Tumgik
#kajianislam
kafabillahisyahida · 7 months
Text
Kita dan Al-Quran
Alhamdulillah saat ini muslim tengah gencar berhijrah, berlomba - lomba dalam kebaikan. Banyak komunitas kajian juga tilawah Al-Quran ODOJ/OWOJ misalnya namun apa yang menjadikan sebagian mereka yang gencar mengkhatamkan Al-quran sebulan, sepekan bahkan beberapa hari sekali sikapnya masih bertentangan dengan Al-quran. Masih terlibat riba, berdusta & bergibah misalnya ? Menurut para ulama disebabkan karena Al-quran hanya dibaca tidak ditadabburi. Meski sebenarnya dengan membaca saja seseorang memperoleh pahala. Tapi Rasulullah bersabda bahwa sebaik2nya manusia adalah yang mempelajari dan mengajarkaannya dalam hal ini mencakup mengkaji, mentadabburi, mengamalkan, mengajak dan mendakwahkannya.
Dan mengapa engkau tidak mentadabburi al quran ? Seandainya al quran bukan dari sisi Allah niscaya akan ditemukan kontradiksi didalamnya.
dan "Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan." (QS;Al -Waqiah 77-79)
Ditafsirkan Ibnu Katsir maksud orang disucikan dalam ayat adalah orang2 beriman meskipun ia berdosa namun dikehendaki kebaikan dan dihendaki untuk diampuni dosa - dosanya. .Juga ditafsirkan sebagian ulama bahwa Al-quran tidak boleh disentuh oleh orang yang ber hadast. Pantaslah Utsman Bin Affan Ra. "Mengatakan seandainya hati bersih maka tiada akan bosan ia berinteraksi dengan Al - Quran" Sedangkan orang kafir, munafik yang mengeras hatinya karena sangat berdosa. "Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan dari mendengar Al-Qur'an itu. (Asy-Syu'ara: 210-212)
22 notes · View notes
ceritayuk · 6 months
Text
Tumblr media
#KATAUHA - JODOH DICARI ATAU DINANTI?
Jodoh itu pasti ada karena semua diciptakan berpasang-pasangan, walaupun Allah lebih senang jika hambanya berharap untuk meminta jodoh.
Kita boleh meminta, namun Allah yang paling mengetahui apa yang terbaik untuk kita. yang dapat kita lakukan untuk dipertemukan dengan jodoh kita yaitu, dengan berdoa, harus tawakal, dan pasrah. kita tidak boleh terlalu percaya diri dan terkesan memaksa atas pilihan kita, karena hal tersebut dapat menimbulkan keraguan atas pilihan yang sudah Allah siapkan untuk kita. tidak boleh putus ada, harus selalu optimis.
• Esensi Menikah
QS Al Furqon ayat 63 dan 74
Allah berfirman, ada golongan yang Allah berikan kasih sayang yang amat luar biasa. salah satunya yaitu orang yang selalu berdoa
“Rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrata a‘yuniw waj‘alnâ lil-muttaqîna imâmâ"
Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
dan salah satu ciri orang sholeh adalah orang yang mendambakan pasangan hidup, karena sejatinya menikah dalam Islam termasuk ibadah. bahkan Rasulullah juga selalu berkata bahwa menikah merupakan bagian dari ibadah dan penyempurnaan akan ibadah. Rasulullah yang dikenal sempurna akan beribadah pun tetap memilih untuk menikah.
• Jangan khawatir apa kita menikah/tidak
QS An - Nisa ayat 1
Jodoh itu pasti ada, kita diciptakan berpasang-pasangan.
Yā ayyuhan-nāsuttaqụ rabbakumullażī khalaqakum min nafsiw wāḥidatiw wa khalaqa min-hā zaujahā wa baṡṡa min-humā rijālang kaṡīraw wa nisāā, wattaqullāhallażī tasāalụna bihī wal-ar-ḥām, innallāha kāna 'alaikum raqībā
Artinya: Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (pelihara-lah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Allah menciptakan kita berpasangan, dan pasangan kita diciptakan dari bagian diri kita dan tidak akan pernah tertukar. oleh sebab itu, jangan khawatir dan berputus asa. yang datang kepada kita adalah yang selevel dengan kita.
untuk perempuan; coba untuk memantaskan diri karena yang baik sudah pasti untuk yang baik (berkaca pada kisah istrinya nabi musa, perempuan tidak mengejar. namun memantaskan dirinya).
untuk laki-laki; belajar bersikap bertanggung jawab atas sesuatu. seorang laki-laki akan mendapatkan jodoh ketika ia sering mengambil peran akan tanggung jawab, tetapi tidak berlebihan disesuaikan dengan kesanggupannya. dengan hal tersebut, laki-laki akan dikirimkan hati seorang perempuan.
• Lalu bagaimana jika belum menikah namun sudah wafat terlebih dahulu?
maka kelak nanti di akhirat (syurga) Allah akan berikan pasangannya disana. di syurga itu tidak ada yang jomblo, jadi semua ada pasangannya, tidak menikah di dunia, akan menikah di syurga.
• Pelajaran untuk perempuan
- Sayyidah Fatimah
- Sayyidah Siti Hajar & Sarah
Pantaskan diri kalian. karena Allah yang akan hantarkan pasangan kalian dengan cara yang unik seperti kisah Nabi Musa dan istrinya, Nabi Muhammad dan Khadijah, Nabi Ibrahim dan Siti Hajar & Sarah.
daripada pacaran terus, lebih baik disegerakan untuk dihalalkan. dengan syarat harus siap.
berdoa untuk si dia? boleh, dengan pasrah kepada Allah, tidak yakin 100% atau lebih ke arah memaksakan kehendak kita. Berprinsip dan berdoa, jika bukan jodoh saya lapangkan dada saya, jika dia jodoh saya dekatkanlah.
• Menikah karena nafsu?
QS. Ar-Rum ayat 21
Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya lah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Salah satu tujuan menikah adalah agar kalian lebih tenang, tentram hatinya. di mana tenang akan nafsu dengan menyalurkan kebutuhan secara biologis.
Menikah jadi hukum yang wajib bagi orang yang sudah mampu menikah, memiliki nafsu mendesak, dan takut terjerumus dalam perzinaan. walaupun mungkin secara finansial dirinya merasa belum mampu atau cukup.
karena perempuan dinikahi dengan melihat dari segi fisiknya maka kebutuhan biologis (akan nafsu pada laki-laki) dapat ditenangkan segera dengan cara menikah.
• Jika belum mampu secara finansial?
Allah yang akan cukupkan, asal kita benar-benar dan bersungguh-sungguh. jangan tunggu siap secara finansial. walaupun tidak semua perempuan berani untuk membuat keputusan jika belum cukup secara finansial. oleh sebab itu, berlindunglah kepada Allah, dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab atau jahat atau tidak tepat dan berbahaya bagi kita. berlindung kepada Allah, pasrah.
"titipkan hati kita kepada Allah". jangan terburu-buru, dan jangan terlalu trauma. jangan terpaku pada semua laki-laki itu sama. Jangan putus asa, jika terluka. terluka tidak apa namun optimis untuk bangkit.
• Trauma akan kejadian masa lalu, sampai tidak ada yang mendekati?
Jika perempuan, coba untuk berdiskusi dan bersama dengan keluarga (jangan sendiri minta bantuan perantara) terkait rasa takut akan trauma tersebut.
berdoa “Allahumma inni a’uuzubika minal hammi wal hazan. wa a’udzubika minal ajzi wal kasali, wa a’udzubika minal jubni wal bukhli, wa a’udzubika min ghalabatid daini wa qahrir rijaal”
Artinya: Ya Allah, aku berlindung padaMu dari rasa sedih dan gelisah, aku berlindung daripada sifat lemah dan malas, dan aku berlindung padamu dari sikap pengecut dan bakhil, dan aku berlindung padaMu dari cengkaman hutang dan penindasan orang. berdoa minta kepada Allah, khususnya pada pagi dan petang (dzikir al-matsurat pagi petang).
Minta kepada Allah, agar Allah menyembuhkan luka kita. lalu kita berusaha untuk menghindari penyebab luka tersebut.
• Bagaimana kita yakin kalau dia adalah yang terbaik dan dia untuk masa depan saya?
second opinion mencoba tanyakan kepada yang mengenal dia, bukan melihat dari dia (melihat secara subjektif jangan pakai hati dahulu) namun pilih seseorang yang dapat dipercaya. bagaimana sikap/sifat dia di rumah?, apa dia ahli masjid walaupun bukan patokan, dsb. butuh proses ta'aruf (perkenalan) dengan tujuan untuk saling mengenal lebih jauh, harus hati-hati untuk dipelajarinya. lalu bagaimana asal usul dia, bagaimana orang tuanya (sebagian Sikap atau sifat turun ke anak), dan kebiasaannya, dsb.
"perempuan harus lebih kuat untuk tawakkal dan berlindung kepada Allah dengan jaman yang lebih banyak akan kebathilan"
• Bagaimana jika seorang perempuan menyampaikan perasaannya kepada laki-laki?
seperti khadijah, dan istri nabi musa. kriteria bisa dilihat dari istri nabi musa, begitu pula yang terjadi pada sayyidah khadijah.
Hanya masalah waktu, semua pasti bertemu dengan jodohnya?
kuncinya; doa ibu dan keistiqomahan dalam menjaga diri.
Pesan untuk perempuan:
Jodoh adalah takdir, sehingga jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan atau kekecewaan
Jodoh itu diciptakan dari diri kita, jadi tidak tertukar dan jangan khawatir
Penantian yang terbaik, dengan memantaskan diri dengan meningkatkan ketaqwaan (kualitas diri)
Berlindunglah kepada Allah, karena kita tidak tau yang terbaik yang mana. Titipkan hati kita kepada Allah SWT.
Pelajarilah seseorang yg datang kepada kita dengan sebaik-baiknya atau sungguh-sungguh. jangan libatkan hati dahulu, minta pendapat orang lain (yang kita percayai misalnya; ayah, kakak/adik, dsb) untuk mempelajari orang tsb. pelajari ia saat safar (berpergian) karena biasanya akan terlihat seperti apa dan bagaimana dia.
Pesan untuk laki-laki:
Harus berjuang, jangan menyerah, tetap berjuang!
Disampaikan oleh:
Ustadz Hanan Attaki dalam Acara Kajian Interaktif (Online)
Selasa, 17 Oktober 2023 | 19.30 WIB - selesai
16 notes · View notes
Text
Dunia Pesantren Salafiyah
Tumblr media
Dunia Pesantren Salafiyah adalah sebuah blog yang membahas tentang dunia pesantren salafiyah di Indonesia. Blog ini menyajikan berbagai informasi tentang pesantren salafiyah, mulai dari sejarah, kurikulum, hingga kisah-kisah inspiratif dari para santri.
Blog ini didirikan oleh Pondok Pesantren Manbaul Huda pada tahun 2015. Pondok Pesantren Manbaul Huda merupakan Salah satu pesantren salafiyah yang ada di Jawa Timur.
Blog Dunia Pesantren Salafiyah memiliki berbagai kategori yang dapat dipilih oleh pembaca, yaitu:
Fiqih : membahas tentang berbagai hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah, muamalah, dan lainnya.
Aqidah : membahas tentang dasar-dasar keimanan Islam, seperti tauhid, iman kepada Allah, iman kepada malaikat, dan iman kepada hari akhir.
Syariat : membahas tentang berbagai hukum Islam seperti akhlaq, tasawuf dan lainnya.
Nahwu Shorof : membahas tentang tata bahasa Arab, yang meliputi nahwu (tentang kata) dan shorof (tentang perubahan kata).
