Tumgik
mutialatief · 2 years
Text
Kehidupan Keluarga di Era Digital
Ngomongin kehidupan berkeluarga, rasa-rasanya tak pernah ada habisnya ya karena banyak hal yang perlu didiskusikan seperti keuangan keluarga, visualisasi mimpi keluarga, hingga pembagian peran dalam keluarga itu sendiri. Saya yakin pasti semua teman-teman sudah banyak sekali mendapatkan wejangan dari para calon mertua (dari yang udah jadi mertua sampai yang tadinya bakal jadi calon mertua tapi gak jadi. Terus martabak-martabak yang selama ini dibela-belain beli dengan gaji pas pas an gimana kabarnya HH sad).
Nah, disini saya bakal share sesuatu yang mungkin tidak banyak di share oleh generasi sebelum kita. Apa itu? Kehidupan Keluarga di Era Digital. Pertanyaan pertama yang ingin saya tanyakan yakni:
"Kamu sama pasangan kan udah punya email masing-masing, tapi udah punya email bersama belum?"
Di era serba digital ini, semuanya membutuhkan email. Email bersama ini bisa dimulai dari tahap mana aja, bahkan kalau kamu lagi pacaran sama dia dan sedang ada dalam tahap serius menuju pernikahan. Email ini bisa mulai dibuat? emang fungsinya apa? apa se-urgent itu? Yups. Email akan menjadi identitas keluarga kita ke-depannya. Berikut beberapa fungsi email keluarga yang saya coba rangkum
1. Komunikasi dengan Pihak Luar
Buat kamu yang sedang merencakan DIY wedding dream, email ini bakal berguna banget karena pas kita ngehubungin vendor-vendor, kita bakal diminta email. Pas diminta ngisi form, kan keren tuh bisa nulisin email yang ada nama kamu sama dia nya kaya [email protected]. Orang vendor bilang "wah gila solid banget ini pasangan, ada emailnya haha".
2. Buat Google One/Apple Family Sharing jadi Data Center of Family (Tsah!)
Rasa-rasanya sayang banget kalau moment selama kita bersama pasangan hilang gara-gara hp nya udah harus ganti (terus gak ke-back up) atau ada yang maling haha. Tentunya butuh memori gede banget buat nyimpen semua momen-momen itu. Nah, buat kamu yang langganan Google One pasti udah tau kalau ada fitur sharing family di google dimana kita bisa memasukan semua anggota keluarga kita ke dalam satu cloud (kapasitasnya ga cuman 15 GB lagi). Nah, email barengan ini bisa dipake buat itu (tapi harus langganan google one dulu ya).
3. Managing The Financial
Saya gak tau temen-temen pake aplikasi apa buat mengatur keuangan keluarga. Tapi saya punya saran menggunakan aplikasi yang namanya Money Lover. Dengan email keluarga yang berlangganan fitur premium (nanti bisa buat banyak wallet), email ini bisa digunakan sama semua anggota keluarga, bahkan anak-anak kita. Yah, sekalian latihan mencatatan cashflow sekecil apapun itu. Habit itu penting dan harus dibangun sejak dini.
4. Set Agenda Bersama
Teman-teman pernah nyoba optimalisasi fitur google calendar belum? Kalau belum, fitur ini layak dicoba. Email bersama ini bisa digunain buat itu. Semua agenda keluarga (bukan pribadi), bisa diset di calendar dengan menggunakan email keluarga tadi. Jadi nanti, bakal ada pilihan family. Nah setiap anggota keluarga tinggal subscribe calendar kesana. Ini berguna banget buat ngeliat jadwal keluarga kita.
5. Digital HeadQuarter
Ada banyak platform/tools yang bisa dipake buat yang satu ini sebenarnya, salah satunya Notion. Email bersama pasangan ini bisa digunakan sebagai email buat daftar Notion yang nantinya akan menjadi markas utama dari semua kegiatan keluarga (projek kebaikan, buku bersama ea, database akun penting, file anak-anak, keuangan bulanan yang terintegrasi dengan money lover, sampai pengembangan diri keluarga). Dengan sat set sat set dan sedikit advanced skill dalam menggunakan Notion. semuanya bisa terwadahi dalam satu markas besar
Alright, sekian mungkin tulisan kali ini. Sebenarnya masih banyak yang mau saya tuliskan terkait kehidupan digital keluarga ini. Dari mulai email ini juga bisa dipake buat berkarya di IG barengan (kaya rafi ahmad sama Nagita) atau Youtube barengan sebagai tempat healing lelah di tempat kerja. Dah ah, sekian dulu tulisan kali ini. Oh iya, saya lagi nge bangun life at notion yang nantinya bakal ngejelasin terkait kehidupan keluarga di era digital ini (dan cara penggunannya). Nantikan ya coming soon di tumblr kesayangan anda. Semoga bermanfaat, merci beaucoup and thanks for having a beautiful mind!
82 notes · View notes
mutialatief · 5 years
Text
Ibrahim, Ayah Teladan
Bukan, bukan. Bukan mau nyeritain suami hehe. Tar kegeeran lagi. Kemarin2 aja dengan pede bilang, ibrahim kan artinya bapak yg penuh kasih sayang. Iya deh, iya. Jadi do'a yaa insyaAllah. Dikaruniakan hati lembut yang penuh kasih sayang. Tapi dibanding saya, empati papanya sara memang lebih tinggi. Prinsip mengutamakan keluarga itu yg utama. Pantes hasil tes stiffin nya feeling eaaa malah kemana2 bahasannya.
Kali ini dari tulisan Ust. Bendri mumpung suasana menjelang idul Adha.
