Tumgik
arinyul · 17 days
Text
Mau ngumpulin orang-orang yang sudah mulai merasa kehilangan Ramadhan.
Yang ketika Maghrib belum bisa move on dari indahnya saat berbuka. Yang ketika bakda isya masih terbawa rasa untuk meneruskan dengan rakaat Tarawih.
Rasa kehilangan itu mulai terasa, sampai-sampai hati kecil berkata, "aduhai, 11 bulan lagi untuk bertemu Ramadhan. Apa yang harus aku lakukan?"
Saat-saat itulah mestinya hati kita terpanggil untuk mengatur diri, "me-ramadhan-kan" hari-hari kita setelah bulan suci. Yang telah biasa kita lakukan, mulai lagi kita lakukan.
Puasa sunnahnya, ada 6 hari Bulan Syawwal. Al Qur'an-nya, dibaca lagi setelah pergi silaturahmi kesana kemari; meneruskan batas akhir bacaan Ramadhan lalu atau mulai lagi dari halaman awal.
Tak lupa zikirnya, shalawatnya, infaq shadaqah-nya. Ramadhan memang telah meninggalkan kita untuk tahun ini, tapi kita bisa menghadirkan kenangan manis itu, sekarang juga.
280 notes · View notes
arinyul · 17 days
Text
Malam ini dengan seizin Allaah membaca nasehat yang dalam dalam sekali, yang tentu dengan seizin Allaah tulisan itu sampai di hadapanku.
Hari - hari menuju akhir ramadhan, hari yang begitu istimewa, hari yang memacu kita untuk melakukan yang terbaik di antara yang terbaik. Ada banyak cara, ada banyak kebaikan yang bisa di upayakan untuk meraih keberkahan di malam - malam ini.
Tapi semua atas pertolongan Allaah, yang memampukan, yang memudahkan adalah Allaah. Bukan diri kita.
Upayakan yang mampu kita upayakan, tunjukkan pada Allaah bahwa kita telah melakukan sesuatu, bukan hanya berdiam diri. Dibalik segala ujian di belakang kita, dibalik segala beban yang ada di pundak kita. Mari berusaha ya.
Lakukan yang terbaik, versi diri kita, dan tanpa perlu repot - repot membandingkan dengan amalan orang lain. Bila baik dan kita tau Allaah ridha, maka kita turut mendoakan agar Allaah menerima amal ibadahnya, dan tentu amal ibadah kita.
Semoga kebeningan hati, selalu di sisi menemani.
Yang tidak mudah, tapi kita lakukan, sebab kita tau Allaah Maha Melihat dan Allaah tak menyia- nyiakan upaya kita sedikitpun.
Merendah di hadapan Allaah serendah - rendahnya, meminta maaf, tak lupa memintakan maaf kedua orang tua. Bersedekah di malam - malam ini, untuk kita, dan tak lupa untuk orang tua. Dan kebaikan amal shalih yang Allaah cintai.
Sungguh semoga Allaah mengulurkan pertolongan-Nya untuk melalui malam - malam ini.
63 notes · View notes
arinyul · 17 days
Text
Dan ada haru yang dirasa, kembali bertemu hujan di malam-malam terakhir Ramadhan, seperti sebelumnya.
Ya Rabb, ampuni kami, perbaiki agama dan akhlak kami, semoga akhir hidup kami bertemu banyak kebaikan ☔
41 notes · View notes
arinyul · 1 year
Text
Kalau percaya dan yakin betul akan keberadaan Allah, hadapi dengan penuh keyakinan sekaligus kepasrahan sama Allah. Pasal 1 ayat 1 adalah kamu hanya makhluk lemah yang ngga punya kuasa apapun, bahkan terhadap kondisi biologis dalam tubuhmu. Jadi, mau minta tolong siapa lagi selain sama Allah?
52 notes · View notes
arinyul · 1 year
Text
Kita minta pelangi ke Allah dikasih hujan dan juga petir. Kita minta bunga yang indah ke Allah dikasih kaktus yang berduri. Ternyata setelah hujan yang deras bersama dengan petirnya terbitlah pelangi yang indah. Ternyata kaktus yang kita rawat dengan baik tersebut menumbuhkan bunga yang tak kalah indah dari mawar.
