Tumgik
ayuninaxx · 6 years
Text
Ingin ku tunjukkan, pada siapa saja yang ada. Bahwa hatiku kecewa
0 notes
ayuninaxx · 6 years
Text
Terimakasih
Waktu itu.. Ketika aku merasa percaya diri dengan eksistensi. Saat aku bahagia dan merasa diatas segalanya. Semua jatuh. Peluh dari raga yang rapuh. Dia. Yang memang lebih dulu memilikimu. Mencoba kembali mengambilmu dariku. Dan kamu.. sedikit banyak merasa ragu dengan aku. Baiklah, tidak apa-apa. Mungkin benar jika aku hanya sebuah koma, bukan titik yang mengakhiri semua ceritamu dengannya.
Terimakasih, telah mengajarkan arti kecewa.
Rumah, 3 Maret 2018. 7:31 PM
0 notes
ayuninaxx · 6 years
Text
Naluri
Merasa menjadi pihak yang tersakiti pagi ini. Oleh beberapa hal yang kupikir masih berhubungan. Tapi mulutmu masih bungkam dan berbicara tidak. Berkali kubilang, naluri wanita kadang tidak pernah salah. Sungguh aku ingin percaya. Memerangi para setan yang bercokol di kepala. Tapi sepertinya aku salah. Siapa yang tersakiti? Aku? Dia? Atau kamu? Sudahlah, aku lelah.
Malang, 2018. 06.37
0 notes
ayuninaxx · 6 years
Text
Marahnya seseorang masih mampu diredam. Namun kecewanya seseorang, rasa percayanya belum tentu dapat dikembalikan.
Bekasi, 5 Januari 2018
10:24
685 notes · View notes
ayuninaxx · 6 years
Text
Masih
Potret diri dalam kaca mungkin membohongi. Yang lain akan tertipu, tapi tidak dengan dirimu. Kamu tau hatimu. Kamu tau isi otak mu. Kamu tau dirimu. Jangan mendusta. Apa kamu ingin dirimu sendiri terhina? Dengan ketidakpercayaan yang sering membuatmu terluka. Tapi sampai saat ini, sampai tulisan ini terbaca, masih tetap kamu setia. Dengan senyum palsu tanda kau ragu.
Malang, 2018. 09.32
0 notes
ayuninaxx · 7 years
Photo
Tumblr media
This is how my weekend started. "Molet" (at Swiss-Belinn Malang)
0 notes
ayuninaxx · 7 years
Photo
Tumblr media
Yang susah itu bukan milih foto atau edit foto. Tapi bikin caption (at Swiss-Belinn Malang)
0 notes
ayuninaxx · 7 years
Photo
Tumblr media
You don't ask, I don't tell. Simple (at Bukit Jeddih Bangkalan Madura)
0 notes
ayuninaxx · 7 years
Photo
Tumblr media
Never assume that loud is strong and quiet is weak.
18 notes · View notes
ayuninaxx · 7 years
Photo
Tumblr media
“Never put the key to your happiness in someone else’s pocket.” — Unknown Author
35 notes · View notes
ayuninaxx · 7 years
Photo
Tumblr media
Jangan salah. Mereka yang bahagia mereka yang melebar setelah lebaran.
0 notes
ayuninaxx · 7 years
Photo
Tumblr media
Kamu tau apa yang indah dari pelangi? Perbedaan. (at Malang)
0 notes
ayuninaxx · 7 years
Text
Pernahkah berfikir terbalik? Bagaimana bila kamu menjadi aku dan aku menjadi kamu.
0 notes
ayuninaxx · 7 years
Text
Aku usul coba kamu beli cermin. Yang besar. Yang bisa untukmu melihat banyak salahmu yang tidak pernah ingin kamu tahu. Padahal itu tidak salah lagi sangat menyakitiku
0 notes
ayuninaxx · 7 years
Quote
Mencintai memang pakai hati, tapi untuk lepas dari penderitaan butuh otak
(via jinggakalasenja)
240 notes · View notes
ayuninaxx · 7 years
Text
Kata dia perasaan itu soal PAS bukan LOGIKA. Bulshit! Seimbangkan logika dan perasaanmu, baru kamu hidup
0 notes
ayuninaxx · 7 years
Text
Sesi Hening
Beberapa hari belakangan, sebenernya aku sedang merasa membenci seseorang. Aku membenci tingkah lakunya, aku membenci kata katanya. Aku menganggap bahwa semua yang dia katakan atau dia lakukan ndak sama. Tai kucing!
Terus aku jadi membandingkan, ini lho aku sudah melakukan ini buat kamu, kok kamu g menghargai sih? Kok kamu malah shit banget sih?
Kecewa, marah, geram, murka. Dan rasanya sakit sekali. Tapi aku sok dewasa, sok kuat dengan kalimat kalimat bijaksana.
Sampai dua hari lalu puncaknya. Aku merasa ga kenal diriku sendiri.
Aku kok jadi pemarah ya? Kok ak gampang meledak ya? Kok aku sensitif banget ya?
Yawes..aku ambil waktu buat meditasi akhirnya. Dengan niat berdamai dengan diri sendiri. Pulang ke diri sendiri.
Terus, aku menyadari banyak hal ketika meditasi.
Bahwa aku mudah meledak karna aku tidak memberi ruang yang cukup untuk perasaan marahku. Aku menekannya. Aku tidak membiarkannya lepas. Aku tidak selesai dengan marah, itu ndak baik. Itu cuma tutup mata, tapi ndak menyelesaikan.
Aku ndak mau mengakui aku marah, aku sakit, aku terluka, aku hancur, aku lelah. Karna ego. Dan itu salah.
Aku akhirnya milih nangis, membiarkan emosi lepas. Ngakuin kelemahan diri.
Setelah itu lega. Setelah marah keluar, setelah pengakuan.
Pelan pelan timbul kesadaran baru. Pertanyaan baru. Apakah aku marah atau hanya sedang ketakutan? Takut ditinggalkan? Takut kehilangan?
Apa yang aku benci? Apakah benar aku membenci orang itu? Atau aku membenci pantulan perbuatanku? Atau aku membenci harapan harapanku yang tak terwujud dalam dirinya?
Apakah kesalahannya bisa menutupi segala kebaikannya?
Ya..ternyata jangankan merasa pintar, merasa bodoh saja kok ternyata ga layak ya? 😄
Ternyata saya cuma murid kehidupan yang perlu banyak belajar. Tidak perlu tergesa gesa untuk menghiklaskan.
Pertanyaan terakhir yang muncul saat meditasi, kamu mencari bahagia? Memang sudah tahu bentuknya? Atau jatuh di mana? Jangan jangan cuma sedang lupa memilih
Sabhe satta bavantu sukhitata 🙏🏻
92 notes · View notes