Ada yang lebih menyedihkan daripada sebuah perpisahan yakni penyesalan;
Menyesal karena tidak bisa bersabar lebih lama. Menyesal karena tidak bertahan sedikit lagi. Menyesal karena memutuskan dengan tergesa dan merana karena kini menjadi asing untuk satu sama lain.
Kalau aku lebih dulu menahanmu, apakah kita tidak akan berakhir dengan sia-sia?
Kalau aku mengalah lebih banyak, apakah kita akan tetap menjadi kita hingga kini?
Kalau aku menolak mengikuti hati nurani, apakah perpisahan tidak akan pernah menjadi pilihan?
Tiada lagi kabar yang bisa dicari, beritanya benar-benar tenggelam. Ia hilang dalam pandangan. Sisa-sisa jejak kakinya pun kini telah samar.
Pelan-pelan ingatan tentangnya memudar. Berusaha mengingatnya sekuat tenaga hanyalah tangis yang tumpah-ruah.
Kali ini, rindu benar-benar menyiksa dan aku baru bisa menuliskannya dengan baik setelah perpisahan benar-benar menyentuh kita.