1| Dalam suasana Idul Qurban kali ini, kita akan coba bahas tokoh keluarga hebat dan utama yg disebut dlm Alquran. Beliau adalah Ibrahim. Ayahanda para nabi
2| Kesibukannya dalam bekerja dan dakwah tak mengurangi nilai kepeduliannya terhadap keluarga. Beliau contoh dalam ‘work life balance’
3| Kesetiaan terhadap istri tak perlu diragukan. Meski belum beroleh keturunan, tak sembarang cari lagi pasangan hingga Allah memerintahkan
4| Pilihan menikah lagi dengan siti hajar adalah untuk kebaikan generasi depan. Bukan sekedar pilihan syahwat. Sebab siti sarah tak kunjung beroleh anak
5| Kerinduan terhadap anak seiring dengan upaya memilih ibu yg tepat baginya. Menikahi siti hajar diniatkan bukan sekedar mencari istri untuknya tapi ibu untuk anaknya
6| Hak anak ditunaikan sedari awal. Sejarah membuktikan pilihan terhadap hajar adalah tepat. Pengorbanan dalam bukit safa marwa sebagai teladan
7| Siti hajar dinikahi untuk siap menjadi pengasuh. Rela berlapar-lapar kesepian demi menjalankan tugas pengasuhan yang nilai dasarnya dicanangkan Ibrahim
 Ayah yang hebat bermula dari ketepatan dalam memilih pasangan hidup. Bukan sekedar untuknya, namun juga bagi anak-anaknya nanti
9| Pun, saat harus berpisah dan meninggalkan anak istri demi tugas. Kelayakan tempat tinggal jadi prioritas demi memudahkan pengasuhan
10| Beliau lebih memilih negri aman terasing yg jauh dan tandus demi dekat dengan rumah Allah dibandingkan dekat dengan pasar
11| Pilihan aneh namun menunjukkan visi seorang ayah. Agar anak lebih cinta dan dekat dengan Allah dibandingkan memuaskan perutnya
12| Biarlah anakku dicukupkan rezkinya jika ia lebih dekat dengan rumah Tuhannya. Demikian kira-kira visi beliau dalam memilih rumah
13| Visi ini bersambung kepada satu cita-cita besar. Yakni mencetak generasi penegak sholat. Sebab dari sholatlah bermula semua kebaikan anak
14| Bukan sekedar menjalankan sholat, tapi menegakkannya. Dan ini bermula dari kedekatan anak kepada rumah Allah yakni masjid
15| Jika urusan ibadah dan aqidah sudah ditegakkan (QS 14 : 35-37), maka tak kalah penting adalah mengajarkan anak bersikap simpatik
16| Dalam doa beliau berharap keturunannya disukai oleh banyak manusia karena dihiasi akhlak yg indah. Ayah peduli terhadap urusan sosial anak
17| Mengajarkan perilaku simpatik dengan cara simpatik. Tak ada bentakan kasar dari beliau kepada anaknya meski dalam urusan ibadah
18| Saat perintah Allah turun untuk penyembelihan. Meski atas nama Allah, maka beliau tetap penuhi hak anak yaitu : berdialog
19| Ismail kecil saat itu merasa nyaman, mendapatkan perintah Allah melalui ayah yang menghargai hak-haknya. Tak memberi doktrin apalagi ancaman
20| Dimulai dengan mengajak anak bermain, meluncurlah kalimat tentang apa yang dialami sang ayah ‘ayah mimpi menyembelihmu atas titah Allah’
21| Ismail kecil jadi memahami perasaan seorang ayah yang dapat perintah Allah dan tak kuasa menolak. Kasih sayang yang dibatasi oleh aqidah
22| Makin terpesonalah ismail kecil begitu meluncur kalimat dari sang ayah ‘bagaimana pendapatmu nak atas mimpi ayah?’ (QS. 37 : 102)
23| Kalimat yg menunjukkan bahwa seorang anak punya hak untuk ditanyai pendapatnya tanpa perlu diancam atau diiming-imingi
24| Sehingga meluncurlah jawaban dari anak yang dihargai haknya oleh sang ayah ‘lakukan perintah Allah yah. Mudah-mudahan aku menjadi orang sabar’
25| Jawaban yang menunjukkan rasa takut yang berhasil dilawan karena didukung oleh Ayah yg menghargai hak-haknya. Inilah cara tepat memotivasi anak
26| Pertemuan yg berkesan antara ayah dan anak meski jarang sekali bersama. Sang ayah memaknai setiap interaksi dengan anak secara berkualitas
27| Saat tak bersama dengan anak pun tak putus doa disampaikan ke langit. Mengasuh dari jarak jauh dalam kawalan doa pada Sang Kuasa
28| Kesibukan tak halangi sang ayah untuk pikirkan generasi tangguh masa depan. Dan tekad dalam doanya Allah kabulkan
29| Ishaq, Ismail, Yaqub, Yusuf hingga kanjeng nabi Muhammad merupakan keturunan langsung ayah hebat ini
30| Gelar nabi diwariskan ke anak cucunya bukan semata-mata warisan namun buah dari kesungguhan beliau sebagai ayah yang peduli pengasuhan
31| Semoga banyak ayah yg bisa mengambil teladan dari sosok Ibrahim : ayah hebat sepanjang zaman. Sekian.
==================
Ibrahim, Ayah Teladan
Oleh: 
Ustadz Bendri Jaisyurrahman
99 notes · View notes
mutialatief · 5 years
Text
Jika Anak Bertanya tentang Allah
Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH . Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya…
Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?” Tanya 2: “Bu, bentuk Allahitu seperti apa?” Tanya 3: “Bu, kenapa kita gak bisa lihat Allah? Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana? Tanya 5: “Bu, kenapa kita harus nyembah Allah?”
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?
Jawablah :
“Nak, Allah itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Tanya 2: “Bu, bentuk Allah itu seperti apa?”
Jangan jawab begini :
“Bentuk Allah itu seperti anu ..ini..atau itu….” karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.
Jawablah begini :
“Adek tahu ‘kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing,..semuanya.. nah, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
فَاطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ أَزۡوَٲجً۬ا‌ۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِ‌ۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬‌ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١١)
[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)
Tanya 3: “Bu, kenapa kita gak bisa lihat Allah?
Jangan jawab begini :
Karena Allah itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Jawaban bahwa Allah itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. [Al-Hadid (57) : 3]
Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Allah dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Allah itu nyata senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.
Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) “barang” dan “sesuatu” yang ditujukan pada Allah. Bukankah sudah jelas dalil Surat Asy-Syura di atas bahwa Allah itu laysa kamitslihi syai’un; Allah itu bukan sesuatu; tidak sama dengan sesuatu; melainkan Pencipta segala sesuatu.
Meskipun segala sesuatu berasal dari Zat-Sifat-Asma (Nama)-dan Af’al (Perbuatan) Allah, tetapi Diri Pribadi Allah itu tidak ber-Zat, tidak ber-Sifat, tidak ber-Asma, tidak ber-Af’al. Diri Pribadi Allah itu tidak ada yang tahu, bahkan Nabi Muhammad Saw. sekali pun. Hanya Allah yang tahu Diri Pribadi-Nya Sendiri dan tidak akan terungkap sampai akhir zaman di dunia dan di akhirat.
[Muhammad melihat Jibril] ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu Yang Meliputinya. Penglihatannya [Muhammad] tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampaui-Nya. (Q.S. An-Najm: 16-17) {ini tafsir dari seorang arif billah, bukan dari saya pribadi. Allahua’lam}
Jawablah begini :
“Mengapa kita tidak bisa melihat Allah?”
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris )
“Adik bisakah nampak matahari yang terang itu langsung? Tidak ‘kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah,melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi,Bagimana kita mau melihat Pencipta matahari itu. Iya ‘kan?!”
Atau bisa juga beri jawaban :
Adek, lihat langit yang luas dan ‘besar’ itu ‘kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit ‘kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita salat. Allah Mahabesar.
Bisa juga dengan simulasi sederhana seperti pernah saya ungkap di postingan “Melihat Tuhan”.
Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek ‘kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari Sobat setelah itu?
Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. “Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara.”
Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana ?“
Jangan jawab begini :
“Nak, Allah itu ada di atas..di langit..atau di surga atau di Arsy.” Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Lalu jika Allah ada di langit, apakah di bumi Allah tidak ada? Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Allah…berarti prinsip Allahu Akbar itu bohong? [baca juga Ukuran Allahu Akbar]
Dia bersemayam di atas ’Arsy. <— Ayat ini adalah ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang wajib dibelokkan tafsirnya. Kalau dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal makna denotatif dan konotatif, nah.. ayat mutasyabihat ini tergolong makna yang konotatif.
Juga jangan jawab begini :
“Nak, Allah itu ada di mana-mana.”
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Allah itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.
Jawablah begini :
“Nak, Allah itu dekat dengan kita. Allah itu selalu ada di hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Allah selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada.”
“Qalbun mukmin baitullah”, ‘Hati seorang mukmin itu istana Allah.” (Hadis)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.(Q.S. Al-Hadiid: 4)
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 115)
Allah sering lho bicara sama kita.. misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan,..nah, itulah bisikan Allah untukmu, Sayang.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al-Baqarah: 213)
Tanya 5: “Bu, kenapa kita harus nyembah Allah?”
Jangan jawab begini :
“Karena kalau kamu tidak menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke surga.”
Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Allah bahkan menjadi benih syirik halus (khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka,”Masak sama Allah kayak dagang aja! Yang namanya Allah itu berarti butuh penyembahan! Allah kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, surga; kalau gak diturutin, neraka!!”
“Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya.” (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)
Jawablah begini :
“Nak, kita menyembah Allah sebagai wujud bersyukur karena Allah telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi.. kalau mesti bayar, ‘kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.
Kalau Adek gak nyembah Allah, Adek yang rugi, bukan Allah. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam. (Q.S. Al-Ankabut: 6)
Katakan juga pada anak:
“Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Allah, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?! (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
“Kenapa, Bu ?”
“Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal
Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Allah tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Allah selalu ada untuk kamu. Nanti, Allah juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu.”
Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Allah. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).
Wallahua’lam.
Sumber :  Jika Anak Bertanya tentang Tuhan | Muxlimo’s
Being a mom is a big deal, preparation is a must. Karena nasib peradaban ini dipercayakan pada tangan para ibu.
Go follow @SuperbMother | superbmother.tumblr.com
5K notes · View notes
mutialatief · 5 years
Text
Semua akan ada saatnya, tugas kita hanyalah mempersiapkan
Bandung, 6 Januari 2019
1 note · View note
mutialatief · 6 years
Photo
Tumblr media
BUKAN HANYA SOAL UANG Segala sesuatu tidak hanya serta merta memerlukan uang, begitupun dengan julukan kaya dan miskin bukan dipandang berdasarkan jumlah harta yang dimiliki, jenis pakaian, atau kendaraan yang dipakai namun karakter diri yang selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada hakikatnya seseorang yang terus menerus bekerja dengan orientasi ingin mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, bukan untuk menghidupi hidup melainkan untuk menghidupi gaya hidup, sehingga ia tak pernah bersyukur dan merasa cukup dengan rezeki yang ada, sehingga terjerumuslah ia kepada sikap ujub. Sedangkan untuk menghidupi hidup sejatinya tak memerlukan uang, hanya perlu sifat yang Qonaah, bersyukur dan merasa cukup dengan rezeki yang ada. Gaya hidup yang sederhana namun sebenarnya memiliki kekayaan yang tak terhingga. Selama jiwanya masih meminta, ingin ditraktir, ingin dibayari, meskipun hartanya banyak tetaplah bergelar sebagai orang miskin. Karena orang kaya, tangannya tak pernah dibawah, ia selalu berusaha merasa cukup tak mengharap pemberian manusia, malah yang ia pikirkan bagaimana cara untuk bisa memberi, memberi, dan memberi. Ubahlah pikiran-pikiran untuk terus bekerja sebagai karyawan yang orientasinya hanya untuk mendapatkan uang, tapi jadilah entrepreneur yang dapat memberikan kebermanfaatan lebih, bukan hanya sekedar uang. Jadilah entrepreneur yang memiliki 4 karakter bisnis: - Shidiq (Benar) - Tabligh (Menyampaikan) - Fathanah (Cerdas) - Amanah (Dapat dipercaya) Jadilah entrepreneur yang cerdas, buanglah jauh-jauh kebodohan dengan terus menimba ilmu selagi mampu, sehingga dapat menjadi entreprener yang bekerja cepat dan menghasilkan sesuatu dengan biaya yang murah, berbeda dengan yang dikerjakan orang yang bodoh, bekerja lama dan menghasilkan sesuatu dengan biaya yang mahal Untukmu yang merasa akan menjadi dokter jadilah dokter entreprener dengan berbisnis di bidang kesehatan yang salah satunya membangun Rumah Sakit sendiri, jangan terus menjadi dokter pekerja. Mari tanamkan dalam hati untuk bisa membangun lebih banyak lagi Rumah Sakit Muslim yang memberikan banyak manfaat. Mulailah menyusun timeline untuk mewujudkan hal tersebut, dan perbanyaklah menuntut ilmu memanage Rumah Sakit, lalu praktikanlah dengan membangunnya. Satu hal yang tak kalah penting, yakinlah tentang apa-apa yang dikerjakan begitupun dengan niat membangun Rumah Sakit Muslim sendiri, karena jika mulai tidak yakin dengan apa yang dikerjakan maka sama halnya dengan tidak bertanggung jawab. -SAFARI #1 Asy Syifaa- Bandung, 4 Februari 2018
2 notes · View notes
mutialatief · 6 years
Text
Pergi Terlalu Jauh
Akan ada yang selalu menanti saat kita sudah memutuskan untuk pergi. Mungkin karena keberadaan kita yang dianggap berarti dalam hidup mereka, mungkin karena hanya gurauan kita yang bisa hilangkan sepi, mungkin cuma rangkul hangat kita yang selalu bisa menyemangati, dan juga mungkin segala tingkah laku kita yang sudah terlanjur mengisi mereka di setiap hari.
Tidak ada satu pun dari kita yang begitu menyukai perpisahan. Saat harus memaksa diri untuk beranjak meninggalkan, lalu kemudian harus belajar menghadapi kehilangan. Karena banyak dari kita yang sudah mengalami, kemudian paham. Kalau semua bisa memilih pergi. Tapi tidak semua punya pilihan, kemauan, juga kesempatan untuk bisa kembali.
Kalau kita berada di sisi yang pergi, coba sesekali kembali. Entah hanya menyapa, mendatangi, menawarkan, atau memberikan sesuatu pada mereka yang sudah begitu jauh kita tinggalkan.
Kalau kita berada di sisi yang lainnya, tidak perlu sungkan, tidak perlu gengsi untuk mencoba menyambung kembalI.  Mungkin memang kita yang harus lebih dulu memulai. Bukan karena lebih butuh, atau dikarenakan penyebab lainnya. Hanya saja, kesibukan tanpa jeda memang seringkali membuat kita lupa. Sehingga menjauhkan beberapa manusia yang pernah begitu dekat.
Surabaya, 1 Februari 2018 © Danny Dzul Fikri
264 notes · View notes
mutialatief · 6 years
Text
Didengar, Dikuatkan, Diyakinkan
Ada beberapa yang memilih untuk bercerita, dan bertanya harus bagaimana terhadap apa yang sedang mereka alami. Meski mereka sudah tahu apa jawabannya, juga apa yang sebaiknya mereka lakukan. Tidak ada yang salah dengan hal ini, tidak ada yang perlu dipandang berbeda, labil, atau di cap lemah.
Ada beberapa yang mungkin cukup berat untuk memendamnya seorang diri, sehingga perlu untuk mengurangi sedikit bebannya dengan membagikan apa yang ia rasakan pada orang lain. Bukan lantas beban itu akan hilang begitu saja. Juga bukan agar orang lain bisa merasakan beban yang sama. Mereka paham tentang itu. Tapi bercerita adalah cara yang mereka bisa tempuh untuk menata kembali ruang-ruang yang terbebani, untuk sedikit meredakan segala bentuk rasa sakit yang mereka alami. Setidaknya untuk saat itu.
Tumblr media
Tentu, yang paling utama adalah menyerahkan segala permasalahan pada yang memiliki segala bentuk jawaban. Tapi kembali lagi, pada keadaan yang sulit untuk dibilang tenang atau stabil, sebagian dari kita akan memilih berbagai jalan yang menurut kita baik pada saat itu. Sebagian dari kita, tidak semuanya.
Dan semakin kesini, saya semakin memahami. Baik dari pengalaman pribadi, ataupun dari pengalaman orang lain. Sebenarnya banyak yang sudah paham, kalau membagikan apa yang mereka sedang rasakan atau suatu hal yang sedang mereka alami pada orang lain, jawabannya seringkali tidak akan jauh-jauh dari sabar, jalani, terima, jangan menyerah, tetap semangat, dan sejenisnya. 
