Tumgik
#candi penataran
bangberger22 · 4 months
Text
Temukan Peta Kediri dari Jawa Timur Navigasi Mudah untuk Menjelajahi Kota Ini
Tumblr media
peta jatim lengkap Bab 1: Menggali Sejarah Kediri dari Jawa Timur melalui Peta Sub Bab 1: Penyajian Peta Sejarah Kediri Kediri, sebuah kota di Jawa Timur, memiliki sejarah panjang dan kaya yang terbentang selama berabad-abad. Sejarah ini telah membentuk identitas kota dan meninggalkan jejak-jejak yang masih dapat dilihat hingga saat ini. Salah satu cara untuk menjelajahi sejarah Kediri adalah melalui peta sejarah. Peta sejarah Kediri menyajikan gambaran visual tentang perkembangan kota dari masa ke masa. Peta-peta ini menunjukkan lokasi kerajaan-kerajaan kuno, situs-situs bersejarah, dan bangunan-bangunan tua yang masih berdiri kokoh. Dengan melihat peta sejarah, kita dapat memahami bagaimana Kediri tumbuh dan berkembang menjadi kota yang kita kenal sekarang. Ada berbagai macam peta sejarah Kediri yang tersedia. Beberapa peta dibuat oleh para ahli sejarah, sementara yang lain dibuat oleh seniman atau ilustrator. Setiap peta memiliki gaya dan perspektif yang unik, sehingga memberikan pandangan yang berbeda tentang sejarah kota. Salah satu peta sejarah Kediri yang terkenal adalah peta yang dibuat oleh Dr. H.J. De Graaf. Peta ini diterbitkan pada tahun 1925 dan menunjukkan Kediri pada masa Kerajaan Kediri. Peta ini sangat rinci dan akurat, sehingga menjadi sumber informasi yang berharga bagi para ahli sejarah.
youtube
Peta sejarah Kediri lainnya yang menarik adalah peta yang dibuat oleh seniman bernama Eko Prasetyo. Peta ini dibuat pada tahun 2010 dan menunjukkan Kediri pada masa Kerajaan Majapahit. Peta ini lebih bersifat ilustratif dan artistik, tetapi tetap memberikan gambaran yang jelas tentang sejarah kota. Sub Bab 2: Relevansi Sejarah dalam Navigasi Kota Peta sejarah Kediri tidak hanya berguna untuk mempelajari sejarah kota, tetapi juga dapat digunakan untuk navigasi. Dengan memahami sejarah kota, kita dapat lebih memahami tata letaknya dan menemukan tempat-tempat yang ingin kita kunjungi. Misalnya, jika kita ingin mengunjungi Candi Penataran, kita dapat melihat peta sejarah Kediri untuk mengetahui lokasi candi tersebut. Peta sejarah juga dapat membantu kita menemukan jalan-jalan tua dan bangunan-bangunan bersejarah yang mungkin tidak tercantum pada peta modern. Selain itu, peta sejarah Kediri dapat membantu kita memahami budaya dan tradisi masyarakat setempat. Dengan mengetahui sejarah kota, kita dapat lebih menghargai warisan budaya yang ada dan lebih memahami kehidupan masyarakat setempat. Jadi, jika Anda berencana untuk menjelajahi Kediri, jangan lupa untuk membawa peta sejarah kota ini. Peta sejarah akan membantu Anda menemukan tempat-tempat menarik dan memahami budaya dan tradisi masyarakat setempat. Bab 2: Peta Kediri dari Jawa Timur: Membongkar Arah Baru Peta Kediri dari Jawa Timur telah mengalami transformasi yang signifikan dari waktu ke waktu. Dahulu, peta tradisional digunakan untuk menavigasi kota, tetapi kini peta modern telah mengambil alih peran tersebut. Peta modern menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan peta tradisional, termasuk akurasi yang lebih tinggi, detail yang lebih lengkap, dan kemudahan penggunaan. A. Peta Kediri Tradisional vs Peta Modern Peta tradisional Kediri biasanya digambar dengan tangan dan seringkali tidak akurat. Peta-peta ini juga tidak memiliki detail yang cukup untuk membantu pengguna menemukan jalan mereka dengan mudah. Sebaliknya, peta modern dibuat menggunakan teknologi canggih dan sangat akurat. Peta-peta ini juga memiliki detail yang lengkap, termasuk nama jalan, bangunan, dan tempat-tempat penting lainnya. B. Keunggulan Peta Kediri Terkini Peta Kediri terkini menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan peta tradisional. Keunggulan-keunggulan tersebut meliputi: Akurasi yang lebih tinggi: Peta Kediri terkini dibuat menggunakan teknologi canggih dan sangat akurat. Detail yang lebih lengkap: Peta Kediri terkini memiliki detail yang lengkap, termasuk nama jalan, bangunan, dan tempat-tempat penting lainnya. Kemudahan penggunaan: Peta Kediri terkini mudah digunakan, bahkan bagi mereka yang tidak terbiasa membaca peta. Fitur-fitur tambahan: Peta Kediri terkini seringkali dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan, seperti petunjuk arah, informasi tentang tempat-tempat wisata, dan informasi tentang transportasi umum. C. Fungsi dan Fitur Peta Kediri yang Inovatif Peta Kediri yang inovatif memiliki sejumlah fungsi dan fitur yang dapat membantu pengguna menjelajahi kota dengan mudah. Fungsi dan fitur tersebut meliputi: Pencarian lokasi: Pengguna dapat mencari lokasi tertentu di Kediri menggunakan nama jalan, nama bangunan, atau tempat-tempat penting lainnya. Petunjuk arah: Pengguna dapat memperoleh petunjuk arah dari satu lokasi ke lokasi lain di Kediri. Informasi tentang tempat-tempat wisata: Pengguna dapat memperoleh informasi tentang tempat-tempat wisata di Kediri, termasuk alamat, jam buka, dan harga tiket masuk. Informasi tentang transportasi umum: Pengguna dapat memperoleh informasi tentang transportasi umum di Kediri, termasuk rute, jadwal, dan tarif. Dengan berbagai fungsi dan fitur yang inovatif, peta Kediri terkini dapat membantu pengguna menjelajahi kota dengan mudah dan nyaman. Bab 3: Menemukan Kediri Melalui Peta Navigasi Digital Di era digital saat ini, peta navigasi digital menjadi alat yang sangat penting untuk menjelajahi kota-kota besar seperti Kediri. Dengan menggunakan peta digital, kita dapat dengan mudah menemukan lokasi yang kita tuju, menghindari kemacetan lalu lintas, dan menemukan tempat-tempat menarik yang ada di sekitar kita. A. Pemanfaatan Aplikasi Peta untuk Menjelajahi Kediri Ada banyak aplikasi peta digital yang tersedia saat ini, seperti Google Maps, Waze, dan Apple Maps. Aplikasi-aplikasi ini dapat diunduh secara gratis di smartphone atau tablet kita. Setelah terpasang, kita dapat menggunakannya untuk mencari lokasi yang kita tuju, mendapatkan petunjuk arah, dan melihat kondisi lalu lintas secara real-time. B. Navigasi Mudah dengan Peta Kediri Digital Peta Kediri digital sangat mudah digunakan. Kita hanya perlu mengetikkan lokasi yang kita tuju pada kolom pencarian, lalu aplikasi akan menampilkan petunjuk arah secara detail. Kita juga dapat memilih jenis transportasi yang kita gunakan, seperti mobil, sepeda motor, atau jalan kaki. Aplikasi akan menyesuaikan petunjuk arah sesuai dengan pilihan kita. C. Fitur Interaktif yang Menarik dalam Peta Kediri Digital Selain fitur-fitur dasar seperti pencarian lokasi dan petunjuk arah, peta Kediri digital juga dilengkapi dengan berbagai fitur interaktif yang menarik. Misalnya, kita dapat melihat foto-foto dan ulasan dari tempat-tempat yang ada di sekitar kita. Kita juga dapat berbagi lokasi kita dengan teman-teman kita melalui media sosial. Dengan menggunakan peta Kediri digital, kita dapat menjelajahi kota Kediri dengan mudah dan menyenangkan. Kita tidak perlu lagi khawatir tersesat atau kesulitan menemukan tempat-tempat yang kita tuju. Contoh Penggunaan Peta Kediri Digital Sebagai contoh, jika kita ingin mengunjungi wisata Gunung Kelud di Kediri, kita dapat menggunakan peta Kediri digital untuk mencari lokasi gunung tersebut. Aplikasi akan menampilkan petunjuk arah secara detail dari lokasi kita saat ini ke Gunung Kelud. Kita juga dapat melihat foto-foto dan ulasan dari Gunung Kelud sebelum kita memutuskan untuk berkunjung ke sana. Peta Kediri digital juga dapat membantu kita menemukan tempat-tempat menarik lainnya di Kediri, seperti Candi Penataran, Air Terjun Dolo, dan Monumen Simpang Lima Gumul. Dengan menggunakan peta digital, kita dapat menjelajahi kota Kediri dengan mudah dan menyenangkan. Bab 4: Pendekatan Unik dalam Pembuatan Peta Kediri dari Jawa Timur Peta Kediri dari Jawa Timur tidak hanya sekadar alat navigasi, tetapi juga merupakan hasil karya yang unik dan inovatif. Dalam proses pembuatannya, terdapat beberapa pendekatan unik yang diterapkan, sehingga menghasilkan peta yang tidak hanya informatif, tetapi juga menarik dan bermanfaat bagi para penggunanya. A. Kolaborasi Komunitas Lokal dalam Pembuatan Peta Salah satu pendekatan unik dalam pembuatan Peta Kediri dari Jawa Timur adalah melibatkan komunitas lokal dalam prosesnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa peta tersebut tidak hanya akurat dan lengkap, tetapi juga relevan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat. Komunitas lokal dilibatkan dalam berbagai tahap pembuatan peta, mulai dari pengumpulan data hingga desain akhir. Mereka memberikan masukan tentang tempat-tempat penting yang harus dicantumkan dalam peta, serta informasi tentang sejarah, budaya, dan tradisi Kediri. Dengan melibatkan komunitas lokal, Peta Kediri dari Jawa Timur menjadi lebih dari sekadar alat navigasi. Peta ini menjadi representasi visual dari identitas dan karakteristik unik kota Kediri, yang dibuat oleh masyarakat setempat untuk masyarakat setempat. B. Pendekatan Kreatif dalam Representasi Tempat Wisata Pendekatan unik lainnya dalam pembuatan Peta Kediri dari Jawa Timur adalah penggunaan pendekatan kreatif dalam representasi tempat wisata. Peta ini tidak hanya menampilkan lokasi tempat wisata, tetapi juga menyajikan informasi tambahan yang menarik dan informatif. Misalnya, untuk tempat wisata Candi Penataran, peta tersebut tidak hanya menunjukkan lokasi candi, tetapi juga menyertakan informasi tentang sejarah, arsitektur, dan makna religius candi tersebut. Hal ini membuat peta tersebut lebih dari sekadar alat navigasi, tetapi juga menjadi sumber informasi yang berharga bagi para wisatawan. Selain itu, peta tersebut juga menggunakan ilustrasi dan desain yang menarik untuk menggambarkan tempat-tempat wisata. Hal ini membuat peta tersebut lebih mudah dipahami dan dinikmati oleh para penggunanya. C. Isu-isu Sosial dan Lingkungan dalam Peta Kediri Pendekatan unik lainnya dalam pembuatan Peta Kediri dari Jawa Timur adalah dimasukkannya isu-isu sosial dan lingkungan dalam peta tersebut. Peta ini tidak hanya menampilkan lokasi tempat-tempat penting, tetapi juga menyoroti isu-isu sosial dan lingkungan yang dihadapi oleh kota Kediri. Misalnya, peta tersebut menandai lokasi-lokasi pemukiman kumuh, daerah rawan banjir, dan daerah yang tercemar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu tersebut dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan untuk mengatasinya. Dengan memasukkan isu-isu sosial dan lingkungan dalam peta, Peta Kediri dari Jawa Timur menjadi lebih dari sekadar alat navigasi. Peta ini menjadi alat advokasi untuk perubahan sosial dan lingkungan yang lebih baik di kota Kediri. Bab 5: Pendekatan Unik dalam Pembuatan Peta Kediri dari Jawa Timur Dalam upaya menciptakan peta Kediri yang lebih inovatif dan relevan, berbagai pendekatan unik telah dilakukan. Pendekatan-pendekatan ini melibatkan kolaborasi komunitas lokal, kreativitas dalam representasi tempat wisata, dan perhatian terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Sub Bab 5.1: Kolaborasi Komunitas Lokal dalam Pembuatan Peta Peta Kediri yang lebih inklusif dan akurat dapat terwujud melalui kolaborasi dengan komunitas lokal. Komunitas lokal memiliki pengetahuan mendalam tentang wilayah mereka, termasuk tempat-tempat tersembunyi dan cerita-cerita unik yang tidak ditemukan dalam peta konvensional. Dengan melibatkan komunitas lokal dalam proses pembuatan peta, peta Kediri dapat menjadi lebih kaya dan bermakna. Sub Bab 5.2: Pendekatan Kreatif dalam Representasi Tempat Wisata Peta Kediri yang menarik dan mudah diingat dapat diciptakan dengan pendekatan kreatif dalam representasi tempat wisata. Alih-alih menggunakan simbol-simbol standar, peta Kediri dapat menggunakan ilustrasi atau gambar yang unik dan menarik perhatian. Pendekatan ini dapat membuat peta lebih menarik dan mudah diingat, terutama bagi wisatawan yang tidak familiar dengan wilayah Kediri. Sub Bab 5.3: Isu-isu Sosial dan Lingkungan dalam Peta Kediri Peta Kediri yang berwawasan sosial dan lingkungan dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu penting. Dengan menandai lokasi-lokasi yang terkait dengan isu-isu sosial dan lingkungan, seperti daerah kumuh, kawasan lindung, atau sumber daya alam yang terancam, peta Kediri dapat membantu masyarakat memahami dan mengambil tindakan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Pendekatan unik dalam pembuatan peta Kediri dari Jawa Timur ini telah menghasilkan peta yang lebih inovatif, relevan, dan bermakna. Peta-peta ini tidak hanya berfungsi sebagai alat navigasi, tetapi juga sebagai jendela untuk memahami sejarah, budaya, dan isu-isu sosial dan lingkungan di Kediri.
