Tumgik
#haru-taa
penaimaji · 10 months
Text
Blabbering
Sifat tercela seorang muslim itu ketika berbeda pandangan soal muamalah dengan orang lain, tapi langsung dihajar. "Wah ilmumu nggak bermanfaat, ahli neraka, ahli maksiat, gagal hijrah, orang paling buruk sedunia" 🤣
Wehhh subhaanallah.. bisa gitu ya
Posting lagi main, jalan-jalan, dibilang dunia terus, gak pernah ngaji, gak ibadah, punya kebiasaan buruk. Lhooo masa baca quran diposting? Lagi kajian diposting? Sholat diposting? Lagi ngajarin anak diposting? Perlu taa 🤣
Postingannya alhamdulillah nasihat dan dakwah, tapi buat nyindir orang. Yauda ayo cari aja lebih banyak lagi di google, buat menyerang. Gimana🤣 kok gak tabayyun dulu, kalau mau nasihati sini langsung aja
Mengerikan sekali. Padahal dia hanya gak suka sama orangnya, atau iri dengki atau sakit hati karena merasa paling berjasa atas hidup orang lain. Gak dibales banyak sakit hati, ya gimana soalnya bukan horang kaya. Semua diukur dengan uwang. Lalu drama merasa paling tersakiti, dan gak sadar juga menyakiti
Ya pantesan aja banyak orang lari dari dakwah, karena sifat tercela sebagian manusia ini, kalo gak suka langsung mencaci karena merasa lebih baik, apalagi ngajak orang lain biar nggak suka juga. Bawa pasukan buat validasi ya? Biar apa? Coba diperbaiki dulu hatinya 😌
Allahul musta'an. Jangan pernah lari dari dakwah.. karena ajaran Allah dan Rasulullah itu proyeksinya bukan sifat manusia. Begitulah manusia yang banyak macamnya, kita harus pandai-pandai memberi udzur, "Ancen wonge ngono" 😂
26 notes · View notes
lamyaasfaraini · 3 months
Text
Weekend cooking
Taa-daa! *kaged ngga? Engga ya tentu b aja wkwk
Tumblr media
Seperti biasa weekend selalu mikirin momasak apaaaa? Karena mager td abis pulang dari luar plus olahraga, nyari deh di grabmart siapa tau ada inspirasi. Eh skrg ada Yogya Online, coba ah kita liat yang masakan yg fresh dan meat gitu kan.
Kemarin dikasih sambel pecel kesukaanku dari Ngawi, dikasih bibiku kan sepupuku alm. Bapaknya org ngawi dan si sambel pecel selalu ada, bbrp kali kalo mreka pny stoknya aku suka dikasih, kemarin dikasih yeaaayy! Mikir dong bikin apa? Sayurannya berarti kaya kangkung, toge, labu siam oke masukin list, proteinnya apa? Beli deh ikan kembung, eeh nemu ati sapi lagi tp harus beli 500gr, oke masukin list si bapak mau bikin lg katanya kan minggu kmrn ati ayam krn ketidaktahuanku wkwk. Udah deh ordered, ngga lama kurinya dtg.
Masak lah kami berdua bahu membahu, sebelumnya aku bikinin makan nemo dulu, bikin bb booster lagi lah euy semenjak sakit bbnya turun lagi udah seneng2 naik, ehh turunnn.. Patah hati ibuuuu! Misoa slice ayam plus essence lemak kaldu bb booster bismillah naik lg yuu bb nya. Aamiinn
Setelah itu aku dan bapak suami masak deh, sambil rebus ini itu, masak ini itu, nyicil gegeroh biar ngga berantakan bgt jadi pas slesei masak dapur kondusif dan bersih uwuw~
Kata bapak kita masak ati sapi sama pecel aja, ikan kembung buat besok yodah.. Masak segitu aja lama dan berdua pula yaa begitulah masak tuh ngga gampang ya coyyyy.
Alhamdulillah untuk hari ini makanan sederhana nan niqmadh atuh masaknya jg duaan meni romantizzzz awww
4 notes · View notes
catatanmpi · 1 year
Text
8 April 2022
Biasanya saya menjadikan menulis adalah sebuah terapi untuk healing. Tapi tahun lalu saya mencoba salah satu medote healing yang lain, yaitu Metode Depth. 
DEPTH (Deep Psych Tapping Technique) dirumuskan oleh Dra. yli Suliswidiawati, M. Psi.,. Metode ini telah digunakan untuk menangani kasus trauma masa lalu, fobia, kecemasan, sakit fisik berat yang berasal dari psikis, dll. 
Allah memberikan Saya kesempatan untuk berkenalan dan merasakan secara langsung Depth ini melalui perantara Teh Fitri salah satu Therapist Depth yang dihadirkan oleh Teh Pepew di Program #NgajiRasa. 
Saat tapping berlangsung rata-rata semua orang menangis dengan histeris, tapi saya malah engga bisa teriak, ataupun bergerak dan melanjutkan tapping mandiri karena tiba-tiba aja jari tangan kaku semua. saya engga mampu mengerakan jari dan tangan sendiri. Area dada, perut dan pinggang gemetaran. Hingga perlu dibantu oleh therapisnya untuk di tapping. 
" Pasrahin teh, jangan pake logika, La hawla wala quwwata"
Seketika tangis saya tumpah. Ternyata benar apa-apa yang sulit dijangkau logika memang hanya bisa dipasrahkan menggunakan iman. Yang terbayang pertama kali justru bukan muka mamah papah, padahal yang mengikuti program Ngaji Rasa ini rata-rata yang memiliki luka pengasuhan. 
Yang terbayang justru saat saya keluar dari ruangan rscm, dan beberapa episode kejadian dalam hidup. Kemudian saya diminta untuk memaaf kan kejadian apapun yang membuat saya sakit hati. Ketika therapist minta yang lain mengeluarkan semua kekesalan di hati terhadap org yg kita rasa sudah menyakiti lewat cacian dll, saya justru berdoa minta Allah membaikkan hubungan kami. Minta Allah mudahkan kami menjalani beberapa bagian dalam perjalanan hidup ini.
Setelah terapi selesai, 15 menit tangan dingin dan masih terasa kaku semua, jari masih engga bisa di buka. Masih dibantu therapist agar di buat rileks, Saya sempat bertanya pada therapistnya apa ini gejala stroke, tapi jawabannya masih sama, krn saya terlalu lama memendam, blm bisa memasrahkan. 
Karena kunci keberhasilan dari terapi nya justru adalah kepasrahan kepada Allah. Semakin pasrah, akan semakin berdampak.
Dampaknya bukan ketika kita melupakan kejadiannya. tapi saat kita mengingat kejadiannya, sudah tak ada lagi luka yang terasa. Karena emosi negatif yang melekat pd kejadian tersebut sudah bisa dialirkan, kita sdh bisa menerima hal menyakitkan tersebut sebagai bagian dari perjalanan hidup dan bagian diri kita. 
Katanya itulah keikhlasan sejati, keikhlasan yg berlandaskan emosi positif. Bukan keikhlasan palsu yang berlandaskan emosi negatif yang belum dialirkan dari bejana jiwa. 
8 April 2023
Untuk Dita Anggraeni,
"Pakai iman, biar aman", katamu berusaha meyakini diri sendiri selama ini.
Terima kasih sudah berusaha memahami ketika tak semua hal mampu dijangkau oleh akal manusia, disitulah fungsi iman menjangkau apa yang tidak dijangkau oleh logika.
Maaf pernah salah memilih langkah, salah mengambil keputusan, hingga salah merespon keadaan.
Untuk beberapa hal yang masih belajar agar dita ikhlaskan, hal-hal yang menyemai sedih berkepanjangan. Barangkali memang harus dibiarkan. Menunggu waktu yang membuatnya menguap menyembuhkan.