Tajwid : membahas tentang ilmu tajwid, yang merupakan ilmu tentang cara membaca Al-Qur'an dengan benar dan fasih.
Kisah : membahas tentang kisah-kisah dari para Nabi, Sahabat, ulama, tabiin, dan lainnya.
Mp3 : berisi tentang audio ceramah, sholawat, dan bacaan Al-Qur'an.
Artikel Islami : berisi tentang berbagai artikel yang berkaitan dengan agama Islam, seperti artikel tentang fiqih harian, aqidah, syariat, dan lain-lain.
Blog Dunia Pesantren Salafiyah telah dikunjungi oleh lebih dari 1 juta orang sejak didirikan. Blog ini juga telah mendapatkan berbagai penghargaan, seperti penghargaan "Blog Islami Terbaik" dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Blog Dunia Pesantren Salafiyah merupakan sumber informasi yang bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mempelajari tentang dunia pesantren salafiyah. Blog ini juga dapat menjadi inspirasi bagi para santri untuk terus belajar dan berprestasi.
Kunjungi blog kami di : https://duniapesantrensalafiyah.blogspot.com
2 notes · View notes
arfatardi · 7 months
Text
Tumblr media
Putaran yang berulang
.
Bagi sebagian orang kehidupan merupakan tempat berkreasi, banyak bertabur peluang dan kemungkinan, berkerlip menawarkan keindahan. Namun bagi sebagian yang lain kehidupan merupakan ruang rutinitas yang berulang dan membosankan.
Fenomena sekarang bahwa life freedom yang bermakna terbebas dari rutinitas harian dan memiliki warna baru setiap hari untuk dinikmati merupakan hal yang banyak diimpikan orang, terutama di kawala muda. Namun sayang, seringkali seseorang yang merasa terkekang dengan rutinitas harian ataupun pekanan yang sebenarnya ia ingin lari darinya dan meninggalkan semua itu di belakang sehingga tak pernah tertoleh lagi tak kunjung terealisasi. Entah karena takut dengan ketidakpastian, atau karena belum sanggup mendengarkan kritikan orang. Sehingga hari-harinya terselimuti awan mendung kegelisahan yang menurunkan hujan kesedihan.
Namun dalam kehidupan ini benarkah seseorang bisa terlepas sepenuhnya dari rutinitas, dan benarkah memiliki keterikatan dengan sebuah rutinitas harian yang harus dijalankan dan senantiasa terulang merupakan cara hidup yang patut untuk dihindari?
Senikmat dan seindah apapun kehidupan jika dijalankan dengan ritme yang sama maka suatu waktu pasti mendatangkan kejenuhan. Pemandangan terindah jika terus dipandang akan menaruh kesan 'biasa' di benak suatu waktu nanti. Hal tersebut merupakan sebuah watak yang telah ditanamkan dalam diri manusia, tidak pernah puas, selayaknya ketamakan akan harta. Sebagaimana yang dijelaskan oleh baginda Nabi ﷺ:
لَوْ كانَ لاِبْنِ آدَمَ وادِيانِ مِن مالٍ لابْتَغَى وادِيًا ثالِثًا، ولا يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إلَّا التُّرابُ، ويَتُوبُ اللَّهُ علَى مَن تابَ.
“Seandainya seseorang memiliki dua lembah harta maka ia pasti menginginkan lembah ketiga, dan tidak ada yang dapat memenuhi perut anak Adam melainkan tanah (kematian)”. (HR. Imam Muslim No. 1048).
Kemudian kita dapati bahwa konsekuensi sebagai umat muslim dalam rangka meraih keridhaan Allah ﷻ sebuah jiwa harus mau tunduk terhadap kewajiban-kewajiban yang telah Ia gariskan, di antaranya berupa amalan harian yang senantiasa harus dilaksanakan, pada waktu dan dengan cara yang telah ditentukan; seperti halnya shalat lima waktu. Sebagaimana yang difirmankan:
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا
"Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (Qs. An-Nisa: 103).
Sehingga kita dapati agama yang mulia ini melatih jiwa seseorang untuk bertahan di atas sebuah rutinitas baik yang ia yakini dapat membawa kebahagiaan dunia dan akhiratnya. Secara implisit bahwa jiwa yang telah tahan dalam alur dan rutinitas baik merupakan jiwa yang telah sampai pada level yang lebih tinggi. Senada dengan hal tersebut Nabi ﷺ bersabda:
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling konsisten meskipun sedikit”. (HR. Imam Bukhori no 6464 dan Imam Muslim no 783 ).
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Maksudnya mampu untuk konsisten dalam melakasanakan tanpa terbebani. Di dalamnya ada dalil anjuran untuk menjaga dalam beribadah, menjauhi berlebih-lebihan. Hadits tidak khusus dalam shalat, bahkan ia umum mencakup semua amalan kebaikan”. (Syarah Nawawi ‘ala Muslim, [6/ 70-71]).
Kalau kita menilik kepada dunia barat, jauh-jauh hari mereka telah mengakui bahwa pengulangan terhadap prioritas yang tepat merupakan tangga utama menuju kesuksesan dunia, sebagaimana yang di jelaskan oleh Charles Duhigg dalam bukunya The Power of Habit dan Gary Keller beserta Jay Papasan dalam buku mereka The One Thing.
Sehingga pada akhirnya sebuah rutinitas baik merupakan bekal seseorang untuk mendapat kemuliaan dunia dan akhirat. Hanya kesadaran yang perlu senantiasa untuk diarahkan kepada sisi positif sehingga dapat kembali melihat nilai baik dari rutinitas tersebut. Tanpa harus merubah haluan yang telah diarungi selama ini hanya disebabkan oleh rasa jenuh atau termakan kata-kata kebebasan.