Sebenarnya Allah memberikan sesuai dengan porsinya gak kurang dan gak lebih, tapi pengetahuan kita yang terbatas yang membuat kita menyimpulkan secara cepat. Jangan-jangan dari segala masalah yang hadir dalam hidup ini, ada hal yang membuat kita tidak berhenti mengucap syukur karena Allah memberikan banyak hikmahnya.
Dari keterlambatan kita, dari kegagalan kita, dari rasa kehilangan kita, dari kekhawatiran kita, dari rasa sedih kita, dari rasa kecewa kita. Ternyata Allah rangkum untuk membuat kita mengerti bahwa janji Allah adalah kepastian. Ketetapan-Nya tidak akan meleset atau pun tersesat. Selamat mencari hikmah.
@temantumbuhh
Page 50 of 365
164 notes · View notes
arinyul · 1 year
Text
Karena Allah Yang Izinkan
Allah izinkan aku patah, Allah pasti izinkan aku sembuh
Allah izinkan aku sedih, Allah pasti izinkan aku bahagia
Allah izinkan aku jatuh, Allah pasti izinkan aku bangkit
Allah izinkan aku gagal, akupun tahu satu saat Allah izinkan aku untuk berhasil...
Yogyakarta, 23 Desember 2022
533 notes · View notes
arinyul · 1 year
Text
Karena tepat tidak selalu cepat. Atas segala hal-hal baik yang dinanti; semoga kesabaran dan keikhlasannya semakin luas, tingkat berserahnya semakin tinggi, keyakinan atas rencanaNya yang lebih baik dan indah tidak pernah memudar.
Allah paling tahu kapan kamu benar-benar siap. Pada akhirnya setiap penantian apapun itu akan menemukan muaranya.
Di penghujung 2022
37 notes · View notes
arinyul · 1 year
Text
Takdir itu unik. Terkadang ia menyatukan 2 hati yang jauh bahkan tidak pernah bertemu dan mengenal. Dan terkadang ia memisahkan 2 hati yang sudah dekat dan bahkan saling mengenal.
Maka kembalikan urusan rasa itu pada pemilik semesta, sebab Allah sebaik-baik pengatur takdir
@jndmmsyhd
884 notes · View notes
arinyul · 2 years
Text
“Seorang wanita adalah lembaga pendidikan, yang jika ia benar-benar menyiapkan dirinya, berarti ia telah benar-benar menyiapkan generasi yang digdaya”
— Ahmad Syauqi
188 notes · View notes
arinyul · 2 years
Text
Jika Anak Bertanya tentang Allah
Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi “tak mau tahu” alias ignoran, hehehe). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang ALLAH . Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan maha penting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik, ya…
Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?” Tanya 2: “Bu, bentuk Allahitu seperti apa?” Tanya 3: “Bu, kenapa kita gak bisa lihat Allah? Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana? Tanya 5: “Bu, kenapa kita harus nyembah Allah?”
Tanya 1: “Bu, Allah itu apa sih?
Jawablah :
“Nak, Allah itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Tanya 2: “Bu, bentuk Allah itu seperti apa?”
Jangan jawab begini :
“Bentuk Allah itu seperti anu ..ini..atau itu….” karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.
Jawablah begini :
“Adek tahu ‘kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing,..semuanya.. nah, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
فَاطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ‌ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ أَزۡوَٲجً۬ا‌ۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِ‌ۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬‌ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ (١١)
[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)
Tanya 3: “Bu, kenapa kita gak bisa lihat Allah?
Jangan jawab begini :
Karena Allah itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Jawaban bahwa Allah itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. [Al-Hadid (57) : 3]
Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Allah dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Allah itu nyata senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.
Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) “barang” dan “sesuatu” yang ditujukan pada Allah. Bukankah sudah jelas dalil Surat Asy-Syura di atas bahwa Allah itu laysa kamitslihi syai’un; Allah itu bukan sesuatu; tidak sama dengan sesuatu; melainkan Pencipta segala sesuatu.
Meskipun segala sesuatu berasal dari Zat-Sifat-Asma (Nama)-dan Af’al (Perbuatan) Allah, tetapi Diri Pribadi Allah itu tidak ber-Zat, tidak ber-Sifat, tidak ber-Asma, tidak ber-Af’al. Diri Pribadi Allah itu tidak ada yang tahu, bahkan Nabi Muhammad Saw. sekali pun. Hanya Allah yang tahu Diri Pribadi-Nya Sendiri dan tidak akan terungkap sampai akhir zaman di dunia dan di akhirat.
