Tumgik
mengangkasa · 1 month
Text
Pergilah
Enyah
Lukaku adalah kehendak Tuhan
Tenang atau tidak hidupmu setelah ini
Bukan bagian dari doaku
5 notes · View notes
mengangkasa · 1 month
Text
Dan hari ini,
Hatiku teringat
Duka pilu itu, lagi
Tidak ada lagi daya
Selain, merela
Sebab ia, dengan lantang berkata
Mendamba
Memuja
Hati lainnya
2 notes · View notes
mengangkasa · 1 month
Text
Ya Allah, sungguh ini teramat sakit. Sembuhkanlah hatiku dengan kuasa-Mu. Cukuplah kepadaku ya Allah, jangan timpakan sakit yang sama sekalipun kepada mereka yang telah menyakitiku.
13 notes · View notes
mengangkasa · 6 months
Text
Sudah memaafkan, sudah merelakan, tapi melupakan rasanya masih belum. Setiap teringat rasa sakitnya, setiap teringat luka-luka yang ditinggalkan, untuk lupa itu semua mungkin perlu waktu yang panjang, yang teramat lama.
Tidak tahu seperti apa hatimu sekarang disana, tidak tahu bagaimana bentuk rupamu setelah sekian lama aku membentengi diri untuk tidak berusaha mencari tahu tentangmu, dan ternyata dengan hal itu sedikit demi sedikit aku makin beranjak dari jeratan masa lalu bersamamu, yang sangat menyakitkan itu.
Aku sudah sampai di sini, di titik yang tidak lagi terus terisak di malam-malamku menuju lelap. Di titik yang tidak ingin lagi kamu hadir sedikitpun dalam hidupku, pun termasuk apapun itu yang berhubungan denganmu atau bahkan orang-orang terdekatmu.
Aku sudah bersikeras membangun tembok tinggi nan kokoh untuk melindungi diriku, hidupku dan masa depanku, agar tidak runtuh lagi seperti sedia kala saat aku bersamamu.
Maka aku mohon, dengan segenap hati, jangan lagi datang apapun tujuanmu kepadaku.
10 notes · View notes
mengangkasa · 8 months
Text
Pesan untuk yang ada di negeri Sakura.
Untuk maaf yang tidak akan pernah lagi mendarat di telingamu, untuk jabat tangan yang tidak akan pernah lagi ku biarkan terjadi. Kini tentangmu, semuanya, sudah benar-benar ku larungkan ke samudera lepas. Lekaslah pergi, lekaslah enyah. Jangan lagi datang, ya. Aku sudah teramat membaik dan menyadari bahwa hadirmu telah banyak kali melukaiku.
Pergilah, pergilah kasih kejarlah selingkuhanmu.
5 notes · View notes
mengangkasa · 8 months
Text
Sekarang, mari kita rawat luka ini dengan tepat. Tidak apa jika kemarin sempat tergores lagi. Tapi nanti ketika mulai mengering, maka biarlah ia semakin mengering hingga akhirnya mengelupas. Meski mungkin akan tetap meninggalkan bekas. Setidaknya, jangan lagi dengan sengaja menimpa luka di atas luka.
Sekarang, mari luaskan rasa mencintai diri sendiri dengan bijaksana mengolah rasa. Jika dengan orang yang salah saja kita mampu mencintainya dengan begitu tulus setia, maka bagaimana rasanya ketika kita dipertemukan dengan seorang yang paling tepat untuk kita cinta.
Sekarang, mari kita lebih berserah kepada yang Maha Kuasa. Sebab dunia terlalu kerdil untuk membalas rasa sakit dengan sejenisnya. Biar semesta yang bekerja dan kita cukup menerima hasil akhir dengan rasa taqwa.
Sekarang, tidak perlu lagi merasa bahwa keadilan tidak pernah memihak pada kita. Sebab adil tidaknya dunia di mata manusia hanyalah fana dan tidak akan pernah setara dengan keadilan yang sesungguhnya dari Sang Pencipta.
17 notes · View notes
mengangkasa · 8 months
Text
Aku sudah teralu riuh hingga kamu memilih acuh. Sekarang pergilah. Dia jauh lebih baik dariku? Syukurlah. Sebab memang itu yang kamu butuhkan untuk mengembalikan dirimu, yang dulu.
