Tumgik
#pertanyaan truth untuk pacar
skyrettes · 3 years
Text
last but not least
Tumblr media
Martin
The moment I was regretted what I'm saying adalah ketika gue mengiyakan ajakan double date ini. Katakanlah gue adalah orang yang bodoh, iya memang betul. I was not ready to heard anything, I was not ready to know the truth from her mouth. Everything is completely so sudden, and hurts at the same time.
Gue menatap sosoknya yang berdiri sekitar lima langkah dari hadapan gue dengan tatapan yang gue sendiri pun tidak tahu artinya apa. Terlalu banyak pertanyaan yang muncul dalam kepala gue, terlalu banyak hal yang ingin gue utarakan sebagai ungkapan rasa marah ataupun kesal karena semua hal yang sudah dia perbuat ke gue. Tapi bukan hal ada dipikiran gue yang gue utarakan, melainkan hal lain.
"I'll drive you home."
Claire Sevyra. Dulu gue mengenalkan sebagai gadis yang penuh perhatian dan juga sangat manis. Claire mungkin satu-satunya orang yang tahan bersanding dengan gue begitu lama, meskipun dia tahu gue bukanlah seorang pacar yang bisa memberikan kata-kata manis seperti orang pada umumnya. Gue pikir sifat gue yang cenderung cuek ini dulu akan bikin dia ngerasa jenuh dan ujungnya hubungan ini berakhir tak lama setelah jadian, tapi ternyata dibalik dirinya yang masih mau bertahan di samping gue, ada satu hal yang perlu ia selesaikan agar semua tujuannya itu tercapai.
Menjadi sasaran empuk dari sebuah balas dendam yang menurut gue gila seperti ini, membuat otak gue bekerja begitu keras untuk memahami posisi Claire saat ini. She's in the pain. Dia cuma ingin merenggut kembali kebahagiaan yang sudah orang lain ambil dari hidupnya. Namun sayangnya hal itu termasuk harus menyakiti perasaan gue.
Tidak ada percakapan apapun yang terjadi diantara kita hingga mobil gue berhenti didepan gerbang rumahnya yang dari dulu selalu sepi. Claire turun dari mobil gue tanpa mengatakan apapun begitupun juga gue.
"Claire..."
Langkahnya itupun terhenti. Ia tidak mengubah posisinya dan tetap berdiri memunggungi gue yang saat ini berada didekat pintu kemudian dengan pintu mobil gue yang masih terbuka.
"I'm sorry about what happened to you, and your family." ujar gue pada akhirnya.
"2 years is such a long journey. Meskipun aku kecewa sama kamu, not gonna lie you always made my days."
"See you, Claire. I'm sorry and thank you for everything."
Tidak ada satupun pertanyaan dalam pikiran gue yang gue lontarkan, karena menurut gue pertanyaan itupun tidak akan ada gunanya. Claire memilih jalan untuk mengakhiri hubungan kita dengan terus diam, dan gue mengakhiri semua ini dengan ucapan terima kasih atas segala memori yang kita buat selama dua tahun terakhir.
Mobil gue melaju meninggalkan gerbang rumahnya bersamaan dengan sisa-sisa kenangan yang gue tinggalkan juga di sana.
Mixed feeling. Gue tidak tahu pasti perasaan mana yang mendominasi hati gue karena rasanya dada gue begitu sesak sehingga gue harus beberapa kali menghela nafas panjang untuk menetralisir rasa nyeri itu.
Ketika gue merasa bahwa gue adalah orang paling tersakiti, pikiran gue malah tertuju pada Maren. Untuk saat ini rasanya gue tidak pantas menyebutkan namanya itu setelah apa yang sudah gue perbuat ke dia. Gue tidak pernah sadar bahwa gue bisa sebuta itu karena Claire hingga tidak mempercayainya Kakak gue sendiri. Gue tidak pernah sadar bahwa gue terlalu bodoh dan terlalu menaruh kepercayaan tinggi kepada orang lain. Dan gue tidak pernah sadar bahwa Maren mengatakan segalanya dengan jujur.
Satu jam berlalu yang gue lakukan hanyalah menyusuri jalanan Jakarta yang semakin malam semakin lenggang. Perasaan ingin segera pulang ke rumah tiba-tiba menghilang karena gue tidak sanggup bertatap muka dengan Maren.
Gue menghentikan mobil gue di pinggir jalan, lalu menyandarkan punggung gue pada kursi kemudi sambil menghela nafas panjang.
Dering notifikasi dari beberapa orang membuat gue semakin menghela nafas panjang.
God, why this is so hurts...
"Shit."
10 notes · View notes
thisishelsi · 2 years
Text
Lagunya sungguh terlalu~
Hey hey hooooooo!
Helsi is here :)
Listening to kodaline-love will set you free..
Dalam semua perkalutan pikiran tentang masa depan!
kenapa sih?
pengen cerita dikit..
malam tanggal 1 januari kemarin, ada kegiatan gitu sama anak-anak komplek..
trus kita main uno sampe jam 4 pagi! bayangin!
nah, aku tu kalah 1 kali..
setiap yang kalah harus jawab pertanyaan dari truth..
jeng..jeng..
tetangga aku nanyain “kak ica kapan pertama kali pacaran?”
welll..
dalam hati aku “kenapa sih harus banyak pacaran? atau harus cepet punya pacar? kenapa?”
Hidup aku tu ga menarik wkwkwkwk
waktu aku jawab “sebelum wisuda”
mereka kayak “waduh ga menarik” wkwkwkw
nah tetangga aku satu lagi yang umurnya beda 2 tahun dari aku pada dikepoin sama mereka..
“kakak kapan pertama kali pacaran?”
kakak itu jawab “waktu SMP”
trus mereka makin kepo gitu, “sama siapa kak?”
trus kakak itu bilang “kalian palingan ga tau orangnya..”
trus mereka balik nanya lagi dan makin kepo “ayo lah kak kasih tau, inisialnya aja..”
trus kakak itu jawab “inisialnya D”
akhirnya mereka makin kepo pengen gali lebih dalam soal kehidupan percintaan kakak itu..
well..
yang aku pengen bilang disini..
emang sih masa SMP sama SMA itu masa-masa mencari jati diri, ya tapi bukan dengan harus dicintai oleh orang lain..
toh pasti kita semua dicintai oleh keluarga kita sendiri kan?
ada pertanyaa lagi..
kenapa harus bangga sih banyak pacaran? kenapa sih harus bangga punya banyak mantan?
you have to think deeply!
pacaran itu bukan untuk dibanggain segitunya! karna bisa aja akan berakhir!
akan lebih kalo kita semua bangga punya diri sendiri dan keluarga kita..
ngapain harus bangga dengan udah banyak “dideketin cowok” 
as a woman, you have to love yourself, you have to be independent!
you have goals in life, right?
kenapa harus galau sih soal masa depan?
soal laki-laki?
soal pasangan?
ini jadi pertanyaan yang banyak berputar-putar di kepala aku..
sampe aku gali juga masa lalu ibuku, sebelum ibu menikah..
lanjut ya nanti certanya hehehe 
0 notes
dearjeka · 7 years
Text
Cinta Karena Terbiasa
.