[Muhammad melihat Jibril] ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu Yang Meliputinya. Penglihatannya [Muhammad] tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak [pula] melampaui-Nya. (Q.S. An-Najm: 16-17) {ini tafsir dari seorang arif billah, bukan dari saya pribadi. Allahua’lam}
Jawablah begini :
“Mengapa kita tidak bisa melihat Allah?”
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris )
“Adik bisakah nampak matahari yang terang itu langsung? Tidak ‘kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah,melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi,Bagimana kita mau melihat Pencipta matahari itu. Iya ‘kan?!”
Atau bisa juga beri jawaban :
Adek, lihat langit yang luas dan ‘besar’ itu ‘kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit ‘kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita salat. Allah Mahabesar.
Bisa juga dengan simulasi sederhana seperti pernah saya ungkap di postingan “Melihat Tuhan”.
Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek ‘kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari Sobat setelah itu?
Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. “Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara.”
Tanya 4: “Bu, Allah itu ada di mana ?“
Jangan jawab begini :
“Nak, Allah itu ada di atas..di langit..atau di surga atau di Arsy.” Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Lalu jika Allah ada di langit, apakah di bumi Allah tidak ada? Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Allah…berarti prinsip Allahu Akbar itu bohong? [baca juga Ukuran Allahu Akbar]
Dia bersemayam di atas ’Arsy. <— Ayat ini adalah ayat mutasyabihat, yaitu ayat yang wajib dibelokkan tafsirnya. Kalau dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal makna denotatif dan konotatif, nah.. ayat mutasyabihat ini tergolong makna yang konotatif.
Juga jangan jawab begini :
“Nak, Allah itu ada di mana-mana.”
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Allah itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.
Jawablah begini :
“Nak, Allah itu dekat dengan kita. Allah itu selalu ada di hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Allah selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada.”
“Qalbun mukmin baitullah”, ‘Hati seorang mukmin itu istana Allah.” (Hadis)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.(Q.S. Al-Hadiid: 4)
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 115)
Allah sering lho bicara sama kita.. misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan,..nah, itulah bisikan Allah untukmu, Sayang.” (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al-Baqarah: 213)
Tanya 5: “Bu, kenapa kita harus nyembah Allah?”
Jangan jawab begini :
“Karena kalau kamu tidak menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Allah, kamu akan dimasukkan ke surga.”
Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Allah bahkan menjadi benih syirik halus (khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka,”Masak sama Allah kayak dagang aja! Yang namanya Allah itu berarti butuh penyembahan! Allah kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, surga; kalau gak diturutin, neraka!!”
“Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya.” (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)
Jawablah begini :
“Nak, kita menyembah Allah sebagai wujud bersyukur karena Allah telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi.. kalau mesti bayar, ‘kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.
Kalau Adek gak nyembah Allah, Adek yang rugi, bukan Allah. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam. (Q.S. Al-Ankabut: 6)
Katakan juga pada anak:
“Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Allah, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?! (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)
“Kenapa, Bu ?”
“Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal
Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Allah tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Allah selalu ada untuk kamu. Nanti, Allah juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu.”
Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Allah. (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis).
Wallahua’lam.
Sumber :  Jika Anak Bertanya tentang Tuhan | Muxlimo’s
Being a mom is a big deal, preparation is a must. Karena nasib peradaban ini dipercayakan pada tangan para ibu.