Gapapa, kita belajar terus sama-sama. Karena menjadi ikhlas adalah proses yang tak kenal henti. Karena keikhlasan tak selalu tumbuh dari rasa ringan dalam melaksanakan perintah.
"Berangkatlah baik dalam keadaan ringan ataupun berat dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" (QS attaubah: 41)
Mari tetap percaya pada kejutan semesta yang tak mungkin tanpa sengaja. Semua yang terjadi adalah rencana yang Maha Esa. Yakin sesuatu yang tak kalah mengagumkan akan muncul setelahnya.
Taa... Mari bersiap! ❤
5 notes · View notes
piecesofmylife · 9 months
Text
Threenager
Dari jaman arfa bayik, sering denger istilah ini. Kaya hah, masa sih umur 3 tahun se sulit ituuu.
Dan ya, aku merasakan fase ini, saat ini sebenernya sudah masuk 3 tahun 9 bulan, otw 4 tahun sebenernya tapi masyaAllah tabarakallah menggemaskannya.
Umur 3 tahun kurang, memutuskan arfa untuk masuk playgroup. Sebenernya ada beberapa pertimbangan, tp daripada di rumah saja, mungkin akan lebih baik jika memasukkannya ke sekolah, ya playgroup, ga berharap gimana-gimana, tapi minimal dia bisa belajar beradaptasi dan bersosialisasi.
Satu tahun di jalani dengan 3 hari masuk sekolah selama seminggu. So far arfa bisa mengikuti keiatan di sekolahnya walau kalau ditanya di sekolah ngapain aja, di jawabnya “aku gatau..” kalau kata aisah dahlan ‘y namanya jg laki2..” haha.
Saat ini, masuk TK A di mana kegiatannya 5 hari seminggu. Dua minggu sebelum masuk sekolah, aku deg-degan parah sekali. Kaya ya Allah.. bagaimana aku bisa bernegosiasi sm arfa terkait bangun pagi dan hayuk sat set sat set. Apalagi ibu pekerja yang masuk setiap hari, kalau telat potong gaji dan ga bisa nih kalau ada drama nangis-nangis. Kalau kata anak jaman sekarang, kesabaranku setipis tisu. Taa taapii ya mau gamau harus diterima jalan hidup ini, di tambah belum ada ART yang bisa membantu ke sat set sat set-an hidup.. jadi ya luar biasa. Beberapa kali sempet offside, dan sungguh menyesal sepanjang hari. Tapi mau gimana, udah buru-buru si anak kicik ini ada aja maunya ahhahaa.
Dalam proses, aku banyak Tanya-tanya sm senior yang sudah berpengalaman, sama guru ngaji, psikolog sampai ikut kelasnya bu pinan soal masuk sekolah pertama.
Dan kesimpulannya:
Aku harus bangun lebih pagi, masak, beres-beres, mandi, jadi jam setengah 6 atau jam 6 sudah mulai pelan-pelan bangunin arfa. Dan namanya anak kecil, dia masih butuh waktu untuk bangun, kasih kesempatan anak 15 menit goler-goler di kasur, konfirmasi kebutuhannya dan ajak mandi pelan-pelan.
Saat dapet insight itu kaya “wah betul juga. Aku akan melakukannya..”
Meski satu, dua kali masih kurang berhasil, tapi ternyata WORK banget! Meski yaa namanya mood anak 3 tahun ga bisa ditebak, pagi ini bisa bangun sambil senyum, besoknya tiba-tiba nangis gaada sebab dan maunya digendong, atauuu tiba-tiba marah pas aku shalat subuh, katanya dia juga mau sholat tp dia maunya sholat sambil duduk dan gamau wudhu dulu,nahlo. Gemas sekali bukan.
Kalau kata suami saya, “arfa itu anak-anak, coba usianya baru 3 tahun, jadi kamu ga bisa memperlakukan dia seperti orang dewasa.” Saat denger dia ngomong kaya gitu aku denial “ah kamu enak ga ngurusin setiap hari. Aku yang setiap hari menghadapi dia. Kamu mah enak, pagi-pagi, mandi, makanan udah siap dan berangkat kerja.” Gumam saya dalam hati. Tapi kalau dipikirkan lebih dalam lagi, yang dikatakan suami saya benar dan ya memang perlakukan arfa sebagai anak kecil yang butuh arahan dari mamaknya, bukan justru dimarahin karena ga bergerak saat diminta siap-siap.
Daaan, datanglah tanggal 17 juli 2023, hari di mana arfa akan memulai kehidupan di TK A setiap hari, seminggu 5x. aku Cuma berdoa sama Allah, “Ya Allah, lembutkanlah hatiku, mudahkanlah Arfa untuk bekerja sama saat siap-siap sekolah setiap harinya.” Tentu ga mudah, dan pasti akan ada kejadian menggemaskan, tapi semoga pelan-pelan bisa menghandelnya.
Hari pertama berjalan cukup lancar Alhamdulillahhhh. Arfa bangun jam 05.30 dan lumayan bisa diajak bekerja sama untuk mandi dan siap-siap, berangkat bareng, di jalan dia bilang “aku ngantuk..” agak kesian, tapi aku puji “arfa tadi sudah pinter sekali kerja sama buat berangkat sekolah. Good boy. Kalau ngantuk nanti istirahat dulu ya di sekolah. Gapapa.”
Lalu masuk barisan kelompok A, dengan guru yang baru, beberapa teman yang baru. Kalau mau ambil simple, pengennya drop aja terus cus kerja. Cuma, aku merasa harus nemenin dulu beberapa saat. Ya namanya adaptasi lagi, jadi ada lah drama gamau lepas dari tangan bundanya, akhirny aku ikut ke kelas nemenin dulu. Makin ditemenin, malah makin gamau gabung sama temennya.. wkwk sad, akhirnya bikin perjanjian “Bunda temenin arfa 5 menit lagi ya, selanjutnya arfa gabung sama teman-teman arfa.” Lalu dia jawab “sepuluh menit bunda.” Akhirnya pasang timer… dan saat timer berbunyi, tetep aja tangan aku dipegangin kenceng, ga boleh jalan.. hahaha, akhirnya kerja sama dengan ibu guru dan aku pamit sama arfa untuk kerja.
Hari kedua, bangun tidur cukup menantang. Gaada angin gaada ujan, bangun tidur nangis dan marah. Ya Allah, udah istighfar aja ini… ga lama pipis bocor, masya Allah.. la haula wa laa quwwata illa billah. Cuma mikir, ya Allah, sabar… mencoba bernegosiasi dan akhirnya dia sendiri yang meminta ke kamar mandi unruk membersihkan pipis sekalian mandi. Sarapan, lalu cus jalan ke sekolah. Hari kedua cukup bisa dikondisikan.
Besok-besok hari, mari kita berdoa kepada Allah untuk senantiasa bisa bekerja sama.
Usia tiga tahun, ya gemas sekali. Moodnya bener-bener naik turun, hari ini aku pulang kerja magrib karena ada rapat, arfa di rumah mertua, lalu di ajak pulang tapi dia gamau, posisinya di lantai 2 dan maunya turun sambil digendong. Kebayang, habis rapat dari beji, jalan jauh, sampe rumah anak ngereog.. hahahahahahaa. Suami ada, tp dia tidur karena kecapekan. Mau teriak banget rasanya. Tp coba pelan-pelan, tenang silmy sayang.. lalu di ajak pulang, sebelum pulang, kita sudah sepakat akan lewat puteran fly over ciputat yang kedua, agak jauh tapi yasudah supaya bs pulang dengan nyaman. Eeeh tidak disangka-sangka, saat muter di bawah fly over, si random minta naik fly  over dan maunya muter di depan apartemen deket ps ciputat. Nangis lah dia sambil mau turun dari motor, yang tidak disangka-sangka adalah dia matiin kunci motor. Cuma degdegan tiba-tiba dia jatuh dan emosi banget, hahahahahaha. Ditambah sampe lah diapartemen, perkara mencet lift juga jadi masalah. Ya Allah… sabarkanlah hamba Mu ini. Aku Cuma diem aja,, karena bahkan gaada energy untuk marah, karena coba dibujuk pelan-pelan juga ga mempan. Akhirnya bisa masuk ke dalam rumah, pas udah enak kondisinya, walau masih bercucuran air mata karena permintaannya ga dikabulkan, dia meluk aku dan bilang “aku sayang banget sama bunda.” Nahlo meleleh dah hati emaknya.