Tumblr media
Ga terasa udah lewat 3 bulan sejak 4 gigi bungsu saya di cabut. Saya teringat setelah 2 gigi terakhir dicabut, keluar dari ruangan dokter saya kelaparan banget tapi saat itu belom boleh makan dulu selama 1 jam. Akhirnya saya beli susu kotak coklat dingin yang ukuran gede buat ngeganjel rasa lapar. Waktu lagi minum susu itu, tiba-tiba saya flashback ke belasan tahun yang lalu, saat saya masih benci banget minum susu (apalagi susu putih) karena menurut saya rasanya amis.
Sedangkan menurut Mama saya, susu itu penting. Titik. Jadilah setiap pagi sebelum berangkat sekolah, saya dan adek, khususnya saya, wajib ngabisin segelas susu hangat yang udah mejeng cantik di atas meja. It was a struggle for me even just to finish a glass of milk in the morning. Kinda troublesome thing, karena saya harus meneguk susunya dalam satu napas panjang sambil pencetin hidung biar aromanya ga kecium, lalu ditutup dengan segelas tinggi air putih yang fungsinya menetralisir sisa-sisa susu biar ga berasa di mulut. A tiring yet funny moment, really 😂
Masih ingat juga, dulu saya sering disuapin Papa dengan sesendok nasi yang di dalamnya udah diselundupkan suwiran ikan goreng (tanpa sepengetahuan saya pastinya), karena saya ga suka makan ikan. Sedangkan menurut beliau ikan itu sehat dan bergizi. Dan si ikan goreng malang itu selalu saya lepehin tiap ke-gap, tapi lepehinnya diam-diam biar ga ketauan hahaha maafin anakmu, Pa 🙏
Begitulah seterusnya perang dingin antara saya dan segelas susu di pagi hari dan sesuwir ikan goreng selama belasan tahun sampai akhirnya saya keluar dan tinggal jauh dari rumah…
Bukan sulap bukan sirih, eh sihir, waktu di TN saya mulai menyadari kalo saya paling seneng makan di hari yang ada menu ikannya (pengecualian untuk LELE) dan sampai sekarang, makanan favorit saya adalah semua makanan yang ada olahan ikannya (sushi is the most favorite!). Lalu saya juga mulai sering ngabisin susu kotak yang biasanya saya dapat dari abang/kk/adek/temen seminggu menjelang minggu ujian (jadi kangen tradisi unik ini, pengen dikasih susu kotak sama pisang RKB lagi hehe).
Ternyata, makanan dan minuman yang dulu ga saya suka, sekarang jadi makanan dan minuman favorit saya. Sebenernya bukan cuma susu dan ikan sih. Banyak makanan yang dulu saya ga suka, kayak alpukat, pisang, ubi, kacang panjang, dan banyak lagi (trus dulu yang gue suka apaan yaaa 😂), tapi sekarang jadi suka hanya karena sering dibiasain. Yahh, bukan sesuatu yang hebat to be proud of sih hahaha. Tapi melalui pengalaman ini saya jadi percaya bahwa cinta bener-bener bisa tumbuh karena terbiasa! Atau bahasa Jawanya: Witing tresno jalaran soko kulino.
Kisah cinta antara saya dengan susu dan ikan itu pun mengingatkan saya tentang hubungan kita dengan Tuhan.
Seorang temen pernah bilang gini ke saya, “Kalo lagi males gue ga akan maksain ke gereja, daripada nambah dosa karena tubuh gue di gereja tapi hati di tempat lain, mending ga usah sekalian.” Saya yang kala itu anak polos kelas 1 SMA hanya bisa ngangguk-ngangguk sambil ngomong dalam hati “Wachhh, ner ugaaa…” (bahasa alay guys, fyi) yang artinya Wah, Bener Juga!
Itu percakapan bertahun-tahun lalu yang baru akhir-akhir ini keinget lagi dan saya coba renungi sambil melihat ke diri sendiri. Sudah terlihat jelas sih dari respon saya waktu itu. WAH BENER JUGA mengindikasikan bahwa pada akhirnya saya juga punya pikiran yang sama dengan teman saya itu. Hmmm, ketularan dia nehhh… Lahh, nyalahin orang! 😝
Beberapa Q&A singkat ke diri sendiri, seperti: Kenapa malas baca Alkitab? “Lagi banyak pikiran. Daripada nambah dosa karena mata ke Alkitab tapi pikiran kemana-mana, mending ga usah baca sekalian deh.” Kenapa ga berdoa? “Lagi capek banget. Daripada nambah dosa karena ketiduran, mending ga usah sekalian.” Kenapa ga mau pelayanan? “Masih sering buat dosa, belum pantas pelayanan…” Membuat saya semakin yakin bahwa saya bener-bener udah ketularan temen saya (masih nyalahin orang 😂)
Kalau ada yang pernah punya pemahaman kayak saya di atas, YEAHH BERARTI KITA FREN BRUHHH!!! (kalo yang ini bahasa kids jaman now)
Padahal kadang kita ga pernah terlalu capek, terlalu sibuk, terlalu takut nambah dosa (dan alasan apapun itu) untuk datang kepada Tuhan. Sebenernya semua alasan itu hanya menjadi tempat persembunyian kita dari alasan yang sesungguhnya, yang terlalu takut untuk kita akui, yaitu karena kita ga suka Tuhan. Sounds extremely sinful to admit, but that’s the truth, though. Makanya kita lebih sering pakai alasan capek-sibuk-ga ada waktu-takut nambah dosa-dll yang kedengerannya masih agak sedikit lebih suci daripada ga suka Tuhan. Bahasa halus dari “ga suka Tuhan” mungkin “belum jatuh cinta sama Tuhan” ya, hehehe
Kalo masih ragu, “Ah, ga mungkin gue ga suka Tuhan…”, mungkin kita bisa tanya lagi ke diri sendiri dengan dua pertanyaan ini: Seberapa sering kita datang pada Tuhan karena kita benar-benar rindu? Seberapa sering kita menjauhi dosa karena kita tau Tuhan membenci dosa?
