Tumgik
menulisproyek-blog · 10 years
Text
Syafaat Untuk Seluruh Umat
Oleh : Dedi Fachreza Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Saya adalah pemimpin semua orang pada hari kiamat. Tahukah kalian sebabnya apa? Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang akhir di suatu dataran tinggi. Mereka dapat dilihat oleh orang yang melihat dan dapat mendengar orang yang memanggil. Matahari dekat sekali dari mereka. Semua orang mengalami kesusahan dan penderitaan yang mereka tidak mampu memikulnya. Lantas orang-orang berkata, ‘Apakah kalian tidak tahu sampai sejauh mana yang kalian alami ini? Apakah kalian tidak memikirkan siapa yang dapat memohonkan syafaat kepada Rabb untuk kalian?’ Lantas sebagian orang berkata kepada sebagian lain, ‘Ayah kalian semua, Nabi Adam ‘alaihissalam’.
Mereka pun mendatangi beliau, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Adam! Engkau adalah ayah semua manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakanmu dengan kekuasaan-Nya dan meniupkan ruh-Nya ke dalam tubuhmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud, sehingga mereka pun bersujud kepadamu. Di samping itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan tempat tinggal kepadamu di surga. Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami? Bukankah engkau tahu apa yang kami alami dan sampai sejauh apa menimpa kami?’ Nabi Adam ‘alaihissalammenjawab, ‘Sungguh hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, Dia melarangku akan suatu pohon, tetapi saya berbuat maksiat. Diriku, diriku, diriku. Pergilah ke selain aku. Pergilah kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam’.
Lantas mereka mendatangi Nabi Nuh ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nuh! Engkaulah Rasul pertama di muka bumi ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebut dirimu hamba yang banyak bersyukur. Bukankah engkau mengetahui apa yang sedang kita alami sekarang? Sudilah kiranya engkau memohonkan syafaat kepada Rabbmu untuk kami?’ Nabi Nuh ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya mempunyai suatu dosa mustajab yang telah saya gunakan untuk mendoakan kebinasaan pada kaumku. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam’.
Kemudian mereka pun mendatangi Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, lalu mereka bertanya, ‘Wahai Ibrahim! Engkau adalah Nabi Allah dan kekasih Allah di antara penduduk bumi. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kami. Bukankah engkau telah mengetahui keadaan yang sedang kami alami?’ Lalu Nabi Ibrahim ‘alaihissalammenjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sesungguhnya saya pernah berdusta sebanyak tiga kali. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Musa ‘alaihissalam’.
Selanjutnya mereka mendatangi Nabi Musa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Musa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi keutamaan kepadamu dengan kerasulan dan kalam-Nya yang melebihi orang lain. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas Nabi Musa ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya. Sungguh, saya pernah membunuh seorang manusia padahal saya tidak diperintahkan untuk membunuhnya. Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Isa‘alaihissalam’.
Setalah itu, mereka pun mendatangi Nabi Isa ‘alaihissalam, lalu mereka berkata, ‘Wahai Nabi Isa! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) ruh dari-Nya. Engkau dapat berbicara dengan orang-orang ketika masih dalam buaian. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas Nabi Isa ‘alaihissalam menjawab, ‘Sungguh, hari ini Rabbku sangat murka. Belum pernah Dia murka seperti ini sebelumnya dan Dia tidak akan murka seperti ini lagi setelahnya.’ Nabi Isa tidak menyebutkan dosa yang diperbuatnya. ‘Diriku, diriku, diriku, pergilah ke selain aku. Pergilah pada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam’.
Lalu mereka mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya mereka berkata, ‘Wahai Muhammad! Engkau adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan penutup para nabi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang. Mohonkanlah syafaat kepada Rabbmu untuk kita. Bukankah engkau mengetahui keadaan yang sedang kita alami?’ Lantas saya berangkat hingga saya sampai di bawah Arsy. Kemudian saya bersujud kepada Rabbku. Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala ajarkan padaku pujian-pujian kepada-Nya serta keindahan sanjungan terhadap-Nya yang belum pernah Dia ajarkan kepada selain diriku. Lalu dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Angkatlah kepadamu. Ajukanlah permohonan, niscaya permohonanmu dikabulkan. Mohonlah syafaat, pastilah akan diterima syafaatmu.’ Selanjutnya aku mengangkat kepalaku, lalu saya berkata, ‘Ummatku, wahai Rabbku, umatku wahai Rabbku, ummatku wahai Rabbku!’ Lantas dikatakan, ‘Wahai Muhammad! Masukkanlah umatmu yang tidak peru dihisab dari pintu surga ke sebelah kanan. Mereka juga sama dengan orang-orang lain di selain pintu tersebut.’ Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Demi Dzat yang mengauasai diriku, sesungguhnya jarak anara dua daun pintu dari beberapa daun pintu surga sama dengan jarak antara Mekah dan Hajar atau antara Mekah dan Bushra’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2 notes · View notes
menulisproyek-blog · 10 years
Text
JANGAN DIPIKIRKAN!
Oleh: Dinar Ratih Tanjungsari Kupilih album biru dari sekian buku di rak lemariku. Kemudian ku pandangi satu per satu foto kenangan yang bahkan aku tak ingat kapan aku memulai membentuk kenangan tersebut. “Cepat ya”. Semua berlalu menghilangkan kenangan. Ku pandangi salah satu foto bayi yang sedang tidur di atas ranjang itu. Mungil, lucu. Kata orang itu adalah sosokku semasa bayi. Itu kata orang. Ku pandangi lagi foto satu keluarga bahagia. Aku tahu mereka siapa. Mereka adalah Ibuku, Bapakku, Kakakku dan mereka bersama anak kecil sekitar umur dua tahun yang dipangku di atas paha Bapakku. Namun sungguh ku tak kenal siapa anak kecil yang merebut kasih sayang keluargaku itu. Walaupun kata orang, anak kecil itu adalah aku. Namun tetap saja itu kata orang. Kubuka lagi lembaran dalam album biru tersebut, namun sekarang arahnya mundur, karena ternyata ada satu foto lagi yang aku lewatkan, yaitu foto bayi yang baru lahir. Aku simpulkan demikian karena bayi itu masih kecil. Kecil sekali. Tubuhnya masih merah dan dengan ekspresi menangis di wajahnya. Persis seperti bayi yang baru lahir. Dan sekali lagi, kata orang itu adalah aku. Itu kata orang. Kemudian aku pandangi lagi foto-foto tersebut secara runtut dari awal hingga akhir. Namun otakku cuman terangsang untuk mengatakan “Oh, aku ingat” ketika aku melihat fotoku berusia tiga tahun dan seterusnya. Sedangkan sebelum tiga tahun, aku tak ingat sama sekali.
Kawan, pernahkah kamu berpikir, apakah kamu ingat kapan memulai kehidupan yang penuh kenangan ini? Aku sekarang duduk di bangku SD, namun aku tak ingat sama sekali dengan foto-foto itu. Memang mungkin aku masih terlalu kecil ketika aku dipotret dalam tidurku waktu aku kecil, sehingga otakku masih belum tersensor secara sempurna untuk menyimpan setiap potret kehidupanku. Apalagi ketika aku masih baru lahir. Tapi sungguh aku merasakan rasa ingin tahu ini. Bagaimana seandainya kalau “aku” benar-benar ada ketika aku sudah berumur tiga tahun? Lalu “aku” berada di mana ketika ragaku berusia kurang dari tiga tahun?
Kata orang hidup ini seperti suatu permainan. Penuh intrik di dalamnya, butuh strategi dan energi dalam melakukannya, layaknya suatu game. Aku ingat aku suka sekali bermain game ketika aku masih duduk di taman kanak-kanak. Aku bisa bermain game hingga berjam-jam sehari dan berhenti jika hanya disuruh orangtuaku untuk menghentikannya. Otomatis, ketika aku menghentikan game, ku simpan dulu namaku supaya level, uang, energi, senjata, dll dapat tersimpan dan aku tak perlu mengulang dari level satu lagi untuk bermain game. Begitu pula dengan game online. Aku bisa sign in ataupun sign out sesukaku. Di dalam dunia game, aku berkarakter seperti ratu yang sedang memimpin perang, namun ketika aku istirahat (sign out dari game), aku bertindak sebagai gadis SD biasa. Tapi, berlakukah itu di dunia nyata? Terkadang aku lelah. Bukan hanya lelah fisik, tetapi juga lelah rohani. Bisakah aku istirahat? Ketika di dunia game, aku berada di dunia perang dengan lampu joglo yang familiar. Namun ketika aku sign out, aku berada di rumah, di depan komputer dengan layar yang membuka file Warcraft. Lalu sebenarnya, jika “aku” di dunia nyata ini tak berada di sini sekarang, aku berada di mana?
Terkadang aku kesal karena orang-orang lebih memilih menjawab “Tak perlu dipertanyakan pertanyaan itu. Jalani saja hidup ini”. Bukankah pertanyaanku tadi pertanyaan fondasi dari hidup kita? Orang bilang hidup harus punya tujuan. Namun, aku tak ingat apa tujuanku untuk dilahirkan. Orang bilang tujuan hidup kita adalah untuk mencari ridlo-Nya. Namun aku tak ingat kapan aku memilih untuk dilahirkan di keluarga dengan agama tertentu. Aku percaya dan yakin dengan keadilan-Nya. Namun mengapa setiap orang tidak diberi kesempatan yang sama sepertiku untuk lahir di tengah keluarga yang sama denganku? Cukup! Cukup sekian tulisanku ini Tulisanku ini dengan sengaja aku hentikan karena aku takut. Takut aku menjadi tak tahu siapa aku.
0 notes
menulisproyek-blog · 10 years
Text
Sebersit Cerita
Oleh : Aisyah Suci Kirana Mitologi Yunani? Apa yang terpikir mendengar dua kalimat itu? Hercules? Zeus?
Mungkin bagi beberapa orang yang tidak menyukai sejarah tidak akan tertarik untuk mengetahui mitologi Yunani. Namun, ternyata ada cara menarik untuk mempelajari sekaligus memperluas wawasan in fun way! Rick Riordan, pengarang best seller series Percy Jackson menggunakan mitologi Yunani dalam bukunya. Tokoh tokoh yang umumnya kita kenal seperti Hercules pun turut dimasukkan dalam alur ceritanya sehingga pembaca dapat merasakan adanya koneksi dari apa yang kita kenal dengan cerita fiksi tersebut. Dikemas dengan cerita yang menarik & jokes-jokes disana-sini menjadi suatu kelebihan yang disuguhkan dalam membaca karyanya. Adanya perbedaan budaya seringkali membuat jokes yang kita terima terutama bukan dari negara sendiri agak sulit dicerna. Rick Riordan dengan cerdiknya memasukkan jokes yang dapat diterima oleh siapapun dan sangat menghibur bahkan ketika dalam keadaan genting. Pembaca menjadi relaks dan tertawa sejenak kemudian dibawa kembali kepada emosi dari cerita.
Ketebalan dari buku Percy Jackson tidak setebal Harry Potter atau The Immortal of Nicholas Flamel atau bahkan Eragon tapi sangat sarat akan petualangan dan mitologi Yunani yang kental. Jika sudah membaca The Immortal of Nicholas Flamel maka kita dapat melihat bahwa pengarangnya membuat cerita tersebut kurang lebih berdasarkan rentang waktu perhari. Pembaca seperti saya sejujurnya agak capek karena betul-betul heran bagaimana dalam sehari sungguh banyak sekali petualangan yang dialami oleh si kembar dan patut diacungi jempol untuk pengarangnya karena berhasil membuat pembaca ikut lelah padahal tidak ikut dalam petualangan tsb :p.  Kembali lagi ke Percy Jackson, bagi yang sudah menonton film Percy Jackson and the Lightening Thief dan membaca bukunya mungkin agak kecewa, karena dari apa yang saya lihat dari film tersebut tidak terlihat gerak gerik bahwa film akan dilanjutkan pada seri ke dua. Namun tetap dapat dinikmati sebagai suatu petualangan singkat yang sangat seru! Dan ternyata, seri tersebut dilanjutkan ke layar lebar!
Kejutan dari Rick Riordan tidak hanya itu. Setelah Percy Jackson yang terdiri dari lima seri kini ia membuat kembali cerita yang berlatar belakang demi-god yaitu The Lost Hero. Pada awalnya mungkin pembaca mengira bahwa kini cerita akan berfokus pada tokoh demi-god lain yaitu Jason, Piper & Leo, tapi ternyata tidak! Sungguh dikejutkan oleh keterlibatan Percy & Annabeth dalam cerita ini. Beda dengan gaya penulisan pada series Percy Jackson dimana semua diceritakan berdasarkan tokoh Percy, kini dalam buku tersebut pembaca disuguhkan pada tokoh-tokoh yang berada pada cerita sehingga kita dapat mengetahui apa sesungguhnya emosi yang dirasakan oleh tokoh lain. Serunya dari buku ini adalah untuk seseorang yang tidak tahu sama sekali mitologi Yunani akan mendapat wawasan baru yaitu Roman Gods yang memiliki sedikit perbedaan dengan Greek Gods yang telah kita kenal di series Percy Jackson. Such a great way to spend your holiday by reading this amazing books! Avalanche City Apa sih Avalanche City? Avalanche City adalah suatu band yang baru-baru ini saya temukan pada soundcloud secara tidak sengaja dan hanya dengan mendengar Avalanche City EP teaser yaitu track selama 4 menit 47 detik dimana didalam track tersebut tergabung track-track yang berada pada EP Snow secara langsung menyihir dan membuat untuk ingin tahu lebih dalam mengenai karya band asal New Zealand ini. Lagu Snow, ditempatkan dengan tepat sebagai pembuka dengan musik yang menurut saya orisinil dan tidak membosankan untuk didengarkan berulang kali.
“Where we are we dont know  But Im ready to start running to race home” Salah satu penggalan dari lagu Avalanche City. Really worth a listen!
0 notes
menulisproyek-blog · 10 years
Text
Beton, Asap, dan Kerinduan
Oleh: Genio Bian Treba Aku mati Sekarat diantara kepulan asap Kritis dibawah beton-beton bertingkat Disela-sela manusia berdasi Aku sakit Diseret kejam oleh duniawi Yang sarat akan kemajuan dan keberlimpahan Tenggelam dalam lautan konsumerisme Aku rindu Akan kelinci-kelinci di rumah Yang pekan depan akan melahirkan Dan rumput ladang pekarangan Aku pernah hidup Diatas tanah merah pegunungan Diselimuti ilalang Dikelilingi burung alap-alap Dan ayam yang selalu tak lupa pulang petang Aku takut Aku tak bisa pulang Nyawaku terrenggut Oleh kejamnya jalanan Mayatku dibuang, dikubur Oleh orang-orang bayaran Aku takut aku tak bisa melihat anak kelinciku...
0 notes
menulisproyek-blog · 10 years
Text
Asking The God
Oleh: Irine Ayu Triningtyas I asked God to take away my pain. God said, No. 'It is not for me to take away, but for you to give it up.' I asked God to grant me patience. God said, No. 'Patience is a byproduct of tribulations; it isn't granted, it is earned.' I asked God to give me happiness. God said, No. 'I give you blessings. Happiness is up to you.' I asked God to spare me pain. God said, No. 'Suffering draws you apart from worldly cares and brings you closer to me.' I asked God to make my spirit grow. God said, No. 'You must grow on your own, but I will prune you to make you fruitful.' I asked God for all things that I might enjoy life. God said, No. 'I will give you life so that you may enjoy all things.' I asked God to help me love others, as much as God loves me. God said... 'Ahhhh, finally you have the idea.'
1 note · View note
menulisproyek-blog · 10 years
Text
Masihkan Sebatas Kata-Kata Bukan Budaya Kami ?
Oleh: Genio Bian Treba
Kita itu sudah besar, namun ternyata hanyalah terlihat besar. Kita itu sudah tua, namun ternyata hanyalah terlihat tua.
Aku baru saja mengenal pohon ini. Pohon ini sepertinya telah lama hidup diatas tanah. Akarnya yang besar mampu menghujam jauh ke dalam tanah. Pohon ini telah banyak melalui musim panen yang menyenangkan dan musim kemarau yang memilukan. Ratusan buah telah dihasilkan dan memberi manfaat bagi seluruh makhluk di bumi. Buah yang menjadi kebanggan kita semua, entah buah yang masih ranum diatas pohon maupun yang telah membusuk dibawah. Batang yang besar dan ranting yang panjang bahkan sanggup menahan terpaan angin yang kuat. Ribuan daun yang lebat yang mampu menjadi rumah bagi setiap makhluk yang bersarang di pohon ini.
Namun, sudahkah kita berkaca pada diri sendiri ? Sudahkah kita melihat kepantasan sehingga kita disebut yang tertua ? Yang terbesar ? Aku melihat bahwa sesungguhnya kita tidak sebesar itu. Ketika slogan “sebatas kata-kata bukan budaya kami” hanyalah sebatas kata-kata. Ketika kita tuli akan semua wacana yang telah kita buat. Ketika kita buta huruf akan semua tulisan yang kita buat sendiri.
Saya meletakkan sepatu pada tempatnya.
Apakah sebatas kata-kata masih bukan budaya kami ketika alas kaki berserakan didepan pintu rumah dan tak ada satupun yang peduli ? Mungkin karena kita merasa sudah tua dan besar, kita tidak perlu lagi melihat hal-hal kecil seperti sepatu yang seharusnya diletakkan pada tempatnya. Atau mungkin kita merasa terlalu sibuk dengan kegiatan yang setiap hari semakin membuat bangga organisasi besar ini. Atau jangan-jangan, kita sudah buta huruf akan slogan yang kita buat sendiri ?
Saya menghargai teman yang sedang menelepon.
Apakah sebatas kata-kata masih bukan budaya kami ketika kita masih bersuara keras ketika teman yang sedang menelepon ? Mungkin karena kita merasa rumah kita terlalu luas dan tidak mungkin mengganggu yang sedang menelepon. Atau mungkin kita merasa itu bukan urusan kita dan tidak ada hubungannya dengan kesibukan kita. Atau jangan-jangan, kita sudah tuli ketika teman kita sedang menelepon ?
Saya senang jika rumah ini bersih.
Apakah sebatas kata-kata masih bukan budaya kami ketika kita masih menganggap bahwa rumah kita adalah bukan hanya tempat untuk belajar dan berkarya namun juga tempat pembuangan sampah sementara ? Mungkin kita merasa itu bukanlah tanggung jawab kita. Atau mungkin kita merasa rumah ini masih cukup luas untuk menampung sampah-sampah. Atau jangan-jangan, kita merasa gelagapan dan tidak bisa mandiri sepeninggal Mas Karno ? Apa yang akan Mas Karno lihat jika saja saat ini dia masih hidup ketika kita sudah tumbuh dengan besarnya namun masih belum bisa memelihara rumah kita sendiri ?
Aku khawatir akar pohon ini tidak sanggup menahan batangnya yang semakin membesar. Aku takut andaikan pohon ini rubuh ke tanah dan mati.
1 note · View note
menulisproyek-blog · 10 years
Text
Perilaku Membolos di Kalangan Abdi Negara: Sebuah Wacana
Oleh: Genio Bian Treba
Siang itu, sekitar pukul 10.30, swalayan Jaya yang terletak di dekat pasar Caruban ramai dikunjungi pembeli. Maklum, hari itu adalah grand opening swlayan yang menjual keperluan rumah tangga tersebut. Berbagai jenis kebutuhan rumah tangga mulai dari ember sampai dengan  baju anak-anak dijual dengan diskon besar-besaran. Tak pelak, kondisi tersebut mengundang puluhan bahkan ratusan pembeli dari semua kalangan, mulai dari ibu-ibu rumah tangga hingga karyawan-karyawan, tak terkecuali para pegawai negeri sipil yang masih berpakaian dinas.
Dengan santainya para pegawai-pegawai tersebut memarkir kendaraan di area parkir depan swalayan tersebut dan masuk ke dalam bersama beberapa teman yang juga PNS. Setiap hari di jam kerja, beberapa abdi negara yang masih berpakaian dinas coklat krem sering dilihat mondar-mandir di pusat perbelanjaan maupun pasar. Bersama ibu rumah tangga lainnya, para pegawai negeri tersebut tidak mau ketinggalan memanfaatkan diskon besar-besaran pada  “jam kosong” mereka.
Sontak hal tersebut membuat Sekda Soekardi  geram. Meskipun Satpol PP Kabupaten Madiun telah mendapat instruksi dari Sekda mengenai penertiban PNS yang keluyuran saat jam kerja sebelumnya, tertangkapnya PNS yang mangkir dari kantor tersebut membuat Satpol PP kecolongan. Kasi Satpol PP Kabupaten Madiun, Toni Agus Purnomo menjelaskan patroli yang dilakukan sejak pukul 09.00 tersebut menyisir lokasi keramaian mulai dari pasar Caruban, minimarket hingga pertokoan. Hingga pukul 10.30, sudah tujuh oknum pegawai yang tertangkap  Satpol PP di dua lokasi yang berbeda.  Mereka yang tertangkap selanjutnya akan didata, diinterogasi dan disuruh membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan hal yang sama.
Maraknya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mangkir di jam-jam kerja membuat nama kepegawaian negeri semakin tercoreng. Perilaku buruk ini sudah banyak terjadi di berbagai kota maupun kabupaten di Indonesia. Saking banyaknya, perilaku memalukan ini sudah dianggap biasa oleh kalangan masyarakat sekitar. Masyarakat tidak tahu bahwa orang-orang yang selama ini digaji dari pajak yang mereka bayar setiap tahun hanya makan gaji buta dengan keluyuran di jam-jam kerja. Teguran demi teguran yang diberikan oleh kepala dinas atau siapapun yang berwenang dianggap kurang memiliki efek jera pada PNS-PNS nakal ini. Meskipun mereka berdalih menjemput anak sekolah maupun keluar kantor pada saat jam kosong, perilaku menyimpang ini dinilai telah menciderai citra kepegawaian sebagai pelayan masyarakat.
Dilihat dari segi ekonomi, perilaku mangkir atau bahkan bolos kerja tanpa alasan menyebabkan kerugian yang cukup banyak baik bagi negara maupun bagi masyarakat. Kerugian waktu yang paling jelas. Waktu yang seharusnya digunakan oleh pegawai negeri tersebut untuk melayani masyarakat menjadi terbuang sia-sia. Karena waktu pelayanan masyarakat berkurang, maka masyarakat harus menghadapi jumlah pegawai yang lebih sedikit dari yang seharusnya.  Antrean untuk pengurusan birokrasipun menjadi lebih panjang dan lebih lama karena “orangnya nggak ada di tempat”. Hal semacam ini sering ditemui di kantor-kantor pemerintahan ketika  banyak ditemui banyak kursi para pegawai yang kosong. “Orangnya lagi makan siang”, kata-kata itulah yang sering kita dengarkan ketika kita tidak mendapati  petugas yang melayani.
Kalau dari sisi kerugian biaya, mungkin bisa lebih besar lagi efeknya. Gaji yang diberikan oleh negara kepada para PNS – PNS yang sering mangkir tersebut tidak berubah bentuk menjadi pelayanan masyarakat sebagai pembayar pajak yang notabene menggaji mereka secara tidak langsung. Dari situ, negaralah yang dirugikan dan harus menanggung akibatnya. Citra pelayanan pemerintah yang sangat lamban dibandingkan dengan pelayanan swasta semakin memburuk dengan polah para PNS-PNS nakal ini. Cost yang dikeluarkan oleh negara – sebagian dari penerimaan pajak – tidak seimbang dengan benefit yang diterima masyarakat. Produksi jasa pelayanan oleh negara menjadi sangat-sangat tidak efisien.  Itu saja belum dilihat dari sisi masyarakat. Masyarakat yang seharusnya bisa mengurus KTP, memperoleh fasilitas pendidikan dan kesehatan, memperoleh perizinan untuk usaha dengan cepat menjadi dirugikan. Bayangkan berapa uang yang terbuang karena lamanya pengurusan surat izin usaha, berbelit-belitnya pembuatan KTP, panjangnya antrian puskesmas, serta molornya pelayanan pembuatan Kartu Miskin. Bila bisa ditaksir secara agregat, kerugian yang ditimbulkan mungkin bisa mencapai angka miliaran rupiah.
Berbagai upayapun dilakukan oleh para pejabat kedinasan, mulai dari instruksi kepada Satpol PP selaku pionir penegakan peraturan daerah untuk melakukan patroli penertiban hingga terjun langsung ke lokasi tempat biasanya oknum-oknum pegawai tersebut mangkir. Teguran hingga pemberhentian atau pemecatan sebenarnya juga sudah dilakukan namun sayangnya hal tersebut sekali lagi tidak menimbulkan efek jera. Itu terbukti dari banyaknya kasus pelanggaran yang terjadi dan sebenarnya bisa dilihat sendiri di lapangan.
Solusinya  untuk mengatasi permasalahan yang telah menjadi rantai  setan tersebut ialah mengurangi insentif para abdi negara untuk bolos saat kerja. Ketika tempat kerja dapat memberi fasilitas yang menunjang pekerjaan dan ketika hukuman yang diterapkan bukan hanya sekedar wacana dan runcing dibawah tumpul diatas, selama itu pula akan ada PNS yang bolos dan memakan gaji buta yang diambil dari uang negara.
0 notes
menulisproyek-blog · 11 years
Photo
Tumblr media
Team building proyekers goes to kawah putih!
1 note · View note
menulisproyek-blog · 11 years
Photo
Tumblr media
Sahabat seperjuangan :)
1 note · View note
menulisproyek-blog · 11 years
Text
Keluarga, Teknologi, Biologis dan Pemalu
Oleh : Anna Christmas Irianto (@annachristmasi)
Menjadi pemalu tentunya dialami oleh banyak orang di dunia. Hal tersebut mengindikasikan keberadaan dan peningkatan jumlah pemalu merupakan fenomena yang umum dan universal. Menurut Thomas R Balton, di Amerika Serikat, jumlah anak muda yang menjadi pemalu meningkat dari 40 persen menjadi 50 persen setiap tahunnya. Selain itu, berdasarkan penelitian terbaru karya Karen S Payne, hampir 50 persen populasi penduduk melaporkan bahwa mereka mengalami kecenderungan menjadi pemalu dalam hidupnya. Akibatnya, hal tersebut menarik para ilmuwan sosial untuk mencari dan mempelajari lebih lanjut penyebab dari timbulnya pemalu. Berdasarkan penelitian yang didapat, kecenderungan menjadi pemalu timbul akibat faktor-faktor yang muncul dari luar dan dalam pribadi individu.
Kehidupan dalam keluarga menjadi bagian penting sebagai faktor ekstrinsik pembentuk kepribadian individu menjadi seorang pemalu. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi, tentunya berhubungan erat dengan hubungan antar anggota keluarga yang dijalani oleh setiap individu. Apabila dalam pertumbuhan dan perkembangannya, individu mengalami hubungan yang sulit dengan orang tua dan merasakan dominasi yang kuat dari saudara lainnya, maka kondisi tersebut memicu individu untuk merasa dikucilkan dan malu dalam interaksi sosial.Kemudian, kondisi orang tua yang terlalu sibuk membuat anak akan kesulitan dalam melakukan sosialisasi dengan orang lain, seperti teman dan tetangga karena mereka pun di dalamnya sudah mera sulit untuk bersosialisasi dengan orang tua mereka sendiri. Dengan kata lain, kehadiran orang-orang terdekat sangat mempengaruhi karena semakin sedikitnya hubungan yang bisa dibangun oleh individu berdampak pada semakin berkurangnya kemampuan sosial dalam berkomunikasi dan sosialisasi. Tentunya, kondisi tersebut membuat individu mulai merasa malu dan menjadi pemalu dalam kehidupan sosialnya.
Tidak hanya keluarga, perkembangan kemutakhiran teknologi memegang peranan penting sebagai salah satu faktor ekstrinsik pembentuk kepribadian pemalu. Akibat yang ditimbulkan dari teknologi ini dapat berdampak pada individu baik yang masih anak-anak maupun anak muda dan orang dewasa. Bagaimana individu dapat mempengaruhi merupakan salah satu jawaban mengapa jumlah anak muda yang memiliki kecenderungan menjadi pemalu semakin meningkat. Kondisi tersebut jelas dikarenakan berubahnya sistem kerja yang meningkatkan ketergantungan akan penggunaan teknologi canggih sehingga bentuk komunikasi antar individu menjadi berkurang. Kebiasaan dari menonton televisi, bermain game online dan menjelajah internet dalam jangka waktu yang lama akan mengurangi porsi individu melakukan interaksi sosial secara langsung dengan orang lain. Tidak hanya itu, interaksi langsung yang biasanya dilakukan dengan bank teller dalam urusan perbankan menjadi salah satu contoh dimana kondisi tersebut sudah tidak diperlukan lagi karena individu dapat menggunakan mesin dan teknologi baru untuk melakukan pekerjaan tersebut secara online. Dengan demikian, kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan orang lain semakin berkurang dan kecenderungan melakukan interaksi sosial terasa semakin janggal dan kaku. Kemudian yang terjadi adalah individu menjadi pemalu dan enggan melakukan interaksi sosial.
Bagaimanapun juga, pembentuk kepribadian tidak hanya datang dari luar pribadi individu. Faktor intrinsik juga memegang pengaruh penting dalam pembentukan kepribadian. Dalam kasus menjadi pemalu ini, faktor biologis genlah yang mempengaruhi. Berdasarkan pada penelitian Lynne Henderson dan Philip Zimbardo, beberapa orang dilahirkan dengan sifat pemalu. Penelitian menunjukkan bahwa antara 15 sampai 20 persen kelahiran bayi menunjukan tanda-tanda sifat pemalu, dimana mereka lebih diam dan waspada. Kemudian, penelitian tersebut mengamati lebih lanjut perkembangan bayi berumur dua bulan, yang sebelumnya telah diidentifikasi sebagai bayi yang pemalu dan tidak pemalu. Hasilnya, bayi yang membawa sifat pemalu tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda mengalami stress dengan stimulus yang didapat dari mainan bayi yang digantung diatas tempat tidurnya dan menghasilkan gerakan, dan rekaman suara manusia. Akibat yang ditimbulkan adalah peningkatan detak jantung, gerakan menyentak dari tangan dan kaki, dan peningkatan kecenderungan menangis secara berlebihan. Bukti lain yang ditunjukkan dari penelitian tersebut adalah orang tua dan kakek nenek dari bayi yang pemalu tersebut akan mengakui dan memiliki kecenderungan mengatakan bahwa mereka memiliki sifat lebih pemalu daripada orang tua dan kakek nenek dari bayi yang diidentifikasi tidak membawa sifat pemalu.
Secara ringkas, dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang pemalu merupakan hasil dari proses kehidupan yang dialami setiap individu. Kondisi tersebut dipengaruhi secara mendalam oleh keluarga dan teknologi sebagai faktor ekstrinsik dan biologis sebagai factor intrinsik. Penelitian juga telah menunjukkan bagaimana kondisi tersebut dapat dibuktikan dan diidentifikasi serta terjadinya peningkatan jumlah orang yang memiliki kepribadian pemalu. Maka, jika anda merupakan seorang pemalu, ternyata anda tidak sendiri.
0 notes
menulisproyek-blog · 11 years
Text
IQ Tertinggi
Oleh : Ninda Martha (@nindamartha)
Jika saya mengajukan pertanyaan kepada Anda, “Siapa orang dengan IQ tertinggi di dunia?”, apa jawaban Anda? Jawaban yang paling sering diberikan oleh orang-orang tidak jauh dari nama-nama orang dalam jagat ilmu pengetahuan seperti Leonardo Da Vinci, Sir Isaac Newton, atau Albert Einstein. Jawaban-jawaban tersebut sama sekali salah. Jika Anda memastikan dengan cara menjelajahi internet, Anda akan menemukan nama Kim Ung Yong, seorang warga Korea yang dapat berbicara pada umur enam bulan.
Namun sebenarnya ada seseorang yang memiliki IQ jauh lebih tinggi dari nama-nama yang disebutkan di atas. Adalah William James Sidis, si pemilik IQ tertinggi di dunia sepanjang masa. IQ orang berkewarganegaraan Amerika ini diestimasi sekitar 250-300. Dengan angka IQ yang sangat tinggi tersebut, Sidis menguasai 200 bahasa di dunia dan dapat mempelajari satu bahasa secara keseluruhan hanya dalam satu hari. Pada umur delapan bulan, Sidis telah dapat makan sendiri menggunakan sendok. Pada umurnya yang belum genap dua tahun, beliau telah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya. Sidis menulis buku pada usianya yang belum berumur delapan tahun. Buku yang ditulisnya antara lain mengenai anatomi dan astronomi. Pada usianya yang kesebelas, Sidis menjadi mahasiswa Univerisitas Harvard termuda dan membuat Harvard terpesona ketika Sidis memberikan ceramah “Jasad Empat Dimensi” di depan para profesor matematika. Pada usianya yang ke-16, Sidis lulus cumlaude sebagai sarjana matematika.
Kuliah sang pemilik IQ tertinggi sepanjang masa bukan berarti semudah yang kita bayangkan. Kuliahnya sempat tersendat karena banyak mahasiswa lain yang tidak menyukainya. Dia di-bully oleh para kakak seniornya. Sidis hanya memiliki beberapa teman. Selama berkuliah, Sidis sering diasingkan oleh teman-temannya sekampus. Sidis yang melanjutkan program doktornya sambil menjadi asisten dosen, berhenti di tengah jalan atas studinya tersebut karena merasa merasa frustasi dengan sistem pembelajaran yang ada dan perlakuan senior-seniornya kepadanya.
Nama Sidis mulai naik daun dan menjadi sorotan berbagai media. Namun saat beliau memulai kiprahnya sebagai bocah jenius, beliau justru ditangkap dan ditahan pada tahun 1919. Penyebabnya adalah karena James Sidis membuat pernyataan menentang Perang Dunia I. Setelah keluar dari tahanan, James Sidis menghilang. Tidak ada pemberitaan tentang dirinya lagi karena keberadaannya memang tidak diketahui. Beliau memutuskan hubungan dengan ayahnya, Boris Sidis, yang mencetaknya menjadi seorang jenius matematika yang sebenarnya tidak diharapkannya. Boris, psikolog lulusan Harvard, menjadikan anaknya sebagai contoh untuk sebuah model pendidikan baru sekaligus menyerang sistem pendidikan konvensional yang dituduhnya telah menjadi biang keladi kejahatan, kriminalitas dan penyakit.
Dalam hati pasti Anda bertanya-tanya kemana William James Sidis ini? Apa hasil temuan-nya setelah beliau menghilang? Sebagian besar atau malah hampir semua orang berpikir kehidupan Sidis bahagia dengan IQ-nya yang sangat luar biasa tersebut. Namun kenyataannya sangat di luar dugaan. Sidis meninggal pada usianya yang ke-46, masa produktifnya. Sebelum meninggal, seorang reporter bertemu dengan pemulung besi tua yang kemudian ketahui bahwa pemulung tersebut rupanya adalah William James Sidis. Rupanya, Sidis tinggal dalam kemiskinan. Beliau terasing, tidak memiliki istri dan anak.
Sungguh menyayat hati, seseorang dengan IQ tertinggi sepanjang masa hanya berakhir dengan mati dalam kesengsaraan. Seharusnya orang dengan IQ tertinggi memiliki masa depan yang cerah dan memiliki banyak karya. Namun tidak dengan James Sidis, gelar sarjananya tidak pernah selesai karena ditinggal begitu saja. Kejeniusannya dalam bidang matematika justru membawanya kepada keterasingan. Kejayaan masa kecilnya yang merupakan proyeksi ayahnya, membuat beliau menyesali bahwa hidupnya merupakan hasil pemolaan orang lain. Dalam akhir hidupnya Sidis mengungkapkan bahwa beliau membenci matematika, bidang yang selama ini telah melambungkan namanya.
Kisah hidup William James Sidis telah membuka mata orang-orang bahwa IQ tinggi bukanlah segala-galanya, bukanlah satu-satunya jalan menuju kesuksesan. Dengan ini dibuktikan bahwa IQ menjadi variabel penentu kesuksesan dengan proporsi yang sangat kecil.
Sidis, seseorang dengan IQ tertinggi sepanjang masa, hanya berakhir begitu saja tanpa adanya prestasi yang melambungkan namanya. Nama William James Sidis cenderung tidak dikenal sebagai penjabat IQ tertinggi di dunia. Hanya sedikit yang mengetahui fakta ini. Kebanyakan orang mengenal orang dengan IQ tertinggi adalah Leonardo Da Vinci, Sir Isaac Newton, atau Albert Einstein karena sumbangsih mereka dalam ilmu pengetahuan. Padahal IQ Da Vinci berkisar 220, Newton 190, dan Einstein 160, masih sangat jauh dibandingkan Sidis yang diperkirakan sekitar 250-300.
0 notes
menulisproyek-blog · 11 years
Text
Sungguh 17 Tahun Sudah Cukup Bagiku
Oleh : Ita Alvionita (@Lvionita)
Kalau diizinkan Aku hanya ingin hidup 17 tahun saja 17 tahun sudah cukup bagiku Entah Tuhan menerimaku di surga atau neraka 17 tahun sudah cukup bagiku Kebahagiaan itu memang belum muncul Tapi setidaknya kesedihan itu tak perlu muncul Karena itu, 17 tahun sudah cukup bagiku Kebebasan seperti ini memang belum ada Namun kurungan ini juga tak perlu dibuat Maka, 17 tahun sudah cukup bagiku Senyum itu memang belum terbentuk Akan tetapi air mata itu juga tak perlu mengalir Dengan keadaan ini, 17 tahun sudah cukup bagiku Aku tidak menyalahkan Tuhan mengapa 17 tahun belum cukup bagiku Semua takdir Bahkan aku tak mengerti takdir itu apa Untuk apa aku berusaha keras Berdoa Bersujud Memohon Bahkan mengemis Bila kenyataannya semua sudah ditakdirkan Aku cukup menunggu Menunggu semuanya terjadi Menunggu semuanya selesai Menunggu yang lain dimulai lagi Tak bolehkah aku bersikap seperti itu? Aku hampir tak peduli Mengapa 17 tahun tak cukup bagiku Toh akhirnya aku sedang menunggu Menunggu mati Mati lahir Mati batin Yang katanya semua itu takdir. Sungguh, 17 tahun sudah cukup bagiku.
