Tumgik
gilangwahyurajabi · 2 years
Text
Kayaknya sudah saatnya harus mulai lagi
7 notes · View notes
gilangwahyurajabi · 2 years
Text
Nasihat
Kalau kamu bertemu dengan seseorang yang kamu rasa bisa untuk jadi pasangan hidup tapi kemudian kamu merasa tak memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan sendiri padahal menikah saja belum, segala keputusanmu kemudian menunggu keputusannya, segala hal dalam hidupmu kamu tunda untuk menanti jawabannya.  Kamu menunda segala hal baik dalam hidupmu untuk memberinya kesempatan, menurutmu. Cari yang lain saja.
548 notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Sudah, tidak perlu terlalu dipikirkan. Yang lepas darimu pasti akan Allah sambungkan dengan yang lebih baik dan layak.
Entah pada teman yang membuat jarak, pada sahabat yang menjauh, atau pada seseorang yang dikejar namun justru malah menutup pintunya darimu.
Gapapa, mungkin Allah sedang ingin berbicara padamu maka dibuatnya kamu sendiri, agar tidak ada yang tahu selain kamu dan Tuhanmu.
Selamat bertumbuh :)
@jndmmsyhd
659 notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Tutorial Jatuh Cinta
Jatuh cintalah pada seseorang yang perasaan cintanya lebih besar darimu. Karena ia akan membuatmu menjadi sangat berharga. Bersedia untuk melakukan hal-hal kecil untukmu, menggendong anakmu saat kelelahan, membiarkanmu tetidur dan ia membereskan rumah, membelamu jika ada orang lain yang menyerangmu, menyediakan makanan-makanan kecil saat kamu malas memasak, dan tidak marah-marah saat kamu menghabiskan uang yang digunakan untuk kebutuhan kalian berdua. Jatuh cintalah pada seseorang yang memiliki cara berpikir yang baik, yang luas, yang terbuka. Karena di dalam pikirannya nanti kamu akan tinggal. Karena cara berpikirnya itulah yang akan kamu hadapi selama kalian bersama. Tentu merepotkan tinggal bersama orang yang ternyata cara berpikirnya mudah menerima hoax, tidak bisa mencerna informasi dengan baik, tidak bisa mengambil keputusan dengan bijak, tidak ada keinginan untuk berkembang, tidak punya pendirian yang kuat. Lelah sekali tinggal di pikiran yang seperti itu, bukan? Jatuh cintalah pada seseorang yang mudah diajak berbicara. Kamu tak perlu merasa takut untuk mengutarakan segala isi hatimu, mengutarakan segala penatmu, mengajaknya berdiskusi untuk keluargamu. Tentu tidak enak jika selama bersama, kalian tidak bisa membicarakan hal-hal penting untuk keluargamu. Bahkan, untuk sekedar mengatakan bahwa kamu lelah dan memintanya untuk mengasuh anak sebentar saja, kamu takut. Tak leluasa untuk berbicara. Padahal, memiliki teman bicara seumur hidup yang nyaman itu benar-benar anugrah yang tak ternilai.
Kalau kamu ingin jatuh cinta, tutup sejenak matamu dari hal-hal yang kamu lihat darinya. Rasakan dari hatimu, berpikirkan sejauh mungkin. Seberapa bisa kamu hidup dengan sosok sepertinya. Karena apa yang kamu lihat dari matamu, seperti kecantikan/ketampanan itu akan usang dimakan usia, harta bisa hilang, jabatan bisa lepas.  Kalau nanti kamu jatuh cinta, kamu tak lagi takut jatuh ditempat yang menyakitkan karena kamu bisa memilih di tempat seperti apa cintamu jatuh. Hati-hatilah memilihnya. Kalaupun harus menempuh jalan yang panjang dan berliku, tidak apa-apa. Kalau harus menempuh waktu yang lama, tidak apa-apa. Tidak apa-apa.
©kurniawangunadi
3K notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Perubahan Sudut Pandang
Saya ketika sebelum menikah dan setelah menikah, memiliki cara pandang yang berbeda terkait pernikahan. Sesuatu yang kemudian membuatku memberikan nasihat jika diminta, ke teman yang hendak menikah. 
Lebih baik gagal di tengah-tengah proses daripada gagal di dalam pernikahan. Artinya, kalau kamu melihat ada potensi masalah yang besar antara kamu dan calon pasangan, lebih baik gak usah lanjut, dengan segala risikonya; batalin undangan meski udah kesebar, perkataan orang, dll. Membuat keputusan untuk membatalkan lamaran/pernikahan, konsekuensinya jauh lebih ringan daripada bercerai di tengah pernikahan. Karena cerai lebih ribet, tidak hanya urusan administrasinya yang melelahkan, belum lagi jika sudah ada anak dan berebut hak asuh, belum lagi dengan status sosial yang nanti akan dibawa (janda/duda), dll. Untuk teman-teman yang hendak menikah, jika memang belum siap. Lebih baik jangan. Jika kamu sudah siap dan belum menemukan yang menurutmu tepat untuk menjadi pasangan hidup, jangan mau menerima seadanya sekalipun mungkin usiamu bertambah tua.  Jika kamu seorang muslim dan tahu kalau pernikahan itu bernilai setengah agama, jangan sampai yang setengah ini rusak karena kamu terlalu gegabah dan menggebu-gebu tapi tidak rasional ketika mau menikah. Sudah rusak setengah dan kita juga tidak bisa menjamin setengah agama lainnya juga baik. Jika kamu ingin menikah dengan seseorang, tanyakanlah segala sesuatu yang ingin kamu tanyakan sampai tak bersisa. Tak perlu sungkan untuk menanyakannya, tak perlu takut. Kalau kemudian dia merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurutmu penting, berarti dia tidak menganggap penting apa yang bagimu penting. Dan jika dia tidak mau diajak duduk bersama membicarakannya, entah tentang finansial, keluarga, dan apapun yang menurutmu ingin diperjelas sebelum menikah, sementara dia tidak mau membicarakannya. Saranku, mending cari yang lain. Menikah dengan orang yang tidak bisa diajak berdiskusi dengan mudah itu akan jadi tantangan tersendiri. Kita tidak bisa menikah bermodal kepercayaan bahwa nanti dia akan berubah, itu mungkin untuk hal-hal yang tidak begitu krusial/prinsip. Tapi pada hal-hal yang prinsip, kita tidak bisa memakai cara pandang itu. Apalagi, sepanjang pernikahan nanti, kita akan membutuhkan banyak sekali diskusi. Saranku, pastikan pasanganmu adalah orang yang bisa diajak diskusi, bisa menerima masukan, terbuka terhadap kritik/saran, dan mau belajar. Dan pada akhirnya, kalau memang tidak siap. Lebih baik, gunakan energimu untuk bersiap. Kalau kamu masih memiliki ambisi yang ingin kamu dapatkan sebelum menikah, kejarlah. Kalau kamu ingin tetap menjadi dirimu sendiri ketika nanti sudah menikah, menikahlah dengan orang yang tepat.  Tepat yang seperti apa? Kamu yang bisa merasakannya nanti. Nanti, ketika sudah ada orangnya yang akan menikah denganmu. Kita tidak bisa menuliskan ketetapan itu dalam barisan kriteria. Dan mungkin, tidak akan ada orang yang bisa memenuhi semua kriteria itu dalam satu waktu.  Kalau sudah ada orangnya dengan segala kekurangannya. Kamu akan bisa merasakan, mana yang kiranya kamu bisa terima sebagai pasangan hidup dan mana yang tidak.  17 Maret 2021 | ©kurniawangunadi
2K notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Siang itu dia membalasnya, jeda sehari. Ya cuma sehari, pertimbangannya sudah masak, atau emang sedari awal tidak perlu banyak-banyak mempertimbangkan.
Siang itu aku dan teman-temanku lagi main PES, menemani salah satu teman yang butuh rehat dari penat. Tak terduga emang, malah penat dan kalut itu berpindah ke aku.
Hati yang sudah kusiapkan dari apapun jawabannya, ternyata masih saja goyah. Apa yang aku katakan sebelumnya tentang keikhlasan dan penerimaan, tak berlaku bagi hatiku ternyata. Masih saja denial dengan jawabannya.
Otakku pun luluh dengan hatiku, kaset memori bersamanya berputar. Segala upaya, pengorbanan, kedekatan, dan tanda darinya, mengulum waktuku sejenak. Saat kita bersamaan menoleh di bandara, saat aku selalu memastikan dia berangkat dengan aman, saat dia terlihat seperti seorang yang cemburu, saat dia meminta tolong perihal yang sangat penting, saat dia menangis dan kuhibur hingga dia tertawa, saat kuberikan camilan di kotakmu saat pelatihan, saat dia makan, saat dia menyelamatkanku sewaktu aku tersesat, saat dia memberi jarak, dan saat-saat yang lain.
Ahh ternyata selama ini aku jatuh cinta sendirian. Aku terlalu panjang angan, terlalu percaya diri bahkan bisa jadi teman hidupnya.
Dia akan selalu jadi Edelweiss yang tak boleh dicabut dari pohonnya. Hanya boleh dipandang dan dinikmati saja keindahannya.
Aku berpikir, selama ini yang paling aku inginkan, yang sibuk aku angan-angankan, beberapa kali dihancurkan oleh Allah. Karena menurut rencana-Nya, itu tidak baik buatku. Aku telah dilatih untuk keadaan ini, diingatkan lagi untuk tidak boleh berlebihan dan tidak boleh panjang angan. Rencana hanya sekadar rencana, bukan sampai menikmati hasil yang masih di angan saja.
Seseorang datang biasanya hanya sebagai perantara hidayah/pesan dari Allah. Terima kasih untuk itu, terima kasih untuk segalanya.
Sekarang waktunya diriku untuk beranjak, meskipun butuh waktu. Semoga bisa cepat.
0 notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
"Kamu tidak bisa menghentikan atau menolak cinta yang datang padamu, akan ada orang yang tidak kamu duga ternyata ia mencintaimu. Mengharapkanmu dan mengupayakan untuk hidup bersamamu. Kamu tidak pernah memintanya, juga tidak pernah mengundangnya, ia datang padamu dengan nalurinya."
Berawal dari mata yang mengagumi parasmu, atau dari mata yang membaca tingkah lakumu, bisa juga dari telinga yang mendengar soal dirimu, dan ada juga yang berawal dari mata yang membaca tulisanmu. Semuanya wajar dan memang biasanya seperti itu.
Yang bisa kamu lakukan hanya menyikapinya, mengarahkan hatimu agar tidak mudah berbunga oleh semua yang datang. Seperti laki-laki yang bebas menentukan pilihannya, maka sudah menjadi hak perempuan untuk menolak atau menerima permintaan.
Andai seorang perempuan tau semahal apa perhatian dan hatinya, tentu ia akan sangat menjaga dan memberikan pagar yang kuat, agar orang tidak mudah masuk tanpa izin dan mengetuk. Andai laki-laki tau seberharga apa perjuangannya, maka ia akan sangat berhati-hati dan memilih mana yang layak ia perjuangkan, tidak sembarangan dalam memilih.
Semua akan berujung kepada saling menjaga dan terjaga. Indahnya islam dengan menjadikan setiap perjuangan menuju kebaikan yang di nilai pahala, dan setiap yang menjaga diri di nilai istimewa.
@jndmmsyhd
2K notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Ketidak Sempurnaan.
Tumblr media
Dia tidaklah sempurna, maka terimalah dirinya dengan segala kurang dan lebihnya. Bukankah manusia disatukan untuk saling melengkapi? Mengisi kekosongan satu sama lain.
