Tumgik
pohonpinus · 11 months
Text
Mekar
Tumblr media
Pict by @happymiko
Ada sebuah bunga yang mekar dengan indah di masa kini,
Namun di masa lalu, bunga itu pernah bertahan dan susah payah untuk tetap tumbuh agar menjadi dirinya hari ini,
Akarnya pernah begitu kering, batangnya pernah sangat ringkih, dedaunannya pernah tak mau berpucuk dan bunganya pernah tidak tumbuh untuk waktu yang lama.
Namun, kini setelah nampak keindahan pada dirinya, satu persatu orang-orang yang melihat bunga itu menjadi iri. Mereka bilang ingin menjadi indah seperti bunga itu.
Tetapi jika mereka tahu, bahwa bunga itu telah melewati musim kesedihan yang panjang dan ujian yang berliku dari garis takdir, sungguhkah mereka ingin menjadi indah seperti bunga itu?
Perjuangan untuk menjadi diri kita hari ini memang tak pernah terlihat seutuhnya di mata orang lain.
Proses bertumbuh yang tak mudah juga tak mampu tertangkap oleh penglihatan orang lain.
Hanya ingatan milik kita sendiri yang lebih tahu, bahwa segala apapun tentang proses... membutuhkan kesabaran, juga waktu yang tak sebentar. Untuk menjadi kuat, sabar dan tegar.. kita akan diuji dengan hal-hal yang sukar.
Dan ujian setiap orang itu berbeda-beda, begitupun kapasitas ketahanan melaluinya tidaklah sama. Namun, tidaklah Allah menguji seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupan kita melaluinya.
Yang terlihat indah kini, mungkin pernah berdebu dan seakan tak berarti di masa lalu.
Yang terlihat besinar kini, mungkin pernah terbaikan dan ditinggal pergi.
Yang berharga kini, mungkin pernah disia-siakan dengan begitu nyeri.
Selamat terus tumbuh, bertahan, dan berjalan. Meski tertatih dan terus merasa patah, semoga waktu yang berjalan akan menuntunmu memenangkan perjalanan menuju kesembuhan. Aku tunggu, dirimu yang kelak akan mekar dengan menakjubkan.🌻✨
Mendung di langit sore, 11 Mei 2023 16.33 wita
381 notes · View notes
pohonpinus · 1 year
Text
Malam ini hati berkecamuk dan tangisku pecah. Namun karena itu, aku merasa seperti sedang diingatkan lagi tentang peranku yang ternyata sudah berubah menjadi seorang istri. Ternyata tidak mudah ya. Perjalanan ini bukan lagi tentang diriku sendiri. Ternyata, aku masih perlu banyak belajar bagaimana menurunkan ego dan meluaskan sabar. Aku masih perlu banyak belajar bagaimana harus saling percaya dan saling memahami pasangan.
Semoga Allah mampukan diri ini untuk menjalankan setiap peran yang telah diamanahkan-Nya. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan pada keluarga kecil ini.
5 notes · View notes
pohonpinus · 1 year
Text
Aku kira aku sudah selesai dengan diriku, ternyata belum. Semangat belajar, Na! 🤍
0 notes
pohonpinus · 1 year
Text
Kekurangan yang berserakan dan penerimaan-penerimaan yang mengharukan.
Tumblr media
Suatu hari seseorang bertanya padaku, bagaimana rasanya menikah? Rasanya pertanyaan itu terlalu berat untuk dijawab oleh seseorang sepertiku, yang baru saja beberapa waktu mengemban peran sebagai seorang istri. Hari itu aku menjawab singkat; menyenangkan jika bersama orang yang tepat.
Ya, menikah itu menyenangkan bersama orang yang tepat. Namun makna tepat begitu rumit, tidak sesederhana kata yang menyusunnya: t-e-p-a-t. Tepat bukan berarti sempurna, karena mengejar kesempurnaan, maka takkan ada penghujungnya. Tepat bukan berarti tanpa masalah, karena hidup sendiri adalah ujian. Namun memaknai tepat adalah tentang kompromi, saling memaafkan tanpa perhitungan dan saling menerima tanpa batas.
Tanpa kompromi akan ada emosi yang mudah meledak-ledak. Tanpa maaf, akan ada banyak kekesalan yang menjengkelkan. Dan tanpa penerimaan, takkan sampailah hati ini untuk merasakan arti "cukup".
Saat menikah, banyak sekali kekuranganku yang tiba-tiba bermunculan. Aku yang dahulu sewaktu sendiri, merasa apa yang ada dalam diriku saat itu "bukanlah kekurangan" namun ketika menikah beberapa hal dalam diriku berubah menjadi "kekurangan" dan merepotkan pasanganku.
Jika dahulu aku merasa diriku "cukup" penyabar, ketika menikah, kini aku merasa pasanganku lah yang teramat extra sabar menghadapi segala kerumitan dalam diriku.
Jika dahulu aku merasa diriku "bisa melakukan segalanya yang mesti dilakukan orang dewasa" ketika menikah, aku belajar meminta tolong, ini dan itu. Sebagai sulung, aku merasa rampung ketika didampingi sekaligus tenang ketika aku tahu, bahwa kami bisa saling mengandalkan dalam banyak hal.
Proses adaptasi pernikahan ini begitu menantang, menuntut banyak perbaikan diri dan juga mengandung banyak pelajaran hidup.
Setiap aliran penerimaan dari dirinya, terus menerus membuatku merasa bersyukur dan terharu akan betapa baiknya Allah telah menuliskan takdir kami.
Semoga Allah selalu menghimpun segala kekurangan-kekurangan kami yang berserakkan agar menjadi mozaik-mozaik yang mencukupkan.
Semoga Allah selalu menghimpun segala kebaikan-kebaikan kami yang berserakan agar teduh dan menentramkan dibawah naungan barokahnya sebuah pernikahan. Aamiin ya Rabb
Menuju magrib, 21 Maret 2023 18.15 wita
273 notes · View notes
pohonpinus · 1 year
Text
100.
Tumblr media
Suatu hari, akan ku ceritakan dengan sangat panjang bagaimana kisahmu dan kisahku bermula.
Tentang bgaimana bisa kamu jatuh cintaku kepadaku lalu mempertahankan semua perasaan itu sampai hitungan tahun yang sudah lebih dari sepuluh jemari?
Tahun ini, di antara rentetan jatuh bangunku, bertemu denganmu (lagi) adalah salah satu kebahagiaan yang mampu menutup semua sedihku.
Terima kasih, sudah menjadi tokoh manis yang tidak pernah ku duga kehadirannya. Tetap sederhana dan menyenangkan sampai akhir waktu, ya.
Jarak, 19.12 | 22 Desember 2022.
141 notes · View notes
pohonpinus · 1 year
Text
95.
“Seharusnya, mimpimu menjadi mimpinya juga.”
Akan sangat melelahkan jika kamu harus memadamkan nyala mimpimu supaya mimpinya bisa bersinar terang.
Akan sangat melelahkan jika kamu berhasil akan sesuatu lantas ia tidak terlihat senang dengan pencapaian itu.
Akan sangat melelahkan jika kamu tidak didukung secara penuh, disepelekan sekaligus diragukan padahal kamu sedang memperjuangkan sesuatu yang sangat kamu dambakan.
Akan sangat melelahkan jika kamu terus-terusan berkorban sementara ia merasa kamu tidak melakukan apa-apa.
Sungguh, perjalanan yang sangat melelahkan sehingga kamu akhirnya tenggelam lalu hilang.
Rintik, 19.40 | 03 Desember 2022.
91 notes · View notes
pohonpinus · 2 years
Text
Malam ini aku belajar lagi banyak kebaikan dari suamiku. Meski aku masih terus berusaha untuk ngga memperlihatkan kebaikannya, tapi aku bahagia sesederhana tadi sepulang kerja ada titipan dua kotak besar makanan di pos satpam untuk kami, dari keluarga yang tadi urusannya dimudahkan suamiku dan tentu dengan seizin Allaah.
Begitu masuk rumah aku bilang ke damar, Nak belajar banyak ngelakuin kebaikan dari papa ya.
Beliau banyak sekali menyembunyikan kebaikannya di depan orang atau teman temannya, beliau yang lebih suka membangun image santai dan di anggap biasa aja. Tapi aku yang paling tau tentangnya, kebaikannya, meski aku juga yang paling sering marah ke beliau, paling sering protes ini itu, paling sering ngga jelas. Padahal ujungnya selalu nyesel kalau udah inget inget kebaikannya atau tiba tiba di kasih kejutan.
Makasih ya suamiku, makasih untuk semuanya. Meski aku masih saja banyak ngeluhnya. Semoga Allaah jaga kita selalu, Allaah berkahi kita selalu. Gatau kenapa aku nulis ini, malem malem pas kita lagi makan dimsum :)
Aku bersyukur sekali ada di sisimu.
32 notes · View notes
pohonpinus · 2 years
Text
Surat dari jauh; 05.
Tumblr media
Untuk Bumi—yang jauh dan rahasia.
Keep reading
102 notes · View notes
pohonpinus · 2 years
Text
Kemudian aku semakin sadar bahwa sepasang itu bukan hanya perihal saling menerima. Tapi juga saling dukung dalam banyak kekurangan dan keadaan.
Mereka yang sepasang adalah mereka yang seiring sejalan. Mereka yang menjadi support system bagi yang lainnya. Mereka yang saling menghargai perasaan. Mereka yang saling tahu batasan.
Karena betapa banyak yang mencoba menjadi sepasang, mampu menerima tiap kekurangan tapi lupa caranya menghargai pasangan.
Betapa banyak yang riuh perihal visi misi pernikahan tapi rupanya lupa bahwa sikap menghargai juga meliputi hal-hal kecil yang kerap kali diabaikan.
02:46 a.m || 22 Maret 2022
428 notes · View notes
pohonpinus · 3 years
Text
Kepadamu, yang Entah
Aku adalah kekurangan, bukan kelebihan.
Kelak perjalananmu akan semakin menanjak jika bersamaku.
Di perjalanan itu, aku tidak bisa memastikan untuk selalu teduh tanpa amarah, juga senantiasa tampil dengan sabar tanpa batas. Atau gembira tanpa luka. Juga kehidupan yang selalu dipenuhi senang atau kecantikan tanpa kesedihan.
Aku adalah kekurangan yang selalu berusaha memberi yang terbaik. Kekurangan yang senantiasa memperbaiki kesalahan-kesalahan.
Aku tidak bisa menjanjikan apa pun. Bahkan bisa jadi perjalananmu saat bersamaku akan dipenuhi badai dan debar yang sukar ditenangkan.
Tapi terima kasih sudah memilihku. Walau kita adalah sepasang yang tidak sempurna, aku akan senantiasa menerima segala celahmu. Serupa kamu yang selalu memaklumi kekuranganku.
Kupastikan untuk selalu menghargai dan menghormatimu. Berlapang dada atas perangai yang melekat utuh di dalam dirimu. Bersabar untukmu demi amanah yang besar.
Sekali lagi, aku tidak bisa menjanjikan apa pun padamu. Namun semoga kekurangan-kekurangan kita justru menjadi pelengkap atas diri masing-masing. Saling menutupi, saling memaafkan tanpa letih.
Karena kita adalah sepasang saling yang tidak akan pernah menjadi sempurna. Untuk itu aku ingin berterima kasih. Sebab dengan banyaknya kekurangan yang melekat pada diri ini, kamu justru masih memilihku.
10:30 p.m || 08 Agustus 2021
311 notes · View notes
pohonpinus · 3 years
Text
Mendefinisikan "Kamu"
Ketika memutuskan untuk mendefinisikan kembali makna "kamu", barangkali adalah tentang sosok yang tidak lagi berkisar pada perasaan, namun penerimaan.
Barangkali adalah tentang sifat-sifat baik yang melekat pada ingatan.
Mendefiniskan "kamu" barangkali tidak lagi perihal sosok manusia dengan segala kriteria yang dulunya sudah disusun sedemikian rupa. Namun tentang hal-hal baik yang melekat dalam kepala.
Karena rupanya benar, mendefinisikan "kamu" adalah tentang muara bernama keikhlasan.
Mendefinisikan "kamu" adalah perihal sesuatu yang lebih dari sekadar menerima.
Maknanya berubah menjadi lebih luas, lebih ikhlas.
10:47 p.m || 11 September 2021
87 notes · View notes
pohonpinus · 3 years
Text
9/11
Kamu tidak bisa menahan mentari untuk tetap tampil cantik saat senja. Ia harus berganti peran dengan sang rembulan ketika malam datang. Lantas, mengapa memilih untuk tetap tinggal? Bukankah cahaya sang rembulan lebih indah dan meneduhkan? Bukankah ada banyak bintang lain di atas sana yang jauh lebih bersinar ketika malam datang? Tidak seperti mentari, yang (mungkin) panasnya lebih sering membakar dirimu, yang mungkin cahayanya sedikit lebih menyilaukan. Atau mungkin memang sangat menyilaukan hingga tidak ada yang berani menatapnya.
Namun, kata bumi..
Untuk apa aku berpaling? Sekalipun malam telah datang, bukankah mentari akan tetap bersinar? Untuk apa aku berpaling? Bukankah sang rembulan yang selalu dipuja itu mendapatkan cahayanya dari mentari?
Meskipun menurut mentari panasnya membakar bumi, tapi yang sebenarnya terjadi adalah justru menghangatkan. Karena bumi tahu, ada batas yang (masih) harus dijaga agar panas mentari tidak membakar dirinya.
Pagi hari, 10:55 | 9 November 2021.
0 notes
pohonpinus · 3 years
Text
Suatu hari nanti perasaanmu akan sampai, pada dia yang diam-diam membaca setiap tulisan-tulisan mu. Yang dari kejauhan hanya ada doa kebaikan yang melangit untukmu. dia akan tetap pada tempatnya. Tidak ingin mengusik mu meski hanya dengan sebuah sapaan yang hari ini dianggap sudah biasa.
Suatu hari nanti perasaanmu pun akan sampai, pada dia yang memahami setiap diam tak berarti marah. Namun dalam diam ada keanggunan seorang wanita. Bahasa diam tak selalu diartika meredam amarah. Ia akan paham bahwa diam mu mengandung banyak arti kebijaksanaan.
Suatu hari nanti perasaanmu akan sampai, pada dia yang menerima mu dan hati yang lapang. Yang kesabarannya membuatmu menjatuhkan hatimu dengan tulus kepadanya. Tak banyak yang demikian. Dan kamu akan sangat bersyukur sebab Allaah mentakdirkan hidupmu berdampingan dengan hidupnya.
Suatu hari nanti perasaanmu akan sampai, pada yang ingin membersamaimu selalu dalam mendukung mimpi-mimpimu.
Sebelum hari itu tiba, maka banyaklah memohon kepada Allaah. Agar kelak Allaah izinkan bertemu dan sehidup sesurga bersamanya.
230 notes · View notes
pohonpinus · 3 years
Text
kayak engga boleh lelah, padahal kan silakan. it can happen. it something we can’t deny.
kayak engga diperbolehkan mengekspresikan rasa lelah, padahal yang harus dihindari memanjangkan keluh kesah.
sering kita temui kondisi dimana ketika ada seseorang yang bilang “capek” dan sejenisnya tanpa embel panjang naninu di belakangnya langsung dianggap gak bersyukur, lemah, tukang ngeluh, manja, cengeng dan sebagainya. padahal mereka gak lihat battlefield yang udah dijalanin orang itu kayak apa dan gimana. atau mungkin mereka sebenarnya liat tapi ya gak mau peduli aja, gamau coba memahami kondisinya, atau menganggap remeh “yaelah baru segitu doang”. pokoknya kalau kayak gitu ya lemah, tidak Lillah, tidak bersyukur saja titik. 
barangkali ini jadi salah satu alasan kenapa banyak orang menahan diri untuk gak terbuka secara personal tentang rasa lelah dan penat yang dialami. ya karena adanya anggapan macem itu. seringkali feedback yang didapet gak cukup empathetic dan gak sesuai sama apa yang diharapkan. terlebih kalo anggapan itu justru dateng dari orang yang dipercaya. kayak misalnya, “harusnya tu kamu bersyukur masih bisa ina inu disaat orang lain blablabla” atau “ya namanya juga berjuang, kamu harus kuat. kurangin ngeluhnya” dan semacamnya.
padahal di saat kayak gitu, mereka yang sedang dalam kondisi mentally exhausted ya cuma pengen dan butuh didenger, dikasih ruang, ditemenin duduk, dipeluk, dipukpuk punggungnya, digenggam tangannya, dibilang “gapapa, it’s ok to take a rest” atau “eksrim yuk!” dan berbagai bahasa cinta lainnya.
mereka itu gak lagi seeking attention. mereka cuma lagi butuh waktu sebentar buat memproses, menerima dan mem-validasi perasaan mereka sendiri. and that’s good! buat saya, manusia yang jiwanya sedang lelah, bersedih, kecewa, dan/atau berduka adalah mereka yang sedang butuh lebih banyak dicintai ketimbang dimotivasi.
괜찮아, 잘 될 거야 :)
2021.8.20
37 notes · View notes
pohonpinus · 3 years
Text
Sedih:'(
Padahal suka banget baca tulisan ka langitawan.
Langit Awan
Menuliskan tentang langit awan seperti membayangkan sebuah langit biru yang dipenuhi gumpalan awan-awan indah. Bagiku langit awan lebih dari sekedar akun, meski pada kenyataannya hanya sebuah akun yang berisi tulisan-cerita-harapan-ingatan dari isi kepala seorang perempuan yang menyukai bunga matahari.
Aku dan langit awan mulai mengenal laman biru tua di waktu yang sama, kami lahir di tahun yang sama dan aku sangat mengagumi bagaimana langit awan mampu tegas terhadap perasaannya sebagai perempuan.