0 notes
menulisproyek-blog · 11 years
Text
Gejolak
Oleh : Ninda Marha Prawati (@nindamartha)
Brakk! Pintu kamar kututup rapat-rapat. Aku merebah bebarengan dengan keluarnya suara balung-balungku. Masih kepala satu tapi sudah merasa seperti kepala lima. Semenjak  mendapat bangku ini aku kehilangan relax-ku yang dulu. Kini libur tapi merasa sedang bekerja. Banyak sekali urusan duniawiku di sana. Aku tidak biasa, dari dulu aku hanya melakoni duduk di bangku sekolah, pulang, lalu relax di rumah. Sekarang? Jangan ditanya.
Baru saja merebah di kasur membal yang pesonanya sukar dielak, aku teringat ada tugas tulisan wajib yang kedua dan deadline-nya malam ini juga. Hahh. Nafasku sesak sekali rasanya. Menahan lelahnya kehidupan. Otakku mulai bengkak disengat banyak pikiran. Keluhan ini mungkin sudah melebihi keluhan seorang Menteri. Sudah pukul 21.29, tidak ada lagi waktu untuk merasakan sesak ini. Aku menghadap laptop dan memulai untuk menulis. Sejenak terdiam sepi, mencari inspirasi. Namun kosong, rupanya inilah inspirasiku, gejolak dalam benakku sendiri. Lalu termenung aku sibuk memikirkan gejolakku ini. 
Dalam perjalanan aku tersadar jalan yang harus kutempuh makin lama makin berat. Satu langkah baru memunculkan banyak urusan baru. Lantas apa aku harus berhenti melangkah? Bahkan kalau bisa berjalan mundur. Khayal. Mana mungkin waktu berjalan mundur. Sulit rasanya menjinakkan waktu. Waktu boleh jadi adalah pisau bermata dua. Dalam banyak detik aku tidak dapat menyelesaikan yang seharusnya diselesaikan, waktu bisa saja menolong dengan memberi lebih banyak. Namun lebih sering waktu memberikan-ku waktu yang lebih sedikit dari yang kubutuhkan.
Lelah. Lantas aku harus memperlambat langkahku? Padahal jelas-jelas orang tuaku sedang menunggu. Semakin lama mereka semakin tua. Semakin lambat datangnya suksesku makin sedikit kesempatan mereka untuk turut menikmatinya. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi lima menit lagi. Oleh karena itu, suksesku harus datang sebelum lima menit lagi, seharusnya. Waktu sungguh bedebah.
Ya. Aku harus bekerja keras di sini. Inilah jalan yang harus kutempuh. Jalan yang sudah ditentukan untukku. Tunggu, bukan! Bukan ditentukan untukku, aku yang memilih. Aku yang terus meminta pada Tuhan. Mengamalkan bermacam-macam amalan demi ‘merayu’ Tuhan agar mengabulkan pintaku. Inginnya sesuai inginku. Seolah-olah ‘memaksakan’ kehendak-Nya. Padahal aku tidak tahu mana yang terbaik bagiku. Ini semua sudah terlanjur. Pasrah. Apakah benar-benar pasrah sebenar-benarnya? Lisan memang mengatakan pasrah. Tapi hati komat-kamit inginnya sesuai inginku. Masih berharap.
Lalu seperti ini, kecewa yang hadir. Seolah-olah membalas semua paksaan. Ditampar aku karena rayuan-rayuanku. Menyesal aku. Lalu bisa apa? Tidur dalam penyesalan? Percuma. Tapi kini waktu bersahabat meski tidak seutuhnya. Bangun. Waktu masih mau memberi. Kini pasrah dalam arti asli. Percayakan pada yang Mahatahu. Biarkan Dia memberi yang terbaik, asal berani bertaruh dengan terbaikmu. Benarkah akan mendapat hasil yang terbaik? Ah, mana imanmu??!(nnd)
0 notes
menulisproyek-blog · 11 years
Text
Singkatnya Hidup Di Dunia
Oleh : Dedi Fachreza (@dedifachreza)
Kalau anak remaja yang baru puber pasti merasakan adanya rasa ketertarikan dengan lawan jenis. Begitu juga gue sob....
Dulu pas SMP, gue banyak demen sama cewek tapi gak pernah dapetin mereka. Tapi gue ngerasa sih klo dulu gue memang gak punya modal apa apa yang bisa memikat hati wanita idaman itu. Masuk SMA, tiba-tiba dunia gue kyak berubah seketika gitu loh. Gak tau kenapa, keunggulan-keunggulan yang dulu di SMP aku idam-idamkan terwujud semua. Padahal gue gak ada niat buat wujudin semua keinginan itu. Semua impian gue itu kyak muncul tiba-tiba gitu deh. Mulai dari gue jadi dikenal satu angkatan sampai meraih prestasi-prestasi yang membanggakan. Di SMA gue terpilih masuk tim basket sekolah, dan FYI eskul basket ini merupakan salah satu eskul yang populer di sekolah gue. Padahal klo boleh jujur, gue gak jago banget olahraga loh. Tau gak kalau pas ujian praktek olahraga di SMP, pull up gue NOL?!! Alias gak lulus. Tapi hanya selang beberapa bulan, gue jadi kyak jago olahraga. Gara-gara basket inilah, ada senior yang demen sama gue. FYI lagi nih, di SMA gue ada juga eskul yang paling ramai masa nya, yaitu eskul drum band. Tau kan drum band? yang ada mayor dan mayoret sebagai pemimipin barisan dan gitapati sebagai pemimpin musik. Nah kebetulan senior yang naksir sama gue itu gitapati. Bisa lo bayangin dong, seorang pemimpin di eskul paling ramai di sekolah naksir sama gue. Popularitas gue makin najak dong pastinya kan tanpa gue sadari. Ya tapi namanya bocah yang agamanya gak kuat, pacaran bentar doang untuk nyobain apa rasanya pacaran dan karena gue belum percah pacaran sebelumnya. Tapi sialnya gue putus sama tuh kakak senior dengan cara yang tak baik dan sepihak di gue aja. Sehingga dia jadi nyerang gue mulu di twitter, FB, mulut ke mulut dan media media berita lainnya deh. Gue kirain orang-orang bakal musuhin gue, terutama anak-anak drum band. Tapi ternyata serangan yang dilancarkan oleh dia gak seseram yang gue bayangin. Orang-orang ngerti klo itu cuma kekesalan hati sehingga lagi dan lagi, kebetulan dan kebetulan lagi, gue aman aman aja dan malah makin nambah temen gue, yang cewek maksudnya hehehehe....
Nah, setelah gue putus dari kak senior, gue kyak dapet hidayah tiba-tiba gitu loh dari Allah. Gak jelas deh datangnya dari mana. Tiba-tiba dalam 3 hari, 3 HARI LOH, gue yang sebelumnya kalau sholat 5 waktu gak pernah sekalipun berjamaah di masjid saat azan tiba-tiba berambisi mengerjakan sholat 5 waktu tepat waktu di masjid, termasuk subuh yang sebelumnya gue selalu bangun dan solat subuh kalau dimarahin bokap nyokap dan teteh doang. Tak hanya itu, tiba-tiba juga gue jadi ikut-ikutan LIQO' (semacam kumpul-kumpul tiap minggu untuk diskusi agama dengan dibantu satu mentor). Nah FYI lagi nih, pas tahun pertama siswa baru muslim diwajibkan ikutan mentoring agama bareng senior rohis di SMA gue. Tapi, di pertemuan pertama gue orang pertama yang kabur program itu dan minggu-minggu selanjutnya sampai 1 semester gue gak pernah dateng ke program itu. Padahal nilai agama gue bisa jeblok kalau gak ikutan itu. Tapi gatau kenapa juga, gue jago di pelajaran agama dan guru agama gue jadiin gue anak emas gitu. So, dia gak bakal ngecekin absensi program mentoring itu kan ya? hehehehe. Balik lagi ke masalah hidayah itu. Selain, suka gabung sama anak-anak masjid, gue juga minta bokap beliin buku-buku hadis dan al quran berbagai ukuran untuk bisa dipakai dalam tujuan apapun. Sejak saat dapet buku agama pribadi gue, yaitu kumpulan hadis shahih Bukhari dan Muslim, gue jadi semakin penasaran dengan mendalami islam secara kafah. Terus tau gak sih dalam waktu beberapa bulan aja jidat gue tuh hitam banget? kata teman-teman gue sih gue sujudnya kebanyakan. Kalau menurut guem itu pengaruh sajadah di sekolah yang kotor aja sih. Padahal ya, banyak yang lebih alim dari gue yang sholatnya gak hanya 5 waktu tapi jidatnya gak hitam-hitam juga. EH tapi jangan kira gue itu berteman sama anak-anak masjid semua, gue itu temen-temennya sebenernya agak-agak bandel semua sih.
Lanjut ke masalah akademik. Waktu di SMP prestasi gue di akademik gak terlalu jelek tapi gak tinggi-tinggi amat. Tapi pas di SMA kyak ada yang beda gitu. Tau gak sih klo gue bisa dapet rangking 5 besar di tahun pertama di kelas yang anaknya pinter-pinter banget pas SMP, kebetulan anak-anak SMP gue itu kyak pindah sekolah doang ke SMA gue. Dan di semester 2 gue hampir ngalahin anak yang merupakan peraih NEM UAN SMP/MTs tertinggi di provinsi gue. Nah setelah ke penjurusan lebih aneh lagi, tiba-tiba prestasi akademik gue makin meroket tinggi. Gue selalu dapet peringkat pertama di kelas dan peringkat pertama pararel (untuk seluruh kelas jurusan sosial) kalau pakai nilai keseluruhan rapot. Gila gak sih? gue sih mikirnya gila, karena gue ngerasa gue gak sehebat itu kok bisa dapetin itu semua. Belum lagi prestasi-prestasi lomba akademik antar pelajar. Gue pernah tembus nasional coy, bayangin tuh! nasional! lagi-lagi ada tapinya, gue bener-bener gak menguasai lomba itu loh. Karena lombanya berkelompok dan satu kelompok itu 10 orang maka gue kyak numpang dibalik kepintarn temen-temen satu kelompok. Dan yang lebih gilanya lagi yah, pas pengumuman nilai UAN, gue dapet peringkat nilai UAN tertinggi se-provinsi. GILA GAK? Gue tetep mikir itu gila dan gak masuk akal karena lagi-lagi gue gak serius untuk belajar UAN karena gue yakin anak-anak nilainya lebih bagus dari gue karena mereka pake kunci jawaban dan juga karena gue gak ada niatan apa-apa untuk jadi yang terbaik di provinsi gue apalagi harus ngalahin anak-anak SMA swasta yang terkenal jago-jago banget akademiknya. Terus gue juga suka bermusik tuh, jadi bikin-bikin grup band gitu. Dan Alhamdulillah gue dapet personil yang sangat skillfull dan kompak banget. Lagi lagi dan lagi gue berangkat lagi ke pulau jawa dengan membawa bendera SMA gue untuk berkompetisi di bidang musik. Namanya anak band SMA, apalagi sampai mewakili sekolah ke jakarta, tentunya meroket banget deh nama semua personil band abal-abal gue. Kenapa gue sebut abal-abal, karena tujuan awal bentuk band ini tuh untuk ikutan lomba band internal sekolah gue biar ngerame-in acaranya. Jadi, gak ada niatan mau macem-macem kayak ikut-ikutan festival dan lomba diluar gitu deh.
Lanjut ke kegilaan masalah asmara lagi nih. Setelah putus dari kakak senior tadi, lagi dan lagi ada cewek yang diem-diem naksir gue. Oh ya, gue mau cerita dikit lagi sekalian flashback. Dulu pas awal-awal masuk SMA ini, gue nge-fans sama kakak senior yang menjabat sebagai kapten cheerleader, kebetulan cheerleader tuh jadi eskul yang terkenal banget di SMA gue yang dimana setiap anggota cheers pasti terkenal disekolah deh. Nah, usut punya usut kakak kapten cheers ini punya adik-adik perempuan yang perbedaan umurnya sangat deket dengan doi. Dan adik-adiknya kak kapten cheers ini juga 11-12 sama doi sob. Sama-sama suka nge-cheers, sama-sama cakep, keren, beken, dan lengkap deh kyak cewek-cewek idola di FTV Remaja tuh. Nah apa hubunganya dengan cewek yang diem-diem naksir gue? Jelas ada. Cewek itu ternyata adik perempuan si kakak kapten cheers. Lo bisa bayangin dong? adiknya kak kapten ini digadang-gadang bakal jadi the next captain dan juga gak kalah keren, cakep, dan tentunya terkenal dari kakaknya. Eh cewek idola yang puluhan hati lelaki di SMA gue gak bisa lepas dari doi malah naksir sama gue, ckckckck awalnya gak percaya gue mirip FTV banget dah kan? Makanya gak percaya gue. Tapi, akhirnya kita pacaran juga. Nah, klo anak-anak lain pacaran itu kan untuk main-main doang dan gue emang untuk main-main doang tp karena gue itu orangnya anti-mainstream, gue samperin ortunya doi. Gue sih awalnya udah ngira bakal di-slack-in sama mereka, tapi apa yang terjadi? malah mereka kayak dukung banget klo anak mereka sama gue. Adooohh makin aneh kan? masa hidup gue seberuntung itu.
Sekarang pun gue ngelanjutin kuliah di tempat yang gak sembarangan loh. Gue kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, fakultasnya para pejabat-pejabat RI, mentri-mentri RI, dan orang-orang hebat lainnya di negri ini. Padahal gue udah nyadar kalau kemampuan gue lagi-lagi dibawah saingan-saingan gue. Terus dengan skill yang sangat kalah dari anak-anak jawa, gue tiba-tiba jadi project officer sebuah kepanitiaan di FEUI. Padahal gue aja sampai sekarang gak percaya sama gue sendiri kalau gue cocok jadi pemimpin, karena gue emang dari sononya mental staff. Awalnya gue udah pasrah bakal dapet teman dikit di kampus yang anak-anaknya keren-keren dan gaul-gaul plus kaya-kaya. Tapi tau gak klo ternyata gue satu kostan sama anak-anak yang kayak begituan sehingga gue banyak dapet teman dari berbagai kalangan juga karena diajakin sama saudara-saudara gue satu kostan itu. Terus gue ga sengaja ikutan latihan UKF di FEUI yang pada niat awalnya hanya pengen liat senior yang kata temen gue cakep di UKF itu. Gak taunya sambutan UKF itu ke gue sangat welcome banget sampai-sampai kita sering nginep bareng padahal gue baru masuk tuh ke UKF itu. Dan berteman deh gue sama kakak senior yang cakep itu, tercapai lagi tujuan gue.
Nah, dari sekelebat cerita keberuntungan-keberuntungan itu gue sebenernya udah mulai curiga. Masa hidup gue seberuntung itu sih. Nabi aja susah banget hidupnya. Dan sempat gue baca satu kutipan, entah itu hadis atau perkataan ulama. Isinya itu "tak akan dicabut nyawa seorang manusia sehingga semua rezekinya telah diberikan kepadanya" yang menurut pemahman gue itu manusia tak bakal mati kalau rezekinya belum dikasiin semua. Semua keberuntungan yang gue kasi tau diatas tadi merupakan rezeki gak sih sob? Menurut gue sih itu bener-bener rezeki dari Allah swt. Jadi, hasil renungan gue itu menghasilkan sebuah hipotesis bahwa umur gue udah gak lama lagi karena gue merasa semua rezeki gue udah dikasiin oleh Sang Khalik dan juga hidayah udah dikasiin ke gue yang membuat gue ngerti tentang hakikat hidup didunia, yaitu untuk menyembah Allah swt. Mungkin malam ini, besok pagi atau besok sore gue bakal balik ke kampung akhirat, transit di kubur dulu sih hehehe. Jadi, tulisan ini sengaja gue tulis sebagai bentuk terima kasih gue kepada Allah atas semua rezeki yang telah disampaikan serta sebagai alat untuk mengingatkan gue akan tanggal kadaluarsa roh gue. Gue pokoknya harus minta maaf dan ngucapin terima kasih kepada semua orang atas segalanya yang telah dilakukan kepada gue, terutama nyokap, bokap, dan teteh gue. Jika bener gue pergi duluan dari mereka bertiga, gue yakin kok ortu gue ntar di akhirat bakalan dapet mahkota yang sangat silau sinarnya dikepala mereka karena mengajari anaknya mengaji, aaamiiinnnn. Dan semoga aja gue mati muda dan tentunya khusnul khotimah. Karena kalau mati muda gue gak bakal nyakitin hati banyak orang karena belum berkeluarga, belum kerja dan belum terlalu memegang tanggung jawab yang besar.
Sekian tulisan dari gue, ini sekaligus sebagai surat perpisahan dari gue kepada jiwa-jiwa yang masih hidup agar segera mengingat kematian. Karena kematian datang kapan saja, dan inget dunia ini merupakan senda gurau belaka dan fana. Jadi, jangan sampai ngorbanin keyakinan, ibadah, dan semua tentang agama demi memperjuangkan akhirat. Dan juga jangan takut yang namanya sama kematian karena itu pasti dateng kepada setiap makhluk yang bernyawa. Face it!!  So, see you in padang mahsyar yaaah hehehehe. Assalamualaikum ya ahlil jannah wa ahlil qubr !!! I will miss you all....
1 note · View note
menulisproyek-blog · 11 years
Text
Pengisi Hati Kosong
Oleh : Fahrana Amelia (@rastarrazz)
aku terenyuh dalam kesepian ketika waktu secara pelahan merenggut kebebasan ketika hal yang ku senangi menjadi penghambat ketika semua yang kukerjakan tak mendapatkan penghargaan sedih. seperti tak ada yang peduli dengan perjuanganku... lalu ada suatu kejadian yang membuat diriku sadar... bahwa aku memiliki seseorang yang sangat kusayang tapi kita semua mengabaikannya IBU... ya,,,ibuku sibuk bekerja.. aku mengerti,,, dia melakukannya demi aku,kami. ya,,aku memang egois karena ingin selalu diperhatikannya... tetapi kejadian yang membuatku semakin dalam tertusuk pisau adalah ketika aku melihat,,, ada seorang ibu yang bekerja di rumahku,,, iya melihat anaknya menangis ingin pulang, tapi yang membuat aku iba adalah aku tahu perasaan ibu itu yang segera ingin pulang namun ia harus bekerja ia bekerja juga untuk membahagiakan anaknya tapi anaknya menangis karena dia,,,pekerjaan ibunya ketika aku melihat ini,,,aku langsung masuk ke kamar... menangis dengan isak tak terdengar teringat.... akan ibuku yang bekerja hingga malam demi aku,kami.
0 notes
menulisproyek-blog · 11 years
Text
Temperamen Idealis dan Rasionalis
Oleh : Anna Christmas Irianto (@annachristmasi)
Manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks sebagai makhluk individu, sosial dan budaya. Setiap manusia itu berbeda satu dengan yang lainnya yang tergambar jelas melalui keunikan dan ciri khas tersendiri. Mengapa hal itu benar terbukti? Karena tidak ada manusia yang persis sama, meski ada manusia yang kembar sekalipun. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Sebagai individu yang unik, keunikan yang dimiliki masing-masing individu akan memungkinkan pencapaian kesempurnaan dengan kekuatan yang ada serta mampu menimbulkan konflik. Perbedan individu atau perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing individu menyebabkan dinamika kehidupan yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara positif dan mencegah terjadinya konflik akibat perbedaan yang ada.
Setiap individu memiliki temperamen yang merupakan pola perilaku karakteristik yang merefleksikan kecenderungan-kecenderungan alamiah individu dalam bagaimana individu melihat dunia, menentukan nilai dan keyakinan dirinya serta bagaimana pikiran, tindakan dan perasaanya. Terdapat empat tipe temperamen, diantaranya pembimbing/tradisionalis, artis/experiences, idealis, dan rasional/konseptualis. Secara singkat, temperamen pembimbing/tradisionalis menganut dan menghormati hukum, otoritas dan garis komando serta nilai-nilai konservatif, temperamen artis/experiences merupakan tipe individu yang responsive dan spontan. Mengenai tipe idealis dan konseptualis/rasionalis akan dijelaskan lebih lanjut.
Temperamen idealis yang merupakan jenis temperamen dengan kaum intuitif dan feelers di dalamnya. Kaum intuitif tertarik pada arti, hubungan dan kemungkinan-kemungkinan sedangkan Feelers dalam pembuatan keputusan cenderung menggunakan nilai pribadi. Maka dalam temperamen idealis terdapat penggabungan antara kaum intuitif dan feelers yang menjadikan kaum idealis dengan tipe memiliki kepedulian tinggi terhadap orang lain baik dalam tumbuh kembangnya maupun pemahaman diri akan orang lain. Kaum idealis dalam hidupnya mengikuti pengabdian diri dengan didukung etika pribadi mereka.
Pandangan, pemikiran dan perilaku kaum idealis ke arah masa depan dengan hidup sebagai perjalanan menuju pengetahuan yang lebih spiritual. Dengan motto jujur pada diri sendiri dan filosofis spiritual, kaum idealis sangat menghargai kejujuran dalam setiap perkataan dan perbuatan serta integritas yang tinggi dalam melakukan pekerjaan maupun hubungan dengan orang lain. Kemampuan alami yang mencirikan tipe kaum idealis ini adalah mampu berempati dengan ikut merasakan dan berbuat suatu aksi nyata dalam kesusahan orang lain, dan focus pada kebutuhan orang lain. Citra diri yang dimiliki kaum idealis merupakan harga diri berakar dalam aksi empati dan mereka percaya diri dalam keaslian pribadi mereka. Mereka percaya pada intuisi dan mencari lebih dalam pengetahuan diri. Dalam membangun sebuah hubungan, kaum idealis mencari mutu dalam hubungan pribadi mereka. Kaum ini menginginkan adanya kesempatan untuk dapat berbagi koneksi spiritual yang mendalam. Sebagai orang tua, mereka yang termasuk dalam kaum idealis akan mendorong anak-anak mereka untuk membentuk hubungan yang harmonis dan terlibat dalam bermain imajinatif. Dalam kehidupan profesional dan sosial, kaum idealis berusaha untuk menjadi katalis perubahan positif.
Menjadi seorang idealis memiliki beberapa nilai positif yang dapat diambil. Melalui kemampuan berkomunikasi yang baik, kaum idealis mampu membangkitkan semangat dan percaya diri bagi dirinya dan diri orang lain seta memiliki kharismatik yang tinggi. Selain itu, sebagai seorang yang terus mencari arti, kaum idealis termasuk sebagai pribadi yang kreatif dan pandai dalam menganalisa masalah dan mencari alternatif dan jalan keluar terbaik. Akan tetapi, seperti halnya semua hal di dunia ini, tentunya idealis juga memiliki nilai negatif. Sejak laum idealis sering berusaha keras untuk mencoba selalu memastikan kebutuhan setiap orang terpenuhi, mereka dapat menjadi frustrasi ketika orang lain gagal melakukan sama, baik dengan bertindak secara independen dari keinginan kelompok, atau dengan mencoba untuk menegakkan keinginan kelompok tanpa memperhatikan kebutuhan individu.
Temperamen rasionalis/konseptualis dimiliki oleh individu dengan pengamatan obyektif dan analisis faktual dalam situasi tertentu. Mereka mencari argumen logis sebagai dasar untuk bertindak. Motto mereka adalah unggul dalam segala sesuatu. Sebagai strategi, kaum rasionalis berusaha untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin, menerapkan apa yang mereka pelajari untuk mengembangkan rencana jangka panjang dan langkah-langkah untuk mencapainya. Ketertarikan kaum rasionalis pada ilmu pengetahuan dengan mereka akan menolak untuk melakukan tindakan tertentu jika itu bertentangan dengan pemahaman mereka atau pengalaman dan tidak didasarkan pada logika suara atau fakta-fakta dalam konteks tertentu. Sebagai orang tua, mereka mendorong anak-anak mereka untuk menjadi mandiri individu yang mampu berpikir untuk diri mereka sendiri. Dalam kehidupan profesional dan sosial, kaum rasionalis adalah pemimpin visioner, mengembangkan rencana jangka panjang dan pemikir konvensional ketika memutuskan pada tugas atau memecahkan masalah.
Kaum rasionalis memiliki kelemahan dengan adanaya tipe rasionalis informatif (Arsitek dan Penemu) yang lebih berteori, merancang, dan prototipe ide-ide mereka, sehingga mereka dapat merasa terbebani ketika dipanggil untuk menyelesaikan ide-ide mereka ke dalam operasi praktis sendiri . Hal ini dapat mengakibatkan perasaan tidak mampu, yang dapat menyebabkan kesulitan mengeksekusi ide. Selain itu adanya kaum rasionalis direktif (Dalang dan Fieldmarshals) yang akan mengalami kemundiran kinerjanya ketika visi jangka panjang mereka ditolak atau tergelincir. Mereka mungkin merespon dengan mengumpulkan lebih banyak data dan lebih menit atau dengan menjadi semakin otoriter, tidak menyadari bagaimana tuntutan mereka dianggap oleh orang lain. Ketika dihadapkan dengan konsekuensi negatif dalam upaya mereka, mereka mungkin mengalami perasaan tidak mampu.
Sedangkan kelebihannya, kaum rasionalis mampu mengembangkan dirinya dengan terus meningkatkan kualitas dalam pengetahuan dan kompetitif dengan menjunjung tinggi motto unggul mereka. Penyelesaian masalah akan dilakukan secara logis dan rasional. Selain itu, kaum ini juga berpendapat bahwa dengan pengetahuan yang mereka miliki dapat membentuk suatu jalinan kehidupan yang harmonis dan strategis. Kemudian adanya suatu ungkapan bahwa manusia hanya bisa menjadi manusia bila ia hidup bersama orang lain maka akan menciptakan kecenderungan kuat manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai contoh, prajurit Jepang, Nakamura yang hidup sendiri di Pulau Morotai untuk bersembunyi selama puluhan tahun. Ia bercocok tanam untuk kelangsungan hidupnya. Tetapi begitu diketemukan penduduk dan diberi tau bahwa perang telah usai, ia segera minta dipulangkan kembali ke keluarganya di Taiwan. Hal tersebut membuktikan bahwa manusia pasti berusaha hidup dalam lingkungan sosial.
1 note · View note
menulisproyek-blog · 11 years
Text
Soeharto, Konglomerat, dan Trickle Down Effect
Oleh : Eka Pujiastuti (@pujiastutieka)
Trickle down theory yang dikemukakan oleh Kuznet menyebutkan bahwa semakin meningkat pendapatan perkapita suatu negara atau wilayah akan berkorelasi dengan naiknya tingkat ketimpangan pendapatan. Akan tetapi seiring dengan semakin tumbuhnya perekonomian, maka ketimpangan tersebut akan semakin berkurang. Pertumbuhan nasional akan berdampak lebih dahulu pada pengusaha-pengusaha kaya (masyarakat dengan penghasilan tinggi) bukan pada masyarakat pekerja. Hal ini yang menimbulkan ketimpangan pendapatan. Namun, seiring pertumbuhan ekonomi, pengusaha-pengusaha itu akan meningkatkan ekspansi bisnisnya yang kemudian menarik tenaga kerja dan mengurangi ketimpangan pendapatan.
Trickle down effect atau efek rembesan menunjukkan bagaimana kesejahteraan akan merembes dari pengusaha kaya ke masyarakat bawah dengan semakin meningkatkan kemakmuran. Walapun sempat menjadi pertentangan di kalangan ekonom, teori ini sempat diterapkan di Indonesia selama tiga dekade. Masa kepemimpinan Soeharto menjadi figur nyata dari implementasinya. Pengusaha (konglomerat) menjadi roda penggerak pembangunan, akan tetapi mengenai bagaimana hasilnya menjadi sesuatu yang patut dipertanyakan. Franchise Soeharto Soeharto layaknya pemilik franchise yang sangat besar (McLeod, 2012), di dalamnya ia memasukkan sektor-sektor yang akan mendukung pengambilan keuntungan dari beneficiaries-nya baik yang outsiders, maupun insiders. Insiders Beneficiaries terdiri dari pengusaha-pengusaha perusahaan besar juga kaum ekspatriat kaya raya yang kemudian disebut sebagai ‘konglomerat’. Mereka adalah pihak-pihak terdekat penguasa, yang melalui francise-nya, Soeharto akan menarik rent atas kemudahan yang telah ia berikan. Sedangkan outsiders beneficiaries terdiri dari pemilik perusahaan dan ekspatriat berskala kecil. Mereka adalah pihak-pihak yang cenderung dieksploitasi atas pemberian jasa-jasa dengan pungli yang sangat tinggi.