Tapi satu hal yang cukup mengerucut dibalik itu semua. Saat sedang terguncang, saat keadaan sama sekali tidak menenangkan, mereka. Mereka hanya ingin didengarkan, atau diyakinkan, atau juga dikuatkan dengan jawaban-jawaban yang sebenarnya sudah mereka tahu sebelumnya. 
Karena mungkin untuk mereka, itu adalah langkah yang perlu mereka coba tempuh lebih dulu untuk sedikit lebih tenang. Dan baru kemudian bisa memahami, kepada siapa segala permasalahan harus mereka serahkan. Meski mengerti, kalau hikmah tidak akan serta merta Tuhan perlihatkan. Begitu juga dengan jawaban, yang tidak bisa saat itu juga mereka dengar dan dapatkan.
Dengarkan, kuatkan, dan yakinkan. Apa-apa yang mereka ceritakan pada kita.
Surabaya, di tengah malam. - Danny Dzul Fikri
1K notes · View notes
mutialatief · 6 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Menemukan ini dari postingan teman, rangkuman salah satu kajian ustadz Adi Hidayat. Entah siapa yang buat ini, tapi MasyaAllah bermanfaat, semoga menjadi catatan amal kebaikan.
3K notes · View notes
mutialatief · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Catatan untuk diri sendiri.
288 notes · View notes
mutialatief · 6 years
Photo
Tumblr media
Diantara penatnya hiruk piruk dunia, Diantara lelahnya tersebab tugas-tugas dunia.
Terkadang kita butuh duduk sendirian Untuk merenungkan kehidupan ini, Sudah berapa banyak waktu kita yang habis untuk bekal hidup didunia ini? Lalu tersisa berapa banyak waktu untuk bekal kita bertemu dengan Allah? . Mungkin kita merasa sudah banyak melakukan amal shaleh, Sholat sudah, dzikir sudah, puasa sudah, Tapi tanyakan pada diri, Amal kebaikan yang mana yang kita bisa istiqomah bertahun-tahun melakukannya? . Mungkin kita pernah berjanji akan tilawah alQur'an satu lembar dalam sehari, atau mungkin kita pernah berjanji akan puasa senin kamis, atau mungkin kita pernah berjanji akan shalat dhuha 4rekaat dalam sehari, Tapi dalam setahun berapa kali amal kebaikan itu kita lakukan? . Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang kontinu (terus menerus) meski itu sedikit.” (HR. Muslim) . Jangan hanya semangat diawal tapi tidak istiqomah, apalagi sampai berhenti, jangan… Ingat usia kita sudah berapa? Hijrah kita baru berapa lama? Setahun? 5tahun? 10tahun? Sisa usia kita kemana? . Yuk jaga amalan" rutin kita, istiqomahkan, insyaa Allah dengan yang sedikit tapi istiqomah Allah izinkan kita masuk kesurgaNYA, aamiin . . 📝 @Murnisetya_
36 notes · View notes
mutialatief · 6 years
Text
Kehadiran Kita
                                             People come and go.
Orang lain akan selalu datang dan pergi dalam kehidupan kita, seperti halnya kita dalam kehidupan mereka. Menjadikan setiap kehidupan saling beririsan satu sama lain.
Dan setiap kedatangan mereka akan selalu membawa perannya masing-masing. Tidak akan pernah saling dipertemukan tanpa arti, tidak juga beririsan tanpa tujuan. Meski kita sendiri seringkali tidak peka, tidak terlalu mengerti peran apa yang ternyata sudah kita berikan ke dalam hidup orang lain. Karena yang kita rasakan saat itu, hanya seperti menjalani interaksi antar manusia seperti pada umumnya.
Ada orang lain yang datang menghadirkan kebahagiaan, ada orang lain yang tiba-tiba hadir menghadapkan kita pada kebimbangan, ada orang lain yang bahkan mengantarkan kita pada rasa sedih dan kecewa. Dan terkadang, kita yang menjadi orang lain itu.
Beberapa mungkin akan berperan sebagai jalan datangnya ujian, sebagian hadir dengan perannya sebagai pembawa pertolongan. Tidak harus dalam kurun waktu yang lama. Karena beberapa ia takdirkan beririsan dengan waktu yang singkat, namun begitu tepat.
Kita tidak bisa memilih menjadi apa dan menentukan ingin beririsan dengan kehidupan siapa. Tapi berperan sebagai apa, itu masih menjadi bagian yang bisa kita pilih dan upayakan.
Semoga kelak kita bisa menjalankan peran yang baik, di kehidupan siapapun yang kita ditakdirkan untuk ada didalamnya.
DANNY DZUL FIKRI Bondowoso, 3 Desember 2017
389 notes · View notes
mutialatief · 6 years
Text
:")
Suami Bagimu Belum Tentu Ayah Bagi Anak-Anakmu
Tumblr media
The world has change, and from year to year, children become fatherless - Anonymous
Seorang ahli psikologi berkata bahwa dunia berubah. Semakin banyak anak-anak yang yatim sekalipun ia memiliki seorang ayah. Ayah yang kehadirannya kian lama tak dirasakan lagi. Peran ayah kini kian lama kian bergeser. Hanya menjadi pencari nafkah tanpa memedulikan bagaimana tumbuh kembang anaknya karena sudah percaya pada ibunda. Maka ketika hasil pendidikan ibu yang didadaptkan tidak sesuai ekspektasi, akhirnya ayah cenderung menyalahkan istri, “Kamu nggak becus mendidik anak!”. 
