Tumgik
ichamuk · 3 years
Quote
Manusia biasanya takut pada segala yang asing. Tapi kalau sudah jatuh cinta, jadi dalam sekali.
Sang Pangeran dan Janissary Terakhir
0 notes
ichamuk · 3 years
Quote
Lantai tanah liat yang lembap sehabis hujan menebarkan aroma khas, mengingatkan manusia akan asal kejadiannya
Sang Pangeran dan Janissary Terakhir
0 notes
ichamuk · 3 years
Quote
Menyaksikan orang berebut kebajikan adalah surga sebelum surga bagi jiwanya
Sang Pangeran dan Janissary Terakhir
0 notes
ichamuk · 3 years
Quote
Apabila Bumi menyempit untuk kita, maka langit yang akan meluas untuk kita
Sang Pangeran dan Janissary Terakhir
0 notes
ichamuk · 3 years
Text
Ancaman dan Konsekuensi
“Leo kalo ngomongnya kasar terus nanti ibu bilangin ke guru SD nya ya biar gak usah dimasukin ke SD” Seseorang yang ku kenal berkata demikian kepada muridnya yang berusia 7 tahun karena si murid hampir setiap hari berkata yang kurang baik. Seketika aku jadi teringat sedikit isi buku Ustadz Mohammad Fauzil Adhim, tepatnya di halaman 209 dengan judul ‘Ajarkan Kepada Mereka Konsekuensi, Bukan Ancaman’. Bukan tidak mungkin di kemudian hari anak akan mengancam orang tua atau gurunya jika emosi mereka sedang tidak terkendali, lalu sang orang tua atau guru malah balik bertanya “Kamu nih belajar dari siapa sih ngancem-ngancem gitu”. Padahal mungkin jika anak meneruskan untuk berdebat mereka akan berkata “Dari kamu!”. Astaghfirullah..
Inilah hal yang sering orang tua atau guru tidak perhatikan, kita hanya mengancam anak/murid, bukan memberikan mereka konsekuensi. Anak/murid pasti bisa membedakan kalimat ancaman dengan kalimat yang benar-benar akan dilakukan lawan bicara. Ohiya kemudian si murid yang aku ceritakan itu membalas perkataan gurunya “Halah bohong!” deg! Aku yang mendengarkan guru dan murid tersebut berdebat sontak langsung menyadari betapa besarnya tanggung jawab yang diemban seorang guru (bahkan orang tua). Dan aku sebagai orang dewasa pun menyadari bahwa perkataan si guru hanya ancaman, jika si murid meneruskan perkataannya, mungkin dia akan berkata “Halah bohong! Kamu mau ngancem aku doang kan? Mana mungkin kamu capek-capek bilang ke (calon) guru SD ku biar aku gak boleh masuk SD, kamu aja gak tau aku mau masuk SD mana”. Innalillah..
Lalu apa yang harus kita lakukan agar si murid atau anak kita berperilaku baik dan benar tanpa harus melontarkan ancaman? Ya, jawabannya konsekuensi! Kemudian pertanyaan selanjutnya, bagaimana mengajarkan konsekuensi pada anak? Menurut Mohammad Fauzil Adhim, pertama, kita kembali pada prinsip qubhunal ’iqab bayan yang artinya adalah buruk menghukum tanpa memberikan penjelasan. Kalau memang si murid berkata yang tidak baik, jelaskan mengapa itu tidak baik, ajarkan perkataan yang baik. Kedua, kita berusaha membuat komitmen bersama dengan anak untuk mematuhi aturan. Duduk dan bermesralah dengan anak/murid sambil membahas aturan dan komitmen bersama, misal aturannya anak/murid tidak boleh berkata yang tidak baik, jika melanggar aturan harus bersedia menaggung komitmen yaitu dengan tidak berbicara selama 10 menit, misalnya.
Semoga kita diberi kekuatan agar menjadi guru dan orangtua yang terus belajar dan membelajarkan.
1 note · View note
ichamuk · 3 years
Text
Masih Hidupkah?
Sholat tarawih kala itu ku lihat ada seorang nenek yang sudah berumur senja, namun semangatnya untuk beribadah seperti fajar. Meski dengan badan yang sudah tidak tegap ketika berdiri, melakukan ruku dengan pelan dan hati-hati, dan setiap gerakan sholatnya yang dihayati.
Sejenak aku berpikir, apakah umurku akan sampai seperti nenek tadi? masih hidupkah aku ramadan tahun depan? masih hidupkan aku bulan depan? masih hidupkah aku esok hari? masih hidupkah aku satu jam dari sekarang? masih hidupkah aku setelah aku menyelesaikan tulisan ini?
Lalu terlintas doa dalam batinku, ya Allah jika memang aku diberi umur sampai umur senja nanti, jangan biarkan aku bertambah tua namun bertambah pula dosanya, jangan biarkan aku bertambah tua namun bertambah pula sombongnya, jangna biarkan aku bertambah tua namun bertambah pula iri dengkinya, jangan biarkan aku bertambah tua namun bertambah serakahnya.
Ya Allah, aku ingin takwaku bertambah seiring bertambahnya usia.
0 notes
ichamuk · 3 years
Text
Review Buku “The Life Changing Magic Of Tidying Up”
Tertarik beli buku ini karna waktu itu lagi seneng-senengnya hidup rapih, pas baca bukunya sambal nyari Marie Kondo di youtube, ternyata buku ini ada misi tersembunyi yang dekat-dekat ini lagi digandrungi masyarakat yaitu hidup minimalis. Tapi setelah baca isi seluruh bukunya, Marie Kondo ini lebih ngefokusin bahwa ketika lingkungan sekitar kita bersih, rapih, dan tertata dengan baik itu akan mengubah hidup kita loh. Singkatnya, kalo kita mempraktekkan metode KonMari dalam kehidupan sehari-sehari kita, kita otomatis bakal mempraktekkan gaya hidup minimalis juga. Buy 1 get 1 gak tuh?
               Buku ini terbagi ke dalam 5 Bab, Bab 1 yaitu Kenapa Kita Tidak bisa Menjaga Kerapian, Bab 2 yaitu Membuang Sampai Tuntas Terlebih Dahulu, Bab 3 yaitu Berbenah Berdasarkan Kategori Ajaibnya Bukan Main, Bab 4 yaitu Mencerahkan Hidup dengan Menyimpan Secara Apik, dan Bab terakhir yaitu Keajaiban Berbenah Mengubah Hidup Anda Secara Dramatis.
1.      Kenapa Kita Tidak Bisa Menjaga Kerapian
Berdasarkan pengalaman pribadi dan sepertinya pengalaman kebanyakan orang, ada saat dimana kita sangat rapih, tetapi kemudian beberapa hari berselang, kerapihan itu hilang kembali dan rumah atau kamar kita kembali seperti kapal pecah. Betul?
Menurut buku ini, salah satu alasan kenapa kita tidak bisa menjaga kerapian kita adalah karena kita tidak pernah mempelajari caranya. Deg! Langsung berasa ditampar-tampar aku. Mungkin sebagian orang akan berpikir ‘beres-beres doang, gak perlu belajar, liat aja orangtua kita, kakak kita atau belajar dari pengalaman pribadi kita aja’. Nyatanya, kebiasaan beres-beres yang kita lakukan belum tentu benar, bukankah kita sseharusnya membiasakan kebenaran, bukan membenarkan kebiasaan?.
2.      Membuang Sampai Tuntas Terlebih Dahulu
Pernahkah kalian mempunyai baju yang jarang dipakai? Kalian ingin membuangnya tapi tidak tega karna keadaan baju tersebut masih bagus. Atau pernahkah kalian mempunyai sepatu yang saking lamanya tidak terpakai sampai tertutup debu setebal 1 cm? Kalian ingin membuangnya tapi teringat harga sepatu tersebut yang menguras banyak uang, dan kalian membelinya hanya karena ngetrend, kemudian berhenti memakainya karna merasa kalian tidak cocok memakai sepatu tersebut.
Contoh-contoh diatas adalah hal yang sepertinya akan dialami banyak orang, dan metode beres-beres KonMari akan mengajarkan kalian untuk membuang barang-barang yang tidak kalian butuhkan, tidak kalian sukai, dan tidak membangkitkan semangat kalian sehingga semua barang yang kalian punya hanyalah barang-barang favorit kalian. Yang pastinya akan sering kalian gunakan karna semua barang yang kalian punya setelah membuang sampai tuntas cocok dengan selera kalian.
3.      Berbenah Berdasarkan Kategori Ajaibnya Bukan Main
Masih pengalaman pribadi, setiap beres-beres, aku selalu beres-beres berdasarkan tempat, hari ini beres-beres kamar, besok beres-beres dapur, lusa beres-beres ruang tamu dan seterusnya. Ternyata, itu salah besar, menurut metode KonMarie sebaiknya kita berbenah berdasarkan kateogir, missal hari ini beres-beres baju, semua baju dari mulai baju kita, baju adik, baju orangtua kita, dan semua baju yang ada di rumah. Kemudian misal besok beres-beres buku, semua buku yang ada di rumah, milik siapapun itu. Kemudian lusanya kita membereskan semua perabot rumah tangga yang ada di rumah kita. Begitu seterusnya.
Setelah baca buku ini, aku jadi tau kenapa rumahku berantakan lagi dan lagi padahal aku adalah orang yang termasuk rajin beres-beres (sungguh!) wkwk
4.      Mencerahkan Hidup Dengan Menyimpan Secara Apik
Pernahkan kalian menyimpan barang A-Z dalam satu wadah yang sama? Sepertinya jawaban kita sama, ya, pernah! Ternyata hal ini juga yang membuat sesi beres-beres kita terlihat tidak berguna karna akan berantakan lagi pada akhirnya. Metode KonMari menyarankan agar kita menyimpan semua barang secara apik, tidaak menaruh barang A-Z ke dalam satu wadah yang sama, meski terkesan merepotkan, metode ini akan membuat sesi beres-beres kita terasa manfaatnya karena kerapihan barang-barang kita akan bertahan lama bahkan selamanya. Ketika kita sudah menyimpan barang secara apik, tidak menyatukannya ke dalam satu wadah, maka kita pun akan mengembalikan dan menaruh barang tersebut dengan sepenuh hati dan tidak menganiayanya dengan menyatukannya bersama barang lain yang bisa ‘menyakiti’ barang tersebut.
5.      Keajaiban Berbenah Mengubah Hidup Anda Secara Dramatis
Ibaratkan otak dan hati yang sudah tertata rapih, hari-hari yang kita lewati pun akan terasa berbeda dan kita akan merasakan kegembiraan dalam menjalani aktifitas sehari-hari. Begitu juga dengan rumah, kamar dan lingkungan kita yang sudah tertata rapih, hidup kita pun akan tertata rapih dengan perlahan, disadari atau tidak. Karena ketika lingkungan kita telah tertata rapih, otak kita bisa berpikir lebih jernih untuk bekerja atau membuat karya, hati kita akan lebih bahagia dalam merespon segala kejadian yang ada sehingga kita menjalani hari dengan berpikir lebih positif. Bahkan ketika kita mengalami hari buruk pun, kita akan merasa mendapatkan ketenangan ketika kita sudah sampai di rumah dan mendapatkan suasana yang rapih, bersih bahkan wangi. Sebuah treatment yang sederhana namun bermakna ketika seharian kita menjalani kehidupan yang berat. Ketika kita sudah merasa tenang saat kembali ke rumah, keesokan harinya pun kita akan merasa seperti ter ‘charge’ kembali dan menjalani kehidupan dengan pikiran positf lagi, membayangkannya saja sudah menyenangkan bukan?
Banyak sub bab yang gak aku tulis di review kali ini, biar lebih jelas, kalian bisa baca bukunya secara lengkap dengan membeli atau meminjam buku ini ya  😊 aku belinya di Toga Mas Bandung seharga Rp. 50.150,-. Di marketplace juga banyak sih kayaknya.
0 notes
ichamuk · 3 years
Text
Kutipan dari Buku ‘Arah Musim’
Sebenarnya tidak penting apakah kita dimakamkan secara berdekaan atau tidak karena tidak ada artinya dikumpulkan dalam satu kompleks pemakaman kalau dia akhirat kita tercerai berai. Lebih baik, bukankah kita berjuang untuk bisa berkumpul kembali sebagai keluarga yang utuh di surga nanti? -halaman 4
Berandai takkan pernah mengantarkanku barang sejengkalpun ke tujuan. -halaman 10
Tidak semua hal dari dirimu bisa diterima orang lain. -halaman 12
Penerimaan adalah bentuk kepercayaan pertama yang harus kamu dapatkan. -halaman 12
Keputusan hidup kita bukan untuk menyenangkan semua orang, melainkan mencapai titik tertingginya, yaitu keridaan Tuhan. -halaman 16
Hidup itu menyembunyikan rahasia-rahasia. Sebagaimana setiap manusia menyembunyikan rahasia-rahasianya. -halaman 16
Yang ditunggu belum tentu sedang mencarinya. -halaman 21
Berteman dengan kematian. -halaman 24
Ia merasa menjadi manusia ketika ada manusia lain -halaman 25
Ada rindu dari aku yang sedang menunggu kamu. -halaman 26
Harus ada tanya yang diucapkan bila mengharap jawab, harus ada kata yang diungkapkan bila ingin orang lain mengerti. -halaman 26
Suatu hari, kita akan pulang ke rumah. -halaman 29
Dia hanya akan berubah dari kehadiran menjadi kenangan. -halaman 34
Sesuatu yang menjadikanmu berbeda, itu menjadikanmu amat berharga. - halaman 55
Ada yang telah mengutarakan saat kamu sedang mendoakan. - halaman 64
Ada perasaan menyenangkan setiap akan berangkat ke tempat kamu tinggal. -halaman 75
Aku mendengarmu habis hujan berturut-turut, kemudian aku datang, kamu reda. -halaman 82
Kekhawatiran seringkali mengalahkan keberanian. -halaman 85
Kita akan menjelaskan diri kita dengan apa yang kita perbuat. -halaman 87
Hatimu tak pernah kamu bawa ketika kamu mencari. -halaman 92
Aku, masih dengan kekosonganku. -halaman 112
Biarkan dunia tahu jika kau sedang berjuang, dunia yang harusnya kau hadapi selama ini. -halaman 117
Ternyata kita tidak sendirian meniti jalan ini. -halaman 119
Perasaan itu sederhana, tapi menjadi semakin kompleks ketika berada dalam situasi dan orang tertentu. -halaman 139
Hal-hal yang kemudian membuat kita kecewa adalah asumsi kita sendiri. -halaman 141
Sering kali kitsa sulit menerima karena kita sering kali merasa tidak diterima. -halaman 149
Ujung perjuangan ini pasti baik. -halaman 171
Memang sulit, bersyukur pada saat merasa gagal dalam perjuangan. -halaman 171
Cirebon, 23 Januari 2021 3.11 PM
0 notes
ichamuk · 7 years
Text
Perjalanan Tadi
Perjalanan tadi, aku satu mobil bersama seorang ibu yang berpenampilan sederhana. Di lepas dengan suka cita oleh keluarganya, mungkin anaknya. Sepanjang perjalanan, sang ibu tak hentinya berdzikir, mengucapkan istihgfar, hamdalah, ta’awudz, basmalah dan lain sebagainya. Sehingga diri ini tersadar, mengapa diri ini tidak bisa seperti ibu itu? bagaikan langit dan bumi, saat ibu itu berrdzikir sepanjang perjalanan Bandung-Cirebon, diri ini malah mendengarkan lagu yang jelas-jelas tidak bermanfaat. Barang yang selalu menjadi gudangnya lalai dan maksiat, handphone.
Sebuah pelajaran, tidak harus didapatkan dari orang yang katanya luar biasa. Orang yang terlihat sederhana pun mungkin bisa menyadarkan kita.
0 notes