1 note · View note
difawisata · 6 months
Text
Candi Penataran, Menyaksikan Pesona Situs Bersejarah dengan Latar Hindu Siwaistik di Blitar
Pura Penataran Dikenal juga dengan nama Candi Palah, merupakan kompleks candi Hindu Shivaistik yang bersejarah di Blitar, dengan arsitektur kuno dan relief yang menawan. Harga tiket: Rp5.000; Map: Periksa lokasiAlamat: Desa Penataran, Kec. Nglegok, Kab. Blitar, Jawa Timur. Sebagai salah satu peninggalan sejarah menakjubkan di Indonesia, Candi Penataran Blitar menjadi saksi bisu kejayaan masa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Blitar and the Work Week
In a few days I will have been here for 6 months. That's a milestone, and it means my time here is 60% done. I've repeated the idea "This will someday be over" enough that it really doesn't need to be said again, but with 4 months to go, this week I had an unusual feeling, that I finally have something to do that's worthwhile. Like, even though so much time has been wasted, so much trust destroyed, that I'm surprised I could feel positively at all. First, I'm coming off of two straight weekends of travel, to Bromo and then Blitar. And, as begrudging as I was about my experience at the middle school, those people came through with a nice shirt, and 3 million rupiah, as a gesture of thanks. Nice! Plus, I gave one of the middle school students my Instagram info, and about 45 of them have since followed me. And they like my pictures from around east Java, so that's been a boost too. About Blitar, I chose to go there because it's only a couple of hours away. I've made a connection with a driver (one of our guides around Java in December) and so he picked me up on Friday afternoon and we drove south and west through the rain and around Mt. Kawi to get there. I stayed at the historic Tugu Sri Lestari Hotel, which is one of three owned by a single family who are folk art collectors, and they decorate their places with fabulous old stuff, furniture, gamelan sets, kitchen utensils, wood carvings, wayang puppets, marionette puppets, and in this hotel an inspiring thirty-yard tunnel of banyan tree roots at the entrance. When the sun shines through the roots, so carefully cultivated, it's a rare sight indeed.  On Saturday we went first to Mt. Kelud, an active volcano, not as high as Bromo, so not as cold, but visually striking. The walk was super steep and a nice workout. And people noticed me, but nobody gathered around or asked for my photo. It was cloudy, but some blue sky opened up here and there, so I was able to get some good pictures. The lake at the basin of the volcano which last exploded only 5 or 6 years ago, was deep green, and the craggly rocks, bursting with green life, looked fabulous in the sun. There's actually a 100-200 foot long bunker there, if it so happens that the volcano explodes when you're there. I would not want to have to flee there, but if it saved my life, I guess it would be ok. It could also get plugged up on both ends, as well as the escape hatch in the middle, and it could be the place where you slowly starve to death. So, I'm glad I didn't have to face that! Later that day we returned to sea level and went to the Candi Penataran, a Buddhist temple from the 12th century. The excavation and restoration, though incomplete, are well done and it's one of the better old temples I've seen here. But the yahoos were out in abundance and I soon became the object of interest, with family after family approaching me (with guileless smiles, to be fair) asking to take my picture with them, with their children, with their husbands and wives. I've said before, this is a strange feeling. What could it mean for them to have a picture of me with their family? My driver, and teacher, Syaiful (Shy - full) tells me that they are proud to have met a "bule" (foreigner) and they will share the picture on social media and in their kampung (neighborhood). I appreciate his perpsective, and I tried to be patient, but when I see people gathering to line up and take a picture with me, I have a deeply-pained reaction - "I'm here to see this great historical sight. So are you! Don't mistake me for someone significant."  And it confirms my desire to stay away from fame as much as I can. Strangers freaking out when they see you is not healthy. Then having them approach you and claim some part of you that you never offered to them (and which you cannot understand the value of) is a cognitive dissonance to be avoided. To their credit, no Indonesian person has lashed out at me for turning away from them. But, the next day, I went to the Serang beach. It's a nice beach, big waves, a wide swath of sand (piled at the high tide line with dozens of sizable pieces of driftwood, and framed by fantastic rock outcroppings and pine trees, and I could tell right away that I would be hassled. So I walked as far away from the center as possible, and sat in the shade watching the waves. Even so, groups of young people gathered around me, looking over their shoulders at me, talking amongst themselves about the bule. I had sunglasses and a beach hat and I pretended they weren't there, wearing what I've heard called a "resting-bitch face." Still one young man came over and asked for a photo. I shook my head negatively. He said, Just one? I said nothing, kept the face on and shook my head. He relented. Later two younger boys paraded around me but I guess they were intimidated. One of them turned to me while his friend watched and flipped me off with both of his middle fingers. He laughed at his action, and I was tempted to run toward him and do something rude too. But it's not my world there. So, beautiful as the place was, I didn't want to be the monkey at the zoo. I left the beach after about 90 minutes. So I recommend Blitar for some things, like the Sukarno museum, archives, home and gravesite. But bule beware! Returning home, this week I was invited by Ibu Renzi, and Ibu Yusnita (my minder), to teach a workshop for students who are applying for a government-sponsored scholarship for one semester of international study. So, I had three sessions with about 25 students each and they are all keen on learning some basics and winning the award. That makes for an energetic classroom. I found myself sitting with Ibu Renzi and talking about my life and work here. She has many years of experience overseas and she asked me, "What do you do for your social life?" (My answer? "Nothing, but I'm not depressed.") And she was disappointed to hear how seldom I am used by the school. She suggested a Reading Club, and I have begun taking notes for Heart of Darkness.  I also spent more time with Ibu Yusnita than in a couple of months. She seems more relaxed these days. She even invited me to join herself and some other teachers at a neighborhood wedding! I ought to describe it in some detail, but we weren't there for more than 20 minutes, the bride and groom were not there, so it was more a social call than a cultural event, but still a nice change from the routine. And I spoke with Ibu Rahmati again. Previously, she had me teach one of her classes a pronunciation lesson. I wasn't all that happy with that, although I do it well enough. During our casual conversation she revealed that she had a misconception about me, that I was somehow an expert in pronunciation and ESL speaking, when I have no such expertise at all. Seeing her realize that she had it wrong made me more comfortable about working with her again, which she's already set up for this coming week. That she knows that she is using me outside of my range of strengths is better for both of us. Between these three teachers, I am less in the clutches of an administration which, as I've said before, is perfectly happy to do nothing with me. Talking with and working with the teachers directly has given me this feeling of being of some use for the first time in 6 months. And if that's the way it continues, at least I'll be able to say it was getting better when my time ran out. It wasn't all a complete waste of professional time. Also, my brother is due here in 6 days. He'll be staying with me in my home for more than two weeks. He is an international program worker and he's running a seminar for various locations in the Far East. So his bosses allowed him to come here and conduct his classes via Zoom from a more conducive time-zone. That will be nice, to have someone else in the house. to share my little world with my brother, with whom I am especially close. After two weeks, a third friend of ours will arrive here and we'll gallivant off to Bali for 10 days. So March has about it some fine expectation and some real adventure. After that, then I'll have three months to go. Time. How to perfect its use is the great challenge of life, as this little microcosmic interlude in Java has spotlighted.
0 notes
borobudurnews · 1 year
Text
Kabar Mengejutkan Makam Syekh Subakir Ada di Tulungagung, Benarkah Itu ?
BNews–MAGELANG– Jejak Syekh Subakir sebagai penyebar Islam di tanah Jawa tidak hanya dijumpai di dekat kawasan Candi Penataran, Kabupaten Blitar dan di ketinggian Gunung Tidar, Magelang Jawa Tengah. Dalam menyebarkan ajaran Islam di Jawa, Syekh Subakir yang berasal dari Persia djuga diyakini pernah singgah di wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Sebuah makam tua yang berada di pinggir…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com – Pulau Dewata memiliki banyak bangunan pura sebagai tempat ibadah umat Hindu Bali dengan bangunan yang artistik dan pemandangan alam yang indah. Seperti Pura Rambut Siwi yang berada di Kabupaten Jembrana. Lokasi pura tersebut di sebelah timur Desa Yeh Embang, Distrik Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali. Jaraknya sekitar 10 km dari Negara, ibu kota Kabupaten Jembarana. Sobat Turisian dapat menjangkaunya dengan menggunakan mobil, kendaraan umum, atau sepeda motor karena letak pura ini di jalan utama Denpasar - Gilimanuk. Pura Rambut Siwi ini memiliki bangunan Candi Utama terletak di tebing dan memberikan pemandangan Samudra Hindia yang menakjubkan. Candi-candi ini memiliki bangunan candi perwakilan yang terletak di samping jalan utama Denpasar ke Gilimanuk. Nama Rambut Siwi ini sendiri mengandung peninggalan yang merupakan kunci rambut bijak (Rambut) yang dihormati (Siwi). Tempat ini merupakan salah satu Pura Dang Kahyangan jagat yang terletak di Kabupaten Jembrana Bali. Pura Dang Kahyangan sendiri yaitu tempat suci untuk menghormati guru-guru suci seperti pandeta, Maha Rsi dan para Empu. Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Kesenian Jegog Jembrana Bali Selain itu, Pura Rambut Siwi berkaitan dengan perjalanan suci Dang Hyang Nirartha atau Dang Hyang Dwijendra. Beliau mendapat gelar juga Pedanda Sakti Bawu Rawuh yang berjasa menanamkan ajaran-ajaran agama Hindu. Daya Tarik Wisata Pura Rambut Siwi Lokasi pura utama berada di atas tebing pinggir pantai, berlatar pemandangan alam laut Samudra Hindia. Sehingga suasananya indah, tenang, damai dan penuh aura spiritual, tidak mengherankan pura ini menjadi tempat meditasi ataupun menenangkan diri yang paling ideal. Cocok banget buat Sobat Turisian yang butuh healing. Tak hanya sebagai tempat suci, Pura Rambut Siwi juga menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Jembrana yang menjadi satu tujuan wajib saat Sobat Turisian wisata ke Bali Barat. Sebelum sampai di tujuan utama, kalian akan mendapat suguhan hamparan persawahan seolah menyambut kedatangan kita. Bangunannya sangat artistik, terlihat megah dan cantik berdiri di pinggir tebing. Berbatasan langsung dengan pantai dan suasana alam sekitarnya indah dan asri, bakal membuat Sobat Turisian betah berlama-lama mengagumi keagungan Tuhan ini. Terlebih kunjungan wisatawan ke Pura ini terbilang sepi tidak seperti Pura Tanah Lot yang selalu ramai. Sehingga membuat Sobat Turisian bisa lebih leluasa untuk bersantai dan menikmati keindahan yang tersaji. Lebih menarik lagi kalau kalian datang saat sore hari, keindahan sunsetnya menjadi daya tarik yang eksotis banget. 8 Bangunan Pura di Kompleks Pura Rambut Siwi Di kawasan ini Sobat Turisian akan menemukan 8 buah pura, termasuk Pura Pesanggrahan dan juga pura yang berada di bawah tebing tepi pantai. Tempat pertama persembahyangan adalah Pura Pesanggrahan kemudian Pura Taman, Penataran, Goa Tirta, Melanting, Pura Gading Wani, Pura Ratu Gede Dalem Ped. Serta tempat terakhir persembahyangan di area Pura Luhur (Pura Rambut Siwi). Baca juga: Sensasi Pacu Adrenalin Lewat Surfing di Pantai Medewi Jembrana Bali Kemudian untuk inti dari pura di kawasan ini adalah Pura Penataran dan Pura Luhur (Rambut Siwi), sedangkan lainnya adalah Pura Pesanakan. Pada pelataran utama Pura Luhur terdapat sejumlah bangunan suci. Di antaranya Padma, Meru Tumpang Tiga Linggih Ida Betara Pedanda Sakti Bawu Rawuh (Dang Hyang Nirartha), Pengayeng Betara Gunung Agung, Gedong, Meru Tumpang Dua Stana Batari Dewa Ayu Ulun Danu, Palinggih Rambut Sedana, Peselang, Taksu, serta sejumlah bangunan suci lainnya.*
0 notes
conformi · 5 years
Photo
Tumblr media
Pura Penataran Agung Lempuyang, Bali, Indonesia, 10th century VS Vera Ćirković, Eastern City Gate, Belgrade, Serbia, 1973-1976
46 notes · View notes
dolandolan · 4 years
Photo
Tumblr media
Candi Penataran, Blitar . . . . . . . #rushpackers #mytripmyadventure #backpacker #backpack #backpacking #penataran #candi #temple #hinduism #blitar #indonesia #travelling #travelporn #traveler #traveling #travelblogger #traveltheworld #travels #travelphotography #travelholic #travel #travelgram #traveller #vacationmode #vacation (at Penataran, Jawa Timur, Indonesia) https://www.instagram.com/p/B93QDp-HFW0/?igshid=1aswq0o8zytxp
1 note · View note
hinducosmos · 3 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Candi Penatara, East Java, Indonesia
William Dalrymple wrote : Candi Penataran dates from 500 years after Borobudur & Prambanan and brings us into a very different world.
The old Kingdom of Mataram has fallen, partly thanks to the catastrophic explosion of the volcanic Mount Merapi, in the process burying the recently built Candi Sambisara-- recently rediscovered by a farmer digging drainage for his field.
The action has now moved to Eastern Java and Candi Penataran is the state temple of the Majapahit dynasty. The square Gupta boxes of the Dieng have elongated into elegant pagodas. The post-Gupta classicism of the Prambanan has given way to the flatter style of Javanese wayang puppetry and the selection of Ramayana scenes now owes more to local reworkings of the story which focus on Hanuman's brave deeds in Lanka.
Its wonderfully vigorous and full of humour- but India now feels much further away.
Photographer: William Dalrymple (via Twitter: William Dalrymple @Dalrymplewill)
70 notes · View notes
inidomino · 3 years
Text
INIHANTU | KISAH MISTERI JOKO PANGON DAN MISTERI CANDI GEDOG YANG HILANG | Candi Gedog, salah satu tempat yang mengundang penasaran warga Kota Blitar, Jawa Timur. Konon, di bawah pohon beringin besar itulah puncak candi berada. Seperti yang dideskripsikan Sir Thomas Stamford Raffles dalam bukunya History of Java. Di bawah pohon beringin juga, cerita tragis Joko Pangon menjadi tutur yang melegenda.
Ketimbang menyebut Candi Gadog, masyarakat sekitar lebih familiar dengan nama Candi Joko Pangon. Legenda ini menyebutkan, Joko Pangon adalah orang yang datang dari wilayah barat dan dianggap berasal dari keluarga bangsawan Mataram Islam, atau setidaknya prajurit dari Mataram.
Joko Pangon dipercaya sebagai "sing babat alas" atau yang membuka hutan, sekaligus pemberi nama kawasan (Gedog). Pengembaraannya ke kawasan itu sebagai bagian dari keinginannya mendulang ilmu pengetahuan. Tentunya tak hanya ilmu kanuragan, tapi juga ilmu peternakan, seperti mengembangbiakan kerbau.
"Mungkin nama Pangon diambil dari kebiasaan angon (menggembala) kerbau," jelas Edi Subagyo, tokoh masyarakat lingkungan Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, menukil Sindonews.
Singkat cerita, pengelanaan Joko Pangon berhenti di sebuah pemukiman yang berdekatan dengan kawasan hutan. Seorang janda tua baik hati menolongnya, sekaligus memberinya tempat tinggal. Pangon pun kemudian dianggap seperti anak sendiri. Lalu sebagai wujud bakti, Joko Pangon pun menggantikan rutinitas si janda mengumpulkan kayu bakar di hutan.
Suatu ketika saat mengumpulkan kayu bakar, telinga Joko Pangon menangkap suara dari dalam hutan. Ia kemudian memutuskan masuk ke hutan untuk memastikan asal suara. Di tengah hutan, Joko Pangon melihat seorang lelaki tua. Lalu dirinya disambut baik bahkan diajarkan beberapa ilmu kanuragan dan peternakan.
Tapi beberapa hari kemudian, Joko Pangon yang ingin bertemu dengan gurunya hanya menjumpai sebongkah batu besar. Karena itulah untuk mengenang gurunya, di hutan itu Joko Pangon mendirikan sebuah candi. Selanjutnya hutan itu pun dibabat oleh Joko Pangon dan menjadi sebuah pemukiman.
"Kenapa desa ini dinamakan Gedog, karena di sekitar candi itulah dulu didirikan gedokan atau kandang kuda dan kerbau. Juragannya itu Lurah Bendogerit bernama Swansang. Mbah Joko Pangon itu jadi pangon (perawat kuda dan kerbau)," cerita Karyati, salah satu sesepuh Desa Gedog.
Tugas Joko Pangon memang memelihara kerbau. Imbalannya berupa anak kerbau jantan, lalu yang betina milik juragan. Keberuntungan kemudian berpihak pada Joko Pangon, kerbau-kerbau juragan itu lebih banyak melahirkan anak jantan. Hal ini membuat Swansang geram.
Karena itulah diubah kesepakatan dengan Joko Pangon, yaitu anak kerbau betina yang boleh dimilikinya. Tapi hasilnya malah kerbau-kerbau sang juragan lebih banyak melahirkan anak betina. Geram, juragan Swansang memerintahkan sejumlah orang untuk membunuh Joko Pangon.
Caranya, tangan dan kaki Joko Pangon diikat lalu dimasukan ke dalam sumur tua di kompleks Candi Gedog. Saat itu hanya anjing peliharaan Joko Pangon yang mengetahui keberadaan jasadnya. Anjing itu kemudian masuk ke dalam sumur mencari jasad Joko Pangon. Tapi setelah ditunggu lama, si anjing tidak juga muncul ke permukaan.
"Ini memang dongeng yang mengandung kisah terkait Joko Pangon yang kami anggap sebagai leluhur kami. Di bawah pohon beringin ini kami yakini sebagai sumur tempat jasad Mbah Joko Pangon berada," ungkap Karyati.
Situs Joko Pangon yang dianggap angker
Begitu kuatnya legenda Joko Pangon, membuat sejumlah warga Gedog hingga hari ini masih rutin memberikan sesaji di sekitar situs. Lokasi ini memang dikenal warga sebagai tempat 'wingit' atau angker. Di tempat itu--terutama pada pohon beringin tua--dianggap sebagai bersemayamnya arwah Mbah Joko Pangon.
"Sejumlah warga, termasuk saya, masih rutin memberikan sesaji di sini, untuk Mbah Pangon," tandas Sugeng, pada Suara.
Arwah Joko Pangon, menurut Sugeng, bersemayam di pohon beringin tua itu dan dijaga oleh makhluk halus berbentuk anjing, ular, dan macan. Makhluk-makhluk halus penjaga Punden Joko Pangon ini disebut sering menampakan diri di hadapan warga.
"Suatu malam, saya pernah melihat seekor anjing dengan mata bersinar merah," kenang Sugeng. Makhluk halus tersebut diyakininya sebagai anjing yang pertama menemukan jasad Joko Pangon.
Penampakan semacam itu, bagi Sugeng merupakan pertanda bagi warga Gedog sekitarnya untuk segera melakukan upacara selamatan. Subagyo, anak mantan Lurah Gedog, mengaku pada masa kecilnya warga rutin menggelar upacara di Punden Joko Pangon. Menurutnya, danyang (penjaga gaib) yang tinggal di Punden Joko Pangon menyukai pertunjukan wayang orang.
"Warga rutin menggelar upacara di Punden Joko Pangon, untuk menghormati leluhur dan meminta berkat keselamatan," terang Subagyo.
Selain itu, ada beberapa pantangan kepada warga Gedog agar tetap aman dan damai. Di antara larangan itu, semua wanita tidak boleh mengurai rambutnya jika habis keramas. Warga Gedog juga dilarang memakai sarung bermotif kotak-kotak hitam putih yang lazim dipakai orang Bali.
"Ada yang tidak percaya tetap dipakai. Katanya oleh-oleh dari saudaranya. Pak RT sebelah itu dulu. Melanggar larangan Mbah Pangon ya jadi hilang sak wong-wonge (sarung sama orangnya hilang)," cerita Karyati.
Karyati juga bilang, Mbah Pangon senang segala sesuatu itu bersih dan berhati-hati menjaga makamnya. Tapi pernah suatu seketika, tanpa sengaja tetangganya memukulkan sabit hingga menyebabkan ujung yoni cuwil. Akhirnya keesokan harinya, tetangga Karyati itu meninggal ditembak pasukan Jepang
Memang seiring berjalannya zaman, semua pantangan itu lalu dilupakan. Istilah yang dipakai Karyati jadi tambar. Tapi dirinya bangga, karena anak cucunya masih mau meneruskan merawat dan membersihkan situs Joko Pangon itu.
"Semoga segera dibukanya candi. jadi semakin ramai orang datang, menambah makmur warga sekitarnya," pungkasnya.
Candi Gedog yang menghilang
Dalam catatan Raffles, juga disebut bahwa struktur Candi Gedog terdiri dari batu bata. Gubernur Jenderal Inggris itu menyatakan ketakjubannya. Sebagian besar ornamen candi dibuat dari batu. Beberapa sisi--candi--masih dalam keadaan utuh. Tetapi bagian dasar pintu masuk atau tangganya telah terpisah.
"Di sini juga ditemukan benda-benda kuno. Di antara kota yang telah ditinggalkan itu, dengan dinding-dinding dan alas dari batu, yang menarik untuk dicatat," tulisnya dalam History of Java.
Apa yang dinarasikan Raffles tidak menemukan bentuknya, lenyap. Ornamen pintu masuk, tangga atau wujud candi secara utuh seperti yang tersebut dalam buku, tidak ada buktinya. Di lokasi lebih banyak dijumpai pecahan batu bata. Potongan bata kuno yang sudah berlumut dan geripis.
Puing-puing bata itu menyatu dengan gundukan tanah setinggi 1,5 meter. Ada juga susunan bata yang menyerupai pondasi bangunan. Posisinya separuh terpendam dalam tanah. Sejauh ini, hanya ada dua teori terkait alasan rusaknya candi yang diyakini secara rasional.
Rusaknya candi diduga akibat bencana alam, yakni gunung Kelud meletus. Yang kedua, faktor human error. Lalu ada juga anggapan bahwa rusaknya candi disebabkan perusakan oleh sekelompok orang pada tahun 1965.
Selain batu bata kuno, di lokasi juga ditemukan Yoni. Sayang, "Lingga" yang menjadi pasangannya tidak diketahui keberadaanya. Dalam terminologi Hindu, lingga yoni merupakan simbol kesuburan. Tidak banyak yang tahu juga sejarah pembangunan Candi Gedog, apakah dibangun saat era Kerajaan Kediri atau Majapahit. Meski begitu, kuat dugaan bahwa candi tersebut adalah tempat sembahyang atau peribadatan.
Sementara itu, proses ekskavasi tahap kedua selama 7 hari atas Situs Candi Gedog telah berakhir, Rabu (26/5/2021). Dipimpin oleh arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, para arkeolog berhasil menemukan salah satu sudut dari struktur bangunan utama candi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar Tri Iman Prasetyono, mengatakan dengan ditemukannya salah satu fondasi maka dimensi candi pun sudah diperkirakan ukuran dan bentuknya. Dengan adanya estimasi ukuran dimensi candi, pihak BPCB dapat memastikan bahwa apa yang tersisa dari Situs Candi Gedog sebenarnya tinggal struktur fondasinya saja yang terbuat dari batu bata.
"Iya, kesimpulannya memang candi bagian atas sudah dipastikan tidak ada, tinggal fondasi. Bagian tubuh dan atas candi sudah hilang," ungkapnya pada Kompas.
Meski demikian, bukan berarti Situs Candi Gedog tidak layak untuk diselamatkan sebagai cagar budaya. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar akan segera mengajukan anggaran untuk ekskavasi lanjutan, yaitu ekskavasi tahap III atas Candi Gedog. Tri mengatakan, pihaknya akan mengajukan anggaran ekskavasi pada Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) 2021 Kota Blitar.
"Kalau misalnya di P-APBD tidak memungkinkan anggarannya ya kita usulkan di (APBD) 2022," ujarnya.
Jika kelak berhasil dipugar, Candi Gedog akan menjadi Candi kuno yang pertama di wilayah Kota Blitar. Berbeda dengan wilayah Kabupaten di mana terdapat belasan candi dan situs cagar budaya termasuk Candi Penataran yang merupakan candi terbesar di Jawa Timur....
Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis....
Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya !!!
1 note · View note
arjuna-vallabha · 5 years
Photo
Tumblr media
Winged Lions, Candi Penataran, Java, photo by Anandajoti Bhikkhu
40 notes · View notes
prastowobp13 · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Candi Penataran, Pendharmaan Ken Angrok dan Hayam Wuruk
Perjalanan laku sejarah selama dua tahun memberikan pandangan baru bagi Saya dalam kesejarahan nusantara. Mulai perjalanan dari Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Untuk yang terakhir kemarin berhasil mengunjungi beberapa tempat bersejarah di empat kabupaten di Jawa Timur, salah satunya adalah Blitar.
Yang sangat menarik dari Blitar adalah mengenai kesejarahan yang sangat panjang dan penting. Blitar merupakan salah satu daerah yang berperan penting dalam hal kemajuan kerajaan zaman dahulu. Mulai dari Kerajaan Kediri sampai Kerajaan Majapahit.
Salah satu bukti kesejarahan tersebut adalah Candi Penataran.. Candi yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar ini dibangun secara berkala oleh tiga kerajaan besar, dimulai Kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Raja Srengga , Kerajaan Singhasari, sampai Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Wikramawardhana.
Candi Penataran yang merupakan candi hindu yang menyembah Dewa Siwamemiliki nama asli Candi Pallah. Nama tersebut sesuai dengan nama prasasti yang berada ditempat tersebut, yaitu Prasasti Pallah. Tidak hanya itu, Candi Penataran merupakan komplek candi terluas di Jawa Timur karena memiliki banyak bangunan. Walaupun saat ini hanya tersisa lima bangunan dan satu sumber air.
Hal lain yang membuat Candi Penataran semakin terkenal adalah bahwa candi ini dianggap sebagai tempat pendharmaan Ken Angrok raja pertama Kerajaan Singhasari dan Hayam Wuruk raja terbesar Kerajaan Majapahit.
Seperti candi pada umumnya, didepan pintu masuk candi terdapat dua arca Dwarapala yang merupakan arca beebentuk raksasa yang bertujuan sebagai penjaga dari marabahaya, sedangkan masyarakat setempat menyebutnya reca pentung atau reca gada.
Disebelah timur arca Dwarapala terdapat empat batu besar berbentuk segi empat yang dahulunya berfungsi sebagai ompak atau pondasi tiang pendhapa. Pendhapa tersebut berfungsi sebagai tempat berkumpul untuk pemujaan Dewa Siwa.
Kemudian diaebelah timur ompak pendhapa terdapat bagian tanah yang tinggi dan didasarnya disusun batuan. Tempat ini bernama Pendhapa Puja atau Pendhapa Teras yang dahulunya sebagai tempat untuk menempatkan sesaji dalam upacara keagamaan. Di batuan dasar bangunan tersebut terdapat relief yang menceritakan kisah Sri Tanjung. Salah satu cerita dari Jawa Timur yang menceritakan asal usul nama Banyuwangi. Di bangunan ini dahulunya terdapat larangan dan hukuman bagi siapa saja yang sedang berapa di Pendhapa Puja tersebut. Larangan dan hukuman tersebut diantaranya seseorang akan dipotong lidahnya bila berkata kotor, akan dikeluarkan otaknya bila berpikiran negatif, lalu dipatahkan tulangnya bila mencuri, dan dikeluarkan ususnya apabila berbuat tidak baik dan kelewatan.
Lalu di timur Pendhapa Puja terdapat candi utama yang sangat terkenal. Candi tersebut memiliki nama lain Candi Angka Taun. Karena diatas pintu candi terdapat tahun pembangunan candi tersebut yang ditulis menggunakan aksara jawa kuna yang merujuk tahun 1291 Saka (tahun jawa) yang apabila dikonversikan ke dalam tahun masehi ditambah 78 (1369 Masehi). Di bagian luar candi ini terdapat dua arca yaitu Agastya sebagai perwujudan dari Siwa dan arca Dewi Parwati yang merupakan istri dari Dewa Siwa. Pada bagian dalam candi terdapat Arca Ganesha yang dahulu bahkan sampai sekarang menjadi objek yang disembah. Ganesha merupakan salah satu putra Dewa Siwa dan Dewi Parwati yamg disebut sebagai Dewa Keilmuan atau Dewa Pendidikan.
Sebelah timur laut Candi Angka Taun terdapat Candi Candrasengkala karena dibagian tubuh candi terdapat candrasengkala yang digunakan sebagai penanda tahun pembangunan candi tersebut. Relief tersebut terdapat relief naga dan dibawahnya terdapat relief resi. Candrasengkala tersebut berbunyi "Naga Muluk Sinangga Jalma" bila diterjemahkan ke dalam angka menjadi "8021". Karena candrasengkala dibuat secara terbalik, maka angka tersebut harus dibalik, sehingga menjadi tahun 1208 Saka (1306 Masehi) yang merujuk pada tahun pembangunan candi tersebut. Walaupun saat ini yang tersisa bagian dasar dan tubuh candi, tetapi dahulunya digunakan sebagai tempat menyimpan pusaka kerajaan dan sesaji.
Kemudian disebelah timur Candi Candrasengkala terdapat bangunan yang paling besar dan megah, yaitu Bangsal Agung yang merupakan bangunan tertinggi dalam komplek Candi Penataran. Bangsal Agung ini sebenarnya memiliki tiga bagian, yaitu bawah, tengah, dan atas. Tetapi untuk bagian atas sudah hancur sehingga hanya tersisa dua bagian. Bagian bawah terdapat relief yang menceritakan kisah Ramayana dan cara membawa reliefnya melawan arah jarum jam. Kemudian dibagian tengah juga terdapat relief yang menceritakan kisah Krisnayana yang dibaca searah jarum jam, atau biasa disebut dengan Laku Pradaksima. Untuk fungsi Bangsal Agung ini, dahulunya digunakan sebagai tempat berkumpul raja dan para bawahannya. Disebelah selatan Bangsal Agung juga terdapat sebuah prasasti yang bernama Prasasti Pallah yang ditulis dengan aksara jawa kuna, yang berisikan bentuk penghormatan Raja Hayam Wuruk terhadap tempat tersebut. Di bagian atas prasasti tersebut diberi gambar lambang Majapahit atau yang biasa dikenal dengan nama Surya Majapahit atau Surya Wilwatikta.
Terakhir, bagian paling timur dari komplek Candi Penataran yang berapa di tenggara Bangsal Agung yaitu sumber air atau pentirtaan. Dahulu tempat ini digunakan untuk mandi atau untuk mensucikan diri sebelum melakukan pemujaan di Candi Penataran. Uniknya lagi, pada bagian dinding sumber air tersebut terdapat relief berbagai binatang yang sampai saat ini Saya belum mengetahui arti dari relief tersebut.
Oleh karena itu, Blitar mendapat sematan "Blitar Kutha Cilik Kang Kawentar"
*foto pribadi
1 note · View note
panorama06 · 4 years
Text
0822 2880 9090 - PURA BESAKIH
Pura Besakih Bali
 Halo gaes kali ini aku mau ngasih info nih seputar liburan dan objek wisata yang ada di Bali. Siapa sih yang gak tau tentang Wisata Bali? Pasti semua udah tau kan? Oh iya kali ini gak hanya wisata bali aja nih teman-teman... tetapi aku mau membahas salah satu destinasi wisata yang ada di bali yaitu Pura Besakih. Pura Besakih adalah sebuah komplek pura��yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Pura Besakih ini tidak sekadar menjadi tempat pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menurut kepercayaan Agama Hindu Dharma, yang terbesar di pulau Bali, namun di dalamnya memiliki keterkaitan latar belakang dengan makna Gunung Agung. Sebuah gunung tertinggi di pulau Bali yang dipercaya sebagai pusat Pemerintahan Alam Arwah, Alam Para Dewata, yang menjadi utusan Tuhan untuk wilayah pulau Bali dan sekitar. 
 Nama asli dari pura ini adalah Basuki yang artinya selamat. Diberikan nama Basuki atau Selamat dikarenakan dalam perambasan hutan oara pengikut dari Rsi Markandeya selamat melaksanakan tugasnya. Dengan berjalannya waktu nama Basuki ini berubah menjasi Besakih. Pura Besakih selain sebagai tempat kegiatan agama Hindu di Bali juga sebagai objek wisata di Bali yang populer di kawasan Bali Timur atau wilayah Kabupaten Karangasem. Sebagai pusat kegiatan upacara keagamaan Hindu, maka tempat ibadah ini memiliki upacara keagamaan yang paling padat. Jadi, kebanyakan para wisatawan yang berkunjung ke wisata Pura Besakih ini ingin mengetahui kegiatan upacara keagamaan di sini.
 Pada saat upacara keagamaan besar, maka setiap bangunan pura di kompleks Pura Besakih ini akan dihiasi dengan indahnya nuansa spiritualnya. Pura Besakih yang merupakan tempat komplek bangunan suci, dan warisan budaya dari jaman Bali tempo dulu, sebagai pusatnya candi Hindu di Bali, pernah diusulkan sebagai situs warisan dunia. Berlokasi di atas sebelah barat lereng Gunung Agung, sehingga selain pemandangan pura Besakih, pemandangan alam sekitarnya juga terlihat indah di balutan alam berhawa sejuk.
 Bagi kalian yang suka mendaki, kalian juga bisa mendaki di Gunung Agung. Karena spot wisata yang ada di gunung ini sangat indah dan bisa jadikan spot foto buat kalian yang instagramable banget yaa hehe.. Selain terkenal keunikannya tempat wisata Pura Besakih ini juga menjadi tempat favorite para wisatawan lokal maupun mancanegara. Banyak sekali yang mencari spot foto di area Pura Besakih ini. Disana juga ada yang menjual makanan atau minuman buat para pengunjung yang merasa lapar dan haus ketika berkeliking melihat kompleks yang ada di Pura Besakih ini.
 Perlu teman-teman ketahui nih .. Pura Besakih ini termasuk pura terbesar di Pulau Bali. Karena besar dengan bangunan kompleks yang begitu luas, tempat ini sering disebut dengan Ibu Pura. Tempat wisata yang ada di Bali Timur ini bisa menjadi destinasi wisata yang menarik dan seru untuk dikunjungi para wisatawan dan juga bisa menawarkan destinasi wisata yang berbeda dari yang lainnya.
 Mengunjungi objek wisata Pura Besakih tentu saja beberapa hal yang perlu dilihat , mulai dari etika juga pantangan-pantangan kunjungan objek wisata pura, tempat-tempat mana yang menyuguhkan pemandangan indah, termasuk juga melihat gambar latar belakang sejarah berdirinya pura-pura, untuk dikunjungi yang berkunjung ke sini, wajib ditemani oleh pemandu atau pemandu wisata, baik itu pemandu lokal atau pemandu wisata yang mungkin kalian sewa.
  Pura Besakih memiliki satu pusat tempat persembahyangan yang dinamakan Penataran Agung Besakih, setiap umat yang datang dengan tujuan persembahyangan ke kawasan pura ini. Selain itu ada 18 buah bangunan pura pendamping di sekitar Penataran Agung yaitu Pura Basukian dan 17 buah bangunan pura lainnya. Pemandangan dari pura ini  cukup indah yang pasti buat kalian berkali-kali untuk mengambil spot foto yang menarik dan lucu. Oh iya teman-teman aku hampir lupa nih... Lokasi dari Pura ini terletak di desa Besakih, Kec. Rendang, Kab. Karangasem - Bali, di lereng gunung Agung sebelah di ketinggian 1.000 mdpl, yang berhawa sangat sejuk. Untuk perjalanan ke objek wisata Pura Besakih, maka perjalanan dari kawasan Kuta butuh sekitar 2 jam naik mobil. 
 Tidak hanya wisata yang ada di Pura Besakih saja loh teman-teman.. di sekitar sana juga ada tempat menarik lainnya yang terletak di Kabupaten Karangasem, seperti rafting Telaga Waja , objek wisata Bukit Jambul, desa Putung, hamparan sawah Sidemen dan agrowisata Salak Sibetan. Untuk jam buka dari detinasi wisata Pura Besakih ini wisatawan dapat berkunjung dari pukul 08.00 – 17.00 WIB, tetapi bagi orang yang ingin bersembahyang pura ini terbuka 24 jam.
 Tidak hanya objek wisata Pura Besakih ini aja kok yang perlu kalian kunjungi. Di Wisata Bali ini juga menyediakan objek wisata seperti :
1. Pantai Kuta
2. Pantai Pandawa
3. Danau Batur Kintamani
4. Danau Beratan Bedugul
5. Pura Uluwatu
6. Garuda Wisnu Kencana (GWK)
7. Tampak Siring
8. Tanah Lot
9. Pantai Lovina
10. Sangeh Monkey Forest
11. Nusa Penida
 Banyak kan destinasi wisata yang ada di Bali? Gimana nih? Kalian penasaran kan pasti sama tempat wisatanya? Udah so pasti dong... buat kalian yang mau liburan ke Bali kalian ajak aja keluarga, teman , ataupun pacar liburan ke Bali pasti itu sangat seru. Di tambah serunya lagi kalo kalian liburan ke Bali ditemani dengan Jatim Traveller pasti nambah serunya.
    Nah itu aja sepenggal cerita tentang tempat wisata yang ada di bali ya teman-teman.. Buat kalian yang penasaran sama tempat wisatanya kalian bisa kunjungi langsung tempatnya. Pasti dijamin ketagihan deh.. kalian juga bisa pesan paket wisatanya di Jatim Traveller lo.. untuk infonya kalian bisa hubungi di
Website : panoramawisata.co.id | www.jatimtraveller.com
Intagram : @jatim_traveller | @panorama.wisata
WhatsApp : 0822 2880 9090 | 0877 8602 9090
Alamat  : Jl. Raya Sawojajar No.103 , Malang Jawa Timur.
1 note · View note
jatimfokusmedia · 5 years
Text
Meriah Festival Budaya "Purnama Seruling Penataran" Kembali Diselenggarakan Tahun Ini
Meriah Festival Budaya “Purnama Seruling Penataran” Kembali Diselenggarakan Tahun Ini
BUDAYA, BLITAR – Dewan Kesenian Kabupaten Blitar kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan pada malam bulan purnama di Candi Palah Desa Penataran Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Pagelaran seni budaya yang menampilkan seniman lokal Blitar, Nusantara, mancanegara, dan sebagai puncak acara akan disajikan karya Dewan Kesenian Kabupaten Blitar.
Sesuai tema Purnama Seruling Penataran kali ini…
View On WordPress
0 notes
turisiancom · 2 years
Text
TURISIAN.com – Candhari Heaven Jogja terus dibanjiri pengunjung begitu dibuka awal tahun ini (2022). Objek wisata perpaduan villa dan restoran tersebut memang memiliki venue yang sangat indah. Dari tempat ini, Sobat Turisian bisa menikmati pemandangan Jogja dari ketinggian. Rasanya seperti Bali dengan panorama Gunung Agung. Disini, sejauh mata memandang pengunjung akan mendapatkan suguhan Kota Yogyakarta nan menawan. Oh iya, kalian mau menginap, bisa. Atau sekadar nongkrong sambil berfoto, juga tidak masalah. Salah satu spot andalannya adalah gerbang layaknya Pura Penataran Agung Lempuyang Baik yang terkenal itu. [caption id="attachment_5515" align="alignnone" width="768"] Instagram/@ alen_fanindra[/caption] BACA JUGA: Museum Sonobudoyo Yogyakarta Sajikan Koleksi Benda Bernilai Budaya Ilmiah Bedanya, kalau  Bali latar belakangnya adalah Gunung Agung. Pada destinasi Candhari Heaven sini, Gunung Merapi-lah yang akan jadi background wisatawan. Kereen kan? Banyak sudut Candhari Heaven yang cocok sekali sebagai latar untuk berfoto. Tak hanya gerbang ala Bali dengan pemandangan Candi Prambanan dan Gunung Merapi saja. Bisa Juga Buat Prewedding Tetapi,  ada juga spot seperti dekat kolam renang hingga latar patung putih. Mau foto sembari menunggu makanan datang, tinggal pilih. Buat kamu yang merencanakan pesta pernikahan, ada  sewa untuk prewedding atau pemotretan. [caption id="attachment_5516" align="alignnone" width="800"] Instagram/@candhariheaven[/caption] BACA JUGA: Tiga Pantai di Gunungkidul Yogyakarta dengan Aktivitas Watersport Seru Kalau bangunan restoran atau villanya, memang desainnya tetap mempertahankan tempoe doloe atau tradisional. Pokoknya, mirip banget dengan candi. Soal menu makanan dan minumannya, jangan khawatir. Selain makanan tradisional, juga tersedia beragam menu internasional. Seperti steak, pasta, hingga fish n chip, bisa kalian coba.  Tentu, menu nasi model soto iga betawi dan nasi goreng iga, tetap ada dalam daftar menu. BACA JUGA: Yuk Nonton Sendratari Ramayana di Prambanan Yogyakarta! [caption id="attachment_5517" align="alignnone" width="600"] Instaram/@alen_fanindra[/caption] Karena tingginya, pengunjung yang ingin menikmati suasana Candhari Heaven Jogja ini, sebaiknya kalian melakukan reservasi terlebih dahulu. Pengelola akan minta deposit Rp100.000 untuk orang dewasa dan Rp75.000 untuk anak-anak yang pembayarannya harus di muka. Deposit tersebut nanti bisa digunakan untuk pembayaran selama makan dan minum di Candhari Heaven. Bagaimana? Tertarik kesini? Tunggu apa lagi. ***
0 notes
dolandolan · 4 years
Photo
Tumblr media
Unique mural in Penataran Temple. . . . . . . #rushpackers #mytripmyadventure #backpacker #backpacking #penataran #temple #candipenataran #candi #ancient #antique #unique #statue #blitarhits #blitar #lingkarblitar #indotravellers #indonesia #vacationmode #vacation #historical (at Candi Penataran) https://www.instagram.com/p/B6R6fgOnJzW/?igshid=1lwtr0cti85g9
0 notes
Video
undefined
tumblr
0896-0279-7300 Nasi Kotak Specialist Event di SEMARANG - Ayam Geprek Bu Sugeng Semarang
ORDER Klik https://wa.me/6289602797300
ORDER Klik https://wa.me/6285775606576
.
Nasi kotak Semarang dengan cita rasa khas Indonesia Sehat, Praktis, Higienis, Halal & Tepat Waktu
Dikerjakan secara higienis dan insya Allah juga dengan cara yang diperbolehkan atau halal, dengan kontrol kualitas yang ketat
.
Apapun acaranya, kami siap hadir, menjangkau dan mendukungnya.
 Melayani Pemesanan aneka paket Nasi Box / Nasi Kotak / Nasi Besek / Nasi Bungkus / Rice Box
 Paket Pernikahan / Khitanan / Aqiqah / Ulang Tahun / Walimah / Wisuda
Paket Bancakan / Hajatan / Tahlilan / Ruwahan
Paket Selamatan / Syukuran / Kenduri / Haul
Paket Tujuh Bulanan / Mitoni / Tingkeban / Selapanan
Paket Meeting / Gathering / Rapat / Pesta / Jamuan / Perjamuan
Paket Sarapan / Lunch / Dinner
Paket JUMAT BERKAH
Paket BUKA PUASA BERSAMA
Paket HEMAT / EKONOMIS
.
Google Maps
Rajanya Nasi Kotak - Nasi Box Enak di Semarang
Candi Penataran Timur, Kalipancur, Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
https://goo.gl/maps/uv6Dn689fmY8Ft159
 .
Info dan Order Pemesanan (LANGSUNG PEMILIK) call:
Hp 0857-7560-6576
Hp 0896-0279-7300
.
ORDER Klik https://wa.me/6285775606576
ORDER Klik https://wa.me/6289602797300
.
Link Shopee Food
Ayam D'Sugeng – Ngaliyan
https://shopee.co.id/universal-link/now-food/shop/20013373?deep_and_deferred=1&share
#Semarang, #nasikotak, #nasikotakan, #nasibox, #Nasiboks, #NasiBesek, #catering, #katering, #mitoni, #ricebox, #riceboxsemarang, #NasiKotakPesanan, #nasikotaksemarang, #nasiboxsemarang, #kulinersemarang, #semarangculinary, #culinarysemarang, #makanansemarang, #kotasemarang, #semarangfood, #cateringnasikotak, #cateringnasibox, #isinasikotak, #menunasikotak, #harganasikotak, #nasikotakmurah, #nasikotaksemarangmurah, #nasikotakmurahsemarang, #nasirames, #kateringnasikotak, #kateringnasibox, #kateringsemarang, #kateringdisemarang, #cateringsemarang, #cateringdisemarang, #cateringungaran, #kateringungaran, #cateringdiungaran, #kateringdiungaran, #nasikotakungaran, #nasikotakdiungaran, #ungaran, #catering, #nujuhbulanan, #tujuhbulanan, #kotakan, #besekan, #cateringkantoran, #cateringkantor, #cateringkaryawan, #kateringkaryawan, #kateringkantor, #indonesianfood, #ayamgeprek, #sambalgeprek, #nasiboxbanyumaniksemarang, #nasikotakgudangan, #nasikotakayamgoreng, #nasikotaksederhana, #nasikotakayambakar, #nasikotakdisemarang, #nasiboxsederhana, #nasiboxkekinian, #nasiboxayamgoreng, #nasiboxgudangan, #nasiboxayamkremes, #nasiboxgudeg, #nasicampur,
0 notes