Al Ummu, Madrosatul Ula, Ibu adalah madrasah pertama
Begitulah dalih yang barangkali sering dijadikan landasan mengapa seorang ayah sangat sibuk menafkahi. Namun teruntuk para ayah dan calon ayah (seperti saya :p) sadarlah. Ibu memang madrasah pertama bagi anak-anaknya. Namun ayah adalah kepala sekolahnya. Wahai para calon ayah, engkaulah kepala sekolah yang kelak akan menentukan visi bagaimana sekolah pertama anakmu kelak. Bisa kita bayangkan bagaimana seorang guru tanpa kepala sekolah. Ia bisa mendidik, namun tak punya arah yang jelas bagaimana peserta didik itu nantinya. Analogi itu pun sama dengan pendidikan anak. 
Tumblr media
Dan kau Ayah, adalah kepala sekolah bagi anak-anakmu
Peran ayah pun telah dicontohkan dalam Al-Quran. Ada Luqman, Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub, dan Imron. Merekalah contoh ayah-ayah yang luar biasa dalam mendidik anaknya. Seorang peneliti asal timur tengah, Sarah binti Halil, dalam tesis nya di Universitas Ummul-Quro, Makkah menuliskan bahwa dalam Al-Quran tertulis dialog ayah dengan anaknya sebanyak 14 kali, sedangkan dialog ibu dan anaknya hanya 2 kali. Tentu itu bukan merupakan sebuah kebetulan, sebab Quran adalah firmanNya. Hitunglah, 14 dibanding 2. Maka sudah jelas, peran sentral ayah dalam dunia anak tak terbantahkan. 
Hanya visi saja tentu tidak cukup. Seorang ayah sekaligus menjadi evaluator bagi anak-anaknya. Layaknya seorang pemimpin yang memiliki visi, ia pastilah yang paling tahu ke mana visi itu dibawa, dan di mana letak kesalahannya. Pun demikian dengan ayah, ia akan tahu ketika anak yang didiknya melenceng dari visinya. Tentu di sini tidak sekedar menjadi evaluator layaknya di perusahaan, namun tentu anak punya cara tersendiri agar evaluasimu mendidik, bukan membebani mereka. 
Sebab itulah wahai calon ayah dan mungkin ada ayah yang sudah membaca, karena kau lah sang penentu visi. Kau adalah kepala sekolah, bukan penjaga sekolah. Kepala sekolah adalah sang pembawa visi sekaligus evaluator. Penjaga sekolah adalah dia yang datang ketika lampu rusak, dapur bocor, kran mampet. Kau juga bukan donatur sekolah yang datang ketika sekolah membutuhkan uang. Kau adalah kepala sekolah, kunci dari pendidikan anak-anakmu. 
Sebab ayah yang sukses, bukanlah sosok yang hebat dalam karirnya, sosok yang banyak prestasinya, atau sosok yang kaya raya. Ayah yang sukses adalah ketika anak lelakinya kelak berkata, “Aku ingin seperti ayah” atau anak perempuannya berkata, “Aku ingin memiliki suami seperti ayah” 
- George Hilbert
822 notes · View notes
mutialatief · 6 years
Photo
Tumblr media
Ada orang yang melakukan kebaikan bersama sahabat terbaiknya. Ada orang yang melakukan kebaikan bersama pasangan hidupnya. Ada orang yang melakukan kebaikan bersama orang-orang terbaik di lingkarannya. Tapi, ada pula orang yang hanya menghabiskan waktu untuk bertanya-tanya dengan siapakah ia bisa menumbuhkan kebaikan-kebaikan.
Ada orang yang bersemangat melakukan kebaikan saat masih sendirian. Ada orang yang bersemangat melakukan kebaikan saat sudah menggenapkan separuh iman. Ada orang yang bersemangat melakukan kebaikan saat sendirian maupun dalam kebersamaan. Tapi, ada pula orang yang menghabiskan waktu hanya untuk berandai-andai dan merencanakan akan melakukan kebaikan jika dan hanya jika sudah begini dan sudah begitu.
Kebaikan jadi tertahan, hanya karena syarat-syarat yang tidak semestinya dipersyaratkan. Padahal, ada tiga misteri kematian, yaitu misteri waktu, misteri tempat, dan misteri keadaan. Maka, boleh jadi kebaikan itu tidak pernah terwujud dan hanya tertahan selamanya sebab salah satu dari tiga misteri tersebut telah datang.
Berbuat baiklah, berkaryalah, dan jadilah agen-agen kebaikan. Jangan tunggu kolaborasi, mulai saja dulu sendiri. Jangan tunggu menikah, mulai saja dulu saat sebelum menikah. Jangan tunggu kesempatan, tapi jadilah yang membuka kesempatan. Sebab, selamanya kebaikan akan selalu menemukan jalan. Tanpa perlu dicari, Dialah yang akan menunjukkan.
_____
Terinspirasi dari membaca, menonton, dan membicarakan karya kebaikan milik orang lain hari ini.
Picture: November Reading List - Wonderful Series ustadz @cahyadi_takariawan
163 notes · View notes
mutialatief · 6 years
Text
melakukan
kata media, milenial itu manja dan tidak setia. mereka kutu loncat, senang berganti-ganti pekerjaan. mereka ingin kebebasan dalam bekerja, tetapi juga ingin kepastian dalam berpendapatan. mereka merasa dirinya sangat berarti dan mahal–meskipun kemampuannya pas-pasan. mereka ingin hidup yang aman secara keuangan, tetapi gaya sosialita diutamakan–walaupun penghasilan mepet dengan cicilan.
saya milenial, saya mengamini sebagian kata-kata itu. kalau kita buat pencarian di internet dengan kata kunci boss vs leader, gambar-gambar tentang sikap bossy rasanya dekat dengan sebagian para milenial: tukang tunjuk dan malas melakukan. inginnya yang mudah, cepat, tetapi harus tetap hebat.
mungkin ada di sekitar kita, mungkin malah orang yang demikian adalah kita: menolak jika dimintai tolong (dengan berbagai alasan padahal alasan utamanya tidak punya skill yang cukup untuk melakukan hal tersebut), menghindar jika diajak belajar (dengan kesan bahwa kita sudah jago dan tidak perlu belajar padahal malu karena tidak bisa apa-apa), takut kepada kritik dan saran (sehingga memilih tertutup untuk dinilai orang), terlihat sibuuuk melulu tetapi tidak ada hasilnya (yah supaya tampak ada kerjaan saja). lalu, senang menyalahkan orang lain jika sesuatu berjalan tidak sempurna. di lain sisi, mengaku-ngaku dan mengklaim kontribusi saat prestasi kecil teraih. hah.
well, good luck living your life with that attitude! silakan pelihara sombongmu, egomu, angkuhmu, malasmu, manjamu. tapi, jangan marah-marah dan iri jika yang lain sudah jauh melangkah sedangkan kamu tidak kunjung berubah. jangan menyesal jika kamu tidak ke mana-mana.
inspirasi itu tercipta saat kita melakukan, begitu hukumnya. diri kita akan mendapat pencerahan apabila kita sungguh-sungguh melakukan, tidak hanya memikirkan. orang lain akan mendapat teladan apabila kita dengan nyata melakukan, tidak hanya menyebutkan.
maka, lakukanlah dengan segenap diri! jangan hanya memikirkan, jangan hanya menyebutkan. lakukanlah usaha yang sedikit lebih banyak untuk hasil yang banyak lebih banyak. jadilah sukarelawan, tidak berarti harus ikut bakti sosial atau mengabdi ke pelosok-pelosok, menawarkan bantuan kepada rekan sejawat juga bisa jadi sangat berarti. belajarlah dari semua jenis tanggung jawab, mulai dari tugas mengangkat galon sampai dengan tugas memimpin proyek penting.
saat kita menyumbang terjadinya perubahan, sesungguhnya nilai kita baru nol. kita bersekolah, bekerja, berkarya, hidup–semua untuk perubahan kan? nilai kita baru plus jika bisa memberikan makna pada perubahan yang kita buat. perubahan yang bermakna itu hanya akan tercipta jika kita benar-benar melakukan dan mengambil bagian.
terakhir, yah, kalau kita menyadari, sesungguhnya dalam hal kebisaan apapun kita sangat mudah untuk diganti. ada banyak sekali orang di luar sana yang menginginkan dan memimpikan kesempatan yang kita punya. satu-satunya cara agar kita menjadi tak tergantikan adalah dengan menjadi setia. sedangkan kesetiaan itu dari cinta yang tekun datangnya, dari kita yang melakukan, sungguh-sungguh melakukan.
535 notes · View notes
mutialatief · 7 years
Photo
Tumblr media
Sisi yang berbeda || Kadang, kita berjalan bersisian. Meniti jalan yang berbeda dengan tujuan yang sama. Dan sepanjang jalan tsb, kita tidak pernah bertemu, hanya terus menerus bersisian. Kita bergerak dg kendaraan masing-masing, sempat berhenti sejenak untuk saling melempar senyum tanpa bertanya kemana tujuannya. Tujuan kita sama, hanya saja kita tidak saling tahu. Hanya karena malu untuk bertanya dan malu untuk mengakui.
537 notes · View notes
mutialatief · 7 years
Text
Menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia.
Kecantikanmu itu berbeda. Aku melihatnya setiap hari dengan mata kepalaku. Cantikmu itu mengalir dalam sifat, seperti ketaatan, keikhlasan, kesabaran, dan hal-hal yang membuatku merasa tentram.
Aku sengaja menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia. Sebab, dunia kita adalah dunia yang kita bangun dengan kepercayaan bahwa yang kita lihat dengan mata ini adalah fana. Semuanya akan berakhir, cantik akan menua, kekayaan takkan dibawa mati, dan hal-hal lain yang akan berakhir.
Aku menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia, biar orang melihat dan merasakan kecantikanmu dari akhlakmu. Bukan dari hasil riasan berjam-jam dan baju kekinian yang kemudian kamu pajang di halaman media sosialmu. Orang akan mengenalmu dari kebaikan budi, kebermanfaatan, peran, pemikiran, kecerdasan, sumbangsihmu pada umat, dan hal-hal lain yang jauh lebih bermakna dari pakaian dan riasan.
Aku akan menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia. Agar kamu bisa menjadi dunia yang terbaik bagi anak-anak kecil yang lahir di rumah tangga kita. Menjadi dunia yang layak untuk tumbuh besar mereka. Dunia yang akan mengajarkan mereka dan membuat mereka tumbuh menjadi manusia yang lebih baik.
Biar dunia kita ini sunyi, sepi.
Kita tidak harus dikenal banyak orang untuk bisa menjadi lebih bermanfaat, untuk memiliki nilai lebih sebagai manusia. Kita hanya perlu menjadi orang baik, berbuat baik, membantu banyak orang, berkata-kata yang baik, lemah lembut terhadap semua makhluk, bekerja dengan ikhlas, berbakti kepada orang tua, berbuat baik pada tetangga, menyanyangi anak-anak, dan semua kebaikan lain yang bisa kita lakukan tanpa harus berdandan terlebih dahulu, tanpa harus memiliki kuota internet untuk memuatnya dalam live video.
Kita tidak perlu mencatatnya, dua malaikat kecil di sisi kita sudah melakukannya untuk kita. Setiap hari, tanpa lelah.