Aku percaya ini merupakan proses, proses yang mungkin gaakan mudah. Tapi semoga bisa menjalani proses ini dengan baik bersama-sama, emaknya belajar untuk manajemen emosi dan bagaiamana bernegosiasi sama anak. Mudah-mudahan Allah ridhoi.
0 notes
kalembut · 11 months
Text
🎧 🚡Harapan yang Tidak Realistis ??🚡 🎧
Hari ini,, aku berada di puncak kekesalan... Sepertinya sih begitu.... 🤦‍♀️💆‍♀️
"Kak,, kakak sengaja,,...??? Kakak sengaja nyalahin bacaannya....? " Tanyaku pada anak² tahsin yang telah menamatkan jilid 5 dan 6 ummi.....
"Enggak,,buu"... Jawabnya.....
Tantangan banget kan yaa, mengajar pada anak2.....
Atau ekpekstasi aku terlalu tinggi kali yaa...?? Ngeliat anak seusianya tampil di hafiz di rcti ketika ramadhan.... Atau bahkan ngeliat kawan yang di kelasnya,, sudah lancar dan semahir itu dalam tahsin.....
Selama tiga bulan,, setiap bacaan panjang pendek dan dengungnya harus di koreksi.... Setiap hari itu² saja yang harus di ingatkan.... Dan setiap hari itu juga,, kakak dan abg selalu lupa dengan koreksi yang ia terima....
Kembali aku bertanya... "Kakak sengajaa,,, baca baca huruf " Yaa" Sebagai "taa".... Baca khuruf " Kho sebagai jaa".....
"Enggaaaak buuuu".. Ia menjawab dengan wajah memelas....
Wajah memelasnya menjelaskan padaku....
🐺"Dindaaa,, tak semua orang mempunyai daya tangkap yang sama dalam proses pembelajaran"... 🐺
Lalu kembali aku bertanyaa...
"Kakak ada mengulang di rumah... "???.
"Enggk ada buu,, mamak kakak sibukk,, ayah kakak kerja"......
Semua jawaban hampir punya jawaban yang sama....
🐺"Dindaaa... Pola asuh,,, kondisi keluarga,, seseorang tak semua seideal yang ada di benak kita, jadi bagaimana berharap mendapat hasil yang sama...? "
Harapan itulah yang keterlaluan dindaa.....
Berharap semua pintar dan ideal.... Sedangkan kondisi setiap orang tak sama.....
Walaupun sebenarnya,, jika mendengar penuturan anak² yang di bersamai oleh orang tua saat belajar.... Maka memang hasil belajarnya sesuai dengan apa yang kita harapkan.....
Tapi hal itu kan di luar kapasitasmu duhai dinda.....
Maka,, pada hal itu,, sabarmu lah yang harus di kuatkan.... Gigihmu lah yang harus di kedepankan..... Menyadari bahwa kondisi seseorang tak bisa sama.. Maka jangan berekspektasi sama pada setiap orang.... Beberapa hal memang harus ada yang kita maklumi.... Jika anak² hafiz rcti bahkan membuatmu minder,,, tetap ada anak² yang membutuhkan gigihnya seorang guru lebih kuat lagi..... "
Dindaa,, akan selalu ada kondisi seseorang yang membuat kita minder lalu termotivasi,, dan selalu ada kondisi seseorang lamban,, hingga membutuhkan kegigihan yang lebih lagi.....
Ekspektasi.... Ekspektasi itulah yang tak pada tempatnya...... sehingga berbuah kekesalan pada siapapun yang menanamnya.....
Lahaula wala quwwata illa billah... 😌
0 notes
katzkinder · 3 years
Note
slides lilykuro your way
Whoa tumblr changed how answering asks works okay. ANYWAY Mmmm there is POTENTIAL HERE. Like I already headcanon kuro's current outfit to have come from Lily and. I think he was probably the one Servamp who was actively keeping an eye on him. And that's how Lily knew Kuro and Mahiru needed help. How he knew to go to the shopping center and clear up the mess. Who else would have brought Mahiru and Kuro home, right? Lily also openly admits to being jealous of how close Lawless is to Kuro and like. Man. There's just something really nice about spoiled, selfish, coward Lily pestering Kuro to play with him and pay attention to him, only to go behind his back and protect him in the ways he can while also being scared of coming off as overbearing and chase Kuro away. Meanwhile Kuro has known Lily for a long time and cares more than he shows about each and every other Servamp. Like Kuro doesn't get serious for much, but if the others were to break down crying and sincerely call for his help? That's a scary vampire, man. You do not want to be the reason that the Servamp he is defending is hurt. And then Lily is also the baby, like. Lily has been hurt very, very much, and Kuro, along with Jeje, are the ones most likely to know the extent of that pain. I say like too much
15 notes · View notes
atomctersier · 3 years
Text
Lengkungan jari tengah yang menunjuk ke atas, mewarnai perpisahan kita. Ah dasar laki-laki sama saja. Kamu berlalu pergi, meninggalkanku sendiri.
"BAD JING AN" teriakku, sontak orang-orang sekitar melihatku. Aku paham betul apa yang ada di kepala mereka. Haha. Maaf, aku hidup bukan untuk memenuhi ekspektasi kalian.
Baru kali ini, aku seberani ini, berkata sekasar ini. Tapi memang sesakit ini sih.
Kakiku mendadak lemah, semacam sudah tak bertenaga lagi. Air mata mengalir deras dipipi, tangan kiri mengusap-usap kepala, sambil sesekali menyeka air yang mengalir di pipi.
Aku terdiam, tak peduli berpuluh-puluh pasang mata melihat, intinya aku masih harus menenangkan diri.
"Ah, ternyata dia sama aja, apa gunanya hitam di atas putih kalau akhirnya juga sama?" Gumamku seraya mengacak-acak rambut ikalku.
Kepalaku terasa berat, semua bagian tubuhku terasa tak bisa di gerakan, apakah aku sudah pergi? Ku rasa tidak, perlahan-lahan aku membuka mataku. Aku kaget, bagaimana tidak? Ternyata dia ada di sebelahku.
"Kamu kembali?" Tanyaku
"Apa maksudnya, sayang? Dari kemaren kan aku di sini, aku ga kemana-mana."
"Taa taaa taapi, semalem kita bertengkar hebat mas, lalu mas pergi meninggalkanku" aku menjelaskan apa yang terjadi.
"Hah? Semalem mas di ruang kerja dek, sedang ngurus sesuatu"
Aku bingung. Aku mencoba mengingat-ingat kembali kejadian yang kemarin. Aku tak dapat menahan tangisku."Mas, maafkan adek yaaaa. Adek banyak salah sama mas"
"Iyaaa, dah yuk bangun, mandi gih"
***
Latihan nulis cerpen, eh ini kebawa ga sih emosinya?
4 notes · View notes
faridhafk · 4 years
Text
Taa-haa (طه)
A while ago, I told someone about one of my favorite surah in Quran, Taa-Haa QS:20. At that time I did not even know what was that person going through and I regretted that I was unable to help. I don’t have a chance to explain why I favor this surah so much. Thus, not even knowing whether that person will reach this explanation or not, I still would like to present it in this blog. 
I write this on last September 2019 with some improvements.
------------------
Setiap orang memiliki lagu, quote, kisah, ataupun tulisan favoritnya. Beberapa bahkan ada yang memiliki doa favoritnya, ayat favoritnya ataupun surat dalam Qur'an favoritnya. Saya pernah mendengar seseorang menyatakan bahwa jika bagaimana Qur'an mempengaruhi dan memberikan keajaibannya itu akan dirasakan berbeda oleh tiap individu. Beberapa mendapatkan keajiaban Qur'an karena suatu ayat-ayat tertentu, dan sebagian lain mungkin akan merasakan keajaiban itu dari surat yang berbeda. Dan jika ada yang menanyakan pada saya apa ayat atau surat favorit saya maka saat ini akan saya jawab ayat ke 4 surat ke 19 dan bagian awal surat 20, surat Maryam dan surat Taha.  
Kenapa Surat Taha?
Sebelumnya merupakan ketidaksengajaan, kira-kira setahun lalu (2018), tahun dimana saya diberikan sentilan terkait keimanan saya. Antara perasaan, bakti pada orang tua, ketakutan dan kekhawatiran terkait masalah aqidah yang selama ini digenggam erat tiba-tiba digoyahkan dan salah satu yang saya lakukan untuk mengatasi itu adalah mencari tahu tentang aqidah saya lebih lanjut dan jadi senang mendengar tilawah. Dulu yang paling membuat saya tenang adalah tilawah oleh Ust. Abu Usamah Syamsul Hadi. Namun setelah saya mendengar kajian seorang asatid dan bercerita mengenai doa nabi Musa (Taha : 25 -27), dan juga terkait kisah sahabat Umar bin Al Khattab yang akhirnya memeluk Islam karena surat Taha, akhirnya saya mencoba mencari surat Taha ini (saya terkhususnya menyukai yang dibacakan oleh reciter Ismail An nuri)
Cukup surat ini membuat saya tersentuh, hingga sampai ayat 37 - 40, terkait cerita Ibu Nabi Musa alaihisalam yang harus membuang putranya ke sungai Nil, pertahanan itu runtuh. Kenapa? Dalam kondisi saya yang saat itu diliputi ketakutan tiba-tiba melalui ayat itu Allah berikan petunjuk melalui Ibu Nabi Musa (as) Karena keyakinan yang sangat kuat terhadap pertolongan Allah bahkan pada situasi yang paling tidak memungkinkan. 
Saya yakin, ada satu titik dimana kita merasa iman kita diuji pada titik terendahnya, saat merasa sendirian, saat rasa ketakutan yang tidak bisa dijelaskan, saat khawatir diam-diam menyapa di tengah malam, saat kita merasa ditinggalkan, saat kita merasa Allah menolak permohan kita, saat kita dibayangi kemungkinan terburuk, saat kita bahkan tidak bisa menceritakan ini kepada teman terbaik kita, saat kita begitu takutnya ditinggalkan Allah, saat bayang-bayang kedurhakaan menyelimuti, saat kita akhirnya mencoba merelakan, saat menangis menjadi suatu kebiasaan tiap malam, pada saat seluruh dunia mencemooh dan mengabaikan, saat tidak ada lagi orang percaya dan yang paling mengerikan adalah pada saat kita mulai merasa kehilangan kepercayaan pada pertolongan Allah. Kita akan mencari berbagai macam cara untuk menenangkan hati. Untuk saya Taha adalah salah satu jurus mujarab.
Ketika membaca awal-awal surat Taha, Allah menetapkan kebaikan untuk diri-Nya, menetapkan nama-nama terbaik untuk-Nya dan menyatakan bahwa kitab ini tidak Ia turunkan untuk menyusahkan kekasihnya (Rasulullah), melainkan sebagai pengingat. Pengingat bagi siapa dan terhadap apa? Pengingat bagi mereka yang takut pada Allah dan bagi mereka yang membutuhkan rahmat Allah. Pengingat terhadap ancaman Allah bagi mereka yang lalai dan terhadap kasih sayang Allah bagi mereka yang mendekat pada Rabb-nya.
Awal surat Taha (1-8) adalah bagian dimana Allah memperkenalkan diri-Nya pada hamba-Nya, bahwa Dia adalah ar-Rahman (yang paling baik, penuh kasih sayang, yang maha pengasih bahkan untuk hamba-Nya yang lalai). Bumi dan langit dibawah kendali Allah, maka Allah pula yang mengatur apa-apa yang terjadi pada kita, dan Allah menetapkan bagi-Nya kekuasaan untuk mengetahui yang paling tersembunyi dalam hati manusia, termasuk dosa yang ia tutup rapat dan apa-apa yang membahagiakan hamba-Nya, kesakitan yang hamba-Nya rasakan, kesedihan yang tersembunyi dalam setiap tarikan nafas, luka yang dikubur dalam-dalam, Allah mengetahui itu. Dan alasan pertama mengapa saya jatuh hati dengan surat ini “karena saya dikuatkan”, bahwa Allah mendengar setiap ungkapan kesedihan, setiap keputusasaan yang terucap, “bahwa saya tidak ditinggalkan”. Dan pada bagian ini adalah bagian dimana sahabat Umar bin Al-khattab mengenal Allah. Mungkin sudah selayaknya hijrah akan dimulai saat seorang hamba sudah mengenal Tuhannya. Tahu kan kisah Sahabat Umar bin Al-khattab? Terlalu banyak yang bisa dikisahkan tentang beliau, tapi diantara para sahabat yang menjadi khalifah, kisah sahabat Umar memang yang paling saya senangi, karena beliau tidak seperti tiga khalifah lainnya yang memeluk Islam di awal dakwah Nabi dan sejak semula memiliki akhlak yang baik, Umar bin Al-khattab pernah ada niatan membunuh Nabi, masa lalunya kelam, namun setelah mengenal Allah, bahwa Allah adalah Ar-rahman, Allah terima tobatnya, Allah angkat derajatnya bahkan menjadi sahabat mulia di sisi Rasulullah. Bukti bahwa Allah akan membukakan ampunan dan jalan bagi yang tulus bertobat dan berjuang di jalan Allah, meskipun pada akhirnya perjalanannya itu tidaklah mudah (kalau mudah kan nggak hijrah namanya :) ) dan amalan kan dilihat dari akhirnya. 
Bagian surat Taha selanjutnya adalah Kisah Nabi Musa alaihisalam (9 - 36), pada saat Allah bercakap dengan Nabi Musa di lembah suci Tuwa. Saat Allah perintahkan kepada Nabi Musa untuk memperingatkan Fir'aun dengan kelemahlembutan. Para asatid selalu mengingatkan bagian berlemah lembut pada musuh ini, Fir'aun yang sudah melampaui batas, bersikap bengis pada bani Israil, menyiksa, menindas, dan mengaku sebagai Tuhan namun Allah perintahkan untuk bersikap lemah lembut kepadanya, adalah perintah bagi kita untuk berlemah lembut dan bersikap baik pada orang-orang yang bersikap kurang pantas pada kita, sekalipun kita berkemampuan untuk membalas perbuatannya. Kenapa? Karena Allah maha lembut dan penyayang, karena Allah mencintai mereka yang berlemah lembut. Dan Allah tahu beratnya perintah ini untuk Nabi Musa, Allah tahu beban yang Nabi Musa pikul, dan Allah dengan kasih sayang-Nya mengabulkan permintaan Nabi Musa untuk memberikannya seorang kawan dalam urusan ini, Dan inilah alasan kedua saya, bahwa Allah yang maha mengabulkan doa, Allah tahu dan paham bahwa hamba-Nya tidak mungkin ditinggalkan sendirian tanpa pendampingan dan solusi. Bagi beberapa orang bahkan doa nabi Musa (29-35) adalah doa untuk meminta pendamping hidup yang shaleh dan shalihah ("Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, yakni Harun saudaraku, teguhkanlah kekuatanku dengan adanya dia, dan jadikanlah dia teman dalam urusanku, agar kami banyak bertasbih kepada-Mu, dan banyak mengingat-Mu, sesungguhnya engkau maha melihat keadaan kami"). Dan bagian terindahnya adalah, pada ayat-ayat ini, bukti interaksi Tuhan Allah pada hamba-Nya. Kenikmatan yang paling menenangkan adalah pada saat keluh kesah kita didengar tanpa penghakiman. Dan siapa lagi kan yang dapat melakukan itu selain As-samii yang maha mendengar, disaat manusia mulai lelah dengan segala kegusaran kita.  Karena pada ayat setelahnya (36) secara langsung Allah memperkenankan permintaan Nabi Musa “Dan Allah berfirman, “Sungguh telah diperkenankan permintaanmu wahai Musa!”
Dan bagian selanjutnya adalah kenikmatan Allah pada Nabi Musa dan Ibundanya (37-40). Bagian paling sulit bagi manusia adalah tentang mengikhlaskan dan ketaqwaan. Dan rentang ayat ini menceritakan bentuk ketaqwaan Ibu Nabi Musa melepaskan penjagaan putranya yang masih kecil kepada Allah, mengalirkannya ke sungai Nil, beliau bertaruh pada kemungkinan-kemungkinan yang ada dibandingkan harus melihat anaknya dibunuh oleh Fir'aun ataupun tentaranya. Beliau bermuamalah dengan Allah dan menempatkan percaya-nya pada Allah untuk mengurus urusannya. Dengan kasih sayang Allah, Allah kembalikan nabi Musa pada Ibunya, agar tidak sedih lagi hatinya. Dan alasan terakhir saya mencintai surat Taha, bahwa mungkin ada hal-hal yang tidak masuk akal dan tidak mungkin terjadi, tapi siapapun, siapapun yang menyerahkan urusannya pada Allah, akan Allah bantu dia, Allah permudah urusannya, Allah kembalikan apa-apa yang diambil darinya, entah diganti atau dikembalikan dalam kondisi yang lebih baik, Seperti bagaimana Allah menolong Nabi Ibrahim dan Ismail dengan mengembalikan Ismail pada pangkuannya atau seperti bagaimana Allah mengganti dan melipatgandakan rezeki Nabi Ayyub pada pengelolaannya. Ustz Yasmin Mogahed pernah mengatakan bahwa Allah mungkin saja mengambil darimu sesuatu yang berharga untuk nantinya akan dikembalikan lagi padamu agar cukup kau genggam dalam tanganmu tidak dengan hatimu. Atau ungkapan Imam Syafi'i (rahimahullah) bahwa kita pantas untuk memiliki sesuatu saat kita siap kehilangan sesuatu tersebut. 
Tidak mudah memang, namun bukti keimanan seorang hamba adalah saat dia sanggup percaya dan yakin bahwa Allah akan mendekap dan mengijabah doanya. Bukankah salah satu buah ketaqwaan adalah pertolongan Allah dari arah yang tidak disangka-sangka [At-talaq : 2 - 3] ?
Dan untuk menutup tulisan ini, perkenankan saya mengutip pernyataan Mbak Aji Nur Afifah dalam buku “Melangkah Searah”. Pada saat hatimu kalut, saat kamu merasa doa mu tidak ujung dikabulkan, ketika perlahan percayamu pada Allah mulai meluntur, hujamkan dalam hati kuat-kuat pernyataan ini.
“Dan Allah tidak pernah main-main dengan doa hamba-Nya” -- Aji Nur Afifah
Percaya dan bersabarlah, bahwa dalam hal yang paling tidak kita inginkan, akan Allah tumbuhkan harapan-harapan. 
10 September 2019,
--FK--
90 notes · View notes
zafaworld · 3 years
Text
Tumblr media
Perempuan dan Tangisan
Malam itu aku sedang menangis, tepat ketika tengah dipenuhi berbagai masalah dan jauh dari peradaban. Akhirnya sebuah hal hanya mampu kulakukan ialah, menangis untuk meluapkan.
Lama air mataku keluar kala itu, hingga sebuah pikiran pun menuntunku untuk menghubunginya, sekadar menenangkan diri. Kemudian segera kuambil telepon genggam, yang sedari tadi ada saku jaketku sembari masih melanjut tangisan. Sedetik kemudian setelah tombol hijau tanda panggilan kutekan, pembicaraan dimulai.
"Assalamualaikum. Halo.. Ada apa Za?"
"Hiks.. Hiks" begitu suara isakan yang hanya terdengar menjawab sapaan darinya. Setelah itu ia pun terdiam beberapa saat.
"Za, Are you okay?" Lelaki itu kembali bertanya, namun aku masih melanjutkan air mata. "Ya sudah, nggak apa kalau masih mau nangis, lanjutkanlah. Kamu bisa bercerita kapan saja. Aku masih ada di sini." Perkataan yang begitu menenangkan.
Selang beberapa saat kemudian aku pun mencoba untuk bercerita, namun masih saja terhalang dengan sesenggukan.
"Bi.. ngung, Maauu, cee..rii..taa aa..paa. Ta..kut di..bilang ce...ngeng" kataku mencoba mengawali kisah meski masih terbata.
"Tenangin diri dulu, tarik napas yang dalam terus hembuskan. It's okay Za, menangis bukan tanda orang lemah kok," Ia kembali menenangkanku yang masih saja belum mampu menghentikan kesedihan.
"Ta...pi ..ngga ta..hu sa..nggup ce..ri..ta atau en..ggak," aku kembali mengeluhkan apa yang ada dalam pikiran.
"Enggak apa-apa, kamu ngga harus bercerita kok. Lanjutkan aja nangisnya dulu Za," ia kembali menjawab dengan begitu tenang, meski aku tahu ada berbagai kekhawatiran yang ada dalam pikirannya.
Namun, karena kelemahan diriku, akhirnya percakapan tersebut hanya berisikan isakanku yang masih belum mereda. Lalu diakhiri dengan mata yang terpejam dan terlelap dalam tidur yang begitu tenang.
1 note · View note
temanlangkah · 3 years
Text
Kan ga harus, pura2 kuat
Nyatanya kita gabisa baik2 aja liat abi ga baik2 aja☹️
Pengen marah, pengen nangis, tapi yang dikasih sakit aja ga ngelakuin itu semua
"astaghfirullahaladzim.. (sambil ngepalin tangan di meja terus taro kepala di tangan) gini dek nikmatnya sakit. Abi berusaha ga marah sama sakit yang dikasih. Istighfaaar aja abi dari kemarin"
☹️
"abiiii jangan lemes gitu taa aku pangling:("
Terus langsung begaya2 jagoan
"abi masih panas?" Aku pegang pipinya
"masih. Adek ga panas kan?" 😭
(kenapa berangkat kerja:( )
Dari kemarin menghindari buat lewat depan kamar. Ga tega liatnya. Kadang kalo udah pada ketiduran, aku sengajain lewat. Pengen diliatin lama2, tapi takut nanti kebangun, soalnya lampunya belum dimatiin. Terus balik ke kamar cuma buat numpahin air mata.
Liat umik yang di sampingnya terus, bikin aku malu mau nangis. Soalnya umik tegar banget. Sejauh ini ga lihat umik nangis, dan aku juga ga pengen kecolongan liat beliau nangis :''
Abii.. abi jangan ngerasa salah ya. Aku juga gaakan nyalahin abi. Abi udah ajarin yang bener. Udah selalu tegas dan contohin yang bener. 😊 Sayang abii❤️❤️❤️
"abi, jangan aneh2!!!"
"nggak dek" (☹️😭)
22:38, hujan, semoga berkah 🌧️✨
3 notes · View notes
vanilachocolate · 4 years
Text
September 2019.
Akhirnya kita kembali satu kota. Setelah 6 bulan berpisah karena aku yang memilih keluar dari pekerjaan. Setelah 6 bulan terakhir kamu menjadi orang yang selalu terlihat bahagia saat ku bilang
"Aku dipanggil tes kerja."
Dan selalu, entah Bekasi entah Tangerang.
Kamu yang selalu menjemputku pulang, mengantar menginap di rumah teman, lalu esoknya sebelum memulai bekerj, kamu juga lah yang mengantarku ke terminal.
"Nggak mau pulang." Kataku di salah satu waktu.
"Nanti kalau udah kerja lagi juga nggak akan jauh kok. Sabar ya."
Kita kembali berjarak. Bercerita melalui pesan. Mengkhawatirkan hanya dari suara. Tetapi aku senang tatkala kamu selalu bercerita jika jualanmu laku. Entah karena temanku yang beli, atau orderanmu bisa sampai jabodetabek dan kamu harus mengantarkan sendiri.
September 2019
Pertama kali aku melihat namanya di hpmu. Pesan yang kamu sematkan paling atas. Katamu,
"Aku lagi ada perlu sama dia. Kan aku suka lupa. Makanya aku taruh paling atas."
Aku berusaha mempercayaimu. Toh aku tahu, jika pelupamu memang semenyebalkan itu. Aku berusaha mempercayaimu. Karena ku pikir, dengan begitu kamu akan memilih jujur dan tetap berada disampingku.
Satu bulan kemudian, saat belum lama aku berulang tahun. Aku menahan diri untuk tidak melempar hpmu. Urusan apa yang sebenarnya terjadi diantara kalian hingga seperhatian itu?
Lagi-lagi, aku memilih diam. Mungkin memang hanya teman. Toh, kamu memang seramah itu dengan semua orang.
Sejak pertama kita bersama, aku selalu memasang target, pertanyaan kecil yang selalu aku tanyakan setiap kita sampai pada titik tertentu.
"Apakah kita sampai pada tahun baru?"
"Apakah kita masih bersama saat ulang tahunmu?"
Dan pertanyaan berulang yang membuatku selalu bertanya apakah kita sampai pada titik tertentu.
September 2020.
Hujan.
Tentu aku memikirkanmu.
Memikirkan kita yang pernah berlalu.
"Ayo, do nothing," kataku di suatu waktu.
"Itu mau ngapain?"
"Tidak melakukan apa-apa pas kita bersama. Duduk aja sebelahan. Atau tiduran, atau apapun. Asal nggak ngegame, nggak nonton. Ngobrol aja. Ah gitu deh"
"Bukannya udah sering?"
"Pas weekend belum pernah deh kayaknya. Hahaha emang selama hampir setahun kita barengan, kapan sih weekend sering bareng? Bisa di hitung jari kan?"
"Boleh deh. Kapan-kapan ya..."
Hari ini hujan. Sejak tadi. Aku sempat berpikir mungkin menyenangkan bersamamu hari ini. Tapi menghubungimu saja, aku sudah tak berani. Menantimu menghubungiku lebih dulu? Seperti mimpi rasanya.
Toh untuk apa lagi. Kamu sudah bersamanya kini.
November 2019 lalu, satu minggu sebelum kita tepat satu tahun. Aku menangis sepanjang waktu setiap kali aku sudah kembali bekerja. Ada sesak tak menyenangkan mengingat apa yang kutemukan di hpmu.
Pesan-pesan singkat nan membuatku tentu cemburu. Padahal malam itu kita habis olahraga bersama. Lalu, makan nasi goreng enak dekat alun-alun kota.
Ternyata ia orang baru diantara kita. Seseorang yang kamu sematkan namanya paling atas beberapa waktu lalu.
Aku muak denganmu. Aku marah. Aku menangis sejadi-jadinya di pelukanmu. Bersama dengan kamu yang meminta maaf berkali-kali, dengan begitu banyak kepadaku. Tapi sialnya, aku yang sudah begitu menyayangimu, bertekad menemanimu hingga begitu lama dan menemanimu mempelajari banyak hal, dengan mudahnya memaafkanmu.
Aku masih kesal, aku masih begitu marah. Bahkan setelah satu minggu berlalu. Bahkan, saat hari itu kita satu tahun bersama.
Aku yang sedang terkantuk di kereta menuju Bogor membaca pesan darimu. "Nanti aku nyusul ya. Ati-ati di jalan. Kamu lagi mau ke kebun raya kan?"
Aku tersenyum kemudian. Senang. Tanpa diminta kamu akan datang.
Bogor dan Kebun Raya selalu membuatku bahagia. Entah bagaimanapun rasanya, berjalan di Kebun Raya selalu membuatku ingin kembali kesana. Berjalan sendirian, berpikir banyak hal. Bertanya kepada diri sendiri apakah kita memang begitu baik untuk bersama.
Kebun Raya di guyur hujan. Saat itu pula, kamu datang. Aku menjemputmu bersama dengan payung lipat biru milikku. Aku menemukanmu berdiri di salah satu sisi gerbangnya menungguku. Dengan kaos merah dan taa kecil milikmu. Kita menyusuri jalanan kebun raya. Hujan itu kini berubah menjadi gerimis dan reda.
Aku masih marah. Tetapi hari itu aku bahagia, berjalan bersamamu di kebun raya. Membuatku memberimu kesempatan kesekian kalinya. Hingg akhirnya, kamu pergi juga. :)
Apa hari ini kamu mengingtku juga? Atau mungkin, aku memang sudah tak ada artinya apa-apa?
3 notes · View notes
meeeeeong · 4 years
Text
Kepada CinTaa
Taa, ada yang ingin aku ungkapkan. Tapi hanya bisa lewat aksara. Tak apa ya?!
Taa, Apa kabar? Bagaiman harimu di kantor? Masih sering sarapan dirapel dengan maksi? Duh Taa, habit buruk kamu itu ingin sekali aku kurangi dengan menyiapkan sarapan tiap pagi sebelum kamu bergegas ke kantor. Aku ingin melakukan itu, Taa. Bisakah?
Taa, tahu tidak, dicintaimu adalah kado terbahagia dari Sang Maha Cinta. Sangat aku syukuri tiap saat. Apa kau pun begitu, Taa? Dicintai olehku apa kau bahagia? Atau merasa biasa saja? Semoga bahagia ya, Taa. Bagaimanapun cinta itu hanya menghasilkan suka bukan air mata luka.
Taa, ada pertanyaan tiap kali aku tidak bertemu kamu. Apa kita bisa bersama tanpa bersembunyi dari riuh dunia? Apa bisa kamu menjadi nahkodaku? Apa bisa kamu genapkan segala ganjil dalam diriku? Apa bisa kita berlibur bersama seperti yang kamu ceritakan? Apa bisa semua orang yang dekat dengan kita menerima kondisi kita?
Taa, kita ini sudah salah sejak awal. Kita terlalu larut dalam rasa hingga lupa kita sudah menyakiti banyak raga. Apa perlu kita sudahi saja? Agar semua kembali baik-baik seperti sedia kala? Jika harus seperti itu, aku bersedia meski aku harus menelan sakit hati tuk kesekian kalinya.
Taa, aku tahu tidak mudah menjalani hubungan seperti ini. Kita berkorban, tapi mereka juga. Aku tidak tahu kapan bom waktu itu akan meledak, Taa. Tapi itu pasti. Mereka akan tahu dan nasib kita tinggal menunggu disetujui atau harus berakhir sia-sia.
Taa, segala yang bermula akan menemui usainya masing-masing. Begitupun kita, entah akan terus berstatus seperti ini atau Tuhan ijinkan kita membentuk suatu rumah baru. Tak ada yang tahu. Tuhan selalu bisa membolak-balikan hati hambaNya, mungkin saja kamu yang tidak pernah terpikir untuk pergi dariku, sewaktu-waktu bisa ucapkan PAMIT saat aku tidak ingin kita berakhir.
Bagaimanapun, kita sudah sepakat untuk menjalani hubungan ini dengan segala resikonya. Setelah cobaan kemarin, aku pastikan di depan masih banyak cobaan A, B, C, dan seterusnya yang akan hadir tanpa diminta. Itu pasti. Kuatkan aku ya, Taa. Ingatkan aku saat aku bertingkah keliru, begitupun aku yang akan ingatkan kamu saat kamu keliru. Cinta itu tentang saling bukan masing-masing.
Aku mencintaimu.
Rumah, 21 March 20k20
12 notes · View notes
anneamaliara · 4 years
Text
Kamis, 4 Juni 2020.
Tumblr media
Dulu, 4 Juni mungkin tak berarti apapun. Bukan hari lahir siapa-siapa, Tidak ada peringatan istimewa lainnya, atau tak ada kejadian yang perlu dicatat agar kembali ingat bahwa 4 Juni menjadi hari yang cukup penting di hidup ini.
Alhamdulillah, malam ini Allah izinkan berbalas dm dengan salah satu sahabat yang sedang berikhtiar dengan hidup keluarganya. Ikhtiar memperjuangkan yang sama, dengan kondisi yang berbeda seperti yang terjadi bertahun-tahun silam. Cukup lama, sehingga aku yang cukup dekat sudah tak mengingat jelas bagaimana ceritanya. Yang pasti, mungkin itu salah satu cerita terberat yang pernah ku dengar, yang aku tak tau bagaimana sikap dan keadaanku jika ditempatkan dalam posisi tersebut.
Kalau liat orang lain gagal atau punya masalah berat seperti di tv-tv dan dapat bangkit lagi kadang jadi iri. Iri beneran, tapi beberapa detik kemudian bilang lagi sama Allah "Tapi aku sanggup ga ya yaaAllah?". Dari dulu pengen banget Allah angkat derajatnya sama hal-hal yang berat, tapi lagi-lagi takut aku gamampu. Secara, diri ini masih begini. Kurang salahnya dimana-mana, hatinya belum luas, rapuh-cengeng dikit dikit nangis. Subhaanallah wa bihamdih.
Salut banget sama orang-orang yang Allah uji dan sabar menghadapinya, sesalut itu sampai bikin iri karena orang yang udah lulus dari ujian Allah itu keliatan maasyaaAllah banget. Dan sampai hari ini, aku masih kurang main dan belum ketemu orang yang sukses tanpa gagal apapun. Karena mereka pasti punya kisah 'bangkit'nya masing-masing. Baarakallaahu fiikum.
Oke balik lagi.
Ternyata, 4 Juni jadi tanggal yang cukup memorable di tahun ini. Pertama karena itu tanggal lahir ktpnya papa--orang yang sekarang sangat amat ku sayang, dan sangat keliatan sayangnya sama aku:' Kedua, karena setahun yang lalu, tepatnya di hari terakhir ramadhan ba'da shubuh juga jadi momen yang insyaaAllah berkah. Ketiga, karena malam ini ada dm yang luar biasa menyadarkan dan nyetrum aku buat semangat lagi. Beberapa kalimat tulus yang bikin aku sadar, aku harus bisa terusin apa yang biasa aku lakukan bahkan lebih. Aku punya mimpi yang menurut aku ga kecil dan mungkin banget buat diwujudin kalau ikhtiarnya oke. Bismillaahi tawakkaltu 'alAllaah!
Bisa ya taa, tita bisa! Percaya, yakin sama Allah gimanapun nanti, Allah pasti kasih jalan yang Ia ridhoi, aamiin yaaAllah yaaRabbal 'aalamiin, insyaaAllah!💕
3 notes · View notes
biruuuuuuu · 4 years
Text
Hujan di Bulan Maret 2
Aku terus saja berlari dan terus berlari meninggalkan segalanya, aku pikir dengan cara ini kamu akan ikut tertinggal dibelakang dan tidak membuntuti pikiranku.
Tapi aku salah, semakin kencang lari ku semakin kencang engkau muncul dalam serpian film diotakku. Engkau adiksi bagiku, sesekali aku bisa begitu acuh namun seringkali engkau membuat jiwaku begitu candu padamu.
Kenapa Biruu ? Kenapa kehilanganmu membuat ku terus ingin menggapaimu ?. Beberapa teman menyuruhku pergi kepsikolog. Anxiety ku semakin hari semakin muncul seperti rudal yang siap menerkam siapapun yang hendak mencampuri urusan hatiku.
Bagaimana menurut mu Biruu apa aku perlu pergi kepsikolog ? Atau ku cukupkan diri dengan terus melakukan terapi tulisan seperti yang pernah kamu katakan dulu. Kamu paling tahu tentang ku Biruu, aku yang tidak pernah pandai mengekpresikan rasa bahkan sulit mengatakannya. Lalu kamu selalu memintaku menulis pada kertas setiap kali aku sedang tidak tahu caranya mengungkapkan. Hingga aku sebut kegiatan itu terapi bagiku.
Apa kamu tidak merindukan aku ? Ahh... bodohnya aku... mana mungkin, siapa aku masih saja berharap engkau merindukan aku. Lagi pula engkau sekarang pasti sudah bahagian dengan bidadari pilihanmu. Coba katakan bagaimaba bidadari pilihanmu itu sesekali saja hehe.. meski... mungkin itu akan menusukku seperti waktu yang sudah-sudah.
Apa aku munafik saat aku bilang kebahagiaan mu diatas ku ? Ahh aku rasa aku munafik. Tapi tenang Biruu doaku masih saja merapal untukmu. Dan terimakasih masih terus menemui aku dalam mimpi meski terkadang pertemuain itu menyakitkan.
Aku memang belum ikhlas tapi aku selalu berjanji, akan aku bawa ikhas itu masuk kedalam hati ku lalu ku alirinkan pada seluruh jiwa dan ragaku. Agar kamu tenang disana, agar kamu mencapai kebahagian yang selalu kamu dambakan semasa hidup.
Ku usap ukiran pada papan kayu yang tertulis
Langit Membiruu
31 Agustus 1998 - 12 Oktober 2019
Langit Membiruu esok kita benar-benar tidak akan bertemu lagi. Namun doaku akan terus mengalir padamu karena doa yang terus mengikat kita. Aku akan meninggalkan bunda, tapi aku akan coba membujukanya untuk ikut ke Bandung meski kecil kemungkinan dia akan mau dan meninggalkan suaminya sekaligus ayahku itu.
Aku pamit semoga jika berjodoh suatu hari Tuhan mempertemukan kita lagi disurga. Dan hari ini Aku akan jujur padamu bahwa aku mencintaimu Biruu hingga Tuhan sendiri yang akan menghentikan cinta itu entah kapan. Restui langkah ku yang rapuh ini.
Aku melangkah pergi dari rumah terakhir bagi Biruu, melangkah untuk belajar menerima segalanya. Mencoba menata hati dan hidup seperti manusia yang wajar. Akupun akan mencoba menerima orangtuaku, memang aku memiliki kedua orang tua yang utuh namun mereka hanya bersandiwara untuk menutupinya dari dunia.
Sejak 10 tahun yang lalu saat aku sangat membutuhkan seorang Ayah untuk menjadi contoh bagiku. Namun dia malah mengkhianati kami tidak pernah pulang dan sekalinya pulang hanya akan bertengkar dengan Bunda. Aku tidak pernah tahu apa yang membuatnya berubah, bahkan Bunda pun tidak tahu atau Bunda tahu namun memilih diam.
Hari ini aku akan coba menunjukan diriku bahwa selama ini aku bersama Bunda. Meski aku nampak acuh padanya selama ini. Seperti kata Biruu bukan hanya aku korbannya, selama ini aku terus menjadikan Bunda tersangka, sekarang aku harus terima semuanya. Hidupku, perginya, dan segala hal yang akan menghambat langkah ku untuk maju.
===
Sesampainya aku dirumah aku menuju sebuah ruangan yang sejak 10 tahuan lalu tidak pernah aku lewati. Aku angkat tangan ku ku coba ketuk pintunya namun sebelum tanganku mencapai daun pintu tangan ku begitu berat, sekilas memori-memori yang lalu mulai bermunculan, jantung berdebar lebih kencang, keringan bercucuran membasahi tubuhku, kaki yang sedari tadi memaku mengajak beranjak
Lalu aku teringat pada Biruu dan Biruu seakan berbisik kamu bisa dek ayoo ketuk pintu itu. Ku tarik nafas panjang lalu ku hembuskan perlahan sambil menutup mata. Aku akan melalukannya Biruu terimaksih sudah bersamaku.
"Tok tok tok"
"Iya.. sebentar" jawaban itu diiringi suara tubuh yang bangkit dari sudut ruangan lalu perlahan mendekat.
Sang pemilik ruangan membuka ganggang pintu dan wajah kami saling berhadap-hadapan. Aku baru sadar kini tinggiku setara dengan Bunda perlahan ku susuri wajahnya ku lihat wajahnya yang dulu mulus mulai dihiasi keriput, matanya yang bening mulai kering seakan tangisnya tak pernah berhenti selama ini. Kami saling membuat jeda saling menumpakan perasaan yang tidak pernah dikatakan.
Selama 10 tahun ini kami hanya berbicara dan bertemu seperlunya. Luka yang kami sembunyikan membuat jarak pada hubungan kami. Bukan Bunda tidak ingin dekat dengan ku namun aku yang selalu menolaknya selalu lebih sering pergi ke rumah bude disebelah dari pada dirumah.
Bunda masih terdiam memandang ku, ku beranikan diri untuk mulai berbicara.
"Boleh masuk ?"
"Tentu nak masuklah... ada apa ? apakah ada masalah ?" Kamipun masuk kedalam kamar lalu ia mempersilahkan ku untuk duduk dan kembali bertanya "tidak biasanya kamu menemui bunda seperti ini bahkan saat Langit pergi kamu tidak pernah pergi pada bunda"
"Maafkan nana bunda"
"Kamu menggunakan nama kecil mu nak ? Ya tuhan begitu aku merindukanmu nak." Tangannya memeluku
"Iya bunda maafkan nana, maafkan anakmu yang lemah ini"
"Sudahlah nak tidak ada yang perlu dimaafkan" kalimatnya terjeda untuk melepaskan pelukan "Kau anak ku, anak ku seorang diri Nimas Senjana ku lahirkan engkau dari perut ku sendiri dengan rasa sakit antara hidup dan mati lalu mengapa aku harus tidak memaafkan mu nak untuk kesalahan yang bahkan tidak kau perbuat"
"Taa..ta..pi.. bunn...da.. " Suaraku mulai terisak dan Mataku yang sedari membendung air hujan akhirnya tumpah oleh kata-katanya.
"Sudahlah Na" tangannya membelaiku "Waktu memang tidak bisa diputar, segala yang telah terjadi memang harus terjadi agar kita semakin kuat menjalani masa sulit ini"
Tangis ku mereda "iya bunda"
"Besok kamu jadi ke Bandung Na?
"Jadi bunda, untuk itu Nana ingin mengatakan sesuatu pada Bunda"
"Apa itu Na ?"
"Nana ingin mengajak Bunda untuk tinggal di Bandung"
Bunda tersenyum "tidak Na, bunda disini saja. Siapa yang akan tinggal dirumah ini juga seluruh penghuninya pergi"
"Tapi untuk apa bunda tetap bertahan disini. Bukankah ayah sudah sering menyakiti bunda"
"Setiap manusia tidak akan lepas dari salah Na, dan setiap manusia pantas mendapat kesempatan yang ke 2. Bunda bertahan selama ini bukan karena kamu namun karena Bunda sendiri. Bunda percaya semua yang telah terjadi pada keluarga kita adalah cara Tuhan untuk mendidik kita dan mendekatkan kita padaNya. Lagipula bukan hanya Ayah mu yang salah Bunda juga ikut andil dalam masalah ini. Dulu bunda tidak pernah percaya pada Ayahmu dan selalu menyalahkannya. Dan ada yang perlu kamu tahu Na bahwa sebenarnya Ayah dan Bunda sudah berpisah secara baik-baik. Jangan membenci Ayah mu dia sudah berusaha menjadi Ayah yang baik untuk mu tapi ada hal yang tidak bisa di jelaskan yang membuatnya seperti itu"
"Iya Bunda"
"Terimakasih Na sudah menjadi begitu kuat selama ini. Maafkan Ayah dan Bundamu yang belum sempurna ini".
Aku memeluk Bunda perempuan berhati samudra yang begitu dalam kesabarannya dan luas maaf yang ia berikan.
"Sudah Bunda sekarang Bunda tidak sendiri, meski esok Nana akan pergi, namun jika bunda merindukan Nana atau membutuhkan Nana, Nana akan langsung pulang menemui Bunda"
Kami saling memeluk satu sama lain menumpahkan segala rasa yang tertinggal sejak 10 tahun terakhir. Mengobati semua luka yang tertinggal. Menguatkan diri untuk saling melangkah maju. Menghentikan hujan di bulan maret untuk diganti pelangi.
Terkadang hidup memang tidak pernah berjalan seperti yang kita inginkan. Segala yang kita harap sering kali mengkhianati dan berbalik arah. Kita menganggap bahwa Tuhan tidaklah adil. Merenggut segala hal yang kita inginkan. Tapi kita salah Tuhan tidak merenggut apapun dari kita namun sedang menjaga kita dan memberi kita sesuatu yang kita perlukan.
2 notes · View notes
katzkinder · 3 years
Note
shuusham for the ship thing... since I happened to nearly make you cry about it I'm curious, nya
Bro I love Shuusham for the angst but I'm gonna take something I've sent you before for the reply to this cuz it sums up my feelings about this ship so well, and it's from Shuuhei's perspective, because it touches on fears they both end up sharing
Like can you even imagine how Shuuhei must feel sometimes?
When you look at me, do you see me? Or do you see my father? Do you really love me, or is this your misguided attempt to atone for your sins and absolve yourself of guilt? Are you chasing shadows? I don't know, and I'm too afraid to ask. How do I know you won't betray me? I've never been good at trusting in others, but I want to. Do you really think I don't notice how sad you look sometimes? What must my father think of me? What do you think of me, honestly and truly?
Are they making the right choices, are they good enough, do they have a right, is this even fair.
... Do they care whether they do or not? Do they care whether it is or not?
In the end... They don't.
--Also Shuuhei having to confront Sham so he stops fucking mommying him is really funny
thanks for the ask! :D
19 notes · View notes
meridiansworld · 4 years
Text
Tumblr media
My support system :)
Gatau lagi, seminggu kemarin lagi down banget sama kerjaan. Workload yang biasanya dikerjakan 2 minggu dipaksa harus selesai 4 hari, pun dengan konsekuensi konsekuensi yang gabisa dibilang menyenangkan, cuma ngerasa harus nyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Hampir seminggu cuman bisa tidur 3 jam an. Rasanya kayak zombie.
Ada titik dimana down banget, sampek nangis diem diem di mushalla kantor dari range waktu ashar sampek magrib, deres banget air matanya wkwkwkwk. Udah capek nyari pembelaan, akhirnya nyalahin diri sendiri.
Tapi kemudian ada dia, yang bikin jatuhku nggak terlalu jatuh yang 'ndelosor. Menemani mengumpulkan sisa sisa kewarasan di waktu waktu kritis.
"Mau gofood?"
"Coba sini cek, matanya item nggak?"
"Mau ditemeni? Telfon?"
"Perutmu, jangan lupa makan,"
Dia punya banyak cara untuk sekedar bilang I Love You. Jadi kalau dia tanya "udah makan belum," aku harusnya jawab, "I love u too," wkwkwk 😂
Aku mau bilang makasih banyak buat semingguan ini :)
Semoga urusan urusanmu juga dilancarkan, Taa.
1 note · View note