Tumgik
iqbaljk · 2 months
Text
Sakramen Kebahagiaan.
Menulis mengajarkan kita untuk mengekalkan beberapa prasangka baik tentang peristiwa yang sedih dan yang sudah.
Mengulang kenangan berarti mengulang ingatan tentang apapun yang telah dan singgah.
Usia cenderung menempatkan ingatan kepada banyak hal: cinta, kesedihan, kelucuan, hingga ruang dan waktu. Itu sebabnya kita tak pernah lupa di mana dan pada siapa saja yang membuat kita merasa pulang dan bahagia.
Munajatku kali ini sederhana—semoga orang-orang yang kita cintai tetap tumbuh dan mengakar kuat di dalam kepala, memoar dan hati kita. Sebagai keluarga, kakak, sahabat atau apapun predikat yang pernah disebut manusia tentang saling menjaga kisah dan kasih.
Sebab akad yang baik untuk segala pertemuan dan perpisahan adalah menuliskan sakramen bahagia lalu kita baca dan terima bersama dengan lapang dada. Seikhlas-ikhlasnya.
Tumblr media
0 notes
iqbaljk · 4 years
Text
Kita belajar berjalan, bukan untuk lari dari masalah. Kita belajar bicara, untuk mengerti bahwa diam menawarkan metafora lain. Kita belajar mencintai, agar tak menyakiti diri sendiri. Ini hanya masa yang tak pernah bisa diulang. Perayaan atas rasa syukur tak pernah lebih dewasa dari rasa syukur itu sendiri. Belajar menjadi manusia—membaca, peduli, dan jernih. Ulangi setiap hari supaya kita tak perlu menghapus apa pun.
1 note · View note
iqbaljk · 4 years
Text
Tumblr media
1. Hujan deras Di pinggir jalan, seorang laki-laki menepikan sepeda motornya Bagasi dibuka, diambilnya pakaian hujan Lalu dikenakan pada perempuannya
Tumblr media
2. Langit sedang basah Yang ditunggu-tunggu belum juga tiba Dipesannya secangkir kopi Sambil sesekali melirik arloji 10 menit... 20 menit... Seseorang kemudian datang "Maaf", dengan wajah merasa bersalah Kopinya lantas dingin Berganti kehangatan lain
Tumblr media
3. Teh seduh beraroma melati Tanda tubuhku menyerah pada gigil cuaca Ia hidangkan penuh hati-hati Kuhirup, takarannya seperti selalu: sedikit gula segelas penuh cinta Di almanak, ia melingkari angka itu "Mulai hari ini, kopi libur dulu" Aku patuh
0 notes
iqbaljk · 4 years
Quote
Beberapa dari kita memutuskan mencari pasangan dalam waktu cepat, beberapa lainnya memantaskan diri agar ditemukan oleh orang yang tepat.
@ibqibq
0 notes
iqbaljk · 4 years
Text
Pada Sebuah Alinea*
Jalan-jalan memeluk banyak sisa-sisa percakapan dan kecemasan orang-orang. Kamis memuat gerimis yang memasang masa lalu.
Setelah Februari yang diliputi tanda tanya, Maret yang penuh intaian bahaya, April dan hari-hari panjang yang menunggu, kau akan segera tiba di hari baik yang diramalkan.
Di ambang pintu, seseorang pernah menitipkan padamu kata-kata; ucapan selamat tinggal dan kalimat penghiburan.
Sejak itu kau bersikeras mencatat semacam pertanyaan setiap harinya dan menggambar wajah seseorang yang pernah ada.
Suatu hari di antara bulan-bulan penantian itu, kau memutuskan untuk selesai.
Kau memberontak, menolak takluk. Tak membiarkan segala yang nyeri merubungimu. Hingga akhirnya yang tersisa adalah ketabahan paling syahdu.
***
Seseorang pernah berucap; di antara hari yang cemas dan rindu yang hilang suara, kata-kata akan sampai di ruang doa.
Doa-doa adalah lafal dan pengingat bahwa di langit ada seseorang yang tersenyum melihatmu.
Sebab beberapa jengkal dari kenangan hanya ada sesak, kita tak diijinkan mengambil apa-apa dari sana selain dua butir ingatan paling ceria.
Tapi kata-kata diam. Sedang malam merangkum segala yang tak terangkum di alinea itu; aku dan Tuhan yang mengagumimu.
Kau menggantikan peran Ayah dengan sebaik-baiknya, menjaga Ibu yang semakin dimakan usia.
"Kita akan bahagia." Mantera yang kau ulang-ulang dan dihapal oleh dinding dan lantai kamarmu.
Lalu kau mulai memejamkan mata, menghapus kesedihan, dan belajar tersenyum, lagi dan lagi.
*untuk sahabat yang kehilangan sosok ayahnya, untuk Indonesia yang kehilangan (lagi) pahlawan medisnya. Dearest: Syafira
0 notes
iqbaljk · 4 years
Text
Grammar Nazi
Tau kenapa orang-orang India speak "good" english? Karena mereka mempraktikkan tanpa mikirin grammar yang berantakan. "Do" atau "does", "have" atau "has" dan tata bahasa lainnya.
Mereka bicara untuk komunikasi, bukan untuk ujian sekolah. Mereka enggak memusingkankan salah atau benar. Mereka bicara untuk bikin orang lain paham dan bisa mencerna kata-kata mereka dengan baik.
Indonesia?
"Grammar lu salah tuh..."
"Pronounce-nya enggak gitu..."
"Jangan ngomong Inggris deh..."
"Idih malu-maluin..."
Dsb, dst.
Itulah yang terjadi di sekitar kita. Maka kalau kamu mau bisa bahasa Inggris, ucapin aja, jangan pedulikan grammar. Terapin sistem "salah paham", enggak apa-apa salah yang penting orang paham.
***
Di negara kita, kurikulum lebih berfokus ke "reading" dan "writing". Guru bahasa Inggris yang orang Indonesia biasanya suka meluruskan grammar kita.
Bisa dimengerti karena fokus mereka memang sebagai pendidik. Sedangkan yang fokusnya "speaking" maka mula-mula beranikan diri dulu untuk bicara dan pesannya sampai, baru pelan-pelan grammar diperbaiki.
Untuk menulis, apalagi yang formal, grammar memang lebih utama. Kalau kamu seorang pengajar, bikin materi/riset, thesis, penerjemah novel luar negeri, atau apa pun yang berhubungan dengan literasi, maka menguasai grammar adalah suatu keharusan. Tapi kalau pekerjaan kamu banyak melibatkan conversation, maka "speaking" lebih dibutuhkan.
Waktu pertama kali kerja di luar negeri, gue hinggap di kota Doha, Qatar. Di lingkungan kerja saat itu gue langsung terlibat interaksi dengan orang-orang yang bukan native speaker bahasa Inggris seperti Turki, Georgia, Italia, India, Srilanka, Nepal, Filipina, Nigeria, Mesir, Maroko, Suriah, dll. Semua enggak mempersoalkan grammar. Kita sama-sama enjoy. Nobody say "Grammar lu berantakan tuh". Yang penting saling mengerti dan pekerjaan lancar.
Dan gue menemukan orang-orang dari berbagai bangsa ini punya aksen uniknya masing-masing. Nigeria contohnya: teacher dibaca tea chore, ask jadi aks, mother - moda, this one - diz hwan, husband - ozzband, paper - pay pa. Bisa dimaklumi karena memang lingua franca mereka mengharuskan untuk monyong-monyongin bibir.
Pun orang Filipina yang punya aksen seperti negara penjajahnya: Spanyol. Example jadi eksampol, table - tabol, people - pipol, black - blak, stomach - stomak. Dan ini diucapin dengan agak "ganjen" di bagian ujung. "Tabol" saat mereka ucap yang terdengar di kuping jadi teha-bool. Sedangkan India punya aksen yang mirip-mirip negara tetangganya seperti Srilanka, Nepal, dan Bangladesh.
Saat di Dubai, UAE, pun situasinya enggak jauh berbeda dengan di Qatar. Beberapa mates (Apa ya padanannya? Kawan akrab, mungkin?) kalau ngajak sesuatu misal sarapan, maka cukup sekedar bilang "eat?" dengan ditambah gesture tangan nyuap ke mulut. Maksudnya: udah makan belum? Hayuk bareng. Atau gedor-gedor pintu apartemen sambil teriak "Iqbaaal, footbaaalll!" Artinya: Yuk main bola mumpung anak-anak lagi pada off.
Gue enggak bisa bayangin kalau ajakan mereka jadi:
"Iqbal, would you like to play football with us? We are really looking forward to your participation. Thank you."
Lalu gue balas dengan,
"I really apreciate your good invitation. Let me consider it within the next two minutes."
Hhhhhh~
***
Practice makes perfect—tulisan di buku tulis Sidu. Praktik, praktik, praktik. Jika bertemu temanmu yang seorang "grammar nazi", abaikan aja tiap kali dia mengoreksi grammar-mu. Manusia jenis ini biasanya waktu jaman sekolah adalah tipe yang duduk-manis-kerjain-tugas-dapet-nilai-99 lalu nangis sesengukan karena ya Allah aku udah belajar mati-matian kenapa cuma dapet 99 kenapaaa? Padahal di antara teman-temannya nilai dia yang paling tinggi.
Maka kesimpulannya, kalau sering takut dibenarkan tentang masalah grammar saat cuap-cuap, waktu mempraktikkan malah akan membuatmu minder dan ujung-ujungnya jadi enggak lancar.
Bukan berarti harus pakai bahasa Inggris-nya anak ahensi Jaksel yang selalu nyisipin which is which is literally cool af. Percayalah, campur-adukin bahasa Indonesia dengan Inggris secara brutal enggak ada keren-kerennya sama sekali.
Sekian dan terima gaji :)
0 notes
iqbaljk · 4 years
Photo
Tumblr media
Satu cerita usai, satu kisah baru dimulai
Padanya yang kamu berniat untuk tinggal, tapi ternyata gagal
Padanya yang kamu kira bukan takdir, namun kemudian hadir
Hidup memang begitu. Kadang lucu, juga haru, juga pahit, juga manis, juga mengejutkan
Kamu tahu kenapa? Karena rencana Tuhan selalu lebih baik dari yang kamu rencanakan
0 notes
iqbaljk · 4 years
Quote
Selama diniatkan jadi tujuan, yang jauh akan saling menemukan.
—@ibqibq
0 notes
iqbaljk · 5 years
Photo
Tumblr media
Malam ini, seseorang memasang gerimis di jendela. Di cangkir kopiku, namamu menjadi kata paling akhir yang kuseduh
Inilah fragmen, perihal kesetiaan yang hendak kurawat
Meski kutahu, banyak hal-hal di luar jangkauanku yang musti diselesaikan dengan cara sebaik-baiknya
Harapku sederhana: agar kita yang sementara menjadi laju waktu yang abadi
0 notes
iqbaljk · 5 years
Photo
Tumblr media
Ada nada yang jatuh di pagi yang tak sempat jadi hari, serupa gerimis yang menyisip diam-diam di telinga kita.
Malam ini yang terkabar hanya lagu, not-not lirih yang bertemu dengan lengang beranda.
Di sini, kita sedang menyambut sebuah masa di mana sepi merentangkan tangan, memeluk tubuh dari belakang.
Sesudahnya, yang tertinggal di serenade nomor sekian ini hanya dingin.
Dan C mayor yang kehilangan bunyi.
0 notes
iqbaljk · 5 years
Photo
Tumblr media
Semua akan sampai pada titik
lelahnya: perjuanganmu,
pengorbanan, kesabaran. Tapi
yang kamu lakukan sudah benar,
mundur selangkah untuk menjejak
tiga langkah di muka.
0 notes
iqbaljk · 5 years
Text
Aku akan Mencintaimu dengan Hati-hati
Seringkali, alasan utama jatuh cinta karena memiliki hati atau perasaan. Meski sedikit sesal, dengan banyak alasan, kita kadang berusaha mengingkarinya kemudian.
Bukankah institusi yang bernama cinta telah menipu orang-orang yang percaya bahwa—hati dan perasaan bisa menyelamatkan kecemasan?
Tapi pernahkah ada yang benar-benar mencintai karena keberanian? Perasaan berlawanan yang memisahkan diri dari sekadar nilai transaksional.
Pada capaian tertinggi, alasan mencintai dengan keberanian kadang dibuktikan juga dengan tidak mengungkapkan.
***
Seperti ketika pertama sekali aku belajar sepeda, aku dilimbung gelisah. Sekitarku berputar. Beberapa orang yang kukenal tampak dari jauh memperhatikan. Aku malu, lalu mengayuh dengan hati-hati.
Seperti memilih merantau ke luar kota untuk menggali pengalaman baru. Di kota asing yang menjanjikan kebahagiaan, keriuhan, teman-teman baru, namun meninggalkan ibuku yang menua di rumah dan terus merindukan anaknya. Aku khawatir, lalu pergi dengan hati-hati.
Dan seperti pertama sekali aku melihatmu petang itu, kau bercerita panjang lebar dan aku memperhatikanmu lekat-lekat.
Dalam kurun waktu yang sebentar kita telah memiliki banyak percakapan dan menyita puluhan malam. Kau menciptakan mitos-mitos perihal simpul senyum yang singkat dan tanah-tanah yang ditelan kemarau panjang. Untuk pertama kalinya aku kembali merasakan hidup.
***
Sekarang, ada seorang perempuan yang gemar menenun di pikiranku. Ia merajut selendang, agar doaku tidak mati kedinginan menggantung di langit-langit.
Aku merindukan matanya yang dapat menggenggamku hanya karena memincingkannya padaku.
Aku merindukan senyumnya seperti pagi merindukan tenang dan kemarau yang mendamba penghujan.
Sudah lama sejak aku menyimpan senyum itu. Dikekalkan oleh pikiran-pikiran yang panjangnya melebihi sepasang lengan. Terkadang tanda peringatan "putus asa" menyala seperti lampu-lampu pijar, tapi aku memilih pura-pura buta.
Tak ada yang salah, hanya aku yang ingin mencintai dalam diam, menerima apa pun yang tak mampu digenggam.
Tak ada yang berubah di sini, kecuali terik yang tiba-tiba datang serta tiup angin yang meletakkan gigil di permukaan cangkir kopi.
Aku percaya masing-masing kita menumbuhkan rahasia di sudut terdalam hati. Hal-hal yang kita simpan untuk langit dan diri sendiri. Mungkin berupa catatan yang tak sempat dituang di buku harian, momen-momen pertemuan, inisial yang dirajah di pasir pantai, atau apa saja yang hanya kita bagikan pada langit.
Walau kadang langit tak menyediakan jawaban untuk setiap tanya yang kita ajukan, tapi langit juga yang menuntun kita untuk sesekali berhenti mempertanyakan hal-hal yang sesungguhnya tak memerlukan jawaban.
Aku akan mencintaimu dengan hati-hati, agar waktu tidak singkat lagi, agar kemarau tidak selamanya lagi, agar malam tidak sepi lagi, agar kau tidak pergi lagi.
0 notes
iqbaljk · 5 years
Text
Surat Kecil untuk Ibu*
Aku jatuh cinta pada senja yang merah. Sebelum aku ingat, ia tak semerah darah yang keluar dari rahim Ibu saat melahirkanku; yang belum sepenuhnya aku muliakan.
Bu, aku ingin bercerita tentang sebuah tempat yang tak kenal gigil musim hujan.
Di sini, langit melulu berwarna keemasan, juga iring-iringan burung yang tak henti melafalkan dzikir pujian.
Di sini, taman-taman selalu riuh oleh tawa anak-anak yang sedang bermain. Tertawa sepanjang angka-angka pada almanak.
Sesekali doa dihantarkan ke ujung langit yang entah.
***
Bu, kau pernah berjuang untuk mendapatkanku. Kau pernah menangis getir saat menerima kenyataan itu. Apa aku sangat terlambat untuk mengatakan 'maaf' padamu?
Bu, aku juga ingin di sampingmu. Sungguh.
Napasku terasa dingin malam ini, pucat pasi mendengar bahwa Ibu merasa sepi, sendiri, sunyi.
Bu, maafkan aku yang bercerita riang tentang keadaanku bersama anak-anak lain di sini. Tentang hidupku yang berlayar tanpa Ibu sebagai nahkoda.
Bu, walau menunggu membuat kita menghunuskan waktu pada kebersamaan yang tak lagi utuh, aku akan terus bersujud pada lantai tempat mengucap pengharapan, berbisik pelan pada Ia yang Maha Mendengar.
Tak apa tak bisa pulang sekarang. Kita hanya harus bertahan lebih lama. Aku merindumu, tapi rindu ini memang mesti menunggu.
Bu, jangan sedih.
Meski air mata yang tumpah tak pernah lebih besar dari rasa cintamu untukku, pastikan ia tak membuatmu tenggelam lebih dalam.
Terima kasih untuk nama yang kau lekatkan padaku: Aqilla Embun Prameswari. Anak-anak di sini memujinya.
Aqilla—yang berakal, Embun berarti kesejukan, dan Prameswari bermakna indah serta agung.
Bu, terima kasih sudah mengizinkanku tinggal di rahimmu. Berjanjilah untuk bahagia.
Sampaikan juga salamku pada Ayah. Bilang padanya untuk selalu menjagamu, untukku.
***
Sebelum kuakhiri surat kecil ini, aku ingin memberitahumu sesuatu.
Bocoran kecil tentang rahasia Tuhan yang belum seorangpun tahu , bahwa aku—malaikat mungilmu — akan terus memberi syafaat pada Ayah dan Ibu hingga hari pertimbangan kelak.
Kecup hangat dan peluk erat, dari yang tak sempat melihat wajah Ibu.
Anakmu.
*persembahan untuk seorang sahabat dengan ketegaran paripurna: Ika Dini Andarani
0 notes
iqbaljk · 5 years
Text
Aku Benci Kopi Dingin
Tumblr media
Aku benci kopi dingin. Maksudku, kopi yang cepat dingin karena perubahan cuaca.
Aku benci kopi dingin. Memeluk cangkirnya sama sekali tak membantu meredakan gigil.
Aku benci kopi dingin. Mengingatkan pada percakapan terakhir kita tentang siapa yang lebih dulu bahagia.
0 notes
iqbaljk · 5 years
Quote
Mengucap maaf bukan berarti salah. Itu menandakan ruang di dada lebih lapang dari ego di kepala
@ibqibq
0 notes
iqbaljk · 5 years
Text
Tumblr media
Nanti rasa sayangmu berbalas kesedihanmu tuntas penantianmu terbayar lunas
Nanti ketika kamu yakin sudah melakukan yang terbaik dengan ikhlas
0 notes
iqbaljk · 5 years
Text
Yang Hilang Biar Saja Pergi
1. Yang hilang biar saja pergi, jangan lagi dicari-cari
2. Masa lalu tidak memberitahu apa yang harus dilakukan, ia memberitahu apa yang harus dihindari
3. Seburuk apa pun ia, mencela yang sudah lewat hanya akan merusak keadanmu yang mustinya diisi hal-hal bermanfaat
4. Melupakan itu penting, namun jika bersedia mendoakan kebaikannya saat ini, kebaikan itu akan memantul pada dirimu sendiri
Dengan kelipatan berkali-kali
0 notes