Tumgik
ikacangijo · 4 years
Note
kak, apakah benar-benar ada pekerjaan yang menyenangkan, sesuai passion? aih,, bahkan passion saya sendiri saya tidak tahu. 3th setelah lulus kuliah saya sudah 4 kali berpindah tempat kerja,dengan alasan bosan dan harapan menemukan yang cocok. namun saya selalu melihat pekerjaan kemarin lebih baik dari pekerjaan sekarang. lantas apakah saya harus terus mencari, atau menerima saja?
Daripada di bingungkan passion, hobi, dan semacamnya. Langsung saya arahkan ke konsep IKIGAI ya. Kegemaran pada gambar = passion.
penjelasan lengkapnya di ambil dari http://sumber-kearifan.blogspot.com/2018/01/konsep-ikigai-untuk-apa-kita-hidup.html
Tumblr media
Kalau hanya ditanya ada atau tidak pekerjaan sesuai passion. Jawabannya ada, tentu ada. Menyenangkan? Bisa jadi. Selalu menyenangkan? Pastinya nggak bakal. Lelah, jenuh, dan permasalahan-permasalahan lain tentu akan ada di dalamnya. Meski itu pekerjaan yang kita sukai sekalipun.
Tumblr media
Kalau memang belum menemukan dunia dimana kamu menaruh hati sepenuhnya, Tidak ada jalan lain, cari sampai ketemu, kalau memang kamu benar-benar menginginkannya. Caranya, memang harus banyak mengexplore diri. Ikut berbagai bentuk kegiatan, komunitas, sharing sama yang lebih expert dll. Prosesnya seringkali memang nggak sebentar. (Atau bisa youtube Rene Suhardono - Passion, Purpose, Value. atau video2 setema yang lain.) 
Tumblr media
Tapi yang pertama-tama harus dilakukan adalah, bersyukur. Bersyukur dan menerima apa yang diberi dan bisa dijalani saat ini. Dan berdoa juga agar bisa mendapat/meningkat lebih dari yang sekarang. Bukan berarti serakah ya. Niatkan agar bisa jadi mukmin yang kuat, mandiri, bisa bantu keluarga, teman, dan orang lain.
Yang dianggap sebagai passion (ini belum di titik ikigai) apa harus pekerjaan utama? Nggak harus, bisa sampingan juga. Ada yang memang ia lakukan hanya untuk “menjaga kewarasan”, selow aja nggak sampai ngoyo. (Terlepas seperti apa keleluasaan dan pengaturan waktu orang tersebut)
Saya punya beberapa kenalan Dokter. Setelah ada pertanyaan ini, saya coba mengajukan pertanyaan pada teman saya ini.
 "Apakah kalau hal lain yang kamu sukai bisa menghasilkan, profesi Dokter ini bakal kamu lepas?“ jawabannya “Nggak.” Karena baginya menolong orang baginya ya udah panggilan hati/amal aja. Yang kalau dikembalikan ke diagram Ikigai tadi, berarti mencakup 3 saja : Misi, Pekerjaan, Profesi. Dan it’s okay. Bagian passion tadi mungkin akan teman saya dapat nanti, dari bidang yang lain.
Ada juga Om Ario, Yang bisnisnya bergerak di bidang logistik. Ia bilang dalam podcastnya. “Mana ada sih, orang terlahir di dunia ini dengan passion logistik? Nggak bakal ada juga.” Penjelasan lanjutannya, “Bidang logistik ini bukan bidang yang Gue banget sebenarnya. Cuma hal yang Gue jadikan passion ada didalamnya. Seperti bertemu dan ngobrol dengan orang baru (klien),” Seterusnya saya lupa, Dan kebetulan beliau dan partnernya membahas hal ini di podcastnya. (Bisa kalian search di Spotify : Thirty Days Of Launch atau tap link : https://open.spotify.com/episode/53c4pPk2VWTOJYaFM7tMty?si=JIhyOyo1QCmmaJy8sbyE6g )
Tumblr media
Kalau keadaanmu (atau siapapun yang membaca) saat ini masih membuatmu memiliki kesempatan untuk memilih, atau berganti. Karena masih ada back up dari suami, keluarga, orangtua, tabungan, atau hal lain. Jangan lupa bersyukur ya, di luar sana masih banyak yang lebih lelah dari pekerjaan kita, namun masih tidak berkesempatan untuk memilih hal yang lain. 
