Tumgik
guabukanustadz-blog · 5 years
Text
Robohnya Dakwah Ditangan Da’i
1. Pasukan sedikit tak masalah (Q.S At-Taubah 25)
2. “jangan terburu-buru mendapatkan kemenangan
3. penyebab hancurnya organisasi : Hilangnya Iman, fokus terhadap kuantitas, adanya kepentingan orang lain, terburu-buru menuju kemenangan, tidak memamahami politik tarbiyah, adanya blok-blok dalam satu organisasi dan pihak lain.
4. selalu memahami dan menutup kesalahan satu sama lain
5. adanya keragaman menjadi potensi pertikaian
6. Masjid sebagai pilar utama dan terakhir kaum muslimin
7. loyalitas pada agama dicerminkan dengan organisasi yang loyalitas pada umatnya, bukan pada yang lain (Q.S Al-Hujurat 13)
8. terlalu fanatik terhadap organisasi mendekatkan kita pada bidáh (Q.S At-Taubah 24)
9. kejadian hari ini dan hari esok pada kehidupan kita adalah cerita yang terjadi pada pendahulu kita atau zaman nabi (Q.S Yusuf 111)
10. kemiliteran harus didasari dengan iman, islam, aqidah, pemahaman politik dan lain-lain
11. kuliatas lebih penting dibanding kuantitas (pasukan, slogan, pembinaan berkelanjutan dan lain lain)
12.  pendidikan itu penting (pendidikan atau tarbiyah)
13. lemahnya taqwa berakibat pada entengnya berdosa dan pemuja nafsu
14. ghibah sesama anggota menjadi salah satu perusah organisasi
15. sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka yang kalian cintai dan mencintai kalian, yang kalian jalin hubungan dan menjalin hubungan dengan kalian. sedangkan sejelek-jeleknya pemimpin kalian adalah mereka yang kalian benci dan membenci kalian, yang kalian laknat dan melaknat kalian, kami berkata “wahai Rasulullah tidakkah kita lawan mereka?”beliau bersabda “tidak usah, sepanjang mereka menegakkan shalat”(H.R Bukhari)
16. janganlah kamu gila hormat & terlalu bangga pada dirimu (Q.S Shad 76)
17. taat pemimpin (Q.S An-nisa 59)
18. bagaimana menjaga bangunan dakwah ?
- tidak saling membenci, bertikai, ghibah dll
- bertaqwa
- atur langkah
-tentukan sikap
- ambil keputusan terbaik
- berpikir panjang
- kukuhkan ukhuwah karena Allah
2 notes · View notes
guabukanustadz-blog · 5 years
Text
BPJS, and things you might think you know better
Gue sudah cukup lama ingin menulis tentang ini, tapi takut banyak salah karena gue hanya punya sudut pandang sebagai pengguna dan pihak yang memfasilitasi pengguna. Namun makin hari jaga ugd, makin sering gue emosi menemukan pengguna-pengguna sotoy yang dikit-dikit ngegas dan playing victim. Jadi gue akan memberitahu beberapa hal dasar yang perlu diketahui, jikalau lo menggunakan bpjs, supaya lo ngga termasuk pengguna sotoy dan dikit-dikit ngegas.
Do correct me if i'm wrong.
First thing first, please do your research about BPJS; mulai dari sistemnya, kelas-kelasnya, dll. Terutama apasaja privilege yang lo punya di kelas yang lo ambil. Atau paling basic deh; pelajari apa itu asuransi kesehatan dan bagaimana mekanisme kerja dasarnya.
Gue pake bpjs, gue mau ke rs x, atau y suka-suka gue.
No. BPJS ada alurnya. Ngga ujug-ujug lo dateng ke rumah sakit mana aja semau lo, kecuali kasus lo emergency. Apa itu kriteria emergency? Nanti gue bahas. But please note it, BPJS itu menggunakan prinsip rujukan berjenjang. Jadi fasilitas kesehatan (faskes) di Indonesia dibagi beberapa tingkatan; ada faskes pertama, kedua, ketiga, sampe yang paling atas.
Faskes pertama biasanya berupa klinik atau puskesmas. Ketika lo daftar BPJS dan dapet kartunya, akan nampak tuh di kartunya, dimana faskes pertama lo. Biasanya disesuaikan dengan domisili KTP. Faskes pertama ini adalah tempat yang wajib lo datangi pertama kali ketika akan berobat. Di sana dokter akan periksa untuk menentukan kasus lo bisa diselesaikan di mereka atau perlu dirujuk ke faskes lebih tinggi atau ngga. Dokter akan langsung merujuk lo ke UGD kalau memang kasus lo gawat darurat dan fasilitas mereka belum cukup untuk menangani itu.
Jadi jangan heran kalo lo baru batuk pilek sehari ke UGD, terus dokter UGDnya akan menyuruh lo kembali ke faskes pertama. Karena kalo lo tetep ditangani di UGD dengan kasus lo yang ngga masuk kriteria emergency itu dan lo belum ke faskes pertama, BPJS ngga akan meng-cover itu. Lo akan disuruh bayar. Rugi kan lo.
Lo juga ngga akan bisa ujug-ujug ke poli dokter spesialis tanpa bawa rujukan dari faskes pertama dan minta pake BPJS. Jangan kesel kalo bagian pendaftaran akan menolak lo, ya karena prosedurnya begitu.
Lo juga ngga seharusnya dateng ke faskes pertama ujug-ujug minta rujukan aja. Ya dokter di faskes pertama akan asses lo dulu dong, bisa ngga tuh ditangani dia dengan segenap fasilitas di sana. Kalo ngga bisa, atau lo udah kunjungan kedua atau ketiga masih belum sembuh dan butuh pemeriksaan lebih lanjut, baru deh ntar dibuatin rujukan. Faskes pertama yang terlalu sering merujuk pasien bisa kena tegur dinkes juga lho.
Faskes kedua biasanya berupa rumah sakit tipe D atau tipe C. Dokter-dokternya lebih banyak dan ada dokter spesialis, tapi ngga ada sub spesialis biasanya. Cuma ya fasilitas masih terbatas juga. Jadi misalnya nanti dari faskes pertama lo dirujuk ke faskes kedua, lalu dari faskes kedua dirujuk lagi ke faskes ketiga, ya itu karena penyakit lo nya, bukan karena kitanya yang sengaja ngoper-ngoper. Faskes ketiga biasanya rumah sakit tipe B, dan fasilitasnya lebih baik dari tipe C tapi masih belum selengkap tipe A, sehingga lo masih mungkin dirujuk ke tipe A kalo penyakit lo ngga kelar di tipe B. Tipe A tuh rumah sakit besar yang kadang suka jadi rumah sakit pendidikan juga yang ada koass sama residen-nya. Kalo di Indonesia kayak RSCM atau RS Fatmawati gitu deh.
Ribet amat sih mau berobat doang dioper-oper terus??!! Kalo gitu kenapa ngga dari awal langsung ke tipe A aja??!!
Ya boleh aja silakan, tapi nggabisa pake BPJS.
BPJS tuh berusaha memfasilitasi lo agar bisa berobat di tempat terdekat dari domisili lo. Kalo rumah lo di pinggiran kota dan tipe A terdekat adalah 20 km dari rumah lo ya wassalam lo bisa mati duluan di jalan.
Misal, keluhan lo sakit perut.
Lo dateng tuh ke puskes. Sekali kunjungan, dibilang sakit maag. Ingat bahwa di puskes paling mentok cek lab darah rutin aja kan, ngga ada USG atau CT scan dll. Nggaperlu juga. Terus lo dikasih obat. Eh obatnya abis kok masih sakit, balik lagi tuh kunjungan kedua. Dapet obat lagi, terus enakan. Tapi kok kambuh lagi ya ngga lama kemudian. Akhirnya dari puskesnya lo dirujuk ke dokter penyakit dalam di RS tipe C. Udah deh tuh lo ke polinya. Berobatlah sekali, di USG dibilang luka di lambung aja. Ada infeksi sedikit. Yaudah ditangani.
Eh tapi kok sebulan sekali masih kambuh-kambuhan juga ya. Malah pake ada muntah dan tiap makan berasa begah. Akhirnya lo disarankan ke tipe B untuk pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter khusus bagian saluran cerna, lalu dilakukan endoskopi, misalnya. Eh ternyata hasilnya ada massa ganas alias curiga tumor. Pas diperiksa ke lab, tumornya bahaya harus cepet diangkat. Tapi di tipe B ngga ada bedah khusus saluran cerna. Jadi dirujuklah ke tipe A. Baru di tipe A lo dioperasi dan sembuh. Kontrolnya? Bisa di di faskes pertama lagi atau minimal di tipe C.
Kenapa BPJS ngga memfasilitasi langsung ke tipe A aja biar cepet sembuh? Karena ngga semua orang dengan sakit perut pasti disebabkan oleh tumor. Kalo lo udah jauh-jauh ke tipe A, ternyata beneran cuma maag, ya akan banyak yang merugi. Lo rugi waktu, BPJS rugi ngebayarin lo, RS tipe A juga bakal numpuk pasien yang sebenernya bisa ditangani di tipe C atau bahkan puskes. Kasihan pasien kanker pro kemoterapi harus ngantri bareng lo yang cuma maag doang akibat sok diet.
Tapi gue udah sakit banget ini perut kayak mau mati, masa harus ke puskes dulu, kalo mati di puskes gimana hah??!!!
Gaes, ada yang namanya triase. Googling deh. Triase atau bahasa inggrisnya triage, adalah penentuan prioritas kasus kegawatan. Setiap dokter dibekali ilmu ini sejak sekolah. Triage itu ada tiga tentu saja; merah, kuning, dan hijau. Merah adalah gawat darurat yang lo harus banget ditangani segera atau lo akan mati dalam waktu dekat. Kuning adalah gawat tidak darurat, tidak mengancam nyawa tapi tetap butuh pertolongan. Hijau adalah tidak gawat dan tidak darurat seperti misalnya batuk pilek.
Contoh paling gampang misalnya ada tragedi kafe di-bom. Pasien triase merah adalah yang udah ngga sadar tapi masih ada denyut nadi dan napas. Pasien triase kuning adalah yang patah kaki tangan tapi masih sadar, pasien triase hijau adalah yang lecet-lecet doang.
Kenapa harus ada triase? Ya biar penanganan sesuatu sesuai prioritas. Sesuai sains. Sains ngga baper.
Sampe sini paham?
Ketika pasien ke puskes dan dokter puskesnya menemukan ada tanda-tanda triase merah atau kuning, tanpa tedeng aling-aling lo pasti akan dirujuk ke rs terdekat tanpa lo minta. Misal lo sakit perut, terus dokternya menemukan tanda-tanda gejala usus buntu, maka dokter akan merujuk lo ke ugd. Tapi kalo berdasarkan pemeriksaan ternyata sakit perut menstruasi, ya walaupun sakitnya menurut lo sampe mau mati, lo akan ditangani di puskes aja.
Okelah misalpun lo ngga percaya sama dokter puskes dan mau langsung ke RS. Silakan aja boleh langsung ke UGDnya juga nggapapa, tapi jangan marah dan ngamuk kalo pas lo diperiksa dokter di UGD RS dan lo dinyatakan pasien triase hijau lalu lo disuruh balik ke faskes pertama.
Jangan juga lo jadi marah dan ngamuk ketika lo triase hijau dan lo dilayani kesekian dibanding pasien lain yang dateng setelah lo. Ya masa lo dateng sakit perut haid, terus dateng lagi pasien anak keselek cilok mukanya udah biru karena saluran napasnya tersumbat terus dokter UGDnya lebih milih nanganin lo dulu.
Ck, emang ya pasien BPJS tuh dibeda-bedain sama pasien umum.
Lho ya emang beda. Paket asuransi kan beda-beda. Wajar gedungnya beda, lokasi pendaftarannya beda, sistemnya beda. Lo mau pake asuransi juga tiap merk bakal beda. Misal lo ikut open trip agen x, ya wajar dong kalo itinerary lo beda sama yang agen y. Tapi apakah pasien BPJS selalu mendapat pelayanan paling jelek dan ogah-ogahan? Eits, nanti dulu. Mari ngobrol dulu.
Gue akui sebagian besar obat-obatan BPJS adalah obat paling dasar dan generik. Bahkan kadang bikin dokter harus berpikir keras ngakalin biar pasien tetep bisa sembuh dengan segala keterbatasannya. Tapi perlu diapresiasi karena tim BPJS udah merumuskan terapi paling basic yang bisa digunakan untuk penanganan kasus penyakit. Indonesia udah belajar bikin sistem asuransi kesehatan aja udah bagus, masih babakbelur di sana sini ya namanya juga pemula, kalo ngga gitu kan ngga belajar. Setidaknya udah bisa menimbulkan awareness ke penduduk soal asuransi kan. Makanya dengan segala keterbatasan itu, tetep perlu bersyukur sih. Apalagi iuran BPJS semurah itu bahkan untuk kelas 1nya.
Giliran fee iuran dinaikin, lo lo juga yang berisik. Ini tuh yang bikin gue pengen nyinyir; udah bayar murah, minta eksekutif. Ngga tau diri.
Gue juga tau dan mengakui banget ada aja tenaga medis atau staf rs yang keliatan bengis dan ngga ramah ke pasien BPJS. Ya sebenernya ke pasien non BPJS juga mah ada aja, bangsat tuh bisa ada dimanapun dalam kasus apapun. Pada beberapa kesempatan juga gue bisa aja lebih jutek ke pasien BPJS dibanding ke non BPJS. Penyebabnya paling sering sih pasti karena capek. Kemungkinan lain karena sebel sama sistem BPJS yang bikin rumah sakit rentan rugi dan gaji ketunda bayar berbulan-bulan. Ada yang bisa handle isu ini dengan baik sehingga sikapnya tetap baik, ada juga yang nggabisa.
Tapi masalah sikap ini tentu di luar tanggung jawab BPJS. Yang BPJS sediakan kan layanan kesehatan dasar, yang sudah tentu ngga termasuk sikap dan perilaku tenaga medis dan stafnya. Gue ngga memaafkan kebengisan itu, tapi juga ngga terlalu mempermasalahkan, karena pada akhirnya tujuannya menyembuhkan penyakitnya kan? Fokus sama itu aja.
TAPI KAN PELAYANAN KESEHATAN HARUS ADIL DAN MERATA TANPA MEMANDANG BLABLABLABLA
Omemang begitu, baginda raja. Namun tidak sesederhana itu aplikasinya.
Misal, lo sakit kepala, dan BPJS kasih lo parasetamol, sedangkan kalo lo non BPJS lo dikasih obat Z yang isinya ada parasetamol dan obat tidur. Ya bisa aja abis minum obat Z tuh sakit kepala lo lebih cepet sembuh. Bukan karena lo dapet obat paten atau apalah, tapi karena abis itu lo bisa tidur. BPJS memberi pelayanan dasar yang tujuannya adalah sakit kepala lo sembuh. Udah gitu aja. Mau abis itu lo tidur atau makan wagyu, itu pilihan lo.
Atau misal kamar rawat inap. Lo pake non BPJS bisa dapet yang kayak di RS Pondok Indah, dengan city view dan luas kamar kayak hotel, ada air panas dan karpet bulu, bisa sambil nonton netflix. Tapi pake BPJS kelas 1 sekalipun kamarnya biasa aja, sempit dan ngga ada air panas. Ya BPJS kan ngasih pelayanan dasar, jadi fasilitas yang dikasih ya yang dasar. BPJS tau netflix ngga bikin usus buntu sembuh, jadi lebih baik menyediakan tiang infus dan bed saja daripada tv kabel.
Mau bilang adil dan ngga adil tuh takarannya apa? Gue, personally, sekeras mungkin berusaha tidak membeda-bedakan pelayanan ke pasien. Meskipun seringkali, gue lebih mudah hilang kesabaran menghadapi pasien BPJS dibanding non BPJS. Kadang gue pengen nyalahin iurannya yang kemurahan sehingga pasien ngelunjak dan take it for granted, tapi ya kasian juga ada pihak-pihak yang beneran butuh dan well-informed.
Makanya, sekali lagi, kenali asuransi yang lo akan gunakan, pelajari sistemnya, hak dan kewajiban penggunanya. Ikuti peraturannya. Kalo bayar iuran aja nunggak terus, diedukasi nggamau, tipe-tipe begini mending disnap thanos aja. Menuh-menuhin bumi.
Ya tapi kan gue tiap bulan bayar! Gue ini PNS!
Lah bodo amat. Lo pejabat Timbuktu juga bodo amat. Lo mau ngamuk, sana ngamuk sama yang bikin aturan. Lo pikir yang bayar lo doang? Asuransi lain atau yang pribadi juga bayar, bahkan lebih mahal dari lo. Lagipula pembayaran tuh yang ngurus bagian kasir. Bukan bagian pelayanan. Misalnya lo dateng ke UGD terus gue nulis diagnosis sesuai kondisi lo, lalu ternyata diagnosis tersebut pas di kasir ketauan kalo ngga tercover BPJS, mau apa lo? Ngamuk lagi?
BPJS tuh dipersulit, mana katanya mau bantu rakyat tapi kok disusahin. Ngantri aja lama.
Define 'dipersulit'. Kalo fotokopi berkas termasuk kriteria dipersulit, berarti hidup lo yang kegampangan.
BPJS itu mau mengedukasi lo juga tentang pentingnya menjaga kesehatan, ngga cuma individual tapi juga komunal. Dengan lo ke faskes satu dulu, lo bisa bantu puskesmas ngedata jumlah kasus penyakit, sehingga puskesmas bisa bikin promosi kesehatan dan tindakan preventif lainnya. Lo juga mempermudah orang lain yang benar-benar butuh ke tipe A atau tipe B, kalo lo patuh pada alur rujukan dan ngga numpuk di satu RS tertentu gitu. Setiap hal tentu ada aturannya masing-masing. Ya minimal kalo lo tau biaya berobat mahal dan bpjs ribet, lo jadi lebih ngejaga kesehatan diri sendiri.
