Tumgik
#kutipan novel
daribuku · 1 year
Quote
Kalau keinginanmu sedemikian banyak, kualitas diri kamu juga harus makin diperbaiki. Mau dapat kayak Satoshi? Jilbabmu jangan sekedar kain nempel di rambut. Mau dapat pasangan yang baik? Hatimu juga harus baik
Om Hanif pada Sofia #daribuku *Sirius Seoul* - Sinta Yudisia, Pastel Books
64 notes · View notes
segudangpikiran · 3 months
Text
Beginilah kalimat pembuka dari novel Rainbow and Ocean oleh Ruth Priscilia Angelina
Untuk laut dan kesedihannya
Untuk pelangi dan senyumnya
Untuk laut dan pelangi, sang penginspirasi
Pada awalnya, aku tak mengerti apa maksud dari kata-kata itu dan kenapa penulis taruh di halaman pembuka. Aku baru menyadarinya ketika setelah selesai membaca buku ini dan aku kembali lagi ke titik awal. Ternyata, kalimat pembuka itu adalah akhir dari sebuah novel Rainbow and Ocean. Duh, ini novel kedua yang hampir membuat diriku menangis ketika membacanya. Lagi-lagi, siapa yang meletakkan bawang merah di sekitar sini?
5 notes · View notes
lantai-kampoeng · 1 year
Photo
Tumblr media
Andrea Hirata adalah salah satu dari beberapa maestro penulis Indonesia #yang karya-karyanya sangat terkenal hingga ke mancanegara. Sebut saja seperti tetralogi Laskar Pelangi yang sarat pujian, Orang-Orang Biasa, dsb. Judul: Brianna dan Bottomwise Tebal: 380 halaman Berat 350 gram Penerbit: Bentang Pustaka Tahun: 2022 Silahkan click contact @mediayosi untuk pemesanan buku atau dapat hubungi kami melalui ☎️ WA 0818-1896-7887 (Bon Yosi) ═════════•❁🎉🚴❁•════════ #novelandreahirata #andreahirata #novel #briannadanbottomwise #bonyosi #novelindonesia #bentangpustaka #bincangbuku #andreahiratabooks #andrahiratanovel #novelmurah #katakataindah #sobatcouns #mindset #polapikir #berbagicerita #katakatabijak #kutipan #melodydalampuisi #quotesindonesia #pathdaily #kutipan #katahati #ungkapanhati #perjuangan #bonyosibuku #bonyosistoryteller #bonyosithestoryteller #mediayosi (di Jakarta, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CoGycGuPBfU/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
hfarihhh · 10 months
Text
"Jika kerinduan berbentuk air, mungkin rumah ini sudah tenggelam."
Kutipan dari : Nusa & Nala (Bab 3) on Fizzo Novel
12 notes · View notes
nurkhanifah · 1 year
Photo
Tumblr media
Book Review ( Assalamualaikum Calon Imam )
Penulis : Ima Madani
Penerbit : Coconut Books
Kategori : Romance Religi
Tahun terbit : 2017
Halaman : 476 hlm
“Tetaplah menjadi perempuan seperti Aisyah meski sudah tak ada pria seperti Muhammad. Belajarlah mencintai seperti Fatimah meski tak ada lagi pria sebaik Ali.”
Mengisahkan seorang mahasiswa bernama Nafisya Kaila Akbar yang trauma dengan kisah perceraian orang tuanya juga harus memendam perasaan cintanya kepada tetangga sekaligus sahabat kecilnya bernama Jidan. Namun Jidan ternyata menyukai kakaknya sendiri. Hingga pertemuan tak disangka yang membuat terikat antara Nafisya dengan laki-laki bernama Alif Syaibani Alexis yang ternyata dokter sekaligus dosen dikampusnya.
Premis :
Nafisya seorang mahasiswa yang trauma dengan kisah perceraian orang tuanya yang hanya berpikiran untuk bisa jatuh cinta namun tidak dengan menikah.
Tokoh :
Banyak tokoh yang berperan dalam cerita ini. Tapi penulis berhasil menghidupkan karakter tokoh Nafisya dengan sangat kuat diantara banyaknya tokoh-tokoh pendukung lainnya yang tak kalah kuat seperti Dokter Alif, Jidan, Kak Salsya, Ummi, Abi dll.
