ahrufimutlaqa

[ahrufimutlaqa]

Sanad Riwayat Hafs dari Thariq al-Misbah pada bacaan Qashr Munfashil

Imam Ibn al-Jazari mengumpulkan 52 jalur riwayat Hafs ‘an ‘Ashim di dalam kitab an-Nasyr karangan beliau. Dari 52 jalur tersebut, hanya 8 thuruq saja yang membaca qashr (2 harakat) pada mad Jaiz Munfashil.

Dari 8 thuruq tersebut, hanya 1 thariq saja yang membaca 4 harakat pada mad Wajib Muttasil, yaitu dari thariq al-Misbah yang diambil dari kitab المصباح الزاهر في القراءات العشر البواهر karangan al-Imam Abi al-Karam al-Syahrazuri.

Ibn al-Jazari bertalaqqi riwayat ini bersama dengan Qira'at ‘Asyarah dengan guru beliau bernama ‘Abd Rahman al-Baghdadi dan Muhammad ibn as-Saigh. Kedua guru tersebut bertalaqqi kepada Taqiyuddin as-Saigh dari ‘Ali bin Syuja’ dari al-Gharnawi dari al-Syahrazuri (pengarang kitab al-Misbah).

Al-Syahrazuri dari Ahmad ibn 'Abd al-Qadir dari al-Hammami dari al-Waliy dari al-Feil dari ‘Amru ibn Shabbah dari gurunya Hafsh bin Sulaiman.

***

Perbedaan thariq al-Mishbah dan Thariq al-Syathibiyyah pada bacaan qashr munfashil (2 harakat) dalam riwayat Hafsh

1. Mad Jaiz Munfashil dibaca 2 Harakat

2. Mad Wajib Muttashil dibaca 4 Harakat

3. Kalimat وَیَبۡصُۜطُ dibaca dengan ص (QS. al-Baqarah : 245)

4. Kalimat بَصۜۡطَةࣰۖ dibaca dengan ص (QS. al-A’raf : 69)

5. Kalimat ٱلۡمُصَۣیۡطِرُونَ dibaca dengan س (QS. al-Thur : 37)

6. Kalimat تَأۡمَ۬نَّا dibaca isymam (QS. Yusuf : 11)

7. Kalimat ءَاۤلذَّكَرَیۡنِ (QS. al-An’am : 143, 144) , Kalimah ءَاۤلۡـَٔـٰنَ (QS. Yunus : 51, 91) dan Kalimah ءَاۤللَّهُ (QS. Yunus : 59, an-Naml : 59) dibaca ibdal dengan isyba' (6 harakat)

8. Kalimat فِرۡقࣲ dibaca tafkhim ر (QS. al-Syu’ara’ : 63)

9. Kalimat ءَاتَنِۦَ (QS. an-Naml : 36) ketika diwaqafkan, maka dibaca hadzf ي (aataan)

10. Kalimat ضَعۡفࣲ ضَعۡفࣰا dibaca fathah ض (QS. ar-Rum : 54)

11. Kalimat سَلَـٰسِلَا۟ ketika waqf, maka hadzf Alif akhir kalimat (QS. al-Insan : 4)

12. Kalimat كۤهیعۤصۤ (QS. Maryam : 1) dan Kalimat عۤسۤقۤ (QS. al-Syura : 2) huruf ع dibaca dengan tawassuth (4 harakat)

13. Melafazkan takbir dari akhir surah ad-Dhuha hingga akhir surah an-Naas (2 wajh, boleh membaca takbir atau tidak).

Referensi

1. Kitab المنار في رواية حفص من طرق طيبة النشر, Umar Yusuf Hammad

2. Kitab صريح النص في الكلمات المختلف فيها عن حفص, Ali ad-Dhabba’

3. Kitab فريدة الدهر في جمع وتأصيل وتحرير القراءات العشر عن طريق طيبة النشر, Muhammad Ibrahim Salim

4. Kitab أحسن البيان شرح طرق الطيبة لرواية حفص بن سليمان, Taufiq Dhamrah

5. Kitab إسفار الصباح في قصر حفص من طريق المصباح, Ali Sa’din al-Ghamidi

6. Kitab هداية القاري إلى تجويد كلام الباري, Abdul Fattah al-Marshafi

7. Kitab المفصل في علوم التجويد, Yahya al-Ghawthani

8. Kitab السلاسل الذهبية بالأسانيد النشرية من شيوخي إلى

‎الحضرة النبوية, Ayman Rusydi Suwaid

[ahrufimutlaqa]

وَقَالَا الْحَمْدُ لله الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ (النمل : ١٥)

وَقَالَ الله لَا تَتَّخِذُوا إِلَٰهَيْنِ اثْنَيْنِ (النحل : ٥١)

Lafazh قَالَا apabila diwashalkan (disambungkan) dengan kalimat setelahnya yang diawali Hamzah washal, maka Alif setelah Lam pada lafazh tersebut lazim dihadzf (dihapus) sehingga tidak terjadi hukum mad di akhir lafazh.

Lalu bagaimana membedakan lafazh َقَال dan قَالَا ketika bacaan diwashalkan dengan kalimat setelahnya?

Jawabannya : بالصوت

Dibedakan dengan suara.

Ketika melafazkan kalimat قالا, suara ditinggikan pada huruf Lam dengan berhati-hati tanpa memanjangkan huruf Lam tersebut.

Dan saat melafazkan kalimat قال, suara ditinggikan pada huruf Qaf dengan itsbat Alif standar mad asli.

Tanbih : Alif yang dihapus bukan dari segi rasm (penulisan), tapi lafal.

[ahrufimutlaqa]

Besarnya makna hadits خيركم من تعلم القرآن وعلمه di sisi seorang tabi'in, Imam Abu 'Abd ar-Rahman as-Sulamy. Karena hadits tersebut, beliau menjadi muqri' membaca dan mengajarkan Al-Qur'an di masjid Kufah selama 40 tahun. Bertalaqqi kepada 5 orang sahabat -رضي الله عنهم- di antaranya Sayyidina 'Utsman bin 'Affan yang bertanggungjawab mengantar beliau dan mushaf 'utsmani ke wilayah Kufah. Beliaulah guru dari imam besar kita, al-Imam 'Ashim Abi an-Nujud al-Kufiy, juga guru dari kedua cucu baginda Nabi ﷺ‎, Sayyidina Hasan dan Husein -رضي الله عنهما-

Sungguh, al-faqirah bersyukur ke hadhirat Allah yang menganugerahkan ni'mat nama al-faqirah tercatat dalam ijazah sanad Al-Qur'an yang pada rantai jalur sanadnya terdapat nama beliau, Imam Abu 'Abd ar-Rahman as-Sulamy. Semoga kita semua dapat meneladani beliau, membaca Al-Qur'an selayaknya.

[ahrufimutlaqa]

Klasifikasi Qira'at 'Asyarah Shugra dan Kubra

'Asyarah Shugra kaidah-kaidahnya diakumulasikan dalam 2 matan :

1. Matan Hirzu al-Amaniy wa Wajhu at-Tahaniy atau lebih dikenal dengan nama matan Syathibi (berisi qira'at sab'ah).

2. Matan Dhurrah Mudhiyyah (berisi qira'at tsalatsah).

Imam Syathibi menazhamkan matan Syathibi berdasarkan kitab التيسير karangan Imam Abu 'Amr ad-Dani. Sekian ratus tahun kemudian, lahir Imam Ibnu al-Jazari menazhamkan matan Dhurrah Mudhiyyah mutammimah li Syathibiyah sebagai pelengkap Qira'at 7 yang ada dalam matan Syathibiyah. Dari kedua matan tersebut, terhimpunlah Qira'at 'Asyarah Shugra.

Dalam masa yang sama, Imam Jazari menazhamkan pula matan Thayyibah an-Nasyr yang berisi 10 Qira'at sekaligus dalam satu matan.

Perbedaan antar keduanya ialah :

1. 'Asyarah Shugra (Syathibi+Durrah) hanya ada satu thariq (jalur) di setiap riwayat. Imam Syathibi dan Imam Ibnu Jazari hanya memilih satu thariq untuk setiap rawi. Misal : Imam Nafi' mempunyai 2 perawi yaitu Qolun dan Warsy. Riwayat Qolun dalam Syathibi melalui thariq Abu Nasyith dan riwayat Warsy melalui thariq al-Azraq. Thuruq yang lain tidak dimasukkan. Jumlah seluruhnya ada 20 thariq.

Khusus untuk bacaan kita yang masyhur, yakni riwayat Hafsh dalam Syathibi adalah melalui thariq 'Ubaid Ibnu as-Sabbah.

2. 'Asyarah Kubra (matan Thayyibah an-Nasyr) bagi setiap rawi ada banyak thuruq (jalur). Maksudnya ialah setiap rawi memiliki 2 thariq dan setiap thariq dari 2 thariq tersebut, memiliki 2 thariq lagi. Sehingga jumlahnya mencapai 80 thariq.

Misal :

Imam Nafi' memiliki 2 rawi, yaitu :

1. Qolun, ada 2 thariq

- Abu Nasyith, thariqnya dari Ibnu Bawayan dan al-Qazzaz.

- Al-Hulwani, thariqnya dari Ibnu Abi Mahran dan Ja'far bin Mahmud.

2. Warsy, ada 2 thariq

- Al-Azraq, thariqnya dari An-Nahhas dan Ibnu Saif.

- Al-Ashbahaniy, thariqnya dari Ibnu Ja'far dan Al-Muthawwa'i.

Imam Ibnu Jazari satu-satunya ahli Qira'at yang berhasil mengumpulkan seluruh thariq yang shahih dalam Qira'at mutawatirah. Beliau mengatakan bahwa jumlah thariq yang shahih dalam Qira'at mutawatirah yang dikumpulkan olehnya hampir mencapai 1000. Dikatakan pula 980 thariq. Akan tetapi yang dipilih dalam 'Asyarah Kubra hanya 80.

[ahrufimutlaqa]

Umur kehidupan akan terus meningkat memamah usia menuju Sang Pencipta. Manakala umur akal hanya akan meningkat matang bergantung pada sejauh mana akal tersebut diasah oleh tuannya. Dan akal itu diasah dengan ilmu pengetahuan.

Imam Zaruq dalam Syarah Qawaid I'tiqad menuturkan :

"Perangkat untuk mendapatkan ilmu itu ada empat. Yakni akal yang berfungsi baik, guru pengantar kefutuhan, kitab yang muktamad, dan kontinuitas berbalut kesungguhan"

Kemudian beliau melanjutkan, "tanpa satupun dari empat hal itu, engkau sulit mendapatkan ilmu. Engkau cari ilmu hanya bermodalkan akal dan kesungguhan, maka yang didapat sebenarnya hanya kebingungan dan kesesatan pemahaman. Jika kau diajari guru sekalipun dengan kitab muktamad tapi tanpa kesungguhan darimu, maka yang kau miliki adalah kejumudan dan taklid. Tapi jika kau cari dengan keempat perangkat itu, maka yang engkau dapatkan adalah ilmu yang kokoh dan kebenaran".

[ahrufimutlaqa]

Dengan nama Allah, dzat yang maha tinggi, saya mengawali jejak di sini. Limpahan pujian tiada henti untuk makhluk paling agung mengiringi tulisan-tulisan di dalamnya. Adapun niat pada setiap tutur kalimat, tidak perlu dibentangkan zahirnya. Kafa billahi 'aliimaa.

Salam perkenalan, Amirah Muhammad.

Seorang pelajar yang menelaah khazanah Islam klasik di negeri para nabi. Kiranya kelak bisa bernafas penuh dengan nafas ilmu.