Tumgik
akutia · 3 years
Text
Aku pasrah
Aku tidak tahu lagi harus bagaimana,
Membersamaimu memang tidak pernah mudah, tapi meninggalkanmu belum tentu membawa bahagia.
Satu januari 2021, seperti disambar petir dari mulutmu keluar sebuah pernyataan mengejutkan "aku tertipu bisnis oleh temanku ratusan juta" lemes banget rasanya dan dia sudah gak tau mesti gimana lagi, pertolongan dan usaha kanan kiri sudah tapi masih belum selesai juga, hingga di sela chat dia berkata kali ini aku hanya punya kamu tapi setelah ini mungkin kita sebaiknya lost contac dulu supaya kamu tidak terseret terlalu dalam juga, rasanya sesak sekali, ini perpisahan yang penuh aba-aba kita dikalahkan kenyataan :(
Sampai saat ini pun aku masih bingung harus berbuat apa, materi pribadiku pun sudah ku korbankan, aku tidak bisa berbuat terlalu banyak aku pun masih ada tanggungan orang tua yang harus ku pikul, keluargaku sendiri tidak banyak materi untuk membantunya, ekonomi sehari-hari saja masih kadang terseok-seok :(
Allah aku mohon kuatkan dia, jangan buat dia menyerah, kalaupun sementara kita berdua harus kembali berpisah aku pun pasrah, berikan jalan keluar bagi masalahnya. Pun kuatkanlah aku, berilah petunjukmu, aku terlalu malu memintamu sesungguhnya :(
Tidak muluk keinginanku, aku berharap keadaannya kembali seperti sedia kala, aku tahu maksudnya yang ingin memperbaiki keadaannya cepat-cepat, tapi apa daya?
Aku yakin Allah tidak memberi kesulitan diluar batas kemampuan hambanya, aku yakin Allah memberi masalah sekaligus jalan keluarnya, aku yakin dia pun mampu melalui ini, kuatkan dan mudahkan ya Allah, aku mohon dengan sangat Allah ^^
- hambamu yang butuh pertolongan 02.01.2021
8 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Pernah gak sih lo dekat sama seseorang, lakuin banyak hal bareng-bareng, lewatin hari demi hari, saling tau kabar demi kabar, bahkan berantem baikan silih berganti. Lo tau lo sayang sama dia. Rasanya aneh kalo gak ada dia. Dan lo selalu butuh respon dia atas apa yang lo lakuin.
Lalu, sampai pada suatu hari, semua itu berakhir. Lo malah berharap dia segera menemukan orang yang lebih baik dari lo untuk men-secure perasaannya kembali. Lo gak merasa bersalah saat dia menyalahkan lo atas perpisahan ini. Lo gak merasakan emosi sedih apa pun atau tersakiti.
Justru bagian yang paling menyakiti lo adalah ketika lo berharap lo akan merasakan luka dan merayakan duka berhari-hari layaknya orang yang baru putus cinta, tapi lo justru baik-baik saja. Lo mulai mempertanyakan apa yang lo rasakan padanya selama ini, karena lo gak se-normal orang pasca putus cinta.
Lo gak tau apakah hati lo yang kuat atau lo sebenarnya sudah heartless.
69 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Semakin dalam dengan "A"
10.10.2020
entah bagaimana mulanya, setelah hampir 2 bulan tanpamu, tanpa sapa kabar dan semua hal tentangmu, semuanya membaik ketika kamu menyapaku dulu disaat hari ulang tahunku, setelah hari itu "kita" kembali, yang kusadari saat itu adalah kamu kembali sebagai sahabatku dan akupun menerima..
Seiring berjalannya hari kita kembali dekat, lebih dekat dari sebelumnya sampai hari dimana akhirnya kita liburan singkat ke kebun teh kala itu ya 27 sept 2020 tepatnya. Setelah hari itu kamu mulai memanggilku sayang, memberikan lebih banyak pujian juga attention aku merendah berpikir bahwa hal ini seperti biasa. Tapi kamu kembali mengajakku ke "tempat yang lebih tinggi". Mengajak pergi staycation dengan dalih kamu butuh refreshing, stress beratmu karena pindah divisi harus segera diobati ^^
Kamu memasrahkan liburan kali ini kepadaku, memilih tempat menginap dan mengatur semuanya.
🧒 : aku manut kamu sayang, yg penting aku bisa tidur nyenyak dan tidak diganggu bunyi hp
Hangat sekali kata-katamu, memilih klub bunga butik resort batu malang, tempat asri sejuk dan tenang, membayangkan saja hatiku sungguh berbunga sekali.
Tiba diresort kamu mau makan bekal yang aku masak sendiri, bahkan kamu hanya sedikit mengicip ayam Mcd yang sengaja ku bawa sebagai pilihan, senang sekali ini pertama kali kamu makan masakanku dan habis :) kemudian kamu merokok di balkon sedangkan aku ngemil di meja sambil menonton tv, tidak lama kamu masuk aa sedikit canggung keadaan, tapi kemudian kamu mulai mencium belakang kepala sambil berkata "thankyou sayang"
Berikutnya kamu menonton tv di atas ranjang, memanggilku untuk bergabung, tidur dipelukanmu diatas dadamu melihat film shazam mengingatkan bahwa dulu pernah menonton di bioskop dengan film yang sama midnight :) lama menonton suasana menjadi semakin hangat kamu mulai mencium pipiku mata kening kepala sampai akhirnya untuk pertama kalinya kita berciuman 😶 semakin intens dan hangat, erat sekali kamu memelukku saat itu, setelah itu yang kita lakukan hanya berpelukan, menonton film yang entah udah berapa kali ganti judul sambil bercerita tentang banyak hal dan aktivitas kita yang sekarang, berciuman, berpelukan, tertidur sebentar begitu hingga satu waktu kita berdua hampir lepas kontrol, tapi masih terkendali. Yang tidak terlupakan dari momen tersebut adalah aku selalu melihatmu tersenyum setiap selesai berciuman? Apakah artinya itu? Bahagia?
Hingga pagi kita berjalan-jalan disekitar resort, menikmati sejuknya udara kemudian istirahat lagi bermalasan diatas ranjang berdua :) perlakuanmu hari itu lembut sekali, menjadi begitu penurut, mengikuti semua yang aku ingini dan aku katakan hingga sejenak aku merasa lupa diri menganggapmu sudah menjadi milikku, harapan terbesarku :)
Setelah hari itu sampai hari ini kamu sedikit berubah tanpa diminta memberi kabar, memberi tahu sedang apa dimana sibuk apa, aku bingung? Sedang apakah kamu ini? Aku bahagia tapi bingung juga, gak tau mesti gimana??
Kita ini apa? Kita ini siapa? Kita sedang apa? Menuju kemana kita? Begitu banyak pertanyaan tentang kita tapi sampai hari ini tidak ada jawabannya?
Aku ingin segera tahu jawabannya sebelum semua semakin jauh dalam, aku terlalu takut terjebak terlalu dalam padamu "A" tapi aku juga takut ketika meminta kejelasan semua akan hilang :( hatiku pikiranku masih penuh bahagia dengan banyak kupu-kupu aku tidak ingin mereka cepat-cepat pergi.
Nb : di tanggal secantik 10.10.2020 kamu menjadi "first kiss" ku dan hari ini adalah first kiss kita ^^
Tumblr media
Aku berharap yang terbaik untuk kita berdua "A", semoga Tuhan dan semesta berbaik hati kepada kita, semoga ada jalan untuk pada akhirnya kita bisa selalu bersama, berjalan dalam satu gandengan, ikatan dan arah serta tujuan yang sama, dan dalam penantian kita berdua jawabanku adalah kamu dan jawabanmu adalah aku.
Aamiin :)
0 notes
akutia · 4 years
Text
Senyaman apapun aku sama orang, kalau chatnya mulai no effort, aku gak akan pernah maksa dia untuk stay. Silakan pergi, putus komunikasi, dll. Tapi, aku gak akan nyoba berinteraksi lagi, meski putusnya baik-baik dan menyertakan: kita bisa kok tetap jadi teman :))
Bukannya sok eksklusif, tapi akutu emang anaknya sungkan untuk hubungin duluan kalau gak ada hubungan spesial, gitu. Tapi kalau dia yang hubungin duluan, aku gapapa.
Prinsipku: aku mungkin tak akan mencarimu lagi, tapi carilah aku, maka aku akan berusaha untuk kamu temukan.
204 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Cinta itu sederhana, yang rumit itu menemukan orang yang punya satu frekuensi dengan kita, yang bisa menghargai keunikan pikiran kita, yang bisa memuaskan rasa humor kita, yang sesuai dengan versi yang kita mau.
147 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Lelaki Kopi
Pertanyaan “dia apa kabar ya?” adalah hal yang mengusik ruang pikirku belakangan ini. Lalu, pada pagi hari yang cerah tadi aku mencoba untuk menyapanya. Dan yang bersangkutan; syukurnya membalas dengan hangat. 
Selalu ada satu orang penuh tanda tanya yang membuat kita bingung akan perasaannya, tapi kita tak pernah berani untuk bertanya. Dan bagiku, satu orang itu adalah lelaki yang kuceritakan di sini. Menjadi temannya adalah peran tertinggi yang “terpaksa” aku ambil agar aku bisa tahu tentang kehidupan dia secara…aman. Agar dia tak menumbuhkan prasangka lain padaku.
Teman-temanku selalu berkata lelaki yang keren itu yang penampilannya rapi, pembawaannya tegas, dan kehidupan sosialnya terjaga. Aku diam saja, mungkin mereka belum pernah melihat mata orang yang begitu semangatnya ketika bercerita tentang cita-citanya, mimpi-mimpi gilanya, atau rencana-rencana mulia yang dirancangnya. Seperti binar mata lelaki itu. Tapi, ya lebih baik mereka tidak pernah tahu, karena aku pun tidak ingin membagi lelaki itu pada siapa-siapa.
Sejak awal bertemu, kami selalu terpisah; dengan jarak sebagai guru terbaik. Pertemuan kami singkat saja namun berkesan, setidaknya untukku. Saat tulisan ini terbit, berarti sudah 2 minggu lebih aku menghindar dari dia. Kenapa? Karena aku ingin menakar serindu apa aku padanya ketika berada jauh darinya. Dan walaupun tampaknya dia tidak peduli dengan keberadaanku, aku masih ingin percaya suatu saat nanti dia akan mencariku.
Aku selalu takut jika pada akhirnya–dia juga akan masuk ke dalam barisan orang-orang yang pernah kusayangi. Alurnya selalu sama: dari sebatas kenal saja - lalu menjadi teman dekat - lalu salah satu mulai menumbuhkan rasa - lalu entah kenapa ketika salah satu memancarkan cinta, salah satunya akan berubah - lalu hubungan menjadi renggang - lalu dia kembali menjadi teman biasa yang diam-diam kita pantau - lalu pelan-pelan menghilang. Ah. Sedih :(
Tapi, kalau dia ingin tahu, aku jarang tidak mengingatnya. Berkatnya, aku punya sepotong kisah romantis yang bisa kubagi di sini. Dan semoga akan terus berlanjut agar cerita ini tidak terputus begitu saja. Lebih tepatnya, karena aku memang ingin punya kisah-kisah lain yang bisa kurekam dalam memori. Boleh, ya, hei kamu? Aku tahu, dia tidak akan pernah membaca tulisan ini sama seperti dia yang tak pernah membaca perasaanku. Tak apa. Lebih baik begitu.
Jadi, mari kita simpan saja si orang ini; sesosok lelaki sederhana yang celakanya sangat mampu membuat hatiku jungkir balik dan porak poranda dengan satu sapaan hai-nya di saat aku tengah berusaha untuk meminimalkan euforiaku padanya. Dan, kalau dia menyadarinya aku selalu menuliskan sampai jumpa di akhir obrolan untuknya, pertanda aku menanti pertemuan-pertemuan berikutnya lagi. Tapi, sepertinya dia tidak sadar ya, mungkin dianggapnya aku basa-basi.
Ya, terlepas dari apa yang kutuliskan dari atas untuknya, aku cuma mau dia ingat satu hal; sepahit apa pun kopi, peminum yang telah menikmatinya tak akan pernah pergi. Dan jika dia adalah kopi, sudah pasti akulah peminum itu.
340 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Dibelakangmu
harusnya aku sudah menyadarinya dari dulu, tapi hari ini aku memantapkan kesadaranku itu..
duduk dibelakangmu, aku selalu bisa lebih leluasa melihatmu, dan aku sadari ternyata aku selalu melihat punggungmu kesempatan untuk melihatmu utuh dari depan belum pernah datang, hampir tiga belas tahun mengenalmu ternyata aku hanya mampu melihat belakang punggungmu..
Hanya sekedar menyamai langkahmu pun ternyata aku tak pernah mampu, mungkin juga karena kamu sesungguhnya tidak pernah mengijinkan aku disampingmu, kamu mengijinkanku disampingmu hanya ketika gelap sehingga sekitarmu tidak bisa melihatku, seburuk itukah aku..
Nyatanya kata-kata "tidak ada jaminan orang akan bertahan meskipun semuanya telah kamu beri untukmu" memang benar adanya.
Aku selalu berusaha ada disetiap susahmu, menjadi yang selalu mendengar dukamu keluh kesahmu, dibelakangmu mencoba menopang "bebanmu" tapi nyatanya itu tidak cukup untukku masuk di hatimu, aku hanya ada dipikiranmu bila kamu perlu sesuatu..
Selalu seperti ini, kamu tidak pernah benar-benar "melihatku", mempertimbangkan perasaanku tidak pernah ada dalam benakmu, ingin satu kali dalam doaku aku mengutukmu, suatu saat nanti kamu akan menggilaiku dan aku mengabaikanmu, ketika kamu sadar ada aku dibelakangmu saat iku aku sedang berbalik arah meninggalkanmu, kamu akan segera ada diposisiku supaya kamu tahu sakit sekali diabaikan itu..
Melihatmu dari belakang entah sampai kapan aku mampu, aku meyakinkan diri Tuhan pasti akan segera memberikanku pertolongan diantara menyerah dan pasrahku..
- delapan mei 2020
2 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Tumblr media
Pikiran kita bisa dengan mudahnya membangun asumsi-asumsinya sendiri, menjadi kecemasan yang begitu besar.
Padahal kenyataannya tidak semenakutkan yang kita bayangkan.
Bisa jadi kehidupan kita sebenarnya baik-baik saja, tetapi pikiran kita membuatnya menjadi begitu rumit.
Bahkan kita sering meyakini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada diri kita, padahal itu hanya kecemasan kita sendiri.
Hal yang paling menakutkan di hidup ini bukanlah kenyataan yang kita hadapi, tetapi drama dari jalan pikiran kita sendiri.
Hal yang paling menakutkan di hidup ini bukanlah menjalaninya, tetapi terus memikirkan apa yang sebenarnya belum kita jalani.
Kita adalah benang-benang kusut di pikiran kita sendiri.
—ibnufir
674 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Pengen juga lah kayak gini, tapi....... ah sudah lah
Mau ‘kan? Harus Mau!
Dua tahun ‘kan? Rasa-rasanya memang dua tahun sudah kita bersama. Tahun depan kita akan memasuki tahun ketiga. Apa yang kamu rasakan? Susah ya dijelaskan?
Dua tahun yang lalu, kurang lebih begitu, kita “bertemu”. Bermula dari sekadar hai, kemudian berkembang menjadi haha-hihi. Membicarakan hal yang ringan, tak bertuntutan, dan menyenangkan. Sebatas itu. Niatnya begitu ‘kan?
Tapi teman haha-hihi ini kemudian berjalan ke arah yang lebih pribadi. Mulai membicarakan kamu siapa dan sibuk apa dalam area yang terbatas. Bisa jadi saat itu kita sedang tidak meyakini satu sama lain arah perjalanan yang baru dibangun ini. Tidak masalah juga ‘kan? Kita mau jadi teman menyenangkan, tanpa beban.
Entah bagaimana ceritanya, perjalanan teman menyenangkan tanpa beban berubah menjadi teman menyenangkan yang dibutuhkan. Tidak ada kabar, mulai gelisah. Tidak saling menyapa, mulai merasa ada yang beda. Kamu seperti ekstasi, buatku.
Teman dengan perlakuan istimewa ini akhirnya memutuskan untuk saling memilih dan memiliki. Tidak lagi sebagai teman. Keputusan yang tidak  mudah dan berisiko. Kita tidak berada dalam rentang usia yang sama. Aku sudah selesai dengan jiwa muda yang menggelora sedang kamu baru saja memulainya. Ada banyak keresahan. Sekali kita tak saling genggam, kita akan karam. Aargh
Terbukti. Tidak gampang dijalani. Kita tidak mulus. Berkali-kali kita tersandung dan jatuh. Berulang-ulang kita saling menyudutkan dan tak mempercayai. Saling berteriak menunjuk diri sendiri paling benar sedang yang lain salah. Saling membenarkan prasangka di kepala, tak acuh perasaan dan berakhir dengan saling melukai. Itu kita.
Tapi kita bertahan. Kita belajar bagaimana menurunkan ego. Kita belajar bagaimana mengendalikan prasangka. Kita belajar bagaimana membangun rasa dari kejenuhan. Kita belajar caranya menghargai satu sama lain, menjaga ruang pribadi masing-masing dan mempercayai.
Kemudian, kita jumawa. Merasa menjadi pasangan yang luar biasa. Sayangnya, tiap kali kita merasa begitu, Tuhan menegur. Dihadirkan lagi masalah yang lebih kompleks, bukan lagi masalah sederhana soal chat yang dibales beda detik saja. Tapi masalah masa depan. Kita sejauh ini, tujuannya apa. Begitu kira-kira.
Segala pendapat saling bertubrukan. Saling menaikkan nada ketika sedang bicara. Tapi, kita sudah bisa ‘kan mengatasinya? Kita sama-sama menenangkan diri. Semua selesai. Entah karena sepakat mengambil jalur yang sama atau sepakat berbeda asalkan tidak menyakiti, tak mengapa.
Jadi, atas semua yang sudah kita lalui masih maukah kamu bersama denganku di tahun ketiga, keempat, dan seterusnya? Maukah kamu membersamaiku belajar soal kehidupan? Kita bisa jadi tim yang luar biasa kalau bersama. Aku bisa pastikan itu. Iya ‘kan, Sayang?
Oh, iya. Satu lagi. Aku memilihmu, jadi mau tidak mau, suka tidak suka, kamu harus memilih aku juga ya, Sayang.
Kita ini sudah sepakat dan sepaket.
-xoxo-
115 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Pekerjaan Mencintai
Tak perlu berlebihan dalam mencari perhatian. Orang-orang yang suka padamu akan memerhatikanmu meski kamu hanya diam membatu. Satu gerakan darimu akan membuat mereka waspada, lirik matamu bikin mereka semakin jatuh cinta.
Tak perlu berteriak kencang-kencang. Orang-orang yang menyayangimu akan mendengar suaramu meski kamu sekadar berbisik. Telinga mereka selalu terbuka untuk kata-katamu yang jujur dan tulus.
Dan tak perlu menggenggam terlalu erat. Orang-orang yang mencintaimu tak ‘kan melangkah pergi meski kamu membebaskan mereka. Tak kan terbang meninggalkanmu meski kamu memberi mereka sayap. Jika kamu cukup berarti, kamu adalah napas bagi kehidupan mereka.
Tetapi, itu semua hanya akan terjadi jika kamu telah melakukan pekerjaan mencintai dengan sebaik-baiknya. Dan inti dari pekerjaan mencintai, sampai kapan pun, adalah memberi. 
Apa saja yang diberikan? 
Apa-apa yang menumbuhkan, apa-apa yang membahagiakan: perhatian, harapan, kesempatan, pelukan, telinga untuk mendengarkan, pengalaman tak terlupakan, jaminan rasa aman….
Dari antologi prosa terbaru berjudul yang terjadi terjadilah. PO 1 April 2020. Edisi spesial ttd + sticker pack, klik: daftar waitinglist.
Tumblr media
623 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Sekali lagi jatuh dan runtuh kepadamu...
lima belas maret dua ribu dua puluh, tepat 29 hari tidak bertemu, tapi 13.00 hari itu pesanmu tiba-tiba muncul, mengetuk tembok yang sudah hampir tinggi ku bangun.
Pesanmu sangat singkat, bertanya aku sedang dimana dan sedang apa kemudian tanpa basa-basi mengajak nonton. Jawabanku juga ku singkatkan "ya boleh" dan tak kalah singkat kamu menjawab "ok", sedingin itu kita sekarang..
19.20 kamu menjemputku, tidak banyak percakapan kita dimobil, setelah kamu bilang "aku lapar, pengen makan sambel, kita makan dulu" aku hanya mengangguk dan kita berdua sibuk bernyanyi2 kecil mengikuti lagu yang terputar di mobil, saat makan pun pembicaraan kita sebatas masalah umum yang lagi trending dan kebiasaan serta kesibukan kamu dan aku akhir2 ini
Jauh di lubuk hati aku ingin sekali bertanya : " masih ingatkah kamu dengan aku, seperti apa setelah sekian lama kita tidak bertemu, kenapa baru hari ini? Dan sederetan pertanyaan lain yang menyesakkan pikiranku"
Yang aku tangkap dari banyak pembicaraanmu hanya " kamu sibuk sekali dan stress dengan banyak pekerjaan kantor" maka pertanyaanku yang begitu banyak itu terkunci di bibirku saja.
Waktu sampai di bioskop didepan kasir suasana jadi berubah, kamu berani menggodaku didepan mbak-mbak kasir itu, yang hanya bisa kubalas dengan senyum dan tepukan kecil ke bahumu tapi diluar dugaanku kamu malah memeluk bahuku, ada hangat mengalir dan semu merah menjalari, aku merasa bahwa kamu menunjukkan "it's mine" sesuatu yang begitu susah kamu lakukan..
Masuk didalam bioskop, walaupun masih iklan tangan kirimu sudah menggegam tanganku, tangan kananmh sudah mengelus pipiku dan mengisyaratkan agar kepalaku bersandar dibahumu "YA ALLAH apa lagi ini" aku sudah tak bisa berpikir apa-apa lagi, logika yang aku bangun tentangmu, tembok yang aku ciptakan dan perasaanku kacau seketika, 10 menit film dimulai kamu sudah mengecup keningku, nyaman sekali saat itu, dan setelah itu entah sudah berapa kali kamu mencium keningku mengelus pipiku, dan satu hal yang mengejutkanku ketika tangan kananku kamu genggam tangan kiriku kamu ambil dan kamu cium, this first time kamu melakukan itu.
Soal film nya jangan ditanya aku sudah tidak paham lagi jalan ceritanya, aku sudah terlalu bingung dan kacau menerima perlakuanmu kali ini, seakan sudah kau perhitungkan posisimu membuatku berani untuk mencium pipimu ☺️ , dua kali aku ingat dan selalu kau balas dengan mencium keningku setelah itu, dan senyum kecil dibibirmu.. kamu juga memindahkan kepalaku dari bahu ke dadamu, memposisikan dirimu sebegitu rupa supaya aku nyaman, pada akhirnya untuk pertama kali kamu mengijinkan aku mengelus pipimu membiarkan aku menikmati kamu ^^
Sampai film selesai dan jalan pulang menuju mobil, kamu memelukku dipinggang, tersenyum dan tertawa kecil, menggodaku sepanjang jalan, dimobil pun kamu masih memegangi tanganku ketika satu tanganmu sedang bebas dari kemudi, sesekali mengelus pipiku berkali-kali, nada dan suaramu melembut seketika, aku menunjukkan lagu korea kesukaanku dan kamu pun suka ..
Setelah hampir sampai dirumah ada perasaan sedih harus berpisah, kecewa menjalari otak hingga kaki ku, tidak bisakah ini lebih lama lagi? Empat setengah jam yang begitu penuh bunga-bunga 🌸, otakku yang penuh pertanyaan dan prasangka berganti penuh bunga dan kupu-kupu, setengah jam kemudian kamu mengabari sudah sampai rumah dan menyurruhku untuk tidur, ku hanya bisa mengiyakan.
Setelah itu tapii aku jadi nggak bisa tidur, terpikir dan terngiang lagi pertanyaan itu :
"Sebenarnya kita ini sedang apa, kita ini apa, apakah kita ada di pikiran, keinginan dan harapanmu????"
Sesak itu kembali ada, bunga dan kupu-kupu tadi perlahan mulai menghilang, hangat yang tadi kamu beri tidak lagi terasa, rintik-rintik hujan kembali memenuhi hatiku..
Sampai kapan seperti ini, berulang-ulang selalu seperti ini, dan hari ini seminggu setalah hari memanjakanku itu kamu sudah kembali lagi "mengabaikanku" ...
Bukakan aku jalannya Tuhan, help me pliss 🥺🥺
- aku berada diantara menyerah dan masih dalam orbitmu "A" -
1 note · View note
akutia · 4 years
Text
Terlalu Rumah
Aku tahu aku benar-benar menyukai seseorang, ketika berpisah darinya, rasanya rindu sekali.
Sama seperti pergi jauh dari rumah, bahagia untuk sebuah perjalanan, tapi tetap sangat rindu dengan rumah.
Lalu ada kamu, sang rumah, aku selalu ingin menghadiahkanmu pulang.
Tapi sayang, kamu juga terlalu rumah. Siapapun yang pernah menghuni hatimu, boleh pulang padamu.
:)
261 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Jadi, akan ada fase dimana jembatan komunikasi yang tersisa antara kita hanyalah sebatas lihat-lihatan IG story atau baca tweet-tweet yang melintas.
Dan betapa inginku menyapamu lewat gaduhnya media sosialmu.
Tapi, kamu tak terlihat ingin disapa olehku, tak terlihat ingin dicari olehku. Jadi, aku diam saja.
140 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Seperti ini aku sekarang
(Maaf sebelumnya, ini lirik lagunya Tulus yang aku banget saat ini - beberapa keadaan agak dikit beda jadi aku nulisnya aku tambahin 🙏)
Tak mungkin secepat itu kau lupa airmata sedihmu kala itu,
Mengungkapkan semua kekurangan(nya) pun teman2mu
Semua dariku yang tak mereka punya..
Daya pikat yang memang kau punya sungguh ingin aku lindungi juga aku miliki,
Dan setelah luka-lukamu reda, kau lupa aku juga punya rasa
Lalu kau pergi kembali dengannya, dengan mereka aku pernah membersamaimu, apa kau malu?
Kadang dering masih ada namamu, beberapa pesan singkat untukku
Entah apa maksudmu yang ku tahu sayangimu aku telah keliru...
Ayo tulis diingatanmu, kelak jelaskan bila kau punya waktu dan ada mau!
Dibawah basah langit abu-abu kau dimana?
Dilengangnya malam menuju minggu, kau dimana?
Bertemukah dengan sang puas?
Benar senangkah rasa hatimu??
Tanpaku???
Setelah sekian lama menunda, aku memilih untuk jadi pengecut, melindungi hatiku sendiri dari sakit yang mungkin akan kau beri,
Memasrahkanmu pada-Nya di sepertiga malam waktu itu, bersembunyi dibalik kata "Yasudah!"
Aku marah, kesal, kecewa, pasrah juga menyerah sekarang, apapun itu akankah kita berakhir teman saja, menjadi asing begitu saja atau apapun itu, aku sudah pasrah.
- Tentang "A" -
Surabaya, 030320
0 notes
akutia · 4 years
Text
Ya mungkin dari dulu bukan "tertarik" tapi dia lagi butuh saja, dan setelah gak butuh lagi ya hilang...
Ini sangat menyedihkan, saat kamu mendapati dan merasakan bahwa seseorang perlahan-lahan hilang ketertarikan pada dirimu. Dan kau tak bisa apa-apa.
Yang kau lakukan hanyalah menelan bulat semua fakta, menerima keadaan bahwa mereka kian bias dalam pandangan mata.
— Arief Aumar Purwanto
166 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
The Self: Appropriation
Setiap kepala memiliki pengalaman yang berbeda. Kita tidak bisa menyalahkan cara pandang orang lain terhadap sesuatu. Karena setiap kita memiliki benar salahnya masing-masing. Semua tak sama, tapi banyak dari kita yang mungkin senada;
Kadang kita sama-sama ingin pengakuan, ingin kasih sayang yang tulus, ingin ruang yang aman, ingin sepi, ingin kesempatan, ingin sandaran, ingin diperhatikan, ingin diprioritaskan, ingin dipuji, ingin dimengerti, ingin didengar, ingin banyak hal, atau hanya sesederhana pelukan.
Hh…
Namun untuk mendapatkannya, kadang kita hanya perlu berhenti berharap dan mulai melakukan yang kita inginkan -pada orang lain. Memberi pujian, memberi pengertian, memberi dengar, memberi pelukan, memberi apa yang masih bisa kita lakukan.
Karena dengan memberi, kita akan semakin tajam memahami arti penerimaan.
-
Living with understanding.
Living with acceptances.
-
🍍Aisyahf | 30 April 2019
55 notes · View notes
akutia · 4 years
Text
Gitu
Sebenarnya dibanding senengnya banyak kecewanya,
Kecewa sama ekspetasi diri sendiri, karena terlalu begitulah...
08.02.20
0 notes