(Arfat Ardi S)
3 notes · View notes
curahilmu · 1 year
Video
youtube
NASIB INDONESIA JIKA IMAM MAHDI DATANG | SYEKH IMRAN HOSEIN
2 notes · View notes
suratdariniskala · 2 years
Photo
Tumblr media
وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ Artinya: Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (Al-Qasas ayat 73)
Instagram: @another.niskala | 
8 notes · View notes
noteyu · 1 year
Text
Tumblr media
Bismillah...
Ini catatan versi aku, semoga bermanfaat ^^
Pahami tujuan nikah, karena tanpa tujuan akan penuh dengan penyesalan dan harapan yang ngga pasti.
Manusia itu hidup di antara 2, yaitu harapan dan penyesalan.
Pertanyaannya, bagaimana upaya kita ketika mempunyai harapan tapi tidak panjang angan-angan? dan bagaimana pula caranya agar tidak menyesal?
Dalam konteks nikah, coba jelaskan dulu kenapa kita mau nikah?
>> Akan sulit jika harapan atau bayangan kita tentang pernikahan itu bukan sesuatu yang benar atau bukan sesuatu yang berlandaskan ‘syariat’. Tapi apabila kita sudah tau alasan kenapa kita menikah, atas dasar apa kita menikah, dan apa yang akan kita lakukan setelah menikah -sesuai dengan syariat-. Maka semua itu akan mudah.
>> Dengan paham itu semua, maka kita juga akan tau dan paham seperti apa kriteria/karakteristik jodoh yang diperlukan. Punya standar.
Contoh dari Ust. Felix
“Saya nikah sama istri saya jelas karena menginginkan seorang perempuan yang bisa mendukung saya dalam dakwah dan bisa menjadi ibu daripada anak-anak saya. That’s enough”
“Untuk apa saya nikah? Saya nikah untuk dakwah. Maka yang diperlukan untuk dakwah adalah satu orang yang mendukung saya dalam dakwah saya, dia orang yang bisa mengurusi anak-anak saya kelak yang akan meneruskan langkah-langkah dakwah saya”
“Menikahi Ummu Alila karena saya punya standar seperti apa kehidupan saya ke depan, apa yang saya cari ke depan. Yang saya cari ke depan adalah orang seperti ini -Ummu Alila- maka saya ga perlu yang lain selain yang saya perlukan (sudah memenuhi standar)”
>> Faktanya kebanyakan anak muda sekarang pertimbangannya nafsu bukan syariat, bukan menginginkan fase yang berbeda untuk ketaatan kepada Allah.
The conclusion:
Seharusnya ketaatan yang menjadi standar atau suatu pertimbangan utama ketika seseorang ketika mau menikah.
Kriteria-kriteria yang dicari sesuai dengan apa yang diperlukan untuk kehidupan ke depannya.
Yang terbaik adalah yang kita perlukan (dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan), bukan memenuhi idealitas yang ada.
nb: maaf ya atas salah dan kurangnya. Silakan dm krisan-nya ^^
4 notes · View notes
uummiii · 2 years
Text
🍂🍁🍂🍁🍂🍁🍂🍁
بــــــــــــــسم اللّــــــــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم
🏙️ *BANYAK YANG TIDAK LULUS DENGAN UJIAN KEKAYAAN*
_Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du._
Sebagaimana kita ketahui bahwa *ujian itu bisa berupa kebaikan dan keburukan, bisa berupa kekayaan dan kemiskinan.* Sebagaimana firman Allah:
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
_"Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian/fitnah."_ [QS. Al-Anbiyaa: 35]
*Ternyata banyak yang tidak lulus dengan ujian yang diberikan berupa kekayaan. Buktinya adalah "Mayoritas Penduduk Surga adalah Orang Miskin." Berarti banyak orang kaya yang tidak lulus ujian kekayaan dan orang miskin banyak yang lulus. Orang kaya juga banyak yang tertahan (lama hisabnya) untuk masuk Surga.*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قُمْتُ عَلَى بَابِ الْجَنَّةِ فَكَانَ عَامَّةَ مَنْ دَخَلَهَا الْمَسَاكِيْنُ وَأَصْحَابُ الْجَدِّ مَحْبُوْسُوْنَ، غَيْرَ أَنَّ أَصْحَابَ النَّارِ قَدْ أُمِرَ بِهِمْ إِلَى النَّارِ، وَقُمْتُ عَلَى بَابِ النَّارِ فَإِذَا عَامَّةُ مَنْ دَخَلَهَا النِّسَاءُ
*"Saya pernah berdiri di pintu Surga, ternyata umumnya orang yang memasukinya adalah orang miskin. Sementara orang kaya tertahan dulu (masuk Surga). Hanya saja, penduduk Neraka sudah dimasukkan ke dalam Neraka."* [HR. Ahmad, Bukhari, dan Muslim]
Mengapa demikian? Karena *orang kaya merasa cukup dengan hartanya sehingga kurang merasa butuh Allah apalagi ditambah dengan kesombongan akan hartanya.* Syaikh Al-Utsaimin menjelaskan hadis ini:
والغني يرى أنه مستغن بماله ، فهو أقل تعبداً من الفقير
*"Orang kaya merasa dirinya sudah cukup dengan hartanya sehinga mereka sedikit beribadah dibandingkan orang miskin."* [Syarh Riyadhus Shalihin Syaikh Al-Utsaimin]
Inilah maksud ayat bahwa *manusia akan melampaui batas ketika merasa berkecukupan dengan hartanya.*
كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ ��َيَطْغَى (6) أَنْ رَآَهُ اسْتَغْنَى
_"Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup."_ [QS. Al-‘Alaq: 6-8]
Apakah tidak boleh Kaya? Tentu tidak, bahkan jika memang ia bisa menjadi kaya, maka jadilah orang kaya dan tidak lupa gunakan kekayaan itu untuk membantu agama Allah dan menolong sesama manusia. Yang perlu diingat: _“Semakin kaya semakin dermawan, bukan semakin meningkatkan gaya hidup.”_
Kami tutup dengan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa *bukan kefakiran yang beliau khwatirkan atas umatnya, tetapi ketika sudah dibukakan dunia dan kekayaan sehingga membuat manusia lalai dari agama. Mereka hancur sebagaimana umat terdahulu yang kaya lagi kuat kemudian hancur.*
مَا الْفَقْرُ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّي أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا فَتُهْلِكُكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ
*"Bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian. Namun aku khawatir akan dibentangkan dunia kepada kalian sebagaimana telah dibentangkan kepada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang sebelum kalian, maka dunia itu akan membinasakan kalian sebagaimana dia telah membinasakan orang-orang yang sebelum kalian."* [Muttafaqun ‘alaih]
والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
🖊️ _Penyusun: Raehanul Bahraen_
*Demikian Semoga Bermanfaat*
🌼Kajian Tahajjud Call Community
3 notes · View notes
yadijuga86 · 5 months
Text
Tumblr media
1 note · View note
setelahkajian · 11 months
Text
Ketika kita kehilangan harapan dan rencana
3 hal yang harus dilakukan:
1). Berprasangka lah baik kepada Allah,
sebagaimana beberapa kondisi yang diwajibkan dalam keadaan husnudzon kepada Allah adalah, Menghadapi kematian, Ketika bertaubat kepada Allah, dan Dalam kondisi terdesak
Pertolongan Allah ada dalam Keadaan mendesak seperti kisah dari siti Hajar dan Ibrahim, maupun nabi musa yang membelah lautan.
