beberapa di antara kita mungkin pernah ada di momen punya cita-cita kemudian harus pending karena suatu hal, kemudian nyoba ngejar lagi, kemudian pending lagi, ngejar lagi, pending lagi dan seterusnya.
kalau sampe nemu momen ini dan tetep bertahan buat ngejar tuh rasanya kayak gimana ya, mau berhasil ataupun gagal tuh udah kebas. Karena yang terpenting kadang-kadang menjaga ritme hidup biar tetep waras, bisa makan-makanan dengan sehat, kemudian berproses lagi.
...
Konsisten atau Istiqomah tidak selalu berarti continue tanpa putus. Konsisten itu kadang bermakna, setelah terhenti....kita berani untuk memulai lagi.
Tak pernah lelah diri ini menuliskan perkara tentang syukur. Di awal tahun 2022 ini, banyak sekali hal-hal yang lagi-lagi membuat diri termenung lalu bergumam "masyaallah, harusnya aku bersyukur dengan apa yang aku miliki saat ini".
Ada yang terlihat begitu hebat di luar sana, mempunyai segudang prestasi hingga dikenal oleh banyak manusia. Namun siapa sangka jika ternyata ia menyimpan jutaan kisah pilu dalam hidupnya; pada keluarganya yang berstatus broken home dan tak pernah bisa harmonis. Tak ada orang yang tahu, hanya ia dan rasa kalut yang terpendam di dalam atma.
Ada pula yang terlihat biasa saja. Bahkan tak banyak yang mengenalnya. Begitu pendiam dan tak percaya diri untuk bergaul dengan banyak orang. Namun di balik itu semua, ada keluarga harmonis yang senantiasa memberikan dukungan padanya. Dukungan keluarga yang luar biasa ia dapatkan yang selalu meyakinkannya bahwa ia pasti bisa. Keluarga yang senantiasa membangkitkan semangatnya untuk terus mencoba. Beruntung pula ia, hidup dalam kehangatan sebuah keluarga.
Ada juga yang sedang berjuang dengan hal-hal yang sangat berpengaruh dalam hidupnya di tengah lingkungan yang kerap memaksanya untuk berhenti dan menyerah. Namun berkat tekad yang kuat serta doa yang selalu dipanjatkan, ia bisa bertahan hingga di titik yang bahkan tak pernah terbayangkan olehnya dapat dilalui.
Ya, begitulah hidup. Semua manusia pasti punya tantangan masing-masing dalam hidupnya. Maka berhentilah membandingkan diri dengan orang lain, sebab kita tak pernah tahu kesulitan apa yang tengah ia sembunyikan; tantangan apa yang telah ia lewatkan. Satu hal yang pasti, senantiasa bersyukur atas apapun yang telah Allah berikan. Sebab jika hati senantiasa bersyukur, niscaya hidup akan tentram dalam kedamaian.
Aku sering berkata pada diriku sendiri, bahwa orang hebat selalu punya jalan berbeda. Tapi hari ini aku sadar bahwa 'jalan yang berbeda' adalah bahasa halus dari 'hidup yang lebih perih di banding yang lain.'
Aku kadang ingin jadi orang biasa saja. Aku lelah jika menjadi hebat harus berbeda, yang tandanya ia harus lebih sakit. Aku siap saja, tapi orang-orang yang aku cintai? Aku tidak rela.
Kado di awal tahun 2022 bisa tembus target lulus 3,5 tahun.
Sekali lagi, terimakasih untuk pemilik kehidupan (Allah) telah mengabulkan doa Hani, kedua orang tua Hani, Bapak Iyant (selaku dekan & dospem 1), Ibu Anita (selaku dospem 2), Ibu Tari (selaku ketua penguji), Kakak tingkat, sahabat Hani, teman2 Hani, dan Adek tingkat cantik imut lucu seperti bola salju, dan yang tidak dapat disebutkan satu persatu nama kalian.
Untuk teman-teman A4, ayo semangat skripsiannya.. aku yakin kalian pasti bisa!!
Dan ketika kamu memilih seorang partner kehidupan, kamu sedang memilih banyak hal, termasuk partner parenting sama seseorang yang bakal influencing anak deeply, teman makan lebih dari 20 ribu makanan kamu, teman travel buat lebih dari 100 tujuan kamu, teman liburan utama dan pensiun kamu, career therapist kamu, sampe seseorang yang bakal kamu denger lebih dari 18000 kali sehari
Hidup dengan penuh kesadaran. Bersyukur dan menikmati setiap ibadah, rutinitas, makanan, pertemuan-pertemuan.
Hidup dengan penuh kesadaran. Tahu bahwa hidup di bumi tidak akan selamanya. Tahu tapi tidak sekedar tahu, sehingga lelah tidak sekedar lelah, sebab niat tidak sekedar niat.
Hidup dengan penuh kesadaran. Tidak membiarkan hari berlalu dengan kesia-siaan. Berusaha membuat to do list untuk dilakukan. Juga, tujuan-tujuan kehidupan.
Hidup dengan penuh kesadaran. Belajar berkenalan dengan diri sendiri, tahu apa yang dibutuhkan, berusaha meredam ego dari segala yang diinginkan—sebab sadar bahwa tidak semua hal di dunia ini bisa kita miliki. Selalu kembali pada perenungan tentang mati. Tahu bahwa usia diri sudah sepertiga dari rata-rata usia manusia yg hidup di bumi. Tidak.. tidak. Hampir setengahnya mungkin.
Hidup dengan penuh kesadaran. Tahun ini banyak pelajaran, juga air mata yang bertumpahan, perjuangan demi perjuangan, pertanyaan demi pertanyaan, bahkan ada satu hari dimana kebahagiaan terjadi bersamaan dengan pemakaman yang tercinta. Juga, tentang selamanya kehilangan dan tinggal kenangan.
Hidup dengan penuh kesadaran. Bukan kehidupan kalau hanya ada kebahagiaan. Bahkan dalam kebahagiaan pun ada ujian; kita diuji apakah kita tetap mampu bersyukur atau tidak, entah dengan luka maupun kebahagiaan.
Hidup dengan penuh kesadaran. Tahun ini banyak sekali hal yang 'baru bisa pertama kali' dalam hidup untuk kulakukan; berkuda, renang, naik kereta 12 jam, melihat Blue Fire dari dekat, bertemu monyet-monyet Baluran, sepedaan menyusuri sawah Bantul sampai ke pantai, belajar bersama anak-anak di sekolah dasar. Juga, mencerna ilmu-ilmu yang bertebaran di lingkungan, acara-acara, obrolan dalam pertemuan, juga momen-momen di luar dugaan.
Hidup dengan penuh kesadaran. Mempertimbangkan pilihan, mengambil keputusan, mengetahui apa yang dipertanggungjawabkan.
Hidup dengan penuh kesadaran. Semoga Allah senantiasa menjadi tujuan.
Selama satu tahun terakhir kupikir aku menghadapi apa yang orang bilang sebagai Quarter Life Crisis. Periode dimana kita mulai menyebrang ke dunia para orang dewasa yang sesungguhnya. Bukan parallel universe apalagi isekai. Terjun ke dunia yang “nyata” dan menghadapi masalah-masalah yang “nyata”
Aku tidak hendak mengatakan bahwa sebelumnya aku hidup di dunia yang tidak nyata atau menghadapi masalah-masalah yang tidak nyata. Di masa-masa sebelumnya pun aku hidup dalam “kenyataan”. Jatuh bangun berjuang sampai ibaratnya sekalipun kakiku patah aku akan seret-seret ia agar aku bisa tetap berjalan. Kesulitan-kesulitan yang aku hadapi pun nyata menguras tenaga, air mata, dan sumber daya.
Namun, ini berbeda.
Rasanya seperti berjalan di jalanan tanpa ujung dan tanpa tahu apa yang menungguku di depan sana. Pada akhirnya perjalanan panjang ini membuatku kelelahan, namun aku tak bisa berhenti seakan kakiku tak lagi mendengarkan kataku. Aku terus berjalan. Hingga lelahnya perjalanan yang aku jalani perlahan merenggut diriku. Aku berjalan seperti cangkang yang kosong.
Apa yang dulu sudah ditetapkan, semua jadi runtuh. Apa yang dulu kusebut sebagai kebahagiaan, sekarang semuanya menjadi semu. Mulai meragukan banyak hal. Mempertanyakan kembali alasanku memilih jalan yang kupilih saat ini. Sudah benarkah atau sebenarnya aku melakukan kesalahan. Apakah bekerja sesuai passion memungkinkan untukku. Apakah keadaan akan semakin membaik setelah ini. Bertanya dan terus bertanya sampai lupa realita.
Ya, realita. Di mana masalah-masalah “nyata” itu berada. Karena terlalu lama bergulat dalam imaji di kepala, jadi lupa untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Jadi lupa untuk menyelesaikan apa yang seharusnya diselesaikan. Kebanyakan dialektika tapi nihil tindakan. Banyak menyesali apa yang tidak bisa dirubah tapi lupa untuk melakukan perbaikan. Ketika semua semakin tak terkendalikan, Quarter Life Crisis yang dikambinghitamkan. Ya, kambingnya harus hitam. Gak boleh dikambingputihkan, apalagi dikambingcoklatkan.
Sebenarnya bukankah krisis itu bagian dari esensi hidup?
Krisis tidak terjadi baru-baru ini saja. Sejak dulu kita hidup dengan terus menghadapi banyak krisis.
Waktu masih anak-anak, kita pasti pernah mengalami krisis pertemanan. Masa dimana kita masih ketakutan kalau ada yang bilang “Ih… Jangan temenan sama dia karena dia ngupilan” atau “Jangan temenan sama dia karena dia pilihnya ranger pink bukan ranger kuning”.
Waktu agak gedean, kita menghadapi apa yang dinamakan krisis identitas. Kita kebingungan meraba-raba siapa kita dan masuk bagian kelompok yang mana kita. Kita jadi suka ngikutin cara dandan artis-artis koreyah. Bertingkah sok keren. Ikut geng sana-sini. Sok sibuk ikut organisasi-organisasi sekolah biar hits karena butuh pengakuan.
Jadi, kenapa ketika sekarang menghadapi kesulitan dan gak punya cukup courage kalau ditanya jawabnya “Aku lagi kena krisis”.
Bukan karena meremehkan apalagi menihilkan “Kekrisisan” yang nyata ada. Hanya tidak membenarkan untuk menjadikannya sebagai excuse atas lemahnya kita dalam berupaya.
Jadi, benar krisis itu ada. Tapi, ya stop untuk mendramatisasinya. Sebagaimana krisis-krisis yang ada sebelumnya. Nikmati dan jalani saja prosesnya. Kalau ada masalah, pahami rumusannya, cari ilmunya, perbaiki sumbernya.
Assalamualaikum mbak, mau minta pandangannya ya. menurut mbak, apa yang membuat seorang wanita itu menjadi wanita? apakah yang selalu lemah lembut, yang pandai memasak, atau yang seperti apa? terimakasih:)
waalaikumsalam.menurut saya, yang menjadikan laki-laki seorang laki-laki adalah kejujuran dan keberaniannya, sedangkan yang menjadikan perempuan seorang perempuan adalah ketulusan dan kehormatannya.
menurut mas yunus (ini hasil baca Tumblr-nya, dia pernah dapat pertanyaan yang sama), yang menjadikan perempuan seorang perempuan adalah kesederhanaan, kesucian, dan kehormatannya.
- Perhatikan batas-batas diri, mana yang dalam kontrol, mana yang tidak. Kita tidak bisa menyelamatkan dan menyenangkan semua orang, termasuk diri sendiri--kadang tidak bisa senang jika ada hal di luar kontrol yang terjadi, setidaknya dengan aware batas kontrol, kita menjadi lebih legowo.
-Membantu orang lain = membantu jiwa kita. Tidak akan habis harta dibagi.
- Muliakan orang tua, nggak akan bisa kita membalas segala kebaikan mereka
- Rida suami penting, karena bagaimanapun beliau nanti akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya termasuk kita di dalamnya.
- Jangan sombong, minta selalu untuk dijauhkan dari sifat sombong
- Ada yang tidak perlu diungkit : kesalahan orang lain dan kebaikan diri sendiri
- Anak-anak belajar paling banyak dari melihat orang tuanya, jadi versi terbaikmu, biar mereka bisa meneladaninya.
- 3 kata ajaib : maaf, tolong, dan terima kasih. Biasakan ke siapapun, tanpa pandang status sosial.
- Keberkahan harta itu penting, hidup secukupnya dengan sumber harta jelas halal lebih baik daripada hidup mewah tapi sumber harta abu-abu.
- Nuruti dunia engga ada habisnya, sesuaikan gaya hidup, orang yang kaya itu sesungguhnya yang tahu di batas mana dia merasa cukup.
Walau tidak ada jaminan orang yang melalui proses ta'aruf akan harmonis rumah tangganya, tapi melalui proses ta'aruf merupakan jalan terbaik yang bisa ditempuh bagi orang yang sudah siap menikah 👌🏻
Ta'aruf yang benar, yang sesuai syariat Islam—tentunya. Sebenarnya, proses ini membantu kita mempersingkat proses mengenal, mengetahui dan memahami calon pasangan kita.
Tak perlu menghabiskan waktu bertahun-tahun, dalam waktu relatif singkat (beragam sih, ada yang beberapa hari, ada yang beberapa minggu) kita sudah tahu poin-poin pentingnya.
Dari mana kita (cara) mengetahuinya? Yakni dengan membaca CV. CV yang berisikan biodata/profil pribadi, memuat aspek-aspek dan poin-poin yang perlu dicantumkan, dijabarkan untuk memudahkan calon kita mengetahui dan memahami mengenai diri kita.
Tentu, bukan berarti modal membaca CV kita tahu soal "luar dan dalam" calon pasangan kita begitu saja. Melainkan, ini bagian dari screening awal kita untuk tahu bagaimana profilnya. Apakah sesuai dengan yang kita cari atau tidak? Apakah cocok dengan 'kebutuhan' kita?
Jika sama-sama match dari profil tersebut, maka bisa masuk ke tahap selanjutnya. Kalau pengalaman saya dulu dengan suami, ada tahap QnA atau tanya jawab mengenai isi dari CV tersebut yang ingin diperjelas, ditanyakan dan diketahui lebih lanjut/lebih dalam.
Pertanyaannya bebas mau berapa banyak. Tidak dibatasi. Kalau bisa memang sedetail mungkin. Agar terjawab rasa penasaran dan keingintahuan kita. Sampaikan dengan jelas, lugas dan tidak ambigu. Gunakan rasionalitas dibanding perasaan. Proses ini gak main-main 😅 kalau udah serius, gaskeun tanyakan sampai puas dan benar-benar yakin.
Jangan lupa untuk terus libatkan Allah selama proses ini berlangsung. Berdoa sekaligus perhatikan rambu-rambunya. Semoga Allah menjaga proses menuju pernikahan ini dan diberkahkan tiap langkahnya. 💜
Singkatnya, memperbaiki diri itu tugas kita masing-masing. Apalagi sebelum menikah, selesaikanlah apa-apa yang perlu diselesaikan "di dalam dirimu".
Seriusi narasi memantaskan diri dihadapan Allah, bukan menyerahkan urusan perbaikan diri itu pada (calon) pasanganmu nanti atau berharap mendapatkan bimbingan dan bantuan yang layak untukmu.
Walau kalimat "selesai dengan diri sendiri" itu memang tak benar-benar begitu—sebab kita tak akan pernah selesai dengan diri sendiri, akan selalu ada tantangan untuk kita taklukan dikemudian hari—namun, perihal perbuatan kelirumu/dosamu, hentikan dan taubati sebelum memasuki fase baru dihidupmu itu.
Jadilah pribadi yang baru, yang lebih baik, meski "pernah" memiliki masa lalu yang buruk bahkan aib yang sangat memalukan. Tak usah diungkap dan diumbar, simpan rapat-rapat untukmu sendiri. Cukup kamu dan Allah saja yang tahu.
"Selesaikan" dulu dirimu. Tertibkan dulu hatimu. Jinakkan dulu hawa nafsumu. Luruskan niatmu dan teguhkan dulu tujuan baikmu.
Setelah itu,
silakan buka lembar baru dihidupmu dengan catatan yang bersih, yang siap mengisi dan diisi oleh kebaikan dan keberkahan dari pernikahanmu.
Seperti halnya kamu yang ingin mendapatkan pasangan dengan versi terbaik dari dirinya, pasanganmu pun berhak mendapatkan kamu dengan versi terbaik dari dirimu.
Tangerang, 29 September 2021 | 11.02 PM
87 notes ·
View notes
Statistics
We looked inside some of the posts by
hanialfiani2021
and here's what we found interesting.
Average Info
Notes Per Post
4K
Likes Per Post
3K
Reblog Per Post
1K
Reply Per Post
10
Time Between Posts
6 days
Number of Posts By Type
Text
16
Note
1
Explore Tagged Posts
Fun Fact
China blocked Tumblr because of pornography and censorship problems in 2013.