9 notes · View notes
mengangkasa · 9 months
Text
Hai, ini aku yang sekarang. Tidak lagi menjadikanmu sebagai tujuan hidupku. Tidak lagi ingin tahu bagaimana kamu bisa baik-baik saja setelah tak lagi bersamaku, padahal aku sangat terpuruk dan kehilangan atas kepergianmu, pada saat itu.
Hai, ini aku yang sekarang. Aku yang mulai bangkit, mulai sepenuhnya yakin dengan diriku, mencintai diriku, menerima segala bentuk takdir yang sedang memeluk hidupku. Termasuk kepahitan tentang pergimu di kala titik terendah hidup sedang menghunus ketenangan dalam hidupku.
Hai, ini aku yang sekarang. Aku yang berani berbicara denganmu, tanpa takut apakah lemah yang kusampaikan akan semakin membuatmu raib dari pandanganku. Aku yang dengan lantang mengucapkan juga mendoakan secara langsung untuk kelancaran hari pernikahanmu.
Terima kasih. Terima kasih banyak. Terima kasih sudah mengajarkan bahwa dalam jatuh cinta tidak hanya ada bahagia. Sebagaimana aku mengharapkan kebahagiaan dalam hubungan kita kala itu, aku juga semestinya mempersiapkan kekecewaan yang harus diterima dengan keikhlasan, keyakinan dan kesabaran.
Hai ini aku, mengajakmu untuk memaafkan diri sendiri. Melanjutkan hidup dengan sebaik-baiknya seorang hamba yang mendamba-Nya. Selamat berlayar, wahai kamu--kapalku yang sudah karam.
17 notes · View notes
mengangkasa · 9 months
Text
Perihal Ditinggalkan
Patah hati terhebat yang pada akhirnya membuatku sadar betapa Allah menyayangi setiap hamba-Nya. Betapa Allah menginginkan hamba-Nya untuk senantiasa mengingat rahmat-Nya.
Dan ia yang pergi memang bukan untuk kita. Ia yang pergi memang bukan takdir kita.
Untuk seseorang yang pernah singgah, terima kasih sudah membawaku bertemu dengan guru dalam bentuk pengalaman hidup yang sungguh membantukku untuk beranjak dewasa. Terima kasih karena sudah menjadi pengingat untuk memperbaiki diri, untuk mencintai diri seutuhnya dan menjadikan diriku sebagai prioritas utama yang harus dijaga.
Selamat berbahagia dan aku turut berbahagia, semoga rencana baikmu untuk segera mengarungi bahtera rumah tangga dengan pilihanmu senantiasa dimudahkan.
Terima kasih sudah hadir dalam fase pengantar untukku menemukan jodoh terbaik, aku meyakini bahwa semua terjadi atas kehendak dan ridho Allah.
13 notes · View notes
mengangkasa · 9 months
Text
Perang Kita Sudah Selesai
Kita telah sampai di halaman terakhir. Selamat untukmu, juga untukku. Perang kita sudah selesai dan kita sama-sama menjadi pemenang. Aku menang sebab perasaanku untukmu yang masih tanggal, kamu menang atas pilihan pergimu untuk tinggal di hati baru.
Buku kita telah rampung dengan cerita yang cukup singkat, namun menurutmu sangat memberi penat.
Aku mengenalmu hanya sebentar, membersamaimu hanya sekejap. Kau yang kesana-kemari, menganggapku tak pernah cukup, pintu-pintu kesempatanku sengaja kau kunci rapat-rapat. Aku masih berusaha, kali ini melalui perasaan merela terhadap pamitmu yang dengan lantang berucap memilih ia yang saat ini kau damba. Aku masih berusaha, lewat doa-doa dini hari untuk kebahagiaan dan rasa cukup dalam sanubarimu, supaya kau bisa berhenti melakukan pencarian panjang yang tiada ujung.
Tidak ada benci untukmu, tidak ada pula dendam untukmu. Hanya ada harap dan ucap, semoga kau akan selalu ingat bahwa di sini, ada seseorang yang tulus menawarkan cintanya, tidak hanya untukmu, namun juga untuk keluargamu.
Pada akhirnya, aku menyadari bahwa aku bukan yang kau mau. Aku bukan yang kau sebut dalam doa juga harapanmu. Tapi sungguh, aku bersaksi bahwa kau adalah manusia baik.
Hanya saja, aku tidak baik untukmu sehingga menjadikanmu tidak baik untukku.
21 notes · View notes
mengangkasa · 9 months
Text
Perihal luka sebab pengkhianatan tidak akan pernah menjadi perkara mudah untuk disembuhkan. Ada hari-hari yang harus dilewati dengan rasa rendah diri dengan suara dalam kepala yang terus bertanya "Apa salahku?". Ada malam-malam panjang yang harus dihadapi dengan penuh ketakutan dan isak tangis, menyalahkan diri sendiri tiada habis.
Perlahan aku mengerti, bahwa hati manusia akan semakin sulit menerima jika tidak menyertakan keyakinan bahwa segala hal yang terjadi di hidup ini merupakan kehendak-Nya. Kendali atas jalan takdir manusia sepenuhnya ada pada-Nya.
Maka, sembuhkan dengan hati lapang. Maafkan yang sudah menyakiti. Perlahan kembali bangkit dan percaya, tidak ada badai yang selamanya. Sebab dunia adalah tempatnya rasa lelah, namun jangan pernah menyerah.
14 notes · View notes
mengangkasa · 9 months
Text
Dan ditinggalkan Allah lebih menyakitkan dari apapun.
Ya Rabb, ajari aku tentang segala hal mengenai kesabaran dalam ujian dan cobaan bagaimanapun cara-Mu, asal jangan tentang bagaimana aku harus menjalaninya sendirian tanpa pertolongan-Mu. Aku sungguh manusia yang lemah dan tak berdaya.
Ya Allah, pada segunung dosa yang melekat pada diriku, berikanlah aku pintu maaf, jangan Kau hukum aku dengan kehampaan hati karena tak menyertakan-Mu dalam setiap hembus nafasku.
Aku ingin pulang dengan keadaan sebaik-baiknya diri yang beriman dan bertaqwa kepada-Mu, dengan keadaan yang Engkau Ridho untukku ya Allah.
113 notes · View notes
mengangkasa · 9 months
Text
Jika Tidak Bersamanya
Bersamanya adalah satu fase hidup yang perlu aku syukuri. Sangat aku syukuri. Sebab, jika tidak bersamanya, aku mungkin saja akan terus berada di kenyamanan menggantungkan kebahagiaan kepada orang lain. Jika tidak bersamanya, aku mungkin belum kunjung sadar bahwa segala kendali atas perasaanku ada pada diriku sendiri.
Bersamanya adalah satu titik yang patut dijadikan sebagai pengingat bahwa segala hal hanya perlu sekadar tanpa berlebihan. Sebab jika tidak bersamanya, mungkin saja aku akan terus-menerus terjebak pada perasaan yang sedalam lautan namun tanpa menyiapkan maaf seluas langit. Jika tidak bersamanya, aku tidak akan pernah belajar merelakan, karena sejatinya ia dan seluruh yang ada pada semestaku hanya titipan dari-Nya.
Jika tidak bersamanya, aku tidak akan tahu bahwa mencintai adalah perihal mengikhlaskan. Bahagiaku adalah melihat ia bahagia, apapun sumber kebahagiaannya termasuk jika itu adalah kebersamaan dengan satu hati yang telah ia pilih menjadi pelabuhannya.
Aku harap hatiku senantiasa dilapangkan, diluaskan rasa penerimaan. Ya Allah, Engkau tau bahwa ini begitu berat untukku. Perihal melepaskannya tidak akan pernah menjadi perkara mudah, namun aku yakin Engkau begitu mudah untuk membalikkan perasaanku hingga cinta itu mereda dengan sendirinya.
Ya Allah, aku adalah diri yang begitu lemah. Aku meyakini bahwa tidak akan ada penyesalan atas pilihan merelakannya. Aku mengimani Qada dan Qadar, maka jadikanlah hati ini teguh di atas Agama-Mu, ya Allah.
10 notes · View notes
mengangkasa · 10 months
Text
Ya Allah, patah hati ini begitu hebat. Bolehkah aku berhenti sejenak dari semua ini sebentar? Aku kewalahan ya Allah, aku merasa tidak sanggup lagi. Ya Allah, bila badai ini adalah cara-Mu menyelamatkanku, cara-Mu memelukku dan cara-Mu menyayangiku, berilah aku kekuatan untuk melewatinya dengan penuh yakin bahwa pertolongan-Mu begitu dekat. Ya Allah, jangan jauhkan aku dari-Mu, aku sudah terlalu banyak melampaui batas. Rengkuh aku ya Allah, agar aku tak semakin tersesat dalam ketidakbaikan.
Ya Allah, aku mencintai laki-laki itu dengan begitu dalam sehingga aku lupa bahwa satu-satunya pengharapan hanyalah kepada-Mu. Ya Allah, pada badai besar yang sedang singgah dalam hidupku, berikanlah aku rasa yakin bahwa segala rencana-Mu jauh lebih indah dari apa yang ku kira. Ya Allah, hujanilah hatiku dengan rasa ikhlas dan rela sepenuhnya bahwa ia yang telah pergi dan memilih hati lain bukanlah takdirku.
Ya Allah, dari pembelajaran ini, dekaplah aku dalam naungan-Mu. Aku tidak ingin memiliki rasa benci barang seujung kuku. Aku sungguh mencintainya dan aku tidak ingin menghalangi kebahagiaannya, meski bukan bersamaku. Lindungi segala langkahnya ya Allah, mudah-mudahan ketenangan senantiasa bertahta di dalam hatinya.
22 notes · View notes
mengangkasa · 11 months
Text
Semesta ini tidak selalu menyediakan bahagia. Tapi jiwa ragaku menjadi saksi utama, bahwa duka yang hadir hanya seulas, kecewa yang datang pada akhirnya sirna dengan lekas. Dibandingkan meratapi kesedihan, aku lebih banyak tertawa. Hanya kadang-kadang aku tidak mengingatnya. Lalu saat dunia dan seisinya seperti tidak menyayangiku, ingatan rasa syukur pada hal-hal kecil menyelamatkanku. Sungguh aku begitu bersyukur di dunia ini ada papan ketik sehingga aku bisa menulis secara digital, ada indomie yang dipasangkan dengan telor ceplok, ada tempe goreng kesukaanku, ada bola tenis yang bisa dipukul sekencangnya.
Lalu saat sekelibat aku mulai berpikir bahwa seseorang telah menyakitiku, lagi-lagi ingatan pada hal-hal sederhana menyelamatkanku. Aku mencoba mengingat bahwa orang itu juga pernah membantuku, tidak hanya sekali dua kali, yang dengan bantuannya membuatku merasa bahagia. Berusaha mengingat kebaikan yang orang lain lakukan untukku seperti mantra yang bisa membuat perasaanku lega dan rela berlipat ganda, meskipun mungkin saja tidak sepadan dengan luka yang dicipta.
Maka untuk segala hal kecil, sederhana atau bahkan seperti tidak bermakna, sungguh aku berterima kasih karena sudah memeluk hidupku, meredakan gemuruh cemas yang mengobrak-abrik sisi jernih di kepalaku, menenangkan hatiku dengan rasa cukup dan syukur yang begitu mendamaikan.
18 notes · View notes
mengangkasa · 11 months
Text
Sebetulnya aku sudah lama mati ditanganmu. Sungguh kau tak perlu pisau belati untuk melucuti jiwaku, sebab aku telah terbunuh dengan mudah oleh ucapan dan sifat dinginmu.
Perasaanku sudah lama mati terbujur kaku. Luka-luka yang kian menganga membuatku hilang kewarasan, hingga aku mengerti bahwa urusan mendampingi manusia yang tengah beranjak dewasa bukanlah perkara kecil.
Kian kemari kian memahami bahwa aku hanya takut sendiri. Selama ini dari sepi ke sepi, kehadiranmu selalu menjadi hal pertama yang ku cari. Namun nyatanya, bersamamu adalah sepi paling keji yang memeluk kesendirianku. Entah bagaimana, ragamu ada di hadapanku tapi jiwamu begitu jauh lepas mengudara.
"Pergilah. Menghilang sajalah, lagi."
22 notes · View notes
mengangkasa · 11 months
Text
Aku ingin kamu mendengar lagu ini, membaca lirik demi lirik. Supaya kamu tahu bahwa hantu di kepalaku sangat mengganggu. Ia begitu bising dan menolak percaya bahwa akan ada yang mencintaiku setulus jiwa. Ia menolak yakin bahwa kamupun pernah memilihku. Sebab memang tak pernah ada yang berkata telah menungguku sejak dulu.
Aku ingin kamu turut memaknai kalimat demi kalimat dalam lagu ini. Supaya kamu tahu bahwa aku juga ingin sembuh dengan tuntas, menjadi sebagaimana mestinya seorang manusia. Menjadi jiwa yang tenang tanpa banyak ketakutan.
Aku dan segala kecemasanku hanya sedang bersiap, sebab aku tahu semua bisa pergi--meninggalkanku sendirian. Termasuk kamu.
"Namun demi Tuhan aku berusaha"
37 notes · View notes