to be true, by the way. Beneran definisi mau nyari di mana lagi orang kayak dia. Sejauh ini semakin hari malah semakin ingin kenal lebih dalam dan lebih dalam lagi...
0 notes
rayhandiaz12 · 10 months
Text
Second Day on Tumblr, 30 Juli 2023.
I do wonder, emang journaling dilakukan dengan cara begini kah? Haha but let’s do it anyway. Menjadi catatan perjalanan aja… tidak harus serius, kan?
Mungkin, dengan post ini, akan menjadi perjalananku untuk healing. Dari anxietyku, dan dari semuanya, deh.
Sejauh ini, aku menghilangkan kecemasanku (atau mungkin how I numb it away), dengan cara mengalihkan diri dengan fun (istilah LGBT) dengan stranger, and it’s getting worse. Sampai aku mulai sadar, kalau aku harus stop dari ini semua.
I dream to be a full-time dad, someday. What if I can’t have children? Maybe I’ll adopt one. I don’t know. Tapi yang jelas, perjalanan ini dimulai dari memperbaiki diriku dulu, jadi orang yang lebih baik (at least sesuai versiku).
I don’t expect that my journey of healing will go smooth, but here’s to increment step of everything. This time, I’m kinda optimistic that…
I’ll grow, but I won’t predict accurately what kind of grown me in the future.
The grammar seemed wrong. Who cares? Cheers to the new journey! Yay!
Bonus foto Indonesia Open 2023 kemaren (gak ada nyambung-nyambungnya).
Tumblr media
0 notes
rayhandiaz12 · 10 months
Text
First Day on Tumblr
Hey, it's Hannah. Hannah Baker. Just kidding lah tot. It's Rey from the app. Lol. I can't even... Jadi berkat saran (I'm gonna be blunt) PDKT-an ku, aku buat blog ini dengan tujuan bercerita aja tentang apapun yang ada di pikiran, pokoknya safe zone lah. Sebelumnya aku cerita di twitter tapi sepertinya terlalu banyak distraksi, jadi aku ganti aja deh ke sini.
1 note · View note