Tumgik
buildmemories · 5 months
Text
Kadang - kadang, saat pikiran gue dipenuhi dengan banyak kebingungan dan pertanyaan rumit, perasaan "sepi" tiba-tiba menjadi sahabat setia.
Teriakan mita tolong terasa terjepit di tenggorokan, gue hanya bisa mengungkapkannya melalui tatapan mata hampa, tanpa tahu kepada siapa.
Gue sering bertanya - tanya, dari mana seharusnya gue belajar untuk benar - benar bisa menjadi terbiasa dengan situasi ini?
Berapa lama?
0 notes
buildmemories · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media
Leave the World Behind (2023)
7K notes · View notes
buildmemories · 5 months
Text
Mendung Hari Ini
Jika datang padamu keraguan soal masa depan, entah penantian separuh hati, rezeki, anak, pekerjaan dan semua gemuruh yang tidak mengenakkan hati, percaya bahwa tidak ada yang buruk dari semua itu.
Sebab kepasrahanmu pada Tuhan itu yang pasti akan menenangkan hati dan pikiran. Benar, aku percaya kamu sudah berdoa setiap hari, mengupayakan dengan sebaik-baik upaya, bahkan kamu sudah berikhtiar semaksimal yang kamu bisa.
Tapi jika Allah mengatakan belum waktunya, kamu bisa apa? Yang kamu bisa hanya memperbanyak prasangka baikmu pada-Nya, memupuk sabar dan menebalkan iman.
Apa yang belum waktunya, tidak akan pernah Allah berikan. Dan jika sudah waktunya, pasti Allah hadirkan, siap atau tidak siapnya kamu.
Aku tahu kamu lelah dan sudah pengang telingamu mendengar ucapan orang lain terhadap dirimu. Tapi, bukankah orang lain berhak bebas berbicara dan kamu pun bebas untuk tidak menanggapinya?
Terkadang, ketenangan itu datang di sepertiga malam, dengan keadaanmu yang sudah suci dan khusyu' dalam salat. Tidak terasa air mata itu turun tanpa kamu minta, tersebab gemuruh hati yang kamu tumpahkan pada pemilik alam semesta dan semua takdirnya.
Kamu tidak salah menceritakan, sebab ceritamu pada-Nya pasti didengar dan pasti diberikan jawabannya. Sabar, ya. Sebentar lagi kok :')
— Jundi Imam Syuhada (@jndmmsyhd)
892 notes · View notes
buildmemories · 5 months
Text
Catatan Dalam Ruang #9
youtube
Tulisan ini sebenarnya sudah gue tulis sejak bulan Mei, 2023, tapi ternyata masih dalam draft. Setelah gue baca kembali isinya, well-gue ingin post di sini sebagai aset, untuk memelihara pola pikir gue dan apa yang sebanarnya terjadi dalam proses berpikir gue sejauh ini.
Hello there! It’s been a while since my last post here, how’s you guys doing? All good, right? Hope you guys have a peaceful day! 
Untuk catatan gue kali ini, gue akan membahas sedikit tentang quarter life crisis. Well everyone said that the quarter life crisis is one of the sicknesses –probably the worst phase in your life, and I couldn’t agree more. Though I’ve passed this phase like 2 years ago, I can feel that the actual quarter life crisis is way more than that awful feeling that I’ve ever had before. This phase is different. 
Sebenarnya gue juga tidak benar - benar mengetahui dengan pasti kapan dan seperti apa, we can say that we on the quarter life crisis, apakah memang kita bisa memasuki fase ini ketika belum benar - benar berumur se-per-empat abad –like everyone called it a.k.a 25 years old, atau memang ketika kita mencapai umur tsb? 
But still, I really can’t stand this qlc –kita singkat seperti ini aja biar gak panjang2 bgt, lol– I even can’t breakdown how my feelings right now, getting overwhelmed all the time, and I’ve got this extra feeling that I need to change mylife, but damn it, I can’t, no– I don’t know how to and I kind of feeling powerless. All the urge just stuck in my head and that’s it. 
I already searched out about this qlc thing years ago, while I’m still in my college time, I wrote every single thing, but still it’s hard. Tapi dari semua negatif feeling yang gue rasakan, entah kenapa gue sangat merasa tenang. I mean, beside this whole thing, I found myself being so cooperative, and I am really happy for it. 