Dalam setahun terakhir, takdir menuliskanku mengenal langit awan lebih dari sekedar saling sapa di tumblr. Aku sering mendengar cerita-ceritanya secara langsung dan dia pun mendengar cerita urusan perasaanku yang seakan tiada berujung. Semoga cerita masing-masing dari kami akan berujung baik, aamiin.
Entah kenapa setelah langit awan memutuskan meninggalkan laman biru tua ini, aku merasa sedih. Meskipun kata mbak Yayah jangan berlebihan dan kata si langit awan, itu kan hanya akun. Yang nyata aku disini loh Kia, aku ada disini.
Mungkin karena aku adalah makhluk sentimental yang kompleks, seorang introvert yang perasa namun selalu lupa cara menumpahkan kesedihan melalui air mata. Hingga aku hanya merasa sedih saja tanpa aku tahu bagaimana menghapusnya. Aku berpikir lebih dari biasanya akhir-akhir ini, tentang laman biru tua ini.
Kini langit awan sudah pergi, #ruangceritakina takkan ada lagi. Mungkin kelak aku akan tiba pada fase yang langit awan rasakan. Kini laman biru tua ini telah jauh berubah, tidak sebiru dahulu dan tidak mampu bersembunyi seutuhnya lagi. Sejujurnya aku bisa mengerti mengapa langit awan pergi dan setidaknya aku bersyukur pernah menjadi pembaca tulisan-tulisannya.
Sore yang terasa lelah, 6 Juli 2021 16.15
37 notes · View notes
pohonpinus · 3 years
Text
Perjalanan dan doa
Tumblr media
Perjalanan ini berbatas, namun mengarunginya seolah terasa tanpa batas.
Waktu yang terus bergulir, raga yang saban detik menua, ingatan yang semakin banyak melupa dan kenyataan di masa depan yang selalu tak pernah mampu terduga; yang seringkali mengalahkan harapan dan rencana yang telah terbingkai.
Diatas setiap rencana, ada rencana-Nya. Sungguh takdir tidak memiliki warna dan setiap ketetapan-Nya tentu yang paling baik dan sempurna. Selalu adil dan berhikmah jika di pandang dari sudut keimanan.
Pada setiap jejak-jejak langkah akan hadir perasaan lelah.
Diantara teriknya siang dan pekatnya malam akan terselip perasaan ingin menyerah.
Pada setiap badai yang di bawa oleh angin dan petir yang hadir diantara hujan-hujan, akan ada perasaan penuh ketakutan akan setiap murka-Nya.
Pada setiap persimpangan ragu dan jalan buntu akan hadir kesadaran tentang betapa kerdil dan lemahnya diri tanpa kehadiran-Nya dalam hati dan pertolongan-Nya di sisi.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ
“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS. Al Baqarah: 45)
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ
"Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku" (QS. Al Qasas: 24)
Semoga segala perjalanan dan niat yang mengusahakan segala bentuk kebaikan selalu dipermudah, dikuatkan, diberi perlindungan dan sampai kepada tujuan. Aamiin.
Setetes embun, 5 Juli 2021 05.43
163 notes · View notes
pohonpinus · 3 years
Text
Aku kira kita yang paling istimewa.
Hidup ditanah yang damai. Memiliki segala kekayaan. Juga bisa menentukan nasibnya sendiri.
Bukan negeri yang penuh dengan peperangan. Bahkan tinggal dirumah sendiripun bisa di usir pergi.
Aku kira kita yang paling istimewa.
Membuka jendela pagi menyaksikan mentari pagi. Berjalan di tengah malam, menyaksikan gemerlap bintang.
Bukan negeri yang penuh dengan ketakutan disana-sini. Tak ada mentari pagi, apalagi bintang di malam hari. Hanya ada asap yang membumbung tinggi.
Tapi istimewa di mata manusia bisa jadi berbeda di mata Tuhan. Mereka yang rela mati membela negerinya selalu ada tempat lebih istimewa dibumi dan dilangit.
Nyawa mereka pergi. Tapi namanya terus abadi. Bukankah tak ada keluhuran paling abadi selain mempertahankan diri sendiri dan orang disekitarnya dari kerusakan?
Kita memang hidup nikmat. Tapi mereka memiliki kesempatan untuk hidup terhormat. Kita memang hidup laksana ditaman surga. Tapi bisa jadi mereka lebih dekat untuk menggapai surga sesungguhnya.
Cukup ingat kata Bung Karno "Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel".
Doa terbaik dari kami. Untuk kedamaian dan perdamaian di Palestina.
162 notes · View notes