Maaf Tuhan, Aku Hampir Jatuh Dalam Lembah Keputusasaan
In the name of Ar Rohman
By: Malika Azkadina
PUTUS ASA
Hampir tak pernah ku tulis kata itu dalam kamus hidupku. Berusaha untuk tak menghiraukannya dalam setiap usahaku melakukan segala sesuatunya, baik yang kusukai maupun tak kusukai. Karena sekali ku tulis kata itu dalam kamus hidupku, maka dapat dipastikan hal itu akan menjadi kata yang sering kupakai.
Takut apabila kata itu menjelma menjadi sebuah kebiasaan.
Candu.
Namun, tanpa pernah kusadari lagi, huruf dari kata-kata itu mulai tampak dalam kamus hidupku.
P
Sekuat apapun ku lawan,
U
Pertahanan itu mulai goyah,
T
Tonggak mulai rapuh,
U
Atap mulai roboh,
S
Para penghuninya pun tak mampu bersatu lagi untuk mempertahankan,
A
Pondasi mulai hancur,
S
Perabotan porak poranda,
A
Sempurna. Kamus hidupku telah memiliki kosa kata baru,
PUTUS ASA.
#SELAMATDATANGPUTUSASA
~~~
Sejak kata itu tertulis, aku tak tahu lagi harus berbuat apa untuk menghapusnya. Sudah banyak cara yang ku tempuh, berusaha dan berupaya menghilangkannya dalam kamus hidupku. Karena aku harus segera mengakhiri apa yang tak seharusnya ku mulai.
Semua hal ku lakukan selama ini sia-sia. Tak menghasilkan nilai. Tak membuahkan hasil apapun. Nihil.
Putus asa berarti putus harapan juga, bukan?
Ku mulai berpindah haluan untuk menuruti semua yang kata itu perintahkan. Seakan-akan otakku tak bekerja lagi. Telingaku tuli. Mulutku terkunci. Hati mulai mengikuti alur yang kubuat sendiri. Tangan dan kaki pun mulai berbakti.
Hingga terlupa, bahwa aku masih memiliki satu penolong yang tak pernah melupakan yang selalu meminta tolong.
Astagfirullahal adzhim.
~~~
Sampai hari itu datang. Hari dimana wasilah itu dihadirkan tepat dihadapanku, ketika aku benar-benar telah condong dan benar-benar hampir jatuh pada lembah keputusasaan.
Ia adalah sosok yang memberikanku sebuah inspirasi dan motivasi. Ia mengatakan bahwa, “Tak apa jika kita mengalami sebuah keputusasaan, tak apa jika kita mengeluh, namun janganlah berlebihan. Apalagi sampai pada derajat kufur nikmat. Wal ‘iiyyadhu billah”.
Hidup adalah ujian. Menghadapinya memerlukan mental yang kuat. Tak selamanya hidup itu mudah. Demikian pula, tak selamanya hidup itu terus menerus berada dalam kesulitan. Ketika menghadapi kesulitan pun tak sepatutnya kita mencari kambing hitam dengan menyalahkan keadaan hidup, orang lain, bahkan lingkungan sekitar. Karena hal itu hanya akan memperkeruh keadaan dan perasaan.
Tidak perlu merasa putus asa dalam menghadapi segala kegagalan hidup. Karena kegagalan bukanlah suatu aib yang perlu diratapi.
Kegagalan adalah sukses yang tertunda.
Jalan menuju puncak memang tidak selalu mulus. Selalu ada tantangan yang harus ditaklukan. Tapi, justru hal itulah yang membuat kita berkembang dan dapat mengambil hikmah serta pelajaran dari sebuah pengalaman.
Yakin bahwa Allah selalu bersama kita, kapan dan di manapun. Pastinya, selama kita berupaya berada di atas jalan-Nya. Jangan pula salah dalam menggunakan waktu. Sebab sedikit kesalahan akan menbuat kita menyesal di kemudian hari.
Karena waktu, kita bisa menggapai kemenangan. Karena waktu, kita bisa jatuh ke lembah yang sangat rendah dan hina. Kita pun dapat merasa bahagia atau sengsara juga karena waktu, bukan?
Kita harus yakin dengan talenta yang Allah anugerahkan kepada kita. Bersyukurlah atas talenta itu. Allah pun tak akan menguji kemampuan hamba-Nya diluar batas kemampuannya.
Disamping itu, kita juga membutuhkan seseorang yang dapat mendengarkan keluh kesah kita. Dengan harapan dan tujuan agar kita mendapat bantuan baik berupa nasihat, ide, maupun doa bahkan hartanya sekalipun, sehingga masalah yang kita hadapi pun mendapat jalan keluarnya.
Menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah.
Alhasil, beban yang kita pikul semakin ringan, bukan?
Karena masalah serumit apapun pasti ada jalan keluarnya.
Yang terpenting adalah selalu perbaiki niat kita. Luruskan niat. Tentunya niat yang disertai harapan. Harapan yang dapat membawa kita menuju perubahan yang lebih baik.
Kita memang tidak bisa memungkiri bahwa hati manusia dapat tergelincir dari maksud atau niat awal. Maka dari itu, kita perlu senantiasa memperbarui niat di setiap saat. Tidak hanya di awal, tetapi di sepanjang proses kita bertindak hingga di akhir tindakan.
Dekatkan diri kepada Allah, jauhkan diri dari berbagai macam kemaksiatan, inshaallah Allah akan memberikan perlindungan-Nya, tak hanya perlindungan didunia, namun berlanjut hingga hari kiamat nanti. Dimana hari itu tak ada perlindungan selain perlindungan dari sisi-Nya.
Terakhir,
Putus asa tidak menunjukkan apa-apa kecuali tidak adanya keyakinan bahwa Allah selalu bersama hamba yang bertakwa.
Putus asa adalah bagian dari jebakan dunia, agar kita semakin jauh tergelincir dari jalan yang sudah digariskan Allah Ta’ala.
Putus asa bukanlah mental orang-orang yang beriman dan taat kepada Allah.
Untuk itu, kuucapkan perpisahan yang ku harap takkan ada lagi pertemuan setelah ini,
#SELAMATTINGGALPUTUSASA
~~~
Allahu a’lam bisshowab.
3 notes
·
View notes
Do you love what you do every day? Find your passion and pursue it because life is too short!✨ If you're doing what you love, tell me what ot is below! I'd love to hear it. For me, it is working with all my animals! All day, every day, from ym yorkies, my cats, to my cows... I am a very happy woman! #dowhatyoulove #findyourpassion #loveyourjob (at New York) https://www.instagram.com/p/Co3Dz0oLKcE/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes