Tumgik
hudasyahdan · 4 months
Text
Hari ini aku berdiri di tengah persimpangan RAM gedung baru tempatku. Jalan ini kupilih karena menunggu lift masih lama dan ingin sekalian kumelihat pemandangan yang ada.
Ada yang menaiki lift demi mengejar efisiensi, ada yang memilih RAM karena mengejar 10000 langkah per hari.
Perkara menaiki gedung kita tak saling menghakimi satu dengan lainnya, lalu kenapa pilihan hidup masih kita perbandingan antara pilihanmu dengan pilihannya?
2 notes · View notes
hudasyahdan · 9 months
Text
Melamar Kerja
"Apa motivasimu melamar kerja di sini?
Pertanyaan itu menjadi salah satu yang dipersiapkan guna wawancara di rumah sakit kemarin. Hampir sepekan mencari profil rumah sakit, riset tentang UU RS hingga sertifikasi syariah, lalu merinci beberapa alternatif jawaban dari pertanyaan yang diberikan.
Ketika hari H tiba, tak ada satupun pertanyaan yang diprediksi keluar.
Momen kemarin hampir-hampir mirip dengan momen ketika datang ke rumah orang tuanya pertama kali. Sudah mempersiapkan proposal, mempersiapkan banyak jawaban, nyatanya yang keluar justru pertanyaan tentang wisata dan tetangga. Hidup memang kadang di luar dugaan.
Benarlah apa yang dikatakan istri beberapa hari sebelumnya, gapapa persiapannya sebagus mungkin, kalau lupa atau ga keluar setidaknya paham apa tujuan daftar disana.
36 notes · View notes
hudasyahdan · 9 months
Text
Persimpangan
Terasa begitu lama waktu yang dihabiskan paska menikah, sampai hampir-hampir tidak ada waktu untuk menulis sebagaimana kebiasaan dulu kala. Ketika ada waktu luang, rebahan beristirahat sambil membaca komen atau menyaksikan konten menjadi sesuatu yang lebih menarik dibanding berpusing ria berpikir, "mau menulis apa hari ini".
Kalau dulu antara yang ditulis dan dilakukan tak banyak tahu bedanya, sekarang pasangan adalah orang yang paling mengerti banyak dan sedikit bagaimana implementasi kita. Dari situ sering mengurungkan niat untuk menulis, takut andaikan nasehat yang dibagi tak pernah tercermin pada diri.
Meskipun kadang teringat, andaikata berbagi harus sempurna, lantas siapakah yang layak untuk berbagi kepada sesama? Dan memang benar, sampai tuapun akan ada persimpangan pilihan dan kegundahan. Semoga dalam persimpangan itu, kita diberikan ilham untuk memilih yang terbaik darinya.
22 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
Saling ketiga enam lima
Kami sering bersemangat menghitung hari-hari yang dilalui, dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, hingga tak terasa bertahun, dan semoga bisa terus bertahun-tahun.
Tapi bersama itu bukan hanya tentang deret angka pada lingkup seberapa lama, tapi juga seberapa dalam, seberapa jauh, dan seberapa luas.
Dulu, sosok yang tidur dan bangun di samping kami saat ini, sebatas bayangan yang kami terka dalam mimpi-mimpi. Kini, kami belajar lebih dalam tentang diri kami sendiri, bagaimana mengelola emosi, bagaimana mengolah hati, dan juga belajar lebih dalam tentang kebaikan orang yang ada di depan menemani.
Belumlah begitu jauh ikatan ini berjalan, tapi ada begitu banyak perubahan dan pelajaran yang kami dapatkan. Saling belajar, saling mendengar, saling menguatkan, saling mendoakan, mungkin bekal-bekal itu yang harus senantiasa kami bawa, untuk menjaga keberkahan ketika esok lusa dan seterusnya kami berjalan lebih jauh ke depan.
Hari ini, kami menginsafi, betapa proses saling mengenal itu tak pernah henti. Tapi di atas banyaknya perbedaan, semoga keinginan untuk meluaskan manfaat dan melapangkan hati kami dan orang-orang yang ditemui, menjadi kunci yang menyatukan.
Mimpi-mimpi tinggi, tak pernah terbangun tanpa pondasi yang kokoh. Terima kasih untuk seorang yang teristimewa yang sudah berkenan untuk berbagi banyak hal, terima kasih sudah menjadi pasangan yang mengingatkan akan kebaikan, terima kasih sudah mau berusaha untuk jadi sosok yang tenang dan menenangkan.
Dan puji syukur kehadiratNya, atas nikmat keluarga kecil ini, abaa, umma, dan mas haidar tercinta.
33 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
Menghadapi
Hari ini, barangkali kita memiliki penyesalan atas ketakutan yang menyergap kita dulu. Hingga akhirnya, saat ini kita tak bisa mendapatkan apa yang diharapkan. Kadang kita berkutat dalam beberapa pengandaian, kadang kita terkungkum dalam kesedihan.
Mungkin kita yang akhirnya gagal mendapatkan pekerjaan, tidak berhasil merengkuh beasiswa, atau bersanding dengan wanita yang kita idamkan.
Beberapa tahun ke depan, barangkali kita mungkin bisa mendapatkannya lagi, andai kita tak merubah sikap bagaimana menghadapi ketakutan-ketakutan itu. Kita selamanya akan berjalan di tempat, andai kita selalu ragu dan takut jawaban dari pertanyaan yang harusnya kita ucapkan.
Setahun lalu, mungkin perasaan takut tertolak, takut tertikung, takut dia tak memiliki rasa yang sama, menghantui semalaman. Belum lagi ketakutan tentang hari-hari ke depannya. Tapi andai pertanyaan itu tak pernah terlontar, barangkali sampai sekarang ketenangan itu takkan pernah didapatkan.
Setelah beratus sujud dan berpuluh simpuh, mungkin ini saat untuk memberanikan diri bertanya dan mengambil langkah pasti. Bukankah ketika Allah rida, dia juga yang akan melapangkan jalan?
25 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
#5 Boleh Dusta
"Yang, tahu daerah Beku Karanganom?", tanyanya.
"Kayaknya dekat SMAmu deh. Oiya btw kalau ke sana jangan siang-siang ya, nanti ga ketemu", jawabku.
"Emang kenapa?", tanya dia lagi.
"Siang-siang panas soalnya, udah ga Beku lagi, tapi jadi cair"
"...."
Entah sudah berapa kali dia mendengarkan sesuatu yang receh dariku, dan berbagai respon pun sudah dia berikan. Dari yang tertawa karena lucu, diam karena sudah tidak mampu berkata-kata, sampai barangkali kepikiran terbuat dari bahan apakah suaminya sampai bisa nemu jokes-jokes kayak gitu.
Memberikan senyuman pada saudara kita memang ibadah, memang ia bernilai pahala, tapi ada satu yang tak boleh dilanggar dalam membuat mereka terhibur, yaitu tidak boleh berbohong, tidak boleh ada dusta. Beruntunglah mereka yang bisa menghibur saudaranya tanpa harus melanggar syariatNya.
Dan hamdalahnya, dusta itu boleh pada 3 tempat, saat perang, untuk mendamaikan dua orang, atau untuk istri yang disayang. Maka meskipun pasanganmu paling cantik nomor dua setelah pasanganku, jangan segan untuk membohonginya, kamu adalah wanita paling cantik di dunia.
21 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
#4 Bukankah
"Ibu anaknya cuma 1, habis ini ibu tidak bisa punya anak lagi", kata dokter pada salah satu kerabat kami. Lalu dengan izinNya sekarang beliau memiliki tiga orang putra.
"Bapak, ini keluhannya sudah parah. Sebaiknya dioperasi saja ya pak, biar keluhannya reda dan tidak kumat lagi", ucap pasien tadi pagi menirukan perkataan seorang dokter pada beliau dahulu. Dan atas izinNya, penyakit beliau tak pernah kumat lagi semenjak beliau memperbanyak sholat malam dan berdoa meskipun belum dioperasi.
Sebagai dokter, kami mempercayai bahwa apa yang disebut sebagai pengobatan berbasis bukti (evidence based medicine) adalah pedoman yang kami pilih dalam memeriksa, menegakkan diagnosis, hingga memberikan edukasi dan terapi pada pasien kami.
Maka, dalam mengambil keputusan klinis, kami selalu berupaya untuk menerapkan guideline yang disepakati, pengobatan yang telah diteliti, serta upaya-upaya lain yang maklum dalam dunia kedokteran ini.
Di lain sisi, di luar pengetahuan tentang manusia dan tubuhnya yang kami pelajari, kami tetap percaya bahwa ada faktor yang tak pernah tertulis dalam deret dan angka, ada hal-hal lain yang tak bisa diprediksi oleh akal dan logika, yaitu kehendakNya, Dia, Sang Pencipta.
Maka beliau berdua mengajari kepada kami tentang faktor yang tidak terduga itu, tentang bagaimana ternyata apa-apa yang terdengar rumit bahkan mustahil bisa terwujud menjadi karunia dengan izinNya.
Maka benarlah perkataan suami beliau yang pertama ketika meyakinkan istrinya, "Iya kita percaya dan tahu yang dikatakan dokter itu benar sesuai ilmu kedokteran, tetapi bukankah kita punya Allah?"
45 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
#3 Dampak
Kenapa ada seseorang yang rajin sholat tapi ia masih gemar berbohong? Bukankah sholat itu tiang agama? Bukankah sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar?
Lalu kita mulai membandingkan, mendingan dia, rajin membantu tetangga meskipun jarang sholat. Mendingan dia, tak pernah berbohong dan korupsi meskipun sholatnya banyak bolong dan kurangnya. Yang penting kan, baik pada sesama manusia.
Jikalau dalam dunia perjuangan ada aksi vertikal dan horizontal, maka dalam ibadah juga demikian adanya. Baik kebaikan pada Pencipta maupun pada sesama mahlukNya bukanlah hal yang patut dipertentangkan, tapi sebaliknya justru saling mengisi, justru saling melengkapi.
Orang-orang yang salat tapi masih buruk akhlaknya, maka ia akan dibalas dengan kebaikan salatnya dan dihisab atas keburukan akhlaknya. Maka sebaliknya, orang-orang yang baik akhlaknya tapi jarang sholatnya, akan dibalas dengan kebaikan akhlaknya dan dihisab atas sholat yang ia tinggalkan.
Bukanlah kebaikan itu hadir untuk dipertentangkan, marilah kita berusaha dan mengajak agar sholat tak hanya menjadi ritual semata, tapi juga dampaknya terasa dalam keterjagaan kita di antara satu waktu salat dan waktu setelahnya. Marilah kita berupaya dan menyeru agar berakhlak sebaik-baiknya kepada manusia, dan menjaga akhlak pada Sang Pencipta, tetap jujur dan ramah tanpa melupakan kewajiban untuk beribadah.
Biar dampak baik ibadah kita tercermin pada akhlak yang mulia, biar dampak akhlak baik kita terkonversi menjadi ibadah yang berkualitas dan sujud-sujud panjang padaNya.
23 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
#2 Teman Perjalanan
"Sebentar ya, aku belum berwudhu"
Katamu tadi menjelang maghrib sore tadi.
Aku melihat jam tanganku, lalu mengehela napas panjang. Adzan sebentar lagi, tapi kamu masih belum siap diajak berangkat. Masih harus berwudhu, memakai kaos kaki, hingga mengambil mukena dan memastikan semua pintu di rumah terkunci.
"Maaf ya lama, semoga kamu senantiasa dilapangkan kesabarannya", sahutmu kemudian.
Lalu tetiba semua terasa lapang. Memang perjalanan ini takkan cepat sampai, tapi semoga kita dikuatkan untuk senantiasa berada dalam jalan yang benar, di masa yang begitu panjang.
Terima kasih bersedia membersamai menjadi teman dalam perjalanan.
24 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
#1 Tujuan
Dalam setiap perjalanan, ada banyak tujuan dari orang-orang. Ada yang berjalan untuk mencari rizki, ada yang berpergian untuk bertemu sang kekasih hati, ada juga yang sekedar berpergian untuk mengobati lara, memberi waktu untuk kesibukan dan masalah yang terasa tak pernah berjeda.
Ada mereka yang merasakan panjangnya perjalanan, ada pula yang merasa perjalanan terasa begitu cepat. Ada yang membuka laptop dan mengerjakan tugas, ada yang mendengarkan musik dan membaca buku kesukaan, ada yang menghabiskan waktu dengan tidur hingga panggilan turun tiba di stasiun tujuannya.
Ramadhan ini, barangkali tak pernah terasa cukup bagi sebagian orang, tapi terkadang ia juga terasa amat panjang, bahkan terlalu panjang bagi sebagian yang lain. Bagi yang memaknai Ramadhan dengan ibadah, barangkali 30 hari tak cukup untuk ia isi dengan kebaikan. Tiap-tiap waktu ia isi dengan perkara-perkara baik, tiap-tiap saat ia sempatkan untuk berbuat baik.
Bagi yang menganggap Ramadhan hanya berisi nostalgia, barangkali Ramadhan juga terasa cepat, tapi setelah ia lewat ia tak merasakan perubahan berarti kecuali sebatas memori dan kenangan semata. Bagi yang menganggap ibadah adalah beban, barangkali berpuasa sebulan dan tarawih di malam hari menjadi sesuatu yang terasa memberatkan.
Ada banyak orang dengan tujuan mereka masing-masing. Lalu, kemanakah tujuan Ramadhan kita tahun ini?
32 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
Menikmati Ujian
Barangkali kita pernah merasa lelah dengan satu hal, merasa capek dan mengutuk keadaan kita yang sekarang, sehingga kita lupa ada banyak orang yang berandai dan berharap berada di posisi kita meskipun harus memiliki ujian yang sama.
Ada mahasiswa yang lelah dengan tugas yang tak henti, dengan bejibun ujian yang terasa tak pernah ada ujungnya. Ia merasa begitu letih, ingin menyerah pada impiannya. Sementara ada banyak orang yang hanya bisa menjadikan bangku kuliah sebagai angan semata.
Ada seorang pekerja yang merasa lelah dengan pekerjaannya, merasa harus membanting tulang, bertemu rangkaian kelelahan, dan merasa seolah pekerjaannya amat berat. Sementara di luar sana banyak yang masih menjadi pengangguran dan kesana kemari mencari kerja.
Barangkali kita juga memiliki pasangan atau diberi amanah momongan, yang tak jarang membuat kita kesal dan lelah, sakit dan marah, serta sering menimbulkan masalah yang menguras habis tangis kita karena keinginan-keinginan yang berbeda atau harapan yang belum seiya sekata. Sementara di balik dinding-dinding rumah di atas bumi, barangkali banyak sajadah yang menjadi saksi atas doa dan tangisan mereka yang masih harus bersabar menunggu datangnya pasangan atau buah hati.
Semoga kita bisa tetap menjaga sabar kita, dalam menghadapi ujian-ujian atas jawaban doa-doa. Semoga kita bisa tetap menjaga syukur, atas kesempatan bertumbuh dan bertambah serta banyaknya karunia yang diberikan olehNya.
77 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
DUNIA DAN AKHIRAT
Beberapa dari kita barangkali sepakat untuk menolak paham sekulerisme, yang menganggap bahwa perkara dunia dan agama tidaklah saling berkaitan, tidak saling berhubungan, dan sebaiknya masing-masing berdiri sendiri.
Karena kita memahami, bahwa ajaran kita menuntun kita pada perkara yang menyeluruh, dari membuang air ludah hingga bagaimana adab berperang, dari adab di kamar mandi, hingga bagaimana kita berpolitik membangun negeri.
Tapi kadangkala, kita sendiri yang lupa dengan hal itu. Kita kotak-kotakkan hidup kita, seolah perkara dunia kita tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan setelah mati.
Maka, kita sering dapatkan diri kita banyak bermalasan saat bekerja -atau internsip dalam konteks saat ini-, padahal andai kita ikhlas ada pahala besar ketika pekerjaan itu kita niatkan untuk menghidupi keluarga.
Kita seringkali melakukan banyak hal hanya sebagai rutinitas, padahal andaikata perkara-perkara itu kita niatkan untuk ibadah, makan untuk menegakkan punggung, tidur untuk menghimpun energi, hingga mengobrol dengan istri untuk menghibur hati dan menghidupkan sunnah Nabi, betapa kemudian ada banyak sekali kebaikan yang bisa kita panen.
Sebagaimana kita tidak ingin masalah akhirat dan dunia terkotak-kotakkan, mari kita belajar untuk menyisipkan niat ibadah pada perkara dan rutinitas yang kita lakukan.
26 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
Yang Tak Habis Dikejar
Dunia katanya seperti bayang-bayang, semakin kita kejar semakin dia menghindar. Semakin kita lari untuk merengkuhnya, semakin dia menjauh dari kita.
Maka dunia barangkali salah satu yang tak habis dikejar, tak pernah cukup dimiliki, tak pernah puas untuk menjadi penenang hati.
Beruntunglah mereka yang mampu merasa cukup pada tempat yang tepat. Kebahagiaan mereka tak pernah terbatas keadaan, kesyukuran mereka tak tertaut pada kekayaan. Dalam sedikitnya mereka tak kufur, dalam senangnya mereka bersyukur.
Sebutir telur, sekeping kerupuk, sebotol kecap, sudah mampu menjadi menu yang membahagiakan. Tak harus di restoran bintang lima, tak harus dengan daging yang paling istimewa. Tak seperti mereka yang merasa kurang dan terus mencari, padahal banyak kebahagiaan dan kecukupan menghampiri mereka setiap hari.
Betapa bahagia mereka yang tak mencari yang tak habis dikejar.
41 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
Menjadikan Tuntunan
Seringkali ego kita menyuruh pada hal-hal yang kita sukai, mencari pembenaran atas apa-apa yang kita lakukan, dan menuntut pada perkara-perkara yang memang sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Di antara banyak ayat, hadist, hingga nasehat, semoga kita mampu memilih apa-apa yang tepat dan benar, bukan apa-apa yang ingin kita jadikan pembenaran.
Semoga di kala kita disakiti, kita belajar menahan ego, mendengarkan nasehat tentang sabar, alih-alih menghakimi orang dan mencela atas gangguan mereka.
Semoga di kala kita bertengkar, kita belajar menahan ego, berkenan meminta maaf duluan, alih-alih mencari-cari dalil tentang kesalahan yang saudara kita lakukan.
Jadikan perkara-perkara baik itu sebagai tuntunan, jangan jadikan ia sebagai panduan untuk menghakimi orang-orang yang ingin kita sakiti.
51 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
RIDA DAN LAKNAT
Kalau kita mencintai seseorang, maka sudah selayaknya kita menjadi marah ketika ada seseorang yang menghinanya, mencelanya, apalagi melaknatnya. Kita tak akan pernah rela dia yang begitu kita sayangi dihinakan, kita akan berusaha membantunya, melindunginya, dan menghilangkan semua hal buruk itu.
Ketika membaca hadist tentang dilaknatnya seorang istri ketika suaminya marah dan tidak rida atasnya, maka pelajaran itu barangkali juga bagi para suami untuk melebarkan hati, meluaskan penerimaan, dan membuka lebar pintu permaafan. Bagaimana bisa seseorang rela pasangan yang amat disayanginya dilaknat oleh Malaikat, padahal ketika dia mendengar pasangannya dihina orang lain saja dia bisa merasa begitu marah?
Maka semoga para suami juga bisa belajar untuk menekan ego, mau meminta maaf walau tidak bersalah, apalagi ketika jelas-jelas berbuat salah. Semoga keluarga Qurani itu tumbuh dari pasangan yang saling rida dalam kebaikan, saling menasehati dalam kesabaran, dan saling menyokong dalam ketaatan.