Mungkin ga sih, (mungkin), selama ini ternyata kita datang hanya karena ingin diberkati, disembuhkan, dibebaskan dari masalah atau datang dengan ratusan lembar list permintaan? Mungkin ga sih, (mungkin), selama ini ternyata upaya kita menjauhi dosa hanya karena takut dihukum? Kalau iya (kalau ya), sekali lagi, mungkin kita benar-benar belum jatuh cinta sama Tuhan.
Lalu gimana caranya untuk jatuh cinta sama Tuhan? Bukan perkara mudah, alias susah. Tapi susah bukan berarti ga bisa kan?
Seperti kisah cinta saya dengan susu dan ikan di awal tulisan ini, cinta bisa tumbuh karena terbiasa. Awalnya memang berat untuk membiasakan diri dengan hal yang ga kita suka. Tapi kalo kita mulai terbiasa, kemungkinan besar di satu titik nanti kita akan mulai menyukai hal tersebut.
Jika kita mau membiasakan diri, setidaknya mencoba(re: meresponi kerinduan-Nya) untuk bersekutu, berdoa, baca Firman, pelayanan, dkk, maka perlahan-lahan kita akan mengenal-Nya. Sedangkan, terus membuat alibi untuk menghindari Dia membuat kita ga akan pernah mengenal Sosok-Nya yang hebat dan kemungkinan kecil untuk bisa jatuh cinta pada-Nya. Jadi, suka atau ga suka, kita seharusnya terus belajar membiasakan diri dengan hal-hal tersebut, karena itu bukan hanya sebuah perintah untuk kita, tapi juga sebuah jalan untuk bisa mengenal Dia lebih dekat.
Pada akhirnya suatu saat nanti, sesuai dengan waktu dan atas pertolongan Tuhan sendiri tentunya, kita akan mulai menyadari bahwa kita mulai jatuh cinta. Jatuh cinta pada pribadi-Nya ❤ 
Kalau udah jatuh cinta, kita akan terus bersemangat saat datang kepada-Nya dan ga akan lagi datang hanya karena Dia dapat memberkati, menyembuhkan, atau mengatasi masalah kita. Kita akan belajar menjauhi dosa bukan lagi karena takut dihukum, tapi karena tau Sosok yang kita cintai ini sangat benci dengan dosa. Ingat orang yang kita sayang (orang tua/pacar/sahabat), kita pasti ga akan melakukan/memberikan sesuatu yang mereka benci kan?
Akhir kata, rasanya jatuh cinta sama Tuhan sebuah perkara yang terlalu suci untuk digapai ya, mengingat kita memang hanya manusia biasa. Bahkan secinta-cintanya kita pada-Nya, ga akan pernah bisa melebihi cinta-Nya pada kita. Tapi belajar untuk mencintai Dia bukan sebuah kesalahan juga kan? Selama masih ada waktu, why not? 😉
God bless you!
1 note · View note
kaniarahmah · 7 years
Text
A Love Letter
Atas semua rezeki yang Allah berikan, inilah salah satu yang inginku tuliskan. Bukan membeda-bedakan, tapi aku ingin menuangkan terima kasih ku pada para sahabat yang telah menjalin silaturahmi yang tulus dengan ku melalui sebuah tulisan. Sehabat adalah keluarga ke 2 setelah keluarga biologis ku. Apalagi sekarang aku tak bisa lagi merepotkan Papa yang biasanya sering sekali kumintai antar jemput jika ku pulang terlalu malam, saat sakit pun ia tetap ingin menjamin anak perempuan satu-satunya ini tiba dirumah dengan selamat. see you There Pa. Lalu lagi adik dan kakak yang tinggal tidak satu rumah. Yep, there’s only mom in my house yang tidak seharusnya ku repotkan dan harus ku lindungi.
Oke sekarang aku akan mulai kisah ku dengan salah satu rezeki yang Allah berikan padaku ini. Sahabat yang tulus.
Dear sahabat, yang telah menjalin silaturahmi yang tulus denganku sejak SMP sampai saat ini. Dulu kita menyebut persahabatan kita ini dengan “Winsome” jangan tanyakan arti dan maknanya, itu ke-alay-an kita pada masa tersebut. Dulu sangat hits setiap kumpulan anak membuat geng dan menamainya. Saat itulah kita sedang alay-alaynya, dan sampai sekarang jika kita jadikan hal alay yang pernah kita lakukan itu itu sebagai joke pasti berasa “kok gue bisa kaya gitu ya?”. Kalian selalu punya problem solving atas setiap masalah yang ku hadapi, terima kasih untuk selalu menemani dan memaklumi sifat buruk ku. Perayaan ulang tahun yang tak pernah terlewatkan menjadi momen yang paling ditunggu karena kita bisa bertemu. Dulu saat pertama ulang tahun tanpa kalian, terasa aneh. Sedih. Tapi sekarang harus sudah terbiasa karena kita dituntut untuk lebih dewasa. Sekarang kita sudah besar yaa sudah punya tanggung jawab masing-masing yang tidak bisa ditinggalkan dan dengan jadwal yang tidak selalu sama makin sulit kita bertemu. Namun terima kasih yang se besar-besarnya karena telah mengajari aku yang saat itu baru mengenal persahabatan bagaimana bersahabat, dan bagaimana membuat seblak yang enak! That’s why I loved seblak so much! So much precious things I got from you gals, Love you..
Dear Sahabat yang telah menjalin silaturahmi yang tulus denganku sejak SMA sampai saat ini. Aku yang saat itu masih sangat labil dan childish (mungkin sampai sekarang hehe). Terima kasih telah mengajari ku untuk dewasa dan memulai kehidupan seorang dewasa. Dan itu ga mudah. Masa SMA bersama kalian merupakan upaya membuka pintu untuk memasuki kehidupan yang sebenarnya. Tanpa kalian Perjuangan UN dan SBMPTN untuk masuk universitas favorit tidak akan dihiasi kebahagiaan dan haru. Dengan kalian, aku menata jati diri ku. Dari yang awalnya tomboy menjadi girlies atau feminin. Aku bergabung dengan cewek-cewek girlies yang sangat memperhatikan penampilan. Katalog fashion dan kosmetik berceceran di atas meja, begitu pun dengan kutek dan alat kecantikan lain. Beberapa reseller produk fashion dan kosmetik ada dikelas kami. Buat kalian yang mempertanyakan kenapa Kania sangat feminin dan pink addict, sekarang kalian tahu jawabannya. Perayaan ulang tahun  yang berbeda ku alami dengan kalian, dimana birthday girl kita musuhi seminggu sebelum dia ulang tahun. Pasti terdengar menyeramkan bahkan sampai ada yang nangis but, trust me we love each other!
Dear Sahabat yang telah menjalin silaturahmi yang tulus denganku sejak SMA. Yang selalu aku repotkan, that I think they’re the truth man after my dad and brothers. Yang gak pernah mengeluh saat dimintai tolong dan direpotkan. Saat itu aku mulai merasakan persahabatan yang tulus antara perempuan dan laki-laki dengan mereka, dimana tidak ada modus untuk ingin memiliki seperti yang lain. We help and care each other.
Teger. Begitulah panggilan mama nya. laki-laki lucu dan imut yang memanfaatkan kelebihannya itu untuk mendekati cewek-cewek cantik dan menebar panggilan “beib” ke mereka, sekarang menjadi laki-laki dewasa dan ganteng dihiasi jerawat di pipinya hingga membuat teman-teman SMA kita pangling dibuatnya “Wah cacay bongsor” atau “Wah cacay sudah besar”. Yang selalu mengingatkan “kamu cewek K, kalo di KAP bakal sibuk banget”, yang selalu ingin memperlihatkan ku bagaimana bus besar menaikkan penumpangnya ditengah kemacetan jalan raya Rancaekek karena karyawan pabrik yang sedang bubaran. Sorry ya aku yang manja ini selalu merepotkan, selalu nebeng dan minta makan eskrim hehe. Sukses ya deketin adik nya Aas, sukses jadi akuntan, see you on top when you bring your girl!
One more, si laki-laki labil. Why? Cause he can crushing almost once on 1-2 months “Liat deh aku lagi deketin ini, baru loh aku suka sama yang begini biasanya yang kerudungan” kemudian 1 atau 2 bulan lagi “Ini cantik ga? Aku lagi deketin ini”. Kapan bilang “Aku mau nikahin cewek ini?” wkwk. Si partner pindah jurusan yang tiap harinya bimbel tambahan demi belajar pelajaran anak IPS dan akhirnya kita sukses hijrah jurusan. Partner beli kain samaan buat dibikin baju seragam and we make a sensational day and I called “hari tampan jj” cause he said that he feel more handsome than another day. He said it all day along. Buat kalian yang mengira kita cinlok, WE JUST A BESTFRIEND. Kita bisa buktiin sampe sekarang kita ga terlibat hubungan lebih, dan kita gaakan baper satu sama lain cause I know him so well, goodness and badness. He do so. He just the man that said “Bilangin mama kamu, anaknya aku jagain sampe ada yang nikahin biar ga nanya-nanya terus kalo jalan sama aku”.
Sorry selalu merepotkan, sorry kamu selalu di cemburui oleh beberapa laki-laki yang pernah datang dan pergi, Sorry if you ever think that I only called you when I’m in a fight with my bf when I’m in a relationship. Jangan labil hijrahnya ya, keep single till halal, take care your self!
Dear Sahabat yang telah menjalin silaturahmi yang tulus denganku sejak SMA. Kalian salah satu mood booster ku setelah eskrim. Kalian seperti sekotak magnum atau sebucket Mc. Flurry. Ema dan Aas yang memberiku indah nya saling mengusahakan. Selalu maksain ketemu meskipun cuman sejam ditengah kesibukannya. Memberi ku kesempatan untuk merasakan jadi ‘cabe’ bersama. We fight, We do crazy things, and still laugh. Salah satu motivator ku untuk menjadi lebih baik, guru ku, ibu, ustadzah, ayah juga mungkin yaa soalnya Aas bisa ngangkat galon. Kita, yang selalu merencanakan bertemu dengan banyak massa tapi ujungnya ber 3 atau ber 4 ditambah Cacay atau Yoga atau Ahong. Kalian yang membuat ku ingin sekali me-wamil-kan kalian karena ngaretnya yang masyaallah. Menunggu berjam jam saat janjian sudah biasa dengan mereka. Saling tukar baju, tas, kerudung bahkan underwear sampai lupa dikembalikan. Tuker cowok (?)
Dear Sahabat yang telah menjalin silaturahmi yang tulus denganku sejak Kuliah. Disini aku mulai masuk satu langkah ke kehidupan yang sesungguhnya. Jatuh bangunnya mengejar nilai dan dosen yang tegas, jadwal kuliah yang padat ditambah lagi dengan organisasi membuat ku sangat merindukan kehidupan masa SMA. Berharap bisa kembali ke SMA dengan sahabat-sahabat yang menyenangkan. Pada akhirnya aku dipertemukan dengan kalian, Cindy, Ussi, Clara ‘kesalahan terindahku’ dimana dengan kalian tugas akan selesai pada waktunya, belajar dikelas dihiasi nyanyi-nyanyi dan joke receh. Ya kita dipanggil ‘receh’ dikelas. Karena kita yang mudah sekali tertawa dan tersentuh perasaannya namun tidak oleh laki-laki yang berniat jahat hehe. Defri, yang selalu menaik turunkan mood kita dengan bully-an nya lalu membuat kita tertawa lagi lalu mem-bully lagi, tertawa lagi, begitu seterusnya. Yang selalu ngomel saat dimintai tolong, “euh manja” “punya pacar juga masih ngerepotin orang lain” “ah gitu doang gabisa, cupu” tapi itu sesungguhnya omelan sayang. We know Def and we still love you. Lol. Dengan kalian, kehidupan kampus terasa lebih menyenangkan. Kita telah merasakan bagaimana hidup kaya sedetik-sederhana banyak-miskin sedetik. Dengan kalian, hangout dengan saldo atm minimal atau cash pas-pasan pun masih bisa senang-senang. Entah bagaimana caranya cause we have our way to have fun. Berebut gebetan tali persahabatan masih utuh, begitulah kita. Sekarang kita sudah berada di kehidupan yang sesungguhnya, pahit manisnya mengumpulkan uang untuk sebongkah berlian dan dihujani pertanyaan “Kapan nikah?”. Yang setiap minggu malam obrolan di grup selalu mengeluhkan esok senin, “gamau back to reality“, “kenapa ada senin kalo minggu lebih menyenangkan?”, “mau nikah aja please”. Seru. Pahitnya hidup dengan kalian tetap menyenangkan. I love you to the moon and back! Ridha salah satu tamu kostan yang setia. Selalu menginap di kostan, investasi sikat gigi di kostan. Brevet berdarah-darah, menyalin jawaban ujian demi sertifikat, dengannya, brevet 20% hangout 80%. Tapi akhirnya kita mendapatkan sertifikat sebelum masa garansi brevet kita dengan nilai yang cukup memuaskan. Hebat ya. Dengannya, ku selalu Gagal hemat. Mempertemukan ku dengan Drg. Bhanu yang keren abis! Selalu merencanakan bertemu namun waktu belum mengizinkan. Salah satu kalimat yang sampai sekarang ku ingat yaitu “ayok kamu mau kemana aku anter” masyaallah kenapa ada malaikat. I miss your sukro helmet, but I miss the your good helmet the most when you pick me up hehe
Dear Allah, terima kasih atas rezeki mu ini: sahabat yang telah menjalin silaturahmi yang tulus dengan ku hingga saat ini. Terima kasih karena telah memberi ketulusan hatinya, kebaikannya, separuh waktu berharganya untuk menjadi salah satu alasan kebahagiaan ku, menjadi cone di es krim ku, menjadi nada di laguku, menjadi kandungan ultraviolet di lotion ku, menjadi vaseline petroleum di bibir keringku. Jangan bosen sahabatan sama aku ya hehe maaf banyak salah dan belum bisa membalas kebaikan kalian semua.
With Love,
Kania
1 note · View note
andreijeijkov · 6 years
Text
Prison Break
Tumblr media
Ini tulisan tentang gimana gue survive terhadap ingatan akan hal hal buruk, kesedihan kesedihan masa lalu, kemarahan kemarahan masa lalu ... Actually nulis hal kayak gini ini menyebalkan, butuh energi besar karena musti mengingat kembali ke masa masa “pengasingan diri” - did I ever mention that 2012 until 2016 itu masa masa pengasingan diri gue ? well, you can peeping it in my another journal by clicking here ... untungnya sedikit banyak gua udah bisa berdamai sama masa lalu, jadi bisa nyelesein tulisan ini. Anyway, judul di atas cuma judul TV Series yang gue comot sembarangan buat jadi judul tulisan jurnal ini ... kebiasaan brengsek gue, harap maklum, golongan darah gue B, sinonim dari Brengsek atau Begundal atau Bajingan ... wkwkwkwk
OK, so everybody have a power to change their life, right ?
Ini emang pertanyaan retoris, jawabannya klise dan seringkali jadi sumber buat buku buku psikologi populer ataupun ceramah ceramah motivasional, tapi gue gak bermaksud jadi penulis motivasional ... hidup gue gak pernah semudah bacotnya Mario Teguh ... buat gue life is always bitch, if it is easy then life would be just a slut that you can dump away after one fuckin night stand ... hehehe
nah kalo tiap orang punya power buat ngerubah hidupnya sendiri, kenapa yang kejadian seringnya malahan hidupnya gak berubah ?
let see from my life experience ... sebelum 2012, sampe 2012, lalu ke 2016
kerjaan gue sucks, duitnya kecil, partner kerja gue juga sucks, manajemen kerja sucks karena gue gak bisa berkembang secara ilmu dan secara mental ... waktu gue pengen ningkatin ilmu, pengalaman, mental dan finansial dengan kerja kerja freelance after hours, yang ada juga gue malah ketemu orang orang yang sucks, lingkaran lingkaran yang sucks juga
proyek proyek idealis gue terbengkalai semua, pikiran pikiran strategis yang gua ceritain ke orang orang yang gua anggap punya visi sejalan dan mampu gerak bareng, malahan jadi bahan ketawaan dan olok olok ... mungkin karena gua seringkali cuma dianggap anak bawang dalam lingkaran mahasuci aktivisme seni dan sosial budaya, dimana gua cuma seorang pemikir bebas yang bergerak tanpa label sementara orang orang lain selalu membawa label dan bendera.
trus lingkaran pertemanan gue juga kebanyakan kacau balau, oportunisme dan narcissistic sociopath syndrome dari masing masing individu tanpa disadari bikin pertemanan itu jadi sebuah jejaring pertemanan yang beracun ... we sucks to the bone, but the worst part is we are happy with it
trus pacar gua chaotic secara mentality sehingga respek terhadap hal hal emosional hingga hal hal kecil itu kurang, trus putus ... trus pacaran lagi sama perempuan yang walo pintar banget namun negatif secara mental dan suka denial serta mampu menjungkirbalikkan semua realita dengan logika, sehingga semua yang gua lakuin itu seringkali salah, bahkan pas dia selingkuh tetep aja gua yang salah, sampe akhirnya gua ngerasa kalo hubungan yang kayak gini ini cuman ilusi aja dan akhirnya putus ... trus pacaran lagi, kali ini sempat happy karena hubungan kita steady, tapi sebenarnya karena belum teruji secara brutal aja, giliran gua mau lebih serius, dianya yang kalang kabut sampe akhirnya nyerah dan minta putus ... it’s suck right ?
The truth is ... pada masa itu everything is sucks bukan cuman karena realitas eksternal yang gua hadapi emang sucks, tapi juga karena state of mind gue sucks
One thing that I learn from that time is that I defend my pain more than I defend my happiness, dignity and all combination over them. 
Hal itu terjadi karena gue selalu berilusi, bahwa untuk meredakan kepedihan maka gua harus being happy dengan cara tidak mempedulikan kepedihan itu. Tentu saja ini ngaco karena gua akhirnya denial terhadap emosi emosi gua sendiri, dan akhirnya gua jadi seseorang dengan kecerdasan emosional yang passive aggressive. Hal selanjutnya yang terjadi adalah gua malahan melogikakan semua emosi emosi itu, merasionalisasi semua penyebab dan semua akibatnya. Sehingga ketika kemudian terjadi lagi hal hal buruk, instead of accepting my anger and sadness, gue walaopun nyinyir, malahan ngebikin silent threatment terhadap realita, nggak peduli dengan semua hal itu dan emosi yang ditimbulkannya. In the end, bukannya beneran happy, gua malahan mengendapkan semua kemarahan dan kesedihan, menabungnya jadi mentalitas negatif yang destruktif untuk diri gue sendiri, dan kembali terjebak dengan realitas sucks yang serupa dengan variasi yang berbeda. Ketika gua mengabaikan duka, itu sama aja artinya dengan gua gak pernah memberi prioritas cinta dan sukacita pada urutan pertama. Apa yang gua alami ini gak pernah tertuliskan di buku psikologi populer berwarna merah bertajuk tentang menjadi bahagia, milik seorang teman lama yang tinggal di kawasan Menteng Dalam.