Gue gak tahu berapa lama gue akan berada di fase ini, sekeras apa usaha yang akan gue kerahkan, dan dampak seperti apa yang akan terjadi di hidup gue, terlebih ke diri gue sendiri, tapi ketika gue menyadari bahwa diri gue sendiri masih mau menerima semua perasaan tidak nyaman serta trying not to rush anything during this whole process, gue tenang. 
Karena, dari sejauh pengalaman gue –yang gue sendiri merasa sangat banyak ini lol, I stand to believe, that, when having a terrible or messed life, as long as you can calm yourself, relax and breath, you got this. And I found this quotes really suitable for my qlc phase right now; 
Written by Haemin Sunim –The Things You Can See Only When You Slow Down
When your mind rests, the world also rests. 
Gue menemukan perspective baru setelah re-read buku beliau, terlebih pada Chapter 1 - Rest, there’s a point when made me start to slowly rebuild my perspective about work, with me being mindfulness about all of the things around me, I actually can build my own world. 
Mungkin lebih sederhananya begini, apa yang gue maksud dengan my own world adalah tentang, apa - apa saja yang ingin “pikiran” gue konsumsi, mana yang benar - benar penting untuk gue beri perhatian lebih atau siapa saja yang ingin gue beri interaksi. Gue menerima diri gue yang sangat ingin tahu akan banyak hal ini, gue menerima ke-fomo-an gue, dan karena gue menerima itu semua, gue mulai bisa untuk melepas hal - hal yang too much to handle wkwk 
Dan mungkin dari perspektif baru gue, ketika menghadapi qlc, gue bisa untuk tidak buru - buru, karena gue sepenuhnya sadar, kalau ini fase yang penting dan harusnya gue manfaatkan sebaik mungkin. Even though I still want to curse, like EVERYDAY but yeah it is still the process, so just accept it. 
Kalau misal ada yang menemukan tulisan ini dan lo expect untuk mendapatkan tips, well actually you won’t haha karena catatan dalam ruang gue akan berhenti di sini 😛
0 notes
buildmemories · 1 year
Text
Doa Terbaik Untuk Merayakan 6 Juni
Tumblr media
Wed, June 5th 2023 11:23 PM WITA Ada satu penulis puisi yang sangat gue kagumi karyanya. As far as I remember, I found “her” while I’m in college. Gue seperti jatuh cinta pada pembacaan pertama karyanya yang gue ingat betul judulnya; “Yang Baik”, entah kenapa untuk karyanya yang satu itu seperti punya daya yang kuat untuk menenangkan gue. Nama penanya adalah “Luar Bumi”.
Menemukan Luar Bumi, seperti menemukan teman yang mengerti sisi tergelap yang gue punya. Apa yang Luar Bumi tulis, adalah segalanya yang tidak bisa gue ucapkan dengan lantang. Amarah, kesedihan, kesepian, kekecewaan, kebahagian –semuanya. Semua emosi yang ada dalam diri gue, bisa Luar Bumi wakilkan dengan pas. Tidak dilebih - lebihkan.
Lalu gue menemukan satu tulisannya yang cocok untuk gue taruh di sini dengan judul yang tulisan gue kali ini. Iya 6 Juni.
Gue bukan seseorang yang akrab dengan perayaan ulang tahun, awalnya gue bertanya - tanya kenapa bisa? Apakah gue membenci perayaan ulang tahun? Tidak. Apakah ada kejadian yang traumatis yang gue lalui di masa lalu sehingga membuat gue jadi tidak menyukai 6 Juni? Tidak juga. Pencarian demi pencarian selalu gue lakukan setiap gue bertamu dengan 6 Juni, dan lucunya jawabannya sederhana; gue tumbuh tanpa merayakan ulang tahun.
Iya, orang tua gue tidak pernah sekalipun benar-benar merayakan ulang tahun anaknya –bahkan diri mereka sendiri. Jadi mungkin itu alasan paling kuat kenapa setiap bertamu 6 Juni gue merasa biasa saja. Tidak ada hal apapun yang menurut gue spesial.
Tapi itu dulu.
Sekarang sejak mengenal sosok yang lahir dengan tanggal yang sama –Lee Donghyeok–, gue pelan-pelan mulai menantikan 6 Juni, untuk memanjatkan doa-doa baik. Ada perasaan di mana gue tidak lagi harus merayakannya seorang diri.
Bertemu 6 Juni tidak lagi menakutkan,
tidak lagi penuh dengan kebingungan,
tidak lagi begitu menyesakkan.
Gue belum menemukan kata melebihi terima kasih untuk gue sampaikan ke padanya, jadi gue akan menyampaikannya lagi, tapi kali ini sederhana aja,
Terima kasih karena sudah terlahir ke dunia ini, Lee Donghyeok.
Mari kita aamiinkan dengan serius doa-doa baik yang kita terima, yang kita panjatkan, dan yang di bawah ini.
dan tidak pernah luntur gemercik doaku tentang disemogakannya malammu yang penuh aman,
ditenangkan nya kepala,
diberkatinya pagi dan siang,
di sela-sela kau menyapa matahari dan memeluk bulan.
semoga kasur berbaik hati menerima lekuk tubuhmu yang pegal-pegal,
kaki yang terus berdiri kokoh, dan
telinga yang berdengung kencang.
semoga dinding berlapang dada menerima hembus napas lelahmu,
semoga selimut berkawan dengan dekapmu.
semoga lelap bertemu kembang-kembang indah.
diberkatilah dirimu, selalu.
Selamat mendewasa, untuk kita berdua, dengan cara masing-masing ya!
Poem beautifully written by Luar Bumi Pict cropped from Taeyong Lee
15 notes · View notes
buildmemories · 1 year
Text
Tetaplah Hidup
Pengorbananmu begitu besar, bahkan terlalu besar. Lebih dari yang pernah kubayangkan hingga nalarku tak mampu memahami kenapa itu bisa terjadi, dan terjadinya kepadamu. Orang yang paling ku kenal sepanjang waktu.
Kamu sudah sekeras itu pada dirimu sendiri. Sampai-sampai, aku tak lagi merasakan kelembutanmu yang dulu. Kerasnya kepalamu, kerasnya hatimu, dan kerasnya tatap matamu yang tak seceria dulu. Kamu menatap sinis kehidupan ini yang seolah tak berpihak, tapi aku sangka bukan hidup yang tak berpihak, tapi kamu pun tak berpihak pada hati dan jiwamu sendiri.
Tak berani membuat keputusan untukmu sendiri.
Tak berani untuk melawan kerasnya hidup.
Tak berani untuk keluar dari masalah yang jelas-jelas kamu hadapi.
Tak berani mengambil keputusan, padahal jalan keluar di depan mata.
Tak berani mengatakan yang sebenarnya.
Tak berani untuk menjadi dirimu sendiri, yang kukenal
Tetaplah hidup, jangan kamu bunuh jiwamu sendiri. Hingga ragamu harus menjalani kehidupan hari demi hari tanpa arti. Tatap mata yang kosong. Hati yang kering dan sepi. Tetaplah hidup. Kamu begitu berarti, hanya orang-orang yang menyayangimu yang benar-benar menghargai mimpimu, tujuanmu, dan dirimu.
Mereka takkan membunuh semua itu.
Tetaplah hidup. Untuk dirimu, ©kurniawangunadi
551 notes · View notes
buildmemories · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Corsage (2022)
725 notes · View notes
buildmemories · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
The Well Digger's Daughter (2011)
140 notes · View notes
buildmemories · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
whatever was left, that was ours for a while.
sunrise - louise glück
165K notes · View notes
buildmemories · 1 year
Quote
We often want it so badly that we ruin it before it begins. Overthinking. Fantasizing. Imagining. Expecting. Worrying. Doubting. Just let it naturally evolve
Unknown (via resqectable)
21K notes · View notes
buildmemories · 1 year
Photo
cheers to many good thing in 2023.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
New Year’s Eve (2011)
17K notes · View notes
buildmemories · 1 year
Text
Tumblr media
3K notes · View notes
buildmemories · 1 year
Photo
Tumblr media Tumblr media
“i mostly laughed because i kept looking at you and i couldn’t believe how much i loved you. how much i knew i’d always love you. i laughed because i was staring at my best friend, a person who held so many pieces of me, but it felt like i was looking at you through solid glass. like you were right there, but i couldn’t reach you. it wasn’t funny, really. really, what it was—the laughter—was a feeling that was so strong that it bloomed inside my stomach and forced its way out of my throat, like a shaken-up can of diet coke. i felt crazy. i felt alive.”
― Madisen Kuhn, Please Don’t Go Before I Get Better; page 33. 
me to you, Lee Donghyeok.
sc pict: Twitter
8 notes · View notes
buildmemories · 1 year
Text
Catatan dalam Ruang #8
Wed, 4th Jan 2023 01:59 PM WITA
2022 bagi gue adalah tahun yang paling punya andil besar terhadap perubahan-perubahan kecil yang terjadi –mentally and physically. 
Gue juga banyak menyadari banyak hal yang sedikit banyak merubah cara pandang gue terhadap beberapa aspek dalam kehidupan. Dan dengan kejadian-kejadian di 2022, gue berjanji akan selalu menjadikan 2022 sebagai panduan dan bahan gue untuk menjalani 2023 dan tahun-tahun berikutnya. 
Gue tidak bisa bilang bahwa gue sepenuhnya menerima semuanya, tapi gue pelan-pelan menyadari dan mengakui keberadaan, 
Kesalahan, 
Kemarahan, 
Kesedihan, 
Kebahagiaan, 
Kegelisahan, 
Ketakutan serta, 
Kesendirian gue di 2022.  
Terlalu banyak, gue sendiri bahkan kesusahan ketika harus menghadapi diri gue sendiri di 2022, bagaimana orang-orang di sekitar gue? Maka dari itu, gue selalu berterima kasih dan mencoba untuk setidaknya menjadi berguna untuk masing-masing mereka. 
Pun gue percaya, akan sangat sulit untuk dipahami oleh sebagian orang, bahkan mereka yang setia di samping lo, tentang apa yang gue lalui dan rasakan. Namun, gue meyakini bahwa apapun yang berkaitan dengan diri sendiri, memang hanya untuk dikonsumsi seorang diri. Tidak mudah untuk membaginya dengan orang lain, bahkan kepada mereka yang dekat sekalipun.
Sehingga, mungkin kata maaf yang akan selalu gue gumamkan, ketika ada yang mencoba dan meminta gue berbagi tapi gue tolak mentah-mentah. 
Lalu, maaf paling besar akan selalu gue tujukan kepada diri gue sendiri. Karena salah satu yang paling gue sadari; gue adalah pemeran utama yang paling sering menyakiti diri gue sendiri. 
Self-blaming, self-sabotage, self-criticize; itu semua gue lakukan kepada diri gue sendiri, dan gue sangat merasa bersalah. 
Maka dari itu, walaupun banyak doa-doa baik yang selalu gue panjatkan dan semogakan terjadi di 2023, tidak ada yang lebih berarti dari janji gue untuk tidak pernah melupakan tahun 2022. Akan gue bawa, bahkan jika terlalu berat untuk gue bawa di setiap langkah kaki gue. 
Terakhir, ijinkan gue untuk menyampaikan ini kepada diri gue sendiri;
Yul, untuk luka-luka yang gue torehkan, terima kasih karena lo selalu berjuang dan menghalalkan segala cara untuk menyembuhkan. 
Untuk puluhan semangat yang patah, akibat suara-suara yang gue bentuk sendiri di dalam kepala, terima kasih karena lo selalu terus berjalan, meski harus terseok-seok. 
Dan, untuk banyak keinginan dan mimpi yang harus lo lepaskan karena ketakutan dan ketidaktahuan gue yang selalu gue pupuk, terima kasih karena lo masih mengusahakan hal-hal kecil untuk lo lakukan. 
Semoga, 
Jiwa lo semakin kuat,
Semangat lo selalu membara, 
Bahagia terus lo ciptakan. 
Semoga, 
Baik dan buruknya, 
Gagal dan berhasilnya, 
Mudah dan sulitnya, 
yang menantikan lo di 2023, penerimaan akan selalu terasa mudah buat lo.
0 notes
buildmemories · 2 years
Text
Catatan dalam Ruang #7
Fri, 1 July 2022 11:21 AM WITA
Tes tes haha duh ini akhirnya setelah beberapa bulan sejak catatan terakhir gue. Kali ini gue balik dengan another stories yang WAH gila banget haha 
Gue gak begitu yakin, apakah ini akan panjang, panjang banget, atau ternyata b aja, tapi yang pasti gue akan membuat catatan kali ini menjadi yang paling penting –walaupun gue tau semua yang gue tulis sebelumnya juga, sama pentingnya– sebagai salah satu jejak bahwa gue belajar tentang banyak hal. 
Oke mulai dari mana ya kita haha kayaknya gue akan membuat menjadi beberapa poin deh ya; stay stunned –anjay gaya bat ini haha
Pertama, 
Gue akan mulai dari kejadian yang PALING fundamental, dari sejak gue di-ghosting –semoga lo gak pernah baca ini ya– gue benar-benar berubah menjadi seseorang yang beda. Gue baru menyadari itu saat menulis ini –setelah mengalami kejadian ini– bahwa mungkin bisa jadi triggering utama-nya adalah itu. Pun saat menulis ini, tiba2 bingung gue harus mendefinisikan apa yang gue alami ini apa, apakah patah hati terberat dalam hidup gue? Kayaknya iya. Oke. Let’s call it broken hearted. The broken heart that kills you. Kill your self-esteem, self confidence, doubting your self worth, feeling rejected, unaccepted, guessing every single thing that you do. Almost destroy everything that you’ve built.
I never expected that love can be that scary if you don't really know how to maintain your own emotion. It took me almost 3 years. Tapi 3 tahun itu juga gue jadi lebih banyak aware tentang self-love, mental health dan sebagainya. Menurut gue trigger tersebut seperti membangkitkan semua masalah - masalah psikologis gue, inner child dsb. Long-story-short, jelas gue berusaha untuk sembuh. Gue gak mau dong terus-terusan merasa kaya gini. I got therapy and got myself some medicine that can help me. At first it went smooth, I can feel myself getting better day by day. Seems like everything went well, till finally I got diagnosed with SJS (Steven-Johnson-Syndrome) -cuz allergic to medicine that I took in the second place. This is the key of my story –moral story– 
Kenapa gue bisa bilang begitu, karena rasanya setelah gue dinyatakan sakit dengan diagnosa seperti itu, aneh dan bin ajaibnya, pikiran di kepala gue seolah - olah te-restart. DUH GIMANA YA gue juga agak bingung menjelaskannya. This will sound soooo hyperbolic, tapi serius. Gue langsung blank. Gak tahu harus memproses semuanya seperti apa –di dua hari pertama gue rawat inap. Salah satu yang bisa gue bilang, ini kaya kesempatan kedua yang Tuhan kasih. 
Kedua,
Ini berkaitan, selama gue sakit, jelas dong gue dirawat dengan Ibu gue, dan ini gue bisa bilang adalah titik balik hidup gue. Lagi gue akan bilang, bahwa kuasa-Nya ada. Entah bagaimana caranya, yang seperti apa pun gue juga bingung. Lo ngerti gak sih, perasaan atau pikiran yang awalnya tuh gelap banget, I mean, kaya lo buta abis, selalu merasa sedih, atau kekhawatiran yang entah muncul dari mana, pokoknya hal - hal negatif yang biasanya orang - orang kaitkan dengan entah itu masa depan, hal - hal yang diperjuangkan, waktu, dan banyak hal lain dalam hidup, gue seketika sangat, sangat, sangat merasa aman dan nyaman. DUH gue sendiri sampai sekarang masih sangat amazed dengan perasaan yang gue alamin sampai saat ini, detik ini. 
Gimana ya, kaya selama gue sakit –sekarang dalam tahap recovery– gue benar - benar merasa tenang. Hal - hal ambisius, mimpi - mimpi tinggi yang gue khawatirkan, yang gue susun, yang gue idam - idamkan seketika bisa gue taruh rapih. Rasanya tuh dalam kontrol gue. I feel soooooo present. Into the moment bgt. Gue juga jadi sangat menikmati hal-hal kecil yang gue lakukan sehari - hari. 
Badan gue ringan, pikiran gue gampang untuk ditata, kepala gue tenang. Hingga gue mencari - cari sebenarnya kemarin apa ya yang membuat gue se-desperate itu. Entah kenapa gue yang langsung tersadarkan, bahwa setelah gue lulus kuliah, gue gak ada yang namanya berhenti sejenak. Gue terus berlari, mencari validasi sana sini, mencoba menjadi hebat seperti a,b,c. 
Tapi sepertinya poin penting-nya yang paling gue sadari adalah; bahwa gue terlalu fokus dengan diri gue sendiri, maksudnya gini, ternyata gue terlalu terobsesi dengan diri sendiri, sampai titik di mana justru gue sendiri yang merusak diri gue. Justru gue sendiri, dengan segala hal - hal sedih, sengsara, yang gue rasakan itu, gue ciptakan. Gue seakan - seakan membuat ruang dan rupa bahwa gue itu menderita dengan segala jenis masalah yang fokus ke diri gue sendiri. 
Dan dalam penyadaran tersebut, kesimpulan utama yang bisa gue tarik adalah, kehadiran Ibu adalah penyelamat gue. Beliau yang menyembuhkan gue. Selama gue sakit, intensitas gue dengan Ibu semakin sering, gue jadi sering ngobrol - ngobrol ringan, sharing hal - hal kecil tentang rumah, banyak hal lah. Momen - momen ini yang juga membuat gue sadar bahwa, banyak hal yang ternyata gue lewatkan. Maka dari itu gue sangat, sangat, sangat berterima kasih sama Tuhan. Gue gak tahu lagi harus membalas dengan apa. Sampai satu - satunya yang selalu gue lakukan tiap malam sebelum tidur adalah berdialog dengan-Nya. Banyak do’a yang gue panjatkan. Banyak harap yang diam - diam gue minta dengan sangat. Semua berhubungan dengan kesempatan yang gue minta untuk selalu dihadirkan dan akan gue gunakan sebaik mungkin. 
Ketiga, 
Dengan banyak kesadaran dan pikiran - pikiran baru yang hadir di kepala gue, mimpi gue jadi sangat  - sangat sederhana. Gak muluk - muluk lagi. Gue juga merasa menjadi orang yang terlahir kembali –please jangan bilang gue lebay haha. Tapi beneran, gue seperti merasa, jadi orang yang baru, dan pembaharuan ini tentunya memengaruhi ke banyak hal, salah satunya fangirling hahahaha
Entah gue juga bingung bagaimana mendeskripsikan semua ini, setelah sakit, sparks fg-an gue seketika menurun drastis. Gue jadi tidak heboh, bahkan bisa dibilang b aja. Duh ini temen deket gue pasti ngerasa gue aneh, tapi serius. Gue juga bingung. Demi apa wkwk TAPI bukan berarti gue berhenti. Gue hanya menjadi versi fans yang lebih dewasa –asik banget gak tuh bahasa gue 
Ini yang paling ajaib, percaya atau tidak, –please ini akan cliche bgt– cara gue menyayangi dan mengidolakan Lee Haechan sekarang justru benar - benar jadi sangat berbeda. Ada perasaan lain yang justru menurut gue lebih nyaman dan menyenangkan. Gue jadi melihat dia sebagai Idol gue. Sebagai panutan. Someone that I look up to.  –walaupun ini gue kadang masih yang, boleh banget dong kalau jodoh HAHHAHA standar gue dia nih soalnya– bukan yang menggebu - gebu seperti sebelumnya. But still, his presence really means a LOT to me and I love him so dearly. Let’s meet someday, Donghyuck-a!!!<3
Terakhir, 
Gue gak tahu ini penutupannya intinya apa, tapi satu yang pasti, hal - hal aneh bin ajaib gini ternyata bisa juga gue alamin yak hahaha Gue bahkan sebenarnya masih selalu bertanya - tanya, masih selalu amazed. Tapi gimana pun nantinya, cerita ini, kejadian ini akan menjadi salah satu bukti bahwa kuasa-Nya itu nyata. Ia punya banyak cara untuk menyadarkan umatnya, ribuan solusi untuk setiap masalah hambanya. Gue juga percaya, walaupun sedikit banyak selalu kita pertanyakan, kenapa kok harus gini dan gitu, yakini bahwa memang itu cara yang terbaik dan paling ampuh. 
Bisa jadi ternyata ini sembuh yang sebenarnya gue butuhkan. Dan kenapa baru sekarang, gue gak akan pernah mempertanyakannya, karena gue yakin memang ini waktunya aja. Gue meyakini bahwa ada hal - hal lain yang Ia persiapkan untuk gue, dan bisa jadi justru Tuhan sedang mempersiapkan gue untuk menyusun ulang bekal - bekal yang seharusnya dipersiapkan dari awal.
0 notes
buildmemories · 2 years
Text
Sebuah Ucapan Yang Tertunda, 6 Juni 2022
To Lee Donghyuck, 
Banyak yang diam - diam harus selalu aku relakan, entah itu karena keharusan atau keadaan yang tidak berpihak. 
Beberapa meninggalkan luka, ada juga yang menjadi pelajaran hidup buatku. Kadang aku harus terseok untuk bisa melupakan, atau berpura - pura untuk terlihat baik - baik saja. 
Aku tidak pernah berpikir akan sejauh ini menaruh harap pada seseorang, setelah yang lalu. Kerap selalu ku pertanyakan─mencari validasi─apakah ini yang sebenarnya aku rasakan atau hanya salah satu caraku untuk, sembuh. 
Tapi, satu yang pasti, kehadiranmu selalu punya tempat tersendiri. Aku tidak begitu yakin untuk melabeli-nya apa, hanya saja semua yang terjadi tidak pernah masuk dalam rencanaku. Mungkin ini takdir? Semoga. 
Kalau banyak orang yang bertanya, kenapa? Jawaban ku juga tidak begitu pasti. Ada satu perasaan yang aku suka ketika melihatmu; aman. Seperti, aku bisa bertahan, aku mampu untuk melakukan semuanya, karena aku percaya, masih ada kamu. Kehadiranmu masih bisa aku temukan. 
Ini kali pertama, di mana aku melihat seseorang, aku juga ingin bisa tumbuh bersama. Menjadi versi terbaik kita masing - masing, dan itu yang membuat aku bersyukur karena mengenalmu. 
Penjabarannya akan panjang, intinya juga akan sama. Aku hanya ingin mengucapkan, 
Terima kasih Lee Donghyuck. Terima kasih Lee Haechan. Doa selalu aku panjatkan ketika aku bertamu dengan Tuhanku. Semua tentang keselamatan, kebahagiaan dan kesehatanmu. 
Di tanggal 6 kali ini, mungkin akan banyak hal yang hinggap dalam kepalamu. Seketika ada saja yang membuat kamu khawatir, atau kamu merasa waktu berjalan dengan cepat. Tidak apa - apa, itu bagian dari menuju dewasa. Prosesnya mungkin akan berat, tapi bisa jadi kamu mampu melewati semuanya dengan mudah, aku percaya itu. Tapi, kalau memang kamu temukan susah, jangan pernah ragu untuk meminta pertolongan. Kalau kamu merasa tidak tahu harus bagaimana, langsung saja bertanya. Karena aku juga yakin, banyak yang mendukung dan menyayangi kamu. Kamu tidak akan pernah sendiri. Itu, janjiku padamu. 
Nanti, kalau kadang kamu merasa dunia sedang tidak adil, dan kamu merasa sudah melakukan banyak hal, tidak apa untuk merasa kecewa. Kamu punya hak untuk itu, gunakan dengan baik ya. Emosi negatif yang kamu rasakan, jangan dilawan, tapi terima dengan baik. Karena begitulah cara kamu dapat bersinar lebih terang. Luaskanlah hatimu untuk itu. 
Pun kalau kamu merasa harus melakukannya sendirian, tidak apa. Itu juga bagian dari hak mu. Gunakan juga dengan bijak ya. Kamu hanya perlu mengingat, bahwa diri kamu, punya kamu sendiri. Bukan siapa - siapa dari kita. Kamu selalu punya hak untuk melakukan apapun. Jangan khawatir. 
Senang bisa mengenalmu, Lee Donghyuck. Semoga bahagia selalu kamu rasakan. Terima kasih karena sudah lahir ke dunia ini ya. Perlu juga kamu ingat bahwa, kehadiranmu menyelamatkan banyak manusia, termasuk aku. 
Aku selalu berharap bahwa ada satu waktu dimana aku bisa bertemu dengan mu. Semoga waktu tersebut segera hadir ya. Dan dalam rentang waktu tersebut, jaga diri baik - baik dan sehat selalu🤍
Panjang umur Lee Donghyuck. 
Sincerely, 
Yours.
*ditulis pada tanggal 5 Juni 2022, 11:40 PM WITA
Tumblr media
cr: to the owner
0 notes
buildmemories · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media
To you beyond the finder
73 notes · View notes