Go follow @SuperbMother | superbmother.tumblr.com
5K notes · View notes
arinyul · 2 years
Text
Kesiapan menerima hal 'berpasangan'
Aku menjadi bingung seperti dulu Adalah sebab kurangnya ilmu
Kurangnya mengetahui Medan Kurangnya memahami teman seperjuangan Dan kurangnya stok sabar Pemakluman atas afwan-afwan memang harus selalu disiapkan
Dan kesiapan atas segala sesuatu yang berpasangan adalah kesiapan atas kesuksesan dan kesalahan Kesiapan atas satunya tujuan dan kesalahpahaman Kesiapan atas berangkatnya dan uzurnya pasukan Kesiapan atas kesiapan dan kurangnya kesiapan Kesiapan membagi kisah dan menerima kisah…
{ وَيُذۡهِبۡ غَيۡظَ قُلُوبِهِمۡۗ وَيَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَىٰ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ } [سُورَةُ التَّوۡبَةِ: ١٥] dan Dia menghilangkan kemarahan hati mereka (orang mukmin). Dan Allah menerima taubat orang yang Dia kehendaki. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana
QS 9:15
2 notes · View notes
arinyul · 2 years
Text
Menikah itu bukan tujuan
Menikah adalah jalan, untuk memangkatkan kebaikan Untuk saling menyemangati dalam ketaatan Untuk saling mengingatkan dalam berjuang di jalanNya
Menikah bukan tujuan Tujuanmu adalah mencapai ridhoNya Dengan jalan ketaatan Dengan terus memperbaiki diri agar bisa bersyukur atas segala potensi yang sudah diamanahkan
Menikah bukan tujuan Bukan pula tuntutan tahap perkembangan sosial atasmu Menikah adalah jalan agar bisa lebih utuh dalam beribadah kepadaNya
Maka calon ayah yang kau cari adalah yang mau mengutuhkan agamanya dalam jalan kebaikan Maka calon suami yang kau cari adalah yang bisa melihat dirinya sesuai kapasitasnya Maka calon suami yang kau cari adalah entitas yang menyadari menikah adalah 2 hamba yang menyatu dalam jiwanya Untuk bersenyawa dalam project kebaikan
Menikah adalah jalan Bekalnya adalah kesiapan atas segala kemungkinan Modalnya adalah kemampuan untuk mandiri dalam memotivasi beramal kebaikan, jangan limpahkan pada partnermu kelak Karena ketaatanmu adalah tanggungjawabmu Karena ketaatan salah satu darimu bisa menjadi vibrasi keberkahan dalam rumah tanggamu Karena ketaatan darimu jadi penentu kualitas generasi selanjutnya
Fokus perbaiki ketaatan padaNya Karena menikah adalah jalan Serahkan pada penentu Takdir Terbaik Kau tak akan kecewa
140622 A reminder for myself
1 note · View note
arinyul · 3 years
Text
📝Makna Hari Tarwiyah
#MutiaraDzulhijjah
#MasihBelajar
Tumblr media
3 notes · View notes
arinyul · 3 years
Text
Tetap yakin 100% bahwa Allah sudah menyiapkan hadiah terindah untukmu🤗. Jangan lelah berdoa ya dear.
Tumblr media
13.07.2021
94 notes · View notes
arinyul · 3 years
Text
Di akhir penghujung Jumat sore ini. Banyaklah meminta kebaikan dunia dan akhirat. Sebab kita tidak pernah tau akan dimatikan dalam keadaan apa diakhir hidup kita nanti. Hanya meminta semoga dimatika dalam keadaan baik. Allah Ridha terhadap diri kita. Dan hanya kebaikan saja yang akan kita tinggalkan.
Kita tidak bisa mengandalkan diri kita tanpa meminta pertolongan Allaah yang Maha Kuasa atas segala sesuatunya. Sebab diri ini lemah dan akan sangat membutuhkan pertolonganNya selalu.
Wahai Allaah, aku tidak pernah tau akhir hidupku nanti seperti apa. Namun aku berharap belas kasihmu, aku berharap ridhamu, agar akhir hidup ku adalah akhir yang baik untuk agama, dunia dan akhiratku. Sebab aku begitu takut, sedikitnya amal yang aku kerjakan akibat kurangnya aku mengamalkan apa yang telah Engkau perintahkan.
Pinta itu aku langitkan, dipenghujung Jumat sore ini.. melembutlah wahai hati, sesungguhnya engkau sungguh butuh sebuah nasihat..
113 notes · View notes
arinyul · 3 years
Text
Rumah yang Aman
Beberapa hari ini, saya teringat pada ayah saya. Mungkin karena seminggu yang lalu banyak yang merayakan Hari Ayah dengan mengunggahnya di media sosial. Saya tidak mengunggah apa pun, tetapi kepala saya dipenuhi memori indah sekaligus kikuk tentangnya.
Ada satu hal yang paling saya ingat dari beliau, yaitu kepekaannya. Bagi saya, beliau adalah orang yang paling bisa menjaga perasaan orang lain.
Apa buktinya? Sebetulnya banyak. Namun, saya hanya bisa menceritakan apa yang saya rasakan sebagai anak perempuannya.