Nafisya
Gadis shalihah yang baik, panikan, mandiri, tangguh yang sangat menyayangi umi dan kakanya. Namun, membenci sosok abi.
Alif
Dokter bedah sekaligus dosen yang berkepribadian tegas dan juga tampan menjadi idola para mahasiswi di kampusnya. Terlihat dingin dan galak namun sangat menyayangi istrinya yaitu Nafisya.
Jidan
Lelaki soleh yang menjadi suami Kak Salsya sekaligus sahabat kecil Nafisya
Kak Salsya
Sabar dan juga penyayang
Ummi
Baik, penyayang, sabar dan juga ikhlas
 Alur dan Ritme
Dalam cerita ini menggunakan alur campuran yaitu alur maju dan juga alur mundur. Penyajian jalan ceritanya penuh kejutan  hingga di bagian akhirnya yang sulit ditebak membuat cerita ini semakin menarik.
Latar
Cerita ini berlatar tentang kehidupan kampus dan juga medis sehingga latar tempat yang sering digunakan yaitu di fakultas kedokteran, kampus, rumah sakit, rumah Nafsiyah, rumah Alif, masjid dll.
Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakannya adalah sudut pandang orang pertama dan juga sudut pandang penulis.
Kesimpulan :
Novel ini sangat ringan untuk dibaca dan dinikmati dalam sekali duduk. Membaca novel ini pun bisa menimbulkan efek yang bikin senyum senyum sendiri juga bisa tiba-tiba nangis sesenggukan. Bener-bener deh teh ima berhasil ngebius pembaca lewat karyanya ini.
Selain itu banyak hal yang bisa kita dapatkan dari kisah perjalanan kehidupan seorang Nafisya. Penulis menyematkan banyak kutipan menarik juga bermakna untuk menyampaikan pesan yang mampu menerobos hati juga reminder buat para pembacanya. Salah satunya yaitu “Ketika kamu merasa bangkit maka bersujudlah. Turn to Allah before you return to Allah... itu rumus jitu untuk mrnjalani hidup.”
dan
“Hidup itu pilihan, kan? Ya, pilihan, tanpa bisa memilih apa yang telah Allah pilihkan. Tapi percayalah, yang Allah adalah bagian paling indah.” (Madani, 2017: 43)
 Btw novel ini sudah difilmkan lho. Dan menurut kalian yang sudah menikmati dua-duanya, lebih suka versi novel atau filmnya ni?
7 notes · View notes
lebensmoode · 2 years
Text
"Cinta butuh uang. Kami bukan remaja lagi. Hubungan orang dewasa terikat dengan status (yang sama) juga uang. Jika hanya berdasarkan cinta tanpa persyaratan lain, itu bukan cinta. Mereka menyebutnya masa muda.
Apa orang yang berusia 28 tahun masih bisa membicarakan masa muda?"
- Salah satu kutipan novel yang hamba lagi edit. Penulisnya punya dendam apa sampe nyenggol aing begini tepatnya 🙃
44 notes · View notes
adeliyanr · 8 months
Text
Tumblr media
"Jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut mencoba hal baru".
Kutipan dari novel Tere Liye ini membuatku berpikir. Cih, mungkin memang aku saja yang sulit memahami. Tapi, ku ketikkan jemari ku untuk mengetahui apa maknanya. Katanya, jangan takut terluka, jangan takut salah jika kamu berniat baik. Kataku, jangan pernah menyesal dengan apapun yang akan, sedang atau sudah terjadi. Tetaplah melangkah, seperti air yang terus mengalir dengan sabar. Dan jangan menyerah.
Terima kasih, Sri. Aku suka semua cerita tentang kehidupanmu di novel ini.
5 notes · View notes
cloudynawords · 8 months
Text
Tumblr media
Akhirnya bisa nyelesain satu buku ini. Walaupun berbulan-bulan lamanya dan sempet ke skip satu bulan lebih karena fokus menyelesaikan skripsi, akhirnya selesai juga.
Alhamdulillah
Terasa sekali semenjak masuk SMA sampai sekarang sudah lulus kuliah, ternyata buku yang benar-benar dibaca sampai habis itu bisa terhitung dengan jari. Walaupun sebenarnya tidak masalah juga kalo baca buku tidak sampai selesai, karena memang ada beberapa orang yang baca buku hanya di bagian-bagian yang sedang dicarinya atau dibutuhkannya aja. Tapi bagiku ketika membaca buku tidak sampai selesai, rasanya informasi yang aku dapatkan tidak benar-benar utuh.
Aku juga merasa sekali, ketika aku mulai mengenal Instagram di awal SMA ku dulu ternyata curiosity ku mulai berkurang dalam hal membaca buku. Makin kesini, saat Instagram mulai berkembang dengan fitur-fiturnya dan makin bermunculan sosial media yang baru dan lebih seru, atensi ku dalam mencari sesuatu juga melemah.
Karena menurut Marissa Anita di podcast Thirty Days Of Lunch :
Saat kita terlalu sering menonton video-video di sosial media yang durasinya 15 detik atau sekarang bisa lebih, kemampuan kita untuk fokus terhadap hal-hal yang lain juga akan pendek. Dan itu bisa membuat manusia jarang membaca buku, kurang mempunyai kedalaman dalam berfikir.
Maka mulailah aku untuk kembali membaca buku sebagaimana aku ketika SMP dulu. Yang bisa menghabiskan banyak waktunya hanya untuk membaca buku.
Aku mulai dengan buku novel karangan Pak Pramoedya Ananta Toer ini, Bumi Manusia. Walaupun buku ini cukup berat buat ku, tapi dengan sekuat tenaga aku coba pahami. Dan ada beberapa pelajaran yang aku ambil :
Seperti kutipan yang ada di cover belakang buku ini, bahwa "Seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan". Yaa, setinggi apapun kita menuntut ilmu, kita harus adil sejak dalam pikiran bukan hanya perbuatan. Dalam artian kita tidak bisa meremehkan orang-orang yang mungkin secara tingkat sekolah lebih renda dari kita. Karena kita tidak pernah tahu, sudah sebanyak apa buku bacaan yang dia baca, dan sudah sebanyak apa pengalaman yang dia lewati.
Jangan pernah takut untuk belajar sesuatu yang baru, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua. Yakinlah kita bisa mempelajarinya dengan mudah, makan akan Allah mudahkan kita mempelajari semuanya.
Cobalah menerima dan memaafkan hal-hal yang sudah lalu. Jangan biarkan diri kita menjalani masa depan dengan terus terjebak kesalahan-kesalahan di masa lalu. Memang tidak mudah. Tapi, ketika kita menjalani kehidupan saat ini dan masa depan dengan terus menerus dihantui kesalahan masa lalu itu akan membuat kita tidak maksimal menjalani peran yang kita jalani saat ini. Dan akan banyak juga orang-orang disekeliling kita yang akan tersakiti karena ulah kita.
Dahh mungkin segitu aja tulisan hari ini. Sampai ketemu di buku selanjutnya 👋.
2 notes · View notes
yosiaksh · 10 months
Text
LEPASKANLAH HIJAB
Kutipan novel harmoni semesta - meyda sefira & lutfiah hayati
"Lepaskanlah hijab" menarik sekali saat mereka memaknai dari sudut pandang lain yaitu hijab kita dengan Allah.
"Tidak ada hijab(penghalang) antara Allah kepada makhluknya (Q.S Qaf : 16). Akan tetapi dari makhluk kepada Allah,hijabnya banyak sekali. Dari yang banyak itu dikategorikan menjadi dua. Hijab kegelapan dan hijab cahaya.
Hijab kegelapan adalah kemaksiatan,dosa, dsb. Hal ini jelas akan menghalangi manusia kepada Allah.
Hijab cahaya seperti apakah itu?
Analogi paling mudahnya adalah dalam siang yang terik, lihatlah matahari maka kita akan kesulitan melihatnya. Lantas apa hubungannnya dengan cinta lawan jenis?
Bahwa ketika mencintai seseorang. Frekuensi mengingatnya jauh lebih banyak daripada mengingatNYA. Ini bisa menjadi awal hijab cahaya. Pun ketika, dengan alasan cinta kepadanya itu menjadi titik tolak kita berbuat baik dan beribadah. Bisa jadi hijab cahaya itu sangat terang, sehingga kita tidak lagi beribadah karenaNYA, tapi karena makhluk. Kita beribadah bukan lagi mengharap ridhaNYA.
Hal ini sering terjadi pada para pencinta yang menggebu-gebu, mendekati tuhannya tiba tiba berdoa semoga berjodoh, banyak mengutip ayat qur'an. Namun dalam fase yang sama hijab kegelapan juga datang. Berduaan pegangan tangan dsb. Maka lengkaplah hijab yang menghalanginya dari Allah. Bila tidak segera diobati, orang tersebut bisa bisa menjadi hijab antara dia dan tuhannya, maka sekali lagi ketika kamu sedang dalam fase menyukai, jatuh cinta, atau sejenisnya. Apabila ketika sholat dia terus yang diingat segeralah bertobat. Jangan sampai hati kita terhalang dari Allah oleh orang lain.
"Bukankah seharusnya orang lain tersebut menjadi partner yang baik untuk bersama-sama menujuNYA, bukan menjadi penghalangmu dariNYA. Ketaatanbkepada imam jangan melebihi ketaatan kepadaNYA. Dan imam bukanlah perantara makmum kepadaNYA."
2 notes · View notes
mamadkhalik · 2 years
Text
Serpihan Identitas
Mas Sadli dalam buku barunya sangat banyak memberikan pengingat dalam aktivitas dakwah masa kini. Beliau mengalurkan novel pergerakan ini dengan baik lalu menyandingkanya dengan sejarah gerakan yang membuat saya pribadi merenungi beberapa hal.
Misal, cuplikan paragraf ini :
Ketika membaca sejarah peradaban, kita akan menemukan satu kaidah bahwa saat sebuah peradaban sedang naik, maka sesungguhnya peradaban itu sedang dikendalikan oleh ruh. Sementara ketika peradaban berjalan mendatar maka yang mengendalikan adalah rasio dan akal. Dan ketika peradaban sedang menukik turun, maka berarti ia sedang dikendalikan oleh hawa nafsu dan syahwat.
Paragraf ini setidaknya menjadi gambaran, baik di level atas dan bawah gerakan dakwah akan menjadi seperti itu, tergantung dimana kita memposisikanya. Kembali lagi soal niat.
Dalam perintah Allah, hendaklah "sebagian" kalian menyeru kepada kebaikan, dan sebagian itu ternyata memiliki dinamika di dalamnya, lantas bagaimana nasib umat? Maka, sekali lagi soal niat, sebelum masuk ke hal yang lebih operasional.
Saya jadi teringat sebuah nasihat, jalan dakwah ini panjang, buka kita yang harus menyelesaikanya sampai akhir, tapi bagaimana kita tetap berada di jalan dakwah ini, sampai maut memanggil.
Ada satu kutipan lagi yang cukup mengena :
Bahwa dakwah ini tak sekadar "simbol" saja, namun "sifat" yang terus hadir dan melekat untuk kebaikan umat. Hari ini, aktivis dakwah merasa wah dengan agenda bersama masyarakat dengan mempostingnya di media sosialnya. Yang kita tahu sekalian banyak diantaranya, sejatinya belum benar-benar dekat masyarakat. Namun, bukan menjadi sebuah masalah, mereka masih belajar dan butuh waktu.
Seperti perkataan Ali Bin Abi Thalib, "Bagaimana kekeruhan jamaah jauh lebih baik daripada kejernihan individu."
Bagaimanapun, berjamaah dan berukhuwah jauh lebih baik daripada sendiri-sendiri. Kuatkan barisan dan hatimu.
#SerpihanIdentitas #BookReview
Tumblr media
16 notes · View notes
daribuku · 1 year
Quote
Dia belum pernah ke Gyeokbukgung, tetapi membayangkan kompleks istana dengan museum dan pusat sejarah di sampingnya, membuatnya iri untuk kesekian kali. Apakah sejarah kerajaan besar di Indonesia seperti Majapahit, Mataram, Sriwijaya, juga dijelaskan pada khalayak dengan berbagai bahasa dunia agar orang dapat mempelajari keunggulan sejarah Indonesia?
Sinta Yudisia
#daribuku *Sirius Seoul* - Sinta Yudisia, Pastel Books
5 notes · View notes
segudangpikiran · 3 months
Text
Tidak, aku tidak pernah siap untuk hal yang seperti ini. Tidak, pasti ada kesalahan. Mana mungkin dalam semalam duniaku hancur seperti ini? Di mana matahari? Kenapa semuanya menjadi gelap? Di mana masa depanku?
Novel Rainbow and Ocean oleh Ruth Priscilia Angelina halaman 196.
4 notes · View notes
lantai-kampoeng · 1 year
Photo
Tumblr media
Di novel ini, Andrea Hirata kembali menyuguhkan nilai-nilai perjuangan kemanusiaan, dengan tema sehari-hari, dengan detailnya yang mengagumkan tanpa meninggalkan kejenakaan tokoh-tokohnya. Judul: Brianna dan Bottomwise Tebal: 380 halaman Berat 350 gram Penerbit: Bentang Pustaka Tahun: 2022 Silahkan click contact @mediayosi untuk pemesanan buku atau dapat hubungi kami melalui ☎️ WA 0818-1896-7887 (Bon Yosi) ═════════•❁🎉🚴❁•════════ #novelandreahirata #andreahirata #novel #briannadanbottomwise #bonyosi #novelindonesia #bentangpustaka #bincangbuku #andreahiratabooks #andrahiratanovel #novelmurah #katakataindah #sobatcouns #mindset #polapikir #berbagicerita #katakatabijak #kutipan #melodydalampuisi #quotesindonesia #pathdaily #kutipan #katahati #ungkapanhati #perjuangan #bonyosibuku #bonyosistoryteller #bonyosithestoryteller #mediayosi (di Jakarta, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CoGyNoAvIs6/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
naufal-portofolio · 3 months
Text
Tempe Bener
PUBLIKASI > TEMPE BENER
2016
5 Kutipan dari Novel-Novel Ini Bisa Membuat Kamu Berdamai dengan Penyesalan
Sedang Bosan dengan Musik Mainstream? 5 Lagu dari Musisi Indie Asal Serang Ini Bisa Coba Kamu Dengarkan
Tipu Daya Memori Manusia dalam Novel Thriller, Sebuah Ulasan The Girl on the Train oleh Paula Hawkins
5 Lagu dari Para Solois Indie Ini Pas Banget Kamu Dengarkan Saat Menyandarkan Kepala ke Jendela Bus, Kereta, atau Pesawat
5 Film Pendek yang Harus Kamu Tonton Setidaknya Sekali Seumur Hidup
Datang ke Nikahannya Mantan Mah Udah Biasa, Nyanyi di Resepsinya Baru Luar Biasa!
6 Kebiasaan yang Membuktikan Kalau Kamu Benar-benar Merdeka
5 Lagu dari Dygta Ini Cocok Banget untuk Kamu yang Sedang Galau Karena Cinta
0 notes
ariansyahabo · 6 months
Text
Mari Bicara tentang Malam Seribu Jahanam
Tumblr media
Judul Buku   : Malam Seribu Jahanam
Penulis           : Intan Paramaditha
Tebal              : 355 Halaman
Terbit             : Juni 2023
Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama
"Ini dongeng tentang mereka yang gagal, berutang, berubah rupa. Dan dalam pencarian kita bertanya tentang hal-hal sepele, sebab segala yang lembut dan halus luput dari genggaman, seperti adik kita."
Pada tanggal 15 Juli 2023 silam, saya pernah mengirimkan postingan di X (sumpah saya benci sekali nama baru ini) bahwa Malam Seribu Jahanam merupakan buku terbaik yang saya baca tahun ini. Sampai saat tulisan ini dibuat, saya masih belum menemukan buku lain yang berhasil mengalahkan posisi tersebut di hati saya. Lewat tulisan ini mungkin kamu akan menemukan alasan mengapa, atau mungkin juga tidak. Karena ketika mengoceh lewat tulisan, saya punya tendensi untuk gagal fokus dan seringkali melenceng dari topik yang sebenarnya ingin saya sampaikan.
Jadi, buku ini mengisahkan tentang tiga cucu perempuan Hajjah Victoria binti Haji Tjek Sun, yang saat mereka kecil sering berkunjung ke rumah nenek mereka ketika musim liburan tiba. Cucu-cucu perempuan ini tinggal di Jakarta, sedangkan Hajjah Victoria tinggal di Tanjung Karang, Lampung, di Rumah Victoria yang diyakini masyarakat sekitar berhantu.
Suatu hari saat terbaring sakit, Hajjah Victoria meramal ketiga cucunya, cucu pertama akan menjadi penjaga, cucu kedua akan berkelana, dan cucu ketiga akan menjadi pengantin.
Berpuluh tahun kemudian, ketiga cucu menjalani takdirnya seperti yang diramalkan sang nenek. Cucu pertama, Mutiara merawat Papa yang terbaring di rumah sakit, Maya si cucu kedua berkelana sampai ke luar negeri bersama buku-bukunya, dan Annisa sang cucu ketiga menjadi seorang pengantin.
Sebuah tragedi yang berakar dari sang pengantin membuat kedua cucu yang lain harus menoleh ke belakang, melihat kembali kenangan-kenangan masa kecil mencari tahu titik awal dari segalanya.
Sejatinya buku ini berkisah tentang keluarga, dengan segala drama dan ketidaksempurnaannya. Namun yang membuat saya tidak bisa berhenti membaca dan terpaku unutk tetap menikmati kalimat demi kalimat yang dirangkai penulisnya adalah betapa beragamnya isi buku ini, selayaknya sebuah keluarga. Terkadang kamu akan menemui referensi dari Kitab Suci, atau dongeng-dongeng, atau mitos yang dipercaya turun-temurun, namun tak lantas membuat buku ini menjadi jenis novel yang surealis, karena kisah yang diceritakan nyata adanya, dan bisa saja terjadi di sekitar kita.
Hal yang paling mencolok ketika mulai membaca adalah gaya bahasa penulisnya yang khas yang pernah saya temui di karya-karya sebelumnya yang pernah saya baca, saya merasakan kelugasan dari diksinya tapi juga sekaligus tetap terasa puitis.
“Di depan televisi, bisa kudengar detak jantungku, makin kencang, mengancam. Lututku oleng, sendi-sendiku seperti bergeser, kerangka penopang daging dan ototku seolah goyah, terkikis pelan-pelan. Orang-orang di sekitarku tampak ganjil, mulut mereka terbuka dan tertutup perlahan seperti ikan, lambat, mengejek.”
Saya harap kutipan di atas berhasil menggambarkan apa yang saya maksud, lihatlah bagaimana penulisnya menggambarkan keadaan batin, sekaligus suasana sekitar lewat sudut pandang tokohnya.
Hal lain yang tak kalah membuat saya kagum adalah bagaimana penulisnya mampu menjelma menjadi bentuk apa saja untuk bercerita. Sebagai Mutiara, anak pertama yang punya tanggung jawab besar sebagai sang Penjaga, atau Maya yang selalu ingin bertualang bebas mengikuti kata hatinya namun juga sering merasa bersalah terhadap kealpaannya sebagai anggota keluarga, lewat artikel, berita, surat yang ditulis Annisa, komentar-komentar netizen yang juga berhasil menyenggol fenomena warganet di media sosial, dan yang paling saya suka adalah kejutan bahwa penulisnya juga menyimpan seorang narator misterius. Sosok yang diam-diam mengamati semua hal, seorang pendongeng ulung yang tahu banyak hal yang nantinya akan menambal lubang-lubang cerita, menjawab tanya di benak pembaca. Benar-benar brilian.
Membaca buku ini seperti sedang melakukan sebuah perjalanan lintas waktu di mana kita sebagai pembaca diajak untuk mengintip proses kehidupan dari masing-masing tokohnya, peristiwa-peristiwa yang membentuk pribadi mereka menjadi seorang manusia yang utuh. Peristiwa-peristiwa yang menjelaskan sebab-akibat. Peristiwa-peristiwa yang mampu membuka mata pembaca untuk melihat kejadian-kejadian yang dikisahkan dari perspektif lain. Perspektif (yang saya harap kamu yang sudah membacanya juga setuju) mencerahkan. Setelah menutup buku ini, ada rasa lega yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata yang menyelimuti saya. Ada luka yang mengering dan berangsur sembuh, luka bagi tokoh-tokohnya atas tragedi yang menimpa mereka, boleh jadi juga itu lukamu. Siapa tahu?
"Setan telah menghasut adikku dan kini mungkin ia telah masuk ke dalam kupingku. Aku tak tahu Islam macam apa yang kau anut, Annisa; bagimu agamamu dan bagiku agamaku, lakum diinukum wal liya diin. Namun, sungguh, aku tak tahan untuk bertanya: Kenapa, adikku? Dan ayat mana yang kau baca sebelum kau bunuh orang satu kampung?"
1 note · View note
sunrisesun01 · 8 months
Text
Denny JA 62 dan Sidang Raya Agama: Mengungkap Kehebatan Karya Terpilih
Pendahuluan Dalam dunia sastra Indonesia, nama Denny ja 62 telah menjadi salah satu yang paling diakui dan dihormati. Melalui karya-karyanya, Denny JA 62 telah berhasil mengungkapkan kehebatannya sebagai seorang penulis dan juga sebagai seorang filsuf. Salah satu karya terpilihnya yang menjadi sorotan adalah Sidang Raya Agama, sebuah novel yang penuh dengan keindahan dan kebijaksanaan. Artikel ini akan mengulas tentang kehebatan karya terpilih dari Denny JA 62, Sidang Raya Agama, serta mengapa karya ini layak diapresiasi. Isi 1. Latar Belakang Denny ja 62    - Pengenalan tentang Denny JA 62 sebagai penulis terkenal.    - Perjalanan karir dan prestasi Denny JA 62 di dunia sastra Indonesia. 2. Pengenalan Sidang Raya Agama    - Sinopsis singkat tentang novel ini.    - Pengenalan tokoh-tokoh utama dalam novel. 3. Kearifan dalam Sidang Raya Agama    - Penjelasan tentang filosofi dan pemikiran yang terkandung dalam novel.    - Pemaparan nilai-nilai moral dan pesan-pesan penting yang disampaikan oleh Denny JA 62 melalui novel ini. 4. Gaya Penulisan dan Keindahan Bahasa    - Pembahasan tentang gaya penulisan unik dan khas Denny JA 62.    - Contoh-contoh kutipan yang menunjukkan keindahan bahasa dalam Sidang Raya Agama. 5. Penerimaan dan Penghargaan    - Tinjauan tentang respon publik terhadap novel ini.    - Penghargaan yang diterima oleh Denny JA 62 atas karya Sidang Raya Agama. 6. Pengaruh dan Relevansi Karya    - Penjelasan tentang pengaruh dan relevansi novel ini terhadap masyarakat Indonesia.    - Pengaruh Denny JA 62 sebagai seorang penulis sastra Indonesia. Kesimpulan Sidang Raya Agama adalah karya yang menunjukkan kehebatan Denny JA 62 sebagai seorang penulis. Melalui novel ini, Denny JA 62 berhasil menghadirkan kebijaksanaan dan pemikiran filosofis yang mendalam. Dengan gaya penulisan yang unik dan bahasa yang indah, ia mampu menyampaikan pesan-pesan moral yang penting bagi pembaca. Novel ini juga mendapat penerimaan yang positif dari publik dan menerima penghargaan yang pantas. Sidang Raya Agama memiliki pengaruh yang besar dan relevan dalam masyarakat Indonesia, serta menegaskan posisi Denny JA 62 sebagai salah satu penulis terbaik dalam literatur Indonesia.
Cek Selengkapnya: Denny JA 62 dan Sidang Raya Agama: Mengungkap Kehebatan Karya Terpilih
0 notes