40 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
Kriteria Orang Tua
Beberapa dari kita mungkin pernah mengalami yang dirasakan oleh kebanyakan anak sekarang, merasa berjarak dengan orang tua, merasa ada topik-topik tertentu yang terasa tidak nyaman untuk dibahas bersama. Salah satu di antara topik itu, barangkali adalah tentang pernikahan.
Setelah kepala dua, mungkin kita mulai meraba-raba mencari sosok ideal yang kita harapkan. Kriteria-kriteria tertentu mulai kita tulis dan kita panjatkan dalam doa. Salah satunya mungkin adalah seseorang yang juga dicintai oleh orang tua kita. Tapi kadang kita juga lupa, bahwa orang tua kita barangkali juga memiliki kriteria menantu ideal mereka sendiri, entah suku tertentu, dari daerah tertentu, atau pekerjaan dan sifat-sifat tertentu.
Tapi karena jarak itu, akhirnya kita lupa untuk duduk bersama dan saling membahas kriteria kita masing-masing. Sehingga akhirnya tak jarang banyak konflik terjadi, orang tua tak sepakat dengan orang yang kita pilih, atau sebaliknya orang tua membantu mencarikan seseorang yang sama sekali tak masuk kriteria kita.
Kalau udah mulai belajar serius, coba belajar juga serius belajar ngobrol sama orang tua, tanya kriteria mereka, diskusi tentang sosok yang kelak ingin kita ajak untuk berbakti pada mereka nantinya. Biar nanti kita bisa selektif di awal tanpa harus banyak drama di akhir. Kalau kriteria sepakatnya orang dari suku tertentu, kita tak perlu melelahkan hatimu baper karena orang lain dari suku lain sebaik apapun dia. Atau jika sudah ingin profesi tertentu, kita tak usah berlama berkubang dalam penyesalan karena terlanjur salah dalam melabuhkan.
Kalau udah sepakat, biar Allah yang nunjukin jalan bahwa ridaNya juga ada pada rida orang tua. Terus nanti biar Allah yang membuatmu takjub bersebab doa-doa mereka.
73 notes · View notes
hudasyahdan · 2 years
Text
Keluarga Qurani
Keluarga Qurani, begitu kami menamakannya. Salah satu visi yang kami ingin wujudkan dalam beribadah dan bertumbuh bersama. Salah satu visi yang sama-sama kami tuliskan dalam proposal hidup, meskipun kami belum pernah membahasnya bareng sebelumnya.
Dalam benak kami ketika mendengar kata keluarga Qurani dahulu adalah, bahwa dalam keluarga ini tumbuh mereka para penghafal Al Quran. Anak-anaknya hafizh, rajin melantunkan Quran pagi dan sore. Malam-malam dihiasi dengan sholat tahajud dan doa bersama. 24 jam di rumah dan di kendaraan selalu yang terputar adalah murottal Al Quran.
Tak salah memang anggapan kami itu, dan sampai sekarang kami masih berusaha untuk istikamah menetapinya. Tapi kemudian kami sadar, bahwa mewujudkan keluarga Qurani bukan hanya tentang memberikan mahar Mushaf atau tafsir, anak-anak yang hafizh atau rumah yang selalu dilantun Al Quran.
Keluarga Qurani juga bermakna tentang bagaimana kami mewujudkan nafas Quran itu dalam setiap laku dan apa-apa yang tercermin. Berakhlaq dengan sebaik-baiknya, menjadi tetangga yang murah hati, keluarga yang ringan membantu, saudara yang tak pernah sungkan untuk berbagi. Keluarga Qurani, juga bermakna untuk selalu berupaya untuk tidak mendholimi sesama serta berusaha menerapkan syariat semampunya, dengan sebaik-baiknya.
Keluarga Qurani, ternyata tak sesederhana yang dulu kami pikirkan, tapi kami selalu berupaya untuk terus mewujudkannya. Semoga kita senantiasa dimudahkan untuk mewujudkan mimpi baik itu.
Selamat anniversary hafalan ke sembilan. Kini mimpi itu bukan lagi menjadi pribadi Qurani, tapi bersama-sama semoga bisa mewujudkan keluarga Qurani. Semoga setelahnya kita dimudahkan mewujudkan masyarakat Qurani.
75 notes · View notes