Sebagai seorang ayah, beliau agaknya mengerti kalau anak perempuan punya kecenderungan untuk merasa cemburu. Saat kecil, saya kerap menunjukkan kecemburuan itu secara samar-samar. Apalagi saya adalah anak tengah dari enam bersaudara. Bagaimana rasanya jadi anak tengah? Ada sebuah film yang sungguh menggambarkan perasaan anak tengah dengan akurat: Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI). Di situ, anak tengah digambarkan sebagai sosok yang merasa dilupakan. Semua perhatian tersita pada si bungsu. Maka cemburu adalah responsnya demi mendapatkan kasih sayang.
Ayah saya paham pada kecenderungan itu sehingga beliau sering berusaha memastikan agar saya tidak merasa dilupakan. Misalnya, saat saya berulang tahun yang ke 17, beliau meminta ibu saya untuk menjenguk saya di Tangerang Selatan (saat itu saya sekolah di SMA berasrama), untuk "merayakan" ulang tahun saya.
Bahkan sampai saya sudah menikah dan punya anak seperti sekarang, beliau adalah orang yang masih selalu menjaga perasaan saya
Suatu kali, saat pulang ke rumah orangtua, saya melihat-lihat foto pernikahan Kakak dan Adik saya yang dipajang di ruang tengah. Kedua foto itu membingkai potret keluarga kami dalam panggung resepsi pernikahan. Hanya saja, foto keluarga saat pernikahan saya tak ikut dipajang di situ. Sebetulnya, saya tidak menyadari apalagi menganggap itu masalah sampai ayah saya melihat saya dan berkata, "Abi udah niat mau cetak foto keluarga pas nikahan Teteh dulu. Nanti Abi pasang di sini juga."
Beliau seperti khawatir saya akan merasa terlupakan karena foto pernikahan saya tak dipajang di sana. Beliau menjaga perasaan saya. Padahal, saya, sih, tidak menganggap persoalan foto pernikahan sepenting itu. Dan, di saat itulah saya tersadarkan bahwa saya adalah anak perempuan yang sangat beruntung karena memiliki ayah seperti beliau.
Di luar segala kekikukan yang tercipta di antara kami, saya selalu merasa dipahami di depan beliau. Pertanyaannya, basa-basinya, dan obrolan dengannya menyiratkan bahwa beliau sangat menjaga perasaan lawan bicaranya.
Saya menuliskan ini sambil berurai air mata. Entah karena haru, sedih, atau gembira. Yang jelas, saya bersyukur kepada Tuhan karena memiliki beliau dalam hidup saya. Dan, sebagai bentuk syukur, saya berjanji untuk meneladani beliau, terutama dalam hal menjaga perasaan anak perempuan.
Berhubung saat ini saya dikaruniai dua orang anak perempuan, saya mengamati betul bahwa karakteristik anak perempuan memang sangat mudah cemburu. Dan, saya tahu bagaimana menghadapinya, karena saya ingat bagaimana ayah saya memperlakukan saya.
Karena sikap beliau, saya merasa dicintai. Meskipun terdengar sederhana, tetapi semua memori itu jadi sesuatu yang menumbuhkan rasa aman, nyaman, dan tenang dalam diri saya hingga sekarang.
Suara-suara beliau menjadi sebuah rumah yang aman untuk pulang, ketika saya merasa kesepian, dilupakan, atau terpinggirkan.
385 notes · View notes
arinyul · 3 years
Text
Di ujung hari, saat tubuh sudah lelah, tenaga habis, pikiran penuh, perasaan tidak keruan, lidah terlalu kelu untuk berkisah, jemari pun terlalu bingung untuk menuliskannya, satu-satunya yang bisa berbicara hanyalah hati.
Saat itulah membisikkan "Alhamdulillah" dalam hati terasa sangat nikmat.
"Alhamdulillah" adalah satu kata yang menyembunyikan banyak cerita getir manusia, yang hanya diketahui oleh dirinya dan Tuhannya.
"Alhamdulillah, baik", padahal hanya berusaha terlihat baik-baik saja.
"Alhamdulillah, senang," padahal ada kesedihan yang tidak diumumkan.
"Alhamdulillah, berhasil," padahal ada kegagalan yang disimpan sendirian.
Semoga semua yang tengah menguatkan diri di balik "Alhamdulillah" diberi kelapangan dan kebahagiaan yang sejati. ☺️
302 notes · View notes