Tumgik
#wulan dewatra
arifreiko · 5 months
Text
In -depth Investigation: trace the riots wounds 98 in literature
Introduction The 1998 riots were events that shook Indonesia as a whole. This riot occurred after the fall of the New Order and had significant social, political and economic impacts. In this article, we will conduct an in -depth investigation to trace the riots wounds in literature. Literature has an important role in recording and reflecting historical events that affect society. By studying literary works related to the 98 riots, we can understand the perspectives and experiences of individuals involved in the event. I. Introduction A. Definition of Literature as a History Witness B. Significance of Riots 98 in Indonesian History II. Literature as proof of history A. Literature Function in Recording Historical Events B. Effects of Literature in Shaping Public Opinion C. Creation of Narration in Literature as a Representation of Riots 98 III. Literature as a reflection of individual experience A. The author's personal experience in literature B. Relationship between fiction and real life C. Use of Language Style in describing the cruelty of riots 98 IV. Analysis of literary works related to riots 98 A. "Larung" by Ayu Utami B. "Ronggeng Hamlet Paruk" by Ahmad Tohari C. "Love Never On Time" by Wulan Dewatra V. Implications of in -depth research in society A. Historical education through literary works B. Remembering and reflecting riots 98 to prevent the recurrence of similar events C. Building empathy and solidarity through literature Conclusion The in -depth investigation of the traces of the riot wound 98 in literature gave valuable insights about the incident. Literature not only records historical events, but also describes individual experiences and creates space for deeper reflection and understanding. In studying literary works related to the 98 riots, we can feel the impact emotionally and expand our perspective on this important historical event. It is important for the community to involve literature in historical education and utilize literary experience as a tool to prevent the recurrence of similar conflicts in the future. Through this in -depth research, we can build stronger empathy and solidarity and respect our historical complexity.
Check more: In -depth Investigation: Track the traces of riots 98 in literature
0 notes
kresensianesa · 4 years
Text
“Hujan dan Teduh” by Wulan Dewatra
“Unpredictable! Great ways to tell a story.” - KNO
Pertama baca judul dan sinopsisnya tuh sudah membayangkan kisah ketulusan cinta seorang perempuan yang tak terbalaskan oleh seorang laki-laki. Tapi saya dikejutkan setelah baca beberapa halaman dan ternyata tokoh utama yang seorang perempuan malah mencitai perempuan lain, bukan laki-laki.
Ditambah lagi, gaya bercerita dalam novel ini yang bisa dibilang bergaya ‘maju-mundu’ dengan latar past: semasa SMA dan now: semasa kuliah, bikin saya sedikit kebingungan. Sampai barulah di sekitar halaman 108 saya mulai masuk dalam keseruan yang sebenarnya dan tidak bisa membiarkan apa pun/siapa pun memotong cerita serunya <hahaha>.
Cara menyampaikan setiap dialog sangat ringan dan benar-benar seperti percakapan sehari-hari yang kita semua pasti alami. Jadi membuat ceritanya tidak terlalu berat untuk dicerna dan diresapi.
Penggambaran karakter-karakternya juga bisa membuat imajinasi berwarna. Setiap tokoh dengan ciri khas masing-masing tersirat cukup jelas sehingga tidak sulit untuk membayangkan sosok-sosoknya dalam imaji.
Untuk yang suka cerita percintaan remaja yang mengajarkan tentang penerimaan, rasa takut, marah, kepasrahan, keegoisan, rasa bersalah, dan kebahagiaan yang memacu laju nafas, novel ini bagus dan menyentuk hati. Penggalan puisi yang terselip menjadi hiasan bunga indah dalam keseluruhan cerita yang ada.
Like it!
0 notes
crookedstories · 7 years
Photo
Tumblr media
Reviews: Hujan dan Teduh by Wulan Dewatra Hujan dan Teduh by Wulan Dewatra My rating: 3 of 5 stars I am..... confused. It's actually 3 solid stars, tapi karena beberapa part sempet bikin aku merasakan sesuatu waktu baca, aku putusin pengen lebih, but then....
0 notes
arfanallell · 5 years
Link
0 notes
Quote
Kenapa sih lo selalu ngerepotin hidup lo sendiri?
Daniel, Hujan dan teduh, Wulan Dewatra
2 notes · View notes
afiliar · 11 years
Quote
aku dan kamu seperti hujan dan teduh. pernahkah kau mendengar kisah mereka? hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan. seperti itulah cinta kita. seperti menebak langit abu-abu.
Wulan Dewatra dalam Hujan dan Teduh
12 notes · View notes
agoyirpa · 11 years
Quote
manusia itu bukan dibagi-bagi menjadi pria, wanita, maupun waria. manusia terbagi menjadi dua, yang BAIK dan yang TIDAK baik.
Wulan Dewatra
0 notes
siampvdan · 11 years
Text
Lembayung
jangan tunggui lembayung ( payung jingga kadang bersemburat merah)
karena lembayung akan pergi bersama senja
jangan rindukan lembayung (semburat yang pudar tanpa cahaya, dan hilang ketika dapat terlalu banyak)
karena lembayung takkan berpaling dari senja
bukan malam malu-malu yang mendapat lembayung
tidak juga siang dengan pijarnya
tetapi senja, yang memberi warna dan senyum. Kau  lembayung untuk senja siapa? 
7 notes · View notes
Quote
Gue nggak mau dia nerima gue apa adanya. Gue pengin dia bahagia
Bintang, Hujan dan Teduh, Wulan Dewatra
0 notes
Quote
Bersikaplah seolah-olah lo seneng bareng gue, Val. Nikmati waktu bareng gue tanpa terang- terangan menghadirkan kenangan mantan lo
Rika, Hujan dan teduh, Wulan Dewatra
0 notes
Quote
Kalau gue cuma orang buat nemenin lo saat sepi dan lo sendiri nggak punya niat dan usaha buat sayang sama gue, gue nyerah... I'll turn around.
Rika, Hujan dan Teduh, Wulan Dewatra
5 notes · View notes