Demi mendapatkan keuntungan yang besar dari beneficiaries, Soeharto telah membangun sistem yang kuat dari lima pilar francise-nya. Pilar itu dibangun dari partai politik, judisiari, birokrat, militer, juga BUMN. Partai politik di masa kepresidenan Soeharto hanya terdiri dari tiga partai, Golkar yang menjadi kendaraan politik presiden, PPP dan PDI. Golkar, sebagai partai politik yang merupakan sarana aspirasi masyarakat, karena kontrol yang sangat kuat sebagai franchise yang didirikan Soeharto, malah menjadi sarana aspirasi golongan tertentu. Partai politik menjadi jalan yang sangat baik dalam mengatur regulasi yang memfasilitasi insiders beneficiaries. Tidak hanya partai politik, empat pilar franchise milik Soeharto juga bersatu padu mendorong pemberian fasilitas yang baik.
Menjadi hal yang tidak mungkin bahwa kelima pilar franchise Soeharto bersedia mendukung dengan cuma-cuma. Perorangan di dalam kelima pilar tersebut tidak mungkin tidak mendapat keuntungan. Kalangan militer yang sangat besar dan berjenjang menjadi pilar yang paling mudah dimanfaatkan dan menjadi contoh yang mudah. Pendekatan kepada pimpinan-pimpinan tertinggi militer menjadi jalan mudah bagi berjalannya sistem ini. Pimpinan akan menggerakkan bawahannya, itu poin utamanya. Pegawai negeri (birokrat) juga tidak cuma-cuma.
Mengabdi pada negara adalah tujuan utama dari mereka, namun gaji yang kecil mungkin menjadi sedikit hambatan. Birokrat hanya manusia biasa yang bisa saja iri melihat kawannya yang memiliki tingkat jabatan yang sama namun ternyata bergaji jauh lebih tinggi karena bekerja di perusahaan swasta. Kesempatan ini sengaja dibuat dan dimanfaatkan sebagai pendorong berjalannya franchise. Economic rent yang diberikan konglomerat menjadi hal yang biasa diterima birokrat sebagai imbal hasil kemudahan yang diberikan. Birokrat juga menerima dengan senang hati, “anggap saja seperti tip di restauran” The Conglomerates Trickle down effect yang diterapkan oleh soeharto di masa kepamimpinannya tidak akan bisa berjalan tanpa peran dari pengusaha. Agar efek yang terjadi maksimal, semakin besar pengusahanya maka akan semakin baik. Insiders beneficiaries dari Franchise yang dibuat oleh Soeharto (konglomerat) bukanlah sembarang orang, melainkan terdiri dari grup-grup pengusaha besar (sebagian merupakan etnis China), perusahaan besar asing yang beropeasi di Indonesia (sebagian bekerja sama dengan perusahaan lokal), perusahaan milik keluarga dekat presiden, dan perusahaan yang dimiliki oleh franchise milik Soeharto seperti perusahaan milik BUMN atau militer (McLeod, 2008)
Konglomerat yang merupakan kalangan terbatas, tentu tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Di kalangan konglomerat ini, Soeharto menemukan sahabat-sahabat terdekatnya. Sahabat Soeharto yang paling dekat dan paling terkenal mungkin Liem Soei Liong atau Sudono Salim. Selama Soeharto berkuasa, ia menjadi orang terkaya di Indonesia dan salah satu di Asia dan Dunia. Di bawah Grup Salim, konglomerat ini memiliki 40 perusahaan dengan aset mencapai Rp 70 Miliar. bermula dari usaha karet, Liem Soei Liong menjadi kepercayaan Soeharto dalam penyediaan logistik militer. Usahanya semakin bertambah pesat semenjak setelah usahanya semakin maju, mulai dari pemilik Indosemen, Indomobil, Bank BCA, hingga Indofood.
Dalam usahanya Liem Soei Liong banyak mendapat bantuan dari sahabatnya, Soeharto. Salah satu contohnya saat ia mendirikan PT Bogasari Flour Mills yang memonopoli pasokan terigu di kawasan Indonesia Timur. Mungkin Bogasari sebuah perusahaan swasta yang paling unik di Indonesia. Barangkali hanya Bogasarilah yang diberikan pemerintah fasilitas punya pelabuhan sendiri, dan kapal-kapal raksasa dalam hubungan perteriguan bisa langsung merapat ke pabrik.
Kepemilikan yayasan oleh Keluarga Cendana juga menjadi ujung tombak kelompok konglomerat sahabat Soeharto. Salah satu sahabat yang royal pada Soeharto dan memajukan yayasannya adalah Bob Hasan, pemilik sebagian besar saham PT Astra International dengan basis yayasan miliki Soeharto. Namun, Bob Hasan juga bukan sembarangan, ia juga merupakan salah satu orang berpengaruh dan pengusaha sukses. Bersama Sigit Harjojudanto (anak Soeharto), ia membangun Nusantara Ampera Bhakti (Nusamba), salah satu mesin uang Cendana. Sekitar 80 persen saham perusahaan di bidang pertambangan dan telekomunikasi ini dimiliki tiga yayasan Soeharto: Supersemar, Dakab, dan Dharmais. Sisanya dibagi di antara Bob dan Sigit. 
Teman main golf dan memancing Soeharto ini juga menggandeng Tommy Soeharto di Sempati. Sedangkan Bambang Trihatmodjo dan Yayasan Kartika Eka Paksi milik Angkatan Darat dirangkulnya di International Timber Corp. Berkat kepiawaiannya inilah, PT Kiani Kertas yang dibangun Bob mendapat kucuran dana ratusan miliar rupiah dari yayasan Soeharto (kanalriau.com,2012)
Soeharto, Liem Soei Liong, Bob Hasan dan konglomerat lainnya bersahabat erat bahkan saat krisis tahun 1997 yang menjatuhkan perekonomian Indonesia. Soeharto meminjam bantuan dari luar negeri demi membantu konglomerat-konglomerat sahabatnya. Akan tetapi dana-dana tersebut ternyata tidak sepenuhnya dimanfaatkan oleh sahabatnya, beberapa konglomerat malah melarikan dana tersebut ke luar negeri. Soeharto yang dikhianati sahabat-sahabatnya mendapat nasib buruk pula. Mundur pada Mei 1998, mengakhiri imperium bisnis yang sudah dibangunnya dan membuat para konglomerat pindah dari Indonesia—walaupun bisnis mereka masih berbasis di negeri ini. Efek pembangunan Tujuan yang baik dari Soeharto layak mendapat aplause bila saja hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Pemerintah sangat mendukung aktivitas kaum konglomerat dengan harapan akan membuka lapangan pekerjaan dan ‘merembeskan’ kekayaannya ke masyarakat kelas bawah. Pinjaman-pinjaman luar negeri yang dilakukan, utamanya dipakai ke pengembangan usaha kaum konglomerat bukan ke arah pengentasan kemiskinan. Menurut Harvard Institute for International Development, peningkatan pendapatan perkapita tidak akan terjadi bila pemerintah hanya berkonsntrasi ke pengentasan kemiskinan, bukannya pertumbuhan. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan. Sehingga bila pemerintah hanya fokus ke pengurangan kemiskinan, maka pertumbuhan tidak akan terjadi dan kemiskinan juga tidak akan berkurang
Peran konglomerat yang besar juga terjadi di banyak negara berkembang. Konglomerat yang menguasai pasar domestik dianggap sangat aman bila dibandingkan mengandalkan pasokan investasi dari luar negrai yang sewaktu-waktu bisa ditarik (Kim, Kandemir dan Cavusgil, 2001). Tidak hanya Indonesia, banyak negara berkembang yang juga memiliki kelompok konglomerat yang menjadi basis dari perekonomian mereka. kelompok ini menjalankan perannya sama seperti yang diterapkan Soeharto di Indonesia. Pertanyaan yang mendasar apakah efek kepada negara ini sama seperti yang diharapkan Soeharto.  Di Asia, pertumbuhan yang sangat cepat di negara-negara Asia Timur telah diuji oleh Oshima. Ia menemukan bahwa ketimpangan pendapatan turun di tahun 1970an dan kemudian naik di tahun 1980an yang menunjukkan secara jelas bahwa Trickle Down Efect tidak terjadi. Ternyata setiap negara memiliki efek yang berbeda. penelitian yang dilakukan oleh World Bank menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan ketimpangan pendapatan di Hong-Kong, Taiwan, Thailand dan China. Sedangkan di Singapura dan Malaysia, peningkatan pendapatan malah menurunkan ketimpangan dan ketimpangan di Indonesia malah tidak relatif berubah (Ahuja, 1997)
Jadi, apakah sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia masa pemerintahan Soeharto yang fantastis (seringkali double digit) bukan hasil dari sistem konglomerasi? Mungkin sistem konglomerasi yang diterapkan Soeharto berhasil membawa kemajuan, namun bisa dilihat bahwa sistem ini sangat rentan. Melihat peta perpolitikan dan bisnis kini, menjadi pilihan tersendiri bagi bangsa ini untuk mengulanginya atau tidak.
0 notes