Untuk itu, izinkan aku untuk menyembunyikanmu dari hiruk pikuk dunia, istriku :)
Yogyakarta, 7 November 2017 | ©kurniawangunadi
3K notes · View notes
mutialatief · 7 years
Text
Semoga Hari Ini, Harga Maaf Tak Semahal Kemarin
Suatu hari, kamu mungkin menemukan dirimu merasa kesulitan untuk memaafkan kesalahan orang lain. Sebab yang dilakukannya terhadapmu bisa apa saja: mengkhianati kepercayaan, melanggar janji, menertawakan mimpi, mematahkan semangat, menyakiti dengan kata atau sikap yang tidak disadarinya, atau bahkan memasuki pintumu terlalu jauh lalu membuat kekacauan di dalamnya. Bagaimana pun, jika memang memaafkan menjadi sesulit itu, maka sebabnya mungkin memang bukan sebab-sebab yang biasa hingga kamu pun tersakiti sedemikian dalamnya dan maaf itu jadi tak mudah untuk diberikan secara cuma-cuma. Hatimu terluka, hingga rasanya berat bagimu untuk mengingat apa-apa yang telah terjadi sebelumnya dan memaafkan semuanya.
Entah bagaimana, luka-luka di hatimu bertransformasi menjadikan dirimu seseorang yang belum pernah kamu kenal sebelumnya. Kamu pun terkaget-kaget sebab caramu bersikap dan berkata-kata menjadi sangat berbeda, baik dalam interaksi tatap muka atau pesan singkat di dunia maya.
Kamu merasa tidak kenal dengan dirimu yang pemarah, tapi di hari-hari itu, entah mengapa kesalahan kecil pada orang yang menyakitimu itu menjadi mudah terlihat besar, pun dengan kebaikan kecilnya, kamu merasa itu menjadi tidak ada artinya.
Kamu merasa tidak kenal dengan dirimu yang dingin, mudah marah, dan tidak ramah, tapi di hari-hari itu, entah bagaimana, kamu malas untuk beramah tamah, malas menanggapi, dan malas berinteraksi, sebab mungkin, jika semua itu dilakukan, energimu akan habis tak bersisa.
Kamu merasa tidak kenal dengan dirimu yang menyederhanakan kata-kata dan bicara seperlunya, tapi di hari-hari itu, entah bagaimana, kamu merasa tidak perlu membicarakan atau menceritakan apa-apa, sebab untuk membagikan senyum saja rasanya melelahkan luar biasa.
Energi saat sulit memaafkan orang yang menyakitimu ini ternyata besar, sangat besar! Jika boleh, mungkin kamu ingin menggunakannya untuk berteriak di depan mukanya, menyampaikan marah, sedih, kecewa, dan seluruh perasaan yang lainnya, hingga bahkan membentak dan menyuruhnya pergi sejauh yang tidak bisa kamu temukan lagi. Tapi, secercah kebaikan, ketulusan, dan kelapangan yang masih ada di sudut hatimu yang lain menahannya, sebab hatimu memahami bahwa jika kamu melakukan semuanya, maka yang berperan adalah hawa nafsumu, bukan hatimu yang seluas lautan langit itu.
Sepagi ini, sudahkah kamu mengambil waktu untuk berdua saja dengan dirimu lalu bertanya pada hati kecilmu tentang apa kiranya yang membuatmu menjadi demikian?
Kamukah itu orangnya, yang memupuk amarah di dalam hati hingga tersakiti sendiri? Kamukah itu orangnya, yang menggenggam benci hingga untuk menerima kebaikan ruangnya menjadi tak tersisa lagi? Kamukah itu orangnya, yang menaikkan harga maaf hingga tak mampu terbeli oleh orang yang bersalah kepadamu? Kamukah itu orangnya, yang menjadikan kesal dan amarah sebagai bahasa ibu?
Bukan, sayang! Itu bukan kamu, bukan dirimu, bukan hatimu! Sebab, sebagaimana sebelumnya, kamu adalah orang yang wajahnya teduh dan meneduhkan, kata-katanya tenang dan menenangkan, dan hatinya luas seluas lautan. Maka, meski ia menyakiti hatimu, meruntuhkan seluruh benteng pertahananmu, dan meninggalkan luka yang berdarah di hatimu, maafkanlah dan didiklah hatimu untuk menjadi yang bermudah-mudah dalam memaafkan. Kamu tahu, pemenang bukanlah yang menunggu orang lain meminta maaf dan melonjakkan harga maaf menjadi sedemikian mahalnya, tapi yang lebih dulu memaafkan dengan tulus dan tanpa banyak pertimbangan.
Bagaimana pun, ia yang menyakitimu atau siapapun itu tidak ada yang sejak awal sudah berniat ingin menyakiti, sebab pada awalnya ia mungkin tidak sengaja, tidak bermaksud membuatmu terluka, juga tidak ingin mengacaukan ruang-ruang hatimu sedemikian rupa. Hanya saja, setiap kejadian adalah ketetapan, sebab Allah ingin kamu belajar. Sudah cukup kamu menuruti egomu, sekarang selesai dan maafkanlah, ya! Seperti halnya dirimu, setiap orang memang berpotensi mengecewakan, berpotensi juga untuk melakukan kesalahan. Tapi, semua orang juga berhak untuk termaafkan.
Lalu bagaimana jika semua masih terasa sulit? Maafkanlah dirimu sendiri terlebih dahulu yang telah bersalah pada diri dan Penciptamu sebab terlalu mudah mengikuti hawa nafsu. Kabar bahagianya, Dia Maha Pemaaf dan tak ada yang sulit bagi-Nya untuk membuatmu mudah memaafkan. Selamat berjuang, semoga hari ini harga maaf tak semahal kemarin :”)
417 notes · View notes