Gue berilusi seolah olah memaafkan semua realita, namun yang ada gua malahan mengabaikan kemarahan. Gue berilusi seolah olah selalu memilih harapan, namun yang ada malahan gua cuma sekedar peduli setan sama penderitaan dan kesedihan yang ditimbulkannya. Ini sebab kenapa gue mempertahankan hal hal yang gue klaim bahwa gue nggak menginginkannya. Ilusi yang berkembang jadi lingkaran setan.
Kebahagiaan gak pernah ada kalo kita gak pernah mengalami penderitaan. Memilih memaafkan bukan berarti membenarkan tindakan tindakan orang lain, tetapi lebih kepada bahwa apa yang terjadi emang nggak fair, gua berhak marah terhadap hal itu sekaligus gua juga berhak untuk tidak dipenjarakan oleh realitas realitas negatif semacam itu. Ketika gua bilang bahwa gua bertanggung jawab terhadap state of mind gua sendiri, itu bukan berarti bahwa dunia bakalan berhenti untuk mengecewakan gua, namun lebih kepada bahwa gua nggak berkewajiban untuk larut dalam kekecewaan itu. Ketika kepedihan datang, maka merupakan hal yang wajar untuk bersedih dan berduka, namun bukan berarti harus larut didalamnya. 
Gua pada saat ini jelasnya bukan tipikal seseorang yang betah berlama lama di dalam kesedihan yah. Gua bukanlah seorang seniman ataupun sastrawan yang memeluk kesedihan sebagai inspirasi karya karyanya. Nggak perlu gua ceritainlah ya, masa masa 98 sampe 2001 dimana gua bikin karya seni 2 dimensi (lukis, grafis, cetak cukil) cuman sebagai terapi, dan kalo udah selesai gua bakar tuh semua karya ... hehehe. Gua bukanlah seorang tapol Guantanamo yang bikin mural pake darah dan spesimen tubuh untuk mengungkapkan penderitaan mereka kepada media. Gua juga bukanlah sastrawan sekelas mbah Pram yang melukiskan kesedihan dan penderitaan pulau Buru. Gue juga nggak kayak Nayla dalam novel Djenar Maesa Ayu yang memilih larut dalam duka karena bahagia membuatnya tidak waspada akan luka. Buat gua kesedihan, penderitaan, apapun bentuknya, lebih baik diobati. Kita bisa memeluk kesedihan dan penderitaan itu, we can embrace it, that is a natural act of human being. Tapi kita gak boleh larut di dalamnya, karena akhirnya cuma destruktif terhadap diri kita sendiri, kita jadi lupa rasanya bahagia ketika kita terlalu larut di dalam luka dan akhirnya kebal terhadap semua rasa. Suatu hal yang dilukiskan Otong Koil dengan jelas di lagunya, Aku Lupa Aku Luka. Sementara berbahagia adalah pilihan yang gua pilih ketika gua udah capek berpelukan sama luka dan derita, dan gua punya power untuk mewujudkan semua kebahagiaan itu. Bahagia dan derita bukanlah dualisme realita terpisah satu sama lain. Mereka hanyalah 2 sisi berbeda dari satu koin yang sama. We can switch it from one to another.
Life is always a bitch, tapi apa yang terjadi di hidup kita itu gak mutlak semuanya kesalahan kita, namun jelasnya semuanya itu merupakan permasalahan kita. Dan hal itu akan mengingatkan bahwa mempercayai state of mind kalo gua punya power untuk ngerubah hidup gua, bukan berarti bahwa gua bakalan selalu berbahagia, namun itu lebih kepada bahwa gua dapat menciptakan sendiri semua realitas positif dan meminimalisir kesedihan. Di titik ini gue jadi inget semua quotes dari film Trainspotting ... favorit gue adalah choose the one who loves, choose your future, choose life ... hehehe
Sepengalaman gue, satu hal yang bikin kita selalu terpenjara dengan kemarahan dan kesedihan masa lalu itu adalah ingatan ingatan akan penderitaan dan kekecewaan. 
Cobalah baca komik The Punisher, ntar bakalan tau gimana caranya Frank Castle mengatasi ingatan ingatan akan penderitaan. Gue nggak bilang bahwa kita musti ngebunuhin semua orang yang bikin hidup kita menderita kayak di The Punisher ya. Itu sih gila ya, walo gua bilang itu juga cukup keren ... wkwkwk. Tapi satu hal yang jelas bahwa ketika kita “membunuh” sumber sumber ingatan akan penderitaan maka kita bisa mengubur dalam dalam semua arsip ingatan buruk tersebut, sebelum akhirnya kita kembali fokus kepada ingatan ingatan akan hal hal baik yang pernah ada. Kalo kata Frank Castle, bad memories killing yourself, but good memories can save your ass.
How to kill the bad memories ?
Tiap orang punya metode yang berbeda beda. Kalo gue dengan cara mengasingkan diri, melakukan katarsis berkala secara temporer, memutus semua realitas yang menjadi sumber penderitaan itu selama mereka masih menjadi racun dan realitas negatif bagi kehidupan sekitarnya, ataupun secara agresif mengkonfrontasi semua realitas negatif tersebut. Why we have to be passive aggressive when we can be aggressive !
Ini kenapa di tahun 2012 sampai 2016, gue benar benar anti sosial, di dunia nyata nggak mau berhubungan sosial kecuali urusan kerjaan (walo masih ada 1 atau 2 atau 3 pengecualian dalam konteks hubungan sosial dan personal). Karena gua masih berusaha ngebersihin semua racun, melakukan katarsis yang kadang kala destruktif secara fisik (nggak perlu gua ceritain detil fight club yang gua jalani di masa itu ya), lalu memutus semua rantai jejaring yang jadi sumber sumber ingatan akan penderitaan, dan kemudian yang terakhir adalah berusaha mengumpulkan kembali semua ingatan ingatan positif yang berguna buat jadi bekal ngelanjutin hidup.
Tentu saja apa yang gua lakuin ini punya efek samping ...
Orang posmo suka bilang sejarah selalu tertulis dengan patahan patahan, satu realitas kehidupan seringkali terbunuh dan tergantikan realitas kehidupan yang lain, satu penderitaan akan melahirkan penderitaan yang lain. Kalo dalam versi gue adalah ... ketika kita berada dalam kondisi traumatis akibat penolakan, terbuang dan keterasingan, maka seringkali yang kita lakukan adalah memproyeksikan traumatis itu kepada orang lain dengan cara menolak eksistensi dan apresiasi mereka. Pada akhirnya orang lain yang mengalami penolakan tersebut juga akan melakukan proyeksi yang sama terhadap orang orang di sekeliling hidupnya lagi. Tentu saja ini lingkaran setan penderitaan. 