Semoga sedikit menjawab, dan ini juga jadi pengingat untuk saya sendiri. Terimakasih :)
2K notes · View notes
ikacangijo · 4 years
Text
Hati : Kangen.
Otak : Yaudah, tinggal telpon.
Mata : udah nangis duluan.
Jangan cengeng, Ji. Sebentar lagi, bisa pulang, insyaa Allah.
0 notes
ikacangijo · 4 years
Text
Aku dan kamu
Sama-sama sedang menanam rindu
Sama-sama yakin akan menuainya tanpa ragu
Meski kita tak tahu waktu pasti kita bertemu
Tak mengapa jika harus menanti
Perjalanan menujumu adalah tentang menembus ruang waktu yang tiada henti
Perjalanan menemukanmu adalah tentang mengungkapkan sebuah misteri
Mari langitkan doa atas segala ikhtiar yang sudah dijalani
Barangkali Dia sedang menguji
Agar aku dan kamu sama-sama memperbaiki diri
Sebelum kita saling menemukan diri
@ikarojii
0 notes
ikacangijo · 4 years
Text
Pernah ga sih kamu ngerasa tiba-tiba sesak?
Seolah ada gemuruh dalam dada.
Dan sejurus kemudian pelupuk mata tak sanggup menampung berurai linangan air mata. Ia keluar tanpa ampun.
Dan seketika pikiran tak bisa berkompromi, terus berputar bagai tornado. Tak mengizinkanmu rehat, tak mengizinkanmu menarik nafas barang sejenak.
Aku pernah. Bukan hanya sekali. Sering. Bahkan sekarang.
Ketika dalam kondisi itu, biarkanlah. Jangan paksakan dirimu untuk menahan. Lepaskan.
Dan aku selalu membiarkan mataku kembali sembab. Kemudian diam merenung dan berdialog dengan-Nya. Sang pemilik hati setiap insan.
Aku terdiam, takdzim. Tak ada yang tahu, bahwa aku sedang berjibaku dengan pikiranku. Kecuali Dia. Tak ada yang tahu, bahwa aku sedang bergelut dengan seisi kepalaku. Kecuali Dia.
Jangan tahan dirimu. Lepaskanlah. Lepas setiap emosi yang membuat dadamu bergemuruh. Lepaskan setiap sesak dalam hembusan nafasmu. Dan paksakan lisanmu untuk menyebut asma terindah-Nya.
02.04.20
0 notes
ikacangijo · 4 years
Photo
Tumblr media
Keingetan challenge nya mba @umulatifah93 tentang -putih itu-. Bukan apa-apa sih. Ini secuil luapan rasa Yi Seo ke Saeroyi. Aku cuman mencoba menerjemahkan ke dalam bahasa yang bisa dipahami sama netijen +62. . . . #itaewonclass #dirumahaja #saeroyiseo https://www.instagram.com/p/B-M-eynjA8G/?igshid=42ns6x0tlxkj
0 notes
ikacangijo · 4 years
Text
MENUJUMU
Putih itu kita, katamu.
Sebening embun tatapmu selalu bermakna.
Sejenak perjalanan bersama, aku tersadar.
Adakah terselip rasa antara kita?
 Putih itu kita, katamu.
Luasnya sabarmu menyadarkan kalbuku.
Sejenak melepaskan ragu, aku tersadar.
Adakah tersisa ruang antara kita?
 Putih itu kita, katamu.
Aku menemukan banyak frasa belajar bersamamu.
Belajar untuk memaafkan diri sendiri.
Belajar untuk mengikhlaskan apa yang sudah terjadi.
Belajar untuk menekan ego diri.
 Putih itu kita, katamu.
Meski tak ada lagi daya bersamamu.
Meski kamu bukan akhir dari perjalananku.
Aku akan tetap menujumu.
 Jangan paksa aku untuk berhenti.
Meskipun  suatu saat aku tak tahu kapan akan terhenti.
Setidaknya, untuk kali ini, aku memberanikan diri.
Berlari ke arahmu.
Karena ku tak tak bisa lama menunggu.
Karena aku tak mampu membendung rindu.
 Izinkan aku dan kamu berjalan beriringan.
Melewati setiap kerikil kehidupan.
Mengarungi kapal penuh rintangan.
Menembus batas kemampuan.
26.03.20
0 notes
ikacangijo · 4 years
Photo
Tumblr media
Tak ada angin, tak ada hujan. Kota hujan sedang mendung. Temaram. Udah gitu aja. Coretan gembel. Ga lagi galau kok. Serius. Ini akibat seminggu ga kemana-mana. #quotes #dirumahaja #gagalau #staysafeeveryone #stayathome https://www.instagram.com/p/B-KJoXlDsbjN5H4ov5xu7syETvr8kgOVxZczdo0/?igshid=1249lz2fyruyx
0 notes
ikacangijo · 4 years
Text
Jika itu kamu, aku bersedia menunggumu.
Meskipun beribu bulan purnama.
Ah, benarkah?
Jika itu kamu, begitukah ?
25.03.20
0 notes
ikacangijo · 4 years
Text
Tenang saja,
Aku adalah seorang ahli dalam memendam rasa
0 notes
ikacangijo · 4 years
Text
Nggak perlu menunggu motivasi untuk bergerak. Nggak perlu menunggu perasaan untuk berubah menjadi lebih baik. Bergeraklah, dan dengan begitu perasaan bisa berubah juga.
Bergerak memang tidak membuat yang sulit dilakukan jadi mudah. Namun, bergerak membuat yang sulit dilakukan jadi dilakukan.
— dr. Jiemi Ardian
83 notes · View notes
ikacangijo · 4 years
Text
Aku tak mengerti.
Mengapa ketika aku tak mengharapkanmu, kamu justru mendekatiku?
Tolong, jangan datang jika hanya singgah sebentar.
Tak maukah kamu menetap kemudian berjalan bersama untuk mendaki gunung kebahagiaan?
Tertanda,
Aku yang tak tahu bahwa ku sedang galau walau ku tak mau.
02.03.20
1 note · View note
ikacangijo · 4 years
Text
kamu boleh lelah.
nggak berarti kamu nggak bersyukur atas apa yang kamu punya dan tidak punya. nggak berarti kamu nggak ikhlas atas apa yang kamu kerjakan dan tidak kerjakan. nggak berarti kamu nggak sabar atas apa yang kamu hadapi dan tidak hadapi.
lelah itu wajar. kamu manusia, bukan malaikat.
hanya saja, kalau kamu lelah terus-menerus, kemungkinan besar ada yang perlu diperbaiki. bisa jadi caranya perlu diracik lagi. bisa jadi perangkatnya perlu diperbarui. bisa jadi perihalnya yang harus diganti.
kamu tau? bersama rasa lelah, ada dua yang turut datang. pertama, rasa nikmat karena telah berjuang. kedua, salah satu di antara keinginan untuk berhenti atau keinsyafan bahwa kamu dapat terus bergerak.
pilihlah untuk terus bergerak. hingga rasa lelah itu sendiri kelelahan mengikutimu.
979 notes · View notes
ikacangijo · 4 years
Text
Keikhlasan pun butuh waktu. Dan untuk menuju kesana, kesabaran adalah kunci pertama. Yang paling penting dalam bab ikhlas adalah; tidak ada episode apapun sesudahnya.
@herricahyadi
318 notes · View notes
ikacangijo · 4 years
Text
“Semakin dewasa, rasanya semakin sedikit doa yang ditujukan untuk memiliki sesuatu. Entah harta, tahta, bahkan suatu benda yang spesifik. Sekarang, lebih banyak meminta agar Allah memberikan kekuatan. Kekuatan menjalani semua peran yang melekat. Kekuatan bertanggungjawab atas apa yang telah Allah percayakan.”
— Dan diatas itu semua, inginku hanya satu. Keridhoan-Mu.
797 notes · View notes
ikacangijo · 4 years
Text
"Jadi selama ini kamu yang selalu mengirim karangan bunga?" ujarku dengan nada sedikit tinggi. Setiap pagi selalu saja ada karangan bunga bertengger di depan pintu rumahku. Aku tak mengerti, mengapa setiap aku melihat karangan bunga memoriku melayang pada sebuah kenangan. Aku tak paham lagi, bagaimana aku mengendalikan setiap buncahan emosi yang seakan menyeruak ke permukaan ketika retina mataku menangkap serangkaian Casablanca Lily yang tertata rapi. Dadaku sesak.