Layaknya seorang anak kecil yang menyukai coklat, dia merasa bahwa ketika orang tua membelikan apa yang dia inginkan yaitu coklat tersebut, maka dia berfikir orang tua mencintainya. Tapi apa yang terjadi jika dibelikan terus menerus? Maka anak tersebut akan sakit, tapi yang hanya anak tahu adalah bahwa orang tua nya tidak menyayanginya, yang sebenarnya justru semua tindakan tidak memberikan coklat tersebut adalah bentuk cinta orang tua untuk kesehatan anak tsb. Maka kembalilah kepada Allah zat yang maha mengetahui. Kita hanya tak lebih dari seorang anak kecil yang menginginkan coklat tersebut ketika dihadapi kesulitan, yang mengira bahwa coklat adalah jalan keluar yang kita pikir baik sedangkan Allah mengetahui sebagaimana hal itu tidak baik. Berbaik sangka lah kepada Allah, bahkan helai rambut yang kita miliki kita tidak pernah tahu jumlah pastinya, isi perut bereaksi pada makanan dan mencerna tanpa kita tahu, begitulah contoh2 kecil yang mana kita hanyalah manusia tanpa tahu apa apa, sedangkan Allah maha mengetahui segalanya.
2). Bertakwalah kepada Allah.
Janji Allah adalah nyata, siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan beri jalan keluar. Jika tidak terjadi jalan keluar berarti kita kurang bertakwa. Catat baik baik, bahwasanya penuntutan meminta pertolongan kepada Allah selaras dengan takwa mu juga.
Kau letakkan dahimu kepada tanah, maka akan ada solusi di setiap permasalahanmu. “Siapa yang berdoa akan Aku kabulkan, siapa yang meminta kepadaKu maka akan kuberikan”
Hadapi semua masalah dengan takwa, banyak terjadi kasus masalah seperti perceraian atau masalah ekonomi, tetapi jalan takwa nya tidak dijalani, mereka masuk ke lubang kemaksiatan. Itulah ujian terhadap kesabaran dan juga iman untuk membuktikan cinta kita kepada Allah.
3). Istigfar lah banyak banyak dan minta maaf kepada orang yang kita dzolimi.
Allah memberikan hukuman karena dosa kita sendiri, boleh jadi kita pernah mendoakan yang tidak baik kepada sesama. Mak jalan keluar nya adalah “Istighfar”
Istighfar menghilangkan segala kesulitan.
Istighfar mempercepat datangnya pertolongan.
Istigfar melindungi dari kemaksiatan
Istigfar melindungi dari gangguan setan.
Sebagaimana ujian adalah kesempatan lebar untuk setan mengganggu iman dan juga aqidah kita kepada Allah.
Wallahualam bish-shawab
1 note · View note
aris-susanto · 1 year
Photo
Tumblr media
Tak terasa Ramadhan kembali akan kita sambut, tetapi ke manakah ketaqwaan kita selama ini? Mengapa berasa hilang? Ke mana saja kita? Bagaimana cara meraih taqwa yang sebenarnya? 😭 Mari simak Kajian Menyambut Ramadhan (KAMERA) @pormikijabar bersama Kang Abe @nurihsanj via Zoom Meeting hari Minggu, 12 Maret 2023 Pukul 19.45 WIB #kamerapormikijabar #pormikijabar #kajianislam (di Pormiki Jawa Barat) https://www.instagram.com/p/Cpfhx0yvDC1/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
kafabillahisyahida · 2 years
Text
Ayat - Hadist Booster Iman
"Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji."( QS:Fathir 15)
"Tidak seorang pun dari kalian yang dimasukkan surga oleh amalnya dan tidak juga diselamatkan dari neraka karenanya, tidak juga aku kecuali karena rahmat dari Allah." (HR Muslim)
"Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari awal penciptaan sampai akhir penciptaan. Seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tidak menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari awal penciptaan sampai akhir penciptaan. Seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Ku” (HR. Muslim, no.2577)
"Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya haram atas kamu sekalian; maka janganlah kamu sekalian saling menzalimi. Wahai hamba-hamba-Ku! Kamu sekalian itu sesat, kecuali yang Aku beri petunjuk; maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian. Wahai hamba-hamba-Ku! Kamu sekalian itu lapar, kecuali yang Aku beri makan; maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian. Wahai hamba-hamba-Ku! Kamu sekalian itu telanjang, kecuali yang Aku beri pakaian; maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian. Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian itu selalu melakukan kesalahan di waktu siang dan malam, sedangkan Aku mengampuni semua dosa; maka mintalah ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuni kalian. Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kamu sekalian tidak akan bisa menimpakan mudarat kepada-Ku sehingga dapat membahayakan-Ku, dan kamu sekalian tidak akan bisa memberi manfaat kepada-Ku sehingga bermanfaat bagi-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku! Jika kamu sekalian yang awal hingga yang akhir, baik dari bangsa manusia maupun dari bangsa jin, bertakwa seperti orang yang paling bertakwa di antara kamu sekalian, maka hal itu tidak akan menambah sedikit pun pada kekuasaan-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku! Jika kamu sekalian yang awal hingga yang akhir, baik dari bangsa manusia maupun bangsa jin, berkumpul di satu tempat yang luas dan memohon kepada-Ku, kemudian Aku mengabulkan permohonan mereka, maka hal itu tidak akan mengurangi kekayaan yang Aku miliki, melainkan seperti jarum yang dicelupkan ke laut dan diangkat lagi. Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mencatat amal perbuatanmu dan Aku membalasnya, maka siapa yang mendapat kebaikan, maka hendaklah memuji Allah, dan siapa yang mendapat selain itu, maka hendaklah ia tidak mencela kecuali dirinya sendiri."  (Hadis sahih Riwayat Muslim)
Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(QS. Luqman: 12)
“Jagalah batas-batas Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah batas-batas Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu.” (HR. at-Tirimidzi).
 “Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orang-orang lemah, karena kalian diberi rezeki dan ditolong disebabkan orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Abu Dawud)
Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang padahal tetangga yang di sampingnya dalam keadaan lapar, padahal ia mengetahuinya.” (HR. at-Thabrani)
Sesungguhnya Allah akan menolong umat ini sebab orang-orang yang lemah dari mereka, yaitu dengan doa, shalat dan keikhlasan mereka.” (HR. at-Tirmidzi)
36 notes · View notes
radensahid · 1 year
Photo
Tumblr media
Tanpa bayar pajak dan retribusi lainnya ternyata rakyat di sebuah negara bisa sejahtera dan bahkan mendapat subsidi di berbagai bidang kehidupan. Ini sungguh-sungguh terjadi ketika syariat Islam digunakan sebagai dasar aturan untuk mengelola sebuah negara. Bagaimana bisa seperti itu? Adakah contoh nyata negara tanpa pajak dan sejahtera? Bisakah negara modern bertahan tanpa pajak? 🟥 *SAKSIKAN HANYA DI KHILAFAH CHANNEL REBORN* _Kajian Sejarah Peradaban Islam_ *TOP DAH! DI MASA UMAR, NEGARA KAYA TIDAK VIA PAJAK, KOK BISA?* 🎙️ Bersama : *KH. Yasin Muthohar* Host: *Guslin Al-Fikrah* 🗓️ *Selasa, 28 Februari 2023* 🕗 Pukul : *20.00 WIB* Melalui *Link*: ⤵️ https://youtu.be/L_RXIf5vQNk https://youtu.be/L_RXIf5vQNk https://youtu.be/L_RXIf5vQNk Subscribe *Khilafah Channel Reborn* ⤵️ https://mbo.is/official-kc https://mbo.is/official-kc https://mbo.is/official-kc *Jangan biarkan* informasi menarik dan berharga ini hanya berhenti di anda, *yuk sebarkan* ke teman, sanak saudara dimanapun berada. *Biar jadi amal shalih* dan kebaikan menyebar di bumi kita ini. #khilafahchannel #kcreborn #kajiansunnah #kajianislam #kajianonline #sejarah #ekonomi #peradaban #negara #sejahtera #pajak #syariat #Islam #muslim #khilafah #khalifah https://www.instagram.com/p/CpM-IM1p4Sm/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
aurora-37 · 1 year
Text
Menjelajah Sendiri
Perjalanan hari ini, tak kupikir aku akan benar benar slarut ini dalam kesendirian. Menjelajah tanpa arah, bepergian dengan sendiri aku menebak ini semua terjadi karena keterbatasan ekonomi ku. Ku tak bisa mentraktir teman ku. Ku kikir, perhitungan. Tapi kalau tidak seperti itu bagaimana aku mengelola keuangan. Sedang aku di rantau usiaku bukan lagi untuk meminta ke orang tua. Melainkan memberi. Harga diriku. Ku ikhtiar melalui beberapa perjuangan. Aku merasa seolah tak berdaya. Apa aku ini. menggapai cita yang tak kusungguhi. Berdiri sendiri melawan hati. Beruntung nya telah membaca sebuah pengetahuan ada istighfar yang menemani kesendirian ku. Shalawat bergejolak dalam dada. Mudah mudahan ini adalah pertanda ku masih di lindungi dan Allah tidak ingin membiarkan diri ini terbuang sia sia.
0 notes
arfatardi · 4 months
Text
Tumblr media
ANTREAN YANG MENAKUTKAN
Oleh: Arfat Ardi Setiawan
Pernah tidak engkau melihat pabrik roti modern yang semua prosesnya sudah serba mesin dan otomatis? Bagaimana deretan roti berata di atas wadah berjalan, satu persatu dicelupkan ke kolam cokelat, lalu masuk ke dalam kemasannya. Semua terjadi sesuai dengan sistem yang telah ditentukan pemilik pabrik. Semua roti itu memiliki nasib yang pasti, yaitu dicelupkan ke dalam kolam cokelat lalu berakhir di dalam kemasan. Setiap biji roti berada di antreannya, tinggal menunggu waktu dan giliran untuk dicelupkan dan dikemas.
Hal yang sama berlaku kepada kita dalam kehidupan di dunia ini, bukan dalam perkara ketidakmampuan terhadap mengatur nasib, namun dalam perkara kepastian bahwa kita akan menjumpai titik akhir dari perjalanan hidup kita di dunia ini sebagaimana yang Allah ﷻ telah tetapkan, yaitu kematian. Allah ﷻ berfirman:
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)”. (Qs. Az-Zumar: 30).
Sebuah ketetapan yang tak dapat terelakan, sebesar apapun usaha untuk melawannya, atau sekuat apa pun usaha untuk lari darinya, Allah ﷻ berfirman:
أَيْنَمَا تَكُونُوا۟ يُدْرِككُّمُ ٱلْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِى بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…”. (Qs. An-Nisa: 78).
Namun atas hikmah Allah ﷻ kita tidak pernah tau di antrean ke berapa nama kita tertulis, bisa jadi beberapa tahun ke depan, atau bisa jadi justru hari ini. Antrian acak yang tidak dibariskan berdasarkan usia tua ataupun muda, atau keadaan fisik sehat maupun sakit. Sebuah ketentuan yang berada di luar makrifat makhluk-Nya. Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۢ
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti”. (Qs. Luqman: 34).
Mungkin saja hal tersebut agar setiap insan senantiasa mempersiapkan diri terhadap kematian kapanpun ia datang. Sehingga ia selalu meningkatkan ketaatan, tidak menunda kebaikan ataupun taubat, serta takut untuk melakukan kemaksiatan karena khawatir kematian akan menghampiri saat diri sedang terjatuh dalam kubangan dosa.
Namun dibalik itu, kematian merupakan suatu ketetapan yang sangat menakutkan, namun pernahkah kita berfikir apa sejatinya yang membuat kita takut untuk menghadapi kematian tersebut? Semua berharap memiliki usia yang panjang di kehidupan dunia ini, lalu untuk apakah sebenarnya usia yang panjang itu? Apakah benar karena ingin mempersiapkan lebih banyak bekal untuk kehidupan selanjutnya? Atau karena ingin ‘menikmati dunia’ lebih lama? Bukankah di alam selanjutnya juga terdapat kenikmatan yang bahkan bisa jauh lebih nikmat dari semua kenikmatan yang ada di dunia ini? Atau kita takut kematian karena belum siap untuk menghadapinya? Kalau memang belum siap apa betul selama ini kita benar-benar mengambil langkah bersiap untuk menghadapinya? Mengumpukan bekal sebanyak mungkin untuk menghadapi perjalanan yang amat panjang tersebut. Atau justru kita tau bahwa diri kita belum siap namun lebih memilih menghadapinya dengan sikap seolah semuanya baik-baik saja, mencoba mencari segala sesuatu untuk melenakan pikiran dari hakikat kematian, mengalihkan perhatian dari ketakutan tersebut dan membiarkannya selalu menjadi kejutan yang tak disangka. Hingga akhirnya ketakutan itu selamanya akan bersarang dalam diri kita.
Seorang tabi’in bernama Abu Hazim pernah ditanya oleh sang khalifah Sulaiman bin Abdil Malik: “Mengapa kita membenci kematian?”, Beliau menjawab:
“Karena kalian hanya memakmurkan kehidupan dunia namun menghancurkan kehidupan akhirat kalian, sehingga hal tersebut membuat kalian benci untuk pindah dari tempat yang makmur menuju tempat yang hancur berantakan”
Hakikatnya setiap insan akan melalui tiga kehidupan, kehidupan di dunia, kehidupan alam barzah, dan kehidupan di negeri akhirat. Kehidupan yang pertama yaitu kehidupan dunia merupakan yang tersingkat, sangat singkat apabila dibandingkan dengan kehidupan selanjutnya. Namun dialah yang menentukan nasib seseorang di kehidupan selanjutnya. Sampai-sampai singkatnya kehidupan dunia apabila dibandingkan dengan kehidupan selanjutnya tergambar jelas pada apa yang Allah ﷻ firmankan:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْـًٔا وَّلٰكِنَّ النَّاسَ اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ ، وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَاَنْ لَّمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا سَاعَةً مِّنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُوْنَ بَيْنَهُمْۗ قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِلِقَاۤءِ اللّٰهِ وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ
“Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri. Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan. Sungguh rugi orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk”. (Qs. Yunus: 44-45).
Begitu juga dalam permisalan yang baginda Nabi Muhammad ﷺ berikan dalam haditsnya:
ما لي وما للدُّنيا ، ما أنا في الدُّنيا إلَّا كراكبٍ استَظلَّ تحتَ شجرةٍ ثمَّ راحَ وترَكَها.
“Apa urusanku dengan dunia, tidaklah keberadaanku di dunia melainkan seperti orang yang sedang dalam perjalanan lalu dia berteduh di bawah naungan sebuah pohon, kemudian dia melanjutkan perjalanannya dan meninggalkannya (pohon tersebut)”. (HR. Imam Tirmidzi No. 2377).
Namun sayang, banyak yang memilih dunia sebagai ‘tempat menetap’nya, kehidupan akhirat urusan belakangan. Pergelutan yang ia lakukan setiap hari hanya untuk membangun istananya di dunia, yang belum tentu dapat ia wujudkan. Sedangkan akhirat baginya ‘antara ada dan tiada’, biarkan hal ukhrowi tersebut menjadi misteri. Padahal Allah ﷻ telah memperingati dalam firman-Nya:
وَمَا هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ لَهِىَ ٱلْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”. (Qs. Al-Ankabut: 64).
Pernahkah kita merenungkan, apabila Allah ﷻ mengirim malaikat maut-Nya untuk mencabut nyawa kita sekarang juga, kira-kira diri kita akan menghadapinya dengan senyuman atau malah penyesalan dengan penuh ketakutan?, kira-kira yang akan terlintas dalam benak adalah gambaran tentang semua ketaatan atau malah semua dosa dan kelalaian yang kita lakukan selama ini?. Jika jawabannya adalah yang kedua, masihkah kita mau untuk terus menjalani hidup dengan cara yang sama?
Padahal, apabila seseorang beramal untuk akhiratnya, maka dunia sendiri yang akan menyerahkan diri kepadanya. Sehingga saat dia membangun kehidupan yang baik untuk akhiratnya, kebaikan dunia akan mengikutinya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi ﷻ:
من كانتِ الآخرةُ هَمَّهُ جعلَ اللَّهُ غناهُ في قلبِهِ وجمعَ لَه شملَهُ وأتتهُ الدُّنيا وَهيَ راغمةٌ ، ومن كانتِ الدُّنيا همَّهُ جعلَ اللَّهُ فقرَهُ بينَ عينيهِ وفرَّقَ عليهِ شملَهُ ، ولم يأتِهِ منَ الدُّنيا إلَّا ما قُدِّرَ لَهُ
“Barang siapa akhirat sebagai tujuannya, maka Allah akan menaruh kekayaan dalam hatinya, dan memudahkan urusannya, lalu dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina. Dan barang siapa yang dunia sebagai tujuannya, niscaya Allah akan menaruh kefakiran di depan kelopak matanya, dan urusannya akan dicerai beraikan, lalu ia tidak akan mendapatkan bagian dari dunia melainkan apa yang telah dituliskan untuknya”. (HR. Imam Tirmidzi No. 2465).
Selain itu, di saat kaum muslimin telah lebih memakmurkan dunia dari pada akhiratnya, yang mana hal tersebut akan menimbulkan rasa kecintaan yang mendalam terhadap dunia serta ketakutan untuk meninggalkannya, berlahan kemuliaan kaum muslimin akan hilang, menjadikan mereka tertinggal oleh umat-umat lain. Nabi ﷻ bersabda:
يُوشِكُ الأممُ أن تداعَى عليكم كما تداعَى الأكَلةُ إل�� قصعتِها . فقال قائلٌ : ومن قلَّةٍ نحن يومئذٍ ؟ قال : بل أنتم يومئذٍ كثيرٌ ، ولكنَّكم غُثاءٌ كغُثاءِ السَّيلِ ، ولينزِعنَّ اللهُ من صدورِ عدوِّكم المهابةَ منكم ، وليقذِفَنَّ اللهُ في قلوبِكم الوهْنَ . فقال قائلٌ : يا رسولَ اللهِ ! وما الوهْنُ ؟ قال : حُبُّ الدُّنيا وكراهيةُ الموتِ
“Hampir saja para umat (non muslim) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagaikan sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ‘Wahn’. Kemudian seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu ‘wahn’?”, Rasulullah berkata, “Cinta dunia dan takut mati”. (HR. Imam Abu Daud No. 4297).
Dalam hadits lain beliau ﷺ bersabda:
إذا تبايعتُم بالعينةِ وأخذتم أذنابَ البقرِ ، ورضيتُم بالزَّرعِ وترَكتمُ الجِهادَ سلَّطَ اللَّهُ عليْكم ذلاًّ لاَ ينزعُهُ حتَّى ترجعوا إلى دينِكُم
“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Inah (salah satu transaksi riba), dan kalian telah mengambil ekor-ekor sapi (bahasa kiasan menggarap tanah untuk ditanami) dan kalian telah ridha dengan perkebunan, lalu kalian meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian”. (HR. Imam Abu Daud: 3462).
Sehingga semakin kaum muslimin menenggelamkan diri dalam urusan dunia dengan mengenyampingkan perkara akhirat, hal itu tidak akan dapat mengembalikan kemuliaan dan kekuatan kaum muslimin, namun sebaliknya, justru dapat membuat rasa takut akan kematian tertanam dalam hati dan membuat tekad serta keberanian kaum muslimin tumpul.
Namun sebaliknya, apabila akhirat yang utama, sehingga keimanan dan ketakwaan selalu ditingkatkan untuk mengejarnya, maka sebagaimana yang Allah ﷻ janjikan:
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى ٱلْأَرْضِ كَمَا ٱسْتَخْلَفَ ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ ٱلَّذِى ٱرْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْـًٔا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (Qs. An-Nur: 55).
Sehingga tidak heran apabila dahulu kaum muslimin pernah menikmati masa keemasan dan kejayaan mereka di dunia ini di saat akhirat dan beramal untuk mempersiapkannya masih menjadi perioritas utama mereka. Mengambil langkah yang tepat untuk kehidupan dunia dan persiapan untuk kehidupan selanjutnya, sehingga dunia dapat digenggam, kehidupan akhirat juga terjamin.
Penutup,
Nabi Muhammad ﷻ dan para sahabatnya merupakan orang-orang yang telah Allah ﷻ janjikan surga, tempat kehidupan abadi dengan kenikmatan yang sejati. Maka perbanyaklah membaca kisah hidup mereka, pelajari kedalaman keimanan mereka, pola pikir dan prinsip hidup mereka, dan bagaimana mereka menjalani kehidupan di dunia ini sampai mereka mendapat janji indah tersebut setelah dunia membuka pintunya untuk mereka. Semoga dengannya kita bisa mengambil tauladan, hidup kita tidak lagi hanya mengejar dunia sembari lari dari akhirat, dan semoga dengannya kelak kita memiliki nasib yang sama bersama mereka di surga firdaus-Nya ﷻ.
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”. (Qs. At-Taubah: 100).
Allah Ta’ala A’lam.
0 notes
rifkisyabani · 1 year
Photo
Tumblr media
Menarik membahas tema satu ini. 🙂 Yuk, pahami dan sikapi dengan proporsional. 🙏☺️ #sketchnote #sketchnotes #draw #sketch #snote #coretanrifki #kajianislam #dakwahvisual #mindmap #childfree #visualnotetaking #islam (at Jakarta, Indonesia) https://www.instagram.com/p/ColsYa_rHhI/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes