Tumgik
lokapuspita · 6 months
Text
"Mari habiskan cinta kita kepada Allah sampai tak ada ruang untuk terluka karena manusia."
@terusberanjak
733 notes · View notes
lokapuspita · 4 years
Text
Nak.. Kalo lagi galau, resah, gundah gulana udah lari ke Quran aja. Quran obatnya. Disana ada semua jawaban permasalahanmu.
18 notes · View notes
lokapuspita · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Under God’s Blanket | my_soulwax
52K notes · View notes
lokapuspita · 4 years
Photo
Tumblr media
Hadiah terindah dari Allah, di tahun 2019. Sepaket dengan wahnan ala wahnin dari mengandung, hingga membesarkan. Alhamdulillah. Semoga Allah karuniakan sabar, syukur tak hingga pada ummi. Juga kesehatan dan kecerdasan pada kalian.. Satu Dzulhijah kalian lahir, Ismail dan Ishaq.. Semoga kita bisa meneladani keluarga Nabi Ibrahim ya.. Sayang kalian, juga abang :')
3 notes · View notes
lokapuspita · 5 years
Photo
Sesuatu yang baru saya pahami setelah jadi Ibu. Ternyata emang ga mudah. Sering banget ada perasaan bersalah, harus ninggalin banyak 'kegiatan' yang harusnya bisa dikerjakan. Sedih, tapi teman saya bilang, "Nikmati setiap peran yang Allah berikan. Akan ada waktunya nanti, bisa beraktivitas seperti dulu.. Banyakin sabarnya, syukurnya. Banyak yang mau ada di posisi kamu.."
Bismillah. Mudah-mudahan Allah kuatkan..
Tumblr media
IBU KURANG IMAN (?) Pernah gak saat ada ibu yang mengeluh atas segala kesusahan mengurus anak terus tiba-tiba ada yang nyeletuk, “Ah itu mah kamu aja yang kurang iman.” Atau saat ada ibu mengalami baby blues/post partum depression terus jadi gampang nangis-nangis, jadi benci sama bayi sendiri, jadi benci sama diri sendiri, terus ada yang negur, “Baby blues mah buat ibu yang kurang iman. Kalo imannya tebel gak bakal kayak gitu.” Atau saat ada ibu lagi gak waras ngurus beberapa balita sekaligus, jadi gampang capek, jadi gampang marah-marah, terus ada yang bilang, “Makanya ngaji, biar gak kurang iman.” Nah kalo ada yang pernah berpikir bahwa ibu-ibu yang suka ngeluh, yang baby blues, yang sering kehilangan kontrol dalam mengasuh anak sebagai ibu kurang iman, maka barangkali jawabannya memang IYA. IYA. Barangkali kami ini memang kurang iman. Kalau iman itu erat kaitannya dengan ibadah harian, maka ibu-ibu ini memang butuh usaha yang keras agar bisa tetap tebal imannya. Karena bagaimana lah ibu bisa shalat dengan khusyuk kalo baru rakaat pertama aja dibarengin suara tangis melengking si bayi sampai rakaat terakhir? Atau sepanjang shalat digelayuti balitanya, atau sembari shalat harus sambil mengawasi balita yang tengah aktif merangkak kesana-kemari, atau lagi shalat harus mendengar anak teriak-teriak minta dianterin pup ke toilet? Bagaimana kah ibu bisa menuntaskan berjuz-juz Al-Quran kalo baru baca satu ayat aja udah anak udah merengek minta ini itu? Diajak tadarus malah mushafnya disobek! Bagaimana kah ibu bisa sigap bangun shalat malam jika tidurnya paling telat, itu saja tak pernah lelap? Berkali-kali terbangun menyusui, bolak-balik antar anak ke toilet? Bagaimana kah ibu bisa dengan nyaman menyimak kajian kalo ndengerin ustadz ceramah sambil kejar-kejaran ngasuh balita? Kadang malah harus pulang duluan saat anak rewel karena gak nyaman duduk tenang berlama-lama. Ah itu sih pembenaran aja! Kalo niat mah bisa aja! Well, mau pembenaran atau bukan, ini adalah fakta yang banyak dialami ibu-ibu dengan balita di rumahnya. Apalagi ibu-ibu yang punya dua tiga atau empat balita dalam waktu bersamaan dengan tanpa ART di rumahnya. Atau yang terpaksa harus LDR sama suami sambil ngurus beberapa balita sekaligus. Sudah pasti butuh perjuangan yang keras untuk mempertahankan iman di level yang stabil. Jadi alih-alih nyinyir menyebut ibu lain kurang iman, hayoklah ikut bantuin menyempurnakan iman para ibu yang kesulitan menjalankan ibadah hariannya ini. Percayalah, ibu tidak bisa sendirian menjaga kualitas imannya. Dia butuh bantuan! Jika kita adalah suaminya, bantulah sebanyak yang bisa kita bantu. Sepulang shalat di mesjid, bergegaslah mengambil alih anak-anak dan menyilakan istri untuk segera shalat. Berikan dia kesempatan shalat dengan tenang. Kalau bisa, beri dia kesempatan membaca selembar dua lembar mushafnya. Ibu yang shalat dan tadarusnya terjaga akan lebih stabil emosinya. Kalau bisa lagi, beri dia kesempatan untuk mengikuti kajian dengan tenang tanpa mengasuh anak. Tawarkan diri mengasuh anak-anak di hari libur kita. Satu dua jam yang dia habiskan untuk ikut kajian akan menyegarkan iman dan taqwa nya. Akan berdampak pada ketenangannya mengasuh dan mendidik anak-anak kita juga. Ringankan juga tugas rumah tangganya agar istri kita tak kehabisan energi untuk beribadah karena terlalu lelah mengerjakan semua pekerjaan rumah. Jika kita adalah tetangganya dan kita tahu ibu ini butuh bantuan mengasuh anak saat dia shalat, datanglah ke rumahnya, tawarkan bantuan menemani anak-anak nya atau menggendong sejenak balitanya. Biarkan dia shalat dengan tenang tanpa khawatir anaknya terabaikan karena tahu ada kita yang menjaga mereka. Siapa tau, dia akan selipkan doa untuk kebaikan kita di penghujung shalatnya. Jika kita adalah teman kajiannya, berilah udzur saat teman kita ini terpaksa harus membawa serta anak-anak nya ke kajian karena tak ada yang menjaga. Mungkin suasana kajian akan sedikit lebih semarak dengan suara anak-anak, atau sesekali gaduh karena tangisan mereka. Kalau kita mampu, bisa pula tawarkan untuk ikut menjaga atau mengajak bermain anaknya. Saat merasa disupport dan diterima, ibu dengan anak-anak balita akan lebih bersemangat datang ke kajian. Mengasuh anak-anak itu memang sungguh perlu kesabaran ekstra. Bahkan saat iman sedang tebal-tebal nya sekalipun. Jika satu dua kali kita melihat atau mendengar ada ibu yang disebut kurang iman, berilah dia udzur. Nyatanya, seorang ibu bukanlah malaikat yang tak pernah salah. Dan tanpa dilabeli ini itu, dia juga tahu kalo dia bukan ibu yang sempurna. Dia juga akan selalu berusaha memperbaiki diri. Kita tidak pernah tahu berapa banyak dia menangis menyesali sikap kasarnya pada si anak. Kita tidak tahu berapa kali dia minta maaf sambil berlinang air mata saat memandangi anaknya yang tengah terlelap. Kita tidak mengerti apa yang dirasakannya saat dia ingin jadi orang tua tanpa cela tapi apa daya di sini sana masih banyak kekurangannya. Mari saling mendukung satu sama lain, saling menyemangati menjadi ibu yang lebih baik lagi dan lagi. Salam hangat untuk semua ibu yang tengah berjuang untuk tetap stabil iman dan taqwa nya. Semoga Allah selalu merahmatimu. 💙 dari FB Novika Amelia
12 notes · View notes
lokapuspita · 7 years
Text
Cinta di Segelas Teh Hangat
Malam ini saya teramat rindu pada mamah dan papah yang sedang jauh, di tanah suci sana. Saya tahu, mereka bahagia disana. Ah Allah, jaga mereka. Selalu. Ini mimpi mereka. Hmm.. Dulu saya ga pernah paham, kenapa seorang istri mau disuruh-suruh sama suaminya bikin kopi. Atau tidak disuruh pun bikin dengan senang hati. Dulu, tiap kali puasa sunah. Mamah selalu menawarkan, "Neng, mau mamah buatin teh anget buat buka?" Dengan berbinar saya pun menjawab, "Mau". Ini favorit saya. Teh buatan mamah. *Favorit apa males bikin sendiri? -__-" Itu juga yang dulu saya ga pernah paham, kenapa sih mamah mau repot-repot bikinin teh anget buat anaknya buka. Atau masakin anaknya di tengah malam buta. *ini kerjaan adek hyena yang suka lapar tengah malem -__-" Dan malam ini, di segelas teh hangat yang saya buat, untuk menemani malam meng-ASI-hi si dedek bayi, saya menemukan jawabnya. Ada cinta disana. Ada cinta seorang istri, yang mengharap ridho suaminya. Ada cinta seorang ibu, yang terus mengalir di laju darah anaknya. Tak hingga. Cinta di segelas teh hangat.
