Tumgik
irawanery · 7 years
Photo
Tumblr media
"Dan dalam pernikahan, sepasang pengantin, saling memeluk hati. Bersamamu jalani dunia menuju surga. Kaulah degup dalam dadaku, dan akulah denyut dalam nadimu." M. 'Ijonk' Adi Nugraha.
3 notes · View notes
irawanery · 7 years
Photo
Tumblr media
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan yang menjadi penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami menjadi imam bagi orang-orang yang bertakwa (25:74)" Segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita hingga akhirnya, kamu telah menjadi penyejuk hati ini. 💙💙💙
1 note · View note
irawanery · 7 years
Photo
Tumblr media
"Andai kau tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, niscaya hatimu akan meleleh karena cinta kepadaNya" Ibnu Qoyyim. Maka bertemu denganmu, berkenalan denganmu, berproses denganmu, hingga akhirnya aku mengikat dirimu dengan ikatan "Mitsaqan Ghaliza" itu adalah semua kuasa Allah dalam mengatur urusan hidupku dan hidupmu. 😆😆 Janganlah kamu heran apabila airmata ini tibatiba meleleh karena cintaku kepada Allah dan cintaku kepadamu. Aku masih belajar, kamu juga masih belajar. Mari kita belajar saling menguatkan, saling mengerti dan saling memahami satu sama lain. Karena inilah bekal untuk menghadapi tantangan di depan. Membangun cinta tidaklah mudah, dia membutuhkan kekuatan dan perjuangan. Kekuatan aku dapatkan dari Allah dan Perjuangan aku dapatkan dengan bersama kamu. 😊😊
3 notes · View notes
irawanery · 7 years
Video
Ya Allah.. 😭😭😭😭😭😭
Aleppo!
Host dan narasumber di stasiun televisi Turki, Ülke TV, tak tahan menahan air mata dan emosi ketika membahas seorang anak Suriah, yang baru berumur 5 tahun, terkena pecahan bom Rusia + Assad di kepala dan harus segera dioperasi, namun tidak ada perlengkapan bahkan tidak pakai obat bius. Si anak membaca hafalan al-Quran untuk menahan rasa sakit saat operasi. Terbayangkah bertapa sakitnya dioperasi tanpa obat bius?
Saya tidak kuat menyaksikannya. Kedua orang ini telah mewakili perasaan saya sepenuhnya.
Pun saya tidak tahu apa yang akan kalian rasakan saat melihatnya. Saya hanya berharap agar hati-hati kita tidak mengeras karena terlalu sibuk memikirkan diri sendiri. Mari tunjukkan kepedulian kita. 
Source: klik.
1K notes · View notes
irawanery · 8 years
Photo
Aku siap! Aku siap!. 😂
Akhirnya... Ka ijonk... 🎉🎉
Tumblr media
AKHIRNYA! Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah setia mengikuti tulisan-tulisan saya di page Ijonk Muhammad. InsyaAllah buku terbaru saya yang berjudul ‘Barang Kenangan’ bisa dipesan mulai 10 Oktober 2016. Buku 'Barang Kenangan’ dapat dipesan secara online melalui Lampudjalan & tidak akan tersedia di toko buku mana pun. Sebagai pemanasan, teman-teman bisa meng-add LINE @lampudjalan (jangan lupa sertakan ’@’ ketika search) atau klik https://line.me/R/ti/p/%40lampudjalan. Karena pemesanan nanti akan melalui channel tersebut. Nantinya akan ada merchandise spesial untuk 1,000 pemesan pertama. Jadi, siap-siap ya!
48 notes · View notes
irawanery · 8 years
Photo
Tumblr media
"Karena jatuh cinta dan patah hati hanya sementara" Ephemera "Karena semua masih dalam tanya Dan kepastian belum ada Jadi biarlah kumenunggu Mengharap ikhlas dalam doa" Teka-teki Rasa Alhamdulillah nambah lagi bacaan penyejuk pikiran disaat kejenuhan rutinitas yang membelenggu. 😆😆
0 notes
irawanery · 8 years
Photo
Tumblr media
71 Tahun Indonesia.. Merdeka!! ✊✊✊ Collaboration IHWG, AISEC UI, GEMA INSANI, & Warga Duren Seribu. 🎉🎉😁😁 (at Durenseribu Kp.kandang)
0 notes
irawanery · 8 years
Text
Selalu inspiring memang tulisan ka alfi ini.. 😁😁
Jadi DOSEN
“Eh, fi sekarang gawe di mana lu”
“Hehe, ngedosen di UIN”
“Lho, ga lanjut di UI lagi. Kan kayaknya lebih prestis gitu, haha”
“Yah gimana ya, gue kan dulu cuman ngajar mata kuliah umum yang honornya iyah-iyah nggak, mendingan gue cabut ke yang pasti-pasti aja lah”
“Oalah, hehe. Tapi tetep enak ya jadi dosen, gak perlu masuk tiap hari, terus paling ngajar bentar-bentar aja kan”
“Hehehe” (tampang datar)
Ketika gue memutuskan untuk berkarir menjadi akademisi, gue haqqul yakin akan ada banyak komentar semacam itu. Kenapa gak terusin di UI aja, atau enak lah jadi dosen, karena gak perlu masuk tiap hari, udah gitu less conflict karena lu berhadapan sama mahasiswa doank. Sebagai orang yang dulu pernah menjadi mahasiswa, gue juga sempat berpikir demikian, ya udah gitu ajah lah jadi dosen, ngajar, pulang, nulis, udah. Ternyata, begitu gue terjun langsung, tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi kalau udah jadi dosen tetap. Tuntutan ini itu banyak. Kalau gak bisa memenuhi itu semua, yah siap-siap aja gak naik pangkat, atau karir lu tamat.
Ribet emang jadi dosen di Indonesia, lu harus bisa memenuhi tri darma perguruan tinggi; pertama, pendidikan, which is lu ngajar; kedua penelitian, which is lu akan terus-menerus mencari jalan buat dapet hibah penelitian dan kalau dapet tiap tahun lu harus nulis laporan yang tebelnya macem tesis; ketiga, pengabdian masyarakat, yang bisa jadi tiba-tiba aja SK rektor turun, terus lu terpaksa harus ngurus lembaga di kampus.
Alhasil, jadi dosen itu ternyata berat karena pertama, gue harus terus menerus belajar dan update ilmu yang pastinya gak semua orang suka. Deket-deket UTS aja pas jadi mahasiswa gue udah enek, wkwk. Apalagi sekarang gue harus baca segambreng ebook dan jurnal bahasa inggris yang rekomendasinya adalah terbitan 5 tahun terakhir. Udah gitu kadang dapet mahasiswa bimbingan yang topiknya bukan spesialisasi gue dan gue mesti belajar lagi. Wajar juga ya kalau adik cewek gue, yang nyata-nyatanya adalah MAPRES utama ke-3 ITB kagak mau jadi dosen karena udah enek ama belajar. Padahal, dia orang yang tenang dan lebih tekun dari gue. Apa yah yang ada di pikiran gue sekarang? Wkwkwk.
Kedua, publikasi ilmiah harus banyak. Sekarang, bikin buku udah gak ada apa-apanya dibandingkan jurnal, karena kum (poin) jurnal untuk naik pangkat jauh lebih tinggi daripada buku. Bahkan untuk jadi guru besar syaratnya harus punya tulisan di jurnal internasional bereputasi (BEREPUTASI GAIS,  yang terindeks SCOPUS pula). Dan inilah yang pada akhirnya membuat gue nyesel gak kuliah di luar negeri aja dulu, haha. Akhirnya, gembor-gemborlah semua kampus baik negeri maupun swasta untuk memback-up dosen agar punya banyak publikasi, terutama jurnal. Beda kan ama dosen di luar negeri yang bisa milih, mau ngajar doank, neliti doank, atau setengah ngajar setengah neliti. Pelajarnya juga begitu kan di luar negeri; benar-benar bisa menentukan mau milih pelajaran apa aja, ampe skill doank diajarin di sekolah. Yaaah, emang nasib, dari jaman sekolah ampe kerja di bidang pendidikan gini, tuntutannya semua harus bisa. Makanya, dulu begitu gue liat temen gue dengan nilai akademik yang kurang (karena harus semua pelajaran bisa), gue udah mikir macem-macem, padahal dasar orang Indonesia aja yang gak mau liat anak dari potensi dan bakat. Sistem pendidikannya aja yang gak berorientasi ke sana, jadilah kemampuan anak jadi gak maksimal. Termasuk sistem untuk para dosen, harus banget memenuhi semua tri darma perguruan tinggi.
Emang sih, waktu pertama masuk kuliah, gue pengen jadi dosen karena liat bokap gue. Keknya keren gitu yah jadi profesor, terus secara ekonomi juga terbilang baik. Ternyata, bokap ekonominya cenderung baik karena di kampusnya masuk struktural, hahaha, kalau kagak, aduuuh gaji segitu-gitu aja lah. Kecuali emang banyak karya n ngajar di tempat lain juga sih gais, hehe. Terus, di daerah, profesi dosen itu benar-benar prestis yah gais. Lain dengan di Jakarta. Tergantung orang ngeliatnya dari sisi mana hahaha. Kalau dari sisi keilmuan, di manapun hormat lah orang sama profesi dosen, tapi kalau urusan duit, heeeems, gimana ya. Haha. Kalau mau tahu gaji PNS, cek aja di internet, lengkap dengan gapok dan tunjangannya berapa sesuai golongan. Sekadar cukup aja. Kayak suami gue, masak kagak mau jadi dosen alasannya karena gajinya kecil -___-‘ (kecil dalam definisi dia). Ya iyah sih, kalau mau gaji dua digit gitu, mau gak mau harus masuk struktural lah (macem jadi kajur, dekan, rektor begitu). Tapi itu juga kalau udah beberapa tahun lewat, haha. Atau yang punya karya outstanding gitu lah, dan terus produktif, hehe.
Tapi, sekarang gue bersyukur juga sih, jadi dosen (baik di swasta maupun negeri) udah ada sertifikasi. Walaupun emang syaratnya harus banyak publikasi, penelitian, dan pengabdian. Kalau udah certified, gue bisa dapet sekali gapok lagi dan tunjangan fungsional tuh. Cuman ya gitu, kalau nihil atau minim karya, fungsional atau sertifikasinya dicabut. Jadi tugas gue sekarang, berkarya dan berkarya saja lah biar karir terus naik, hehe. Tapi yah mau dikejar segimanapun juga, urusan dunia kagak ada abisnya. Jadi bagaimanapun keadaannya, harus tetap disyukuri :D
Kalau mau itung-itungan duit sih, emang lebih enak jadi dosen tetap di swasta. Tapi yang sekalian swasta bagus gitu yah kayak binus, hehe. Beberapa dosen sini ngajar emang gak cuman ngajar di satu tempat, sebagian besar kayaknya mendua di tempat lain. Yah kalau gue mah mikirin bocil masih pada unyu, ntar-ntar ajah lah menduanya.  Intinya, jadi dosen emang ada enak dan gak enaknya sih, dan profesi apapun di mana-mana juga pasti ada aja tantangannya, hehe. Yang mau jadi dosen jangan menyerah lah. Walaupun kondisi penelitian di negeri ini membuat dosen-dosen pada kabur ke luar negeri dan tak kembali lagi, haha, yang penting kita udah berkontribusi untuk negeri demi mencerdaskan anak bangsa. Azegh. Dan satu lagi, di manapun kita ngajar, yang penting produktif berkarya, sehingga kesejahteraan lahir dan batin terpenuhi, hehe.
*Kalau ada dosen senior baca, sungkem dulu lah saya yang newbie ini
26 notes · View notes
irawanery · 8 years
Quote
Waktu yang paling baik untuk menghafal adalah waktu sahur, waktu pagi untuk penelitian, tengah hari untuk menulis, dan malam untuk menelaah serta mudzakarah (mengulang).
Imam ibn Jama’ah (via avinaninasia)
Ini waktu ideal buat para peneliti
(via wahyuawaludin)
Wah nice info banget ka wahyu, bisa dicobakan ke para peneliti nih. 😃😃😃
918 notes · View notes
irawanery · 8 years
Quote
When we are in the edge of cliff, we will maximise the deppest potential.
0 notes
irawanery · 8 years
Quote
Katanya aktivis dakwah, tapi beda haluan politik sedikit sampai memutus silaturahim. Tiap hari tilawah, al-ma'tsurat, beramal, apapun bisa menjadi ibadah katanya. Namun, urusan politik dianggap bagian dari akidah: beda sedikit langsung membenci. Padahal sehari sebelumnya masih manggil “akh”. Padahal lagi-lagi, katanya politik cuma sarana. Kenyataannya, menjadikan politik sebagai panglima. Berkahnya dimana itu politik?
to semua al-akh aktivis dakwah (via herricahyadi)
188 notes · View notes
irawanery · 8 years
Quote
Kadang kita harus melalui yang kurang tepat terlebih dulu, biar bisa ‘merasakan’ bagaimana yang lebih tepat.
(via beningtirta)
335 notes · View notes
irawanery · 8 years
Text
Tulisan : Laki-Laki yang Berkembang
Kalau kita melihat seksama sekitar kita, lebih mudah menemukan perempuan yang siap menikah daripada laki-laki yang siap menikah.
Pernyataan itu muncul dari pengamatan-pengamatan yang dilakukan dalam rentang waktu yang cukup lama. Saya sendiri merasakan bagaimana menjadi laki-laki dan memahami bahwa ternyata memang ada pertarungan besar antara laki-laki dengan dirinya sendiri.
Pertarungan harga diri mungkin namanya. Perihal perjuangan untuk menaungi-melindungi-menafkahi-menyayangi-dan mengimami menjadi hal-hal yang tidak ada habisnya diperjuangkan sampai suatu hari laki-laki menyimpulkan bahwa dirinya sudah cukup siap untuk itu.
Dalam sebuah obrolan kecil dengan teman saya di suatu hari, ia mengatakan bahwa perempuan bisa tiba-tiba siap bila ada laki-laki yang mendatanginya dalam keadaan yakin. Hal ini hampir tidak terjadi sebaliknya. Laki-laki tidak bisa begitu saja siap ketika mengetahui ada perempuan yang siap. Rumitnya pertimbangan laki-laki membuatnya begitu bimbang untuk segera memutuskan.
Laki-laki itu adalah manusia yang sedang berkembang, berkembang dalam banyak sisi. Dan semakin ke sini semakin saya memahami bahwa laki-laki memang lebih telat menjadi dewasa daripada perempuan.
©kurniawangunadi | Yogyakarta, 30 Desember 2015
627 notes · View notes
irawanery · 8 years
Text
resolusi 2016: bersyukur setiap hari.
165 notes · View notes
irawanery · 9 years
Text
Dia yang baik.
Dia yang baik memang seperti itu, menundukan pandangannya ketika berbicara dengan berbeda gendernya. Dia yang baik memang seperti itu, ketika enggan memasang wajah dirinya yang memang hanya untuk yang dia dan Allah kehendaki. Dia yang baik memang seperti itu, ketika berbicara keluarlah lemah lembut ucapannya serta akhlak yang indah darinya. Dia yang baik memang seperti itu, ketika banyak yang ingin mendekatinya namun menolak hanya pada yang ingin benar-benar serius padanya. Dia yang baik, itukah kamu?? Menjelang maghrib, 26-10-2015
0 notes
irawanery · 9 years
Quote
Tuhan, aku berlindung kepada-Mu dari ketidaktahuanku. dari ketidakikhlasanku. dari ketidaksabaranku. dari ketidakbersyukuranku. Tuhan, aku berlindung kepada-Mu dari semua tidak-ku yang menjauhkanku dari iya-Mu.
(via prawitamutia)
320 notes · View notes
irawanery · 9 years
Text
Diantara 2 Keraguan..
Aku dihadapkan pada 2 kenyataan lapangan yang berbuah keraguan besar.. Ketika disatu sisi, aku melakukan hal "tersebut" maka aku akan meneruskan hal itu. Agar kelak akibat dari hal yang kulakukan dapat berhasil dan tidak membuat orang bergantung. Keraguanku saat ini, apakah aku mampu? Apakah aku bisa mempercepat? Apakah aku bisa membahagiakan? Apakah aku memang pilihan yang baik? Dst.... Di sisi lain, ketika melakukan hal itu tanpa ada berkabar maka yang terjadi adalah ketidakjelasan. Ketidakjelasan akan siapa aku? Ketidakjelasan akan kemana aku setelah itu? Ketidakjelasan dalam pilihan itu? Dan ketidakjelasan lainnya.. dan yang paling utama adalah ketidakjelasan status.. Namun aku sadar, setidaknya saat ini aku punya pilihan.. bersyukur masih diberikan kesempatan untuk memilih sesuatu tersebut. Masih beruntung diantara orang-orang yang tidak punya pilihan atau orang-orang yang menunggu pilihannya. Malam, 8 Okt 2015.. (H- sekian) dari keputusan akan keraguan.
0 notes