Tumgik
fnuruulm · 3 months
Text
Tumblr media
Mereka cuma tau aku capek karena kerjaan. Padahal lebih dari itu. Yang dilihat aku cuma marah-marah ke anak karena hal sepele anak gak mau makan. Padahal lebih dari itu. Situasi & kondisi gak ngizinin aku buat jelasin apa yang aku rasa, apa yang aku mau.
Apa ada yang lebih jahat daripada mengabaikan perasaan? Rasanya lama-lama hati jadi terasa beku. Dingin. Gak bisa berempati secepatnya. Lihat sesuatu yang menyedihkan kayaknya jadi biasa aja. Aku takut besok lusa gak bisa lagi ngerasain emosi. Kasihan nanti anak-anakku kalo dibesarkan orang tua yang gak pandai baca emosinya. Hehehe
0 notes
fnuruulm · 3 years
Text
Beberapa hari lalu seorang teman meneleponku dan kami mendiskusikan beberapa hal. Awalnya terasa janggal, kenapa pula dia berdiskusi tentang apa yang sedang ia kerjakan secara tiba-tiba. Sampai akhirnya dia menyeretku ke dalam percakapan yang sama sekali tidak ingin aku bahas. 
“Lo dulu kan bisa kenal doi karena gue. Lo dulu bisa jadi kayak sekarang karena gue juga.” Singkat kata ia mengatakan hal itu padaku. 
Tak ingin aku meributkan hal-hal yang sudah lalu. Singkatnya aku balas begini “Lo salah. Semua yang ada dan terjadi ke gue ini ya karena takdir Tuhan.”
Kesal rasanya saat ia berkata begitu. Rasanya apa yang terjadi dalam hidupku dia turut andil di sana. Puncak rasa kesalku pada saat ia menyebutkan nama beberapa teman laki-laki yang dekat denganku. Ia berasumsi kalau “I had crush on them.” Yang bener aja dong... Nggak gitu caranya. 
See as Im a Geminian. They’re so friendly, aren’t they? Apa hak dia ngomong hal-hal itu?
Kesel
5 notes · View notes
fnuruulm · 3 years
Text
Masih hitungan bulan sampai hari itu tiba. Tak sengaja kuputar kembali lagu apa yang sedang tranding di laman Youtube. Ternyata lagu dengan judul Bertaut. Belum sampai selesai kudengar lagunya sudah sampai menusuk hari. Tiap bait liriknya seakan menghujam isi kepala sampai hatiku. Kenapa terasa sekali beratnya jadi seorang ibu. Sedikit-banyak sifatku yang turun dari ibu juga.
Kemudian aku membatin, apa bisa aku jadi seorang ibu yang hebat nantinya? Apa bisa aku jadi seorang ibu yang kuat? Berkali-kali kutanya cara bagaimana menjadi ibu yang kuat seperti beliau, berkali-kali pula diberi jawaban yang sama. “Tiap ibu pasti kuat.”
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
Terima Kasih, Aku.
Malam ini dingin. Sore tadi diguyur hujan dan halaman rumah basah. Semoga hujan menjadi berkah.
Malam ini dingin. Sekarang aku merebahkan diri di kamar setelah seharian penuh mengajar. Jariku menari diatas telepon selular. Sambil menikmati lagu random yang diputar sendiri karena akun musikku tidak berlanganan. Ia memutar lagu Nadin Amizah, judulnya Seperti Tulang.
Malam ini makin dingin, kipas angin di kamar terus memutar. Lagu itu juga masih kudengar. Lirih dalam liriknya seakan menunjukkan nanar.
Sebuah liriknya tertulis
Tak sepenuhnya pernah sembuh dari luka
Dan aku setuju. Hidup tidak melulu soal bahagia, tapi juga ada duka. Dan tidak melulu tentang terluka tapi juga bagaimana sembuh dari luka.
Kuat bukan digambarkan dengan tidak menangis, tapi bagaimana ia bisa mencoba sembuh dari luka kemarin.
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
Let say, Tumblr bagiku adalah tempat berbagi cerita via platform digital. Bukan berarti aku nggak punya teman untuk bercerita. Alhamdulillah, ada.
Laman profil Tumblr ini yang paling tau kapan saat aku jatuh cinta. Kepada siapa sajak-sajak itu kutulis. Kenapa aku patah hati. Siapa yang saat itu kurindukan. Apa yang membuatku bersedih. Ya, kutumpahkan semua ceritaku di sini.
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
Loading ...
