Tumgik
#kesempatan terakhir
yunusaziz · 12 days
Text
“Kalau dengan Ramadhan saja masih belum bisa melecut semangat ibadahmu, mungkin hanya kematian yang dapat membuatmu menyesal karena telah abai terhadap ibadahmu.”
Sebuah nasihat, untuk siapapun yang merasa masih abai terhadap nikmat Allah yang diberikan padanya. Sebuah nikmat yang begitu mahal jika dilewatkan begitu saja.
Jika seringkali kita mendengar betapa banyaknya keutamaan yang terkandung di dalamnya? Bukankah itu sudah menjadi alasan yang cukup untuk jangan sampai melewatkannya?
Jika ditarik ke belakang, bukankah 'ditemukan dengan Ramadhan' menjadi doamu yang sering kali kamu panjatkan beberapa bulan terakhir? Dan kini ketika Dia kabulkan, bagaimana sikapmu terhadapnya?
Pada akhirnya, mau diambil atau tidak, mau dimanfaatkan atau dibiarkan begitu saja, semua kembali padamu. Hidup ini hanya berisikan pilihan demi pilihan dari kesempatan yang Allah berikan.
Buatmu yang masih bersemangat, semoga Allah menjaga keistiqomahanmu. Buatmu yang masih belum optimal, ibadah itu dinilai dari bagaimana akhirnya, masih sempat, optimalkan!
Buatmu yang mau tetap abai, juga itu pilihanmu. Semoga Allah memberi kita semua hidayah dan taufik-Nya. Semoga Allah menjaga keihklasan dan menerima semua amal ibadah kita di Ramadhan kali ini. Aamiin yaa Rabbal ‘alamin.
185 notes · View notes
kurniawangunadi · 24 days
Text
One On One
Diskusi secara personal dengan orang lain di dua bulan terakhir sangat intens, banyak sekali hal-hal baru yang kutemukan, banyak sekali untold stories yang berkelindan. Hidup manusia ini benar-benar seperti perpustakaan hikmah, kita bisa belajar satu sama lain atas cerita hidup yang dilalui seseorang - tanpa harus melaluinya.
Hal yang paling banyak menjadi topik diskusi adalah soal tujuan hidup dan bagaimana caranya bisa menjalani hidup ini dengan bahagia, sebenarnya memang definisi bahagia itu sendiri sangat personal. Tapi, semua sepakat bahwa perasaan bahagia itu adalah perasaan yang bisa dirasakan tidak hanya oleh diri sendiri tapi juga orang lain.
Banyak sekali ketakutan-ketakutan yang menghalangi mimpi, apalagi di usia 30. Mau 30 atau 30 awal. Saat pekerjaan pertama sudah berjalan sekian tahun, mulai masuk ke fase berkeluarga, mulai banyak peran dan tanggungjawab, dan mulai merasa jenuh dengan kehidupan yang berputar.
Sungguh, tidak semua orang memiliki privilige di umur 30an untuk membuat keputusan-keputusan yang extrem, apalagi saat sudah memiliki keluarga. Saat keputusannya akan berdampak pada pasangan dan anak. Tidak semudah itu resign pekerjaan dan kemudian melakukan perjalanan keliling dunia. Tidak semudah itu mau ganti bidang pekerjaan. Tidak semudah itu menemukan pasangan dan ke pernikahan. Tapi, tidak semudah itu juga menjalani keadaan yang seadanya sekarang.
Dalam beberapa kesempatan, sebenarnya diri pun tahu apa yang seharusnya dilakukan, tapi tidak ada keberanian itu. Semahal itu keberanian di umur 30an ternyata. Tidak semua keluarga memahami bahwa hidup itu mungkin tidak linier jalannya. Tidak semua pasangan itu memahami bahwa pasangannya juga butuh dikuatkan untuk mencoba hal-hal baru dalam hidupnya yang mungkin saat percobaan itu dilakukan, kamu harus ikut menanggung ketakutan atas risikonya. Tidak semua memiliki support system yang kuat untuk membuat diri percaya bahwa hidup ini tidak selayaknya berjalan seperti badan tanpa ruh. Kehilangan kebahagiaan dan tujuan.
Mungkin kita semua akan sampai ke titik itu, titik yang membuat kita mempertanyakan jalan hidup kita sendiri. Apakah yang sebenarnya aku tuju? Apa aku bahagia dengan yang aku jalani sekarang?
228 notes · View notes
kkiakia · 3 months
Text
2/366 2024
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Telah sampailah kita pada tahun yang masih penuh dengan misteri. Tapi satu hal yang pasti, waktu terus bergulir dan jatah untuk hidup di bumi terus berkurang.
Tahun ini seperti sebuah buku yang masih kosong, semoga kita mampu menulis setiap halamannya dengan hal-hal baik dan hati yang pandai bersyukur dalam segala bentuk keadaan yang membuat senang ataupun kenyataan yang membuat sedih.
Tahun ini, teruslah belajar mendewasa dengan bijaksana tanpa rasa ingin menyerah. Kuat-kuatlah bertahan jika berada di titik kegagalan. Jika terjatuh, maka berilah jeda sejenak untuk memaknai rasa sakit nya lalu bangkitlah dan berjalanlah lebih jauh dengan tetap membawa rasa berani. Jadilah hamba yang lebih baik lagi dalam ketaatan. Jadilah perempuan yang teduh untuk mendampingi orang yang kita cintai. Jadilah anak yang berbakti untuk orang yang kita kasihi. Jadilah manusia yang sekuat daya tidak memberi keburukan atau kesulitan bagi orang lain.
Bangunlah rasa sabar dalam hati untuk menghadapi hari-hari mendatang. Luaskan ruang keikhlasan dalam hati untuk berdamai dengan hal-hal yang sukar di maafkan. Jangan menciptakan penyesalan pada banyak kesempatan yang kita mampu perjuangkan dan terakhir...sisakanlah ruang kepasrahan atas apapun mimpi dan rencana yang sedang kita usahakan.
Seusai hujan reda, 2 Januari 2023 10.16 wita
211 notes · View notes
prawitamutia · 14 days
Text
lapis-lapis syukur
baru-baru ini saya mendapat nasihat tentang syukur dari ibu. materi ini diperoleh ibu dari suatu kajian. hati saya terketuk untuk melihat seberapa dalam saya sudah bersyukur. begini kira-kira catatan ibu.
yang kita sebut dengan syukur tidak cukup jika hanya sampai pada lisan saja. "Alhamdulillaah..." "Terima kasih..." ya, itu syukur tetapi baru permukaan saja.
yang kita sebut dengan syukur harus kita buktikan dengan memanfaatkannya. tidak boleh ada yang mubazir, yang tidak terpakai sia-sia. entah waktu kita, energi kita, harta kita. lalu kesempatan, kesehatan, kehadiran orang-orang di sekitar kita.
tapi, rupanya itu juga masih lapisan luar. yang kita sebut dengan syukur adalah menghasilkan sesuatu dari yang kita manfaatkan itu. entah menjadi energi baru, harta baru, kesempatan baru, pengalaman baru, pemahaman baru, karya baru. sesuatu yang kita manfaatkan menjadi sesuatu yang ada hasilnya.
cukup? masih belum. yang kita sebut dengan syukur adalah berbagi, meninggalkan sedikit saja jejak amalan atau ilmu kita. agar yang kita dapatkan, manfaatkan, dan hasilkan itu bisa bermanfaat bagi orang lain pula. sesuatu yang berwujud hasil itu menjadi sesuatu yang ada dampaknya.
terakhir, yang kita sebut dengan syukur adalah melakukannya dengan istiqomah. karena hanya keajekan dan keteguhan amalan yang bisa membuahkan hasil atau perubahan yang ajek dan teguh pula. inilah lapis syukur yang paling dalam. sesuatu yang ada dampaknya itu menjadi sesuatu yang langgeng.
prompt 5.
bagaimana denganmu? seberapa rutin kamu mengucapkan syukur? apakah kamu sudah memanfaatkan hidupmu dengan optimal? apa yang sudah kamu hasilkan dari kesempatan itu? apakah kamu sudah membaginya? apakah kamu sudah istiqomah?
94 notes · View notes
auliasalsabilamp · 3 months
Text
Memaksimalkan Masa Single-mu, Jangan Jadi Pemuda Biasa!
"How we spend our youth will determine our state in old age and our state of dying." (Dr. Bilal Philips)
Tak sedikit dari kita yang bingung harus menghabiskan masa mudanya untuk apa. Ada pula mungkin yang tanpa tersadar melewatinya begitu saja, tanpa ada banyak guratan kebaikan dan kebermanfaatan disana. Mungkin letak permasalahan utamanya adalah hidup tanpa rencana. Iya, kalau kata Alan Lakein sih, mereka yang gagal merencanakan laksana seseorang yang merencanakan kegagalan.
Jadi, sebaiknya apa yang bisa dilakukan dimasa muda ini? Masa-masa masih single, belum jadi emak berdaster atau suami yang sibuk ngantor :D Tenaaaaang… ada beberapa opsi yang bisa kita lakukan.
1. Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah ibadah yang tak akan pernah berkesudahan, hingga akhirnya nyawa terpisah dari badan. Ilmu adalah wasilah (jalan) untuk dapat membangkitkan diri agar bisa lebih banyak memberi. Ilmu adalah pintu untuk lebih banyak menebar kebaikan dan membangun perbaikan pada sekitar.
2. Maksimalkan Potensi
Saya amat sangat menganjurkan kepada teman-teman semua untuk memaksimalkan potensi di masa-masa single kita. Dengan cara apa? Yang pertama, kamu bisa mengisi masa muda dengan mengikuti berbagai les atau kursus yang bermanfaat.
Cara mengisi masa single kedua adalah dengan banyak-banyak mengikuti kajian keislaman, bisa dimulai dari kajian-kajian di masjid-masjid besar, masjid fakultas, universitas, atau masjid di dekat lingkungan rumah.
Yang ketiga, memaksimalkan potensi juga bisa dilakukan dengan mengikuti kursus-kursus keterampilan. Tapi, semua berawal dari mengetahui minat dan bakat kita.
Intinya, asah dan kembangkan minat atau bakat yang kita punya dan maksimalkan pelatihannya di masa-masa single kita.
3. Jadilah Bermanfaat dan Mengukir Prestasi
"The results you achieve will be in direct proportion to the effort you apply." (Denis Waitley)
Kalau istilah saya mah, jangan mau jadi pemuda biasa! Kalau bisa menjadi pemuda yang luar biasa, kenapa memilih yang biasa? Kalau bisa dikerjakan sekarang juga, kenapa menunggu esok atau lusa? Kalau bisa menghasilkan lima, kenapa berhenti di pencapaian ketiga? Kalau bisa bermanfaat di bidang 1,2,3 kenapa hanya berkutat pada 1 saja, dan seterusnya. Intinya, jangan mau jadi pemuda Islam yang gitu-gitu aja.
Kembali ke topik mengukir prestasi, mumpung di masa single ini Allah berikan kita kekuatan yang lebih, kesempatan yang lebih luas. Di saat yang sudah berkeluarga mungkin harus mengalokasikan waktu untuk pasangannya, atau malam harinya harus terlewatkan karena sibuk mengurus anak yang demam, bagi yang single, hal itu mungkin bukan hambatan. Maka tambah lagi beban dan target pencapaian!
Intinyaaa… mumpung status masih sendiri, ayo coba kita ukir sebanyak-banyaknya prestasi!
4. Berkarya dan Berdaya
Yang terakhir, mumpung masih muda, mari kita ukir kebermanfaatan sebanyak yang kita bisa. Dengan cara apa? Bisa melalui keilmuan yang dipunya, seperti menuliskan karya tulis ilmiah, menghasilkan tulisan-tulisan berfaedah, menulis buku, maupun publikasi ilmiah. Bisa juga dengan membaktikan sekian jam dari waktu yang kita punya dengan mengajar dan menurunkan keilmuan.
Selain itu, memberdayakan diri juga bisa dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan bakti sosial. Iya, sedikit peran tersebut adalah gambaran bahwa ada banyak banget cara untuk menjadi insan yang berdaya.
Terakhir, meski masih single, sumbangsih ide dan kreativitas kita juga bisa memberikan kebermanfaatan melalui kehadiran inovasi-inovasi di tengah masyarakat. Inovasi ini bisa diwujudkan dari berbagai bidang, entah teknologi, kesehatan, bisnis, maupun bidang sosial. Ada banyak inovasi yang bisa dihadirkan untuk untuk memberikan kebermanfaatan.
Maka jangan ragu untuk menyampaikan idemu hari ini karena bisa jadi, ide abstrak di hari ini menjadi penemuan besar di keesokan hari.
Dewi Nur Aisyah - Buku Awe Inspiring Us
62 notes · View notes
sekadarnyasaja · 11 days
Text
Mungkin Belum Waktunya
prompt 6. pernahkah dalam hidupmu terjadi sesuatu yang semula kamu pikir tak mungkin?
Pasti pernah dan lumayan sering. Tapi, kalau yang langsung keinget pas baca pertanyaan ini kayaknya kejadian waktu dapet tawaran pekerjaan yang sekarang.
Btw, saya kerja sebagai supporting staff salah satu unit di sebuah kampus. Sebelum wisuda tahun kemarin, seorang teman menawarkan pekerjaan tsb ke saya. Saya diminta untuk menggantikannya karena dia ingin mencari pekerjaan lain + kosnya udah habis. Padahal, saya tuh bukanlah kandidat yang berpeluang buat ditawarin karena satu dan lain hal–ternyata saya jadi rekomendasi temen saya yang lain karena dia nggak bisa menerima tawaran alias jadi second option. Saya udah seneng dan mau nih karena mikirnya barangkali bisa saya maksimalkan sampai saya tercerahkan dengan apa yang akan saya lakukan ke depan.
Tapi, pas dia pamitan sama kepala bagian yang ngurusin supporting staff, bapak tersebut bilang kalau dia nggak perlu cari pengganti. Akhirnya, saya nggak jadi deh buat menggantikan. Kecewa sih pasti yaa karena udah kepikiran bakal begini dan begitu. Cuma yaa mau gimana, harus diterima kan? Definisi bukan jodoh dan belum rezeki. Jadilah saya melanjutkan hari-hari dengan kesibukan seperti biasa, yaitu mengajar murid-murid saya.
Beberapa waktu kemudian pas diri udah ikhlas dengan tawaran itu, tiba-tiba di siang bolong saya dapet lagi tawaran yang sama dari orang yang berbeda karena salah satu teman yang lain keterima kerja di Tangerang. Masyaallah. Benar-benar waktu itu tuh saya nggak kepikiran lagi bakal secepat itu dikasihnya. Saya juga nggak kepikiran bakal ditawarin lagi karena beberapa faktor. Menurut saya ini adalah salah satu hal yang bisa jadi jawaban dan memorable karena berkesan.
Kesempatan itu datang di waktu yang tepat dengan cara yang paling baik. Mungkin kalau bukan sekarang, bisa jadi besok atau kapan-kapan. Mungkin kalau bukan sekarang pasti itu yang terbaik. Manusia boleh berencana, tapi Allah yang menentukan sebaik-baik perencanaan. Selalu ingat dengan nasihat paling baik yang ada di Al-Qur'an.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah:216)
P.s. ditulis di waktu-waktu terakhir menjelang pergantian hari pas kebangun karena ketiduran. Alhamdulilah masih sempat menulis di hari yang seharusnya.
Mbak Mut @prawitamutia sesekali mau ikutan mention hihihi. Alhamdulillah terhitung sampai hari ini terpantau masih istiqomah mbak, semoga bisa sampai akhir yaa :))
29 notes · View notes
herricahyadi · 2 months
Note
Bang Heri, minta pendapatnya.
Saya ingin memutuskan melanjutkan kuliah S2 di LN. Tapi mengingat ibu saya yang membutuhkan kehadiran saya rasanya sedih dan memikirkan ulang keputusan saya tersebut. Dan, teman-teman saya tidak henti-hentiny memberikan masukan untuk kuliah di LN. Jadi ada 2 opsi, tetap kuliah di LN dan kuliah di Indo. Menurut mas Heri pertimbangan yang bijak dan matang seperti apa kak?
IBU ATAU LANJUT KULIAH?
Ini berat sih, ya. Saya pernah berada di posisi ini. Saya ceritakan kisah saya sedikit ya.
Jadi, sewaktu kuliah di Turki untuk S3 saya kemarin itu, kurang lebih saya sudah tinggal selama 4 tahun dari 2014 ke 2017-2018. Memang setiap tahun saya pulang ke Indonesia. Tapi, ada satu momen di mana sekitar tahun 2017-2018, sewaktu pulang dan biasa bertemu dengan ibu saya, saya lihat uban di rambut ibu saya makin mendominasi. Itu momen yang tidak akan saya lupa di mana akhirnya saya merenung: saya ke mana saja selama ini baru sadar kalau ibu sudah setua itu?
Dulu, saya berpikir akan menghabiskan hidup saya setidaknya sampai 10-15 tahun lagi di Turki. Mungkin baru akan balik sekitar 2030an. Tapi, setelah perenungan itu, saya memutuskan untuk balik segera. Saya sudah terlalu lama melewatkan waktu bersama ibu. Awal 2020 kemarin saya balik dan berhenti dari kuliah.
Tahun 2020-2021, ternyata saya baru tahu kalau ibu selama ini sakit. Ternyata kanker rahim dan sudah menyebar. Selama 2020 sampai 2022 itu saya menemani ibu operasi dua kali dan kemo dua kali. Bolak-balik RS Fatmawati hampir setiap minggu. Dulu saya tidak mau bertanya sudah stadium berapa, karena saya berpikiran positif saja itu kanker jinak yang bisa hilang dari operasi dan kemo. Di tengah tahun 2022 baru saya lihat dokumen RS, tertulis di situ Stadium 3C. Kesempatan hidup lama untuk pengidap kanker stadium ini hanya 25%.
Desember 2022 harusnya jadwal ibu operasi besar angkat kanker. Semua sudah siap, sudah anestesi, cek ini, cek itu. Hingga pas di pengecekan terakhir kondisi ibu ternyata makin parah. Sudah susah bangun dari tempat tidur. Dan, waktu dibawa ke RS, pas keluar rumah badannya kuning semua. Sampai RS untuk pengecekan persiapan operasi, tapi ibu minta dirawat UGD karena kondisinya sudah tidak kuat. Masuk IHC, hari ketiga jam 10 malam ibu menghembuskan nafas terakhir setelah 3 hari di IHC.
Sebelum ibu operasi ini, sebenarnya saya sudah mengajukan lanjut kuliah S3 dengan program AF dari pemerintah Turkiye, alhamdulillah diterima. Rencananya setelah selesai ibu operasi, tahun depannya saya bisa mulai kembali kuliah dengan bolak-balik Indo-Turki. Februari 2023 tahun lalu adalah momen keputusan besar saya ambil: saya tidak melanjutkan dan berhenti total S3. Padahal tinggal ujian sedikit dan masuk disertasi. Kondisi ini dampak dari kepergian ibu dan rasa yang sudah lagi tidak bergairah untuk lanjut kuliah.
Tapi, saya sama sekali tidak memiliki rasa penyesalan karena berhenti kuliah. Karena ternyata saya bisa menemani ibu sampai akhir hayatnya. Keputusan besar yang tepat yang saya ambil.
Itu pengalaman saya. Bagi kita masing-masing mungkin ada pertimbangnya sendiri. Tidak harus sama dengan orang lain.
Kamu bisa membaca masa depan di tiap keputusan yang kamu ambil. Jika kehadiranmu untuk ibumu jauh lebih bernilai, saranku pentingkan ibumu. Jika usiamu masih jauh di bawah 30, kamu masih banyak kesempatan. Namun, jika ibumu masih bisa berkompromi dengan ketidakhadiranmu, kamu masih bisa mengusahakan agar balik ke Indo serutin yang kamu bisa. Bisa jadi perkuliahanmu itu jadi kebahagiaan ibumu juga. Perbanyak komunikasi. Sekarang sepertinya sudah tidak sulit untuk komunikasi jarak jauh.
Apalagi jika ternyata perkuliahanmu karena beasiswa. Itu kesempatan emas yang tidak semua orang bisa menikmati. Jika tidak ada keringanan untuk penundaan keberangkatan, sebaiknya kamu bisa segera melihat kemungkinan-kemungkinan. Ini hanya bisa kamu lakukan sendiri, karena kamu yang lebih tahu situasinya. Orang-orang luar seperti saya ini hanya bisa memberikan insight dan pertimbangan yang mirip-mirip.
Semoga kamu mengambil keputusan yang tepat ya.
36 notes · View notes
kaktus-tajam · 9 days
Text
Tentang Perpustakaan
Ketika aku studi di Cina aku kaget karena perpustakaan harus tutup di malam hari
Loh kenapa?
Karena kalau buka 24 jam, dijamin orang-orang tidur semua di perpus untuk belajar
Ujar temanku yang kuliah kedokteran di Cina.
Ia melanjutkan,
Bahkan di akhir pekan, antrian masuk ke perpustakaan itu sampai ke jalanan
Aku kagum akan budaya semangat belajarnya. Dulu ketika aku di bangku SD (yang menggunakan kurikulum Singapur) pun demikian, perpustakaan harus ditutup di jam istirahat makan siang. Kenapa?
Bukan karena petugasnya istirahat, tapi.. agar murid-muridnya bersosialisasi di kantin dan main di playground!
Sebelumnya ketika perpustakaan tetap buka, ternyata banyak murid yang “ansos” karena memilih membaca di perpustakaan. Hal itu mengkhawatirkan para guru, akhirnya ditutuplah library sepetak kami itu.. saat jam recess dan lunch.
Perpustakaan kami pun membuat peraturan hanya boleh meminjam 1 buku dalam 1 kali kesempatan, karena jika tidak dibatasi semua murid berebut meminjam 3-4 buku.
SD kami juga punya library week (pekan perpustakaan) dimana para murid bertukar buku, sekolah mengadakan pameran buku-buku impor, menyelenggarakan lomba-lomba literasi, bahkan memberikan awards untuk mereka yang mengisi reading log terbanyak.
Oh ya, tiap term sekolah kami juga diwajibkan membaca dan mengulas satu buku yang sama untuk satu kelas. Lalu biasanya diadakan project terkait buku tersebut entah itu poster, drama, karya tulis. Aku ingat sekali, pertama kali pindah ke SD tersebut di kelas 4, buku pertama yang ditugaskan adalah James and The Giant Peach - Roald Dahl.
Tugas itu membuat aku menangis. Haha, iya karena itu kali pertama harus membaca buku bahasa Inggris di rumah, sendiri. Menangis karena tidak paham isi bukunya! Maklum, dipindahkan dari SD negeri (tanpa modal bahasa Inggris) ke SD swasta itu.
Di term-term berikutnya kami membaca ragam buku: Freckle Juice, A Wrinkle in Time, Narnia, dan lain-lain.
Mengingat masa-masa tersebut selalu membawa kenangan hangat dan penuh syukur karena ditakdirkan guru-guru yang ikhlas dan percaya: Dipercaya (dengan kemampuan alakadarku saat itu) untuk masuk ke kelas EL1 dan bukan ESL, diberikan cap “impressive” di esai pertamaku hingga akhirnya bisa memberikan speech kelulusan SD juga dalam bahasa Inggris.
Dari wasilah perpustakaan kami yang berkarpet biru itu, Allah mengantarkan kami berkeling dunia dalam imajinasi, membuka cakrawala ke pemikiran-pemikiran besar. Allah juga titipkan kecintaan membaca dan kecintaan pada buku.
Walau masih jauuuuh dari obsesi membaca para ulama, yang tidak pernah kenyang menelaah kitab…Tapi semoga Allah hadirkan hikmah dari taman-taman baca, perpustakaan, dan ruang buku itu. Semoga kelak dapat menghadirkan ruang literasi, mewariskan semangat berilmu, dan meneladankan adab terbaik pada buku.
Saat membahas tentang membaca buku, di dalam Shaid Al-Khâti, Ibnul Jauzi berkata menceritakan dirinya,
“Aku tidak pernah kenyang membaca buku. Jika menemukan buku yang belum pernah akulihat, maka seolah-olah aku mendapatkan harta karun.
Aku pernah melihat katalog buku-buku wakaf di madrasah An-Nidhamiyyah yang terdiri dari 6.000 jilid buku. Aku juga melihat katalog buku Abu Hanifah, Al-Humaidi, Abdul Wahhab bin Nashir dan yang terakhir Abu Muhammad bin Khasysyab. Aku pernah membaca semua buku tersebut serta buku lainnya.
Aku pernah membaca 200.000 jilid buku lebih. Sampai sekarang aku masih terus mencari ilmu."
Atau sebagaimana bapak bangsa kita, Buya Hamka dengan kebiasaannya membaca.
Sejak kecil, Hamka sudah keranjingan membaca. Ketika Hamka kecil tahu bahwa gurunya Zaenuddin Labay El Yunusy membuka Bibliotek, yaitu tempat penyewaan buku, maka Hamka selalu menyewanya setiap hari. Setelah membaca Hamka selalu menyalinnya kembali dengan tulisan sendiri. Ketika uangnya habis, Hamka selalu membantu pekerjaan di percetakan, dan imbalan yang dipintanya yaitu diperbolehkan membaca buku.
Termasuk ketika Hamka naik haji dan menetap di Makkah, untuk menyambung hidupnya karena perbekalan sangat terbatas, Hamka bekerja di percetakan kitab. Disana pula Hamka tenggelam dalam lautan ilmu. Ratusan kitab dibacanya. Di tempat itu Hamka antara bekerja dan menuntut ilmu.
Rabbi zidnii ‘ilman..
-h.a.
Ditulis karena baru saja hari ini mengunjungi perpustakaan (lagi) hehe senang alhamdulillah
42 notes · View notes
hanamaulida · 7 months
Text
Tepat hari ini, usiaku 29 tahun. Beberapa tahun terakhir --didorong oleh pemahamanku dalam agama yang kuyakini, aku berusaha untuk tidak merayakan ulang tahun.
Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri tanggal lahir adalah tanggal yang spesial bagi kehidupan seseorang. Tidak mungkin dilupakan. Katakanlah untuk kebutuhan administratif, salah satunya. Tanggal akan tersemat di berbagai kebutuhan dokumen kependudukan, pekerjaan , sekolah, dll.
Sehingga eman-eman jika tanggal yang sudah dihapal di luar kepala itu tidak dijadikan 'momentum' akan sesuatu.
Takjub rasanya mengetahui waktu masih bergulir di tanggal yang sama selama 29 kali dalam hidupku. Dan entah kenapa, tiap tanggal lahirku berulang, ingatan pertama yang terlintas dalam benakku adalah teman-teman sebaya (atau bahkan lebih muda) yang sudah wafat.
Siapa yang tidak takut mati? Maksudku, orang2 yang ingin masuk surgapun, yang bahkan amalan + ibadahnya baguspun, pasti terbesit rasa takut akan kematian. Membayangkan gelapnya alam kubur saja tak sanggup rasanya.
Lalu bagaimana kabarnya aku yang hanya inginnya saja masuk surga, tapi amalan dan ibadahnya biasa-biasa saja (atau bahkan minus) :""""""
Maka di momentum 29 kali tanggal 29 Agustus terulang dalam hidupku, aku memilih untuk melakukan ini:
1. Bersyukur
Masih diberi kesempatan oleh Allah atas nafas yang dihirup, melihat dengan mata yang sehat, makan dan minum, tidur nyenyak, keluarga yang sehat (dan sangat banyak nikmat lain yang tentu tidak bisa dihitung!!).
2. Muhasabah diri
Dari sekian ribu jam yang Allah beri, apakah telah digunakan dan dimaknai dengan sebaik-baiknya? Berapa perbandingan antara bermalas-malasan dengan bebenah diri?
3. Mengingat perjuangan Ibu yang melahirkanku
Tanggal lahir sejatinya adalah momen perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya. Maka bagiku cukup masuk akal, bahwa jikapun tanggal kelahiran itu dirayakan, maka pastikan hal tersebut ditujukan untuk dia yang Allah percayakan untuk memperjuangkan kehadiran kita di dunia ; IBU (otw beli kado untuk mama).
Ya Allah.... Di titik ini rasanya sudah tidak ada keinginan akan sesuatu yang sifatnya materi seperti dulu.
Ketenangan hati, kesehatan, hubungan yang baik dengan orang-orang terkasih, itulah yang membuat segalanya terasa cukup.
Sisanya, kurasa adalah tinggal bagaimana caranya aku mengekspresikan rasa syukur.
Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Terimakasih atas kesempatan hidup ini, Ya Allah. Izinkan aku menjadi manusia yang senantiasa berada dalam lindungan, kasih sayang, dan petunjuk-Mu...
60 notes · View notes
milaalkhansah · 18 days
Text
Diberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan ramadan adalah salah satu nikmat yang tidak diberikan untuk semua orang.
Semoga kita diberikan kemudahan dan juga kekuatan untuk bisa memaksimalkan setiap detiknya dengan amalan kebaikan.
Karena barangkali, ramadan ini adalah ramadan terakhir kita.
Nasehat untuk diri sendiri | 08.43 menjelang ramadhan hari pertama
22 notes · View notes
yunusaziz · 17 days
Text
Drama bgt malam ini, sedih sekaligus seneng bgt, beberapa bulan terakhir belum bisa balik rumah, terus barusan lihat Abi nyiapin kamar buat anak cowok yang udah seperempat abad ini buat istirahat, sederhana tapi... dah ya Allah nggak minta aneh-aneh kali ini, cukup dipanjangkan umur Abi dan Umi aja cukup, insyaallah :')
Sudah sebesar atau sedewasa apapun kita sebagai anak, di mata orang tua, anak adalah anak. Bahasa cinta orang tua kepada anak rumusnya selalu sama, yaitu dengan memberi. Apapun itu. Selalu ingin memberi, betapapun bahkan keadaan mereka sedang tidak memungkinkan untuk berbagi.
Memberi adalah wibawa bagi mereka di hadapan anak-anaknya. Itulah kenapa terkadang mereka rela berbuat apapun hanya demi menghadirkan rasa cukup bagi anak mereka.
Semoga Allah memberi kita hidayah untuk jangan sampai melukai mereka, dan memberikan kita kesempatan, entah kapan nanti membuat mereka bahagia.
154 notes · View notes
kurniawangunadi · 4 months
Text
33 Tahun : Dinamika, Kestabilan, dan Tujuan
Alhamdulillah tiba masanya di usia 33 tahun. Sepuluh tahun yang lalu aku masih menjadi mahasiswa yang baru akan sidang tugas akhir, menggendong segudang pertanyaan akan ke mana setelah lulus nanti. Pertanyaan yang akhirnya telah kujalani jawabannya dalam 10 tahun terakhir.
Dinamika di usia ini berbeda, dulu kupikir kalau sudah melewati fase Quarter Life Crisis di rentang usia 20-30, berikutnya akan baik segala sesuatunya. Ternyata tidak gais! Ada fase krisisnya sendiri, bahkan ketika memiliki pekerjaan - masih mempertanyaan apakah diri ini akan menjalaninya seumur hidup, apakah akan selamanya bekerja ini sampai nanti di tepian liang lahat?
Belum lagi urusan pertemanan yang semakin selektif. Lebih cenderung mencari teman-teman sefrekeuensi di urusan-urusan dunia dan akhirat. Menghindari orang-orang yang rumit bin ruwet. Memilih untuk memperkecil lingkaran orang-orang dekat, tapi kebutuhan untuk meluaskan jejaring untuk membangun privilage untuk anak-anak tetap diperlukan. Semacam kontradiktif memang, tapi menjadi orang tua - mulai bisa merasakan apa yang diupayakan orang tua dulu, berusaha untuk memudahkan jalan anak-anaknya.
Di tengah pekerjaan yang sangat dinamis, ternyata menjalani hidup di usia ini cenderung untuk mencari kestabilan. Baik itu secara emosi, finansial, relasi, dan hal-hal lainnya. Kalau bisa tidak perlu bermasalah dengan orang lain atau apapun agar tidak mengganggu kestabilan ini. Jiwa-jiwa petualang terasa berbeda sekali, apalagi saat anak-anak mulai masuk usia sekolah. Penyesuaian terhadap waktu mereka, kebiasaan, dan hal-hal baru yang baru mereka temukan pertama kali dalam hidup sehingga tidak ada habisnya pertanyaan baru setiap hari atas rasa ingin tahunya yang membuncah, sudah cukup untuk menjadi tantangan hari demi hari.
Mulai memikirkan lebih dalam juga terkait tujuan dari akhir hidup ini. Apa sih yang mau dikejar dengan segala hal yang menyita waktu selama ini? Mulai lebih tenang ketika ada masalah, mulai lebih bijaksana (menurutku) dalam melihat kesempatan, sehingga tidak mudah teralihkan dari tujuan. Mulai menata lagi makna-makna hidup, mulai melihat diri sebagai makhluk yang kecil dan lemah, tidak ada alasan untuk sombong dan merasa paling benar.
Menjalani usia 30an ini benar-benar berbeda.
Pesan yang mungkin bisa kutinggalkan di sini ketika dibaca oleh teman-teman yang masih 20an, coba lakukan assesment ke dalam diri sendiri (bisa dgn bantuan ahli), apakah saat ini secara mental dan emosional ada hal yang perlu dibetulkan atau memang sudah matang. Sehingga jika ada hal di dalam diri yang perlu untuk kita sembuhkan lukanya, traumanya, maka selesaikanlah itu. Kalaupun memakan waktu, ambillah.
Sangat menenangkan bisa mencintai dan menghargai diri sendiri. Sangat menenangkan jika kita bahagia menjalani hidup dengan diri ini, dengan cara berpikirnya, dengan sudut pandangnya, dan juga dengan segala hal yang melekat pada badannya. Kurang dan lebihnya telah diri terima. Dan diri tahu betul, akan ngapain dengan badan dan jiwa ini.
Sampai bertemu di usia 30-an kalian. Nanti kita cerita-cerita lagi :)
171 notes · View notes
lianaaf · 8 months
Text
Dunia Milik Sendiri
"Karna kita ga dihargai, jadi sekarang terserah dia. Banyak bohongnya."
Begitu imbuhnya.
Begitu menyedihkan, karena cerita yang ku dapat secara tiba-tiba itu menunjukkan bahwa hidupnya sekarang penuh kepalsuan.
Hal terakhir yang bisa kuucapkan secara baik-baik untuk memegang erat para sahabatnya pun, dihiraukan.
Ah..kalau begitu dia pun tidak menghargaiku sampai akhir di perpisahan yang kusangka akan baik itu.
Jadi, untuk apa aku terus memberikan kesempatan mendengar dia lagi lain kali? Toh, nyatanya dia tidak merubah dirinya - untuk dirinya sendiri.
Merasa bersalah, minta maaf terus-menerus.
Sebentar.... kau merasa salah, tapi sebetulnya kau tidak tau kesalahanmu. Terus diulang sampai sekarang.
Masa bodoh dengan kehidupanmu yang sekarang, yang kuminta kau tau mana yang selalu menghargai kau sejak dulu - dan tidak boleh hilang sampai kapanpun. Tapi nyatanya, hal berharga itu lambat laun hilang. Aku, menyayangkannya.
Masa bodoh aku hilang dalam duniamu, yang aku harapkan kita bisa bahagia dalam pilihan masing - masing dengan kejujuran. Namun nyatanya, kau tidak lagi memenuhi duniamu dengan kejujuran.
Kejujuran?
Ya. Kejujuran untuk menjadi dirimu sendiri lagi seperti yang pernah kau jabarkan.
Duniamu kesana-kesini kau sesuaikan dengan kepalsuan.
Jadi, duniamu ini sebenarnya milik siapa? Milikmu, bukan?
Kenapa kau tidak bisa menikmati kehidupanmu sekarang dengan kebahagiaan sebenarnya, Tuan?
Duniamu milikmu sendiri, kau harus memaksa ia mengarah pada kebaikan dan kejujuran.
Kau tau? dunia akan berubah ketika kau juga berubah.
Pertanyaannya, berubah ke mana?
Sungguh, aku menyayangkannya. Aku tidak tahu pernah menghabiskan waktu dengan siapa. Jangan - jangan denganku dulu juga sebuah kepalsuan?. Entahlah.. yang jelas aku tidak mengenalmu lagi. Jalan ke masa depan, duniaku akan kusambut dan kunikmati dengan lebih baik lagi. Menghargai seluruh orang baik yang jujur dan juga menghargaiku.
Dan aku bahagia kini.
75 notes · View notes
miftahulfikri · 1 month
Text
Aku berpikir, bahwa mungkin kau adalah orang yang terakhir kalinya, yang Tuhan sudah genapkan untuk menyelesaikan apa yang bungkam sejak lama. Kau juga yang menyimak perlahan tanpa sekalipun memotong setiap kalimatnya.
Kau memang ditakdirkan untuk menyelesaikan.
Aku berani, sejak saat ini, mengatakan bahwa aku tak perlu mengatakan apa-apa lagi yang tersimpan dari hati. Semua sudah lunas tuntas dan tersimpan utuh. di tempat ini, di kuil terakhir ini.
Aku percaya, bahwa di pengujung harapku. Aku anggap aku sudah selesai untuk lebih fokus pada diriku sendiri.
Siapapun yang aku pilih, aku sudah selesai. Selesai dengan durjana sekaligus bangga.
Aku sudahi, aku merasa sudah lebih dewasa.
Berbagai tantangan ada di depan dan aku sudah ikhlas menutupnya dengan lisanmu yang tak banyak bicara.
Semoga ada kesempatan itu lagi, tanpa perlu mengulang banyak hal untuk diuji. Luka itu sudah terpigurakan dengan baik.
28 Mei 2023. [Reposted]
31 notes · View notes
tadikamesra · 2 months
Text
WP #56 Tadika Mesra
Tumblr media
Setelah sekian lama menghilang dari dunia tumblr, semoga kami, anak-anak Tadika Mesra dapat rajin menulis lagi ya🫶🏻😎
---
Di bawah Naungan Rumah-Nya
Pikiranku mengawang, bukan menelisik namun mereka-reka, apa awal yang baru bagiku.
Perjalanan dari kota ke kota antar pulau, selalu menjadi hal baru dikala kaki tiba menjejak daratannya. Pekerjaan berbeda-beda bidang, senantiasa meminta adaptasi diri atas hal-hal baru terkait sistem dan medan kerja. Orang-orang baru sudah tentu menjadi konsekuensi pada kedua hal itu. Sejuta watak dan karakter manusia yang ditemui, menuntut sabar dan seni bersosialisasi tersendiri ketika menghadapinya. Berkawan dan melawan, atau berkawan lalu aku ditikam.
Apakah awal yang baru merupakan perulangan-perulangan peristiwa yang belum pernah ada dalam riwayat pengalaman hidup kita? Apakah itu bisa dikatan awal yang baru, sedangkan Tuhan sedang menanti kembaliku lewat tanah pekuburan itu.
Ahh, terlalu sering awal baru melintas dihidupku, entah setiap awal tersebut bisa dikatakan telah selesai atau pupus begitu saja ditengah laku sebagai akhirannya.
Aku hanya ingin awal baru yang abadi hingga nanti. Entah, awal baru yang seperti apakah itu, akupun tak tahu....
@bahteranawasena
*****
Dari waktu ke waktu, aku bertanya-tanya mengenai hidup yang kuinginkan. Apakah aku telah siap untuk memulai awal yang baru? Apakah keputusanku yang ingin melepas sesuatu adalah pilihan yang tepat?
Dan, berbagai pertanyaan lainnya mengiringi setiap langkahku di tiap hari. Namun, hidup memang tidak selalu tentang berjalan lancar, kan? Ada proses yang panjang yang perlu dilewati agar aku bisa menjawab setiap pertanyaan yang diajukan hidup.
Pada akhirnya, aku hanya ingin melangkah dengan penuh keberanian; menciptakan masa depan yang selalu kuinginkan.
@hardkryptoniteheart
***
Apakah esok adalah awal yang baru? Ataukah setiap detik yang terus berdenting adalah awal yang baru?
Apakah awal yang baru adalah setiap kesempatan yang ditawarkan oleh detik yang bergulir? Ataukah awal yang baru adalah ketika aku membuka mata di subuh hari untuk memulai perjalanan mengarungi takdir dan menjemput rejeki yang telah digariskan-Nya?
Semoga Tuhan selalu mengajarkan hati ini mensyukuri nafas kehidupan yang dititipkan-Nya untuk menapaki waktu, yang mungkin itu adalah awal yang baru atau mungkin kesempatan terakhir yang selalu tidak kita pahami yang bisa saja seketika tidak bisa lagi untuk dinikmati. Maka bertahanlah, pandai-pandailah bersyukurlah dan tetaplah hidup dengan terus melangkah!✨
@kkiakia
***
Apabila bercerita tentang awal yang baru; aku harap setiap harinya adalah awal baru.
Saban hari saat langit hampir petang, beberapa pertanyaan menggelitiki tentang apa yang baru dan yang lalu.
Awal yang selalu dijadikan acuan perubahan, ternyata tidak selalu begitu.
Ia menunggu siapa yang paling cepat sampai dengan tidak terburu-buru sebab nafsu, Ia menunggu siapa saja yang paling ingin menyelamatkan diri dari kejaran waktu, sebab katanya mereka yang akan merugi bila tak menyegerakan diri.
Aku berpacu, menyelamatkan diri aku berpacu.
Sewaktu itu ibu sempat sampaikan; tentang apa-apa yang lalu. Ibu bilang bahwa yang lalu adalah tolak ukur paling syahdu untuk awal yang baru. Mereka yang mengerti diri, yang akan tau dimana letak celah retak walau seujung kuku.
Maka untukku sesuatu yang lalu, namun untuk kita sesuatu yang baru.🦋
@imiw
***
Tahun yang Pesimistis
Menurut Mereka;
Bahkan cenderung Annus Horribillis menurut mereka lagi;
Seluruh bagian dari bola bumi ini tengah bergerak dan bergolak!
Mustahil untuk tetap Jumawa....
Dan menyatakan bahwa kita akan Selalu berdiri tegap disini dalam suasana yang tenteram dan penuh kedamaian
Lantas jika katakan-lah, perang antar seluruh bangsa jilid ketiga itu benar terjadi.
Apa yang hendak kulakukan?
Apa yang hendak kau lakukan?
Apa yang hendak kita lakukan?
Bukankah pada akhirnya juga akan seperti biasa?
Berusaha terus bertahan hidup, penuh dengan rasa Tawakal ke hadirat-NYA hingga pasrah sejadi-jadinya....
Maksudku....
Aku sendiri tak pernah berpikir untuk ikut serta menembaki pesawat - pesawat tempur Amerika di atas langit sana....
Tak pernah terpikir untuk berdiri di baris terdepan demi menghalau tank - tank Jerman itu....
Atau ikut berkonstribusi demi mengusir kapal - kapal Inggris dari lautan kita yang maha....
Buat apa?
Bila di setiap penghujung malam aku masih harus berjibaku dengan alam pikiranku sendiri, ditawan gundah gulana dan mimpi - mimpi buruk hingga pagi menjelang
Persetan dengan Russia dan Korea Utara, sebiadab - biadabnya mereka, Setan - setan di kepalaku akan jauh lebih licik....
@lucifermorningstark
***
Datanglah padaku saat badai dalam hidupmu masih belum dapat engkau redakan sendiri.
Biarlah guntur saling bersahutan diatas semestamu dan engkau akan aman dalam dekapku.
Tak apa jikalau kisah yang lama masih belum rampung untuk kau selesaikan aku masih setia menunggu dengan rasa yang sama.
Istirahatlah sejenak karena setiap cerita harus memiliki jeda agar bisa terbaca dengan jelas.
Sekalipun mentari enggan bersinar lagi tetaplah tegar karena engkau tak bisa mengubah akhir dalam kisahmu tapi engkau masih memiliki kesempatan di awal yang baru.
@kevinsetyawan
***
Aku ingin sekali memulai awal yang baru; tanpa ragu, tanpa tapi, tanpa banyak basa-basi. Karena menjadi pengecut rasanya melelahkan, memilukan.
Namun, setiap kali portal pikiranku terbuka, aku melihat diriku makhluk kecil yang tengah berdiri, mendongak, melihat bayang bernama ketakutan, sosok bernama kekhawatiran, hantu bernama masa lalu dinaungi gelapnya kabut masa depan. Mereka semua menghadangku, menutupi penuh pandangan mataku.
Aku memandang mereka dengan gemetar, gentar, tapi anehnya, mereka tiba-tiba berubah menjadi setumpuk buku tebal, ketika ku beranikan diri membukanya, kumpulan kertas didalamnya bertuliskan dosa-dosaku di masa lalu. Aku membacanya dengan malu, aku tahu aku tidak mampu mengubahnya. Aku terbangun dari mimpi yang terasa nyata itu, betapa sekarang yang ingin aku lakukan hanya berjalan, menerima setiap pagi yang menjelang, sebagai awal yang baru, sembari berterima kasih atas setiap kesempatan yang berbolak balik dengan kesiapan.
@paiq
***
Mau kemana lagi? Sejauh apapun kau pergi kenangan akan selalu mengikutimu, tersebab ia mempunyai ruang tersendiri di hatimu.
Maka dari itu, mari memulai lagi, mengambil langkah baru, menuju awal baru, mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, menyusuri jalan-jalan yang belum pernah dilewati. Terserah kemana, asal tak berkutat di tempat lama yang itu-itu saja.
Tak peduli setajam apa luka hari lalu, semua akan sembuh beriringan dengan waktu. Tak peduli selebam apa luka waktu itu, semua akan baik-baik saja asal aku bersungguh-sungguh menyembuh.
@by-u
***
Awalnya kupikir awal yang baru hanya berbicara perihal bergantinya hari demi hari, berputarnya waktu demi waktu yang dimana—setiap pergantiannya selalu disebut sebagai awal yang baru.
"Bismillah .. kita mulai dari awal lagi. "
Barangkali itulah ucapan-ucapan yang gak pernah alpa kita sebutkan di pagi hari atas bergantinya hari.
Terus begitu.
Berputar putar bersama pengulangan pengulangan yang selalu ada.
Meski nyatanya tidak semua penutup hari selalu sama.
Pasti ada beda serta pelajaran yang berharga.
Sampai akhirnya—ada satu hari dimana aku merasa merdeka menjadi diri sendiri. Jauh dari ekspektasi dan harapan orang lain, jauh dari kata melukai diri sendiri. Jadi, kupikir sebenar-benarnya awal yang baru bagiku adalah ketika aku merdeka menjadi diri sendiri dengan mengesampingkan rasa "gak enakkan", ketika aku berani bilang tidak pada sesuatu yang memang tidak bisa aku lakukan, dan ketika aku melakukan segala sesuatunya dengan cinta—bukan karena pressure dari orang lain.
@aksara-rasa
***
Terbawa drama awal tahun yang pikirku akan semakin mudah ternyata malah makin sulit..
Terkait asmara rumit dibalut janji yang harus ditepati, meski akhirnya terbentur lagi oleh keadaan..
Semua pondasi yang sudah terbentuk, harus hancur lagi, dan mengulang semua dari awal..
Ya semoga masih belum terlambat
@teguhherla
***
Mungkin ini waktunya untuk memberanikan diri; tak hanya saat awal kaki dilangkahkan, tapi juga tau kapan langkah itu harus dihentikan setelah cukup alasan.
Mengawali hal baru tentu membutuhkan keberanian, bukan? Setidaknya, berani merencanakan. Memikirkan matang-matang apa yang hendak digapai di kemudian. Juga bersiap dengan segala konsekuensi dan pertanggungjawaban.
Keberanian juga dibutuhkan saat harus memilih berhenti ketika sudah tergapai sekian harapan. Berhenti bukan berarti mengakhiri, lalu menyerah dengan keadaan. Tentu dengan tidak gegabah tanpa perhitungan. Agar tak ada yang namanya penyesalan.
Selamat menyikapi awal yang baru, dan berdamai dengan yang lalu.
@hafidhulhaqq
~~~
Pojok Kelas Tadika Mesra, 16 Januari 2024
36 notes · View notes
langitawaan · 1 year
Text
113.
Mungkin, untuk bertemu denganmu lagi adalah kemustahilan. Walau kita berada dalam satuan yang masih bisa dijangkau dengan perjalanan. Namun bukan soal jaraknya, melainkan alasannya.
Aku dan kau tidak lagi mempunyai alasan untuk bertemu. Bentangan jarak telah menjelma pulau-pulau dingin yang membentuk bongkahan es keras untuk disebrangi.
Apapun, bagaimana pun, jika Tuhan memberi kesempatan lagi, aku ingin melihatmu jauh lebih bahagia dari pertemuan terakhir. Tersenyum lebih lebar, memiliki semangat dan mudah-mudahan telah kau temukan tujuan hidupmu, kini.
Melangkahlah meski dengan tertatih-tatih.
Mendung, 11.15 | 25 Januari 2023.
161 notes · View notes