Gue pernah terjebak dalam lingkaran setan. Pada masa anti sosial sekitar 2012 hingga 2016, gue jadi seseorang brengsek yang suka mereject berbagai hal, dari beberapa orang. Mulai dari proyek proyek film beberapa teman, hingga kepada janji janji ngopi bareng untuk membicarakan sebuah proyek idealis dari seorang teman perempuan yang gua kenal sejak lama. The real reason why I’m being such a jerk is because I’m still confuse within myself in my transition phase.
Tahun 2017 ini sedikit banyak gue udah bisa mengatasi berbagai kemarahan dan kesedihan masa lalu. Fase fase anti sosial gue udah banyak berakhir. Lagipula gua bukan orang yang suka grumpy terhadap sesuatu hal terlalu lama, bikin cape, buang buang energi. Selain itu pada akhirnya banyak sumber sumber racun yang pada akhirnya jadi bumerang dan membunuh diri mereka sendiri. Itu kenapa gue sekarang cenderung open terhadap banyak hal. I don’t have the fear that reality will disappoint me once again, I just know that I don’t have the obligation to drowned in the disappointment. Lagian kalo gue open terhadap banyak hal baru, hidup gue pun juga bakalan berkembang. 
Tahun 2017 ini gue juga udah meniatkan diri untuk ngebantuin beberapa teman. Ada teman, di tahun 2014 dia selalu berusaha narik gue buat bantuin proyek proyek edukasi filmnya, tapi selalu gagal karena dia ngga tahu gimana caranya berkomunikasi dengan gue yang masih anti sosial di masa itu. Tahun 2017 ini gue mulai coba bantuin dia, sebelum dia keburu putus asa dan sekali lagi kabur entah ke Amerika atau cuman ke negara tetangga. Tahun 2015, ada teman perempuan yang gue kenal sejak lama, berusaha minta bantuan gue untuk mimpi strategisnya dia tentang art fundraising, tapi gue malahan secara brengsek ngebatalin janji janji ngopi bareng dia. Mulai 2017 ini kalo diijinkan sih gue mau bantuin dia, jadi teman tempur bersama dibrengseknya belantara realitas kota Jakarta. 2017 ini gue juga ketemu seorang seniman perempuan yang memiliki trauma, kesedihan, kemarahan yang levelnya juga dalam, sama kayak yang gua alami. Sejauh yang gua kenal semenjak 2008, dia sebenarnya tipikal seseorang yang selain pintar juga multi talenta serta lucu, banyak haha hihi dan kadang kala ekspresi wajahnya kayak tanpa dosa. Tahun 2017, di sebuah pertemuan di sarang burung hantu di sebelah Barat Jakarta, gua sempat sekelebatan melihat kembali hal yang pernah gua liat dari dirinya itu di tahun 2008. Ingatan gue akan hal baik itu yang bikin gue berusaha “memancing” dia keluar dari trauma, kesedihan dan kemarahan masa lalu, sebelum semua hal itu jadi destruktif dan diam diam membunuh dirinya tanpa dia sadari.
Anggap aja semua ini penebusan gua. Redemption Song dari Bob Marley yang gua nyanyiin buat menyemangati orang lain yang membutuhkan gua, dia sadari ataupun nggak, dia akui ataupun nggak. I’m not pretend to be a hero to emancipate people from mental slavery and sorrow. Let hero be just a childhood story from DC & Marvel, and not my ego. The one who can liberate a person is just him or herself alone. Gue cuma berusaha memancing seseorang untuk keluar dari kesedihannya sendiri, serta cuma ngedampingi prosesnya. Perkara apakah dia mau membebaskan dirinya dan membalik sisi koin kesedihan menjadi sisi koin kebahagiaan itu adalah otoritas dirinya sendiri, gua nggak berhak dan nggak bertanggung jawab untuk hal itu. People have the power to changes their own life.
Gua tau, bahwa memberi empati dan compassion untuk hal hal kayak gini kedepannya bakalan berat. Orang yang sebenarnya membutuhkan gua bisa aja kemudian ngebangun tembok ketidakpercayaan ataupun benteng paranoia dan ngereject gua. Itu wajar, semuanya adalah reaksi self defense kok, karena adanya ketakutan yang bersumber dari trauma masa lalu mengenai penolakan, dan keterasingan. Gue pun pernah seperti itu. Every precious things will take time. But I have overcome my past. No matter how many rejection and pushing away, I still standing confidently. Memberi empati dan compassion kepada seseorang memang nggak akan memberi perbedaan besar untuk kemanusiaan, tapi yang jelas akan membuat hidup seseorang menjadi sangat berbeda. Kalo mau memutus lingkaran setan ya emang harus berawal dari diri sendiri dulu. And when one commit to change their own life, maka mari bersama sama kita bergandeng tangan merealisasikan mimpi dan membalik sisi koin kesedihan menjadi sisi koin kebahagiaan. 
Mungkin pada saat itu terjadi akan ada hormon oksitosin yang menggelegak dalam darah gue ataupun orang lain. Who knows ... I mean who can resist the oxitocyn, it only deny our own will, desire or maybe personal dream. Oxytocin also should be grown to become a point of happiness. Breaking it with anything is only making things worst and make the sorrow continue to cut deeper.
Everybody have their own dream, their own happiness. But as long as I know, all I can say is ... when we feel whole about ourselves, then we can be happy within ourselves. And if my own happiness can be juxtaposed with another happiness, why we have to continued breathing in the vicious circle of sorrow. 
life is short, let’s switch the coin to be happy !
tangerang
wrote from 171117 to 041217
0 notes
Text
Bersyukur, lalu bahagia.
Akhir-akhir ini gue yakin, lagi-lagi bahwa tidak semua manusia di dunia ini baik. Termasuk gue, gue sadar kalau gue bukan orang baik. Tapi, memang, tidak semua manusia di dunia ini baik dan dapat lo percaya. Beberapa kejadian yang terjadi belakangan benar-benar membuat gue mempunyai alasan yang kuat mengapa lagi-lagi gue menjauh dari kehidupan sosial dan lebih suka fokus sama diri gue sendiri dan menikmati hidup gue. Kehidupan sosial menurut gue terlalu banyak kebohongan dan orang-orang sangat suka memakai topeng agar diterima di kehidupan sosial.
Kita nggak bisa mengelak bahwa ada orang jahat yang bisa kapan aja menyerang lo dengan tindakan atau perkataan. Orang-orang yang hanya ingin melihat lo menderita agar hidupnya dia damai. Hell. Orang-orang yang tidak suka melihat orang lain bahagia. Mereka yang terlalu ngurusin hidup orang lain. Mereka yang tidak punya hidup untuk diurusi. Mereka yang tidak bersyukur.
Tidak bersyukur. Gue pikir itu adalah akar dari segala sesuatu mulai terjadi. Gue tau kalau kebutuhan manusia itu semakin lama semakin banyak. Kenapa sih kita harus mencari kebutuhan-kebutuhan lain yang merugikan orang lain? Kenapa sih ada manusia yang bisa bahagia dengan melihat orang lain menderita? Kenapa harus sirik dan dengki? Kenapa mereka nggak hidup tenang aja?
Lagi-lagi bersyukur. Setiap manusia sudah pasti mempunyai banyak hal yang patut disyukuri. Yang tidak bisa dihitung dengan jari, yang tidak bisa dibayar dengan uang. Sebagai seorang muslim, gue sadar banget kalau bersyukur itu kunci untuk gue hidup bahagia. Untuk semua umat manusia lebih tepatnya. Tapi, sebagai seorang muslim, menjadi seorang muslim sendiri adalah sesuatu hal yang patut gue syukuri. Selain itu, berikut adalah contoh hal-hal yang bisa kita syukuri karena kita adalah seorang manusia:
1. Masih bisa bangun dari tidur dengan fisik yang lengkap, tidak ada kekurangan sedikit pun 2. Stok oksigen di bumi masih banyak 3. Masih bisa melihat, mendengar, bernapas, berbicara 4. Mempunyai pekerjaan yang halal 5. Sehat wal afiat
Pernah juga nggak sih lo mengalami saat-saat dimana lo dalam masa yang sangat sulit tapi saat lo sadar ada satu hal yang patut lo syukuri, lo akan merasa bahwa Tuhan itu memang sangat baik. Sangat baik, bahkan hanya puji-pujian yang ingin terus lo berikan. Contohnya gue, gue pernah kecelakaan sampai luka gue harus dijahit. Disitu gue sedang dalam masa sulit. Tapi gue bersyukur, karena dalam kecelakaan itu gue hanya luka dibagian paha, meskipun berdarah dan harus dijahit, tapi gue masih hidup. Gue juga pernah kecelakaan di daerah Wonosobo, dimana gue sama cowok gue masuk ke dalam jurang. Saat itu, yang gue pikirkan hanya mama dan gue terus sebut nama mama, karena gue pikir gue akan meninggal. Tapi, gue selamat. Tidak ada luka berdarah sama sekali di tubuh gue, nggak cacat akibat kecelakaan itu, cowok gue baik-baik aja. Dan lagi, gue masih hidup.
Kalau saat itu gue tidak bersyukur, sudah pasti gue menjadi seseorang yang sangat butuh belas kasihan dari orang lain karena gue tuh lagi sial banget. Istilahnya gitu.
Terkait dengan hal-hal terjadi sama gue akhir-akhir ini, gue sampe berpikir, kok ada sih orang yang repot banget ngurusin hidup orang lain, padahal dia bukan orang tua kita, saudara bukan, teman juga gue ogah punya teman kayak dia, apa lagi pacar. Tapi tetap aja hidup gue diurusi. Hidup gue dan teman-teman gue diurusi. Apa orang-orang itu nggak punya hal yang patut disyukuri? Apa mereka nggak punya hidup untuk diurusi? Misal,
1. Orang tua yang masih lengkap 2. Pekerjaan dengan gaji yang besar 3. Adek yang mau masuk sekolah 4. Perpanjang SIM atau STNK 5. Ngurusin tugas sekolah atau kuliah
Pertanyaan gue emang kayaknya bodoh sekali ya, karena gue masih bertanya, kenapa ada orang seperti itu? Kenapa mereka seperti itu? Apa mereka iri? Another stupid things about jealousy is, it makes your brain stop working, you become a zombie because you wanna eat people. Aneh ya sama yang suka iri dengan hidup orang lain. Apa lagi sampai menyebarkan berita nggak benar tentang kita? Mereka tau nggak ya bahwa fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan? Kenapa dia nggak keep quite aja gitu kalau emang dia nggak suka dan biar aja orang lain tau sendiri. Contoh gampang nya gini, untuk kasus kebodohan orang yang suka menyebarkan berita buruk, misal si A nggak suka sama si B, terus si A bilang-bilang deh tuh ke C, D, E tentang kejelekannya di B. Nggak tahunya, si C D E malah nggak demen sama si A karena si B orangnya nggak jelek. Atau kasus lain, si Z nggak suka sama si Y, tapi si Z diem-diem aja, pingin bilang ke X, W, V tapi ya udah lah nggak penting juga. Tapi, ternyata di X W V cerita ke si Z kalau si Y itu nggak benar.
Buat apa sih sebar-sebar bangkai toh tanpa disebar pun akan kecium baunya? Orang juga akan nggak suka sama si penyebar bangkai.
The truth is, kedua contoh kasus di atas itu sudah terjadi di hidup gue. Dan dari itu gue belajar kalau gue nggak suka sama orang, ya diem aja buat apa bilang-bilang orang khalayak banyak toh kalau memang ada sesuatu yang salah sama orang itu, nanti kesalahannya akan muncul sendiri dan orang-orang akan menjauhi dia. Tapi, kalau ternyata hanya gue yang nggak suka sama dia, ya berarti memang gue yang error.
Coba deh, saat tiba-tiba lo iri dengan orang lain karena gaji dia lebih tinggi, dia lebih kaya raya, dia punya pacar yang cantik/ganteng atau saat lo nggak suka dengan orang lain dan ingin orang itu celaka, silakan untuk merenungkan diri sejenak dan gunakan otak lo untuk berpikir bahwa lo punya kehidupan sendiri yang harus lo urusin dan tetap berpikir bahwa kehidupan lo jauh lebih indah dari orang lain dan lo bersyukur atas semua hal yang terjadi dalam hidup lo.
Bersyukur, selalu bahagia, beribadah dan berdoa serta terus dekat kan diri ke agama lo, ke Tuhan lo, sudah pasti iri dengki dan racun hati lo itu akan hilang. Yakin deh. Bersyukur itu memang kunci kebahagian. Gue sudah membuktikan hal itu. Insya Allah.
0 notes