Tumgik
#Mondo Agake
nullphysics · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Some 2014 or so ZZ draws
327 notes · View notes
shin-meddlesome-hero · 2 months
Text
Tumblr media
Nightmare blunt rotation
9 notes · View notes
ceo-of-funny · 4 months
Text
gundam is crazy like judau n them were only 14 n 15 years old they should've been at the salt lake
10 notes · View notes
m48patton · 9 months
Text
Tumblr media
19 notes · View notes
slpytired · 8 months
Text
Watching the whole Gundam series in 2023 #3: Mobile Suit Gundam ZZ Review
Tumblr media
Mobile Suit Gundam ZZ was directed by Yoshiyuki Tomino and ran for 40 episodes from March 1, 1986 to January 31, 1987. Set in the Universal Century year 0088, it is a direct sequel to Mobile Suit Zeta Gundam. The plot follows a new Argama crew made up of young space junkers after many of the Argama's fighting forces are depleted after the final battle of Zeta Gundam, as they battle the forces of Neo Zeon, led by Haman Karn.
I had heard that Gundam ZZ was somewhat of a black sheep in the Gundam franchise for its jarring tonal shift, being a lighthearted and comedic series after the dark and brutal ending of Zeta Gundam. Neverheless, I approached it with an open mind and hoped I would not be disappointed.
For the first half of the series, the tonal shift is indeed quite abrupt, and the show relies heavily on slapstick humour and the general immaturity of its young cast. There were many moments where I felt really exasperated with how ridiculous some of the antics were. Both the protagonists and antagonists were laughably incompetent and silly that I couldn't really take the series seriously. However by the halfway mark, the plot started to pick up and the tone settled into that of a more conventional Gundam series. One could even forget that the first half of the series was somewhat infuriating to watch. However what I feel that Gundam ZZ did well was impressing onto the audience that its cast of young pilots really are young. They get into petty arguments, tease each other, and generally behave like the teenagers they are, not just in the first half of the series but all throughout the show's run. This sort of calls back to the original MSG, which also featured a young cast of characters. Perhaps what Director Tomino was trying to explore was the tragedy of young kids having to fight in a war, plucky and spirited as they might be.
I felt that Judeau's development as a character was very nice to watch. He was the first out of the Gundam Team to start seriously considering the war and his role in it, thanks to his sister. Over time, he became a real leader of the Gundam Team, influencing his friends Beecha Oleg and Mondo Agake to take their roles more seriously as well. I also liked Elpeo Ple and Ple Two, and how they sort of mirrored the Cyber Newtypes Four and Rosamia seen in Zeta Gundam. (There's just no end to tragedy for Cyber Newtypes, though. Elpeo and Ple Two deserved better ;-;)
Overall, this series is a 7/10.
9 notes · View notes
reccoa · 3 years
Text
Tumblr media
kidzz
156 notes · View notes
roseillith · 3 years
Photo
Tumblr media
20 notes · View notes
burgers-in-anime · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Mobile Suit Gundam ZZ, episode 23: “The Burning Earth” (1986)
16 notes · View notes
enjoy-the-manga · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
11 notes · View notes
themissfits · 4 years
Text
April
Ap·ril n bulan ke-4 tahun Masehi (30 hari)
Ap·ril n perempuan, jelmaan pelangi
-
Cerita kami dimulai dari satu kejadian yang cukup menarik.
Seperti layaknya pekerja kantoran di Jakarta yang tinggal di pinggiran Jakarta, gue mengandalkan KRL untuk pergi dan pulang. Setiap hari. Banyak yang menyarankan biar gue ngekos deket kantor aja. Tapi entah kenapa, gue nggak tega kalau harus kembali tinggal berjauhan dengan orang tua gue di bilangan Depok.
Memang, hidup di Jakarta itu keras, dan nggak sehat buat jiwa. Tapi, terlepas dari hiruk pikuk nan sesaknya, buat gue Jakarta tetap indah dengan caranya sendiri. Dan, di kota ini pula salah satu episode hidup gue tiba-tiba menjadi menarik. Mungkin layak diangkat ke layar lebar.
Semua bermula pada hari Jumat malam, dua bulan yang lalu. Sepeti biasa, gue sedang menunggu kereta pulang di Stasiun Gondangdia. Waktu itu udah agak malam, menjelang jam 11. Stasiun udah agak sepi. Gue berdiri memandangi sebagian gedung pencakar langit yang terlihat dari peron stasiun. Di momen seperti ini, Jakarta mulai terasa syahdu. Sayangnya kesyahduan itu harus luruh ketika gue nggak sengaja melihat seorang pencopet sedang membuka sebuah dompet cewek, mengambil lembaran uang yang ada di dalamnya, kemudian membuang dompetnya ke tempat sampah.
Gue menunggu beberapa menit sampai si keparat itu menjauh. Gue ambil dompet yang tadi dibuangnya. Di dalamnya ada KTP, kartu ATM, kartu kredit, dan entah berapa banyak kartu membership. Penasaran, gue tarik KTP dari slotnya. Dari situ gue tahu bahwa pemilik dompet ini adalah Bianca April Namaskara. Perempuan. Dan dia ulang tahun hari ini. Dan… rumah dia hanya beda gang dengan rumah gue. Wow! Kebetulan macam apa ini?
Terdorong rasa penasaran yang terlalu kuat, gue iseng Googling nama Bianca April Namaskara dan gue menemukan Linked In, Facebook, Instagram, Tumblr, … you name itu. Dilihat-lihat, cakep juga Mbak Bianca ini. Melalui Linked In gue mengirim pesan ke Mbak Bianca:
Halo Mbak Bianca, saya kebetulan menemukan dompet Mbak di tempat sampah Stasiun Gondangdia. Kebetulan saya tinggal di daerah Kelapa Dua juga, deket rumah Mbak. Besok saya antar dompet Mbak ke rumah ya? Atau mau ketemuan di manaaa gitu juga boleh.
Oh ya, selamat ulang tahun, Mbak.  
Pesan gue nggak dia balas sampai keesokan harinya.
Halo Mas Avya, tbh saya nggak nyadar dompet saya ilang, hahaha. Parah kacau banget ya? Haha.
Makasih banyak Mas, udah disimpenin. Hoki banget nih saya. Makasih juga buat ucapannya, ya!
Ketemuan di Stasiun UI aja gimana, Mas? Jam 11an siang gitu?
 Selanjutnya, kami bertukar nomor handphone untuk memudahkan proses bertemu.
Selanjutnya, kami bertukar cerita hampir setiap hari. Di kereta menuju rumah, kalau kebetulan waktu pulang kami sama. Di kedai-kedai kopi daerah Jakarta Selatan. Di konser-konser band indie. Di percakapan malam hari sebelum tidur, atau kadang-kadang pagi hari juga pernah. Sesaat setelah kami terbangun dari tidur.
Anyway, sejak bertemu Bianca, gue jadi bangun lebih pagi. Sebab kenyataan kini jauh lebih indah daripada mimpi paling indah sekalipun.
Bianca, dalam bahasa Itali berarti putih. Tapi buat gue, Bianca berarti pelangi. Hadirnya Bianca dalam hidup gue telah memberikan banyak warna pada kehidupan gue yang monoton. Banyak hal baru gue ketahui dari obrolan dengan Bianca. Tentang bagaimana membuat fu yung hai yang enak, atau membuat rendang tanpa santan. Bianca hobi memasak. Bersama Bianca, gue melakukan hal-hal yang sebelumnya belum pernah gue lakukan. Jogging jam 5:30 pagi pada Car Free Day, misalnya. Atau mendengarkan lagu-lagu pop dari band Jepang yang ternyata bisa bikin eargasm juga.
Bianca lahir di bulan April. Bulan yang menjadi masa pergantian antara musim hujan dan musim kemarau. Antara langit kelabu dan langit biru. Antara derai-derai air dari angkasa dan hangat sinar matahari dari balik awan. Mengingatnya, bikin gue inget lagunya Mondo Gascaro.
April di batas hujan dan kemarau silam
Angin sampaikan mimpiku padanya
Duhai impian semusim kala bersemi
Tiada ragu 'kan ku melagu
4 notes · View notes
ivannmakhsara · 4 years
Text
Top 50+ Tracks of the Year 2019
Di tahun di mana saya benar-benar disibukkan dengan pekerjaan yang jauh dari musik (bersinggungan sih, tapi tak terlalu intens), saya ternyata berhasil mengumpulkan lagu-lagu favorit lebih banyak dari tahun sebelumnya. Bahkan melebihi saat saya kerja di majalah musik. Meski saya sudah tak terlalu aktif datang ke gigs dan bertemu dengan pegiat musik, saya bisa jamin daftar ini bebas kepentingan. Kalaupun ada niat untuk dibicarakan, maksudnya lebih supaya artis-artis yang berada di daftar ini lebih terekspos. Selera saya sih gitu-gitu aja lah, kalau saya denger lagu yang kebetulan pendengarnya gak sampai satu juta orang, bukan karena saya mau dianggap snob, tapi memang karena saya beneran menikmati lagu-lagu tersebut, tak peduli mereka lagi jadi bahan gunjing- eh pembicaraan atau tidak. Walaupun bukan berarti kalau tidak masuk daftar putar ini saya benci lagunya ya, bisa dua hal: saya memang gak sreg atau ya saya belum dengerin.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, banyak genre dapat ditemukan di daftar putar saya ini. Selera saya memang eklektik gitu deh. Gado gado. Dan seringkali agak norak. Enaknya bisa dengerin musik dari beragam genre, tahu kapan harus putar apa di situasi apa. Kalau lagi di jalan pagi hari dan di saat kerja saat deadline mendekat, lagu-lagu pilihan saya jadi lebih kencang dan keras. Kalau lagi sedih, lagu-lagu yang saya pilih jadi agak melambat. Kalau lagi santai, saya dengerin musik yang ganggu banget. Meskipun saya akui, saya gak bisa suka Andmesh atau pop melayu kayak gitu. Jadi maaf ya, saya gak akan masukin lagu-lagu itu.