Butuh waktu berapa lama ya kira-kira untuk bisa menyesuaikan diri dengan fase kehidupan baru? Rasanya sampai sekarang kepalaku belum bisa mencerna apa yang telah terjadi di hidupku akhir-akhir ini. Dibilang denial, nggak juga. Mau menyusun planning untuk beberapa bulan ke depan aja rasanya maju-mundur sebab keadaan yang begini. Mau pasrah aja, tapi belum ada usahanya. Jadi, mana bisa dibilang pasrah. Diam aja, nggak mengubah keadaan, yang ada malah bakalan melewatkan banyak hal. Mundur? Yaahhhh ... Apalagi? Mana bisa!!! Kalau kayak gini rasanya pengen menyalahkan sesuatu. Eh, nggak ada yang bisa di salahkan, lagian untuk apa juga ya nyalahin sesuatu. Padahal aslinya aku aja yang nggak mau mikir. eh tapi harus mikir gimana lagi sih? Mikirin apa? Mikirin diri sendiri aja sampe lupa. Kayak sibuk mikirin yang lain, tapi  nggak tau juga apa yang dipikirin. Padahal rasa pusing di kepala udah nggak karuan, tapi nggak sampe pengen meledak sih. Kepalanya pusing, isi kepalanya penat. Kadang bikin sesak di dada. 
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
“Kenapa Kamu Pilih Saya?”
Ketika aku mendapatkan pertanyaan macam itu aku bingung mau jawab apa. Kemudian aku meminta waktu padanya untuk bisa menjawab. Setelah ku renungkan beberapa hal ketika aku bersamanya, syukur aku jadi tahu alasan kenapa aku memilihnya. Sederhananya, aku merasa cukup ketika bersamanya. Cukup dicintai, cukup dimengerti, cukup dihargai dan lain hal. Cukup itu menurutku sederhana. Nggak berlebihan karena aku pun nggak suka hal-hal yang berlebihan. Pernah merasa dicintai atau mencintai dengan berlebihan tapi ujungnya nggak enak. Ujungnya jadi saling menyakiti.
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
Banyak Tanya
Wajar aja dong kalau baru kenal pasti banyak yang di tanya. Tentang hobinya, kesukaannya, apa yang dibenci atau bahkan kadang bertanya suka nonton drama korea atau nggak.
Tentang diri sendiri pun aku masih banyak bertanya. Sebenarnya apa sih yang aku suka atau yang aku nggak suka. Pertanyaan sederhana memang tapi beda lagi kalau udah bertanya untuk diri sendiri. Jadi panjang dan merambat. Setelah kita tau apa aja yang kita suka dan nggak suka ada lagi tanya tentang alasannya. Kenapa begini atau kenapa begitu. Kadang alasan ini yang sulit sekali ditemui. Kenapa? Yaa sederhananya mungkin kita belum cukup mengenal siapa diri kita sebenarnya. Gampang toh kalau kita kenal betul diri sendiri layaknya kita mengenal famili atau kerabat. Si anu gak suka pedas soalnya kalo makan pedas perutnya sakit. Gitu aja contoh sederhananya.
Sampai sekarang ada satu tanya yang belum pernah di jawab. “Ma, kenapa bisa milih ayah?” Buat yang bertanya mungkin mudah tapi giliran yang menjawab mikirnya sampe lebih dari 25 tahun. Jawaban pasti ada dong. Tapinya kadang yang terlalu indah sulit untuk diutarakan dengan kata-kata—katanya
1 note · View note
fnuruulm · 4 years
Text
“Gapapa”
Bener kata orang-orang. Dalam hidup emang banyak yang di—gapapa—in. Banyak yang harus direlain gitu aja tanpa ada embel-embel pengen tau alasan dibaliknya. Berapa banyak hal yang pernah terjadi dalam hidup yang harus direlakan begitu aja? Contih kecilnya yaa yang biasa terjadi di kehidupan sehari-hari. Misalnya, es kopi yang kita beli jatuh dan tumpah. Sebenernya sayang sih, padahal baru diminum sedikit, padahal es kopinya enak banget. Tapi ya mau gimana lagi, kan udah jatuh. Nggak bisa apa-apain pula biar jadi utuh lagi, kecuali beli lagi. Tapi kan nggak setiap orang mampu untuk beli yang kedua kalinya.
Nah, hidup juga hampir sama kayak begitu menurutku. Umpamanya bisa beli es kopi lagi adalah kesempatan kedua. Tapi ... nggak semua orang bisa dapet kesempatan kedua itu. Yang dapet harus bersyukur karena bisa memperbaiki kesalahan sebelumnya. Yang belum dapet juga gapapa, kan bisa belajar ikhlas.
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
Hal-Hal yang Di Khawatirkan
Mama tiba-tiba datang ke kamarku, duduk di sisi tempat tidur dan bertanya kenapa aku belum juga tidur padahal sudah pukul 9 malam. Aku bertanya balik pada beliau, sebab biasanya mama yang tidur sekitar jam segitu. Aku, biasanya tidur jam 10 malam. Mama tidak menjawab dan masih duduk di sisi tempat tidur sambil bercakap-cakap banyak hal tentang apa saja yang beliau lihat dari televisi dan media sosial. Sampai terlontar perkataan yang di luar dugaanku.
“Teh, kalau besok udah nikah tinggalnya jangan jauh-jauh dari mama. Kalau bisa tempatin rumah emak yang di blok E aja. Emak bilang nggak keberatan kalau rumahnya kamu tempatin.”
Aku meletakkan handphone dan menatap mama dengan bingung. Kenapa ngomong kayak gitu? Oh ya, emak itu adeknya mama. Yang kebetulan punya rumah kosong di dekat rumah mama saat ini.
“Mama bilang dari sekarang soalnya kalau mama bilangnya nanti takut keburu suami kamu ngajak kamu tinggal jauh dari sini.”
Sedikit banyaknya aku paham bagaimana rasanya di tinggal anak. Apalagi mama hanya punya aku dan adekku yang juga perempuan, cuma berjarak satu tahun pula. Semejak ada seorang laki-laki yang datang dan memintaku untuk menjadi istrinya, mama terlihat ... gimana ya, kayak mellow gitu. Dikit-dikit aku dipanggil, padahal kemarin nggak begini. Sebagai sulung, aku jadi khawatir bagaimana hidup mama nanti setelah aku menikah karena memang aku biasa tinggal dekat dengan orang tua. Eh pernah sih 6 tahun di asrama, tapi asramaku juga dekat dari rumah.
Dan hal ini aku diskusikan dengan seorang teman. Malah di jawab gini “Lu mending di rumah tp single terus atau lu keluar rumah dg kehidupan baru dan keluarga baru.” Ku jawab “Gue juga nggak mau sendiri terus dong.” Katanya lagi, sebenarnya aku tau jawaban dari pertanyaanku sendiri hanya saja aku butuh pembenaran.
Ng... belum kebayang juga tinggal bersama-mertua gimana rasanya. Banyak “katanya” yang aku dengar dari beberapa teman yang sudah menikah dan tinggal dengar mertua.
Dan ... ketika perempuan menikah nanti baktinya akan otomatis pindah kepada suaminya. Masa’ belum maksimal baktiku kepada ayah dan mama sudah harus pindah ke suami.
Ah, aku harus cari lagi ilmu. Banyak yang belum aku tau rupanya.
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
26
Beberapa hari lalu. Sebuah angka telah berubah. Sengaja memang tahun ini, mengawali tanpa resolusi. Termasuk mengawali usia baru tanpa resolusi. Bukan, tentu saja bukan tanpa target. Lebih karena tidak ingin terlalu kecewa dengan apa yang nantinya tak dicapai. Lebih karena ingin membuat hidup lebih mengalir tanpa terbebani terhadap apa yang direncanakan. 
Atau mungkin karena terlalu banyak ujian yang seolah datang bertubi-tubi? Dari urusan akademik, personal matter, hingga pasca kampus. Terlebih beberapa hari terakhir saat dalam angan mulai merajut sabar. Jika nantinya bukan lagi soal “tepat waktu”, namun “waktu yang tepat”. Walau tentu saja tidak berharap demikian, namun kondisi sekarang terkadang memaksa harus bersiap dengan segala kemungkinan yang terburuk. 
Juga tentang ketakutan-ketakutan yang kadang hadir dalam pikiran, yang berasal dari se-simpel pertanyaan ini, “Setelah ini mau ngapain?”. Apalagi melihat beberapa teman seperjuangan yang sudah settle, terkadang justru membuat terbebani, dan memang benar, terkadang kita perlu menutup mata dari apa yang telah orang lain capai. 
Suka tidak suka waktu akan terus berjalan. Mencoba merefleksikan diri, barangkali beberapa kejadian di minggu-minggu terakhir ini menjadi sarana bagiNya untuk mengakselerasi pribadi. Lebih memperbanyak stok sabar, gigih, dan tentu saja bersyukur atas segala apa yang telah dicapai. Atau mungkin peringatan untuk lebih memperbanyak mengingatNya, terlebih di saat-saat seperti ini. 
Semangat, tinggal sedikit lagi. Kamu bisa! Kamu kuat! Jalani satu-satu! Jangan terlalu dipikirkan.  
LTH Studiecentrum, 04 02 2020
86 notes · View notes
fnuruulm · 4 years
Text
24 agak berat.
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
Aku itu kecil, keciiiiill banget sampai nggak keliatan siapa-siapa dan sering dilupakan, diabaikan, ditolak, nggak di hargai dan lain-lain hehehe. Tapi nggak apa-apa kok. Biasanya yang kecil bisa jadi besar kalau bertumbuh. Semoga ini masuk dalam prosesku bertumbuh.
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
I've been crying more than 5 hours today.
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
Rasanya dunia ini bersikap dingin padaku.
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah..
Saya bosan mengalah, saya mau sesekali jadi egois, masa bodo dengan orang-orang yang bilang "mengalah bukan berarti kalah". Biar yang lain tahu saya juga punya perasaan. Sesekali saya mau didengar, saya mau keinginan saya dipenuhi. Biar yang lain tahu saya juga punya keinginan.
0 notes
fnuruulm · 4 years
Text
Lepasin
"Lepasin aja kalau bikin sakit."
"Tau. Buat apa juga di pegang terus kalau bikin sakit."
"Bego aja kalau nggak lu lepasin."
"Sama aja lu genggam duri di tangan lu. Emang ada yang lain selain rasa sakit?"
Sana-sini bilang lepasin. Tapi nggak segampang itu. Tapi ada benernya juga. Ngapain sakit dipelihara. Ya nggak apa-apa kalo mau mati, mah. Eh iya semua orang juga akan mati.... Pada waktunya.
0 notes