"Bukankah itu bunga kesukaanmu?" tanyanya di seberang telepon. Suara yang biasanya terkesan kuat, kali ini terdengar bergetar. Ada keraguan disana. Aku hanya terpaku, diam tak menyahut. Aku tak menampik hal itu. Melawan logika sesekali tak apa kan? Ku tekan layar telepon pintarku, memutuskan perbincangan sepihak. Ah, dasar aku tak berperasaan. Aku mengutuk diriku sendiri. Biarlah.
Aku berjalan lunglai menuju halaman belakang. Tangan kananku membawa serangkai Lily, tangan kiriku menggenggam telepon pintarku. Langkahku terhenti pada sebuah gundukan tanah yang masih berwarna coklat segar. Penuh dengan bunga kecil berwarna-warni di atasnya. Namun ada segumpal bunga putih yang mendominasi. Mataku menatap papan bertuliskan nama dan sebuah tanggal. Tatapan mataku kosong. Pikiranku melayang. Tak sadar, Lily itu terjatuh menyentuh tanah yang mulai basah. Faktanya, jemariku tak terlalu kuat untuk menggenggamnya. Aku tersungkur, kakiku tak begitu kokoh menopang badanku saat ini. Aku membiarkan diriku terguyur derai hujan. "Terima kasih, Bu." lirihku. Berharap setiap tetes hujan yang mengalir menyampaikan rasa terima kasihku pada Ibu.
Tring. Suara pesan masuk. Telepon pintarku yang jatuh bersama Lily itu berserakan di tanah.
"Mbak, pesanan bunganya sudah diantar ya ke rumah." -Wendy's Florist-
Tertanda,
Aku yang sedang bergelimang rindu sekaligus mengenang sendu di kala hujan datang
0 notes
ikacangijo · 4 years
Text
Tidak ada yang percuma dari kebaikan. Meski tidak langsung kita terima balasnya, tidak dilihat orang banyak saat melakukannya, juga peran kita di dalamnya yang tidak diketahui oleh sepasang mata sekalipun.
255 notes · View notes
ikacangijo · 4 years
Text
Apakah Bahagia Itu Benar-Benar Ada?
Menurutmu, bahagia itu apa, sih? Kondisi seperti apa yang dapat menjadi indikator kebahagiaan bagi seseorang? Apakah ketika semua keinginan sudah terwujud, mimpi sudah tercapai, dan konflik-konflik yang dimiliki sudah selesai?
Pertanyaan serupa diam-diam pernah saya tanyakan kepada diri sendiri, tepatnya saat pada suatu hari saya berada di sebuah toko buku impor dan menemukan buku-buku dengan judul-judul yang hampir mirip: stairway to the happiness, happiness 101, roadmap to the happiness, dst. Lucunya, seperti yang sudah bisa ditebak, happiness atau kebahagiaan ini lebih banyak dikaitkan dengan self-love, self-care, travelling, pleasure, dll yang sebenarnya hmm … tidak salah juga. Tapi, hal itu memunculkan pertanyaan baru di benak saya: apakah bahagia hanya menyoal hal-hal semacam itu? Bagaimana dengan urusan jangka panjang kita selepas dunia?
Saya kemudian membaca buku The Little Book of Hygge: The Danish Way To Live Well yang ditulis oleh Meik Hiking dari The Happiness Reseach Institute asal Denmark, yang mana negara ini disebut-sebut sebagai negara paling bahagia di Eropa. Menurut buku ini, konon kebahagiaan berkaitan dengan atmosphere, presence, pleasure, equality, gratitude, harmony, comfort, truce, togetherness, dan shelter (lebih lanjut tentang ini silakan baca bukunya ya, gak cukup soalnya jelasin disini hehe). Hmm, menarik. Tapi saya penasaran, hingga akhirnya saya mengecek berita tentang mental health issues di Denmark, khususnys stress level, yang ternyata tinggi juga.
Kalau begitu, apa sih yang menjadi kunci kebahagiaan kita, khususnya dalam peran kita sebagai seorang muslim? Di dunia ini, is happiness really exist?
Tumblr media
Keep reading
89 notes · View notes