Sedangkan lagu-lagu koplo, ada beberapa yang saya suka dengerin, tapi nggak masukin ke daftar, kayak “Salah Apa Aku” yang jujur saya udah cari, tapi belum nemu juga siapa yang nyanyi lagu itu sebenarnya. Atau kayak “Pamer Bojo” dari Didi Kempot yang sering banget saya dengerin di satu kurun waktu tertentu tapi gak ada versi live-nya yang direkam khusus (nanti saya cari lagi deh), karena bagian paling serunya adalah interaksi penontonnya, terutama pas yel-yel. Satu-satunya yang masuk dari genre tersebut ada di urutan teratas dalam daftar ini.
Selamat menikmati
3
3way Asiska - A Whole New World versi Arab Full Qolqolah
https://www.youtube.com/watch?v=-bWqcKzbQBY
A
A Fine Tuning Creation - Layangan Bunyi (Piano Version)
https://afinetuningcreation.bandcamp.com/track/layangan-bunyi-piano-version
Ache, Dandy Gilang - Clear Eyes Wide Heart
https://open.spotify.com/track/6XRViOTI57MNwCFU57Rpoq
The Adams - Masa-Masa
https://open.spotify.com/track/7IHaBEsQf7TFKmr0cOQZv4
ALICE - Your Beloved Hex
https://open.spotify.com/track/7Fu5nx4Wb5NNQH4AB1hXSJ
Armand Maulana - Bawa Daku Pergi
https://open.spotify.com/track/0MFjduOk5mgmBKtJDQPe0O
Atlesta - Living the Rumour
https://open.spotify.com/track/58qBAeFcnNnskpj06IiVzB
Avhath - Serpentine
https://open.spotify.com/track/2geV1YmtzzHdQa9DNQLOel
Aya Anjani - Juwita
https://open.spotify.com/track/6sKv1SIqMWkkWRffVFcYL8
B
Beetleflux, Dara Delila - Glimmer Lights Inside the Cuckoo’s Head
https://open.spotify.com/track/0Zwv61h0zhJyZgWH720vim
Beeswax - 0312
https://open.spotify.com/track/5HAkPRC4otNlT07oY5mWtR
Bilal Indrajaya - The Object of My Affection
https://open.spotify.com/track/4iMLelX4xF7nOig5IzpxFB
Bin Idris - Ibrahim dan Iblis
https://open.spotify.com/track/53PXio3gBLQKA22fcpepyj
Blue Room Boys - LEMIGO
https://open.spotify.com/track/5nVuFin9TFjs1IgQckvjp2
B.U.R.I.E.D - Dominate
https://buriedst.bandcamp.com/track/dominate-2
C
Christabel Annora - Dua
https://open.spotify.com/track/511XLbAvwfPcNhCARxrjOd
Circarama - Megantara
https://open.spotify.com/track/6CXiJwMPNVvPv3bNz5YKwn
Coldiac - TARA
https://open.spotify.com/track/2AxYEDYogHhEAlccbp8kIt
Cubfires ft Dandy Gilang - We Don’t Have Each Other
https://cubfires.bandcamp.com/track/we-dont-have-each-other-ft-dandy-gilang
D
Daramuda - Golden Dust (Sandrayati Fay)
https://open.spotify.com/track/72u9eBxId8PHqNeqOSBWs2
Diskoria - Balada Insan Muda
https://open.spotify.com/track/7rt1ze8gO84v4k9vBvb7JB
Diskoteq - Shout!
https://open.spotify.com/track/31F82BSaVCEplGUZmQKYHC
Duara - Sarariman’s Dream (2018)
https://open.spotify.com/track/2k5HR6YHUKkrnOFlWYcLdJ
E
Efek Rumah Kaca - Tiba-Tiba Batu
https://open.spotify.com/track/3xxdPicXyaiKbHJZSDbh8O
eleventwelfth - it’s all my mistakes
https://open.spotify.com/track/6Q06QyINDTFV2PoiA9n5Et
Emir Hermono, Clevt, Devin Adamn - 0812
https://open.spotify.com/track/78SupTgpsFYBY9Em3KVn8k
Eva Celia - Kala Senja
https://open.spotify.com/track/4oOaJMLIusJnGM5Fy8vMLN
G
Gabber Modus Operandi - Padang Galaxx
https://open.spotify.com/track/116QfKxT2Ld1kHX3RcTBE6
Glosalia - Hail Gundala
https://open.spotify.com/track/4ZsvoWbgM9IYBbtMN9Znvv
Goodnight Electric - VCR
https://open.spotify.com/track/6Exxiuu5VlgjSQO5UNDcQk
Greybox, Tara Basro - Green Kit Kat
https://open.spotify.com/track/0P0TTZs73TXRyVsUPBf0xm
H
Hong - Maruk (2018)
https://hongpunk.bandcamp.com/track/maruk
I
Ikkubaru - Street Walkin’
https://open.spotify.com/track/0qT7PaJsHg6UtyDrjgPLGf
Indra Lesmana - Hon
https://open.spotify.com/track/2CgFhKppVnaPq33VCrJ9Lx
Isyana Sarasvati - Lagu Malam Hari
https://open.spotify.com/track/29Ho5eVsCnxa6C2aAg36yc
J
Jamie Aditya Graham - Better With U
https://open.spotify.com/track/1P2F1qiyGGjQSLpf6XSmrF
Jangar - MSG
https://open.spotify.com/track/1YLWDk9CK5x6Y5yMkUX487
Jevin Julian, Kara Chenoa - No Clue
https://open.spotify.com/track/7gL3rdzbgo4QbjZCHFF9qB
Jirapah - Menjamur
https://open.spotify.com/track/4sIzmheaTD5llMzQEvD0Kg
Joe Million & Indra Menus - Jalur Sutra
https://open.spotify.com/track/2BLThhJMx3cwxZFbERaXzM
JKT48 - High Tension
https://open.spotify.com/track/7tFHwCNYlioOskZSCePjzr
K
KimoKal - Just Like You
https://open.spotify.com/track/0wmfZQkleBcyVvGFOqyoNa
Kurosuke, Kittendust - Velvet
https://open.spotify.com/track/3m9P9tPkZpHT1TOW8BZxQh
L
L’Alphalpha - Batas
https://open.spotify.com/track/7B67Bwjdt74e1DFlNkcQsm
Laze, A. Nayaka - NO HANDOUTS
https://open.spotify.com/track/5VnOHr3D6y7We50v9y5G9b
Logic Lost - Broken View/Hero Worship
https://open.spotify.com/track/0oVSBSGBE4dhE2BKLCUTk9
Lone - COCO
https://open.spotify.com/track/7Eu2TRf7zgxb2EGacGytZz
M
Maliq & D’Essentials - Senja Teduh Pelita
https://open.spotify.com/track/4jlhUj1aT0IxzaodNEV7xs
Mantra Vutura, Bam Mastro - Moonlight
https://open.spotify.com/track/22CkLebEQ9PxWVI0X4lg5l
Mardial, Moneva - U-Turn
https://open.spotify.com/track/1ocyTJCEBKOR0RUajhBRDF
Matiasu - Confusion
https://open.spotify.com/track/3VJohiMrJ5WUKPPpE5zYeJ
Matter Mos, Dipha Barus, Candra Darusman - Woosah
https://open.spotify.com/track/1UqSJdtY7pX5sYR97cqqiQ
Mirrorlakes - Three Songs
https://dismantledjkt.bandcamp.com/track/three-songs
Modern Guns, Ijal Bulb - No Chance to Bloom
https://open.spotify.com/track/09pelB1yK9pusrpxiauTqk
Mondo Gascaro, Rien Djamain - Dian Asmara
https://open.spotify.com/track/56NTZYneyuLmTXkxxusEZ1
Morgue Vanguard - Kontra Muerta
https://open.spotify.com/track/5Vi6WgRcsHC5Mqypca4NBI
N
NonaRia - Jadi Wanita
https://open.spotify.com/track/3MSAX6wyqaSuFvw6IvpkE9
O
ONAR, Elfa Zulham - Badai
https://open.spotify.com/track/4z6VOwKfclJHZyM3uIVcfX
Oneding - Ciptaan Manusia Runtuh Ciptaan Tuhan Tumbuh
https://open.spotify.com/track/4ZyeWMU8SXUD3elSgxF1RW
Oscar Lolang - Bila
https://open.spotify.com/track/5knpuoglhg77lYm9SZhRKh
Oslo Ibrahim, Romantic Echoes - You Made Me Cry
https://open.spotify.com/track/3LWu2PQKDOYEdHhVf2a2uC
P
The Panasdalam, Pidi Baiq - Secangkir Kopi 
https://open.spotify.com/track/2LzcPAXnfQcMBzBndWOBsw
Pangalo - Menghidupi Hidup Sepenuhnya
https://www.youtube.com/watch?v=wYWYZ7QZ0r8
Parlemen Pop - Gairah Hasrat
https://open.spotify.com/track/33Fub6mMcONNnQq1PVI8eT
Pee Wee Gaskins - Lonely Boys, Lonely Girls
https://open.spotify.com/track/3ZPvs4LiO9OARQbYRNbfBm
Perunggu - Menyala
https://open.spotify.com/track/6QRhyzHZ45atTWZnGDheUv
Pijar - Antologi Rasa
https://open.spotify.com/track/6OCqpUodtcQ4OPUbkInEN7
Polka Wars - Terai
https://open.spotify.com/track/5gD0HRXoYGsCmGg41KNHhV
Polyester Embassy - Parak
https://open.spotify.com/track/3YczbMwRAz3jUiiA3SNOxu
R
Ramengvrl - whats ur problem
https://open.spotify.com/track/4Ktfx7qkCY1PkH3HwLkUU7
Rayssa Dynta - Under Cover
https://open.spotify.com/track/3mYWg0LTC11KvUUQSFDiwN
Riza Rinanto, Joyflowtin, Ayub Jonn - Capricorn
https://open.spotify.com/track/7sKJlkqgH5Bery3rA9E8cz
S
Scaller - North Star
https://open.spotify.com/track/77SGgcNC1XnAD1fVrRHiup
Setabuhan - Tabuh Langit Tanduk Jawara (Jonathan Kusuma Remix Version Two)
https://jonathankusumamusic.bandcamp.com/track/setabuhan-tabuh-langit-tanduk-jawara-jonathan-kusuma-remix-version-two
Setabuhan - Tabuh Langit Tanduk Jawara (2018)
http://yesnowave.com/releases/yesno089/
Sharesprings - Talk About the Past (The Wake Cover)
https://dismantledjkt.bandcamp.com/track/talk-about-the-past
The Sideproject - Touche
https://open.spotify.com/track/6jIk1e9ClhHyYHr3MmxsNT
Sigmun - Minotaur
https://open.spotify.com/track/0xkQwQm9EC2AsE3ByjL1YK
Skandal - Racau
https://open.spotify.com/track/2bKRKHwHMCO5E9nr1XnVj1
Sir Dandy, Soleh Solihun - Mudah-Mudahan Ramai Terus (MRT)
https://open.spotify.com/track/775L6xWqVgyLZIXkTTWISK
Sisilia Virgana - Pada Saatnya
https://open.spotify.com/track/4couARf8MF1fcA5LOLkmWP
Steffani BPM - Almost
https://open.spotify.com/track/7bhhJ7sgjMb1flCIq7FBKH
The Spouse - Sacred Heart (Soundtrack of Ave Maryam)
https://open.spotify.com/track/1ySFTirKodNpeuVuIaKHfz
T
Texpack, Edo Wallad - Gadog
https://open.spotify.com/track/4Vif0hBpQzKf4PzKku1XjB
V
Vague - Cangkang https://hemalabel.bandcamp.com/track/cangkang
Vira Talisa - Matahari
https://open.spotify.com/track/11m5P3zAy8LaiqcBUMuXqr
W
Wahono - Prambanan
https://divisi62.bandcamp.com/track/prambanan
Wangi Gitaswara - Biru (2018)
https://open.spotify.com/track/1281O74KB8mlIMsGDfVAH7
The Wellington - It’s So Fine
https://open.spotify.com/track/0qT7PaJsHg6UtyDrjgPLGf
Z
Zara JKT48, Widuri Puteri - Seperti Cemara
https://open.spotify.com/track/6F0QFVCPRAHu80j3CnOnkZ
Zat Kimia - Aku
https://open.spotify.com/track/2wjMUVtfMo8JEdS0qmbnRX
Zatua - Hey Joamal
https://open.spotify.com/track/7r7o2udKAsV9WXn6YjhNZX
Zeke and the Popo - Charlie
https://open.spotify.com/track/02QdvQFiX2CS85Is9fDIpD
Zigi Zaga - Psycho Mob
https://open.spotify.com/track/3X4nruelTguce5uSjEpnoU
2 notes · View notes
nullphysics · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
A quick and insanely self indulgent post ZZ AU fancomic from a million years ago. I should try and do more at some point, it’s been long enough I don’t remember enough ZZ so I can be even more deranged
147 notes · View notes
dearachet · 5 years
Text
sepulang kantor tadi aku singgah ke halte dom, aku pakai helm dan pastinya masker. tp entah karena krisis kepercayaan diri yg berle aku merasa kaya semua org memperhatikan aku. padahal mungkin engga. hhhh aku kelewat khawatir. tadi agak mendung, banyak awan semi abu - abu di langit
Tumblr media
langit sore jadi ngga bener2 keliatan. aku duduk di tepiannya. tempat ini mengingatkan aku dengan Oikano. Oikano adalah nama rumah makan tepi laut di Manado, di belakangnya persis begini.. dulu, aku dan dua kawan kuliahku setiap sore pasti mampir ke belakang oikano.
Tumblr media Tumblr media
angin sepoi - sepoi, namun aroma asin tidak setajam biasanya. tempat ini makin ramai, td aku datang juga ramai. tp aku tetap kece..
pian hhhhaha ngga nggakk
sambil dengerin lagu rekomendasi dari adit, pupu, dan skwidy
costaroy adalah rekomendasi dari adit. mirip - mirip mondo gascaro deh? selera adit banget sih ini.
aku tanya ke grup bungaku di whatsapp, lagu apa yang cocok didengarkan ditepi laut, adik skwidy ngasih lagu yang ini
dan pupu ngasih ingin dekatmu milik indische party. asli sih pas banget, liriknya.. judulnya. aku berasa kaya tokoh utama dalam sebuah film borrrrr hhhah. ingin dekatmu, tapi mu nya ini siapa coegggg?
“kuhanya ingin dekatmu, tak lebih dari itu”
lalu sebuah pesan masuk dari meng
“baliikkk”
waduuu.. semesta tau aja apa yang ada diotakkuu
tapi sedikit sedih karena sesampainya di rumah, aku baru sadar satu pin ku di tas yang tulisannya ‘berterima kasih sudah hidup’ dari hairembulan, hilang. mungkin jatuh atau gimana. tapi gapapa, semoga yang dapet pin itu merasa beruntung.
seperti ada seseorang yg berterima kasih kepadanya.
1 note · View note
beangioletto · 3 years
Text
Tigabelas yang Pertama
Uhh lelah sekali hari ini, buah dari hari2 sebelumnya juga. Hampir 1 minggu aku pulang di jam isya, mau dikata apa saya memang buruh pabrik. Proyek ku belum juga menemukan titik terang, padahal di awal sudah direncanakan dengan baik. Ya memang lagi2 kita cuma manusia. Aku bersedih secukupnya saja, dan bersyukur setidaknya ada progress walaupun sedikit. Tapi malam ini aku begitu lelah, bolehkah kabar buruknya besok saja? Ehehe aku pun belum sempat merapikan tempat tidurku saking lelahnya. Atau mungkin saking malasnya.
Ah aku juga mulai lelah ngobrol yang berat2. Ya mungkin rentetan dari lelah fisik, membuat pikiranku juga lelah. Jadi nulis aja, yang ringan, sebagai stress reliever, berharap diakhir tulisan ini aku menemukan lega.
Di taxi tadi, aku teringat hal2 lama yg membekas bagiku. Lagi, karna aku sudah cukup mikirin kerjaan, maka aku harus mikir yang indah2. Aku teringat tahun 2018 lalu, sekitar bulan agustus aku dan teman2 dadakanku main ke acara folkmusic festival, di Batu. Ah, kombinasi seru yang jarang2 bisa didapatkan : orang baru, konser, sleepover. Masih ingat betul dinginnya kota Batu yang menusuk, tapi nggak menghentikan aku dan nisa temanku untuk berjoget. Senja di tanah lapang, dengan backsound hujan di bulan juni. Nggak nyambung sih, tapi romantis. Aku juga inget feelsnya ketika Mondo Gascaro tampil di panggung. Kali pertama denger lagunya, asik juga. Di samping kanan ada mas2 sendirian berjoget, sepertinya habis menghirup sesuatu. Cukup menghibur. Iri juga, dia melepaskan stressnya ke udara di malam itu. Lalu ditengah2 konser aku sempatkan beli kopi untuk menghangatkan tubuh juga, aku lupa mocca atau latte, tapi aku ingat 15 menit kopinya berubah dingin karna suhu sekitar, dan juga aku jadi magh karna minum kopi terus. Kemudian ketika closing guest tiba, orang2 mulai berukumpulan ke tengah, dorong dorongan. Ah sayang sekali dulu aku terlalu pengecut. Menurutku menikmati seni lagu terbaik adalah ketika kita bisa berjoget bebas. Sayangnya aku mengikuti arus ikut bergerombol ke tengah, nggak bisa joget deh, tanganku pun sibuk memegang hp, untuk mengabadikan momen, dan pamer ke medsos. Hahaha ya itu lah. Aku harap bisa merasakan konser lagi dengan benar setelah pandemi ini.
Hehehehe kan bener, diakhir tulisan ini aku sudah agak lega. Harapan dan doa untuk besok. Doakan lancar.
0 notes
maharbunga · 4 years
Text
Tentang Menjadi Salah Satu
Terhitung hampir setahun sudah saya menjabat jadi ketua himpunan ini. Dan ternyata, pertanyaan saya di awal masih belum bisa terjawab. Bahkan, ketika sudah selesai masanya. Pencalonan diri di awal yang agak dramatis, berlatar belakang lagu Apatis-nya Mas Mondo, saya berhasil “menang” dari 2 kandidat lainnya. Yang saya masih bingung sampai sekarang, kenapa.
Di awal-awal pencalonan diri, saya berpikir keras tentang apa yang salah dan benar dari organisasi ini. Apa yang salah atau seharusnya benar dari sebuah organisasi secara umum. Apa yang bisa diperbaiki, apa yang dapat di kompromi. Untuk siapa sebenarnya sebuah organisasi, dan fungsi berhimpun di masa yang serba mandiri ini. Saat itu juga, pemilu serentak di selenggarakan. Kampanye-kampanye yang meyakinkan, membangun, atau mengkritik keberjalanan pengurus periode sebelumnya, muncul pada permukaan. Awalnya saya ragu, dan hampir tidak jadi untuk mengajukan diri. Dengan semangat yang dikobarkan oleh teman-teman yang ternyata membuat saya tersulut, saya maju dengan yakin dan optimis. Sebagaimana visi saya menjadikan organisasi ini berpegang teguh kepada fungsi keprofesian dan kekeluargaan manusia-manusia di dalamnya. Sepanjang keberjalanannya, saya masih yakin akan guna organisasi ini dan tujuan saya berada di dalamnya. 
Lalu sampai pada titik akhirnya, banyak hal-hal yang tidak terlaksana dan kesempatan yang terbuang sia-sia. Cita-cita kami, dan cita-cita saya yang ternyata harus di pendam atau mungkin harus di buang. Mungkin saya gagal. Kecewa dengan teman-teman, kecewa dengan anggota lainnya. Mungkin terlalu sulit untuk diri saya sendiri untuk mengaku kalau, saya kecewa dengan diri saya sendiri. Saya yang seharusnya bisa memimpin dan mengatur keberjalanan organisasi ini. Yang seharusnya saya bisa mendorong masing-masing manusia di dalamnya bisa menggapai mimpinya dan berkembang bersama organisasi ini. Atau mungkin pada akhirnya, saya yang terlalu banyak berekspektasi. Begitu pun yang lain, terhadap saya, terhadap organisasi ini, terhadap diri mereka sendiri. Tapi dibalik kegagalan itu semua, anehnya rasa bersalah saya tidak sebesar itu.
-
Lalu ketika saya tarik dengan lensa yang lebih jauh lagi, mungkin saya tidak atau belum paham apa guna organisasi ini. Apa guna berkumpul, apa guna ada dalam sebuah komunitas, di dunia yang sudah serba mandiri, di dunia yang mengagungkan individualitas. Apa guna organisasi ketika manusia-manusia di dalamnya dapat berjalan sendiri, di jalannya sendiri yang ia yakini. Lalu apa guna kaderisasi yang ternyata mencetak manusia dengan doktrin yang sama, dan lalu menjadi krisis identitas setelahnya? Apa guna memaksa, ketika kita seharusnya bisa memilih, atau tidak sama sekali. Memaksa yang di dorong oleh kehendak sosial dan budaya, bukan memaksa dengan tindakan represif dari kelompok yang hierarkinya lebih tinggi. 
Kalau boleh jujur, pengakuan saya di akhir masa jabatan ini, (organisasi dalam konteks tulisan ini adalah himpunan); himpunan kini tidak ada gunanya. Bila, sekali lagi, kita sudah terlalu hidup dan menghidupi diri dengan individualitas. Lalu, berkumpul hanyalah sebuah pemenuhan manusia-sebagai-makhluk-sosial.
0 notes
chamomileaphrodite · 4 years
Text
let / musik
setelah hampir 12 tahun, saya kembali membeli sebuah album, itu mengagumkan saya pikir.
saya hanya ingat album yang saya beli saat saya kecil adalah album Kerispatih ‘tak lekang oleh waktu” tahun 2008 dan itu seperti hadiah ulang tahun saya, saya diberi kebebasan ingin membeli album musik dari musisi yang saya suka dan akhirnya saya membeli album Kerispatih itu, albumnya masih berupa kaset tape dengan lembaran lirik lagu yang saya bawa setiap pagi ketika musik itu berputar.
sekarang 2020 saya membeli first album dari grup idol j/k-pop IZ*ONE, BLOOM*IZ. dan ini juga hadiah, bukan dari siapapun tapi dari saya sendiri karena telah merealisasikan impian saya. saya berkata kepada diri saya sendiri untuk bebas membeli album siapapun berapa pun harganya, terlalu banyak album yang saya ingin beli, mulai dari Stars and Rabbit, IZ*ON, itzy, Gugudan, sampe Weki Meki. pilihan saya jatuh kepada album IZ*ONE dengan alasan grup ini temporary dan mungkin saya tidak dapat menikmati karyanya di tahun berikutnya, lagi pula saya telah menunggu kedatangan kembali IZ*ONE dengan 3 bulan rasa cemas. 
Semoga saya menikmati album ini dengan rasa bahagia, saya sebenarnya agak menyesal tidak membeli album set Minjoo lebih cepat dan akhirnya saya tidak memilikinya, pilihan nya kepada album set dari Chaewon dengan tanpa kartu AR dan harus membelinya di toko terpisah. 
Saya memilih membeli album member set karena mungkin saya terlalu perfectionist /atau lebih tepatnya ter obsesi dengan simetris seperti Death the Kid di anime Soul*Eater hahaha maaf kan saya, yang sebenarnya jika saya membeli album resmi unsealed lebih murah dan lebih fair. 
saya mengatakan bahwa album terakhir yang saya beli adalah album dari kerispatih, saya ingin berbicara tentang itu.
kerispatih, saya mengenalnya sejak dirilisnya album pertama mereka tahun 2005, waktu itu saya baru lulus tk dan mungkin sekitar kelas 2 sekolah dasar, seseorang yang mempengaruhi saya adalah kakak sepupu saya, yang juga merupakan influence terbesar dalam hidup saya banyak hal seperti musik bahkan sampai klub sepak bola, saya terpengaruh oleh kakak sepupu saya.
ketika saya kecil saya mungkin hanya mengenal lagu-lagunya dan merapal tanpa ada perasaan yang berarti, dan saya sangat kagum dengan suara dari sammy simorangkir yang menurut saya dari dulu hingga saat ini memiliki suara yang sangat megah.
akhir2 ini saya sadar bahwa karya dari kerispatih sangatlah megah, sangat kaya dengan instrument yang megah.
ketika saya beranjak remaja saya mulai meninggalkan update soal musik seiring dengan urusan pendidikan saya yang jauh dari hal-hal seperti itu.
saya kembali mendengarkan musik “ngulik” dan mulai mengupdate playlist saya, masa sebelum 2014/2015 saya hanya mendengarkan musik yang sedang trend dikalangan circle pertemanan yang saya sadar ternyata refrensi musik mereka sebenarnya stuck dan tidak terlalu mengenal musik baru. tahun 2014/2015 saya mulai mendengarkan musik lagi setelah sekian lama, musik EDM ditahun itu sangat berkembang pesat, dan saya mulai menikmati musik-musik dari nicky romero, galantis, calvin haris dsb. saya tidak terlalu mengikuti musik indonesia yang mungkin karena surut informasi beririsan dengan matinya program musik indonesia dan mungkin musik indonesia yang saya tahu adalah musik yang bekembang diplatform youtube, mulai dari gac, kunto aji, yura yunita hingga isyana sarasvati
tahun 2016, saya telah lulus dari masa pendidikan saya, mulai dari situ saya mulai liar, aplikasi musik streaming saat itu ‘joox’ membantu saya lebih liar, saya mulai mendengarkan musik indonesia yang menurut saya keren. album dari yura yunita, adhitya sofyan, mondo gascaro, teza sumendra, kunto aji dsb, saya hampir tidak pernah mendengarkan musik dari barat. 
setelah saya mulai kuliah tahun 2016, saya mulai mendengarkan musik dengan taste ‘billboard’ karena saat itu radio prambors menjadi refrensi musik saya terutama program trending20countdown dan nightshift genus/ mario. 
 2017, diskografi saya mulai aneh dengan mendengarkan musik yang saya suka, saya tidak peduli barat, atau indonesia. saya mendengarkan dalam satu playlist (saya biasanya membagi playlist indonesia dan barat karena saya *obsesi dengan simetri) 
tahun 2017 akhir saya mulai menikmati drama korea, dan musik dari original soundtrack, tahun itu pula saya mencoba mendengarkan musik dari zion.t, heize, bolbbalga4  10cm, sweeden laundry, cosmos hippie, rocoberry dan musisi sejenis tanpa mendengarkan musik dari idol grup dan masih mendengarkan musik secara setara indonesia, barat dan korea.
tahun 2018 merupakan tahun yang menurut saya tahun yang membuat saya seperti dibaptis untuk mulai mendengarkan dan mulai “ngulik” musik dari idol grup beriringan dengan dimulainya survival show Produce48,disini saya mulai tahu cara menikmati musik dari idol grup terutama wanita, (sampai sekarang saya masih belum bisa menikmati musik dari idolgrup pria selain seventeen dan verivery) 
ngobrolin soal musik memang sangat menarik buat saya, saya bukan musisi, saya tidak bisa bernyanyi, refrensi musik saya hanya sebatas apa yang saya suka, tidak jago untuk menghafal lirik, tidak bisa bermain instrument apapun bahkan buta terhadap bahasa musik. saya hanya penikmat musik yang tidak tahu apa-apa soal musik , saya hanya mendengarkan musik yang saya suka. tapi saya bisa sangat yakin untuk mengatakan bahwa saya tidak bisa hidup tanpa musik dan saya sangat suka musik lebih dari apapun bahkan dari bakat alami saya sendiri *menggambar.  lihat saya bisa menulis sepanjang ini untuk membahas refrensi musik saya.
0 notes