Soal ngantri, iya gue akui kalo BPJS lama banget antriannya tuh. Di puskes aja bisa panjang banget apalagi di RS. Bisa pada dateng subuh buta buat ambil nomor antrian, kadang sampe pada nginep di rs atau nyewa calo buat ambilin nomor antrian. Kenapa? Ya karena penggunanya banyak. Gampang aja jawabnya.
Mau dapet antrian awal? Ya dateng lebih awal. Jangan mentang-mentang males ngantri terus lo ambil shortcut. Lo pake non BPJS juga ngantri kok. Lo liat aja tuh RS ibu dan anak yang beken di Kemang, yang ngantri seleb, berjam-jam juga sama aja.
Hidup tuh banyak prosedurnya, kenapa sih yang begini aja masih harus dijelasin.
Ada satu lagi perkara BPJS yang perlu lo tahu, yaitu apa yang bisa dan gabisa dicover BPJS. Biasanya kalo halnya mutlak, bagian administrasi udah ngabarin kok dari awal. Jadi lo ngga akan dijebak di akhir tiba-tiba disuruh bayar. Mau nanya atau googling sendiri juga boleh.
Kecelakaan lalu lintas, tidak dicover BPJS, kecuali ada surat keterangan dari kepolisian.
jadi kalo gue kecelakaan berdarah-darah harus ke polisi dulu??
Ya ngga. Lo bisa ke RS dulu utk ditangani, lalu pihak keluarga atau siapapun yang bisa, diharapkan sembari mengurus ke kepolisian. Dikasih waktu kok sama BPJSnya. Tapi tanpa surat keterangan itu, lo nggabisa pake BPJSnya.
Demikian juga halnya jika lo datang ke RS yang sama dengan diagnosis yang sama dalam 24 jam yang sama, kalau tidak salah juga tidak dicover.
Wadaw pegel juga ya menulis sepanjang ini. Udah ah gue mau nonton dulu.
Kalau ada yang mau ditanyakan, feel free to ask. Gue akan berusaha membantu menjawab atau mengarahkan lo ke sumber terpercaya.
Please be a well-informed user. Gue paham kalo lagi sakit atau keluarga yang sakit, kadang emosional sampe nggabisa berpikir waras dan bawaannya pengen ngegas. But please trust us, we're trying to do the best. Kalo lo merasa ada yang perlu dibenahi atau ada yang salah, do report it ke pihak berwenang dan biarkan ahlinya yang menginvestigasi. Ngga berarti lo BPJS dan lo iya-iya aja sama sistem dan pelayanan juga, mau lapor ya lapor aja gapapa kalo ada yang salah atau lo merasa dirugikan.
Percayalah, ngegas ke petugas kesehatan yang menangani ngga akan bikin si penyakit sembuh juga.
Bye.
354 notes · View notes
guabukanustadz-blog · 5 years
Text
Kelak kita akan benar-benar larut dalam rindu pada sosok tua yang jasa-jasanya tak terbalaskan. Pada tangan keriput yang belaiannya menenangkan. Pada rumah kecil tempat kita pulang dan terlelap dengan nyaman.
Pulanglah, selagi semuanya masih ada dan baik-baik saja.
— Taufik Aulia
1K notes · View notes
guabukanustadz-blog · 5 years
Audio
Dariku, hamba yang belum sempurna imannya
0 notes
guabukanustadz-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
[KITA MEMILIH JALAN INI UNTUK BERTEMU DENGAN MU YA RABB] “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. Sehingga Allah mengadzab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Al-Ahzab: 72-73) Sumpah itu terucap Janji itu tertancap Disaksikan orang banyak Akan sebuat komitmen yang kuat Ini bukan lagi tentang aku Tapi ini tentang kita Belum lama ini Kapal kita sudah berlayar Meninggalkan dermaga Menuju dermaga akhir akan sebuah kepengurusan Kita tak pernah tau Seberapa besar ombak yang akan kita lewati Seberapa besar angin yang akan kita hadapi Tapi ingat, jangan merasa sendiri Ada kita disini Bukan untuk dihormati Apalagi disegani Luruskan niat dalam diri Untuk sebuah KEBANGKITAN sejak dini Untuk kalian para pejuang "MARI KITA SELESAIKAN APA YANG TELAH KITA MULAI" cintaku padamu Pengurus BEM FT UTS 2019/2020 cintaku pada rakyatku Keluarga Mahasiswa TEKNIK Universitas Teknologi Sumbawa RAPATKAN BARISAN UNTUK KEBANGKITAN TEKNIK Pelantikan 31 Agustus 2019
0 notes