Mungkin dia tidak rapih, kamu yang merapihkan. Mungkin dia tidak pandai perihal ilmu syar'i, maka kamu yang akan mengajarkan.
Bukankah berjuang dan belajar bersama adalah hal yang menyenangkan. Kamu akan tertawa dengan tingkah ketidak tahuan dirinya.
Bila semuanya ingin terlihat saling membenarkan, sangat sulit bukan. Ketika semua sudah merasa sama-sama berlebihan akan muncul perdebatan.
Kamu juga harus tahu, tahun pertama mungkin akan terasa menyenangkan. Dan seterusnya tidak menutup kemungkinan akan terjadi gesekan.
Bisakah melewatinya bersama tanpa ada rasa dendam dan marah yang berkesudahan?
Bisakah gesekan membuat kamu dan dirinya saling mendewasakan dan semakin kokoh dalam hubungan?
Kembali lah kepada hakikat para wanita harus lebih mengalah, tak perduli siapa yang salah, lambat laun separuhmu akan sadar. Dan membuat semuanya akan baik-baik saja.
Jangan malu untuk meminta maaf pada dirinya, jangan malu untuk mengekspresikan rasa sayangmu pada dirinya, dan seterusnya.
Ingatlah, pasanganmu bukanlah malaikat sempurna tak bercela, dia adalah manusia biasa yang tidak lepas dari salah dan alpa, jika kamu lihat sesuatu yang tak kamu senangi darinya, maka sesungguhnya betapa banyak hal lainnya yang kamu sukai dan ridha.
Ia adalah pilihanmu yang kamu sendiri memilihnya untukmu, karena itu janganlah kamu mencela apa yang telah kamu pilih untukmu, sebab itu konsekuensi atas pilihanmu.
Maka berjalanlah bersama, melangkahlah dengan bergandengan, saling melengkapi dan membahu.
Saling memahami, memaafkan, menasehati dengan penuh kasih dan meridhoi satu dengan lainnya.
Suami, kamu adalah imam, maka jadilah imam yang baik dan tahu arah.
Istri, kamu adalah mitranya, patuhlah padanya dan dukung dia dalam ketaatan.
Ustadz Abu Salamah hafizahullah.
Semoga kamu yang sudah menapaki hidup bersama semakin diberi kesabaran dan kelapangan hati satu sama lain. Dia adalah takdir-mu, terima lah.
Semoga kamu yang masih dalam perjalanan diberi kesabaran dan keistiqomaan hingga ia datang menjemputmu. Dia adalah takdir-mu, terima lah.
382 notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Tulisan : Bertanya-tanya
Pertanyaan demi pertanyaanku tak selalu menemukan jawabannya. Bahkan sampai bertahun terlewati, semuanya masih menjadi tanda tanya bagiku. Sementara hidup ini terus bergerak, aku bahkan masih bertanya-tanya mengapa semua ini harus aku yang menjalaninya. Kesulitannya, kekhawatirannya, dan semua hal yang sebenarnya tak ingin ku rasakan. Bahkan, hal-hal yang kuinginkan pun tak kunjung menjadi milikku.
Apakah itu juga pertanyaanmu? 28 Maret 2020 | ©kurniawangunadi
555 notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Entah kenapa untuk memutuskan sesuatu yang sifatnya sangat penting dan mengikat dalam jangka waktu yang lama, aku lebih memilih hari Jumat.
Seperti halnya memutuskan tidak melanjutkan studi, memilih sesuatu yang bobotnya seimbang, planning hidup, dan salah satunya mengutarakan niatku tuk menjadi teman hidupmu.
Kali ini aku benar-benar mengutarakannya setelah beberapa kali Jumat terlewat karena perlu menentramkan dan menyiapkan hati. Hingga tiba hari ini, kuucapkan dengan singkat padat dan jelas saat fajar menyeruak. Perlu 30 menit untuk mengumpulkan keberanian, setelah kuucapkan HP sengaja kumatikan, kutinggal pergi dengan hati sumringah, leegaaa rasanya.
Apapun jawabanmu nantinya, diriku sudah siap menerima. Yaa meskipun pengennya sih diterima haha. Moga surat-surat yang kukirimkan di sepertiga malam beberapa bulan ini sampai kepadamu, semoga.
Jumat, 26 Maret 2021
0 notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
minta sama Allah!
Kalau dulu saya pernah mendengar nasihat Ustadz Yazid, bahwa kalau kita ingin sesuatu, kita minta sama Allah. 
Dan meminta itu bukan minta yang terbaik, tapi minta yg Kita inginkan, di situ lah rukun pertama roja tadi, berharap. 
Lalu kita pun berdoa dengan bersungguh2 dan berusaha, untuk memenuhi rukun kedua, Khouf, saking bersungguh-sungguh-sungguhnya sampai takut tidak terwujud. 
Insya Allah, kalaupun yang terjadi sebaliknya kita ga akan kecewa, di situlah rukun yg ketiga muncul, hubb atau cinta dengan ketentuan Allah. 
Kok bs ga terkabul malah “seneng”? Karena kita sudah melakukan apa yg harus kita lakukan. Apakah sama orang yg ga usaha dengan yg usaha? Tentu tidak. Orang yg ga usaha sudah tahu akan kecewa sejak awal. 
Tapi orang yg usaha ketika tidak berhasil akan kecewa saat itu aja. Selebihnya dia akan menerima ketentuan Allah, dan dia yakin ini yang terbaik buat dia.
maa syaa Allah :’)
itu nasehat teman saya beberapa tahun yang lalu, yang saya simpan di notes hp.
2K notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Khawatirmu Tentang Masa Depan
@edgarhamas
Jujur saja, sebenarnya apa hal yang lebih membuatmu khawatir dibanding ketakutanmu pada masa depan?
Itulah yang membuat manusia yang kamu lihat —dan barangkali kita sendiri— belajar mati-matian demi ijazah, katanya agar di ‘hari depan’ diterima di universitas ternama. Sibuk kuliah dan ingin cepat lulus, demi 'masa depan’ yang cerah di perusahaan besar. Kerja lembur bagai kuda dengan misi menciptakan 'masa depan’ karir yang gemilang.
Kekhawatiran kita akan masa depan itu seperti kita berlari mengejar bayang-bayang kita sendiri. Tak pernah berakhir, dan selalu membuat hati gelisah. Menghidupkan hari ini demi esok hari. Sebuah cara hidup paling menyiksa yang pernah ada. Dibayang-bayangi esok akan jadi apa dan akan makan apa. Cara pandang seperti itulah yang melahirkan hamba dunia.
Untungnya, kita punya iman. Dengan iman, kita seperti punya obor yang menuntun kita menyusuri hari-hari ke depan yang gelap temaram. Iman membuat kita tahu bahwa selalu ada jalan bagi mereka yang yakin bahwa segala sesuatu —rizki, cinta dan pencapaian hidup— ada di tangan Allah. Maka mereka tenang, namun tak juga berpaku tangan. Mereka tenteram, tapi justru berkarya makin melesat!
Perkara rezeki dan karunia di esok hari, Allah bilang padamu dengan terang, “Kamilah yang membagi-bagi penghidupan mereka dalam kehidupan dunia” (Az Zukhruf 32) Semua sudah ada jatahnya, sudah ada pembagian seadil-adilnya.
Allah tak pinta kita untuk sibuk menghabiskan waktu demi karir. Justru Allah ingin karir kita hidup untuk menyelamatkan waktu kita yang sempit ini; menghidupkannya menjadi ibadah yang bernilai berat di timbangan akhirat.
Bahkan sejatinya, kerja kita, belajar kita, kegiatan kita, koneksi yang kita bangun, relasi yang kita kumpulkan; hakikatnya bukan untuk mencari penghidupan, tapi untuk bersyukur pada Allah. Unik kan? Kerja bukan demi rezeki, tapi sebagai tanda syukur.
Tapi memang begitulah aslinya. Dan itulah yang Allah ajarkan pada Nabi Daud dan keluarganya, “Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.” (Saba’ 13)
Dan kamu pasti tahu, keluarga Nabi Daud justru menjadi keluarga paling kaya sepanjang sejarah manusia. Ia menjadi raja dan anaknya menjadi raja. Bukan sembarang raja.
Yang kamu khawatirkan tentang masa depanmu, sudah Allah cover.
Bersyukurlah dengan menjalani hidup yang bermanfaat bagi dakwah dan umat, itulah cara kita mencover waktu menjadi bulir-bulir pahala yang berat di timbangan amal.
3K notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
RTM: Menyatukan itu bukan berarti menyempurnakan.
Nanti, saat kamu sudah menemukan dia yang mendapatkan hati dan juga dirimu, jangan terlalu berharap tinggi pada ekspektasi. Sisakan ruang kosong untuk menampung rasa "memaklumi".
Saat ekspektasimu terlalu tinggi, bisa jadi nanti mudah bagimu untuk kecewa. Maklumilah bahwa pasanganmu itu manusia yang salahnya selalu ada dan akan terus berganti kesalahannya, bahkan menyatukan dua hati bukan berarti menyempurnakan semuanya, jika sudah sempurna maka tidak akan ada yang namanya saling memaafkan kesalahan dan saling mengingatkan soal kelalaian.
Bagimu yang sedang menunggu atau mencari, perbaikilah dirimu sembari mengusahakan untuk menjemput dan dijemput. Bagimu yang sedang berlayar dengan kapal dan nahkodanya, salinglah memperbaiki dan menasehati dengan sebaik-baik kata dan perilaku, pasanganmu layak mendapatkan pengingat tanpa melukai.
Perjalanan ini, jika tidak karena mencari pahala dan berkahnya Allah, akan mudah bagi kita untuk marah dan mencaci, mudah bagi kita untuk mencela dan mengganti. Niatkan saja semuanya untuk Allah, soal apresiasi atau tidak itu urusan belakang, yang terpenting adalah apresiasi Allah dengan pahala yang kamu dapatkan. Entah atas perjuanganmu melayani, atau mencari dan menunggu dengan menjaga diri.
Menyatukan itu tidak harus menyempurnakan, tapi membersamai dalam perjalanan dan mengobati luka perjalanan bersama-sama. Memadamkan api jika salah satu ada yang terbakar, menghangatkan hati jika salah satu ada kedinginan karena emosi yang selalu bergejolak.
Menikah itu perlu ilmu, bukan hanya ilmu biologis. Tapi ilmu menata hati dan rasa, menata marah dan bahagia, menempatkan cemburu dan perhatian pada tempatnya.
Selamat bertumbuh.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
silahkan repost klo mau repost 😊 ga usah minta izin. Klo direpost di IG, kindly mention akun IG @hellopersimmonpie . Thanks 😂
640 notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Self awareness & Intelectual curiousity
Masih tentang CUPYTS: Cinta Untuk Perempuan Yang Tidak Sempurna by Najeela Shihab sebagai host dengan Maudy Ayunda dan Gita Savitri sebagai partner diskusi. Topiknya adalah “Kepinteran” dan Kepintaran. Kurang lebih diskusinya seperti ini:
Mba najeela : istilah kepinteran ini, kalian melihat orang yang pinter itu gimana?
Gita : menurutku, perempuan yang pinter itu yang paham worth-nya dia, dia yang punya self-concious, dia yang mengenal dirinya sendiri, dan yang cerdas yang tau kapan mesti memprioritaskan dirinya.
Maudy : aku juga setuju, self-awareness itu penting untuk mengenal diri sendiri. Nambahin juga, kepintaran itu adalah keinginan untuk mengembangkan dirinya, to have that growth mindset.
Lalu part lain mengenai relationship,
Mba najeela : dalam love-relationship pernah diputusin cowok gara-gara kepinteran enggak? 
Maudy : aku cukup sering sih dapet kalimat “mungkin lu kepinteran kali, jadinya intimidating” meskipun secara prinsip itu kurang tepat ya. Tapi, sebagai seseorang yang mendengar mindset itu dari kecil, ya takut juga. Kalau kita mikir bahwa perempuan yang kepinteran itu sulit dapet jodoh, berarti kita berasumsi bahwa pasangan yang baik adalah yang memilki hierarchy dalam intellegence, and that’s not the value. Justru partnership yang baik adalah komunikasi yang baik, visi-misi yang sama, alignment, dll. 
Gita : kalau aku, dari awal prinsipku adalah gak ada hierarchy soal intelektual, yang dipertemukan dengan suami yang melihat masculinity itu bukan yang memandang perempuan inferior (perempuan gak boleh lebih pinter, gak boleh terlalu independen, yang bisa ngebuat pria loose his purpose to be superior, “lalu saya buat apa?”). Dia melihat dirinya sebagai human being.
Lalu membahas kriteria pasangan Maudy Ayunda (dan mungkin perempuan diluar sana),
Mba nejeela: kalau mau jadi pacarnya maudy, mesti lebih pinter dari kamu enggak?
Maudy : siapa yang lebih pinter itu sulit banget buat di-compare, are we talking about IQ? kapabilitas berpikir secara logis? atau skill lain? justru aku lebih nyari orang yang punya self-awareness dan intelectual curiousity yang tinggi. 
Dan kalimat Mba najeela yang menarik adalah:
The best relationship is actually makes you smarter, wherever you start. If you are in good relationship, you push each other to be better, to learn together. If you are a good couple, then you will be smarter cause of your interaction each other.
29 Agustus 2020
882 notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
19. kebaikan laki-laki
kalau kita lihat, di dunia ini ada banyak sekali laki-laki yang baik. laki-laki yang rajin sekali ke masjid dan tekun sekali beribadah. laki-laki yang gigih sekali belajar dan giat sekali bersekolah. laki-laki yang begitu sungguh-sungguh bekerja dan menjemput nafkah. laki-laki yang sangat setia dan taat kepada kedua orang tuanya. laki-laki yang nyaris tidak punya catatan keburukan. kalau beruntung, kebaikan-kebaikan itu berkumpul di satu orang.
kalau kita pikir-pikir dan rasakan, mungkin ada laki-laki baik yang berbuat baik kepada kita (perempuan). menjadi sahabat dan mendengarkan seluruh keluh kesah kita. memberikan semangat setiap hari. mengantarkan kita pulang atau pergi. membelikan makanan saat kita sakit. mengirimi kita berbagai kado. menjadi orang pertama yang panik saat sesuatu tak baik terjadi kepada kita. menjadi yang paling penasaran atas tulisan kita atau karya kita. mungkin ada, laki-laki yang menyayangi kita.
tapi taukah kamu? sesungguhnya kebaikan laki-laki yang bisa terhitung oleh (ayah ibu) seorang perempuan hanyalah satu: melamarnya. kalau ada laki-laki yang mengaku memperjuangkanmu tapi tidak melamarmu, tidak menikahimu, percayalah bahwa perjuangannya belum penuh. sebaliknya, pun begitu. dia yang tidak (belum) berbuat apa-apa tetapi melamarmu, sesungguhnya dia telah melakukan segalanya.
sebab bukanlah perkara kecil bagi seorang laki-laki untuk meminta perempuan dari orang tuanya. tidak dua atau tiga kali dia bergelut dengan dirinya sendiri (terlebih dahulu). ada banyak risiko yang dia putuskan untuk ambil. ada sebongkah tanggung jawab besar yang tiba-tiba diangkatnya sendiri, hendak diletakkannya di pundaknya sendiri.
maka janganlah kita perempuan, yang belum menikah, terhanyut dalam kebaikan-kebaikan yang (masih) semu. maka tak perlu jugalah kalian laki-laki berbuat baik yang semu-semu itu. salah-salah malah ada harapan tidak perlu yang ikut tumbuh. pada suatu titik semua itu tidak penting. semua itu akan kalah dengan dia yang melangkahkan kaki kepada ayah.
maka janganlah kita perempuan, yang sudah menikah, iri dengan kebaikan-kebaikan yang dilakukan para laki-laki lain kepada pasangannya. apalagi tergoyahkan kesetiannya karena ada laki-laki yang baik kepada kita. semua itu kalah dengan dia yang telah melangkahkan kaki kepada ayah.
karena ada banyak laki-laki baik, tetapi kebaikan laki-laki hanyalah satu. maka, hitunglah kebaikan yang satu itu–hitung baik-baik. :)
4K notes · View notes
gilangwahyurajabi · 3 years
Text
Tumblr media
Baca statusnya kak Puty jadi mikir juga.
Dulu, ada temen gue yang baru nikah dan kabur dari kontrakan karena ngambek sama suaminya. Kontrakan dia panas, nggak ada AC dan banyak nyamuk. Sementara suami dia nolak bantuan keuangan dari ortunya dia. Di kost, dia bilang ke gue:
"Gimana kalo gue ntar nggak bisa punya mobil? Gimana kalo gue ntar nggak bisa beli rumah?"
Kadang dunia luar membuat kita gentar dan takut untuk menyadari bahwa kita memang manusia biasa. Nggak semua bisa kita dapatkan.
Hari ini, temen gue udah bahagia dengan suami dan anaknya. Hidup nggak seserem yang dia bayangkan.
Gue, sempet ada cita-cita hidup di kota besar macem New York ato minimal Singapore. Wajar lah ya, cita-cita manusia umur 20 an. Hidup cuma sekali. Bebas aja menginginkan sesuatu.
Tapi belakangan, gue udah bahagia-bahagia aja hidup dengan segala macam kecerobohan dan kekurangan gue.
Kita semua humanbeing 😆 Yha gue percaya manusia ada levelnya. Dalam artian orang kayak gw ya ga bisa disejajarin sama engineer yang pengalamannya banyak banget di Silicon Valley. Tapi toh, setiap tempat ada bahagia dan tanggung jawabnya masing-masing.
Gue dasarnya cuek. Tapi ada masanya juga gue insecure karena ngerasa bodoh. Sekarang? Nggak masalah kalo emang nggak pinter. Di bumi yang berantakan ini, orang bodoh pun masih bermanfaat 😃 Sekedar nggak buang sampah sembarangan aja udah bagus. Ada banyak ladang amal di muka bumi. Kita yang kadang mikirnya kejauhan Belum pernah melakukan hal sederhana tapi udah merasa hidup tidak berguna.
Dulu, pas di Singapore, gue membayangkan bahwa gue bakal sering mengunjungi Orchard Road, Museum atau Universal Studio. Tapi yang paling sering gue lakuin malah menyepi dan membaca buku.
Kemewahan itu benar-benar kebutuhan tersier. Kadang apa yang di kepala kita justeru bukan sesuatu yang benar-benar kita inginkan. Kalau kita tidak berusaha hidup dengan tenang, kita akan sibuk dengan distraksi.
Yang gue takutkan hari ini justeru bukan menjadi manusia biasa. Gue lebih takut kalau hari-hari gue habis untuk mengejar sesuatu yang sebenernya nggak pernah gue butuhkan sampai jiwa gue harus terus menerus kehausan.
Bisa makan makanan hangat pas lagi hujan aja udah cukup. Berpikirlah dengan sederhana. Bersungguh-sungguh sama apa yang kita kerjakan biar kelak nggak ada yang kita sesali. Hiduplah dengan baik Dea, semoga berakhir dengan baik juga ☺
486 notes · View notes