16 notes · View notes
lokapuspita · 7 years
Quote
Aku ingin seperti Bunda Hajar yang percayanya sempurna dan berkata, "Jika ini kehendak Allah, maka takkan pernah Allah menyia-nyiakan kami"
49 notes · View notes
lokapuspita · 8 years
Photo
Tumblr media
Well, sebuah kosakata baru yang saya pelajari hari ini: RESIGN Another farewell, untuk sebuah keputusan besar yang telah diambil. Ala kulli hal alhamdulillah.. Ikhtiar 'Menjaga kehidupan yang lain'.. Yakin, Allah Maha Pemberi Rezeki. Rezekinya selalu bulat. Tinggal berpikir dan beramal keras, cara menjemputnya. Allah, kuatkan. Ringankan. Tunjukkan caranya. Eh tapi kalo dipikir-pikir, kerja itu mirip2 rumah tangga deh. Karena segalanya tentang komitmen. Kalo udah komit, ikut berjuang dari awal, pahit manisnya, kesel senengnya, pengennya yaa bareng2 terus. Tapi ada kalanya, ketika komitmen itu berpapasan dengan prioritas lain, dan yah.. Mau gamau harus re-komitmen : resign itu. Dari kemaren pengen cerita, udah gatel nulis serunya, harunya. Next yaaa tumblr :)
4 notes · View notes
lokapuspita · 8 years
Photo
Tumblr media
Ada film korea judulnya "Marriage Without Dating", belon nonton sih. Tapi.. Menikah tanpa pacaran, kurang lebih gitu kan artinya ya.. and it happened on me. Salah satu momen terlewat yang belum diceritakan disini. Episode ala-ala Ftv pas pertama kali ketemu Mister yang datang tiba2, dan segala prosesnya sampai kami menikah. Alhamdulillah.. Ceritain ga ya? Nanti mau bikin versi mellow, koplak apa gimana yah? Sampe bingung, tiap kali mau nulis kisah sendiri. Bingung darimana. Karena sebenarnya ordinary aja, nothing spesial banget. Ada kan yah, yang proses nikahnya kilat banget. Ada juga, yang prosesnya lama banget. Ada lagi, yang prosesnya novel banget. Macem-macem. Terus apa yang mau di-share kalo ga ada something yang istimewanya git? Ada sih.. Tentang keyakinan pada Doa. Karena... Doa-doa yang kita panjatkan, Allah pasti dengar. Allah MahaMendengar. Bersabarlah.. Hingga Allah menjawab doa-doamu itu.. Ada beberapa yang menarik. Setahun yang lalu, di 10 hari terakhir Ramadhan 1436 H, saya habiskan dengan beritikaf di salah satu Masjid yang pernah saya review di tulisan sebelumnya. Ini masjid nyaman banget. Apalagi buat seorang single fighter (baca : belum berkeluarga), karena interaksi ikhwan dan akhwat benar-benar terpisah. Ga usah takut baper makan sahur sendirian, atau almatsurat sendirian dan lain-lain. Waktu itu saya ngelapak di sebelah nenek-nenek dari bekasi. Beliau sama anak dan cucunya.. Seneng yaa bisa itikaf sama keluarga :') Kayanya hampir semua yang itikaf bawa teman atau keluarga. Saya ada teman juga sih, tapi karena haidh jadi pulang duluan. Yaudah deh sendirian pun gak apa (backsound : terlalu lama sendiri - kunto aji), lagian kan niatnya ibadah. Daan.. sperti biasa karena sok kenal, malah seru karena bisa kenalan sama semua aqifa disana hehe.. Nenek dari Bekasi itu namanya nenek sofia, karena saya sendirian, mungkin juga kasihan, beliau jadi ganggap saya seperti cucunya sendiri. Sampai hari terakhir itikaf, pas saya mau pulang beliau mendoakan "Mudah-mudahan tahun depan udah ga itikaf sendirian ya.. Udah ada suami atau calon suaminya.." ujar beliau sambil tersenyum. Nyess, adem bener deh didoain ama nenek2 sholihah. Saya cuma nyengir sambil ngaminin keras-keras dalam hati. Doa yang tertahan, tapi Allah Maha Mendengar. Yang kedua, pas lebaran. Masih dengan nenek-nenek, kali ini nenek di Ciamis. Pas hari terakhir liburan lebaran disana, beliau meluk saya sambil berbisik di telinga.. "Eneng, moga-moga tahun depan sudah ada yang datang menjemput ya.. (melamar) " Walah, bengong lagi sambil ngaminin keras-keras dalam hati. Hehe.. Lagi, doa yang tertahan. Tapi Allah Maha Mendengar. Setelahnya, menjadi perjalanan bulan-bulan yang seru. Karena, entah mengapa jadi banyak banget orang yang nyariin calon buat saya. Sampai akhirnya ga kerasa uda bulan Syaban lagi which is New Ramadhan bentar lagi tiba.. Tapi, belum juga ada jawaban dari doa. Ya Allah.. Apa Ramadhan kali ini harus sendirian lagi? Belum, belum ada yang datang.. Tapi, entah kenapa saya yakin banget. Orang itu sudah dekat. Entah siapa dan bagaimana. Allah pasti pertemukan sebelum Ramadhan ini, seperti doa para nenek. Walaupun kalo dipikir rada ga mungkin gitu yah, masa sebulan langsung lamaran. Ga ketauan calonnya lagi. Ah pokonya yakin aja. Allah pengabul doa, Allah Maha Mendengar. Allah Maha Menjawab.. Dan.. dia pun datang, Mister yang datang tiba-tiba. Mei. Tanggal sekian Syaban. Datang dengan perlahan dan cara yang sopan.. Waktu itu hari Senin. Di Masjid. Abis solat zhuhur, dengan muka kusut, ngantuk karena baru pulang perjalanan dari Jawa Tengah. Saya ada janji sama teteh murobbiah saya.. Teteh bidadari. Murobbiah pertama pas SMA, sampai sekarang memang masih suka kontak. Teteh bidadari itu pengusaha baju muslim anak, katanya hari ini ada pengantaran barang ke daerah Serpong. Teteh bidadari mau kasih buku, tentang inspirasi Haji di waktu muda judul bukunya "Hajj With Love", sekalian teteh bidadari juga mau pinjam buku "Lautan Langit"-nya Mas Gun. Katanya, nanti bukunya dititip ke kurirnya, Pak Ade namanya. Dikasih nomornya. Asiiik dapet buku, pikir saya. Sampai akhirnya jam janjian pun tiba.. Eh, ngng.. Saya kira Pak Ade, kurir buku itu, bapak-bapak gendut, kumisan pake jaket ala-ala kurir J*E gitu, ternyata mas-mas masih muda. Bersih dan dandy. Ga lama sih, cuma kasih buku aja. Ga ada 2 menit. Saya juga ga begitu ngeliat wajahnya kaya gimana. Pokonya mah seneng, dapet buku baru. Abis itu langsung ngejalanin ritual istirahat seperti biasa; tidur 10 menit di karpet mesjid, tilawah beberapa halaman dilanjut makan somay langganan.. Besoknya teteh bidadari, ngewatsapp, minta nomor kontak murobbiah. Katanya mau ada yang silaturahim. Mmm siapa yah? Beberapa hari setelahnya, saya dikasihkan oleh murobbiah saya biodata ikhwan itu, Mister yang datang tiba-tiba. Namanya Ade. Ada yang aneh ngga? IYA. Kurir buku yang kemarin ituuh!! Ternyata dia lagi Nazhar, melihat calonnya. Pas saya baca, emang diperbolehkan syariat sih. Walau tanpa sepengetahuan akhwatnya. Cuma nyeselnya, karena gatau, waktu itu saya kan lagi kusut banget. Muka kucel, abis wudhu, jilbab basah, mencang mencong sana sinih. Ngga banget -__- Anggap aja lah ya natural face. Hyah. Pelajaran untuk para perempuan, agar selalu menjaga penampilannya. Karena.. Beneran kita ga tau kapan dan bagaimana cara kita ketemu calon pasangan hidup kita. Wakaka.. Lucu sih, kalo nanya suami tantang kesan pertama ketemu dulu. Maunya jawaban ala-ala ftv gitu yang love at the first sight. Tapi jawabannya.. "Apa yang dilihat, jilbab kaya penutup mata kuda gitu. Mana bisa ada kejutan listriknya." Sarkas yah, iyah. Tapi saya emang sukanya gitu, pake jilbab yang agak nutupin mata. Kan biar ga banyak yang naksir (uwek). Terus kenapa dia milih saya? Hasil istikhoroh panjang, katanya. Ga romantis yah, iyah. Emang bukan cerita ftv. Lanjut, setelah dpt biodata mister yang datang tiba-tiba. 3 hari saya istikhoroh. Seperti biasa, nanyanya ke Qur'an eh ko yang keluar QS. Al-Anbiya 21-30. Ini itu kisahnya para Nabi dan orang sholih yang berdoa, lalu Allah kabulkan. Ngngngng.. Apa ini jawaban? Ada sedikit bisikan-bisikan : Tapi kan sama sekali ga kenal. Ikhwan itu ga ada sosmednya lagi, ga ada yang bisa dikepoin deh. Tidaak!! Gimana nanti bisa jatuh cintanya. -ga penting ternyata, karena kalo kita mau buka hati, waja'ala bainakum mawadah wa rahmah- Nanya lah sama teteh bidadari dan suaminya yang ternyata mak comblang dibalik semua ini, nanya tentang karakter ikhwannya, tarbawinya, amanahnya, interaksi dengan qur'annya dan lain-lain. Jawabannya baik euy. Balik lagi, istikhoroh lagi. Ngerenungin lagi Al-Anbiyanya, doa-doa yang kemarin dan.. Akhirnya saya bilang sok aja kalo mau dilanjut. Akhirnya beberapa hari kemudian, kami taaruf.. Ga lama, sekitar 1.5 jam itupun dipotong solat ashar. Saya udah nyiapin 26 pertanyaan, dan perkiraan pertanyaan ikhwan itu dan jawaban yang bakal saya berikan. Udah kaya mau sidang skripsi aja yah. Ternyata, beliau gabanyak nanya. Pertanyaannya cuma 1, cuma satu!! Konfirmasi tentang salah satu sifat jelek yang saya tuliskan di biodata taaruf. Yaah, keinginan nanya 26 pertanyaan itu langsung gugur deh. Nanya yang kiranya penting ajah. Terus proses setelahnya juga kaya serba dilancarin oleh Allah. Sampai akhirnya, beliau datang mengkhitbah, sehari sebelum Ramadhan 1437 H! Allah, mungkin ini yang namanya Allah sebaik-baik pembuat skenario kehidupan. Cuma bisa berdoa, mudah2an beliau ini memang jawaban dari doa-doa saya, jodoh dunia akhirat dan pernikahan kami ini bisa membawa maslahat yang banyak. Jadi kunci masuk surga. Selalu luruskan niat, niatnya ibadah yah neng, begitu kata suami. Sekarang udah sebulan lebih dikit, kami dipersatukan. Hmm, yang jelas rasanya menikah itu ga kaya drama korea atau lagu-lagu cinta. Berlebihan atau lebay. Atau sayanya yang flat yah? Hehe. Saat ini kami masih belajar mengenal dan memahami. Menerima lebih dan kurang. Merasakan rindu yang diam-diam tumbuh kalo lagi jauh dan sebagainya. Proses vroh. Aaah.. Semoga kalian yang belum dipertemukan - segera dipertemukan. Pesan saya : Yakin dengan kekuatan doa dan perbanyak istighfar. Maafkan malam-malam nyepam. Maklum lagi rindu karena LDR. Haha.. (*yang dirinduin juga pasti gabaca xD )
8 notes · View notes
lokapuspita · 8 years
Conversation
Dear tumblr,
It's been a while since my last note.
Ada banyaak bgt yg pengen ditulis, diceritain dan udah banyak pula yang berbeda sekarang.
#tsaaah
Siap2 ah mau rajin nyepam lagi di dashboard orang.
Hehehe..
3 notes · View notes
lokapuspita · 8 years
Photo
Tumblr media
Jangan takut menghadapi cinta. Ketahuilah bahwa Allah yang menjadikan matahari dan memberinya cahaya. Allah yang menjadikan bunga dan memberinya wangi. Allah yang menjadikan tubuh dan memberinya nyawa. Allah yang menjadikan mata dan memberinya penglihatan. Maka Allah pulalah yang menjadikan hati dan memberinya cinta. Jika hatimu diberiNya nikmat pula dengan cinta sebagaimana hatiku, marilah kita pelihara nikmat itu sebaik-baiknya, kita jaga dan kita pupuk, kita pelihara supaya jangan dicabut Tuhan kembali. Cinta adalah iradat Tuhan, dikirimnya ke dunia supaya tumbuh. Kalau dia terletak di atas tanah yang lekang dan tandus, tumbuhnya akan menyiksa orang lain. Kalau dia datang kepada hati yang keruh dan kepada budi yang rendah, dia akan membawa kerusakan. Tetapi jika dia hinggap kepada hati yang suci, dia akan mewariskan kemuliaan, keikhlasan dan taat kepada Ilahi. (Buya Hamka)
529 notes · View notes
lokapuspita · 8 years
Photo
Tumblr media
Terinspirasi dari diskusi dengan 2 sahabat, tentang teka teki besar; Siapa, dimana dan kapan? Semoga Allah lekas menjawab. Bersabarlah..
13 notes · View notes
lokapuspita · 8 years
Photo
Tumblr media
Staying Cool. Allah knows the truth. "Wallahu khoirul maakiriin.."
3 notes · View notes
lokapuspita · 8 years
Photo
Tumblr media
اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat Yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku..
0 notes
lokapuspita · 8 years
Text
Tipikal Masjid Tempat Itikaf
Ta-da.. Iseng ah mau ngereview beberapa tempat itikaf di Serpong. Jadi, kalo di Serpong tipikal tempat itikaf itu bisa dibagi jadi 3 (menurut saya) : 1. Masjid untuk keluarga 2. Masjid untuk remaja anti mainstream 3. Masjid untuk jombloh Wah amazing kan klasifikasinya hehe.. Mari kita mulai dari tipikal yang pertama, masjid untuk keluarga. Sebagai contoh, sebut saja Masjid Bahrul Ulum di Komp. Puspiptek Serpong. Masjid besar, dengan selasar yang luas dan tipe arsitektur mirip sama Masjid Salman ITB. Lantai kayu, atap kayu tapi ada bonusnya, pemandangan danau yang indah. Enak banget kalo pagi-pagi, nungguin fajar di selasar yang menghadap danau sambil al-matsuratan atau tilawah. Syahdu~ *tsaah wakaka Kenapa saya bilang, masjid untuk keluarga? Karena memang begitu, biasanya kalo malam, para lailatul qadr hunter, mulai berdatangan. Dan aqifa (orang yang itikaf), lailatul qadr hunter disini biasanya dalam bentuk rombongan keluarga. Abi-umi-kakak-adik-adik-adik-adik, semua dibawa. Hehe. Gelar tiker, kasur lipat atau balmut. Ngelapak, nyari tempat posisi yang PW. Bawaannya juga amazing, rantang, tempat minum, tas gede, dll. Udah kaya mau piknik. Tapi pikniknya di masjid. Baca qur'an, sholat malam dll, sekeluarga. Keren deh. Berisik? Ga juga. Biasanya anak2 kalo malem gtu kan uda pada tidur, tpi tetap dibawa sama orangtuanya menurut saya sih keren. Untuk pembiasaan, pendidikan sejak dini. Ga masalah. Buat jombloh, yang mau itikaf sendiri disini, saya saranin ajak teman, adik atau siapa gitu. Kalo lagi ibadah, nafsi-nafsi ga masalah. Tpi kalo udah pas makan sahur, karena ga dipisah, perih bgt kan klo sahur sendiri. Yang lain berkumpul sama keluarga.. Situ makan sendirian, ditemanin jangkrik dan kucing. Haduh wakaka.. *pengalaman pribadi kali Kalo dari sisi tempatnya sendiri, lumayan nyaman. Akhwat bisa tidur di lt.2, kamar mandi ada 5, untuk makan sahur bisa pesan nanti dikordinir sama DKM-nya, air minum banyak, gak AC tapi dingin angin danau. Untuk program, biasanya ada bapak-bapak yang tadarus sampai jam 12 malam. Sholat malamnya jamaah, 8 tahajud + 3 witir. Bacaan imamnya bagus, kaya Al-Ghomidi. Satu kali berdiri 20 menit. Kurang lebih 110-120 menit untuk sholat malem. Setelah shubuh ada kultum. Ashar ada kajian juga. Nah, lanjut bahas yang tipikal ke-2 ya. Masjid untuk remaja anti mainstream. Ada gitu? Ada banget. Kalo di Serpong, sebut saja Masjid Dzarotul Muthmainah di Komp. Batan Indah. Masjid-nya ga begitu besar sih. Tipikal masjid komplek biasa, tapi nyaman banget (buat tidur). Banyak AC-nya hehe. Disini warganya ramah-ramah banget. Walau situ bermuka pendatang, tetap disambut hangat. Entah lelah, atau terlalu nyaman, pas tarawih disini saya ngerasanya tidur sambil sholat (alias ngantuk berat, aisyy..) Yang amazing, bada tarawih, para aqifa yang berwujud remaja tanggung mulai berdatangan. Bawa sajadah, mereka mulai melapak. Duduk, langsung tilawah. Satu-dua? Ngga, banyaaak. Dan mereka ga sama orangtuanya. Saya terpesona banget ngeliat mereka, nih baru remaja anti mainstream. Bukannya belanja di mall atau main petasan di jalan, tapi mereka meramaikan masjid dengan lantunan suara tilawahnya.. Kereeen. Yang terakhir, tipikal ketiga. Masjid untuk para jombloh. Supaya ga pedih-pedih banget, nih saya kasi rekomendasi sebut saja Masjid Nurul Izzah di Komplek Sekolah Insan Cendekia Madani. Ini masjid enaaaak banget, apalagi buat jombloh (cie curcol hehe..) Masjidnya indah, karpetnya empuk, AC-an jadi ga ada nyamuk, kamar mandinya banyaaak, dan terpisah banget ikhwan-akhwatnya. Ikhwan di bawah, akhwat diatas. Ga ada keluarga yang ngelapak pake tiker di teras masjid. Disini makan sahur, ifthor sampai makan malam gratis. Modelnya prasmanan, ngambil sendiri. Dan tempat makannya model kafetaria/kantin. Terpisah ikhwan - akhwat. Jadi yang berangkat bareng keluarga, ga bisa bareng-bareng deh makannya. Nah buat yang jombloh, seneng deh jadi banyak temannya. Makanya saya bilang ini masjid tipikal untuk jombloh. Hehe.. Tahun lalu 10 hari saya disini. Cuma keluar kalo kerja, selebihnya stay. Jadi kurang lebih tahu program-programnya. Nah program kajiannya 2 x. Kajian dhuha dan bada ashar. Temanya menarik. Untuk sholat malam, imam-nya masih muda-muda. Kakak beradik al-hafizh, yang bacaanya semerdu Misari Rasid. Itu sholat malem sampe ga kerasa pegal dan lama karena saking enaknya nyimak bacaan imam. Syahdu deh. Sayang tahun ini, karena sedang direnovasi jadi itikafnya khusus untuk ikhwan. Kurang lebih begitu reviewnya. Untuk masjid-masjid lain yang nyelenggarakan itikaf di Serpong ada Masjid Al-Azhar BSD, Masjid Al-Hakim BSD, Masjid Nusa Loka BSD, Masjid German Center, Masjid Daarul Ishlah dll. Selamat mencoba! *tahun depan, insyaa Allah. Semoga bermanfaat! *jadi mana yang paling recommended? Jawab: tergantung kebutuhan :p
1 note · View note
lokapuspita · 8 years
Text
Luqman Al-Hakim memberi nasihat kepada putranya, "Wahai anakku, sesungguhnya manusia itu terbagi menjadi tiga. Sepertiga untuk Allah (tsulutsun lillâh). Sepertiga untuk dirinya sendiri (tsulutsun li nafsihî). Sepertiga untuk belatung (tsulutsun liddûdi). Bagian untuk Allah adalah ruhnya, dia akan kembali kepada-Nya. Bagian untuk dirinya sendiri adalah amalannya; amalan baik dan buruknya akan kembali kepada dirinya. Adapun bagian untuk belatung adalah jasadnya yang akan dimasukkan ke dalam kubur." -Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Nashaihul 'Ibad-
6 notes · View notes
lokapuspita · 8 years
Photo
Tumblr media
Ternyata ada yang lebih biru dari langit Semarang. Biru, ada yang sebentar lagi pergi..
2 notes · View notes